Anda di halaman 1dari 49

PENATA LAKSANAAN RADIOGRAFI THORAX DENGAN

KLINIS TUMOR PARU DI INSTALASI RUMAH


SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG
TAHUN 2023

Laporan Kasus PKL 2

DISUSUN OLEH:
FITRI RAHMADANI
2I10070140050

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI


FAKULTASVOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Karya Tulis : Teknik Pemeriksaan Radiografi Thorax Dengan


Klinis Tumor Paru Di Rumah Sakit Islam Siti
Rahmah Padang

Nama : Fitri Rahmadani

Npm : 2110070140050

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan 2dan

dinyatakan layak untuk mengikuti Ujian Seminar Laporan Kasus di Program

Studi DIII Radiologi Fakultas Vokasi Universitas BaiturrahmahPadang.

Padang, 2023
Clinical Instruktur,

(Nilam Putri Evendi,Amd.Rad)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta

alam.Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tepat

waktu tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta

salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya

mengalir kepada kita di hari akhir kelak.Penulisan makalah berjudul ‘Teknik

Pemeriksaan Radiografi Thorax dengan Klinis Tumor Paru di Instalasi rumah

Sakit Islam siti Rahmah Padang’bertujuan memenuhi tugas Praktek Kerja

Lapangan 2. Selama proses penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis berterima

kasih kepada :

1. Dr. Rivani Kurniawan, Sp.Rad selaku Dokter Raliologi

2. Nilam Putri Evendi, AMd. Rad, selaku Clinical Instruktur sekaligus

Kepala Ruangan Instalasi Radiologi RSI Siti Rahmah Padang.

3. Terimakasih kepada seluruh kakak radiografer yang adi di Rsi Siti rahmah

padang yang telah banyak memberikan ilmu kepada kami

Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu.Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Besar harapan penulis agar pembaca
berkenan memberikan kritik dan saran.Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin

Padang ,2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
2.1 Profil Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang ............................................. 5
2.2 Sinar X ........................................................................................................... 8
2.3 Computed Radiography (CR) ...................................................................... 10
2.4 Anatomi Thorax ........................................................................................... 13
2.5 Patologi ........................................................................................................ 16
2.6 Teknik Pemeriksaan Thorax ........................................................................ 18
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 23
3.1. Jenis Pemeriksaan ..................................................................................... 23
3.2. Tempat dan waktu pemeriksaan ................................................................ 23
3.3. Hasi Pemeriksaan laporan kasus ............................................................... 23
BAB 4KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 41
4.1.Kesimpulan .................................................................................................. 41
4.2.Saran ............................................................................................................ 41

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 R.S.I siti rahmah padang sitirahmah hospital.com ............................5

Gambar 2.2 Proses Terjadinya Sinar-X (Indrati, Rini 2017) ................................9

Gambar 2.3 Pesawar sinar-X (yusnida, M.A & Suryono. 2014) ..........................11

Gambar 2.4 https://www.google.com/imgres .......................................................12

Gambar 2.5 https://radiologitop.wordpress.com/2012/01/08/instrumen-cr-


computed radiology/..............................................................................................12

Gambar 2.6 https://www.google.com ...................................................................13

Gambar 2.7 Rangka dada (Bontrager, 2018) ........................................................14

Gambar 2.8 Paru – paru dan mediastinum (Bontrager, 2018) .............................15

Gambar 2.9 Jantung dan pembuluh darah besar (Bontrager, 2018) ......................16

Gambar 2.10 Gambaran Thorax proyeksi AP (Bontrager’s, 2018) ......................19

Gambar 2.11Hasil Gambaran Thorax proyeksi AP (Bontrager’s, 2018) ..............20

Gambar 2.12 Proyeksi Lateral (Bontrager’s, 2018) ..............................................21

Gambar 2.13 Proyeksi Lateral (Bontrager’s, 2018) ..............................................22

Gambar 3.1 Surat Permintaan ...............................................................................24

Gambar3.2 PesawatSinar-X ..................................................................................26

Gambar3.3 Kaset ...................................................................................................26

Gambar 3.4 WorkstationComputer Radiograf .....................................................27

Gambar 3.5 Printer ................................................................................................27

Gambar 3.6 Apron .................................................................................................28

Gambar 3.7 Baju Pasien ........................................................................................28

Gambar 3.8 Thorax posisi AP (Pasien) .................................................................29

Gambar 3.9 Hasil Rontgent thorax PA .................................................................30

iv
Gambar 3.10 Thorax posisi Lateral kanan (Pasien) ..............................................31

Gambar 3.11 Hasil Rontgent thorax lateral kanan ...............................................32

Gambar 3.12 HasilBacaanDokterRadiologi ..........................................................33

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang yang ada di rumah

sakit, secara garis besar teknik radiografi meliputi teknik pengambilan gambar,

pemilihan ukuran kaset, penentuan luas kolimasi, jarak penyinaran dan faktor

eksposi, tidak hanya teknik teknik yang diperlukan, tetapi kualitas suatu gambaran

juga diperlukan (Rasad, 2017).

Tumor merupakan kondisi pertumbuhan sel yang tidak normal sehingga

membentuk suatu lesi atau dalam banyak kasus membentuk benjolan di bagian

tubuh (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Salah satu tumor yang

paling sering dijumpai adalah tumor paru.Seperti jenis tumor lainnya, tumor paru

berdasarkan asalnya dibedakan menjadi tumor paru primer dan tumor parus

ekunder.(Myers &Arenberg, 2016).

