DISUSUN OLEH:
MUTHIA ADELA 2010070140031
HALEANDRA BINTANG STEVANO 2010070140041
Telah di periksa dan di setujui untuk memenuhi tugas mata kuliah praktek
kerja lapangan III pada program studi Diploma III teknik radiologi
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ PENATALAKSANAAN CT SCAN MANDIBULA
KONTRAS DENGAN KLINIS AMELOBLASTOMA DI INSTALASI
RADIOLOGI RSUD. ARIFIN ACHMAD KOTA PEKANBARU TAHUN
2022 “ untuk memenuhi syarat praktik kerja lapangan III rumah sakit umum
daerah kota pekan baru, pada tanggal 19 september 2022 s/d 12 november 2022.
Sholawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan kepada nabi besar muhammad
SAW, yang telah membawa umatnya ke jalan yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti zaman yang kita rasakan saat ini.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusun karya tulis ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada:
1. drg. Wan Fajriatul Mamnunah, Sp. KG selaku direktur rumah sakit
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
2. Dr. Yeni Oktavia, Sp. Rad, selaku kepala intalasi radiologi RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru.
3. Rosmaulina Siregar, AMR selaku kepala ruangan yang bertugas di
Instalasi Radiologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
4. Roikhan Ardhi, S.ST selaku Clinical instructure yang bertugas di
Instalasi Radiologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
5. Laila Hayati, AMR selaku Clinical instructure yang bertugas di Instalasi
Radiologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
6. Beserta bapak/ibu radiografer dan staff yang bertugas di Instalasi
Radiologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
7. Supervisor institusi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
iii
menghasilkan sesuatu yang terbaik karena terbatasnya ilmu yang peneliti miliki
dan kurangnya pengalaman, sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memperbaiki isi
dari makalah ini. Semoga segala kebaikan dan pertolongan mendapatkan berkah
dari ALLAH SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan amin ya robbal alamin.
penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 8
1.3 Tujuan ................................................................................. 8
1.4 Manfaat ............................................................................... 8
BAB 2. DASAR TEORI
2.1 Profil RSUD Arifin Achmad................................................. 9
2.2 Anatomi Fisiologi.....................................................................10
2.2.1 Anatomi Mandibulla......................................................10
2.3 Tumor rahang ..........................................................................12
2.3.1 Penyebab dan gejala Tumor rahang ...............................12
2.3.2 Jenis jenis Tumor rahang ................................................13
2.4 Ct-scan......................................................................................16
2.4.1 Prinsip kerja CT-scan......................................................17
2.4.1 Komponen kerja CT-scan................................................17
2.5 Teknik pemeriksaan.................................................................19
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Paparan Kasus .......................................................................... 23
3.2 Persiapan pasien ....................................................................... 23
3.3 Persiapan alat............................................................................ 24
3.4 Teknik Pemeriksaan ................................................................. 28
3.5 Pembahasan .............................................................................. 34
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................. 36
v
4.2 Saran ......................................................................................... 36
Lampiran....................................................................................................37
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
Gambar 3.19 Tampilan untuk merekontruksi irisan ..................................... 32
Gambar 3.20 Tampilan menu kondisi tulang ............................................... 32
Gambar 3.21 Tampilan irisan ....................................................................... 33
Gambar 3.22 Hasil Radiograf.......................................................................34
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Computed tomography (CT) scan adalah alat pencitraan sinar-X
yang dipadukan dengan komputer pengolah data sehingga mampu
menghasilkan gambar potongan melintang dari tubuh. Ct scan telah
berkembang menjadi sebuah metode pencitraan medis yang sangat
diperlukan dalam pemeriksaan radiodiagnostik. Arah perkembangan
teknologi Ct scan pada saat ini lebih diutamakan ke masalah
peningkatan kecepatan pencitraan dengan detektor multi irisan,
peningkatan resolusi gambar dan pengurangan dosis radiasi yang
diterima pasien (Kartawiguna, 2009)
Mandibula atau tulang rahang bawah merupakan bagian dari tulang
wajah. Mandibular merupakan satu-satu nya tulang yang wajah yang
bisa bergerak. Tulang mandibular berasal dari dua tulang yang terpisah,
yang kemudian bergabung menjadi satu pada usia sekitar satu tahun
Lampignano,P. jhon dan Kendrick (2018)
Teknik pemeriksaan CT Scan mandibula merupakan salah satu
modalitas pemeriksaan radiologi yang digunakan untuk melihat
gambaran anatomi serta menilai apakah ada abnormalitas pada
mandibula. Salah satu indikasi dari pemeriksaan ini adalah
ameloblastoma. Pemeriksaan CT Scan mandibula dilakukan dengan
atau tanpa kontras media. Penelitian ini dilakukan untuk
mendeskripsikan Teknik Radiografi dan menunjukkan anatomi
mandibula dengan klinis ameloblastoma di RSUD Arifin Achmad.
