Anda di halaman 1dari 85

PROPOSAL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN


SECTIO CAESAREA DI RS ADVENT BANDAR LAMPUNG

FLORENSIA IRENA
52022165

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2023
PROPOSAL SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN
SECTIO CAESAREA DI RS ADVENT BANDAR LAMPUNG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan

FLORENSIA IRENA
52022165

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi Berjudul :

“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN


SECTIO CAESAREA DI RS ADVENT BANDAR LAMPUNG”

Disusun oleh :
FLORENSIA IRENA
52022165

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah


diperkenankan untuk diujikan

Boyolali, 19 Mei 2023

Pembimbing Utama,

Titik Wijayanti, S.Si.T,.M.Kes


NRP : 1200311
iii
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN


SECTIO CAESAREA DI RS ADVENT BANDAR LAMPUNG”

Disusun Oleh :

FLORENSIA IRENA
52022165

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Program Studi Sarjana


Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Pada:

Hari : Rabu
Tanggal : 24 Mei 2023

Penguji II Penguji III

Atik Setiyaningsih, S.Si.T. M.Kes Titik Wijayanti, S.Si.T,.M.Kes


NRP : 1200320 NRP : 1200311

Penguji I

DR. Yanti, SST. M.Keb


NIDN : 0612087503

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana pada
Program Studi Sarjana Kebidanan STIkes Estu Utomo. Skripsi ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu. Dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Sarwoko, S.Ag, S.Kep.Ns, M.Kes sebagai Ketua STIKes EstuUtomo
2. Ibu Ardiani Sulistiani, S.ST., M.Kes sebagai Ka. Prodi Sarjana Kebidanan
STIKes EstuUtomo.
3. Ibu Titik Wijayanti, S.Si.T,.M.Kes sebagai pembimbing utama.
4. Bapak dr. Charles Z.Suoth, MARS sebagai Direktur RS Advent Bandar
Lampung
5. Orang Tua dan Suami , yang selalu memberikan dukungan secara moral
maupun materiil serta kesabarannya yang luar biasa dalam menemani setiap
langkah hidup penulis
6. Seluruh rekan-rekan penulis yang berada di Estu Utomo, terimakasih atas
semangat dan motivasi yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini
7. Seluruh responden yang telah memberikan waktu dan informasi untuk
membantu penyelesaian skripsi ini
8. Serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Boyolali, 1 April 2023
Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ..................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................3
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................4
KATA PENGANTAR...............................................................................................5
DAFTAR ISI.............................................................................................................6

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….....
4
1. Masalah .............................................................................
4
2. Permasalahan ....................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
1. Tujuan Umum ................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .................................................................. 5
D Ruang Lingkup …………………………………………….... 6
1. Ruang Lingkup Tempat...................................................... 6
2. Ruang Lingkup Waktu........................................................ 6
3. Ruang Lingkup Materi ....................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ................................................................. 7
2. Manfaat Praktis ......................................................................... 7
F. Keaslian Penelitian .................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 11
A. Landasan Teori ..........................................................................
11
1. Persalinan .......................................................................... 11 a.. Faktor
yang Mempengaruhi Persalinan ……………… 11 b.. Mekanisme Persalinan
……………………………….. 13 c.. Jenis-Jenis Persalinan
……………………………….. 14 d.. Tanda-Tanda Persalinan
…………………………….. 15
2. Resiko Tinggi Persalinan .................................................. 16
3. Sectio Caesarea ................................................................. 17 a.. Pengertian
Sectio Caesarea ………………………….. 17 b.. Istilah Sectio Caesarea
………………………………. 18 c.. Jenis Persalinan Sectio Caesarea
…………………….. 19 d.. Indikasi Persalinan Sectio Caesarea
…………………. 22 e.. Kontraindikasi Sectio Caesarea ………………………
23 f...Komplikasi Sectio Caesarea …………………………. 23
g.. Resiko Persalinan Sectio Caesarea …………………... 24
h.. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sectio Caesarea ... 26
a).Gawat Janin ……………………………………….. 26
b) Makrosomia Janin ………………………………..
29
c) Cephalo Pelvic Disproportion ……………………
30
d) Riwayat Sectio Caesarea …………………………
31
e) Gagal Induksi ……………………………………
31
vi
f) Letak Lintang ……………………………………
32
g) Usia Ibu ………………………………………….
33
h) Paritas Ibu ………………………………………..
35
i) Tinggi Badan Ibu ………………………………..
36
B. Kerangka Teori .......................................................................
38
C. Kerangka Konsep ...................................................................
39
D. Hipotesis Penelitian.................................................................
40

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 42


A. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................
42
B. Populasi dan Sampel ..............................................................
42
C. Teknik Sampling ……………………………………………
43
D. Waktu dan Tempat Penelitian................................................
43
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................
43
1. Variabel Penelitian ..........................................................
43
2. Definisi Operasional.........................................................
44
F. Jenis dan Pengumpulan Data...................................................
48
G. Instrumen dan Bahan Penelitian ............................................
49
H. Prosedur Penelitian ………………………………………….
50
I. Pengolahan Data ....................................................................
51
I. Analisa Data .......................................................................... 52
1. Analisa Univariat ............................................................. 53
2. Analisa Bivariat ............................................................... 53
K. Etika Penelitian ....................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
rendahnya indikator status kesehatan masyarakat dan merupakan ukuran
kemajuan suatu negara dibidang kesehatan. Saat ini pembangunan
berkelanjutan yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) hadir
menggantikan Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada
tahun 2015. Salah satu tujuan dari SDGs adalah menjamin kehidupan yang
sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia termasuk
didalamnya mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per
100.000 kelahiran dan mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru
lahir menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran (Bappenas, 2017).
Jumlah kasus kematian ibu di Indonesia tahun 2021 sebanyak 7389 kasus.
Penyebab jumlah kematian ibu pada tahun 2021 terkait COVID-19 sebanyak
2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330 kasus, lain-lain sebanyak 1.309 kasus,
hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus, jantung sebanyak 335 kasus,
infeksi sebanyak 207 kasus, gangguan metabolik sebanyak 80 kasus, gangguan
sistem peredaran darah sebanyak 65 kasus dan abortus sebanyak 14 kasus.
(Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2022).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Lampung tahun 2021 sebanyak 187
kasus kematian. Penyebab kematian ibu di Provinsi Lampung tahun 2021
terkait COVID-19 sebanyak 45%, perdarahan 21%, hipertensi dalam kehamilan
15%, lain-lain 12%, jantung 4% dan infeksi 3%. (Sumber: Laporan Tahunan
Bidang Kesmas, Provinsi Lampung, 2022)
Menurut World Health Organization (WHO) tahun (2020) salah satu faktor
yang secara efektif mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan perinatal
adalah dengan operasi caesar. Sejak tahun 1985 komunitas perawatan
kesehatan internasional telah mempertimbangkan angka ideal untuk operasi
caesar menjadi antara 10% dan 15% baik negara maju dan berkembang.
Operasi caesar efektif dalam menyelamatkan ibu dan bayi hidup, tetapi hanya
dilakukan jika alasan atau indikasi secara medis.
Persalinan merupakan proses alami bagi seorang ibu dimana terjadi
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan (37-42
minggu). Terdapat dua metode persalinan, yaitu persalinan melalui vagina yang
dikenal dengan persalinan alami dan persalinan Caesar atau Sectio Caesarea
(SC). Persalinan Sectio Caesarea (SC) merupakan proses pembedahan untuk
melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut dan rahim (Cunningham et
al., 2018).
Persalinan Sectio Caesarea (SC) dilakukan atas dasar indikasi medis,
seperti placenta previa, presentasi abnormal pada janin, serta indikasi lain yang
dapat membahayakan nyawa ibu dan janin (Cunningham et al., 2018).
Dari berbagai penyulit persalinan yang terjadi akan diputuskan untuk
melaksanakan operasi Sectio Caesarea, operasi ini harus dipahami sebagai
alternatif persalinan ketika jalan lahir normal tidak bisa lagi. Sebenarnya
melahirkan dengan operasi Sectio Caesarea ditunjukkan untuk indikasi medis
tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi. Semua
indikasi itu berdasarkan kondisi medis dari ibu atau bayi yang memerlukan
tindakan melahirkan secara caesar. Sectio Caesarea atau bedah caesar harus
dipahami sebagai alternatif persalinan ketika jalan normal tidak bisa lagi
(Cunningham et al., 2018).
Berdasarkan data riset Clarence et all (2020) yang di publikasikan dalam
journal of occupoational medicine and toxicology peningkatan angka kelahiran
caesar selama tiga dekade terakhir sangat mengkhawatirkan baik di negara
negara berpenghasilan tinggi maupun negara berpenghasilan menengah. Angka
kelahiran caesar negara-negara di Eropa Barat, Amerika Utara dan Amerika
Selatan lebih dari 30% ( > dari standar WHO 10 – 15%). Peningkatan angka
persalinan caesar ini sebagian dapat dijelaskan oleh meningkatnya jumlah
operasi caesar yang dilakukan atas permintaan ibu maupun disebabkan indikasi

2
medis.
Persalinan SC di Indonesia sebesar 17,6% tertinggi di wilayah DKI Jakarta
sebesar 31,3% dan terendah di Papua sebesar 6,7% (Kemenkes RI, 2020)
Persalinan dengan metode Sectio Caesarea lebih tinggi pada daerah
perkotaan yaitu sebesar 22,1% dan di daerah perdesaan yaitu sebesar 12,4%
(Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
angka persalinan Sectio Caesarea di Provinsi Lampung pada tahun 2018 adalah
sebesar 15.679 dari 171.975 persalinan atau sekitar 9,1%. Angka persalinan
sectio caesarea di Provinsi Lampung meningkat pada tahun 2019 menjadi
sebesar 17.748 dari 73.446 persalinan atau sekitar 10,2% (Dinkes Lampung,
2019).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2018, proporsi
metode persalinan pada perempuan umur 10-54 tahun menurut provinsi secara
nasional persalinan dengan metode Sectio Caesarea adalah sebesar 16,7%.
Provinsi dengan angka persalinan dengan metode Sectio Caesarea tertinggi
adalah Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 31,1% dan Provinsi dengan angka
persalinan dengan metode Sectio Caesarea terendah adalah Provinsi Papua
yaitu sebesar 6,7%. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2020
angka persalinan dengan metode Sectio Caesarea meningkat di seluruh dunia
dan melebihi batas kisaran 10%-15% yang direkomendasikan. Amerika Latin
dan wilayah Karibia menjadi penyumbang angka persalinan dengan Sectio
Caesarea tertinggi yaitu 40,5%, diikuti oleh Eropa 25%, Asia 19,2% dan Afrika
7,3%. Menurut statistik dan 3.509 kasus Sectio Caesarea, indikasi untuk Sectio
Caesarea antara lain disproporsi janin panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta
previa 11%, pernah Sectio Caesarea 11%, kelainan letak janin 10%,
preeklampsia dan hipertensi 7%.
RS Advent Bandar Lampung merupakan salah satu RS yang terdapat di
Kota Bandar Lampung, berdasarkan data rekam medis ruang rawat inap di
ruang kebidanan RS Advent Bandar Lampung pada bulan Januari s/d
Desember 2022 terdapat 383 pasien yang melahirkan di RS Advent Bandar
Lampung, terdapat 267 pasien melahirkan secara Sectio Sesarea dan 116
3
pasien partus spontan pervaginam. Penyebab terbanyak dari persalinan Sectio
Caesarea di RS Advent Bandar Lampung seperti gagal induksi, gawat janin,
letak lintang, plasenta previa, makrosomia, riwayat Sectio Caesarea < 2 tahun.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka peneliti
tertarik melakukan penelitian untuk melakukan kajian secara lebih dekat dan
analisis yang lebih mendalam dengan judul faktor-faktor yang berhubungan
dengan persalinan dengan Sectio Caesarea di RS Advent Bandar Lampung

B. Rumusan Masalah 1. Masalah


Dari data rekam medis rawat inap yang diambil di ruang kebidanan dari
bulan Januari s/d Desember 2022 sebanyak 383 pasien yang melahirkan di
RS Advent Bandar Lampung, terdapat 267 pasien melahirkan secara Sectio
Sesarea dan 138 pasien partus spontan pervaginam. Sehingga masih
tingginya angka Sectio Caesarea di RS Advent Bandar Lampung. Dari
uraian di atas, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini
adalah “Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan Sectio Caesarea di
RS Advent Bandar Lampung”.

2. Permasalahan
Dari rumusan masalah tersebut, maka permasalahan yang akan penulis
adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan persalinan Sectio
Caesarea di RS Advent Bandar Lampung
Meliputi :
a. Apakah ada hubungan gawat janin dengan tindakan Sectio Caesarea di
RS Advent Bandar Lampung?
b. Apakah ada hubungan makrosomia janin dengan tindakan Sectio
Caesarea di RS Advent Bandar Lampung?
c. Apakah ada hubungan cephalo pelvic disproportion (CPD) dengan
tindakan Sectio Caesarea di RS Advent Bandar Lampung?

4
d. Apakah ada hubungan ibu dengan riwayat Sectio Caesarea < 2 tahun /
bekas Sectio Caesarea dengan tindakan Sectio Caesarea di RS Advent
Bandar Lampung?
e. Apakah ada hubungan gagal induksi dengan tindakan operasi Sectio
Caesarea pada persalinan ibu di RS Advent Bandar Lampung?
f. Apakah ada hubungan letak lintang dengan tindakan operasi Sectio
Caesarea pada persalinan ibu di RS Advent Bandar Lampung?
g. Apakah ada hubungan usia ibu dengan tindakan operasi Sectio Caesarea
pada persalinan ibu di RS Advent Bandar Lampung?
h. Apakah ada hubungan paritas ibu dengan tindakan operasi Sectio
Caesarea pada persalinan ibu di RS Advent Bandar Lampung?
i. Apakah ada hubungan tinggi badan ibu dengan tindakan operasi Sectio
Caesarea pada persalinan ibu di RS Advent Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan
Sectio Caesarea di RS Advent Bandar Lampung.