Tumor paru yang bersifat ganas atau lebih dikenal dengan kanker paru

merupakan kanker yang sering dijumpai dan menjadi salah satu jenis kanker

yangpaling mematikan, dengan angka kematian lebih dari 1,1 juta jiwa di

seluruhdunia. Tumor paru paling banyak dikaitkan dengan kebiasaan merokok,

selain itudiduga pula berkaitan dengan polusi udara danpaparan zat-zat karsinogen

didaerah industri. Prognosis kanker paru sangat buruk dengan 5-years survival

rateshanya sekitar10%di berbagaiNegara(World Health Organization,2004).

Salah satu penyebab keterlambatan diagnosis tumor paru adalah tidak

adanya gejala yang khas pada stadium awal, sehingga penegakan diagnosis akan

1
2

sangat bergantung pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan, salah satu

modalitas utamanya adalah pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi paling

dasar yang digunakan pada pasien dengan keluhan gangguan saluran pernapasan

terutama pada paru-paru adalah pemeriksaan foto thoraks (Ciello,et al.,2017).

Sampai saat ini pemeriksaan foto torak dinilai masih memegang peranan

penting dalam mendiagnosis tumor paru. Hal tersebut dikarenakan pemeriksaan

foto toraks terbilang murah dan sederhana, sehingga menjadi pemeriksaan awal

untuk mendeteksi adanya penyakit kelainan pada paru-paru, misalnya tumor paru.

Bahkan, sering kali pada pemeriksaan foto thoraks rutin secara tidak sengaja

didapatkan gambaran tanda-tanda adanya tumor paru. Meskipun demikian foto

thoraks memiliki keterbatasan dalam mendeteksi tumor ganas pada paru stadium

awal, tetapi informasi seperti refleksi mediastinal yang tampak pada foto thoraks

dapat memberikan petunjuk adanya tumor paru, meskipun tidak selalu

menandakan adanya tumor ganas stadium awal(Kono&Adachi, 2008).

Secara teori dalam Bontager’s 2018 menyatakan bahwa pemeriksaan

thorax lateral kiri bertujuan untuk melihat kondisi posterior jantung serta

pembuluh darah besar tanpa superposisi dengan tulang vertebra. serta untuk

menilai ruang retrosternal dan retrocardiac yang tidak dapat diperoleh dari

proyeksi lainnya.

Sedangkan pemeriksaan thorax dengan posisi lateral kanan yaitu bertujuan

untuk mengidentifikasi tumor paru atau cairan paru bagian dexstra superior (paru

bagian kanan atas).


3

Selama penulis melakukan PKL 2 di RSI Siti Rahmah Padang penulis

menemukan sekitar 6 orang pasien Tumor paru dengan pemeriksaan Thorax AP

dan Lateral kanan, berdasarkan perbedaan posisi pasien tersebut jadi penulis

tertarik mengangkat kasus ini sekaligus memenuhi tugas PKL 2 dengan judul

“Teknik pemeriksaan rontgen thorax AP, lateral kanan dengan klinis tumor paru

di instalasi radiologi rumah sakit islam siti rahmah padang pada tahun 2023”

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana teknik pemeriksaan thorax lateral kanan di instalasi

radiologi rumah sakit Islam Siti Rahmah Padang ?

1.2.2 Bagaimana informasi anatomi dari pemeriksaan radiografi thorax lateral

kanan di instalasi radiologi rumah sakit Islam Siti Rahmah Padang?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui teknik pemeriksaan thorax lateral kanan di instalasi

radiologi rumah sakit Islam Siti Rahmah Padang?

1.3.2 Untuk mengetahui informasi anatomi dari pemeriksaan thorax lateral

kanan di instalasi radiologi rumah sakit Islam Siti Rahmah Padang?


4

1.4 Untuk mengetahui Manfaat Penulisan

1.4.1. Aspek teoritis

Secara teoritis diharapkan laporan ini dapat bermanfaat untuk

menambah pengetahuan bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai

referensi bahan ajardan keperluan pendidikan khususnya di bidang

radiologi.

1.4.2. Aspek Praktis

Secara klinis diharapkan laporan ini dapat bermanfaat untuk

menjadi acuan sekaligus memperdalam pengetahuan bagi penulis dan

pembaca mengenai penata laksanaan radiografi thorax dengan klinis

tumor paru.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang

Gambar 2.1 RSI Siti Rahmah Padang sitirahmahhospital.com

RSI Siti Rahmah Padang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta yang

sudah terakreditasi bintang lima paripurna.rumah sakit ini melaksanakan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh serta didukung dengan peralatan medis

terlengkap di wilayah Sumatera Barat. Rumah Sakit ini memberikan pelayanan

gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, operasi, dan beberapa layanan penunjang

lainnya. Rumah Sakit ini memiliki layanan unggulan di layanan

hemodialisa,bedah mata phaco,ESWL, endoskopi/kolonoskopi, laparoskopi, MRI

1,5Tesla, CT Scan 128 Slice.

Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang dibangun pada awal tahun 1997

dan mulai beroperasi pada tanggal 19 Juli 2004.Pada tanggal 13 Desember 2005,

telah diterbitkan SK Menteri Kesehatan RI No.YM.02.3.5.5400, tentang Izin

penyelenggaraan RSI. Siti Rahmah, Padang. Saat ini RSI Siti Rahmah berada

dibawah Yayasan Rumah Sakit Islam Siti Rahmah, di bawah pimpinan Ketua

Yayasan Hj. Maizarnis.Rumah sakit ini dibangun bertujuan untuk memenuhi

5
6

kebutuhan masyarakat Sumatera Barat secara keseluruhan agar dapat berobat di

Padang daripada berobat ke luar negeri. Rumah sakit ini memiliki 191 tempat

tidur.

Pada tanggal 13 Desember 2005, telah diterbitkan SK Menteri Kesehatan

RI No.YM.02.3.5.5400, tentang Izin penyelenggaraan RSI. Siti Rahmah, Padang.