Kondisi patologis pada rahang jarang sekali dijumpai oleh
pemeriksaan radiologi. Oleh karena itu sangat penting bagi radiografer
mengenali perubahan patologis pada rahang, biasanya kelainan
patologis pada rahang berupa ameloblastoma, kista folikular,
sementoma periapikal, osochochondroma, displasia fibrosa, tumor sel
raksasa, penyakit metastasis osseus, multipel mioma, fasciitis
6
nekrotikan, dan osteomielitis (Meyer, Bancroft, Dietrich, Kransdorf, &
Peterson, 2011).
Ameloblastoma merupakan tumor jinak odontogenik epitel.
Memiliki kapasitas pertumbuhan tak terbatas dan memiliki jaringan
dengan potensi tinggi untuk bertransformasi menjadi ganas serta
metastasis. Ameloblastoma sering ditemukan pada pasien berusia 30 -60
tahun (Abdullah, Idris, & Saparon, 2017)
Untuk dapat mengetahui apakah sebuah organ tubuh dalam
keadaan normal atau tidak, sebaiknya kita dapat mengetahui anatomi
organ tubuh tersebut. Selain itu, dengan mengetahui adanya kelainan
tersebut, diharapkan kita dapat memberikan penanganan secara tepat
dan harapan untuk kesembuhan menjadi lebih besar. Salah satu
pemeriksaan radiografi yaitu pemeriksaan computer tomography scan
(CT Scan). CT Scan dikembangkan oleh Sir Godfrey Hounsfield dari
Inggris sejak tahun 1972, yang telah menunjukkan kemampuannya
sebagai alat diagnostic imaging berteknologi komputer canggih (High
Tech). Tujuan utama penggunaan ct scan adalah untuk pemeriksaan
seluruh organ tubuh, seperti susunan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, rongga perut.
Berdasarkan observasi di lapangan pemeriksaan CT Scan
mandibula di RSUD Arifin ahmad teknik pemeriksaannya hampir sama
dengan CT Scan kepala biasa hanya saja yang membedakan ketebalan
irisan yang digunakan. Alasan mengambil masalah tersebut karena
jarangnya pemeriksaan tersebut dan ingin mengetahui serta
mempelajari tentang teknik pemeriksaan CT Scan mandibula lebih
dalam lagi.
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas penulis
tertarik untuk melakukan kajian mendalam terhadap pemeriksaan
tersebut, maka penulis mengangkat judul makalah “ Penatalaksanaan
CT Scan Mandibula Kontras dengan Klinis Ameloblastoma di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
7
1.2 Rumusan Masalah
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Penulis
Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam
pemeriksaan CT Mandibula kontras dengan klinis Ameloblastoma.
3. Manfaat Pembaca
Menjadi sumber referensi dan informasi bagi orang yang membaca
makalah ini agar mengetahui bagaimana cara pemeriksaan CT
Scan Mandibula kontras dengan kasus Ameloblastoma.
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
9
Visi dan Misi tersendiri, diantara :
Misi :
1. Menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar Internasional dan menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit
lainnya di Provinsi Riau;
2. Melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit pendidikan kesehatan
lainnya
3. Melaksanakan fungsi administrasi secara profesional
10
diantara gigi.
