Anda di halaman 1dari 13

HEMORAGIK POSTPARTUM

Disusun Oleh :
Nama : Diva Yadirra Shintia
NIM : P07124120004
Mata Kuliah : Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan
Dosen : Asriah, S.SiT, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahNya hingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Hemorargik Postpartum dengan baik meskipun masih banyak kekurangan. Saya
juga berterima kasih kepada dosen kami Ibu Asriah, S.SiT, M.Kes yang telah
memberikan tugas ini dan telah membimbing saya dalam menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam
menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi kritik, saran dan usulan dapat memperbaiki makalah
ini di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Banda Aceh, 24 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Postpartum ...................................................................................3
B. Tahapan Masa Postpartum .............................................................................3
C. Pengertian Hemoragik Postpartum ................................................................3
D. Tanda Dan Gejala Hemoragik Postpartum ....................................................4
E. Pembagian Hemoragik Postpartum ................................................................4
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ..............................................................5
G. Pemeriksaan Fisik ..........................................................................................6
H. Penanganan Kejadian Hemoragik Postpartum ...............................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................9
B. Saran ...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemoragik postpartum adalah perdarahan yang lebih dari 500 ml
(pada persalinan pervaginam) atau lebih dari 1000 ml (pada persalinan Caesar)
setelah bayi lahir. Menurut data World Health Organization (WHO), angka
kematian ibu di dunia pada tahun 2019 adalah 830 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi
dibandingkan angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000
kelahiran hidup sedangkan di negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran
hidup.Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan
keluarga di Kementerian Kesehatan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2021
menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627 kematian (Kemenkes RI.,
2021).
Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021
terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330 kasus,
hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus, infeksi sebanyak 207
kasus, abortus sebanyak 14 kasus dan akibat hal lainnya sebanyak 1.309
kasus. Di Provinsi Aceh, menurut Dinas Kesehatan Aceh tahun 2019 Angka
kematian ibu di Aceh lima tahun terakhir berfluktuasi, pada tahun 2019
mengalami kenaikan menjadi 172 per 100,000 kelahiran hidup dengan jumlah
kematian ibu sebanyak 157 kasus (Dinkes, 2021).
Upaya yang diperlukan untuk mempercepat penurunan AKI dapat
dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan
kesehatan yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di
fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,

1
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga
berencana (KB) termasuk KB pasca persalinan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masa postpartum dan tahapan masa
postpartum?
2. Apa yang dimaksud dengan hemoragik postpartum ?
3. Bagaimana tanda dan gejala pada hemoragik postpartum ?
4. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya hemoragik postpartum ?
5. Bagaimana penanganan yang perlu dilakukan pada hemoragik
postpartum?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian masa postpartum dan tahapan masa
postpartum
2. Untuk mengetahui pengertian hemoragik postpartum
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala pada hemoragik postpartum
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya hemoragik
postpartum
5. Untuk mengetahui bagaimana penanganan yan perlu dilakukan pada
hemoragik postpartum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Post Partum


Post partum merupakan masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil. Masa
postpartum ini akan berlangsung kira-kira selama 6 minggu (Wahyuningsih &
Keperawatan, 2019).

B. Tahapan Masa Post Partum


Adapun tahapan masa post partum diantaranya (Wahyuningsih &
Keperawatan, 2019) :
1. Immediate Postpartum (setelah plasenta lahir-24 jam)
Di masa setelah plasenta lahir sampai 24 jam sering terjadi masalah
perdarahan akibat atonia uteri. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pemantauan pengeluaran lokhea,
pemantauan tekanan darah serta suhu tubuh ibu.
2. Early Postpartum (24 jam-1 minggu)
Di masa ini harus dipastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan serta ibu diharapkan dapat menyusui
dengan baik.
3. Late Postpartum (1 minggu-6 minggu)
Di masa ini tetap dilakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
diperlukan melakukan konseling/ Pendidikan kesehatan kepada ibu dan
keluarga terkait program Keluarga Berencana (KB).