Saat ini RSI Siti Rahmah berada dibawah Yayasan Rumah Sakit Islam Siti

Rahmah, di bawah pimpinan Ketua Yayasan Hj. Maizarnis.

2.1.1 Jenis Layanan Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang

Layanan unggulan:
1. ICU – PICU – NICU – ICCU
2. Bedah Saraf
3. Bedah Mata Phaco
4. Bedah digestive
5. Bedah Urologi
6. Bedah Plastik
7. Bedah Tumor

Instalasi Rawat Jalan:


1. Poloklinik Anak
2. Poliklinik Penyakit Dalam
3. Poliklinik Jantung
4. Poliklinik Gigi
5. Poliklinik Paru
6. Poliklinik Tulang
7. Poliklinik THT
8. Poliklinik Kebidanan
7

Penunjang Medis:
1. Laboratorium
2. Radiologi
3. Fisioterapi
4. Hermodialisa
2.2.1 Visi

Menjadi Rumah Sakit Pilihan terbaik di Sumatera Barat dengan

pelayanan yang islami dan profesional Tahun 2026.

2.3.1 Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional dengan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia

2. Menerapkan Nila-nilai Islami dalam segala aspek kegiatan Rumah

Sakit

3. Menyelenggarakan manajemen rumah sakit yang profesional

4. Melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit sesuai standar

5. Meningkatkan Mutu Pelayanan Secara Terus Menerus yang

berorientasi kepada keselamatan dan kepuasan Pasien

6. Mengembangkan pelayanan unggulan

7. Menyelenggarakan Kerjasama dengan Institusi Pendidikan Sebagai

Wahana Pendidikan dan Penelitian

2.4.1 Motto

Melayani dengan hati (Care With Heart).


8

2.2 Sinar X

2.2.1 Pengertian Sinar-X

Sinar-X timukan oleh Wilhelm Counrad Roentgen pada bulan

November 1985.Awal mula penemuan Sinar-X didasari atas ketertarikan

Wilhelm Conrad Roentgen pada tabung Croock yang telah diberikan aliran

listrik sehingga memunculkan berkas warna cahaya biru.Munculnya

fenomenaini disebabkan karena pemberian tegangan listrik tinggi

memberikan lompatan listrik katoda bermuatan negative menuju anoda

bermuatan positif (Utami ddk, 2018).Sinar-X adalah pancaran gelombang

elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya dan

sinar ultraviolet, tetapi dengan gelombang yang sangat pendek.Sinar-X

bersifat heterogen, panjang gelombang nya bervariasi dan tidak terlihat.

Perbedaan antara Sinar-X dengan sinar elektromagnetik lainya juga terletak

pada panjang gelombang, dimana panjang gelombang sinar-X sangat pendek,

yaitu cahaya 1/10.000 panjang gelombang cahaya yang kelihatan. Karena

panjang gelombang yang pendek itu, maka sinar-X dapat menembus benda-

benda (Rasad, Sjahriar. 2016).

2.2.2 Proses terjadinya sinar-X

Kutub negatif merupakan filament. Filament tersebut akan terjadi

panas jika ada arus listrik yang mengaliri panas,menyebabkan emisi

(keluarnya elektron) pada filament tersebut.peristiwa emisi karena proses

pemanasan disebut dengan termionik. Filament adalah katoda (elemen

negative). Kutub positif (anoda) merupakan target, di,ama electron cepat akan
9

menumbuknya, terbuat dari tungaten maupun molybdenum, tergantung

kualitas Sinar-X yang ingin dihasilkan. Apabila terjadi beda tegangan yang

tinggi antara kutub positif (anoda) dan kutub negative (katoda) maka electron

pada katoda anak menuju ke anoda dengan sangat cepat. Akibat tumbukan

yang sangat kuat dari electron katoda maka electron orbit yanga ada pada

atom target (anoda) akan terpental keluar. Terjadi kekosongan electron pada

orbital atom yang lebih luar (energy besar) ke yang lebih dalam (energi lebih

rendah), maka terjadinya sisa energi. Sisa energy tersebut akan dikeluarkan

dalam pancaran fototn dalam bentik sinar-X karakteristik. Jika elektron yang

bergerak mendekati inti atom (nuklea) dan belokan atau terjadinya

pengereman maka terjadi sinar-X bremstrahalung (Indrati, Rini 2017).

Gambar 2.2. Proses Terjadinya Sinar-X (Indrati, Rini 2017)


2.2.3 Sifat-sifat sinar-X

a. Sinar-X merambat keluar dari focus menurut garis lurus.

b. Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup besar.

c. Sinar-X mampu mengionisasi materi yang dilaluinya.

d. Sinar-X tidak dapat dibelokan oleh medan magnet ataupun medan

listrik.

e. Sinar-X tidak dapat menghantamkan emulsi film yang dilaluinya.


10

2.3 Computed Radiography (CR)

Computed Radiography merupakan proses digitalisasi citra dengan

menggunakan imaging plate (IP). Di dalam IP terdapat photostimulable phosphor

(PSP) yang atenuasi sinar-X.Sinyal-sinyal tesebut kemudian dikonversin dan

dibaca dalam IP reader yaitu kemudian dapat diteampilkan citra pada

minitor.Citra yang dihasilkan oleh CR termasuk dalam tipe citra digital. Citra

digital merupakan citra yang dihasilkan dari pengolahan dengan menggunakan

komputer, dengan cara memprentasikan citra secara numerik. Citra tersebut di

tampilkan dalam bentuk matrik (kolom dan baris).Satu elemen matrik disebut

picture elemen (pixel) yang menunjukkan nilai tingkat keabuan (grey level) dari

elemen citra tersebut.Citra yang dihasilkan oleh perangkat CR dapat digunakan

untuk mencegah diagnosa.Oleh karena itu, semua perangkat CR harus berfungsi

sesuai standar yang telah di tetapkan (Yusnida, et al 2014).