Keterangan Gambar :
1. Condylar process
2. Coronoid process
3. Mandibular notch
4. Mandibular foramen
5. Alveolar process
6. Mental foramen
11
7. Mental protuberance
8. Corpus/body
9. Angle/ganion
10. Ramus
11. Mandibular condyles
2. Wajah bengkak
12
6. Mati rasa pada mulut atau wajah
Berbagai gejala tersebut akan membuat penderitanya sulit berbicara,
mengunyah, dan menelan makanan. Tumor rahang yang tidak segera
ditangani dapat mengakibatkan gigi tergeser atau bahkan copot dan
menyebabkan kerusakan serius pada rahang.
2.3.2 Jenis-Jenis Tumor Rahang
Tumor rahang ada yang bersifat jinak maupun ganas, dan jenisnya
juga bermacam-macam, antara lain:
1. Ameloblastoma
Ameloblastoma merupakan jenis tumor rahang jinak yang tumbuh
perlahan di rahang atas bagian belakang. Meski bersifat jinak, tumor ini
terkadang juga bisa tumbuh cepat dan menyebar ke hidung, rongga mata,
dan tengkorak kepala.
13
2. Odontoma
14
4. Myxoma odontogenic
15
depan. Tumor ini dapat tumbuh dengan cepat, menimbulkan rasa sakit,
dan bahkan menghancurkan tulang rahang. Meskipun jinak, tumor ini
dapat tumbuh kembali setelah penanganan.
Selain beberapa jenis tumor rahang di atas, ada pula tumor yang
bersifat nonodontogenik, artinya tumor tersebut berasal dari jaringan lain
di sekitarnya, lalu menyebar ke rahang. Beberapa jenis tumor
nonodontogenik adalah:
1. Karsinoma sel skuamosa, yaitu kanker kulit yang menyerang tulang
rahang melalui rongga gigi
2. Osteosarcoma, yaitu salah satu jenis kanker tulang yang dapat
menyerang tulang rahang
3. Sarkoma Ewing, yaitu tumor ganas yang muncul di tulang dan
jaringan lunak di sekitar tulang, termasuk tulang rahang
4. Multiple myeloma dan beberapa jenis tumor lain, seperti tumor
payudara, tumor paru-paru, dan tumor tiroid, yang menyebar ke
tulang rahang.
2.4 CT-Scan
16
2.4.1 Prinsip Kerja CT SCAN
17
b. PDU (Power Distribution Unit)
PDU merupakan suatu unit yang mengatur
pendistribusian daya listrik dari “Automatic Voltage Stabilizer”
keseluruh peralatan CT.
c. UPS (Unit Power Saving)
Sebagai Penyimpan Tenaga Listrik Sementara,
Jika terjadi Pemadaman Listrik
d. Pendingin (Chiller)
Sebagai alat pendingin pesawat CT Scan selama
pemeriksaan (Cooling System)
3. Meja pemeriksaan
Berfungsi untuk :
1. Tempat mengatur posisi pasien
2. Terbuat dari bahan Carbon Graphite Fiber, yang
memiliki nilai penyerapan rendah terhadap berkas
sinarx.
4. Scanning Gantry
“Scanning Gantry” merupakan komponen pesawat
CT Scan, di dalamnya terdapat:
a. Tabung sinar-x, berfungsi sebagai pembangkit
sinar-x dengan kapasitas 3.000.000 H.U (Heat
Unit).
b. Generator sinar-x
c. Slip Ring
d. Detektor
e. Kolimator
5. Kontrol
panel
Berfungsi sebagai:
a) Pusat dari semua kegiatan scanning
b) Patient File Manipulation
18
c) Fungsi sistem pengoperasian secara umum.
d) Image Display
6. Kursi kontrol panel (Console Chair)
merupakan tempat duduk operator CT Scan.
7. Perlengkapan pasien (Patient Accessories)
a.Peralatan yang diperlukan untuk kenyamanan posisi
pasien selama pemeriksaan berlangsung, terdiri dari :
“head holder strep”, “coronal head holder”, “axial head
holder”, “arm support”, “cradle pad”, “knee pad” dan
“cradle extender”.
b.Printer Laser Imager, digunakan untuk dapat
memperoleh gambaran CT pada suatu bidang film
dengan yang diinginkan.