C. Pengertian Hemoragik Post Partum (Perdarahan Postpartum)


Hemoragik postpartum adalah perdarahan yang lebih dari 500 ml
(pada persalinan pervaginam) atau lebih dari 1000 ml (pada persalinan Caesar)
setelah bayi lahir. Hemoragik postpartum merupakan penyebab kematian

3
maternal terbanyak. Semua wanita yang sedang hamil 20 minggu memiliki
resiko perdarahan postpartum. Perdarahan pasca persalinan yang dapat
menyebabkan kematian ibu dapat terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi
lahir dan dapat terjadi dalam satu minggu setelah bayi lahir (Novita et al.,
2022).

D. Tanda dan Gejala Hemoragik Postpartum (Perdarahan Postpartum)


Gejala klinik pada kasus hemoragik postpartum diantaranya ialah ibu merasa
lemah, limbung, keringat dingin, menggigil, hiperapnea (gagal napas), tekanan
darah sistolik, <90 mmHg, nadi >100x/menit, Hb <8 gr%. Hal ini disebabkan
oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, inversion
uteri dan kelainan pembekuan darah (Indrianita et al., 2022).

E. Pembagian Hemoragik Postpartum (Perdarahan Postpartum)


Menurut waktu terjadinya dibagi menjadi 2 diantaranya sebagai berikut ;
1. Perdarahan postpartum primer (Early Postpartum hemorrhage) merupakan
perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir
atau perdarahan dengan volume berapapun tetapi terjadi perubahan
keadaan umum ibu dan tanda vital sudah menunjukkan adanya tanda-tanda
perdarahan. Hal yang menjadi penyebab utamanya adalah atonia uteri,
retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir. Hal ini biasnaya
sering dijumpai dalam 2 jam pertama masa nifas.
2. Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum Hemorrhage)
merupakan perdarahan yang terjadi keadaan umum ibu terjadi perubahan
seperti halnnya sama dnegan pengertian postpartum primer namun terjadi
setelah 24 jam postpartum hingga masa nifas selesai. Perdarahan
Postpartum Sekunder yang terjadi setelah 24 jam biasanya terjadi antara
hari ke 5 sampai ke 15 postpartum. Penyebab utama adalah robekan jalan
lahir atau adanya sisa plasenta (Indrianita et al., 2022).

4
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang dpaat mempengaruhi terjadinya perdarahan
postpartum diantaranya sebagai berikut.
1. Perdarahan postpartum dan usia ibu
Ibu dengan usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan
faktor terjadinya perdarahan hal ini dikarenakan pada usia dibawah 20
tahun fungsi reproduksi ibu belum berkembang dengan sempurna,
sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi mengalami
penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga
memungkinkan terjadinya komplikasi postpartum terutama perdarahan
akan lebih besar.
2. Perdarahan postpartum dan gravida
Hal ini dikarenakan pada ibu multigravida terjadi penurunan fungsi
reproduksi sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan akan lebih besar.
3. Perdarahan postpartum dan paritas
Pada ibu dengan paritas 2 dan 3 akan terlihat lebih aman dari kejadian
perdarahan. Hal ini dikarenakan pada ibu dengan paritas satu mengalami
ketidaksiapan dalam menghadapi persalinan sehingga ibu tidak mampu
menghadapi kejadian komplikasi selama hamil, bersalin hingga masa
nifas.
4. Perdarahan postpartum dan antenatal care
Antenatal care menjadi suatu awalan bagi ibu dalam mengenali tanda-
tanda dini perdarahan yang berlebih sehingga dapat ditanggulangi dengan
cepat dan tepat. Hal ini dikarenakan ibu sudah disiapkan secara optimal
baik fisik maupun mental sehingga mengurangi angka mordibitas dan
mortalitas ibu dan anak.
5. Perdarahan postpartum dan kadar hemoglobin
Pada kasus perdarahan akan mengakibatkan hilangnya darah sebanyak 500
ml atau lebih dan apabila tidak tertangani dengan baik akan
mengakibatkan kadar hemoglobin dibawaah nilai normal.