1. Komponen Computed Radiografi

Adapun komponen dari Computed Radiografi, yaitu :

a) Pesawat sinar-X

Pesawat sinar-X atau pesawat roentgen adalah suatu alat yang

digunakan melakukan diagnose medis dengan menggunakan sinar-X. Sinar-X

yang dipancarkan dari tabungdiarahkan pada bagian tubuh yang akan di

diagnosa. Berkas sinar-X tersebut akan menembus bagian tubuh dan akan

ditanggap oleh film, sehingga akan terbentuk gambar dari bagian tubuh yang

disinari. Sebelum pengoperasian pesawat sinar-X diperlukan setting parameter

untuk mendapatkan sinar-X yang dikehendaki.Parameter-parameter tersebut


11

adalah teganggantinggi, arus tabung dan waktu paparan.Pesawat sinar-X

diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurang-kurangnya generator teganggan

tinggi, panel control tabung sinar-X, alat pembatas berkas, dan peralatan

penunjang lainya (Sjahriar Rasad, 2016).

Gambar 2.3 Pesawar sinar-X (yusnida, M.A & Suryono. 2014)

b) Imaging Plate

Imagig plate adalha plat film yang mempunyai kemampuan menyimpan

energy sinar-x, dan energy tersebut dapat di bebaskan atau di keluarkan melalui

proses scanning dengan menggunakan leser. Imaging plate biasa digunakan

dengan di tempatkan dalam casette iamaging plate. Ukuran imaging plate yang

paling banyak digunakan dalah 18x24, 24x30, 35x35, dan 35x43 cm. ukuran

35x40 tidak ada lagi karena ukuran tersebut akan digunakan 35x43cm. imaging

plate merupakan media pencatat gambaran sinar x pada computed radiography,

yang terbuat dari bahan photo stimulable phosphor tinggi. BaFX

(X=halogen).Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan

penggabungan antara film radiografi dan screen.Akan ada pada computed

radiography menggunakan imaging plate. Imaging plate terlihat sama dengan

screen konvensional tetapi dingsinya sangatlah jauh berbeda dengan imaging

plate, karena pada imaging plate berfungsi untuk mencatat gambar sinar-x
12

kedalam photo stimulable phosphor dan menyampaikan informasi gambar itu

kedalam bentuk elektrik.

Gambar 2.4 https://www.google.com/imgres

c) Cassete

d) Cassette pada computed radiographybagian depan (frontside) terbuat

dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat darialiminium. Kaset ini

befungsi sebagai pelindung dari imagingplate.

Gambar 2.5 https://radiologitop.wordpress.com/2012/01/08/instrumen-cr-computed


radiology/
e) Printer

Apabilafotodikehendakiuntukdicetakmakagambardapatdikirimkebagian

imageruntukdicetaksesuaiyangdiinginkan karena imager itu sendiri


13

mempunyai fungsi sebagaipencetakgambaran. Pada proses pencetakan ini tidak

memerlukan kamargelaplagikarenadapatdicetak langsung didalam dryimager

tanpa harus di kamar gelap, dan juga tidak memerlukanlagicairanseperti fixer

dan developer sehinggatempatkerjabiasalebihbersih.

Gambar 2.6 https://www.google.com

2.4 Anatomi Thorax

Rangka dada atau thorax tersusun dari tulang dan tulang rawan.

Thorax berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, di bawah lebih besar

daripada di atas dan di belakang lebih panjang dari pada bagian depan.

Dibagian belakang, thorax dibentuk oleh kedua belas vertebrae thoracalis, di

depan dibentuk oleh sternum, dibagian atas oleh clavicula, dibagian bawah

oleh diafragma , dan di samping kiri dan kanan dibentuk oleh kedua belas

pasang iga yang melingkari badan mulai dari belakang dari tulang belakang

sampai ke sternum di depan (Pearce, 2011).


14

Gambar 2.7 Rangka dada (Bontrager, 2018)

Keterangan :
1. Manubrium sterni
2. Klavikula
3. Skapula
4. Tulang rusuk
5. Vertebra torakalis
6. Prosessus xipoideus
7. Korpus sterni

Kerangka dada (Thorax) batas-batas yang membentuk rongga di

dalam thorax adalah sternum dan tulang rawan iga-iga di depan, kedua belas

ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas (diskus intervertebralis) yang

terbuat dari tulang rawan belakang, iga-iga beserta otot interkostal di samping,

diafragma di bawah, dan dasar leher di atas. Sebelah kanan dan kirirongga dada

terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura ini

membungkus setiap belah, dan membentuk batas lateral pada mediastinum.

Mediastinum ialah ruang di dalam rongga dada antar kedua paru-paru.Isinya

jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar, esofagus, duktus torasika, aorta

desendens, dan vena kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah

besar kelenjar limfe (Pearce, 2015).


