DISUSUN OLEH:
YUTRI GUSNANINGSIH
2110070140003
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan I dan
dinyatakan layak untuk mengikuti Ujian Seminar Laporan Kasus di Program Studi DIII Radiologi
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Teknik Pemeriksaan Radiografi
Knee Joint dengan klinis Suspek Closed Fraktur Patella (s) di Instalasi Radiologi RSI Siti Rahmah
Padang. Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari tanpa bimbingan dari pihak pihak terkait,
tugas ini sulit dilakukan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakassih kepada:
1. dr. Rivani Kurniawan, Sp.Rad selaku Dr. Radiologi RSI Siti Rahmah Padang
2. dr. Vina Tri Septiana, Sp.Rad selaku Dr. Radiologi RSI Siti Rahmah Padang
3. Nilam Putri Evendi, Amd.Rad selaku Kepala ruangan RSI Siti Rahmah Padang
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
DAFTAR ISI
ii
Halaman Persetujuan.................................................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................................................. ii
Daftar Isi......................................................................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan...................................................................................................................... 1
1.1........................................................................................................................................... Latar belakang.
.......................................................................................................................................... 1
1.2........................................................................................................................................... Rumusan masala
.......................................................................................................................................... 3
1.3........................................................................................................................................... Tujuan Penulisan
.......................................................................................................................................... 3
1.4........................................................................................................................................... Manfaat penulisa
.......................................................................................................................................... 3
1.5........................................................................................................................................... Metode Pengum
.......................................................................................................................................... 4
BAB 2 Dasar .................................................................................................................................. 7
2.1. Profil Rumah Sakit.......................................................................................................... 5
2.2. Sinar X............................................................................................................................ 7
2.3. CR (Computed Tomography........................................................................................... 9
2.4. Anatomi........................................................................................................................... 11
2.5. Patologi........................................................................................................................... 14
2.6. Teknik Pemeriksaan........................................................................................................ 16
BAB 3 Pembahasan....................................................................................................................... 19
3.1. Hasil Laporan Kasus....................................................................................................... 19
3.2. Hasil Pemeriksaan........................................................................................................... 19
3.3. Pembahasan..................................................................................................................... 27
BAB 4 Penutup.............................................................................................................................. 29
4.1. Kesimpulan............................................................................................................................... 29
4.2. Saran......................................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran untuk menegakkan diagnose
dengan melihat bagian tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang. Radiologi
dibagi menjadi dua yaitu radiodiagnostik dan radioterapi. Pelayanan radiologi telah
diselenggarakan diberbagai rumah sakit sepertipuskesmas, klinik swasta, dan rumah sakit di
seluruh Indonesia.Penepatan radiologi ini harus diimbangi dengan penelitian khusus terhadap aspek
Knee joint adalah sendi engsel yang terbentuk dari kedua kondilus femur yang bersendi
dengan permukaan superiorkondilus tibia. Patella yang halus pada femur dan diatas itu patella
meluncur sewaktu sendi gerak. patella berada didepan bagian-bagian persendian yang utama, tetapi
tidak masuk kedalam formasi sendi lutut. Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada
ditubuh, menduduki femoral trochlea. Bentuk yang oval asimetris dengan puncaknya mengarah ke
distal. Seret tendon quadriceps menyelimuti bagian anterior dari petella ligament pada bagian
distal. Artikulasi yang dibentuk oleh patella dan femoral trochlea membentuk kompartemen
patellofemoral.
penyebab salah satunya yaitu fraktur. Fraktur atau patah tulang adalah kondisi ketika tulang patah
sehingga bentuk atau bahkan posisinya berubah. Patah tulang dapat terjadi jika tulang menerima
tekanan atau benturan yang kekuatannya lebih besar daripada kekuatan tulang.
1
yang juga memerlukan kreativitas yang optimal adalah pemeriksaan ekstremitas bawah
dalam hal ini artikulasio genu yang bertujuan untuk memberikan gambaran struktur anatomi,
fisiologi, dan patologi dari artikulasio genu. Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi agar gambar
tampak lebih jelas dan dapat memberikan informasi yang optimal, jenis pemeriksaan yang sering
kita temui di unit radiologi adalah pemeriksaan artikulasio genu dengan proyeksi basic AP dan
Lateral.