2.5 Teknik Pemeriksaan
a. Persiapan pasien
1) Pasien diminta untuk mengecek kadar ureum kreatinin dengan kadar
normal 0,6-1,5 md/dl untuk kadar kreatininnya dan 15-40 mg/dl untuk
ureumnya.
2) Pasien diinstruksikan untuk puasa selama 3 jam sebelum dilakukannya
pemeriksaan hal ini bertujuan agar lambung kosong saat pemeriksaan yang
berfungsi untuk menghindari terjadinya aspirasi saat pasien dimasukkan
bahan kontras yaitu mual atau muntah.
3) Memberikan tentang riwayat alergi pasien
4) Mengajukan lembar persetujuan tindakan kepada keluarga atau pasien
karena berkaitan dengan penggunaan bahan kontras. Saat melakukan
prosedur scanning area pemeriksaan harus bebas dari benda logam seperti
penjepit rambut, gigi palsu, anting-anting, alat bantu pendengaran,
kacamata karena akan mempengaruhi hasil gambaran berupa artefak.
Untuk pasien yang gelisah harus diberikan penjelasan singkat mengenai
prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan kepada pasien dan apa yang
akan dirasakan saat dilakukannya prosedur pemeriksaan. Pastikan pasien
19
berada dalam posisi aman dan nyaman dengan memberikan selimut atau
bantalan pada lutut yang akan mengurangi adanya pergerakan dari pasien.
Jika menggunakan kontras harus dikonfirmasi apakah pasien memiliki
alergi pada obat tertentu serta harus diketahui juga fungsi ginjalnya
melalui pemeriksaan ureum creatinin. Mata pasien seharusnya ditutup saat
melakukan pemeriksaan (Seeram, 2009).
b.Parameter
Penetapan parameter CT Scan ditentukan berdasarkan jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan. Mengatur parameter tak hanya
mempengaruhi kualitas gambar tetapi juga berpengaruh terhadap dosis
yang diterima pasien (Medical Radiology, 2008). Parameternya adalah
sebagai berikut :
1) Slice thickness
Merupakan ketebalan irisan atau potongan objek yang akan
diperiksa. Nilainya dapat dipilih sesuai dengan keperluan klinis
rentang nilainya dari 1-10 mm.
2) Faktor eksposi
Merupakan factor-faktor yang berpengaruh dalam eksposi yang
meliputi miliampere (mA) menentukan kuantitas atau jumlah dari sinar
x yang dihasilkan, nilainya berada pada kisaran 20 - 580 mA,
kilovoltage (kV) menentukan beda potensial atau tegangan tabung
antara katoda dan anoda yang berpengaruh terhadap kualitas daya
tembus sinar x yang akan dihasilkan.
3) Field of View
Merupakan luas lapangan maksimal dari gambaran yang akan
direkonstruksi. Biasanya variasi besaran fov adalah 12-50 cm, dengan
fov yang kecil maka akan meningkatkan resolusi gambaran karena hal
tersebut mereduksi ukuran pixel (picture element) yang akan
menyebabkan proses rekonstruksi matriks menjadi lebih teliti namun
apabila ukuran FOV terlalu kecil maka area yang mungkin dibutuhkan
untuk keperluan klinis akan sulit dideteksi.
20
4) Rekontruksi Matriks
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom dari picture
elemen (pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi
matriks ini merupakan salah satu struktur element dalam memori komputer
yang berfungsi untuk merekonstruksi gambar. Pada umunya matriks yang
digunakan berukuran 512 X 512 yaitu 512 baris dan 512 kolom.
Rekontruksi matriks berpengaruh terhadap resolusi gambar. Semakin
tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi detail gambar yang
dihasilkan.
5) Rekonstruksi Algorithma
Filter kernel merupakan bagian dari rekonstruksi algoritma, algoritma
dalam hal ini merupakan persamaan-persamaan matematika yang
dikonvolusikan pada data-data hasil pengukuran. Gunanya dalam CT
sangat penting untuk menghilangkan kebanyakan efek blurring, dan sangat
melekat dengan fisik rekonstruksi image CT yang menggunakan teknik
yang disebut dengan back projection. Hal ini dikerjakan dengan
mengaplikasikan filter digital yang disebut kernel ke semua data redaman
dengan cara yang sama.