2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan faktor gawat janin
b. Mendeskripsikan faktor makrosomia janin
c. Mendeskripsikan faktor cephalo pelvic disproportion (CPD)
d. Mendeskripsikan faktor ibu dengan riwayat Sectio Caesarea < 2 tahun
atau bekas Sectio Caesarea
e. Mendeskripsikan faktor gagal induksi
f. Mendeskripsikan faktor letak lintang
g. Mendeskripsikan faktor usia ibu
h. Mendeskripsikan faktor paritas ibu
i. Mendeskripsikan faktor tinggi badan ibu
j. Mendeskripsikan persalinan Sectio Caesarea

5
k. Menganalisis hubungan gawat janin dengan tindakan Sectio Caesarea
l. Menganalisis hubungan makrosomia janin dengan tindakan Sectio
Caesarea
m.Menganalisis hubungan cephalon pelvic disproportion (CPD) dengan
tindakan Sectio Caesarea
n. Menganalisis hubungan ibu dengan Riwayat Sectio Caesarea < 2 tahun
atau bekas Sectio Caesarea dengan tindakan Sectio Caesarea
o. Menganalisis hubungan gagal induksi dengan tindakan Sectio Caesarea
p. Menganalisis hubungan letak lintang dengan tindakan Sectio Caesarea
q. Menganalisis hubungan usia ibu dengan tindakan Sectio Caesarea
r. Menganalisis hubungan paritas ibu dengan tindakan Sectio Caesarea
s. Menganalisis hubungan tinggi badan ibu dengan tindakan Sectio
Caesarea

D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Tempat
Tempat penelitian ini dilakukan di Ruang Kebidanan di RS Advent Bandar
Lampung.

2. Ruang Lingkup Waktu


Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data dari rekam medik
pasien dari bulan Januari s/d Desember 2022.

3. Ruang Lingkup Materi


Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu kebidanan yang meneliti
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi operasi Sectio Caesarea pada
persalinan ibu. Faktor-faktor yang akan diteliti meliputi gawat janin,
makrosomia janin, cephalo pelvic disproportion (CPD), ibu dengan
riwayat Sectio Caesarea < 2 tahun, gagal induksi, usia ibu, paritas ibu,
tinggi badan ibu.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
6
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan
khususnya dalam ilmu kebidanan tentang persalinan dengan Sectio
Caesarea bagi perawat, bidan, dokter Obgyn dan seluruh staf di RS Advent
Bandar Lampung.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Ibu Hamil


Penelitian ini diharapan dapat meningkatkan pengetahuan para ibu
hamil tentang persalinan Sectio Caesarea, sehingga diharapkan para
ibu hamil dapat memilih dan menentukan metode persalinan yang
akan dilakukan.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan serta pengalaman peneliti untuk meningkatkan
pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
persalinan dengan Sectio Caesarea.

c. Bagi Tempat Penelitian


Sebagai bahan masukan dan sarana informasi untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pengetahuan tentang
faktor-faktor dengan persalinan dengan Sectio Caesarea.

d. Bagi Institusi Pendidikan


Menambah sumber informasi bagi mahasiswi tentang persalinan
Sectio Caesarea.
7
F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Kerangka Keaslian
Judul Peneliti Metode Hasil Perbedaan
Perbedaan rasa takut Febi Penelitian komparatif Kedua kelompok penelitian (ibu hamil Penelitian ini membahaskan psikis
akan kelahiran antara Mutiara, noneksperimental. dengan kelahiran normal dan ibu hamil rasa takut ibu dalam persalinan.
ibu hamil dengan dengan bedah caesar) memiliki
kelahiran normal dan Eunike Populasi : karakteristik yang hampir sama,
ibu hamil dengan Sri Tyas Pasien ibu hamil RS / klinik. dimana sebagian besar terdiri atas ibu Perbedaan variabel yang diteliti
bedah Caesar di klinik hamil berusia 26-30 tahun, adalah gawat janin, makrosomia
Suci Sampel :
/ Rumah Sakit 2004 berpendidikan setingkat perguruan janin, CPD, ibu dengan bekas SC,
Ibu hamil yang memiliki tinggi, sedang pada bulan ketujuh gagal induksi, letak lintang, usia
karakteristik sebagai berikut: kehamilannya, dan berasal dari ibu, paritas ibu, tinggi ibu.
golongan menengah. Perbedaan
tidak SC, usia 20-35 tahun, karakteristik antara kedua kelompk
kehamilan pertama, usia penelitian hanya ditemukan dalam
status pekerjaan, dimana pada kelompk
kandungan 7-9 bulan, berasal
yang memilih persalinan bedah caesar
dari ekonomi menengah atas.
Teknik sampling : purposive
sampling
Analisis data : menggunakan
8
kuesioner yang mengukur tanpa indikasi medis sebagian besar
tingkat rasa takut dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga,
pengetahuan tentang SC. sedangkan pada kelompok penelitian
hanya ditemukan dalam status
pekerjaan, dimana setingkat perguruan
tinggi.

Operasi Seksio G. Pro Penelitian ini menggunakan Dalam waktu 5 tahun, antara tahun Penelitian ini membahaskan tentang
Sesarea di SMF I Harry K metode deskriptif 2001-2006 ada peningkatan signifikan kenaikan operasi Sectio Caesarea
Obstetri & Gondo observasional dengan Seksio Sesarea (sekitar 45 %) karena dalam kurun waktu 5 tahun.
Ginekologi RSUP Populasi : Previous Cesarean Section dari 7,4 %
Sanglah Semua ibu yang melahirkan. (2001) menjadi 10,7 % Perbedaan variabel yang diteliti
adalah gawat janin, makrosomia
Denpasar, Bali Tahun Sampel : (2006)
janin, CPD, ibu dengan bekas SC,
2001 dan 2006 Ibu yang melahirkan dengan gagal induksi, letak lintang, usia
SC. ibu, paritas ibu, tinggi ibu.
Teknik sampling :
Purposive sampling.
Analisis data : Menggunakan
kuesioner

Faktor-faktor yang Isti Penelitian ini menggunakan Faktor-faktor yang berhubungan Penelitian ini membahaskan faktor-
9
berhubungan dengan Mulyawati, metode surveyanalitik dengan persalinan operasi sectio faktor Sectio Caesarea tentang usia
persalinan operasi Mahalul dengan pendekatan cross caesarea di Rumah Sakit Islam ibu, paritas dan kejadian anemia
YAKSSI Gemolong Sragen adalah usia saja. Sedangkan perbedaan pada
Seksio Sesarea di RS Azam, Dina sectional. ibu, paritas, serta kejadian anemia. penelitian ini adalah gawat janin,
Islam YAKSSI Nur Populasi : makrosomia janin, CPD, ibu
dengan bekas SC, gagal induksi,
Gemolong Kabupaten Anggraini Seluruh ibu yang melahirkan
letak lintang, usia ibu, paritas ibu,
Sragen 2010 Ningrum di RS Islam YAKSSI. tinggi ibu
Sampel :
Sebagian ibu yang melairkan
di RS Islam YAKKSSI.
Teknik sampling :
Consecutive sampling.
Analisis data :
Menggunakan kuesioner dan
wawancara dengan uji
statistik chi square dan fisher
dengan derajat kemaknaan
(α) = 0,05.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi
pada kehamilan yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai
adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi
serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan
presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta
tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Eka Puspita, 2014).
Persalinan normal adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi
baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2012).
Persalinan normal adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan persentasi belakang kepala, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Margareth ZH, 2013).
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2013).

a. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan adalah:


1) Passage
Passage adalah jalan lahir yang merupakan jalan lahir yang harus
dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul,
serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lahir tanpa adanya rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal.
a) Passage
Bagian keras tulang – tulang panggul (rangka panggul)
Bagian lunak (otot – otot, serviks, vagina)
b) Sumbu panggul
Sumbu panggul merupakan garis yang menghubungkan
titiktitik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan
(sumbu Carus).
c) Bidang-bidang Hodge
Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan
bagian atas simpisis dan promontorium.
Bidang Hodge II : sejajar Hodge I setinggi pinggir bawah
simpisis.

Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina


ischiadika kanan dan kiri.

Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II, III setinggi os


coccygis (Sondakh, 2013).

2) Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasenta janin bergerak di
sepanjang jalan lahir merupakan akibat terjadinya interaksi
beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, dan
posis janin janin dapat memengaruhi persalinan karena presentasi
dan ukurannya. pada presentasi kepala, tulang – tulang masih
dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, tepi tulang dapat
menyisip di antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya
(disebut moulage/molase) sehingga ukuran dari kepala bayi
menjadi lebih kecil (Runjati dkk, 2017).

12
3) Power
Power merupakan kekuatan yang mendorong janin pada saat
persalinan antara lain his, kontraksi otot perut, kontraksi
diafragma, dan aksi dari ligament kekuatan primer yang
diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai
kekuatan sekundernya adalah tenaga mengejan ibu (Runjati dkk,
2017).
4) Psikologis
Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan
anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama
bersalin dan kelahiran bayinya dianjurkan mereka berperan aktif
dalam mendukung dan mendampingi langkah – langkah yang
mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu, hargai
keinginan ibu untuk didampingi, dapat membantu kenyamanan
ibu seperti memilih posisi bersalin yang diinginkan ibu (Runjati
dkk, 2017).
5) Penolong
Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai
legalitas dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan
serta mempunyai kompetensi dalam menolong persalinan,
menangani kegawat daruratan serta melakukan rujukan jika
diperlukan penolong persalinan selalu menerapkan upaya
pencegahan infeksi yang dianjurkan termasuk standar oprasional
prosedur diantaranya yaitu mencuci tangan, memakai sarung
tangan dan perlengkapan perlindungan pribadi serta
pendokumentasian alat bekas pakai (Rukiah dkk, 2013)

b. Mekanisme Persalinan
Menurut Indriyani & Maudy tahun 2016 mekanisme persalinan
merupakan gerakan janin yang mengakomodasikan diri terhadap panggul
ibu.

13
1) Penurunan/turunnya kepala
a) Masuknya kepala kepintu atas panggul
b) Majunya kepala.
2) Fleksi
Dengan majunya kepala, biasanya fleksi juga bertambah hingga
ubun-ubun kecil (UUK) lebih rendah dari ubun-ubun besar (UUB).
3) Putaran paksi dalam
UUK memutar kedepan kebawah sympisis pubis bersamaan dengan
majunya kepala. Putaran faksi dalam terjadi bila kepala sudah
sampai di hodge tiga.
4) Ekstensi
Setelah kepala sampai didasar panggul, terjadi ektensi atau defleksi
dari kepala. Setelah suboksiput sebagai hipomoclion maka lahirlah
berturut-turut ubun-ubun kecil (UUK), UUB, dahi, mata, hidung,
mulut dan dagu bayi.
5) Putaran Paksi Luar
Setelah kepala bayi lahir maka kepala memutar kembali kearah
punggung bayi untuk mengilangkan torsi (proses memilin) pada
leher yang terjadi pada rotasi dalam.
6) Ekpulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan kelihatan dibawah simpisis
dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang.
Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan
bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir (Indriyani & Maudy,
2016)

c. Jenis-Jenis Persalinan
Persalinan pada umumnya merupakan proses yang fisiologis yang
terjadi pada akhir kehamilan. Proses persalinan biasanya diawali dengan
kontraksi uterus yang adekuat yang diikuti dengan adanya pembukaan
serviks, kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran hasil konsepsi, dan

14
diakhiri dengan 2 jam post partum (Kurniarum, 2016).
Berikut adalah jenis persalinan:
1) Persalinan Pervaginam
Persalinan pervaginam disebut juga persalinan spontan. Persalinan
spontan adalah proses pengeluaran janin secara spontan melalui
pervaginam dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin. Persalinan normal dimulai dengan kala satu
persalinan yang didefinisikan sebagai pemulaan kontraksi secara
adekuat yang ditandai dengan perubahan serviks yang progresif dan
diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 centimeter) (Prawirohardjo,
2012).
2) Persalinan Bedah Sesar
Persalinan bedah sesar termasuk dalam persalinan buatan. Persalinan
bedah sesar dikenal dengan istilah Sectio Caesarea (SC) yaitu
pengeluaran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen
dan uterus. Tindakan ini dipertimbangkan sebagai pembedahan
abdomen mayor (Reeder, 2012).

d. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda-tanda Persalinan yang merupakan tanda pasti dari persalinan
adalah (Kurniarum, 2016): 1) Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sifat sebagai berikut:
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan
b) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
c) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix

15
e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang
terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan
pembukaan serviks.
2) Penipisan dan pembukaan serviks
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis
keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen
bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.

2. Resiko Tinggi Persalinan


Resiko tinggi persalian atau komplikasi persalinan merupakan suatu
kondisi yang dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi
selama proses kelahiran. Kegawatan tersebut harus segera ditangani,
karena jika lambat dalam menangani akan menyebabkan kematian ibu
(Bandiyah, 2017).
Menurut Manuaba (2016), kehamilan risiko tinggi diantaranya ibu
dengan primi muda, primi tua, jarak kehamilan < 2 tahun, terlalu banyak
anak, tinggi badan < 145 cm, kehamilan ganda, mempunyai riwayat
BBLR sebelumnya, adanya riwayat abortus, melahirkan dengan vacuum
dan riwayat SC.
Menurut Widarta et al. (2015), dalam penelitiannya risiko yang akan
terjadi pada kehamilan terlalu banyak anak (4 kali melahirkan) adalah
kelainan letak, persalinan letak lintang, robekan rahim pada kelainan
letak lintang, persalinan lama, perdarahan pasca persalinan.
Menurut hasil penelitian Komariah & Nugroho (2019), dalam
penelitiannya ibu dengan paritas berisiko mayoritas mengalami
komplikasi persalinan sehingga semakin berisiko paritas akan semakin
tinggi komplikasi persalinan.
Menurut Varney (2016) menyatakan bahwa seorang wanita yang
mempunyai riwayat penyakit yang parah akan lebih membahayakan
kondisi dirinya sendiri pada saat hamil.