15

Gambar 2.8 Paru – paru dan mediastinum (Bontrager, 2018)

Keterengan:
1. Trakea
2. Kelenjar tiroid
3. Apek paru
4. Fisura
5. Dasar paru
6. Diafragma
7. Sudut kostoprenikus
8. Jantung
9. Kelenjar timus
10.Pembuluh darah besar

Jantung dan pembuluh darah besar jantung dan akar pembuluh darah

besar tertutup dalam kantung berdinding ganda yang disebut kantung

perikardial.Jantung terletak di posterior korpus sterni dan anterior T5 sampai

T8.Jantung terletak miring di ruang mediastinum, dan sekitar dua pertiga

jantung terletak di sebelah kiri bidang median.Pembuluh darah besar di

mediastinum adalah vena cava inferior dan vena cava superior, aorta, dan

arteri dan vena pulmonalis besar.Aorta membawa darah ke seluruh bagian

tubuh melalui berbagai cabang. Aorta dibagi menjadi tiga bagian : aorta

asenden (keluar dari hati); arkus aorta, dan aorta desenden, yang melewati

diafragma ke abdomen, di mana ia menjadi aorta abdominalis. Arteri dan

vena pulmonalis memasok darah dan mengembalikan darah ke semua segmen


16

paru-paru.Jaringan kapiler mengelilingi kantung udara kecil, atau alveoli,

tempat oksigen dan karbon dioksida dipertukarkan dengan darah melalui

kantung udara berdinding tipis (Bontrager, 2018).

Gambar 2.9 Jantung dan pembuluh darah besar (Bontrager, 2018)

Keterangan:
1. Esofagus
2. Vena cava superior
3. Aorta asenden
4. Vena cava inferior
5. Aorta abdominalis
6. Jantung
7. Arteri pulmonalis
8. Arkus aorta
9. Kelenjar timus
10. Kelenjar tiroid
11. Trakea
2.5 Patologi

Rontgen dada biasanya digunakan untuk mengevaluasi organ-organ

yang terdapat di dalam dada, seperti paru-paru, jantung, dan dinding dada.

Dokter juga akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini bila

pengidap dicurigai memiliki penyakit jantung atau paru. Rontgen dada juga

bermanfaat untuk membantu mendiagnosis penyakit pada orang yang

mengalami gejala-gejala, seperti sesak napas, batuk terus-menerus, demam,


17

nyeri, ataupun cedera dada.Orang yang mengalami gejala-gejala tuberkulosis,

kanker paru, maupun penyakit dada atau paru juga perlu menjalani

pemeriksaan ini.Berikut penyakit yang dapat diketahui dari rontgen dada:

a. Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah suatu kondisi patologis dari paru paru yang

disebabkan oleh infeksi melalui jalan nafas oleh mycobacterium

tuberculosis,tuberculosis paru dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

1. Tuberkulosis Primer (Tuberkulosis anak)

Yaitu tuberculosis yang terjadi akibat infeksi melalui jalan nafas

oleh mycobacterium tuberculosis yang biasa menyerang anak

anak,kelainan yang timbul berlokasi dimana saja pada bagian paru,

Salah satu komplikasi yang mungkin timbul adalah pleuritis dan

atelektasis.

2. Tuberkulosis sekunder (Tuberkulosis Re-infeksi )

Tubeerkulosis yang sifatnya kronis dan sering terjadi pada

orang dewasa.Tuberkulosis ini di anggap sebagai re-infeksi pada

seseorang yang sewaktu kecil pernah menderita tuberculosis primer,

tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri. Sarang sarang yang

terlihat pada foto rontgen biasanya terletak dilapangan atas paru dan

segmen apical lobus bawah , walaupun kadang-kadang terletak

dilapangan bawah paru yang biasanya disertai plueritis.


18

b. Tumor paru

Tumor paru banyak dikaitkan dengan paparan zat karsinogenik,

termasuk tembakau dalam rokok.Tumor paru berkembang akibat

gangguan proliferasi sel dan transformasi sel normal menjadi sel dengan

sifat malignansi. Proliferasi sel kanker yang tidak terkendali akan

menginvasi dan merusak jaringan paru sehingga dapat menimbulkan

manifestasi klinis.

2.6 Teknik Pemeriksaan Thorax

2.6.1 Teknik pemeriksaan thorax AP

Menurut Bontager’s 2018 Proyeksi PA pada Rontgen toraks

digunakan dalam evaluasi paru-paru, rongga dada, mediastinum, dan aorta

untuk membantu diagnosis kondisi akut dan kronis.

Pada pengambilan gambar PA, pasien berdiri tegak menghadap

reseptor gambar dengan regio anterior ditempelkan pada film, aspek

superior dari reseptor sekitar 5 cm di atas sendi bahu, dagu dinaikkan,

bahu diputar secara anterior untuk memungkinkan skapula bergerak secara

lateral dari bidang paru-paru, tangan ditempatkan pada aspek posterior

pinggul, siku sebagian ditekuk, serta bahu ditekankan ke depan untuk

memindahkan klavikula di bawah apeks paru.

Pada gambaran PA diharapkan bagian atas paru-paru terlihat jelas.

Oleh karena itu, pasien harus melakukan inspirasi penuh sehingga tampak

iga 10 posterior di atas diafragma dan iga 6 anterior, kedua costophrenic


19

angles, bagian bawah diafragma, serta paru-paru dan tulang belakang yang

terlihat di belakang jantung.

Posisi Pasien : Pasien tegak, kaki terbuka sedikit, badan bertumpu pada

kedua kaki.

Posisi Objek : Dagu diletakan pada penopang dagu yang terletak di tengah

batas atas kaset. kedua telapak tangan endorotasi maksimum

dan diletakan diatas crista illiaka. siku didorong ke depan

hingga menempel kasetagar scapula tidak menutupi lapangan

paru Pundak agak diturunkan agar klavikula terletak di

bawah paru. atur Mid Sagital Plane (MSP) tepat ditengah

kaset. pastikan tidak ada rotasi pada thorak.batas atas kaset

4-5cm diatas pundak.

Gambar 2.10 Gambaran Thorax proyeksi AP (Bontrager’s, 2018)

Focus Film Distance : 183 cm.