6) Window Width
Window Width adalah rentang nilai computed tomography yang akan
dikonversi menjadi gray levels untuk di tampilkan dalam tv monitor.
Setelah computer menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekontruksi
matriks maka hasilnya akan dikonversi menjadi skala numerik yang
dikenal dengan nama nilai computed tomography. Nilai ini mempunyai
satuan HU (Hounsfield Unit) yang diambil dari nama penemu CT-Scan.
Diantara rentang tersebut merupakan jaringan atau substansi lain dengan
nilai berbeda-beda pula tergantung pada tingkat perlemahannya, dengan
demikian penampakan tulang dalam monitor menjadi putih dan
penampakan udara adalah hitam. Jaringan dan substansi lain akan
dikonversi menjadi warna abu-abu yang bertingkat yang disebut gray
21
scale. Khusus untuk darah yang semula dalam penampakan berwarna abu-
abu dapat menjadi putih jika diberi media kontras positif.
7) Window Level
Window level adalah nilai tengah window yang di gunakan untuk
menampilkan gambar. Nilai dapat dipilih dan tergantung karakteristik
attenuasi objek.
8) Pitch
Pitch merupakan rasio jumlah detektor dengan pola pemaparan radiasi
terhadap objek. Pitch untuk pemeriksaan yang biasa digunakan rentangnya
berkisar 1,2 sampai 1,5. Perhitungan pitch yaitu jumlah pergerakan meja
CT Scan per beam collimation (Bontranger, 2018)
22
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Paparan Kasus
Nama : Ny. X
Jenis Kelamin :P
Umur : 64 Tahun
Alamat : Pekanbaru
No. RM : 01071359
No. Foto : I.206
Dr. Pengirim : Dr. Father Usman Bunawar
Tanggal Pemeriksaan : 11 Oktober 2022
Permintaan Pemeriksaan : Ct Scan mandibula kontras
Diagnosa : ameloblastoma
3.1.2 Riwayat Pasien
Pada tanggal 11 Oktober 2022, pasien mendatangi
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Arifin Achmad Pekan
Baru untuk melakukan pemeriksaan CT scan. Kemudian
dilakukan pemeriksaaan Ct Scan Mandibula Kontras di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Arifin Achmad Pekan
Baru . Pasien datang ke instalasi radiologi dengan membawa
surat permintaan pemeriksaan radiologi dari dokter.
Selanjutnya pasien melakukan pemeriksaan Ct Scan
Mandibula Kontras
23
pemeriksaan yang berfungsi untuk menghindari terjadinya aspirasi saat
pasien dimasukkan bahan kontras yaitu mual atau muntah.
3) Memberikan tentang riwayat alergi pasien
24
2. Workstation
Komputer Merk :Syngo
25
c. Film radiografi
1) Merek : agfa
2) Ukuran : 35x43 cm
26
e. Persiapan alat bahan kontras
a. Media kontras Iopamiro 300
Merk : Bracco
c. Spuit
Spuit : ukuran 50 ml
Merk : Terumo syringe
27
3.4 Teknik pemeriksaan
A. Posisi pasien
Teknik pemeriksaan dimulai dari memposisikan pasien tidur
telentang diatas meja pemeriksaan dengan orientasi head first,
letakkan kepala pada head holder, kepala diposisikan sehingga mid
saggital plane (MSP) tubuh sejajar dengan lampu indicator
longitudinal dan interpupillary line sejajar dengan lampu indicator
horizontal. outline indicator digunakan sebagai center point ada
pada glabella. Posisikan tangan di samping tubuh pasien. Batas
bagian atas Scannogram adalah glabella dan bagian bawahnya
yaitu bagian bawah dari mandibula, intinya seluruh bagian
mandibula tercakup dalam gambaran nantinya. Untuk proses
rekonstruksi gambaran axial, sagittal, coronal atur garis imager
sehingga menampilkan gambaran mandibula.