Berdasarkan dari teori buku teknik pemeriksaan radiografi knee joint dengan klinis fraktur
biasanya menggunakan teknik Ap dan Lateral. Dan berdasarkan observasi lapangan, untuk klinis
fraktur juga menggunakan teknik AP dan Lateral tetapi berdasarkan dengan keadaan pasien
sehingga terdapat perbedaan pada proyeksi lateral. Dikarenakan kaki pasien menggunakan pen dan
tidak bisa diposisikan lateral sehingga radiografer mengambil cara yaitu dengan pasien supine, arah
sinar diubah ke horizontal dan kaset diletakkan dalam posisi berdiri dibelakang knee joint. Hal
inilah yang membuat penulis tertarik mengangkat kasus ini menjadi laporan kasus dengan judul
“Teknik Pemeriksaan Radiografi Knee Joint dengan Klinis Suspek Closed Fraktur Proksimal Os
1. Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi Knee Joint dengan klinis Suspek Closed Fraktur
2. Mengapa pada proyeksi lateral menggunakan arah sinar (central ray) Horizontal di Instalasi
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dari laporan kasus ini adalah sebagai berikut :
1. mengetahui teknik pemeriksaan radiografi Knee Joint dengan klinis Suspek Closed Fraktur
2. Mengetahui alasan penggunaan proyeksi lateral menggunakan arah sinar (central ray)
1. Manfaat Teoritis secara teoritis diharapkan laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi bahan ajar dan keperluan
2. Manfaat Klinis secara klinis diharapkan laporan ini dapat bermanfaat untuk menjadi acuan
sekaligus memperdalam pengetahuan penulis juga pembaca mengenai teknik Knee Joint
pemeriksaan femur merril atlas vol 1 dan upaya 7 yang dilakukan pada saat pemeriksaan
berlangsung.
2. Observasi Penulis melakukan pengamatan terhadap hasil radiograf yang telah diperiksa
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Profil Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
4
Gambar 2.1 RSI Siti Rahmah
Visi
Menjadi Rumah Sakit terbaik di Sumatera Barat dengan pelayanan yang islami dan
Misi
5. Meningkatkan mutu pelayanan secara terus menerus yang berorientasi kepada keselamatan
penelitian
Moto
5
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah, Padang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta yang
melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan paripurna serta merupakan Rumah Sakit
Swasta dengan peralatan medis terlengkap di wilayah Sumatra Barat. Meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang prima, sejalan dengan peningkatan pola hidup dan daya
beli masyarakat, maka mereka memungkinkan untuk memilih sarana pelayanan Rumah Sakit yang
paling dapat memenuhi kebutuhan dan harapannya. Rumah Sakit Islam Siti Rahmah, Padang
berupaya untuk menyediakan fasilitas dan pelayanan prima sesuai dengan yang diharapkan
masyarakat tersebut.
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang dibangun pada awal tahun 90an oleh Pimpinan
Yayasan Baiturrahmah, Bapak H. Amran Sutan Sidi Sulaiman.Rumah sakit ini selesai dibangun
pada tahun 1997 dan mulai beroperasi pada tanggal 19 Juli 2004. Rumah sakit ini dibangun
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sumatra Barat secara keseluruhan agar dapat
berobat di Padang daripada berobat ke luar negeri. Tujuan lainnya, ke depan RSI Siti Rahmah akan
dipersiapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Pada tanggal 13 Desember 2005, telah diterbitkan
Padang. Saat ini RSI Siti Rahmah berada dibawah Yayasan Rumah Sakit Islam Siti Rahmah, di
2.2 Sinar X
6
2.2.1 Sejarah Sinar X
Pada tanggal 8 November 1895 Wilhelm Conrad Rontgen melakukan penelitian tabung
katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran
fotoluminisensi dari dalam tabung keluar. Lalu ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada
saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu yang diluar dugaan. Plat foto luminesensi
yang ada diatas meja mulai berpendar didalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung plat
tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 meter dari tabung masih tetap berpendar.
Rontgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi didalam tabung sinar
katoda dan membuat plat fotoluminensasi berpendar. Radiasi ini disebut sinar X yang maksudnya
cendrung pendek, akan tetapi memiliki energi yang sangat besar. Sinar X juga mempunyai daya
tembus yang sangat tinggi.Selain itu sinar X juga memiliki kemampuan mengionisasi atom dari
materi yang dilewati,selanjutnya menjadikan salah satu sebagai bentuk radiasi elektromagnetik.
7
Sinar X mempunyai ukuran panjang gelombang mulai dari 0,01 sampai 10 nm dengan
frekuensi mulai dari 30 petaHertz sampai 30 exahertz dan mempunyai energi mulai dari 120 Volt
sampai dengan 120 Kilo elekro Volt. Kemampuan sinar X menembus bahan sering kali
Tabung sinar X merupakan sebuang tabung yang terbuat dari gelas yang hampa udara.
Didalam tabung sinar X terdapat dua diode yaitu katoda yang bermuatan negatif dan anoda
bermuatan positif. Saat filamen yang berada dikatoda dipanaskan, filament ini akan mengeluarkan
elektron. Semakin lama dipanaskan, electron yang keluar dari filament semakin banyak sehinga
Kemudian antara anoda dan katoda diberi beda potensial yang sangat tinggi, sehingga
elektron yang berada dikatoda bergerak dengan cepat menuju anoda. Elektron yang bergerak
menuju ke anoda dengan cepat akan menumbuk bagian kecil dari anoda yang disebut dengan
target.
Computed radiography adalah satu sistem atau proses untuk mengubah sistem analog pada
komputer. Penggunaan perangkat computer dalam bidang radiografi dimulai pada tahun 1970.
Comark membuat alat Ct scan dengan proses pengolahan data dan pembentukan
rekonstruksi gambar dilakukan bantuan computer. Pada tahun yang sama muncul inovasi
perusahaan fuji. Penggunaan CR dalam radiografi masih memakai kaset seperti pada radiografi
konvensional. Hanya saja di dialam kaset CR terdapat IP (image plate) sebagai media penerima
gambar tanpa ada film radiograf dan IS seperti pada radiografi konvesional. Sehingga ketika
rumah sakit atau klinik melakukan konversi alat CR tidak perlu mengganti peralatan sinarX
yang sudah ada, hanya mengganti kaset radiografi konvensional dengan kaset CR. Kaset CR
yang telah digunakan dalam pemeriksaan radiografi atau tereksposi, akan menstimulus phosphor
intensitas transmisi sinar-X setelah melewati objek tubuh pasien. Selanjutnya kaset IP akan
dibaca dengan cara memasukkan ke dalam CR Reader secara mekanik dan otomatis, IP akan
dikeluarkan dari kaset dan dilakukan scaning untuk mendapatkan data representasi intensitas
transmisi sinar-X, yang selanjutnya dikirim ke computer dan ditampilkan dalam layar monitor
Kaset CR yang telah digunakan dalam pemeriksaan radiografi atau tereksposi, akan
sebagai representasi dari intensitas transmisi sinar-X setelah melewati objek tubuh pasien.
Selanjutnya kaset IP akan dibaca dengan cara memasukkan ke dalam CR Reader secara mekanik
dan otomatis, IP akan dikeluarkan dari kaset dan dilakukan scanning untuk mendapatkan data
9
representasi intensitas transmisi sinar-X, yang slanjutnya dikirim ke computer dan ditampilkan
1. Imaging Plate ( IP ) Pada CR, bayangan laten tersimpan dalam IP yang terbuat dari
unsure phosphor tepatnya adalah barium fluorohide phosphor. Bagian bagian dari IP
