Disusun Oleh:
19002040
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan
guna memenuhi tugas Praktik Kerja Lapangan II Program Studi Diploma III
NIM : 19002040
Clinical Instructure
NIK : PN2014003
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul,
kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2 Semester IV Prodi DIII Radiologi STIKes
Awal Bros Pekanbaru, yang bertempat di Instalasi Radiologi RS Awal Bros Panam.
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
1. Ibu Dra. Wiwik Suryandartiwi A.MM selaku Ketua STIKes Awal Bros
Pekanbaru.
Panam.
Panam.
ii
5. Bapak Muhammad Irfan, Amd.Rad selaku Clinical Instructure (CI)
laporan kasus ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
Penulis juga berharap laporan kasus ini bermanfaat bagi penulis maupun
para pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3
iv
I. Pengertian Sinar-X ....................................................................................... 15
J. Proses Terjadinya Sinar-X ............................................................................ 16
K. Digital Radiography ..................................................................................... 17
A. Hasil
1. Paparan Kasus ........................................................................................ 20
2. Profil Kasus ............................................................................................ 20
3. Persiapan Alat dan Bahan ....................................................................... 21
4. Persiapan Pasien ..................................................................................... 24
5. Teknik Pemasukan Kontras .................................................................... 24
6. Teknik Pemeriksaan Kasus..................................................................... 25
B. Pembahasan .................................................................................................. 28
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 29
B. Saran ............................................................................................................. 29
LAMPIRAN .............................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dikenal sebagai sinar roentgen, salah satunya digunakan untuk diagnosis
dan terapi dalam bidang radiologi. Pemeriksaan radiologi secara garis besar
dalam radiologi untuk menampakkan struktur gambar suatu organ tubuh (baik
polos biasa organ tersebut kurang dapat dibedakan dengan jaringan sekitarnya
1
2
metode diagnosis, dan dapat membantu: mendeteksi gejala secara lebih spesifik
bahan media kontras positif untuk memvisualisasikan keadaan fistel dan muara
dari saluran fistel tersebut dimasukkan kedalam tubuh melalui lubang fistel.
bagian dalam tubuh yang secara normal tidak berhubungan, atau hubungan
fistulografi, yaitu dengan menggunakan proyeksi Plan foto (foto polos), Lateral,
Awal Bros Panam menggunakan foto polos AP dan PA, Prone dengan kontras,
serta Oblique dengan kontras. Dari perbedaan diatas, penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
ini dengan:
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Fistulografi
yang baik tentang fistula sehingga dapat menegakkan diagnose secara tepat dan
B. Anatomi Fistulografi
panjang sekitar 1,5 meter terbentang dari sekum sampai canalis ani.
Diameter usus besar sekitar 2,5 inchi, tetapi mendekati ujung diameternya
makin berkurang. Usus besar (colon) ini tersusun atas membrane mukosa
halus. Struktur usus besar mulai caecum dan appendix vermiformis di regio
4
5
inguinalis dekstra lalu naik ke atas sebagai colon ascendens melewati regio
sinistra, saat masuk di bagian atas cavitas pelvis sebagai colon sigmoideum
2. Anatomi Pelvis
6
Pelvis merupakan cincin yang terdiri dari tulang inominata dan sacrum
yang dihubungkan oleh ligament. Tulang inominata terdiri dari os. Ilium,
3. Anatomi Rektum
C. Fisiologi
Secara garis besar fistel dapat terlihat dari gejala yang tampak ringan
seperti bisul atau luka lecet di bokong, membuat fistel ini sering mendapat
konsultasi ke dokter. Awal keluhan biasanya berupa keluarnya cairan yang tidak
biasa dari anus meski tidak ketika sedang buang air besar, cairan tersebut bisa
berupa nanah atau cairan serupa darah, nyeri pada anus, bengkak pada tepi anus
hemoroid (wasir), atau sering mengalami abses anal sebelumnya. (Rasad, 2016)
Fistel Eksterna pada anus bagian luar akan terlihat seperti bintik atau
bulatan yang memerah, sering disertai rembesan nanah atau darah disekitarnya.
Pasien sering mengira bintik atau bulatan tersebut, bisul atau luka lecet biasa.
Fistula atau Fistel para anal adalah saluran para anal yang menyerupai pipa,
sering teraba menyerupai pipa atau saluran yang mengeras. Saluran ini
(perineum). Pada fistula selalu ditemukan 2 buah muara keluar, yang sering
disebut dengan istilah opening eksterna (daerah perineum) dan opening interna
D. Indikasi Pemeriksaan
1. Kelainan kongenital adalah kelainan bawaan bisa berupa fistel interna yang
2. Adanya penyakit kronis yang merupakan suatu kelainan yang telah lama
diderita,
3. Carsinoma merupakan sebuah tumor baik berupa tumor jinak maupun tumor
ganas,
5. Infeksi anatomi post operasi merupakan terjadinya suatu infeksi pada suatu
E. Kontra Indikasi
1. Infeksi berat pada fistula yang ditandai dengan rasa nyeri yang sangat hebat,
F. Bahan Kontras
2. Bahan kontras positif yang berupa turunan barium (barium sulfat), dan
2006).