28
b) Lalu pilih bagian tubuh mana yang ingin di Ct-Scan.
d) Pilih posisi pasien yang kita lakukan, pilih gambar kepala yang
terlebih dahulu masuk gentri atau head First - Supine lalu tekan OK
29
C. Prosedur Scanning
Setelah semua prosedur dipilih, lanjut kebagian scanning
a. Pilih dan tekan pada menu LOAD untuk memulai pemeriksaan CT
Scan topogram dan tkan tombol X-Ray pada panel kontrol, Selama
scanning, pasien tidak boleh bergerak agar gambarannya bagus dan
jelas.
30
e. Setelah selesai memasukkan zat kontras, masukkan kembali pasien ke
dalam gantry dengan menekan lama tombol MOVE yang ada pada
panel kontrol sampai berhenti dan langsung tekan tombol scan sampai
selesai mendapatkan hasil kepala kontras.
Gambar 3. 17
Tampilan menu patient browser
(Sumber, Dokumentasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru)
b. Akan muncul di layar 3 gambar yang berupa irisan sagittal,
corronal, serta axial.
31
c. Atur semua potongan gambar supaya simetris, setelah potongan
gambar telah simetris semua maka pilih menu parallel range untuk
membuat topogram dan menentukan slice thickness dan jumlah
gambaran yang akan dimuat pada lembar film, untuk kasus
ameloblastoma jumlah irisannya 19 gambar serta 1 topogram.
Setelah itu klik start untuk memulai proses rekonstruksi lalu
simpan.
Gambar 3. 20
Tampilan menu kondisi tulang
(Sumber, dokumentasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru)
32
e. Gambaran selanjutnya yaitu potongan saggital dan corronal,
cara merekonstruksinya sama seperti cara diatas tetapi untuk
mendapatkan hasil gambaran dari potongan sagittal buatlah
topogram dari potongan corronal. Klik start kemudian simpan.
f. Untuk hasil gambaran dengan potongan corronal maka
topogram dari potongan sagittal dengan posisi irisan
memanjang
Gambar 3. 21
Tampilan untuk irisan corronal
(Sumber, Dokumentasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru)
g. Untuk mencetak gambaran yang telah direkonstrusi dengan
masuk ke menu filming pada sisi sebelah kanan pada layar
workstation, pilih file sesuai gambar yang akan di cetak.
h. Hasil radiografinya adalah sebagai berikut :
33
Gambar 3. 22 hasil radiograf
(Sumber, dokmentasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru)
3.3 Pembahasan
Di instalasi radiologi RSUD Arifin achmad pada pemeriksaan mandibula
kontras di lakukan persiapan sebelum pemeriksaan yaitu , Pasien diminta untuk
mengecek kadar ureum kreatinin terlebih dahulu, sebelum pemeriksaan pasien di
minta untuk melakukan puasa selama 6 jam, dan diinstruksikan untuk melepas
benda-benda di sekitar area scanningyang dapat menimbulkan artefak seperti
anting, jepit rambut dan benda logam lainnya. Pemeriksaan CT Scan mandibula
dengan klinis ameloblastoma di RSUD Arifin Achmad menggunakan kontras
media untuk melihat apakah ada abnormalitas atau kelainan pada jaringan,
pemeriksaan CT Scan Mandibula dengan suspek ameloblastoma penulis
mendapatkan hasil untuk pemeriksaan ini proyeksi potongan yang dilakukan
adalah axial, corronal, sagittal.
Kemudian parameter yang membedakan CT Scan mandibula dengan klinis
lainnya yaitu ketebalan potongan 3m dikarenakan ingin melihat abnormalitas pada
jaringan di daerah mandibula. Alasan menggunakan ketebalan potongan 3 mm
yaitu sudah cukup untuk memberikan gambaran secara informative, apabila
menggunakan potongan yang tebalnya lebih dari 3 mm dikhawatirkan akan
melewatkan bagian yang terindikasi ameloblastoma sehingga pada gambaran tak
terlihat adanya kelainan pada bagian tersebut, dan apabila menggunakan potongan
34
yang tebalnya kurang dari 3 mm maka akan terlalu banyak gambaran yang
sebenarnya sudah dapat memberikan informasi tentang adanya kelainan pada
mandibula.