a. Lapisan pelindung
b. Lapisan phosphor
c. Lapisan penguat
d. Lapisan belakang
2. Kaset CR Kaset CR memiliki ciri ringan, kuat dan dapat digunakan berulang-ulang.
Kaset CR berfungsi sebagai pelindung IP dan tempat menyimpan IP serta sebagai alat
dalam memudahkan proses transfer IP menuju alat CR Reader. Secara umum kaset CR
terbungkus dengan plastik hanya pada bagian belakang terbuat dari lembaran tipis
aluminium yang berfungsi untuk menyerap sinar-X. ukuran pada kaset CR terdiri dari 18
43 cm
3. CR Reader
IP dalam kaset yang telah disinari harus dimasukkan dalam alat pembaca CR. Alat
bentuk cahaya biru yang dikirim ke PMT (photomultiplier tube) yang selanjutnya
dirubah kedalam bentuk signal analog. Selanjutnya signal analog dirubah menjadi digital
oleh ADC (analog digital converter) dan dikirim ke kemputer untuk ditampilkan dalam
monitor (Utami,2016;24)
10
4. Film Radiograf
Film mempunyai fungsi sebagai pencatat bayangan sehingga gambaran yang kita
inginkan dapat dilihat melalui film setelah ditembus sinar X dengan kaset, film yang
berada didalamnya tidak terbakar akibat cahaya tampak sebab kaset dirancang kedap
cahaya maksunya tidak satupun cahaya yang bisa masuk kedalam kaset
Knee joint adalah salah satu sendi kompleks dalam tubuh manusia.Femur,tibia,fibula, dan
patella disatukan menjadi satu kelompok yangkompleks oleh ligament. (Ballinger, 2007) Sendi
merupakan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka.Terdapat tigs jenis utama
berdasarkan kemungkinan gerakannya yaitu sendi fibnrus, sendi tulang rawan dan sendi sinovial.
Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tidak dapat bergerakatau merekat ikat,maka
tidak mungkin ada gerakan antara tulang –tulangnya, misalnya: sutura antara tulang pipih
tengkorak. Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi dengan gerakan sedikit dan
permukaan persendiannya dipisahkan oleh bahan dan mungkin sedikit gerakannya. Misalnya,
Simphisis pubis, dimana sebuah tulangrawan mempersatukan kedua tulang pubis. Sendi synovial
11
Gambar 2.5 Anatomi knee joint AP (Nucleus Medical Art,1997-2007)
Sendi lutut dibentuk epiphysis distalis femur, epiphysis proksimalis, tulang tibia
dan tulang patella, serta mempunyai beberapa sendi yang terbentuk dari tulang yang
berhubungan, yaitu antar tulang femur dan patella disebut articulatio patella femoral,
antara tulang tibiadengan tulang femur disebut articulatio tibio femoral dan antara
tulangtibia dengan tulang fibula proximal disebut articulatio tibio fibular proxsimal (De
Wolf, 1996).
Sendi lutut merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapatulang, ligament
beserta otot, sehingga dapat membentuk suatu kesatuanyang disebut dengan sendi lutut
12
Anatomi sendi lutut terdiri dari:
a. Tulang Femur
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang kerangka pada
disebut caput femoris.Di sebelah atas dan bawah dari columna femoris terdapat tajuyang
lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis, di
antar kedua condyles ini terdapat lekukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella)
b. Tulang Tibia
Tulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekatpada os fibula,
pada bagian ujung membentuk persendian dengantulang pangkal kaki dan terdapat taju
c. Tulang Fibula
persendian lutut dengan os femur pada bagianujungnya. Terdapat tonjolan yang disebut os
d. Tulang Patella
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang femur. Jarak
patella dengan tibia saat terjadigerakan adalah tetap dan yang berubah hanya jarak patella
sebagai pengungkit sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat, kedudukan patella di
antara kedua condylus femur dan saat extensi maka patella terletak pada permukaan
13
anterior femur.
