PENDARAHAN POSTPARTUM
Disusun oleh:
(202261044)
Dosen Pengampu :
PRODI KEBIDANAN
STIKES BAITURAHIM JAMBI
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHUUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pendarahan Postpartum......................................................................................3
B. Definisi...............................................................................................................4
C. Epidemiologi......................................................................................................4
D. Faktor Resiko......................................................................................................4
E. Etiologi...............................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................8
A. KESIMPULAN..................................................................................................8
iii
BAB 1
PENDAHUUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan perkembangan berkelanjutan yang ditetapkan oleh PBB
pada tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 70 kematian per
100. 000 kelahiran tahun 2030. Jika hal ini harus dicapai, kematian ibu yang
berhubungan dengan perdarahan post partum (PPP) harus dikurangi secara
signifikan. Untuk mendukung hal ini, petugas kesehatan di negara-negara
berkembang perlu memiliki akses ke obat yang tepat dan untuk dilatih dalam
prosedur yang relevan. Tapi di luar ini, negara membutuhkan pedoman berbasis bukti
pada keselamatan, kualitas, dan kegunaan dari berbagai intervensi. Ini akan
memberikan dasar untuk kebijakan dan program pembangunan strategis yang
diperlukan untuk memastikan implementasi yang realistis dan berkelanjutan
intervensi yang tepat.
Perdarahan post partum (PPP) merupakan penyebab kematian maternal
terbanyak. Semua wanita yang sedang hamil 20 minggu memiliki risiko perdarahan
post partum dan sekuelenya. Perdarahan post partum, terjadi di atas18 persen
kelahiran dan morbiditas ibu yang paling umum di negara-negara maju. Walaupun
angka kematian maternal telah turun secara drastis di negara-negara berkembang,
perdarahan post partum tetap merupakan penyebab kematian maternal terbanyak.
Secara global, diperkirakan bahwa setengah juta perempuan meninggal setiap
tahunnya akibat komplikasi dalam kehamilan dan persalinan dan setengah dari
kematian ini terkait dengan perdarahan post partum. Risiko kematian akibat
perdarahan post partum di Australia, Asia dan Inggris telah menurun selama dua
tahun terakhir dari tingkat 0,85 / 100 000-,39 / 100 000. Sayangnya, survei telah
menunjukkan lebih dari dua pertiga dari kasus ibu yang mengalami morbiditas, atau
nyaris celaka, yang disebabkan perdarahan dankejadian perdarahan post partum
utama tampaknya akan meningkat. Data World Health Organization (WHO) tahun
2014, menunjukkan bahwa 27% dari kematian maternal disebabkan oleh perdarahan
post partum.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pendarahan Postpartum
Perdarahan post partum (PPP) merupakan penyebab kematian maternal
terbanyak. Semua wanita yang sedang hamil 20 minggu memiliki risiko perdarahan
post partum dan sekuelenya. Perdarahan post partum, terjadi di atas18 persen
kelahiran dan morbiditas ibu yang paling umum di negara-negara maju. Walaupun
angka kematian maternal telah turun secara drastis di negara-negara berkembang,
perdarahan post partum tetap merupakan penyebab kematian maternal terbanyak.
(1,2,3) Secara global, diperkirakan bahwa setengah juta perempuan meninggal setiap
tahunnya akibat komplikasi dalam kehamilan dan persalinan dan setengah dari
kematian ini terkait dengan perdarahan post partum. Risiko kematian akibat
perdarahan post partum di Australia, Asia dan Inggris telah menurun selama dua
tahun terakhir dari tingkat 0,85 / 100 000-,39 / 100 000. Sayangnya, survei telah
menunjukkan lebih dari dua pertiga dari kasus ibu yang mengalami morbiditas, atau
nyaris celaka, yang disebabkan perdarahan dankejadian perdarahan post partum
utama tampaknya akan meningkat. Data World Health Organization (WHO) tahun
2014, menunjukkan bahwa 27% dari kematian maternal disebabkan oleh perdarahan
post partum. Di Amerika Serikat diperkirakan 7-10 wanita tiap 100.000 kelahiran
hidup. Data statistik nasional Amerika Serikat menyebutkan sekitar 8% dari
kematian ini disebabkan oleh perdarahan post partum. Di beberapa negara
berkembang angka kematian maternal melebihi 1000 wanita tiap 100. 000 kelahiran
hidup. Pentingnya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi perempuan saat
melahirkan untuk mencegah dan mengobati perdarahan post partum merupakan
langkah penting menuju pencapaian Millenium Development Goal dalam
meminimalkan angka kematian ibu pasca melahirkan.
B. Definisi
3
Perdarahan Post Partum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih besar
dari atau sama dengan 500 ml setelah lahir pada persalinan pervaginam 1000 ml pada
persalinan section sesaria. Perdarahan yang terjadi dalam waktu 24 jam disebut
perdarahan post partum dinisedangkan perdarahan yang terjadi antara 24 jam hingga
12 minggu setelah lahir dianggap sebagai perdarahan post partum lanjutan.