Parameter yang digunakan dalam CT Scan mandibula dengan klinis
fraktur dan CT Scan mandibula dengan klinis ameloblastoma tidak ada perbedaan
pada keduanya hanya saja untuk CT Scan mandibula dengan klinis fraktur
menggunakan windowing bone dikarenakan lebih fokus untuk melihat struktur
tulang, dan untuk CT Scan mandibula dengan klinis ameloblastoma menggunakan
windowing mediastinum yang bertujuan untuk melihat jaringan sekitar mandibula.
Faktor eksposi yang diberikan yaitu tegangan tabung sebesar 120 kV yang sudah
merupakan standar pesawat CT Scan, kemudian arus tabung yang digunakan
sebesar 36 mAs). Faktor eksposi tersebut dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan
diagnosa, apabila perubahan faktor eksposi terlalu tinggi atau teralalu rendah
kondisinya maka pesawat akan memberikan peringatan yang muncul pada layar
workstation dan pesawat CT Scan tidak akan melakukan scanning.
Setelah semua prosedur diatas telah dilakukan maka dilanjutkan dengan
pemeriksaan CT Scan Mandibula, arahkan pasien untuk melepas benda di sekitar
kepala yang sekiranya dapat mengakibatkan artefak pada gambaran radiografi
kemudian posisikan pasien, pertama lakukan registrasi pasien sesuai data pilih
protokol head pilih opsi “head first” dengan posisi supine. Pertama buatlah
topogram, setelah topogram jadi aturlah area Scanning yang mencakup
keseluruhan dari daerah mandibula. Kemudian lakukan scanning, setelah itu
masukkan kontras diinjeksikan melalui IV sebanyak 50 cc dan lakukan scanning
lagi setelah kontras di masukkan.jika hasilnya sudah bagus maka pasien
diperbolehkan untuk meninggalkan ruang pemeriksaan CT Scan.
Dengan mengikuti proses rekonstruksi yang telah dibahas pada hasil, maka
akan didapat gambaran yang sesuai untuk memberikan informasi tentang adanya
kelainan pada pemeriksaan CT Scan mandibular kontras dengan klinis
ameloblastoma.
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di RSUD Arifin Achmad
pekanbaru riau, untuk pemeriksaan CT Scan mandibula kontras dengan klinis
ameloblastoma dapat di simpulkan bahwa :
1. Ada beberapa persiapan khusus sebelum melakukan pemeriksaan CT
Scan mandibula kontras dengan klinis ameloblastoma yaitu Pasien
diminta untuk mengecek kadar ureum kreatinin serta pasien harus puasa
selama 6 jam dan melepaskan benda disekitar kepala yang dikhawatirkan
menyebabkan artefak pada gambaran radiograf seperti anting, jepit
rambut, kalung, tindik, dan lainnya.
2. Teknik pemeriksaan yang dilakukan sama seperti teknik pemeriksaan CT
Scan kepala hanya saja yang membedakan pada area scanningnya yaitu
dari glabella untuk batas atas serta untuk batas bawah yaitu bagian bawah
dari mandibula. Kemudian ketebalan irisan atau slice thickness yang
menggunakan 3 mm. Terdapat 3 kali scanning pertama scanning untuk
membuat topogram, kedua scanning polos dan ketiga scanning setelah di
masukkan kontras.
3. Proses rekonstruksi CT Scan Mandibula yang pertama yaitu buka opsi 3D
pada sisi kanan layar Workstation pilih pasien yang akan direkonstruksi
gambarnya pada menu browse, kemudian atur gambaran sagittal, corronal,
dan axial simetris pilih menu parallel ranges untuk menentukan slice
thickness dan banyaknya gambaran yang akan dicetak. Buatlah gambaran
axial, sagittal, corronal. Selanjutnya buka opsi filming pada sisi kanan
layar workstation, pilih filenya lalu print.
4.2 Saran
Sebaiknya pasien menggunakan apron pada bagian tubuh pasien agar
pasien tidak menerima dosis radiasi.
36
LAMPIRAN
37
2. Hasil bacaan dari dokter
38
3. SOP CT Scan mandibula kontras di RSUD Arifin Achmad
39
40
41