5
Adapun faktor potensial yang dapat menyebabkan seorang ibu
mengalami perdarahan postpartum yaitu disebabkan oleh kejadian atonia
uteri, perlukaan jalan lahir, retensio uteri, sisa plasenta, kelainan pembekuan
darah. Secara garis besar dapat disimpulkan yang menjadi penyebab
perdarahan postpartum ialah karena adanya tonus, tissue, trauma dan
thrombosis (Indrianita et al., 2022).

G. Pemeriksaan Fisik
Dalam kejadian hemoragik postpartum (perdarahan postpartum) dapat
diketahui melalui hasil pemeriksaan fisik ibu yaitu sebagai berikut.
1. Adanya tanda infeksi, nadi cepat, suhu tubuh tinggi
2. Adanya tanda sub involusi uterus dimana penurunan tinggi fundus uteri
dan lokhea tidak sesuai dengan masa puerperineum.
Periode Deksripsi Jenis
Lokhea berwarna merah,
Hari ke-1 sampai 2 Lokhea rubra
cukup banyak jumlahnya
Hari ke-3 sampai 4 Lokhea kelihatan pucat Lokhea serosa
Lokhea tampak putih atau
Hari ke-10 sampai 8
putih kekuningan karena
minggu setelah Lokhea alba
campuran leukosit dan
persalinan
penyusutan jumlah cairan

3. Dapat disertai dengan perdarahan yang cukup banyak dan juga terjadi
syok. Gejala dan tanda syok yang dapat ditimbulkan diantaranya sebagai
berikut.
a. Nadi cepat dan lemah (110 x/menit atau lebih)
b. Tekanan darah sangat rendah, tekanan sistolik <90 mmHg
c. Nafas cepat (30 x/menit atau lebih)
d. Produksi urin kurang dari 30 cc/jam
e. Pasien kelihatan kebingungan, tampak gelisah atau pingsan
f. Pasien tampak berkeringat/kulit menjadi dingin dan tampak basah

6
g. Tampak pucat
4. Kontarksi uterus masih lembek dan terdapat nyeri tekan
5. Pada pemeriksaan dalam teraba serviks terbuka dan teraba sisa plasenta
6. Hasil pemeriksaan laboratorium, yang meliputi darah lengkap,
prothrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (APTT)
sebagai bahan evaluasi status koagulasi pasien
7. Hasil pemeriksaan USG sering ditemukan terjadinya endometritis
nonspesifik, uterus menebal, endometrium yang heterogen atau
menunjukkan kondisi normal, dapat ditemukan sisa jaringan didalam
uterus (Wahyuningsih et al., 2022).

H. Penanganan Kejadian Hemoragik Postpartum (Perdarahan Postpartum)


Pada kasus hemoragik postpartum atau perdarahan postpartum,
terdapat 3 prinsip dalam memberikan penanganan perdarahan postpartum
sekunder yaitu:
1. Mencari penyebab perdarahan
2. Intervensi medis atau bedah untuk menangani penyebab perdarahan
3. Resusitasi kegawatdaruratan diperlukan jika terjadi perdarahan yang hebat.
Berdasarkan penyebabnya, penanganan pada kasus perdarahan
postpartum sekunder yaitu :
1. Perdarahan yang disebabkan oleh sisa plasenta perlu dilakukan kuretase
secara hati-hati. Sebelumnya dilakukan pemasangan infus dan transfuse
darah, melakukan tes laboratorium dan dilakukan profilaksis dengan
menggunakan antibiotika dan antipiretika
2. Perdarahan yang disebabkan oleh luka pada jalan lahir perlu dilakukan
evaluasi pembuluh darah yang masih terbuka dan melakukan hecting
3. Perdarahan yang disebabkan oleh adanya gangguan pada proses
pembekuan darah diperlukan memperbaiki faktor pembekuan darah dan
diberikan platelet darah.
Dalam kasus perdarahan postpartum sekunder diperlukan pemeriksaan
yang akurat untuk menentukan penyebab pasti. Apabila dilakukan