3. Sectio Caesarea a. Pengertian Sectio Caesarea


Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut dan
vagina, atau Sectio Caesarea adalah suatu histerotomia untuk
melahirkan janin dalam rahim (Mochtar, 2012).
Sectio Caesarea adalah melahirkan janin dengan cara pembedahan
pada dinding perut dan dinding uterus, dimana setelah enam minggu
keadaan uterus akan kembali pada keadaan sebelum hamil (Hartati dan
Maryunani, 2015).
Sectio Caesarea adalah operasi yang ditujukan untuk indikasi
medis tertentu, seperti indikasi bayi maupun indikasi ibu, tindakan ini
berupa operasi dengan membuka dinding rahim dengan sayat pada
dinding perut (Indiarti, 2015).
Sectio Caesarea merupakan prosedur operasi besar yang banyak
dilakukan wanita didunia, tindakan ini meningkat semakin banyak
karena beberapa penyebab, seperti sectio sesarea elektif merupakan
tindakan yang dilakukan atas atas beberapa indikasi seperti indikasi
obstetrik, medis atau karena keinginan pasien, apabila dilakukan
secara terpaksa disebut juga dengan tindakan emergensi (Krisnadi et
al., 2012).
Operasi caesar hanya dilakukan apabila proses persalinan normal
tidak mungkin untuk dilakukan. Ketidakmampuan melahirkan normal
pada ibu disebabkan berbagai faktor, baik faktor dari ibu ataupun janin
yang dikandungnya (Wirawan, 2016).

17
Menurut Wirawan (2017) pertimbangan seorang dokter sebelum
memutuskan ibu dilakukan operasi yaitu kehamilan kembar, ibu
dengan penyakit berat, tekanan darah tinggi, bentuk panggul sempit,
masalah dengan plasenta dan posisi bayi.
Persalinan Sectio Caesarea memiliki resiko lima kali lebih besar
terjadi komplikasi dibandingkan persalinan normal. Faktor yang paling
banyak adalah faktor anastesi, pengeluaran darah oleh ibu selama
proses operasi, komplikasi penyulit, endometritis (radang
endometrium), trombopleblitis (pembekuan darah pembuluh balik),
embolisme (penyumbatan pembuluh darah) dan pemulihan dan bentuk
letak rahim menjadi tidak sempurna. Komplikasi lain yang dapat
bersifat ringan adalah kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari pada
masa nifas. Perencaan kehamilan kembali juga membutuhkan waktu
cukup lama. Pemulihan persalinan yang berlangsung lama sehingga
ibu dapat lebih lama tinggal di rumah sakit, dan otomatis biayanya
semakin mahal. Selain itu karena pemulihannya lebih lama akibat
sayatan yang belum kering dan masih sakit, ibu akan menunda
aktifitas lebih lama dibandingkan dengan ibu yang melahirkan alami.
Termasuk hubungan seksual dan olah raga sehingga penurunan berat
badan berlangsung lebih lama, selain itu seorang ibu yang mengalami
SC hanya dibatasi memiliki 3 anak saja (Marlina, 2014).

b. Istilah Sectio Caesarea


Menurut Mochtar (2012), ada beberapa istilah dalam Sectio
Caesarea (SC) yaitu:
1) Sectio Caesarea Primer (Elektif)
Sejak semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan
dengan cara Sectio Caesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran
biasa, misalnya pada panggung sempit (CV kurang dari 8 cm).
2) Sectio Caesarea Sekunder
Sectio Caesarea sekunder adalah keadaan ibu bersalin dilakukan
partus percobaan terlebih dahulu, jika tidak ada kemajuan (gagal)
maka dilakukan Sectio Caesarea.
3) Sectio Caesarea Ulang (Repeat Caesarean Sectio)
Ibu pada kehamilan lalu menjalani operasi Sectio Caesarea dan
pada kehamilan selanjutnya juga dilakukan Sectio Caesarea.
4) Sectio Caesarea Histerektomi
Suatu operasi yang meliputi kelahiran janin dengan SC yang secara
langsung diikuti histerektomi karena suatu indikasi.
5) Operasi Porro
Merupakan suatu operasi dengan kondisi janin yang telah
meninggal dalam rahim tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri
dan langsung dilakukan histerektomi. Misalnya pada keadaan
infeksi rahim yang berat.
c. Jenis Persalinan Sectio Caesarea
1) Segmen Bawah: Insisi Melintang
Insisi melintang segmen bawah ini merupakan prosedur
pilihan. Abdomen dibuka dan uterus disingkapkan. Lipatan
vesicouterina periteoneum (bladder flap) yang terletak dekat
sambungan segmen atas dan bawah uterus ditentukan dan disayat
melintang, lipatan ini dilepaskan dari segmen bawah dan bersama-
sama kandung kemih didororng kebawah serta ditarik agar tidak
menutupi lapangan pandangan. Pada segmen bawah uterus dibuat
insisi melintang yang kecil, luka insisi ini dilebarkan ke samping
dengan jari-jari tangan dan berhenti didekat daerah pembuluh-
pembuluh darah uterus (Oxorn dan Forte, 2012).
Kepala janin yang pada sebagian besar kasus terletak dibalik
insisi diekstraksi atau didorong, diikuti oleh bagian tubuh lainnya
dan kemudian plasenta serta selaput ketuban. Insisi melintang
tersebut ditutup dengan jalan jahitan kembali pada dinding uterus
sehingga seluruh luka insisi terbungkus dan tertutup dari rongga
peritoneum generalisata. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis
(Oxorn dan Forte, 2012).
Keuntungan dari insisi ini adalah insisi dilakukan pada segmen
bawah uterus, otot tidak dipotong tetapi dipisahkan ke samping,
cara ini mengurangi perdarahan. Lapisan otot yang tipis dari
segmen bawah rahim lebih mudah dirapatkan disbanding segmen
atas yang tebal sehingga keseluruhan luak insisi terbungkus oleh
lipatan vesicouterina sehingga mengurangi perembesan ke dalam
cavum peritonia generralisata (Andriani, 2012)

2) Segmen Bawah: Insisi Membujur


Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama
pada insisi melintang. Insisi membujur dibuat dengan skapel dan
dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera pada
bayi. Insisi membujur mempunyai keuntungan, yaitu kalau perlu
luka insisi bisa diperlebar ke atas. Pelebaran ini diperlukan kalau
bayinya besar, pembentukan segmen bawah jelek, ada malposisi
janin seperti letak lintang atau kalau ada anomaly janin seperti
kehamilan kembar yang menyatu (conjoined twins). Sebagian ahli
kebidanan menyukai jenis insisi ini untuk plasenta previa (Oxorn
dan Forte, 2012).

3) Sectio Caesarea Klasik


Insisi klasik atau vertical dilakukan ketika terdapat adhesi
akibat kelahiran caesarea sebelumnya, jika janin berada dalam
keadaan letak lintang, atau jika implantasi plasenta terjadi di
sebelah anterior.
a) Insisi klasik dilakukan lewat abdomen pada uterus atas.
b) Jenis insisi ini dapat digunakan pada pasien plasenta previa
karena insisi dapat dilakukan tanpa memotong plsenta.

20
c) Kemungkinan kelahiran pervaginam sesudah kelahiran
caesarea pada jenis insisi ini sangat kecil karena insisi
dilakukan pada bagian utama uterus yang paling aktif
melakukan kontraksi (Lockhart dan Saputra, 2014).

4) Sectio Caesarea Extraperitoneal


Pembedahan ini dikerjakan untuk menghindari perlunya
histerektomi pada kasus-kasus yang mengalami infeksi luas dengan
mencegah peritonitis generalisata yang sering bersifat fatal. Ada
beberapa metode Sectio Caesarea extraperotoneal, seperti metode
Waters, Latzko dan Norton (Lockhart dan Saputra, 2014).

5) Histerektomi Caesarea
Pembedahan ini merupakan sectio caesarea yang dilanjutkan
dengan pengeluaran uterus. Kalau mungkin histerektomi harus
dikerjakan lengkap (histerektomi total). Akan tetapi, karena
pembedahan subtotal lebih mudah dan dapat dikerjakan lebih cepat,
maka pembedahan subtotal menjadi prosedur pilihan kalau terdapat
perdarahan hebat dan pasiennya shock, atau kalau pasien dalam
keadaan jelek akibat sebab-sebab lain. Pada kasus-kasus semacam
ini, tujuan pembedahan adalah menyelesaikannya secepat mungkin
(Lockhart dan Saputra, 2014).
Histerektomi caesarea dilakukan atas indikasi; perdarahan
akibat atonia uteri setelah terapi konservatif gagal, perdarahan yang
tidak dapat dikendalikan pada kasus-kasus plasenta previa dan
abruption plsenta tertentu, plasenta accrete, fibromyoma yang
multiple dan luas, pada kasus-kasus yang terlantar dan terinfeksi
kalau resiko peritonitis generalisata tiak dijamin dengan
mempertahankan uterus, misalnya pada seorang ibu yang sudah
memiliki beberapa anak dan tidak ingin menambahnya lagi
(Lockhart dan Saputra, 2014).

21
d. Indikasi Persalinan Sectio Caesarea
Menurut Lockhart dan Saputra (2014) indikasi persalinan Sectio
Caesarea adalah sebagai berikut:
1) Postmaturitas (kehamilan lebih dari 42 minggu) yang dapat
menyebabkan insufisiensi plasenta atau gangguan janin.
2) Ketuban pecah dini yang dapat meningkatkan risiko infeksi
intrauteri
3) Hipertensi gestasional yang dapat bertambah parah
4) Isoimunisasi Rh yang dapat menyebabkan eritroblastosis fetalis
5) Diabetes maternal yang dapat menimbulkan kematian janin akibat
insufiensi plasenta
6) Koriomnionitis 7) Kematian janin

Menurut Manuaba (2012) indikasi persalinan Sectio Caesarea adalah


sebagai berikut:
1) Plasenta previa sentralis / lateralis
2) Panggul sempit
3) Disproporsi chepalo pelvic
4) Ruptura Uteri mengancam
5) Partus lama
6) Distosia Serviks
7) Malpresentasi janin: letak lintang, letak bokong, presentasi ganda,
gemelli (anak pertama letak lintang), locking of the twins.
8) Distosia karena tumor
9) Gawat janin
10) Indikasi lainnya

22
Indikasi yang menyebabkan tindakan operasi Sectio Caesarea:
1) Plasenta previa
2) Disproporsi Cephalopelvik
3) Pre-eklampsia dan eklampsia
4) Gawat janin
5) Janin besar
6) Letak Sungsang
7) Gagal Induksi Persalinan
8) Riwayat SC sebelumnya
(Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR, 2012)

e. Kontraindikasi Sectio Caesarea


Dalam praktik kebidanan modern, tidak ada konrtaindikasi tegas
terhadap Sectio Caesarea, namun jarang dilakukan dalam kasus janin
mati atau Intra Uterine Fetal Death (IUFD), terlalu prematur bertahan
hidup, ada infeksi pada dinding abdomen, anemia berat yang belum
teratasi, kelainan konginetal, kurangnya fasilitas (Fitri, 2017).

f. Komplikasi Sectio Caesarea


Beberapa komplikasi yang paling banyak terjadi dalam Sectio
Caesarea adalah akibat tindakan anastesi, jumlah darah yang
diekeluarkan oleh ibu selama operasi berlangsung, komplikasi
penyulit, Endometriosis (radang endometrium), Tromboplebitis
(gangguan pembekuan darah pembuluh balik), Embolisme
(penyumbatan pembuluh darah paru), dan perubahan bentuk serta
letak rahim menjadi tidak sempurna. Komplikasi serius pada tindakan
Sectio Caesarea adalah perdarahan karena atonia uteri, pelebaran insisi
uterus, kesulitan mengeluarkan plasenta, hematoma ligamentum latum
(Broad Ligamen), infeksi pada saluran genetalia, pada daerah insisi,
dan pada saluran perkemihan (Prawirohardjo, 2012).

23
Dalam bukunya Harry Oxorn dan William Forte menyebutkan
beberapa kompliasi yang serius pasca tindakan SC adalah perdarahan
karena atonia uteri, pelebaran insisi uterus, kesulitan mengeluarkan
plasenta, hematoma ligamentum latum (broad ligament). Selain itu
infeksi pada traktus genitalia, pada insisi, traktrus urinaria, pada
paruparu dan traktus respiratorius atas. Komplikasi lain yang bersifat
ringan adalah kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari selama masa
nifas.

g. Risiko Persalinan Sectio Caesarea


Frekuensi Sectio Caesarea yang semakin tinggi mengakibatkan
masalah tersendiri untuk kesehatan ibu, bayi dan kehamilan berikutnya.
Morbiditas dan mortalitas tersebut berhungan dengan adanya luka parut
uterus (Suryawinata, 2019).
Menurut Chuningham dalam Suryawinata (2019) bekas luka Sectio
Caesarea terdiri dari dua komponen yaitu bagian hypoecoic pada bekas
luka dan jaringan parut pada myometrium yang dinilai sebagai ketebalan
myometrium residual (KMR). Ketebalan seluruh Segmen Bawah Rahim
(SBR) diukur dengan menggunakan transabdominal sonografi,
sedangkan lapisan otot diukur dengan menggunakan
Trasvaginalsonografi (TVS). Ketebalan SBR harus dievaluasi karena
berperan penting sebagai predictor terjadinya ruptur uteri. Angka
kejadian ruptur uteri sebesar 0,6% pada pasien dengan riwayat SC 1 kali
dan meningkat menjadi 1,8% pada pasien dengan riwayat SC dua kali.
Persalinan melalui Sectio Caesarea juga terbukti akan meningkatkan
resiko terjadinya plasenta previa dan abrupsio plasenta pada kehamilan
berikutnya. Peningkatan resiko terjadinya plasenta previa 47% dan
abrupsio plasenta 40%. Respon yang berbeda terhadap luka operasi
Sectio Caesarea terutama respon terhadap sitokin dan mediator inflamasi,
kejadian stress oksidatif berdampak pada pertumbuhan dan rekontruksi
desidua basalis serta kemampuan desidua untuk menampung dan
memodulasi infiltrasi trofoblast. Remodelisasi kondisi uterus pasca
Sectio Caesarea juga dapat menyebabkan kelainan pada letak plasenta,
yaitu plasenta previa. Adanya insisi SBR yang membuat modulasi dari
SBR menipis sehingga menyebabkan plasentosis menyebar hingga ke
permukaan rendah uterus. Plasenta previa ini dapat menyebabkan
perdarahan antepartum dan menjadi indikasi untuk kembali dilakukan
Sectio Caesarea pada kehamilan selanjutnya (Suryawinata, 2019).
Menurut Simkin yang dikutip dari Razauna (2013) dibawah ini
terdapat beberapa risiko bedah caesarea adalah :
a) Masalah yang muncul akibat bius yang digunakan dalam
pembedahan dan obat-obatan penghilang nyeri sesudah bedah
caesarea.
b) Peningkatan insidensi infeksi dan kebutuhan akan antibiotika.
c) Perdarahan yang lebih berat dan peningkatan risiko perdarahan yang
dapat menimbulkan anemia atau memerlukan tranfusi darah.
d) Rawat inap yang lebih lama, yang meningkatkan biaya persalinan.
e) Nyeri pasca bedah yang berlangsung berminggu-minggu atau
berbulan-bulan dan membuat anda sulit merawat diri sendiri,
merawat bayi dan kakak-kakaknya.
f) Risiko timbulnya masalah dari jaringan parut atau perlekatan di
dalam perut.
g) Kemungkinan cederanya organ-organ lain (usus besar atau kandung
kemih) dan risiko pembentukan bekuan darah dan kaki dan daerah
panggul.
h) Peningkatan risiko masalah pernafasan dan temperatur untuk bayi
baru lahir.
i) Tingkat kemandulan yang lebih tinggi dibanding pada wanita dengan
melahirkan lewat vagina.
j) Peningkatan risiko plasenta pervia atau plasenta yang tertahan pada
hamil yang berikutnya.