Kolimasi : Luas lapangan penyinaran seluas lapangan objek

thorax.

Ekspose : pada saat full inspirasi kedua dan tahan nafas dengan

tujuan untuk memperluas lapangan paru.


20

Kriteria radiograf : Tampak kedua lapangan paru dari apex sampai

sinus costoprenicus, tampak bayangan udara pada

trakea, tampak hilus jantung, tampak costae,

klavikula. Pada saat inspirasi penuh tampak

gambaran costae belakang 9-10

Apex pulmo Aorta

Clavikula
Costae

Scapula
Cor analisa

Sinus
Sinus
costofrenikus cardiofrenikus

Diafragma

Gambar 2.11Hasil Gambaran Thorax proyeksi AP (Bontrager’s, 2018)

2.6.2 Proyeksi Lateral

Lateral kiri bertujuan untuk mengevaluasi paru-paru, tulang pada

rongga toraks, mediastinum, aorta, serta menilai ruang retrosternal

dan retrocardiac yang tidak dapat diperoleh dari proyeksi lainnya.

Posisi Pasien : Pasien berdiri dengan sisi kiri tubuh menempel pada kaset.

Atur kedua tangan fleksi dan diletakan diatas kepala.

Posisi Objek : Atur Mid Coronal Plane ( MCP ) pasien tegak lurus atau
21

tepat ditengah kaset. Mid Sagital Plane( MSP ) sejajar kaset.

Dengan batas atas apex pulmo dan batas bawah sinus

costofrenikus.

Gambar 2.12 Proyeksi Lateral (Bontrager’s, 2018)

Pengaturan Sinar : Central ray tegak lurus terhadap kaset dengan arah sinar

horizontal.

Central Point setinggi vertebrae thorakal ke 7.

FFD : 183 cm.

Kolimasi : Luas lapangan penyinaran seluas obyek dengan batas atas

sinar pada vertebrae prominens.

Ekspose : Pada saat inspirasi kedua dan tahan nafas.

Kriteria radiograf : Tampak apeks pulmo dan sinuscostoprenicus. Tampak

sternum di bagian anterior.Batas jantung dan diafragma

tampak dengan jelas.


22

Arkus aorta

Arteri pulmonal kiri

Bronkus kanan
Retrostermal air space

Bronkus kiri
Diafragma
Retro cardial air space

Gambar 2.13 Proyeksi Lateral (Bontrager’s, 2018)


BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Jenis Pemeriksaan

Di instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang dalam

dalam kasus ini menemukan jenis pemeriksaanya adalah thorax PA, Lateral.

3.2. Tempat dan waktu pemeriksaan

Penulis melakukan pengambilan data pada tanggal 22 Mei 2023 di

Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang.

3.3. Hasi Pemeriksaan laporan kasus

3.3.1. Identitas Pasien

Berdasarkan pemeriksaan thorax dengan klinis Tumor paru di

instalasi radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang, maka di

dapatkan data pasien sebagai berikut:

a. Nama : Tn.z

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Umur : 72 tahun

d. Alamat : JL.RAMBUTAN VI NO 62

e. Tanggal Lahir : 28 Juni 1950

f. No RM : xxxxxx

23
24

g. Jenis Permintaan : Thorax

h. Klinis : Tumor Paru

i. Dr. Pengirim : Dr. Afriani, SpP(k).Onk

Gambar 3.1 Surat Permintaan


Sumber: Radiologi rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang
25

3.3.2. Paparan Kasus

Pada hari Senin 22 Mei 2023 datang pasien atas nama tn.z ke

Instalasi Radiologi RSI Siti rahmah Padang, pasien datang dengan

membaawa surat permintaan rontgen dengan permitaan foto Thorax, maka

dari itu radiografer mengambil foto Thorax PA untuk pemeriksaan pertama.

Setelah hasil foto Thorax PA keluar maka radiografer melanjutkan untuk

pemeriksaan yang kedua yaitu Thorax Lateran kanan sesui dengan

permintaan dr pengirim.

3.3.3. Persiapan pasien

Persiapan pasien untuk melakukan pemeriksaan thorax yaitu tidak

ada persiapan khusus. Hanya saja pasien di perintahkan untuk

membukabarang dan benda-benda yang bersifat radioopaq yang bisa

mengganggu penyinaran.

3.3.4. Alat dan bahan Studi kasus

1. Pesawat Sinar x

Merk : THOSIBA

Tipe : DRX-1603B

No seri : 9K557

kV Max :150 kV
26

Gambar3.2 PesawatSinar-X
Sumber: Radiologi RSI Siti Rahmah Padang
2. Kaset

Gambar3.3 Kaset
Sumber: Radiologi Rumah Sakit islam SitiRahmah Padang
27

3. WorkstationComputerRadiograf

Gambar 3.4 WorkstationComputer Radiograf


Sumber:Radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang
4. Printer

Gambar 3.5 Printer


Sumber: Radiologi Rumah Sakit IslamSiti Rahmah Padang
28

5. Apron

Gambar 3.6 Apron


Sumber: Radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang

6. Baju Pasien

Gambar 3.7 Baju Pasien


Sumber: Radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang
29

3.3.5. Teknik Pemeriksaan thorax proyeksi PA

Proyeksi PA (Posterior Anterior)

Posisi Pasien : Pasien tegak, kaki terbuka sedikit, badan bertumpu pada

kedua kaki.

Posisi Objek : Dagu diletakan pada penopang dagu yang terletak di tengah

batas atas kaset.Kedua telapak tangan endorotasi maksimum

memeluk bucky stand. Siku didorong ke depan hingga

menempel kasetagar scapula tidak menutupi lapangan paru

Pundak agak diturunkan agar klavikula terletak di bawah

paru. atur Mid Sagital Plane (MSP) tepat ditengah kaset.

pastikan tidak ada rotasi pada thorak. batas atas kaset 4-5cm

diatas pundak.