2.5 Patologi
Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi patahan pada kountinutias sturuktur
tulang
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari lempeng epifisis atau tulang rawan
pertumbuhan
Fraktur merupakan suatu keadaan hilangnya tulang,baik yang bersifat total maupun
sebagian,yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik D.Fraktur adalah pemecahan atau
Berdasarkan data dari wold heath organization (WHO) patah tulang merupakan
penyebab terbesar kecacatan akibat kecelakaa.Kejadian fraktur lebih sering terjadi pada laki-
laki dari pada perempuan dengan usia dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan
kecelakaan,olahraga atau pekerjaa sedangkan pada usia lanjut kejadian fraktur lebih banyak
terjadi pada perempuan berhubungan dengan adanya kejadian osteoporosis dimana terdapat
Menurut zairin noor,tulang dapat mengalami fraktur akibat dari trauma langsung dan
14
tidak langsung
A.Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan fraktur terjadi pada
daerah tekanan.fraktur yang terjadi biasanya bersifat kuminutif dan jaringan lunak ikut
mengalami kerusakan
a) Posisi Pasien : Posisi pasien supine dan tidak ada rotasi dari pelvis,berikan bantalan
b) Posisi objek : Luruskan tungkai dan pusatkan knee joint pada pertengahan meja
dan tempatkan sand bag di kaki dan ankle untuk kestabilan jika
diperlukan.
c) Central Ray (CR) : Arah sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset
d) Central Point (CP) : Titik bidik pada titik kurang lebih 0,5 inchi (1,25 cm) dibawah
apek patella
g) Kriteria gambar :
15
(1) Distal femur, proksimal tibia dan fibula terlihat dalam radiograf.
(3) Patela mengalami superposisi dengan femur dan sebagian kaput fibula
16
sediakan pengganjal knee joint untuk mencegah over rotasi.
b) Posisi obyek : Tubuh dan tungkaidiaturrotasi, sehingga knee joint pada posisi true
pertengahankaset.
d) Central Point (CP) : Titik tengah 1 inchi (2,5 cm) distal dariepiconyilus medialis.
g) Kriteria gambar:
(1) Distal femur, proksimal tibia dan fibula serta patella terlihat.
17
Gambar 2.9 Radiograf Proyeksi Lateral
18
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan surat permintaan pemeriksaan pasien di RSI Siti Rahmah Padang adalah
a) Identitas Pasien
Nama : Ny.N
Umur : 58 tahun
No MR : 23-91-19
19
Dr. pengirim : dr.Qurrata akyuni
b) Paparan Khasus
pengirim mendiagnosa adanya suspek closed fraktur proksimal cruris(s) dan untuk
c) Pemeriksaan pasien
Pemeriksaan Knee joint pada klinis fraktur di instalasi Radiologi RSI Siti
untuk melepas semua benda yang menimbulkan gambaran radiopaque seperti celana
pasien yang menggunakan resleting. saku celana yang berisi koin dan pasien diminta
memberitahu prosedur pemeriksaan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman dari pasien
Merk : TOSHIBA
Tipe : DRX-1603B
N0.seri : 9K557
Kv max : 150k
20
Gambar 3.2 Pesawat Sinar X RSI Siti Rahmah
2. Kaset
21
3. Workstation Digital Radiografi
4. Printer
22
5. Baju pasien
e. Teknik Pemeriksaan
Radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang dilakukan dengan menggunakan
a) Posisi Pasien AP
b) Posisi Objek
terjadi rotasi.
23
d) Central point (cp) : diarahkan pada titik ½ inchi (1,3 cm)
inferior apex patella
24
Keterangan Gambar
1. Femur
2. Patella
3. Eminentia Intercoydilaris
4. Tibia
5. fibula
25
1
44
Keterangan Gambar.