25
k) Peningkatan kemungkinan harus dilakukannya bedah caesarea pada
kehamilan. Peningkatan kemungkinan harus dilakukannya bedah
caesarea pada kehamilan berikutnya.

h. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Sectio Caesarea


1) Faktor Indikasi Medis
a) Gawat Janin
Fetal distress didefinisikan sebagai hipoksia janin progresif
dan / atau asidemia sekunder akibat oksigenasi janin yang tidak
memadai. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan perubahan
dalam pola jantung janin, berkurangnya gerakan janin, hambatan
pertumbuhan janin, dan adanya mekonium pada saat persalinan.
Meskipun fetal distress mungkin berhubungan dengan
ensefalopati neonatal, sebagian besar neonatus akan menjadi
kuat dan sehat saat lahir meskipun dengan diagnosis fetal
distress (Gravett, et al., 2016).
Fetal distress dinilai dengan skor Apgar (kurang dari 7 di 1
menit dan 5 menit), jejak kardiotokografi, dan pH tali pusat atau
darah kulit kepala janin (pH kurang dari 7,2) dll. Di antaranya,
penilaian skor Apgar adalah yang paling sederhana dan umum
digunakan (Tanima, et al., 2018).
Fetal distress merupakan indikator kondisi yang mendasari
terjadinya kekurangan oksigen sementara atau permanen pada
janin, yang dapat menyebabkan hipoksia janin dan asidosis
metabolik. Karena oksigenasi janin tergantung pada oksigenasi
ibu dan perfusi plasenta, gangguan oksigenasi ibu, suplai darah
rahim, transfer plasenta atau transportasi gas janin yang dapat
menyebabkan hipoksia janin dan non-reassuring fetal status.
Kondisi yang umumnya terkait dengan non-reassuring fetal
status termasuk penyakit kardiovaskular ibu, anemia, diabetes,
hipertensi, infeksi, solusio plasenta, presentasi janin yang
26
abnormal, pembatasan 9 pertumbuhan intrauterin, dan kompresi
tali pusat, antara lain kondisi obstetri, ibu atau janin (Williams,
2014).

Fetal distress merupakan indikator kondisi yang mendasari


terjadinya kekurangan oksigen sementara atau permanen pada
janin, yang dapat menyebabkan hipoksia janin dan asidosis
metabolik.
Karena oksigenasi janin tergantung pada oksigenasi ibu dan
perfusi plasenta, gangguan oksigenasi ibu, suplai darah rahim,
transfer plasenta atau transportasi gas janin yang dapat
menyebabkan hipoksia janin dan non-reassuring fetal status.
Kondisi yang umumnya terkait dengan nonreassuring fetal status
termasuk penyakit kardiovaskular ibu, anemia, diabetes,
hipertensi, infeksi, solusio plasenta, presentasi janin yang
abnormal, pembatasan 9 pertumbuhan intrauterin, dan kompresi
tali pusat, antara lain kondisi obstetri, ibu atau janin (Williams,
2014)
Menurut Karlina,Ermalinda, dan Pratiwi (2016) tanda-tanda
gawat janin sebagai berikut:
a) Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 100 x/menit atau
lebih dari 180 x/menit.
b) Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari
10 kali per hari)
c) Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan.

Fetal distress mengacu pada gangguan janin yang


mengakibatkan keadaan stress yang patologis dan potensial
membawa kematian janin (Lockhart dan Saputra, 2014).
Penyebab gawat janin adalah :
a) Kontraksi yang terlalu kuat dan terjadi sebelum waktunya.

27
b) Gangguan pada plasenta yang menyebabkan pasokan oksigen
dan nutrisi menuju bayi berkurang.
c) Kehamilan kembar.
d) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia.
e) Usia kehamilan lebih dari 42 minggu.
f) Hamil di atas usia 35 tahun.
g) Ibu menderita hipertensi, diabetes, anemia,
asma, atau hipotiroidisme.
h) Perdarahan antepartum, seperti terlepasnya plasenta dari
rahim karena trauma / cedera.
Tatalaksana Fetal Distress
Berikut ini adalah daftar standar untuk manajemen gawat janin
menurut WHO dan FIGO. Pemenuhan kriteria untuk manajemen
harus mencakup semua hal berikut :
1) Standar Pedoman Manajemen
a) Rehidrasi intravena (≥1 l kristaloid)
b) Reposisi ibu ke posisi berbaring lateral
c) Tinjau oleh spesialis (setidaknya sekali selama proses
persalinan hingga melahirkan, baik sendiri, melalui
telepon atau selama putaran bangsal layanan utama)
2) Standar Manajemen Pra Operasi
a) Tiriskan kandung kemih (dengan kateter uretra diam)
b) Pencarian donor darah dan pencocokan silang
c) Pemberian antibiotik (spektrum luas)
d) Mencari persetujuan pasien
e) Menggunakan checklist pra-operasi (verifikasi protokol
pra-operasi dan jadwal intervensi untuk melakukan
tindakan)
f) Operasi Sectio Caesarea harus dimulai ≤ 1 jam setelah
keputusan (Interval kedatangan ke ruang operasi ≤ 30
menit dan interval kedatangan menuju persalinan ≤ 30

28
menit). (Mgaya, et al., 2016)
b) Makrosomia Janin
Bayi makrosomia adalah bayi dengan berat badan lebih dari
4.500 gram atau untuk Indonesia jika berat badan bayi 4.000
gram, atau lebih dari dua standar devisi atau diatas 90 tahun
persentil dari berat badan normal. Morbiditas dan mortalitas bayi
makrosomia lebih tinggi dari berat badan normal. Sekitar 3.000-
3.500 gram, karena proses persalinannya memerlukan tindakan
intervensi medis (I.B.G Manuaba, 2015).
Bayi besar atau istilah latin dikenal makrosomia (bayi
raksasa) adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram.
Kejadian sangat bervariasi antara 8 sampai 10 persen total
kelahiran (Ai Yeyeh Rukiyah, 2015).
Etiologi bayi makrosomia diantaranya adalah berasal dari
bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi
dari ibu hamil yang menderita diabetes selama kehamilan. Selain
itu, kejadian obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan
kelahiran bayi besar atau makrosomia (Legawati, 2018).
Berdasarkan penelitian sebelumnya riwayat penyakit
diabetes mellitus pada ibu hamil berpotensi 6 kali lebih besar
menyebabkan makrosomia pada bayi baru lahir dibandingkan
dengan ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes
mellitus (Sarinawati, 2016).
Faktor risiko makrosomia meliputi obesitas, diabetes
gestasional dan tipe 2, kehamilan lebih bulan, multiparitas, usia
maternal lanjut, riwayat bayi makrosomia sebelumnya, asupan
gizi selama kehamilan, faktor ras dan etnik (Cunningham, 2012).
Faktor lain yang signifikan mempengaruhi berat bayi lahir
adalah meliputi, kenaikan berat badan selama kehamilan, lokasi
ibu (desa/ kota), serta pemanfaatan ANC selama kehamilan
(Abubakari et al., 2015).
Berdasarkan penelitian sebelumnya usia kehamilan ≥ 41
minggu berisiko 15 kali lebih besar menyebabkan makrosomia
pada bayi baru lahir dibandingkan dengan usia kehamilan < 41
minggu (Melani, 2016).
Paritas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian makrosomia. Hasil penelitian terdahulu
menyatakan bahwa ibu multipara berisiko 15 kali menyebabkan
makrosomia pada bayi baru lahir dibandingkan dengan ibu
primipara (Melani, 2016).
Jenis kelamin bayi adalah salah satu faktor lain yang
mempengaruhi kejadian makrosomia. Hasil analisis univariat
menunjukkan bahwa kejadian makrosomia lebih sering dijumpai
pada bayi laki-laki disbanding bayi perempuan yaitu 68,8%
(Dungga & Husain, 2019).
Berdasarkan penelitian Kusumawati, kejadian bayi
makrosomia terbanyak pada usia ibu 30-34 tahun sebanyak
27,5% dan pada usia 35- 39 tahun sebanyak 24% (Kusumawati
dkk, 2012).
Asupan energi yang tinggi berisiko 11 kali untuk
menyebabkan bayi makrosomia, asupan protein yang tinggi 3
kali lebih berisiko, asupan lemak yang tinggi 7 kali lebih
berisiko dan karbohidrat yang tinggi berisiko 7 kali lebih besar
menyebabkan makrosomia (Ottay dkk, 2015).

c) Cephalo Pelvic Disproportion


Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul
karena tidak adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan
kepala janin disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar
sehingga tidak dapat melewati panggul ataupun kombinasi

30
keduanya (Cunningham, et al., 2014).

Ibu hamil dengan risiko tinggi terjadinya disproporsi kepala


panggul seharusnya dibawa ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas ruangan operasi sebelum proses persalinan dimulai
(Toh-Adam, et al., 2012).
Kejadian DKP lebih sering terjadi di Asia, karena
orangorang Asia cenderung memiliki tinggi badan yang lebih
rendah dari orang barat. Hal ini akan meningkatkan risiko untuk
terjadinya DKP (Toh-Adam, et al., 2012).

d) Riwayat Sectio Caesarea < 2 tahun dan Bekas Sectio Caesarea


Risiko komplikasi pada ibu meningkat sejalan dengan
semakin banyaknya jumlah persalinan cesarea yang pernah
dilakukan, terutama risiko terjadinya plasenta previa dan rupture
uterus pada kehamilan berikutnya. Adanya komplikasi akibat
persalinan caesarea sebelumnya mengakibatkan ibu harus
melakukan persalinan secara bedah caesarea (Dewi, 2015).

e) Gagal Induksi
Induksi yang dimaksudkan sebagai stimulasi kontraksi
sebelum mulai terjadi persalinan spontan dengan atau tanpa
ruptur membran. Argumentasi merujuk pada stimulasi terhadap
kontraksi spontan yang dianggap tidak adekuat karena kegagalan
dilatasi serviks dan penurunan janin (Cunningham, 2013).

Kontraindikasi induksi persalinan serupa dengan


kontraindikasi untuk menghindarkan persalinan dan kelahiran
spontan diantaranya yaitu disproporsi cefalo pelviks (CPD),
plasenta previa, gemelli, polihidramnion, riwayat Sectio
Caesarea klasik, malpersentasi atau kelainan letak, gawat janin,
fasa previa, hidrosefalus, dan infeksi herpes genital aktif
(Cunningham, 2013).

Apabila kondisi-kondisi diatas tidak terpenuhi maka induksi


persalinan mungkin tidak memberikan hasil yang diharapkan. Untuk
menilai keadaan serviks dapat dipakai skor Bishop. Berdasarkan
kriteria Bishop yakni:
1) Jika kondisi serviks baik (score 5 atau lebih), maka persalinan
biasanya berhasil diinduksi dengan hanya menggunakan induksi.
2) Jika kondisi serviks tidak baik (skor <5), maka matangkan serviks
terlebih dahulu sebelum melakukan induksi persalinan (Yulianti,
2006 dan Cunningham, 2013).

Jika setelah mengikuti protokol tetap terbentuk pola kontraksi


yang baik dengan menggunakan konsentrasi oksitosin yang tinggi
maka pada multigravida induksi dinyatakan gagal dan lahirkan
janin secara Sectio Caesarea.

f) Letak Lintang
Letak lintang adalah dimana sumbu presentasi janin tegak lurus
atau hamper tegak lurus pada sumbu panggul ibu. Pada letak
lintang, bahu janin akan menjadi bagian terendah, yang disebut
presentasi bahu atau presentasi akromiom. Jika punggung janin
terdapat didepan disebut dorsoanterior dan jika di belakang disebut
dorsoposterior (Jenny, 2013).
Kehamilan letak lintang merupakan sumbu memanjang janin
menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus mendekati
900. Letak lintang oblique biasannya hanya terjadi sementara
karena kemudian akan berubah menjadi posisi presentasi kepala
atau letak lintang saat persalinan. Letak lintang merupakan sumbu
memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak
lurus mendekati 900, jika sudut yang dibentuk kedua sumbu ini
tajam disebut oblique lie yang terdiri dari deviated head
presentasion (letak kepala mengolak) dan deviated breech
presentasion (letak bokong mengolak), karena biasanya yang paling
rendah adalah bahu, maka dalam hal ini disebut juga shoulder
presentasion (Rustam Mochtar, 2012).

Penyebab letak lintang adalah:


1) Dinding perut yang kendur
2) Kesempitan panggul
3) Plasenta previa
4) Prematuritas
5) Kelainan bentuk uterus (uterus arcuatus)
6) Mioma uteri
7) Kehamilan ganda (Jenny, 2013)

2) Faktor Predisposisi
a) Usia Ibu
Di Indonesia perkawinan usia muda cukup tinggi, terutama di
daerah pedesaan. Perkawinan usia muda biasanya tidak disertai
dengan persiapan pengetahuan reproduksi yang matang dan tidak
pula disertai kemampuan mengakses pelayanan kesehatan karena
peristiwa hamil dan melahirkan belum dianggap sebagai suatu
keadaan yang harus dikonsultasikan ke tenaga kesehatan. Masih
banyak terjadi perkawinan, kehamilan dan persalinan diluar kurun
waktu reproduksi yang sehat terutama pada usia muda. Resiko
kematian pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan pada
kelompok umur diatas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari
kelompok umur reproduksi sehat yaitu 20 – 34 tahun (Mochtar,
2012).