Gambar 3.8 Thorax posisi AP (Pasien)


Sumber. RSI Siti Rahmah padang

Focus Film Distance : 183 cm.


Kolimasi : Luas lapangan penyinaran seluas lapangan objek
30

Central point : setinggi vertebrae thorakal ke 7.

Ekspose : Dilakukan pada saat full inspirasi kedua dan tahan


nafas dengan tujuan untuk memperluas lapangan
paru.

Kv : 68
mA : 100

s : 0,08
Kriteria Radiograf : 1. Tampak kedua lapangan paru
2. Tampak bayangan udara pada trakea
3. Tampak aorta
4. Costae
5. Clavikula
6. Tampak sinus costofrenikus
7. Scapula
8. Diafragma
9. Sinus cardiofrenikus

5. Clavikula 2.Trakea
1.Apex pulmo

7.scapula 3.Aorta

4. Costae

8.Diafragma

9.Sinus
6.Sinus cardiofrenikus
costofrenikus
Gambar 3.9 Hasil Rontgent thorax PA
Sumber. RSI Siti Rahmah Padang
31

Proyeksi Lateral

Posisi Pasien : Pasien berdiri dengan sisi kanan tubuh menempel pada kaset.

Atur kedua tangan fleksi dan diletakan diatas kepala.

Posisi Objek : Atur Mid Coronal Plane ( MCP ) pasien tegak lurus atau

tepat ditengah kaset dan Mid Sagital Plane( MSP ) pasien

sejajar kaset.

Gambar 3.10 Thorax posisi Lateral kanan (Pasien)


Sumber. RSI Siti Rahmah padang

Pengaturan Sinar : Central ray tegak lurus terhadap kasetdengan arah sinar

horizontal.

Cental point : Setinggi veterbrae thorakal 7.

FFD : 183 cm.


32

Kolimasi : Luas lapangan penyinaran seluas obyek dengan batas atas

sinar pada vertebrae prominens.

Kv : 70

mA : 100
s : 0,10

Kriteria Radiograf 1. Tampak apeks pulmo

2. Tampak sinus costofrenikus

3. Tampak sternum bagian anterior

4. Batas diafragma tampak dengan jelas

Tumor paru
kanan

Scapula

Sternum Arteri
pulmonalis
Hemidiafragma
kanan

\ Hemidiafragma
Gambar 3.11 Hasil Rontgent thorax lateral kanan kiri
Sumber. RSI Siti Rahmah Padang
33

3.3.6. Hasil Ekspertise (Bacaan dokter)

Gambar 3.12 HasilBacaanDokterRadiologi


Sumber:Radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang

Hasil bacaan pemeriksaan thorax Tn.Z dari dokter Spesialis Radiologi

RSI Siti Rahmah Padang.

1. Foto simetris dan inspirasi maksimal

2. Trakea masih di tengah

3. Cor membesar

4. Sinuses dan diafragma normal

• Hili normal

• Coracan bronkovaskuler/ meningkat

• Tampak lesi opak batas relatif tegas tepi ireguler di lapang

atas kanan
34

5. Sinus anterior tajam/ sinus posterior tajam/

6. Tampak lesi opak di lapang atas paru kanan

7. Retrocardiac space cerah/menyempit

KESAN

 Sugestif suatu massa paru kanan dd/ mediasternum

 kardiomegali
35

3.4. Pembahasan

3.4.1. Teknik pemeriksaan thorax proyeksi PA

Menurut Bontrager (2018) Pemeriksaan radiografi thorax Proyeksi

PA adalah pemeriksaan radiografi thorax yang merupakan salah satu

pemeriksaan paling universal di lakukan dari semua prosedur pemeriksaan

radiografi, yang bertujuan untuk menilai kesehatan paru-paru,dengan

radiografi thorax kedua paru, jantung, dan rongga dada akan terlihat jelas

apa bila terdapat kelainan.

Posisi pasien pada pengambilan gambar thorax proyeksi PA adalah

Pasien tegak, kaki terbuka sedikit, badan bertumpu pada kedua kaki, Dagu

diletakan pada penopang dagu yang terletak di tengah batas atas

kaset.Kedua telapak tangan endorotasi maksimum memeluk bucky stand.

Siku didorong ke depan hingga menempel kasetagar scapula tidak

menutupi lapangan paru Pundak agak diturunkan agar klavikula terletak di

bawah paru. atur Mid Sagital Plane (MSP) tepat ditengah kaset. pastikan

tidak ada rotasi pada thorak. batas atas kaset 4-5cm diatas pundak.

3.4.2. Teknik pemeriksaan thorax proyeksi lateral kiri

Menurut Bontrager (2018) Pemeriksaan radiografi thorax Proyeksi

lateral (kiri) bertujuan untuk melihat kondisi posterior jantung serta

pembuluh darah besar tanpa superposisi dengan tulang vertebra. serta

untuk menilai ruang retrosternal dan retrocardiac yang tidak dapat

diperoleh dari proyeksi lainnya.


36

Posisi pasien pada pengambilan gambar thorax proyeksi Pasien

berdiri dengan sisi kanan tubuh menempel pada kaset. Atur kedua tangan

fleksi dan diletakan diatas kepala, Atur Mid Coronal Plane ( MCP ) pasien

tegak lurus atau tepat ditengah kaset dan Mid Sagital Plane( MSP ) pasien

sejajar kaset. Central ray tegak lurus terhadap kasetdengan arah sinar

horizontal.