f. Hasil ekpertise
Berdasarkan hasil bacaan yang telah dilakukan oleh Ibu dr.Vina Septiana,Sp.Rad
selaku dokter radiologi di instalasi radiologi di RSI Siti Rahmah Padang menyatakan
bahwa pasien:
baik
26
Gambar 3.11 hasil ekspertise
3.3 Pembahasan
Fraktur atau patah tulang adalah kondisi ketika tulang patah sehingga bentuk atau bahkan
posisinya berubah. Patah tulang dapat terjadi jika tulang menerima tekanan atau benturan
Teori Bontranger pada tahun 2018 menjelaskan untuk pemeriksaan knee joint
proyeksi AP dengan Posisi pasien supine dan tidak ada rotasi dari pelvis, berikan bantalan
pada kepala dan tungkai bawah full extensi. Luruskan tungkai dan pusatkan knee joint pada
pertengahan meja pemeriksaan, rotasikan tungkai ke medial 3 – 5 derajat untuk true Ap dan
tempatkan sand bag di kaki dan ankle untuk kestabilan jika diperlukan. Arah sinar vertikal
tegak lurus terhadap kaset Central Point (CP) berada titik kurang lebih 0,5 inchi (1,25 cm)
dibawah apek patella. Proyeksi Lateral Posisipasien lateral recumbent, Berikan bantalan pada
kepala, sediakan pengganjal knee joint untuk mencegah over rotasi. Posisi objek Tubuh dan
27
tungkai diaturrotasi, sehingga knee joint pada posisi true lateral, Fleksikan knee joint 20 – 30
derajat, Atur knee joint pada pertengahankaset. Central Ray 5 - 7 derajat kearah cephalad.
Central Point Titik tengah 1 inchi (2,5 cm) distal dariepiconyilus medialis. FFD 40 inchi (100
cm).
Menurut hasil observasi yang telah penulis lakukan di instalasi Radiologi RSI Siti
Rahmah Padang. Prosedur pemeriksaan Knee Joint dengan klinis fraktur meliputi persiapan
pasien, persiapan alat, dan teknik pemeriksaan. Pada tanggal 11 desember 2022 pasien
dengan umur 58 tahun dari ruangan IGD bernama Ny.N datang ke instalasi Radiologi RSI
Siti Rahmah Padang dengan keluarga dan perawat membawa surat permintaan untuk
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di Instalasi Radiologi RSI Siti Rahmah Padang
bahwa Teknik pemeriksaan Knee Joint proyeksi proyeksi AP dan Lateral sudah sesuai
dengan toeri pemeriksaan bontranger, namun perbedaan ada pada posisi lateral dengan arah
sinar yang berbeda yaitu dengan menggunakan arah sinar horizontal dan posisi objek knee
joint. Alasan perbedaan nya dikarenakan jarak antara objek dengan IR adalah karena
keadaan pasien yang tidak memungkinkan untuk true lateral dengan objek menempel pada
kaset sehingga diberikan fiksasi. Oleh karena itu, pada pemeriksaan Knee Joint pada
proyeksi Lateral dengan objek menempel pada kaset lebih disarankan. Teknik pemeriksaan
radiografi Knee Joint pada kasus fraktur di intalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Siti
Rahmah Padang dilakukan dengan menggunakan dua proyeksi yaitu proyeksi Anterior-
Knee Joint proyeksi AP Posisi Pasien Posisikan pasien Berbaring (supine) di atas
meja pemeriksaan. Posisi Objek Kaset diatur vertical, sedikit difleksikan sendi, tempatkan
28
apex patella, dan luruskan knee pasien, atur ½ inchi dibawah apex patella dipertengahan
kaset). pastikan saat mengekspose knee joint tidak terjadi rotasi.Central ray (CR) vertikal
tegak lurus Central point (CP) diarahkan pada titik ½ inchi (1,3 cm)inferior apex
patella.Proyeksi Knee Joint lateral Posisi pasien pasien dalam posisi lateral Tidur terlentang
diatas meja pemeriksaan. Posisi objek Atur knee joint pada pertengahan kaset dan
epicondilus lateral menempel pada kaset Central ray (CR) Horizontal tegak lurus.Central
Point (CP) Titik tengahnya 1 inchi ( 2,5 cm ) distal dari epiconyilus medialis.Ukuran
kasetnya 35x 43 cm. Kedua proyeksi ini di ekpose dengan tegangan tabung 70kv dan kuat
arus 10mAs.