33
Umur adalah lamanya hidup atau sejak lahir, hidup, bernyawa,
dan sebaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).
Salah satu alasan untuk perspektif regeneratif ibu adalah usia
ibu. Dalam generasi yang solid dikatakan bahwa usia baik-baik saja
untuk kehamilan dan persalinan, pada usia 20 tahun hingga 30
tahun. Meskipun kematian dalam persalinan dikatakan berada
dalam bahaya untuk wanita hamil kurang dari usia 20 tahun terjadi
2 hingga 5 kali lebih tinggi daripada kematian persalinan usia 20
taun hingga 29 tahun. Dan kematian maternal meningkat pada
wanita hamil dan melahirkan diatas 30 tahun sampai dengan 35
tahun (Prawirohardjo, 2012).
Usia ibu yang sangat muda akan mengakibatkan resiko BBLR
dan kelahiran prematur (Aras, 2013).
Ibu melahirkan dengan usia muda memiliki proporsi kelahiran
bayi prematur lebih tinggi yakni 27,7% dibandingkan dengan ibu
melahirkan dengan usia dewasa yakni 13,1%. Ibu melahirkan
dengan usia muda memiliki proporsi kelahiran BBLR sebesar
38,9% dibandingkan dengan ibu melahirkan dengan usia dewasa
yakni 30,4% (Aras, 2013).
Dikatakan usia reproduksi yang sehat yaitu ketika wanita
mengalami kehamilan pada usia 20 tahun sampai dengan 35 tahun.
Pada usia tersebut merupakan batasan aman dalam hal reproduksi,
serta ibu juga bisa hamil dengan aman dan sehat jika mendapatkan
perawatan yang baik maupun keamanan pada organ reproduksinya.
Hal ini desebabkan karena usia ibu pada saat masa kehamilan
sangat berpengaruh dan berhubungan dengan berat badan bayi saat
lahir (Pinontoan, 2015).
Usia seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi
perilaku, karena semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih
bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari
usia muda (Notoatmodjo, 2014).

34
Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun
(Saifuddin, 2014).
Kematian maternal pada proses hamil dan melahirkan pada
usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari
pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29
tahun. Kematian maternal meningkat sesudah usia 30 sampai 35
tahun. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
berisiko tinggi untuk melahirkan. Jika usia terlalu muda fungsi
organ reproduksi belum sempurna sehingga cenderung
melahirkan bayi yang premature sedangkan usia terlalu tua
secara kodrat alamiah organ reproduksi wanita sudah mulai
mengendor sehingga menyebabkan persalinan yang lama
(Manuaba, 2012).
b) Paritas Ibu
Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN, 2018) paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan
hidup yaitu kondisi yang menggambarkan kelahiran sekelompok
atau kelompok wanita selama masa reproduksi. Paritas dapat
dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara
(Prawirohardjo, 2016).
Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm
(Manuaba, 2014).
Menurut Mochtar (2012) paritas dikategorikan menjadi 4
kelompok yaitu sebagai berikut: 1) Nulipara adalah ibu dengan
paritas 0
2) Primipara adalah ibu dengan paritas 1
3) Multipara adalah ibu dengan paritas 2-5
4) Grandemultipara adalah ibu dengan paritas >5

35
Menurut Rochjati dalam kutipan Esta (2017), paritas memiliki
pengaruh terhadap ketahanan uterus. Kelompok dengan
grandemultipara merupakan salah satu risiko persalinan yang
patologis. Pada kelompok grandemultipara sering ditemukan
beberapa kondisi, diantaranya :
1) Anemia dan kurang gizi yang mengakibatkan
kesehatan terganggu
2) Kondisi dinding perut dan dinding rahim kendor
3) Kondisi pada perut ibu yang tampak menggantung.

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut


perdarahan pasca persalinan yang dapat mengkibatkan kematian
maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga)
mempunyai angka kejadian perdarahan pasca persalinan lebih
tinggi.
c) Tinggi Badan Ibu
Tinggi badan didefinisikan sebagai hasil pengukuran
maksimum panjang tulang-tulang tubuh yang membentuk poros
tubuh (The body axist), yang diukur dari titik tertinggi kepala yang
disebut vertex (puncak kepala) ke titik terendah dari tulang
kalkaneus (tuberositas calcanei) yang disebut heel (Dinda Carissa,
2015).
Pertumbuhan tinggi badan mengikuti pola pertumbuhan tipe
umum. Umur dua tahun pertama, tinggi badan tumbuh cepat,
dengan pertumbuhan 20 cm pada umur satu tahun dan 10 cm pada
umur dua tahun, sehingga tinggi badan anak umur dua tahun
mencapai kira-kira setengah tinggi badan dewasa. Awal masa
sekolah, pertambahan tinggi badan kira-kira 6 cm pertahun, hal ini
menunjukkan pertumbuhan yang melambat, bahkan akan akin
lambat sampai menjelang remaja kira-kira umur dua belas tahun.

36
Menurut Hanom (2012) , masa pubertas, pertumbuhan tinggi
badan melonjak kembali sampai umur kira-kira enam belas tahun,
kemudian melambat lagi dan berhenti pertumbuhannya kira-kira
pada umur 18 – 20 tahun.
Menurut Patil (2015) di India mengenai hubungan tinggi ibu
dan perkiraan berat janin pada proses persalinan didapatkan
kelahiran caesar darurat pada ibu pendek adalah 32,5% sedangkan
pada wanita dengan tinggi badan lebih dari 145 cm adalah 25%.
Dengan demikian wanita yang kurang dari atau sama dengan 145
cm memiliki risiko lebih tinggi dari operasi caesar darurat jika
dibandingkan dengan wanita lebih dari 145 cm.
Penelitian yang dilakukan oleh Kathleen dkk, wanita dengan
tinggi 146 cm dengan wanita yang tingginya 160 cm memiliki 2,5
kali lebih tinggi risiko kelahiran caesar. Risiko untuk persalinan
caesar darurat terjadi pada wanita yang sehat, nulipara tanpa
obstetri atau adanya kelainan klinis dengan tinggi 146 cm adalah
2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita dengan tinggi
badan 166 cm. Dengan demikian wanita tinggi

Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini yaitu:


a) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas
panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional,
dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama,
panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin atau
ekpala tidak besar dan kedua panggul ukuran normal tetapi
ankanya besar atau kepala besar.
b) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan
tetapi mati dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
c) Ibu hamil dengan kehamilan sebelumnya belum pernah
melahirkan cukup bulan, dan berat badan lahir rendah < 2500
gram. Bahaya yang terjadi yaitu persalinan berjalan tidak lancar
dan bayi sukar lahir. Kebutuhan pertolongan medik yang
diperlukan adalah persalinan operasi sesar (Widatiningsih dan
Dewi, 2017).
B. Kerangka Teori

RESIKO TINGGI
PERSALINAN
KEHAMILAN

PERSALINAN SECTIO
SPONTAN CAESAREA

FAKTOR FAKTOR SECTIO


PERSALINAN CAESAREA
NORMAL

FAKTOR INDIKASI MEDIS FAKTOR


1. Postmaturitas PREDISPOSISI :
2. KPD 1. Usia Ibu
3. Hipertensi Gestasional 2. Paritas Ibu
4. Diabetes Maternal 3. Tinggi Badan
5. Koriomnionitis Ibu
6. Kematian Janin
7. Plasenta Previa
8. Ruptur Uteri Imminens
9. Partus Lama
10. Distosia Serviks
11. Gemelli

Keterangan : FAKTOR INDIKASI MEDIS


1. Gawat Janin
: Variabel tidak diteliti 2. Makrosomia Janin
3. CPD
: Variabel diteliti
4. Bekas SC
5. Gagal Induksi
6. Letak Lintang

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Lockhart dan Saputra (2014) , Manuaba (2012) , (JNPK-KR, 2012)


(Runjati dkk, 2017)

38
C. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berdasarkan tujuan penelitian yaitu diketahuinya faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya persalinan Sectio Caesarea di RS Advent
Bandar Lampung tahun 2022. Variabel yang akan diteliti adalah variabel
diperkirakan akan sangat mempengaruhi rofessi Sectio Caesarea. Hal tersebut
dapat dilihat pada skema berikut ini:

Variabel Bebas (Variabel Independen)

GawatJanin
MakrosomiaJanin
CephaloPelvic Disproportion
SECTIO
Bekas SC
CAESAREA
Gagal Induksi
Variabel T erikat
Letak Lintang (Variabel Dependen)

Usia Ibu

Paritas Ibu

Tinggi Badan Ibu

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

39
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2017).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Ho : Tidak ada hubungan antara gawat janin dengan Sectio Caesarea Ha :
Terdapat hubungan antara gawat janin dengan Sectio Caesarea
2. Ho : Tidak ada hubungan antara makrosomia janin dengan Sectio Caesarea
Ha : Terdapat hubungan antara makrosomia janin dengan Sectio Caesarea

3. Ho : Tidak hubungan antara Cephalo pelvic dispropostion dengan Sectio


Caesarea
Ha : Terdapat hubungan antara Cephalo pelvic dispropostion dengan Sectio
Caesarea

4. Ho : Tidak ada hubungan antara ibu dengan riwayat Sectio Caesarea < 2
tahun dengan Sectio Caesarea
Ha : Terdapat hubungan antara ibu dengan riwayat Sectio Caesarea < 2
tahun dengan Sectio Caesarea

5. Ha : Tidak ada hubungan antara gagal induksi dengan Sectio Caesarea Ho :


Terdapat hubungan antara gagal induksi dengan Sectio Caesarea

6. Ha : Tidak ada hubungan antara letak lintang dengan Sectio Caesarea


Ho : Terdapat hubungan antara letak lintang dengan Sectio Caesarea

40
7. Ha : Tidak ada hubungan antara usia ibu dengan Sectio Caesarea Ho :
Terdapat hubungan antara usia ibu dengan Sectio Caesarea

8. Ha : Tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan Sectio Caesarea Ho :


Terdapat hubungan antara paritas ibu dengan Sectio Caesarea

9. Ha : Tidak ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan Sectio Caesarea
Ho : Terdapat hubungan antara tinggi badan ibu dengan Sectio Caesarea
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang mengamati hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengujian hipotesis yang
telah dirumuskan. Desain penelitian ini dengan rancangan potong lintang
(cross sectional) yaitu penelitian yang memberikan informasi mengenai
situasi yang ada dimana pengukuran seluruh variabel diamati pada saat yang
bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder dari data rekam medik pasien RS Advent Bandar
Lampung tahun 2022.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu gawat janin,
makrosomia janin, cephalo pelvic disproportion (CPD), ibu dengan riwayat
Sectio Caesarea < 2 tahun atau bekas Sectio Caesarea, gagal induksi, letak
lintang, usia ibu, paritas ibu, tinggi badan ibu. Sedangkan yang menjadi
variabel terikat yaitu Persalinan Sectio Caesarea.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi


Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sayito and Sodik, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melakukan
persalinan dengan di RS Advent Bandar Lampung dari tanggal 01 Januari
2022 sampai 31 Desember 2022 yang berjumlah 383 orang.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu sehingga mewakili populasi (Sayito and Sodik, 2015).
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RS Advent
Bandar Lampung pada bulan Januari s/d Desember 2022 sebanyak 383
orang. Sehingga tehnil samplingnya adalah total populasi / total sampling.
C. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan tehnik total sampling
/ total populasi. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana
seluruh anggota populasi semua dijadikan sampel (Sugiyono, 2018).
Pengambilan sampel dengan total sampling ini dilakukan dengan
mengambil data dari rekam medik ruang kebidanan dari bulan Januari s/d
Desember 2022.

D. Waktu dan Tempat Penelitian


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juni 2023 yang
bertempat di Ruang Kebidanan RS Advent Bandar Lampung yang datanya
diambil dari rekam medik ruang kebidanan dari bulan Januari s/d Desember
2022.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016)

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


a. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Sectio Caesarea.

43
b. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel Independen adalah variabel-variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (Sugiyono, 2016). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah gawat janin, makrosomia janin, cephalo pelvic disproportion,
ibu dengan riwayat Sectio Caesarea < 2 tahun atau bekas Sectio
Caesarea, gagal induksi, letak lintang, usia ibu, paritas ibu, tinggi
badan ibu.

2. Definisi Operasional
Operasional variabel digunakan untuk menjabarkan variabel penelitian
menjadi konsep, dimensi, indikator dan ukuran yang diarahkan untuk
memperoleh nilai variabel lainnya. Selain itu tujuan definisi operasional
untuk memudahkan pengertian dan menghindari perbedaan persepsi
(Sugiyono, 2016).

44
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Nama
Alat
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Ukur
Bebas
1. Sectio Suatu proses pembedahan pada Data Rekam Check 0. Sectio Nominal
Caesarea perut ibu untuk membantu Medik List Caesarea
Sectio
kelahiran bayi 1. Tidak
Caesarea
2. Gawat Janin Suatu keadaan yang menunjukanData Rekam Check 0. Ya 1. Nominal
adanya bahaya yang dapat Medik List Tidak
mengancam keselamatan bayi
3. Makrosomia Kondisi dimana bayi lahir lebih dariData Rekam Check 0. Ya 1. Nominal
Janin 4000 gram Medik List Tidak
4. CPD Kondisi dimana kepala dan tubuh bayiData Rekam Check 0. Ya 1. Nominal
tidak masuk panggul ibu Medik List Tidak
5. Ibu Riwayat Ibu pernah menjalani kelahiran Data Check 0. Ya 1. Nominal
SC < 2 tahun dengan insisi abdomen pada Rekam List Tidak
atau bekas persalinan sebelumnya kurang dari 2 Medik
Sectio tahun
Caesarea
6. Gagal Induksi Proses untuk merangsang kontraksi Data Check 0. Ya 1. Nominal
uterus sebelum kontraksi alami Rekam List Tidak
terjadi Medik
7. Letak Lintang Kondisi dimana bagian anatomi janinData Check 0. Ya 1. Nominal
yang masuk terlebih dahulu ke Rekam List Tidak
45

pelvic selain vertex Medik


8. Usia Ibu Umur Ibu yang tercatat saat Data Check 0. Tidak Nominal
masuk rumah sakit untukRekam List Beresiko, jika
mendapatkan pelayanan Medik 21 th – 34 th

1. Beresiko, jika ≤
20 th dan ≥35 th
9. Paritas Ibu Jumlah persalinan yang pernah Data Check 0. Tidak Nominal
dialami oleh responden termasuk Rekam List Beresiko, jika
yang lahir mati. Medik 2 dan 3 anak
0. Beresiko, jika 1 dan
≥ 4 anak (Riri
Wijaya, 2008)
10. Tinggi Badan Tinggi badan yang diketahui ibu saatData Check 1.Tidak berisiko Nominal
Ibu memeriksakan kehamilannya Rekam List jika tinggi badan >
Medik 145 cm
2.Berisiko jika
tinggi badan ≤ 145
cm

46
F. Jenis dan Tehnik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan pemilihan metode
yang digunakan penulis untuk memperoleh data penelitian. Jenis data yang
dikumpulkan dalam penelitian yaitu :
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2016), sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Jadi data primer adalah data yang diperoleh
penulir melalui observasi atau pengamatan langsung. Data primer dalam
penelitian ini tidak ada, karena data yang dipakai adalah data sekunder.