3.4.3. Perbedaan anatara teori dan lapangan proyeksi PA

Teori proyeksi PA Keterangan

1. Apex pulmo
2. Clavikula
2 1 3. Aorta
4. Cor analisa
3 5. Sinus cardiofrenikus
6. Sinus costofrenikus
7. Diafragma

5 7
6

Gambar 2.13Hasil Gambaran Thorax


proyeksi AP (Bontrager’s, 2018)

Kriteria gambar :
1. Tampak dengan jelas luas lapangan paru
2. Batas atas Apex pulmo tidak terpotong
3. Tampak clavikula simetris
4. Batas bawah sinus costofrenikus tidak terpotong
5. Diafragma nampak naik

Pada proyeksi PA apabila full inspirasi maka costae yang akan terlihat dari

depan (anterior) yaitu dari costae 1 sampai dengan 6. Sedangkan dari belakang
37

costae akan terlihat dari costae 1 sampai dengan costae 10. Inpirasi dinyatakan

cukup jika iga 6 anterior atau iga 10 posterior terlihat costae 12.
38

Rsi siti rahmah padang proyeksi PA Keterangan


1. Apex pulmo
2. Trakea
5 2 1 3. Aorta
4. Costae
3
5. Clavikula
6. Cor
4 7. Sinus costofrenikus
8. Sinus cardiofrenikus
6 9. Diafragma
9 8
7 10 10. udara gaster

Gambar 3.14 Hasil Rontgent thorax PA


Sumber. RSI Siti Rahmah Padang

3.4.1. Perbedaan antara teori dan lapangan proyeksi lateral

Teori
proyeksi lateral kiri Keterangan

1. Arkus aorta
2. Sternum
3. Arteri pulmonal
1 4. Retrosternal air space
5. Bonkus
3 4 6. Diafragma
5 2

Gambar 2.15 Proyeksi Lateral (Bontrager’s, 2018)


39

Rsi siti rahmah padang proyeksi lateral kanan keterangan

1. Tumor paru
2. Sternum
3. Scapula
4. Arteri pulmonalis
1 3 5. Diafragma
6. Sinus costofrenikus
2 7. Sinus cardiofrenikus
4

7
5
6
Gambar 2.16 Proyeksi Lateral kanan

Perbedaan lateral kiri dan lateral kanan yaitu:

Dari segi informasi anatomi thorax pada proyeksi lateral kiri :


1. tampak arcus aorta
2. Tampak sternum
3. Tampak arteri pulmonal
4. Tampak retrosternal air space
5. Tanpak bronkus
6. Tampak diafragma
Segi informasi anatomi lateral kanan :
1. Tampak sternum
2. Tampak arteri pulmonal
3. Tampak retrosternal air space
4. Tanpak bronkus
5. Tampak diafragma
Dari perbedaan anatomi tersebut terdapat perbedaan informasi

anatomi yaitu tidak tampaknya arcus aorta dikarenakan super posisi dengan

tumor paru.
40

Dari instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah biasanya

menggunakan rontgen thorax proyeksi lateral kiri, bertujuan untuk

mengevaluasi paru paru. Sedangkan lateral kanan digunakan hanya untuk

pemeriksaan tertentu khususnya seperti tumor paru.

Dari proyek lateral kanan tersebut sudah bisa menegakan diagnosa

dokter untuk melihat tumor paru tersebut.


BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

1. Proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan thorax dengan klinis

tumor paru di instalasi radiologi RSI Siti Rahmah Padang adalah

Proyeksi PA dan Lateral kanan.

2. Menurut hasil gambaran pada pemeriksaan thorax Untuk kriteria

gambaran yang terlihat tidak ada perbedaan antara teori dan

dilapangan. Pemeriksaan thorax dengan klinis tumor paru di Instalasi

Radiologi RSI Siti Rahmah Padang dilakukan dengan persiapan

pasien yaitu melepas kalung dan bra jika dipakai maka akan

mengganggu hasil bacaanradiografi. Dari hasil foto rontgen thorax

yang diamati oleh penulis hasil gambaran foto simetris, inspirasi

maksimal, cor membesar, trakea masih berada ditengah dan diafragma

normal.

4.2.Saran

Untuk Radiografer di Instalasi RSI Siti Rahmah Padang Untuk

pemeriksaan thorax sebaiknya lebih baik full inspirasi atau menarik nafas,

karena pada gambar lebih baik hasil udara yang ada di dalam paru paru

nya, Sebaiknya untuk teknik pemeriksaan thorax yaitu PA full inspirasi.

Dan untuk proyeksi thorax lateral kiri sesuai dengan yang ada di teori,

kecuali adanya request dari dr. pengirim untuk merubah posisi pasien

dengan tujuan tertentu, seperti melihat tumor bagian kanan maka proyeksi

41
42

yang digunakan adalah proyeksi lateral kanan supaya dapat menegakan

diagnosa dokter.
43

PUSTAKA

Bontrager,kennet L. 2018. Textbook of Radiographic Positioning and Related


Anatomy. Missouri: Mosby,Inc.

Junita Joseph,1 Linda W. A. Rotty21. PPDS Bagian Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado2Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Moore, Keith L. 2013. Anatomi Klinis Dasar. EGC.Jakarta; 236-39.

Pearce, C. Evelyn. 2019. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.

Rasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia: Jakarta.

Sharma, C. et al., 2002. Radiographic Pattern in Lung Cancer. Indian Journal of


Chest Diseases & Allied Sciences, pp. 25-30.

Suprijono, A., Chodidjah., Cahyono, A. T., 2011.Kanker Paru Merupakan Faktor


Risiko Terjadinya Efusi Pleura Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.
Jurnal Unisulla. pp. 1-13.

Anda mungkin juga menyukai