pasien tidak bisa true lateral. Walaupun ada perbedaan dengan teori tapi sudah bisa
mendapatkan hasil tujuan yang optimal menegakkan diagnosa untuk melihat fraktur pada
knee joint dengan teknik pemeriksaan knee joint proyeksi lateral di instalasi radiologi RSI
Kemudian dilihat dari segi anatomi pada pemeriksaan yang dilakukan di rumah sakit
islam siti rahmah untuk proyeksi AP menampakkan distal Femur, Patella, Eminentia
Intercoydilaris, proksimal Tibia fibula terlihat dan celah femorotibial joint membuka
sedangkan pada proyeksi lateral menampakkan Patella yang mengalami fraktur, condylus
medila terlihat superposisi Femur, Tibia, fibula, dan celah patellofemoral joint dan knee
joint terlihat. Hal ini sudah sesuai dengan anatomi pada pemeriksaan yang dilakukan dengan
teori bontranger dengan proyeksi AP yaitu Distal femur, proksimal tibia dan fibula terlihat
dalam radiograf, Celah femorotibial joint terlihat membuka, Patela mengalami superposisi
dengan femur dan sebagian kaput fibula mengalami superposisi dengan tibia. Sedangkan
29
pada proyeksi lateral Distal femur, proksimal tibia dan fibula serta patella terlihat, kondilus
medial dan lateral femur terlihat superposisi, Celah patellofemoral joint dan knee joint
terlihat.
Proteksi radiasi pasien di Instalasi Radiologi RSI Siti Rahmah Padang, kolimasi
penyinaran melebihi kaset. Kolimator adalah alat pembatas lapangan sinar-X yang didesain
untuk mengontrol ukuran dan bentuk sinar-X berguna yang diarahkan pada pasien. Luas
lapangan sinar-X dapat diatur dengan menyesuaikan shutter kolimator sesuai bentuk objek
Pasien didampingi oleh keluarga yang memegang kaki pasien karena pasien tidak bisa
true lateral jadi keluarga pasien memegang kaki pasien agar kaki yang satunya tidak masuk
dalam gambaran sehingga dibantu oleh keluarga, keluarga yang mendampingi diberi apron
tetapi pasien tidak diberi apron. Apron adalah peralatan yang digunakan sebagai bahan
pelindung terhadap radiasi sinar-X. Fungsi sebagai pelindung terhadap radiasi sinar-X
ditunjukkan dengan daya serapnya terhadap sinar-X. Prinsip perisai radiasi adalah
mengurangi fluks radiasi. Bila tidak menerapkan sistem proteksi radiasi dengan baik akan
menimbulkan efek stokastik maupun efek non stokastik. Efek stokastik adalah akibat dimana
dosis yng diterima oleh seseorang dan tidak ada nilai ambang. Sedangkan non stokastik
adalah akibat dimana tingkat keparahan tidak tergantung dosis radiasi yang diterima, oleh
30
BAB IV
3.4 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat dari paparan kasus di RSI Siti Rahmah adalah sebagai
berikut
1. Prosedur pemeriksaan Knee Joint pada kasus klinis suspek closed fraktur patella (s) di
RSI Siti Rahmah Padang menggunakan proyeksi Lateral dengan dengan menggunakan
2. Hasil bacaan dokter spesialis radiologi di instalasi radiologi RSI Siti Rahmah Padang
dengan menggunakan dua proyeksi sudah cukup untuk menegakan diagnosa yang lebih
3.5 SARAN
1. Sebagai proteksi radiasi bagi pasien disini pasien menyarankan untuk membatasi luas
lapangan penyinaran atau mengunakan kolimasi secukupnya agar dosis radiasi bisa di
minimalisir
2. Mengunakan alat pelindung diri pada saat bekerja secara kontinu dan konsisten
31
DAFTAR PUSTAKA
Bontranger, 2014., Text Book of Radiographic Positioning and Related Anatomy, Eighth
Edition, Mosby Inc, St. Louis, Amerika.
Radulewicz, C.L.C. 2014. Phatophysiology The Biologic Basis For Disease In Adults And
Children, Seven Edition. St. Louis: Missouri.
Trisarjono, Toto, Kamila & Budi Suhendro. 2015. Analisis Paparan Radiasi Lingkungan Ruang
Radiologi Dirumah Sakit Dengan Program Delphi. 3(6), 158.
Utami, asih puji.,dkk.2018. Radiologi dasar I. Magelang. Penerbit inti medika Pustaka
32
LAMPIRAN
2. Hasil ekpertise
33