2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2016) data sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui
orang lain atau melalui dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah data dari rekam medik pasien di ruang kebidanan RS Advent
Bandar Lampung meliputi nama, nomor Rekam Medik, usia ibu, paritas
ibu, jenis persalinan dan diagnosa pasien.

b. Tehnik Pengumpulan Data


1. Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016).

2. Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan suatu metode untuk memperoleh data dengan
mengutip literature, jurnal, buku, artikel, majalah koran dan hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian. Untuk
mendukung penelitian ini studi pustaka yang digunakan buku literature,

47
dan jurnal penelitian terdahulu (Sugiyono, 2016)
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya (Sugiyono, 2016)

Dalam penelitian ini data diambil dari data sekunder yang diperoleh
dari hasil rekam medis pasien di RS Advent Bandar Lampung. Data rekam
medis digunakan untuk mengetahui hasil diagnosis dokter untuk responden
penelitian, diantaranya yaitu tentang keadaan ibu, riwayat persalinan ibu,
indikasi medis yang dapat memperkuat hasil penelitian.

G. Instrumen dan Bahan Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018).
Menurut Sugiyono (2014), terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi
kualitas hasil penelitian, yakni kualitas instrumen penelitian, dan kualitas
pengumpulan data.
Berdasarkan kerangka konsep dari penelitian ini, kemudian disusun
instrumen untuk mengumpulkan data.
Instrumen dan bahan adalah segala alat, bahan dana sarana yang
diperlukan dalam kegiatan penelitian. Instrument penelitian dapat berupa alat
ukur standar seperti timbangan, thermometer, spymomagnometer, dan
lainlain. Alat ukur juga bisa berupa kuesioner dan pedoman observasi. Alat
ukur yang baik jika valid (sahih) dan reliable (terpercaya).
Pada penelitian analitik ini menggunakan instrument dan alat bantu
penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam hal ini yaitu : dokumentasi rekam
medik di ruang kebidanan RS Advent Bandar Lampung digunakan untuk
mengumpulkan data hasil diagnosis sebelum persalinan dan saat persalinan
berlangsung, serta faktor-faktor ibu yang bersalin yang telah tercantum pada

48
buku catatan medis pasien. Data tersebut untuk menunjang penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
data sekunder yaitu rekam medis pasien ruang kebidanan di RS Advent
Bandar Lampung. Peneliti mengumpulkan data rekam medis pasien yang
melakukan persalinan secara Sectio Caesarea di RS Advent Bandar Lampung
dari bulan Januari sampai Desember 2022 sebanyak 383 sampel yang
dibutuhkan. Selanjutnya peneliti akan melakukan pengolahan data.
Prosedur penelitian yang dilakukan dibagi menjadi 3 tahapan yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Pengajuan judul penelitian kepada dosen pembimbing lalu ACC judul
penelitian.
b. Meminta surat izin penelitian dari pengelola program studi sarjana
Kebidanan STIKes Estu Utomo.
c. Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada
Direktur RS Advent Bandar Lampung yang digunakan sebagai tempat
penelitian.
d. Meminta izin kepada Kepala Ruangan ruang kebidanan untuk
mengambil data yang akan diteliti.
e. Melakukan penyusunan proposal skripsi
f. Melakukan revisi proposal skripsi

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


a. Mengambil data yang diperlukan untuk melakukan penelitian dengan
melihat buku register dan data rekam medik di ruang Kebidanan.
b. Pengambilan data dari rekam medik dilakukan pada tanggal 1 Juni
2023
c. Setelah selesai, peneliti mengecek dan memastikan kembali bahwa
semua data yang diperlukan sudah dicatat.

49
d. Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data
dan analisis data.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Penyusunan laporan hasil / skripsi
b. Ujian skripsi
c. Revisi skripsi
d. Pengumpulan skripsi

I. Pengolahan Data
Menurut Sugiyono (2014), pengolahan data merupakan proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri atau orang lain.
Pengolahan data adalah pengolahan data merupakan waktu yang
digunakan untuk menggambarkan perubahan bentuk data menjadi informasi
yang yang memiliki kegunaan (Kristanto, 2018).
Menurut Notoatmodjo (2018), pengolahan data menggunakan komputer
yang dilakukan melalui proses dengan tahapan sebagai berikut :
1. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil observasi yang diperoleh atau di kumpulkan melalui lembar
rekapituliasi data perlu di sunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum
editing adalah merupakan kegiatan mengecek dan perbaikan isian formulir
atau lembar observasi tersebut : apakah lengkap, dalam arti semua
langkah-langkah sudah diisi (Notoatmodjo,2018).
2. Coding
Setelah semua data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

50
huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2018). Coding atau
pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry).
Pengelompokan data serta pemberian kode atau nilai pada langkahlangkah
yang dilakukan untuk mempermudah dalam memasukkan data dan analisis
data.
3. Entry (Processing Data)
Yakni langkah-langkah dari masing-masing responden yang dalam bentuk
“kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau “software”
komputer. Software komputer ini bermacam-macam, masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan entry data dengan menggunakan program komputer IBM SPSS
Statistics 20 (Notoatmodjo, 2018).
4. Cleanning (Pembersihan Data)
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan,
dilakukan apabila terdapat kesalahan dalam melakukan pemasukan data
yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variable-variabel yang diteliti
(Notoatmodjo, 2018).
5. Tabulasi Data
Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengaan tujuan
penelitian atau yang dinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2018). Hal ini
dilakukan agar mudah penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi.
6. Penyajian Data
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dan deskritif.

J. Analisis Data
Analisis dilakukan untuk mendeskripsikan, menghubungkan, dan
menginterpretasikan suatu data penelitian (Notoatmodjo, 2018).
Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk mengetahui
faktor yang berhubungan dengan persalinan Sectio Caesarea di RS Advent
Bandar Lampung melalui distribusi dan hubungan variabel independen
dengan variabel dependen.

52
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Analisis Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk
menjelaskan karakteristik setiap masing-masing variabel penelitian.
Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
perhitungan statistik sederhana yaitu distribusi frekuensi atau besarnya
proporsi menurut variabel yang diteliti. Hasil analisa univariat akan
disajikan dalam bentuk tabel atau diagram batang distribusi frekuensi
(Notoatmodjo. 2018).
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karateristik setiap variabel penelitian
(Notoatmodjo,2018).
Analisis data univariat ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel yang
diteliti baik untuk variabel dependen maupun variabel independent.
Distribusi frekuensi untuk mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi persalinan Sectio Caesarea di RS Advent Bandar
Lampung.

2. Analisis Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau korelasi( Notoadmodjo, 2012).
Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan variabel
independen dan variabel dependen. Tujuannya adalah untuk melihat
adanya hubungan yang signifikan antara variabel independen dan
dependen.
Uji statistik yang digunakan adalah uji statistic Chi Square ( 2
).

53
Keterangan:
2
: Chi square
∑ : Sigma
O : Observed (nilai hasil observasi)
E : Expected (nilai yang diharapkan)
Dengan menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan
dengan menggunakan uji statistik Chi Square ( 2
), dengan nilai kemaknaan
(α = 0.05). Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai 2
hitung >
2
tabel atau nilai probabilitas (p) < 0.05 maka hipotesis penelitian diterima,
yaitu ada hubungan variabel rofessiona dengan variabel dependen. Apabila
nila 2
hitung < 2
tabel atau nilai probabilitas (p) > 0.05 maka hipotesis
penelitian ditolak, yaitu tidak ada hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.

K. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian. Prinsip
etik diterapkan dalam kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan proposal
hingga penelitian ini di publikasikan (Notoatmodjo, 2018).
Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian memegang
teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip
etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini
tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan dikarenakan
peneliti hanya melakukan pengambilan data skunder yang ada di rekam medis
RS Advent Bandar Lampung. Namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek
sosioetika dengan meminta izin kepada kepala ruangan ruang kebidanan pada
RS Advent Bandar Lampung dengan memberikan surat
pengantar penelitian

54
Menurut Hidayat (2015) masalah etika penelitian yang diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Informed consent
Sebelum melaksanakan penelitan, peneliti terlebih dahulu meminta ijin
kepada pihak RS Advent Bandar Lampung untuk mengambil data rekam
medik pasien sebagai bahan penelitian.
2. Tanpa nama (Anonimity)
Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun
masalah-masalah lainya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.

4. Bermanfaat (Beneficience)
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksiamal mungkin bagi subyek
penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi.

5. Tidak membahayakan (Non Maleficience)


Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek.Apabila
intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stress
tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk
mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stress, maupun kematian subyek
penelitian.\

55
6. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian
membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut
kebutuhan, kemampuan, kontribusi, dan pilihan bebas masyarakat. Sebagai
contoh dalam prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan aspek
keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama
baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
56
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Cunningham, FG. (2012). Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC

Cunningham, FG. (2013). Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta: ECG.

Cunningham, FG. (2017). Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Dungga, E. F., & Husain, S. W. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan


Makrosomia. Jakarta. Jambura Nursing Journal.

Esta, Fitri Aryuni. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya


Persalinan Sectio Caesarea di RSUD Rantauprapat Tahun 2017. Medan:
Politeknik Kesehatan Medan.

Karlina. (2016). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal.


Bogor: IN MEDIA.

Lockhart, A., & Saputra, L. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis &
Patologis. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.

Manuaba, I. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Marlina. (2014). Faktor Persalinan Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Imanuel


BandarLampung. [online] available at:
http://ejurnal.poltekestjk.ac.id/index.php/JK/article/view/119/105 >
[Accessed 1 Mei 2023]

Maternity, Dainty. (2016). Asuhan Kebidanan Patologis. Pamulang: Binarupa


Aksara Publisher.

Mochtar, R. (2012). Sinopsi Obstetri Jilid I Edisi 3. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S., (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Rukiyah, A, Y., Yulianti, L. (2015). Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan.


Jakarta: Trans Info Media.
Sarwono Prawihardjo Rukiyah, A.Y., & Yulianti, L. (2010). Asuhan Kebidanan 4 :
Patologi Kebidanan. Jakarta: TIM.
Sugiono, 2017. Alfabeta.Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.


Sumelung, dkk. (2014). Faktor – Faktor Yang Berperan Meningkatnya Angka
Kejadian Sectio Caesarea di RSUD Liun Kendage Tahuna. (online)
available at: Http://www.dardio1034fm.or.id/detail.php?id=2004 [Accessed
10 April 2023]

Walyani, E.S., 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru.
REKAPITULASI DATA PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SECTIO CAESAREA
DI RS ADVENT BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