7
pemeriksaan dengan USG ditemukan adanya masa dalam intrauterine dan
tidak didapatkan adanya inversion uteri maupun mioma submukosum, maka
diharuskan melakukan evaluasi kembali sisa konsepsi dari uterus untuk
menghentikan perdarahan. Hal ini perlu dilakukan dengan hati-hati supaya
tidak terjadinya perforasi uterus (Wahyuningsih et al., 2022).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Post partum merupakan masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil. Pada masa
postpartum terbagi menjadi 3 tahapan yaitu immediate postpartum, easly
postpartum dan late postpartum. Pada masa postpartum terdapat salah satu
tanda bahaya yang perlu diwaspadai yaitu hemoragik postpartum. Hemoragik
postpartum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak yang dimana
terjadinya perdarahan yang lebih dari 500 ml (pada persalinan pervaginam)
atau lebih dari 1000 ml (pada persalinan Caesar) setelah bayi lahir. Semua
wanita yang sedang hamil 20 minggu memiliki resiko perdarahan postpartum.
Gejala klinik pada kasus hemoragik postpartum diantaranya ialah ibu merasa
lemah, limbung, keringat dingin, menggigil, hiperapnea (gagal napas), tekanan
darah sistolik, <90 mmHg, nadi >100x/menit, Hb <8 gr%. Pada kasus ini,
faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor usia ibu, gravida, paritas,
pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dan kadar hemoglobin ibu. Adapun
penanganan yang perlu dilakukan yaitu dengan mencari penyebab perdarahan,
melakukan intervensi dan melakukan resusitasi jika diperlukan apabila
terjadinya perdarahan hebat.

B. Saran
Mahasiswa diharapkan mengetahui pengertian serta tahapan masa
postpartum. Mahasiswa juga diharapkan mengetahui serta memahami
pengertian hemoragik postpartum, tanda dan gejala, faktor yang
mempengaruhi serta penanganan yang perlu dilakukan pada kejadian
hemoragik postpartum sehingga mampu memberikan pelayanan kebidanan
yang optimal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes. (2021). Profil Kesehatan Aceh 2021.


Indrianita, V., Nurvitriana, N. C., Bakoil, M. B., Fatmawati, E., Widjayanti, Y., &
Ningrum, N. P. (2022). Kupas Tuntas Seputar Masa Nifas Dan Menyusui
Serta Penyulit/Komplikasi Yang Sering Terjadi. Rena Cipta Mandiri.
https://www.google.co.id/books/edition/Kupas_Tuntas_Seputar_Masa_Nifas
_dan_Meny/yPqBEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia- 2021.
Novita, D., Amlah, A., & Afrika, E. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hemoragic Post Partum Di Puskesmas Sumber Marga
Telang. PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 780–787.
https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i1.2985
Wahyuningsih, S., & Keperawatan, M. D. (2019). Buku Ajar Asuhan keperawatan
Post Partum Dilengkapi Dengan Panduan Persiapan Praktikum Mahasiswa
Keperawatan. Deepublish.
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Asuhan_Keperawatan_P
ost_Partum/cBKfDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Wahyuningsih, S., Setyarini, A. I., Niu, F., Ariani, D. U. S., Suriati, I., Kristianti,
S., Pratiwi, A. M., Rahmatillah, N., Muhammadong, Handayani, T. P.,
Hasanah, S., Subani, P., & Press, G. (2022). Penyakit Akibat
Kegawatdaruratan Obstetri. Get Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Penyakit_Akibat_Kegawatdaruratan
_Obstetr/tT1vEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

10

Anda mungkin juga menyukai