G. Prosedur Pemeriksaan
1. Tujuan
Untuk melihat letak, bentuk, dan lokasi dari saluran abnormal yang
luar.
2. Persiapan Pasien
tapi dalam beberapa kasus memiliki persiapan pasien seperti (Rasad, 2005);
b. Pada malam hari jam 20:30 makan garam inggris / dulcolax 6 tablet,
pemeriksaan.
b. Komputer radiologi
c. Image detektor
d. Kontrol panel
e. Spuit 20cc
f. Kassa
g. Kateter
i. Kapas / tissue
j. Marker
k. Handscoon
H. Teknik Pemeriksaan
1. Plan Foto
fistel nya.
b. Image Detector : 24 x 30 cm
meja pemeriksaan
11
daerah fistel.
shield gonads.
h. kV : 70
i. mAs : 20
2. Proyeksi Lateral
b. Image Detector : 24 x 30 cm
meja pemeriksaan
lurus
13
Shield Gonads.
h. kV : 83
i. mAs : 32
tersebut.
3. Proyeksi RAO/LAO
b. Image Detector : 24 x 30 cm
meja pemeriksaan,
2) Fleksikan genu,
h. kV : 83
i. mAs : 32
15
tambahan,
I. Pengertian Sinar-X
radio, panas, cahaya dan sinar ultraviolet, tetapi dengan gelombang yang
16
sifat heterogen serta memiliki panjang gelombang yang bervariasi dan tidak
1) Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda, bila katoda (filament)
5) Sinar-X akan keluar dan diarahkan dari tabung melalui jendela yang disebut
diafragma,
K. Digital Radiography
terhubung dengan monitor atau laser printer. Radiografi Digital dalam panduan
ini mencakup citra digital hasil dari proses scanning film, Direct Digital
dan non konvensional, baik pada unit radiologi atau unit lain sepanjang
1. Pesawat sinar-X
Sinar-X yang dipancarkan dari tabung diarahkan pada bagian tubuh yang
akan didiagnosa. Berkas sinar-X tersebut akan menembus bagian tubuh dan
18
akan ditangkap oleh film, sehingga akan terbentuk gambar dari bagian tubuh
2. Detektor
menjadi cahaya. Cahaya tersebut dideteksi oleh area-CCD atau Thin Film
Transistor (TFT) dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang dikirim
yang dikembangkan oleh militer, dan tak lama menggunakan TFT Array.
(Christi, 2018).
penting karena hanya signal listrik yang dapat dirubah menjadi bentuk
A. HASIL
1. Paparan Kasus
Pasien atas nama Tn. JBP datang ke Poli Bedah Digestif RS Awal
Bros Panam pada hari Senin, 06 September 2021 karena memiliki kelainan
pemeriksaan Fistulografi.
2. Profil Kasus
b. Umur : 51 tahun
d. Nomor RM : xxxxxxxx
e. Nomor Foto : -
20
21
b. Merk : GE
c. Tipe : XR 6000
e. Kv Max : 150
kedalam fistel,
h. Kassa
fistel,
pemeriksaan,
22
spuit menyudut,
eksposi,
e. Posisikan pasien sesuai dengan letak fistel, agar bahan kontras tidak
tumpah.
25
6. Teknik Pemeriksaan
abnormal dimana.
8) kV : 70
9) mAs : 20
abnormal kemana.
8) kV : 75
9) mAs : 20
150
8) kV : 85
9) mAs : 32
B. PEMBAHASAN
polos. Kemudian saluran abnormal yang ada pada pasien tersebut dibersihkan
dengan betadine, dan diberi marker 2 buah pada beberapa saluran abnormal
yang ada sebagai penanda. Setelah itu, dokter memasukkan kateter no 5/6 ke
diisi pada spuit sebanyak 20cc. dan dokter melalukan ekspose. Media kontras
bisa dilihat. Dari hasil Expertise Tn. JBP pada pemeriksaan Fistulografi adalah
Tampak kontras masuk ke dalam defek (marker 1) perianal kanan, tampak tract
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Hasil radiograf terbagi menjadi 3 yaitu pada Foto Polos AP dan PA (untuk
B. Saran
klem agar tidak terjadi Refluks (media kontras yang masuk keluar lagi).
29
DAFTAR PUSTAKA
Hokkanen, Suvi R.K., and Boxall. 2019. “Prevalence of Anal Fistula in the United
Vena, 2019. 2019. “Penyakit Fistula Ani, Tipe Dan Pengertiannya-Vena Wasir.”
https://venawasir.id/fistula-ani-tipe-dan-pengertiannya/(January 6, 2021)
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2