NO NAMA NO. RM UMUR TB (cm) PARITAS JENIS DIAGNOSA


PERSALINAN
1. Linda 940334 38 150 G5P4A0 Sectio Caesarea

2. Hanisa Windriana 569458 30 163 G4P2A1 Sectio Caesarea

3. Katarina Sri Apriyanti 799979 30 160 G2P1A0 Sectio Caesarea

4. Nita Nurani 940487 30 158 G3P0A2 Sectio Caesarea

5. Tia Prasiliani 919188 25 169 G2P1A0 Sectio Caesarea

6. Tuti Andriyani 940563 31 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

7. Reni Febriani 940108 30 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

8. Darliyah 940942 35 160 G6P5A0 Sectio Caesarea

9. Novi Indriyani 939786 25 145 G1P0A0 Sectio Caesarea

10. Sri Purwanti 941027 37 155 G3P2A0 Sectio Caesarea

11. Tati 941231 25 142 G3P2A0 Sectio Caesarea

12. Sri Wahyuni 941362 43 160 G3P2A0 Sectio Caesarea


13. Karnila 931212 40 160 G2P1A0 Sectio Caesarea

14. Gusharniati 512259 29 150 G2P1A0 Sectio Caesarea

15. Mutia Sari 941641 33 150 G8P0A7 Sectio Caesarea

16. Anyaring Tyas Asih 939807 23 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

17. Darmasari 941684 28 150 G1P0A0 Sectio Caesarea

18. Marlina 501967 31 157 G2P1A0 Sectio Caesarea

19. Melyati 942081 42 150 G4P3A0 Sectio Caesarea

20. Hasnawati 555008 39 155 G4P2A1 Sectio Caesarea

21. Henamia Tarigan 826567 36 160 G3P2A0 Sectio Caesarea

22. Shinta Setamala Madya 872943 29 160 G2P1A0 Sectio Caesarea

23. Pratiwi Juniarti 592167 30 152 G2P1A0 Sectio Caesarea

24. Erlita Sari 931292 28 160 G1P0A0 Sectio Caesarea

25. Elverida 940675 39 153 G2P0A1 Sectio Caesarea

26. Aprilia Susanti 942957 33 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

27. Lia Septiana Sari 943509 26 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

28. Rumiyati Wijayanti 451861 42 150 G5P3A1 Sectio Caesarea

29. Friska Susanaria 859054 31 153 G3P1A1 Sectio Caesarea

30. Elvina 822381 29 160 G2P1A0 Sectio Caesarea


31. Marlena 397295 34 156 G3P2A0 Sectio Caesarea

32. Fransiska Nur 943905 26 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

33. Mera Oktari 943938 25 158 G2P0A1 Sectio Caesarea

34. Ance Sulisna Wati 944070 25 150 G3P2A0 Sectio Caesarea

35. Winda Yanti 812259 31 153 G4P2A1 Sectio Caesarea

36. Yuliyanti 865853 32 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

37. Zuliwiarsih 936272 31 154 G2P1A0 Sectio Caesarea

38. Lisa Revita 944477 33 160 G3P2A0 Sectio Caesarea

39. Tiur Romauli 944769 30 152 G1P0A0 Sectio Caesarea

40. Putri Pariyanti 863548 36 145 G3P2A0 Sectio Caesarea

41. Herliya 875805 28 156 G3P1A1 Sectio Caesarea

42. Sunaeni 945017 32 150 G2P1A0 Sectio Caesarea

43. Noviyanti Gaol 945036 24 160 G2P1A0 Sectio Caesarea

44. Nadia Anggraini 944938 23 160 G2P1A0 Sectio Caesarea

45. Tuti Mentiana 945143 40 155 G3P2A0 Sectio Caesarea

46. Yuyun Sri Wahyuni 945184 39 156 G3P2A0 Sectio Caesarea

47. Rosmawati 937126 39 161 G4P3A0 Sectio Caesarea

48. Yurika 945669 28 152 G1P0A0 Sectio Caesarea


49. Supriyani 945653 43 153 G7P4A2 Sectio Caesarea

50. Nunung 945867 20 153 G2P1A0 Sectio Caesarea

51. Tiur Ronauli 944769 30 152 G1P0A0 Sectio Caesarea

52. Sari R Tobing 811340 39 156 G6P4A1 Sectio Caesarea

53. Sumarni 946123 30 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

54. Ira Meilina 576074 33 154 G4P2A1 Sectio Caesarea

55. Jamilah 946283 41 157 G4P3A0 Sectio Caesarea

56. Elpiana 837582 34 150 G3P1A1 Sectio Caesarea

57. Ni Kadek 946836 24 150 G1P0A0 Sectio Caesarea

58. Narda Prima 943176 25 147 G1P0A0 Sectio Caesarea

59. Rita Yulita 423343 35 143 G5P3A1 Sectio Caesarea

60. Pujiyati 946704 34 150 G4P0A0 Sectio Caesarea

61. Tanti Natun 946982 20 148 G1P0A0 Sectio Caesarea

62. Sunyani 829126 34 154 G3P2A0 Sectio Caesarea

63. Epa Anjani 947165 31 147 G1P0A0 Sectio Caesarea

64. Sugiyarti 822473 37 164 G7P4A2 Sectio Caesarea

65. Hidayati 946155 36 150 G3P2A0 Sectio Caesarea

66. Anika 834582 23 154 G1P0A0 Sectio Caesarea


67. Emi Purwati 947319 31 154 G4P2A1 Sectio Caesarea

68. Tiomas Marsaulina P 1219 32 156 G4P2A1 Sectio Caesarea

69. Yoshe Wahyu 941496 33 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

70. Sisca D 947500 33 158 G5P4A0 Sectio Caesarea

71. Desi Kurniasari 420487 37 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

72. Ati Miarti 947626 35 153 G3P2A0 Sectio Caesarea

73. Ipana 947727 34 154 G5P3A1 Sectio Caesarea

74. Andini 947731 19 157 G1P0A0 Sectio Caesarea

75. Lastri 933674 25 150 G1P0A0 Sectio Caesarea

76. Evi Nondang 452389 30 154 G4P1A2 Sectio Caesarea

77. Wayan Adyani Sekarsa 473995 29 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

78. Mery Susanti 947883 30 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

79. Ellyza 939110 42 155 G5P2A2 Sectio Caesarea

80. Firda Safira 948060 22 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

81. Siti Fatimah 941903 25 150 G4P2A1 Sectio Caesarea

82. Selvia Anggraini 948179 15 150 G1P0A0 Sectio Caesarea

83. Ayu Rohmaini 948283 26 156 G3P2A0 Sectio Caesarea

84. Nunuk Wahyuni 948284 29 163 G2P1A0 Sectio Caesarea


85. Frita Erina 960261 23 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

86. Maryana 967107 35 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

87. Ester 850044 30 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

88. Sumiati 948480 25 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

89. Sulistio Wati 948778 40 151 G4P3A0 Sectio Caesarea

90. Shintia Trisnawati 489916 17 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

91. Mardiah 796501 36 157 G1P0A0 Sectio Caesarea

92. Siti Aisyah 948877 24 157 G2P1A0 Sectio Caesarea

93. Ros Mulyana 809814 24 156 G4P3A0 Sectio Caesarea

94. Novita Sari 945522 35 155 G4P3A0 Sectio Caesarea

95. Meti 949237 33 153 G3P2A0 Sectio Caesarea

96. Ria Amelia 569570 32 147 G2P1A0 Sectio Caesarea

97. Dzakiyah Putri 538450 28 153 G2P0A1 Sectio Caesarea

98. Febe Marshelle 807896 32 156 G2P0A1 Sectio Caesarea

99. Tiomas M. Pakpahan 001219 34 154 G4P2A1 Sectio Caesarea

100. Vera Simanjuntak 494055 27 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

101. Maysaroh 950206 35 154 G3P0A0 Sectio Caesarea

102. Nolida Oktalina 428485 39 157 G3P0A0 Sectio Caesarea


103. Ayu Wulandari 950360 29 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

104. Rina Yani 950467 33 154 G3P2A0 Sectio Caesarea

105. Yusmaniar 871501 41 154 G8P5A2 Sectio Caesarea

106. Isnaini 936315 34 156 G4P2A1 Sectio Caesarea

107. Emi Pertiwi 951051 24 158 G1P0A0 Sectio Caesarea

108. Rizki Ditha 799408 27 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

109. Firlana 951664 28 151 G2P1A0 Sectio Caesarea

110. Mega Septiana 950568 31 154 G2P1A0 Sectio Caesarea

111. Mei Yana 949781 31 154 G2P1A0 Sectio Caesarea

112. Siluh Putu Kiki 472579 34 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

113. Nurhasanah 511910 34 155 G4P3A0 Sectio Caesarea

114. Sebrina 552388 29 156 G3P1A1 Sectio Caesarea

115. Ulfa Fitriani 952226 21 157 G1P0A0 Sectio Caesarea

116. Mita Widia 952225 25 156 G3P2A0 Sectio Caesarea

117. Okvi Yani 583326 26 151 G2P1A0 Sectio Caesarea

118. Ardina Vasthi 000012 38 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

119. Antika Midianita 325730 33 153 G2P1A0 Sectio Caesarea

120. Desy Aulia 531363 25 150 G1P0A0 Sectio Caesarea


121. Meilani Ruthia H 947925 33 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

122. Sekar Maharani 942362 19 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

123. Nisa Agista Putri 526197 27 157 G2P1A0 Sectio Caesarea

124. Rina Hermawati 952906 19 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

125. Oktasari 953059 29 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

126. Haryanti 953080 35 157 G3P1A1 Sectio Caesarea

127. Mikrazia Hairunisa 951547 31 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

128. Mardiana Sari 874441 22 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

129. Dewi Ratnasari 953323 23 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

130. Sumitri Fitria 953384 30 153 G1P0A0 Sectio Caesarea

131. Sumarsih 941112 43 147 G4P2A1 Sectio Caesarea

132. Dwi Safitri 953682 27 153 G1P0A0 Sectio Caesarea

133. Febtry Maresta Putri 564876 29 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

134. Ester 850044 30 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

135. Hidayati 946155 36 154 G3P2A0 Sectio Caesarea

136. Fadila Oktavia 938553 28 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

137. Hilda Eka Kurniatie 513528 37 157 G6P5A0 Sectio Caesarea

138. Margaretha 816331 30 157 G2P1A0 Sectio Caesarea


139. Lilis Afita Sari 954271 21 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

140. Septiani 954327 29 154 G5P4A0 Sectio Caesarea

141. Arsiah 954362 31 156 G6P5A0 Sectio Caesarea

142. A. Viendri Jesica 903945 24 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

143. Isnaeni 853667 26 157 G2P1A0 Sectio Caesarea

144. Sumiyati 954521 34 156 G3P2A0 Sectio Caesarea

145. Maisaroh 954658 34 154 G3P1A1 Sectio Caesarea

146. Tri Istiananingsih 939891 30 160. 151G1P0A0 Sectio Caesarea

147. Suresmi ZA 540774 39 152 G3P1512A0 Sectio Caesarea

148. Dheka Monica Sari 922287 26 153 G2P0A1157 Sectio Caesarea

149. Elia Azizah 954999 29 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

150. Seftilia Ningsih 955038 27 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

151. Agustina Ayu Lestari 949928 20 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

152. Nurul Ani 955194 21 150 G1P0A0 Sectio Caesarea

153. Ardhita Husna Wardhani 325178 29 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

154. Herawati 872580 38 155 G4P3A0 Sectio Caesarea

155. Dian Puspitasari 950327 25 153 G2P1A0 Sectio Caesarea

156. Dewinta J. Purba 1233 34 153 G1P0A0 Sectio Caesarea


157. Rhizqoh Alka 955775 29 151 G2P1A0 Sectio Caesarea

158. Komang Maya 955753 35 157 G5P3A1 Sectio Caesarea

159. Dian Puspitasari 950327 25 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

160. Rani Yuniawati 498417 36 154 G6P3A2 Sectio Caesarea

161. Adjeng Ariyati 929300 26 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

162. Aida Nadia 949322 32 152 G3P1A1 Sectio Caesarea

163. Sebri Yunita 914034 27 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

164. Agustina 592532 38 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

165. Siluh Nyoman Dewi 542534 26 150 G1P0A0 Sectio Caesarea

166. Rosdiana 947748 42 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

167. Monica Putri Yassa 829252 27 157 G2P1A0 Sectio Caesarea

168. Herliyanah 954513 29 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

169. Betti Kusnawati 949049 42 154 G3P2A0 Sectio Caesarea

170. Miaten 582224 46 160. G3P2A0 Sectio Caesarea

171. Azzahra Aulia Hanapi 901988 28 152 G2P1A0 Sectio Caesarea

172. Shalina Noviarti 940569 25 153 G2P1A0 Sectio Caesarea

173. Sri Umemi 791663 27 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

174. Utrujah 938185 32 154 G3P2A0 Sectio Caesarea


175. Charlin Marlina Boyoh 870315 29 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

176. Desiwati 957477 25 150 G1P0A0 Sectio Caesarea

177. Tin Sulastina 957709 27 157 G5P3A1 Sectio Caesarea

178. Ilis Maryani 957717 30 156 G3P1A1 Sectio Caesarea

179. Meli Puspita Sari 957811 29 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

180. Lani Safira 914453 26 153 G1P0A0 Sectio Caesarea

181. Setiarini 958183 29 147 G2P1A0 Sectio Caesarea

182. Rustati 958177 33 153 G3P2A0 Sectio Caesarea

183. Anesti Oktiandini 955867 23 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

184. Santi Nurayni Sidabutar 396955 33 154 G2P1A0 Sectio Caesarea

185. Erni Apriliana 958570 33 156 G3P2A0 Sectio Caesarea

186. Monica Purwa Agnestiana 956755 33 157 G2P1A0 Sectio Caesarea

187. Ika Susanti 810422 32 156 G4P2A1 Sectio Caesarea

188. Rina Perin Febrina 957980 26 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

189. Diah Rachma Wati 958879 33 160. G5P3A1 Sectio Caesarea

190. Cahyanti Setiani 950622 37 152 G5P4A0 Sectio Caesarea

191. Siti Permata Sari 958941 26 153 G2P1A0 Sectio Caesarea

192. Ari Mayaningtyas 538401 35 155 G2P1A0 Sectio Caesarea


193. Elni Gustina 372178 38 154 G2P1A0 Sectio Caesarea

194. Dwi Hartini 948621 24 151 G1P0A0 Sectio Caesarea

195. Nimas Sito Resmi 837374 19 150 G1P0A0 Sectio Caesarea

196. Fitria 926728 32 156 G4P2A1 Sectio Caesarea

197. Christin 459744 23 157 G1P0A0 Sectio Caesarea

198. Dwi Sri Mengati 960005 26 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

199. Ayu Humairoh 960099 18 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

200. Julina Yasinta 954660 26 160 G1P0A0 Sectio Caesarea

201. Viverawati Silaban 960198 36 152 G5P4A0 Sectio Caesarea

202. Wahyuti 960210 37 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

203. Dewi Hikmah Sari 960240 32 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

204. Febrina 870625 37 155 G4P2A1 Sectio Caesarea

205. Yulianti 960779 36 153 G3P2A0 Sectio Caesarea

206. Yulia Fitria Ningsih 439185 39 147 G4P1A2 Sectio Caesarea

207. Mela Andani 961017 25 153 G1P0A0 Sectio Caesarea

208. Jesyka Mutiara Yuda 918861 31 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

209. Rika Yulistra 482056 38 154 G2P1A0 Sectio Caesarea

210. Dini Chom Septia Dela 429195 33 154 G6P3A2 Sectio Caesarea
211. Sri Yuliati Sudarsih 960666 32 154 G2P1A0 Sectio Caesarea