C. Epidemiologi
Perdarahan post partum (PPP) bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari
kematian ibu di seluruh dunia (WHO, 2007), mencapai setinggi 60% di beberapa
negara. PPP juga bisa menjadi penyebab morbiditas berat jangka panjang, dan sekitar
12% dari wanita yang bertahan hidup PPP akan memiliki anemia berat. Berdasarkan
data Survei Demografis dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yang
diterbitkan tahun 2013, angka kematian ibu (AKI) yakni 359/100. 000 kelahiran
hidup dibandingkan data SDKI tahun 2007, angka kematian ibu di Indonesia masih
sebesar 228/100. 000 kelahiran hidup, dimana hal tersebut masih cukup jauh dari
target MDG sebesar 102/100. 000 kelahiran hidup. Adapun penyebab utama
kematian pada ibu adalah perdarahan (50% persen kasus).Adapun data dari Dinas
Kesehatan Kota Makassar tahun 2013, tercatat 4 kasus kematian ibu maternal dari
24.576 kelahiran hidup yang disebabkan perdarahan post partum. Sehingga Program
EMAS atau Expanding Maternal and Neonatal Survival merupakan program
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan guna menurunkan AKI di Indonesia.
D. Faktor Resiko
Riwayat perdarahan post partum pada persalinan sebelumnya merupakan
faktor risiko paling besar untuk terjadinya perdarahan post partum sehingga segala
upaya harus dilakukan untuk menentukan keparahan dan penyebabnya. Beberapa
faktor lain yang perlu kita ketahui karena dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
post partum:(1 - 4, 8)
Kehamilan ganda
Bayi makrosomia
Polihidramnion
Abnormalitas fetus (hydrocephalus)
4
Persalinan yang memanjang
Penggunaan obat-obatan (anestesi halogen, nitrat, nsaid, magnesium
sulfat, beta-simpatomimetik, dan nifedipin)
Persalinan traumatis
Persalinan dengan induksi
Persalinan pervaginam dengan riwayat persalinan abdominal sebelumnya.
E. Etiologi
Etiologi dari perdarahan post partum dikenal dengan empat proses dasar.
Perdarahan akan terjadi jika uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik. Produksi
faktor pembekuan ataupun trauma jalan lahir juga dapat menyebabkan kehilangan
darah dalam jumlah yang cukup besar jika tidak teridentifikasi dengan baik. Untuk
memudahkan dalam mengingat, proses-proses tersebut dikenal dengan 4T (Tonus,
Tissue, Trauma, dan Thrombin). (1 – 3)
a. Tonus
5
b. Tissue
Kontraksi dan retraksi uterus menyebabkan pelepasan dan ekspulsi
dari plasenta. Pelepasan dan ekspulsi yang sempurna melancarkan retraksi
berkelanjutan dan oklusi pembuluh darah optimal.Retensi sebagian dari
plasenta lebih umum jika plasenta telah berkembang dengan lobus aksesori.
Plasenta lebih umum bertahan pada kehamilan preterm terutama di bawah
usia kehamilan 24 minggu, dan perdarahan signifikan dapat terjadi. Hal ini
harus dipikirkan pada setiap persalinan preterm, baik spontan maupun
diinduksi. Bekuan darah juga dapat menyebabkan distensi uterus dan
mencegah kontraksi efektif.
c. Trauma
6
fourchette posterior; namun trauma periuretral dan region klitoris mungkin
terjadi.
d. Trombosis
Pada periode post partum, gangguan sistem koagulasi dan platelet
tidak sering menghasilkan perdarahan berlebihan; ini menekankan efisiensi
kontraksi uterus dan retraksi dalam mencegah perdarahan. Deposisi fibri
pada lokasi plasenta dan membeku pada pembuluh darah memiliki peranan
penting. Trombositopenia mungkin berhubungan dengan penyakit yang telah
ada seperti; immune thrombocytopenic purpura, atau HELLP syndrome,
plasenta previa, disseminated intravascular coagulation (DIC) atau sepsis.
Perdarahan post partum karena gangguan pembekuan darah baru
dicurigai apabila penyebab lain dapat disingkirkan. Hal ini terutama apabila
didapatkan riwayat persalinan sebelumnya mengalami hal yang sama. Akan
ada tendensi mudah terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan dan
perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan,
suntikan, perdarahan dari gusi, rongga hidung dan lain-lain. Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal homeostatis yang
abnormal. Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang,
trombositopenia, terjadi hipofibrinogenemia dan terdeteksi adanya FDP
(Fibrin Degradation Product) serta perpanjangan tes protrombin dan PTT
(Partial Thromboplastin Time). Predisposisi untuk terjadinya hal ini adalah
solusio plasenta, kematian janin dalam kandungan, eklampsia, emboli cairan
ketuban, dan sepsis. Terapi yang dilakukan adalah dengan transfusi darah
dan produknya seperti fresh frozen plasma, trombosit, fibrinogen dan
heparinisasi atau pemberian EACA (Epsilon Amino Caproic Acid).
7
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Perdarahan Post Partum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih besar
dari atau sama dengan 500 ml setelah lahir pada persalinan pervaginam 1000 ml pada
persalinan section sesaria. Perdarahan yang terjadi dalam waktu 24 jam disebut
perdarahan post partum dini sedangkan perdarahan yang terjadi antara 24 jam hingga
12 minggu postnatal dianggap sebagai perdarahan post partum lanjutan. Etiologi
terjadinya perdarahan post partum dikenal dengan 4T (Tonus, Tissue, Trauma, dan
Thrombin).
Pasien dengan perdarahan post partum harus ditangani dalam 2 komponen, yaitu: (1)
resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok hipovolemik
dan (2) identifikasi dan penanganan berdasarkan penyebab terjadinya perdarahan
post partum.