212. Cindy Setyorini 550772 29 160. G4P1A2 Sectio Caesarea

213. Hartati 957149 28 152 G1P0A0 Sectio Caesarea

214. Eva Ratna Sari 962285 25 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

125. Lia Puspita 450160 32 157 G3P2 Sectio Caesarea

216. Hesti Rahayu 962748 28 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

217. Eka Wulandari 962757 24 160. G1P0A0 Sectio Caesarea

218. Demaris Natalia Pratami 467997 27 152 G1P0A0 Sectio Caesarea

219. Melfa Panjaitan 439372 37 153 G3P2A0 Sectio Caesarea

220. Riska Puspitasari 848770 30 157 G2P1A0 Sectio Caesarea

221 Siti Aisyah 318205 37 156 G3P2A0 Sectio Caesarea

222. Fifin Welliana 376164 40 154 G4P3A0 Sectio Caesarea

223. Ria Oktaviani 955812 28 160. G1P0A0 Sectio Caesarea

224. Dewi Nataliya 963429 37 156 G4P3A0 Sectio Caesarea

225. Endang Yuni Lastuti 852137 40 157 G6P4A1 Sectio Caesarea

226. Yunita Anggraini 867739 22 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

227. Mely Rahmadia 312093 31 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

228. Novalia Ayu 000184 30 153 G1P0A0 Sectio Caesarea


229. Risk Maharani 963629 24 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

230. Neneng Anwaliyah 944296 42 160. G3P2A0 Sectio Caesarea

231. Septa Riani 935072 29 152 G2P0A1 Sectio Caesarea

232. Diana Tomurita Marpaung 953848 42 154 G3P2A0 Sectio Caesarea

233. Ria Sulastri 900719 32 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

234. Khairunnisa 958832 23 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

235. Trisya Puspita Sari 397149 25 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

236. Aminah 508632 24 153 G3P1A1 Sectio Caesarea

237. Rohana 964054 37 154 G4P2A1 Sectio Caesarea

238. Gustia Wati 809022 42 160. G5P2A2 Sectio Caesarea

239. Novita Suri 964864 28 152 G1P0A0 Sectio Caesarea

240. Evi Susanti 932114 30 154 G3P2A0 Sectio Caesarea

241. Reni Handayani 949704 30 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

242. Darvina Sari 399683 34 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

243. Rahayu Lestari 826010 25 152 G2P0A1 Sectio Caesarea

244. Linda Apriyani 963570 29 153 G1P0A0 Sectio Caesarea

245. Dessih Mulyani 420897 35 157 G4P1A2 Sectio Caesarea

246. Berna Deta Pristi 893301 30 154 G1P0A0 Sectio Caesarea


247. Yuliana 965795 37 160. G4P3A0 Sectio Caesarea

248. Dwi Widiastuti 855954 25 156 G2P1A0 Sectio Caesarea

249. Melyana 966194 19 157 G1P0A0 Sectio Caesarea

250. Rohana Sari Lamria 965812 27 156 G1P0A0 Sectio Caesarea

251. Heni Lianti 878720 35 155 G2P1A0 Sectio Caesarea

252. Novita Juliana Waluyan 576501 33 152 G1P0A0 Sectio Caesarea

253. Meisa Esra Manurung 966716 30 153 G2P1A0 Sectio Caesarea

254. Yuli Yani 966242 32 157 G3P2A0 Sectio Caesarea

255. Rakhma Wati 364882 33 156 G3P1A1 Sectio Caesarea

256. Pipit Anggraeni 512295 29 154 G2P1A0 Sectio Caesarea

257. Fatimah 967425 24 160. G2P1A0 Sectio Caesarea

258. Namesse Christine 589156 33 156 G4P2A1 Sectio Caesarea

259. Vita Putri Wesa 363239 25 157 G1P0A0 Sectio Caesarea

260. Irawati 964443 27 154 G1P0A0 Sectio Caesarea

261. Agustin Listiyaningsih 900455 37 160. G5P3A1 Sectio Caesarea

262. Mujiati 964979 38 156 G4P2A1 Sectio Caesarea

263. Yosi Pratiwi 534146 25 157 G1P0A0 Sectio Caesarea

264. Yeyen Arvianti 846991 38 156 G6P3A2 Sectio Caesarea


265. Narayosepa Sinaga 955011 30 155 G1P0A0 Sectio Caesarea

266. Dame Oktavia Silitonga 875013 28 152 G1P0A0 Sectio Caesarea

267. Oktaviyani 493337 32 153 G2P1A0 Sectio Caesarea

268. Putri Aprilia 939954 18 154 G1P0A0 Persalinan Normal

269. Melisa Salfitri 793021 31 160. G2P1A0 Persalinan Normal

270. Dewi Yuliana 940562 28 156 G2P1A0 Persalinan Normal

271. Dewi Yuliana 940562 28 157 G4P2A1 Persalinan Normal

272. Yanti 941372 25 156 G2P1A1 Persalinan Normal

273. Juanieta Elanda 941630 25 155 G2P1A0 Persalinan Normal

274. Magdalena Wanda Nove 939587 27 152 G2P1A0 Persalinan Normal

275. Susanti 942740 34 153 G1P0A0 Persalinan Normal

276. Dian Juwita 942494 25 157 G1P0A0 Persalinan Normal

277. Merry Novita Sari 943162 26 156 G2P1A0 Persalinan Normal

278. Susi Andriani 943260 39 154 G6P4A1 Persalinan Normal

279. 160. G2P0A1 Persalinan Normal


Leli Kurniasari 943444 35
280. 156 G5P2A2 Persalinan Normal
Dorlantio 472292 41
281. 157 G2P1A0 Persalinan Normal
Anna Mutia 944106 29
282. Ria Febriany 283564 35 154 G3P2A0 Persalinan Normal

283. Amel Safitriyani 944544 29 160. G2P0A1 Persalinan Normal

284. Agus Susanti 939804 36 156 G4P2A1 Persalinan Normal

285. Luvita Lestari 944715 26 157 G1P0A0 Persalinan Normal

286. Fidia Ayu Lestari 939670 23 154 G1P0A0 Persalinan Normal

287. Dea Istiqomah 893562 24 160. G1P0A0 Persalinan Normal

288. Tri Utami 895178 27 156 G2P1A0 Persalinan Normal

289. Yuli M 946141 40 157 G7P6A0 Persalinan Normal

290. Ernita 946142 34 154 G1P0A0 Persalinan Normal

291. Irmawati 876662 24 160. G2P1A0 Persalinan Normal

292. Wartiningsih 946695 32 156 G1P0A0 Persalinan Normal

293. Desi 946697 38 157 G3P1A1 Persalinan Normal

294. Herliya 875805 28 156 G3P1A1 Persalinan Normal

295. Sami Ningrum 947800 40 155 G5P4A0 Persalinan Normal

296. Erika Natalia 947978 18 152 G1P0A0 Persalinan Normal

297. Siti Fatimah 948435 25 153 G2P1A0 Persalinan Normal

298. Febi Aryani 929772 33 157 G3P2A0 Persalinan Normal

299. Susi Susanti 944724 31 156 G3P1A1 Persalinan Normal


300. Arinda Kamilia Ayu 948553 19 154 G1P0A0 Persalinan Normal

301. Anila 948703 18 160. G1P0A0 Persalinan Normal

302. Dame Oktavia 875013 28 156 G1P0A0 Persalinan Normal

303. Fitri Eka Sari 408735 33 157 G4P2A1 Persalinan Normal

304. Mei Suraningtyas 934960 25 154 G1P0A0 Persalinan Normal

305. Ratu Mustika 949259 25 160. G3P1A1 Persalinan Normal

306. Leminaria Naibaho 925046 30 156 G1P0A0 Persalinan Normal

307. Rizky Meilia 950410 22 157 G1P0A0 Persalinan Normal

308. Khetlin Irin 933916 27 156 G1P0A0 Persalinan Normal

309. Krisetiya Yunita 950315 29 155 G1P0A0 Persalinan Normal

310. Noviyanti 851016 44 152 G2P1A0 Persalinan Normal

311. Windi Purwati 950605 18 154 G2P1A0 Persalinan Normal

312. Nurcahaya Silaban 391508 37 160. G3P2A0 Persalinan Normal

313. Fitriawati 870141 32 156 G3P2A0 Persalinan Normal

314. Noviyanti 916674 28 157 G3P2A0 Persalinan Normal

315. Dede Afriani 951395 31 156 G3P2A0 Persalinan Normal

316. Siti Fatimah 273603 26 155 G1P0A0 Persalinan Normal

317. Lidia Ernest Sienna 585756 29 152 G2P1A0 Persalinan Normal


318. Marlina Sitorus 1184 42 153 G3P2A0 Persalinan Normal

319. Dewa Ayu 552293 29 154 G2P1A0 Persalinan Normal

320. Oktaviana 803972 33 160. G2P1A0 Persalinan Normal

321. Rini Kusningsih 941041 39 152 G3P2A0 Persalinan Normal

322. Hernawati 952170 24 154 G2P1A0 Persalinan Normal

323. Dea Rahma Yanti 947340 21 157 G1P0A0 Persalinan Normal

324. Vectry Tiffany 840526 27 156 G3P2A0 Persalinan Normal

325. Alima Sari 505277 29 155 G2P1A0 Persalinan Normal

326. Dame Octavia 875013 28 153 G1P0A0 Persalinan Normal

327. Hariyanti 938231 31 154 G2P1A0 Persalinan Normal

328. Reny Yantina 953725 33 160. G2P1A0 Persalinan Normal

329. Wiwin Meliana 953748 27 152 G2P1A0 Persalinan Normal

330. Noriska Deyustianda 954363 30 154 G2P1A0 Persalinan Normal

331. 157 G3P2A0 Persalinan Normal


Dian Mayasari 954748 35
332. 156 G2P0A1 Persalinan Normal
Dheka Monica Sari 922287 26
333. 152 G1P0A0 Persalinan Normal
Putri Lestari 955089 21
334. 153 G1P0A0 Persalinan Normal
Ratna Maria 955062 31
335. 157 G1P0A0 Persalinan Normal
Dina Febriana 951559 26
336. Sri Haryati 923718 29 153 G1P0A0 Persalinan Normal

337. Dwi Utari 955708 28 154 G2P1A0 Persalinan Normal

338. Sugiyanti 919181 33 160. G4P3A0 Persalinan Normal

339. Sofia Oktavia 955740 29 152 G2P1A0 Persalinan Normal

340. Catur Retno Utami 955880 31 154 G2P1A0 Persalinan Normal

341. Siti Suhartanti 955879 27 157 G3P1A1 Persalinan Normal

342. Pitri Yusandra 853307 31 156 G2P1A0 Persalinan Normal

343. Anggraini Saputri 956263 31 155 G2P1A0 Persalinan Normal

344. Radita Febriani 956287 22 153 G2P0A1 Persalinan Normal

345. Nurmalasari 830302 26 154 G2P1A0 Persalinan Normal

346. 160. G2P1A0 Persalinan Normal


Ningrum Kesuma Dewi 943988 26
347. 152 G2P1A0 Persalinan Normal
Leni Marlina Siregar 913861 29
348. 154 G3P2A0 Persalinan Normal
Ayu Hanita Faradila 479764 31
349. 157 G2P1A0 Persalinan Normal
Supaintem 957524 35
350. 20 156 G1P0A0 Persalinan Normal
Aprilia Sri Wahyuni 957800
351. Raden Ayu 958178 31 152 G2P1A0 Persalinan Normal

352. Bela Anzelita 958530 19 153 G1P0A0 Persalinan Normal


353. Mestawati 843549 35 157 G2P1A0 Persalinan Normal

354. Sugiati 958977 36 153 G3P2A0 Persalinan Normal

355. Clara Novianti 500588 30 154 G2P1A0 Persalinan Normal

356. Poppy Erinda Sianturi 865675 36 160. G3P2A0 Persalinan Normal

357. Suharti Liana 953588 22 152 G1P0A0 Persalinan Normal

358. Neng Ayu Resviana 959037 31 154 G3P2A0 Persalinan Normal

359. Teguh Supriatin 847483 29 157 G3P2A0 Persalinan Normal

360. Chatarina Ratika A. 951976 28 156 G1P0A0 Persalinan Normal

361. Mega Ayu Retno Putri 959337 23 155 G2P1A0 Persalinan Normal

362. Fitria Kontesa 959398 33 153 G2P1A0 Persalinan Normal

363. 154 G2P1A0 Persalinan Normal


Janne Alicia Putri 959470 23
364. 160. G1P0A0 Persalinan Normal
Mai Linda 959474 22
365. 152 G3P1A0 Persalinan Normal
Helvira Safitri 953309 23
366. 154 G2P1A0 Persalinan Normal
Suranti 959619 27
367. 157 G4P3A0 Persalinan Normal
Yetty Yupita 959932 38
368. 156 G1P0A0 Persalinan Normal
Dati Ciptia Putri 350921 27
369. Siti Fatimah 960164 23 152 G1P0A0 Persalinan Normal
370. Fitri Ambarsari 960179 31 153 G2P1A0 Persalinan Normal

371. 29 157 G2P1A0 Persalinan Normal


Anisa Sartika 960263

372. Adelia Sentia 845650 20 152 G1P0A0 Persalinan Normal

373. Ayda Fazri 829880 25 154 G3P1A1 Persalinan Normal

374. Irma Febriani 577409 27 157 G2P1A0 Persalinan Normal

375. Siti Juleha 960916 19 156 G1P0A0 Persalinan Normal

376. Devi Andra Yani 959600 28 155 G1P0A0 Persalinan Normal

377. Saras Christia Putri 961291 24 153 G1P0A0 Persalinan Normal

378. Ratna Sari 961572 27 154 G5P1A3 Persalinan Normal

379. Klara Suci Agustiarini 961761 29 160 G1P0A0 Persalinan Normal

380. Eka Sutyana 947170 31 152 G4P1A2 Persalinan Normal

381. Eltina Sari 960127 28 152 G1P0A0 Persalinan Normal

382. Rita Vicke Walean 962197 29 154 G2P1A0 Persalinan Normal

383. Desti Kusumawati 865274 22 157 G1P0A0 Persalinan Normal


LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO BOYOLALI TAHUN 2023

Nama Lengkap : FLORENSIA IRENA


NIM : 52022165
Kelas : Linjur Boyolali A
Dosen Pembimbing : TITIK WIJAYANTI, S.Si.T,M.Kes
Judul Tugas Akhir : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
SECTIO CAESAREA DI RS ADVENT BANDAR LAMPUNG
Tanggal Pokok Bahasan Paraf Dosen
Bimbingan Pembimbing

1. 24 Maret 2023 Mengajukan 3 judul Proposal Skripsi

2. 10 April 2023 Pemilihan judul Proposal Skripsi yang telah dipilih dan di
ACC oleh perpus
3. 11 April 2023 ACC judul Proposal Skripsi

4. 18 April 2023 Konsul latar belakang dan BAB 1-3

5. 11 Mei 2023 Konsul revisi 1 Proposal Skripsi

6. 16 Mei 2023 Konsul revisi 2 Proposal Skripsi

7. 18 Mei 2023 Konsul revisi 3 Proposal Skripsi

8. 19 Mei 2023
ACC --> siapkan maju ujian proposal
Bimbingan Skripsi

• Dimulai pada tanggal : 24 Maret 2023


• Diakhiri pada tanggal : 19 Mei 2023  Jumlah pertemuan
bimbingan : 8x
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing,

(TITIK WIJAYANTI, S.Si.T,M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai