DELLA OKTAFIA
1816010
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga Proposal Penelitian Asuhan Kebidanan Terhadap Ny. J Dengan Keluhan
Pre-eklampsia di Bpm Shinta ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan materi dan pengarahan dalam penulisan proposal ini serta teman-
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga proposal
ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga proposal ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya proposal selanjutnya yang lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................6
1.3 Tujuan...............................................................................................................6
1.4 Manfaat.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kelahiran Hidup (KH), masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs)
pada tahun 2015 yaitu AKI sampai pada 102 per 100.000 KH atau 1,02 per 1000 KH
(SDKI, 2012).
kematian ibu di dunia mencapai 342.900 kematian setiap tahunnya dan diiringi
sepertiga kematian neonatal. Laporan kesehatan dunia menyatakan bahwa ada sekitar
287.000 kematian ibu pada tahun 2010 yang terdiri atas Afrika Sub-Sahara (56%) dan
Asia Selatan (29%) atau sekitar 85% (245.000 kematian ibu) terjadi di negara
berkembang. Sedangkan di negara-negara Asia Tenggara yaitu 150 ibu per 100.000
kelahiran hidup (Christina, 2013). Indonesia berada pada peringkat ke-14 dari 18 negara
Sampai saat ini angka kematian ibu dan bayi masih sangat tinggi, Menurut WHO
setiap hari, sekitar 800 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. Di Indonesia pada tahun 2012 angka kematian ibu adalah 359 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi 32 kematian/kelahiran hidup. Jika dibandingkan
dengan target MDGs tahun 2015 untuk menurunkan angka kematian ibu sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup angka tersebut masih sangat tinggi. Penyebab utama dari seluruh
kematian ibu adalah perdarahan terutama perdarahan setelah melahirkan (27 %), infeksi
(21 %) dan preeklamsia (23 %).
Provinsi Lampung merupakan provinsi yang jumlah kasus kematian ibu masih cukup
tinggi, data terakhir SDKI pada tahun 2007 menunjukkan AKI sebesar 228/100.000
kelahiran hidup, masih jauh dari target MDGs, dan pada tahun 2010 dilaporkan jumlah
1
kasus kematian sebanyak 144 kasus dengan penyebab kematian ibu yaitu perdarahan
sebanyak 54 kasus dan eklampsi sebanyak 89 kasus (Dinkes Provinsi Lampung, 2008,
2011).
Preeklamsia merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan
proteinuria yang muncul ditrimester kedua kehamilan yang selalu pulih diperiode
postnatal. Preeklampsia dapat terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. Ibu
yang mengalami hipertensi akibat kehamilan berkisar 10%, 3-4 % diantaranya mengalami
preeklampsia, 5% mengalami hipertensi dan 1-2% mengalami hipertensi kronik (Robson
dan Jason, 2012).
Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang
tinggi terutama di negara berkembang disamping perdarahan dan infeksi. Kematian akibat
eklamsia meningkat lebih tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklamsia berat. Oleh
karena itu, menegakkan diagnosis dini pre-eklamsi dan mencegah agar jangan berlanjut
menjadi eklamsia merupakan tujuan pengobatan (Manuaba, 2010).
Pre-eklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra,
dan postpartum. Gejala-gejala klinik pre-eklamsia dapat dibagi menjadi pre-eklamsia
ringan dan pre-eklamsia berat (Prawirohardjo, 2010). Penyebab pre-eklamsia sampai saat
ini belum diketahui. Teori yang dapat diterima menerangkan sebagai berikut: sering
terjadi pada prmigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa (Manuaba,
2013).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000kematian ibu
melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Diantaranya 99% terjadi di Negara
berkembang. Dari angka tersebut diperkirakan bahwa hamper 1 orang ibu setiap menit
meninggal akibat kehamilan dan persalinan. Angka kematian maternal di Negara
berkembang diperkirakan menjacai 100–1000/100.000 kelahiran hidup, sedangkan di
negara maju berkisar antara 7- 15/100.000 kelahiran hidup. Ini berarti bahwa di negara
berkembang risiko kematian maternal 1 diantara 29 persalinan sedangkan di negara maju 1
diantara 29.000 persalinan. Menurut WHO angka kejadian pre-eklamsia berkisar antara
0,51% - 38,4%, di negara maju angka kejadian pre-eklamsia berat berkisar 6-7% dan
eklamsia 0,1-0,7% (Depkes RI, 2013). Berdasarkan survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) survei terakhir tahun 2007 angka kematian ibu (AKI) Indonesia sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia. Target
Millenium Developments Goals (MDGs) di tahun 2015 sulit tercapai karena rendahnya
komitment pemerintah daerah. Angka kematian ibu juga diprediksi sulit mencapai
2
targetnya. Target Millenium Development Goals (MDGs) yang meneta pkan angka
kematian ibu 102 per 100.000 ibu melahirkan pada tahun 2015, dinilai beberapa kalangan
akan sulit dicapai, salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah perdarahan 40-
60%, pre-eklamsia dan eklamsia 20-30%, infeksi 15-20 (Depkes RI,2012). Di Indonesia
kematian akibat pre-eklamsi–eklamsi mencapat 27%. Di provinsi Lampung pada tahun
2014 terdapat jumlah kasus preeklamsi–eklamsi diantaranya 189 kasus (Dinkes
Lampung,2014)
Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan penyakit yang angka kejadian setiap negara
berbeda beda. Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan faktor kedua penyebab tingginya AKI
setelah perdarahan. Tingginya angka kematian ini disebabkan karena kurang
kesempurnaanya pengawasan antenatal. Pre-eklamisa dapat disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi antaranya jumlah primigravida, terutama primigravida muda, distensi
rahim berlebihan: hidramnion, hamil kembar, mola hidatidosa, penyakit yang menyertai
hamil: diabetes mellitus, kegemukan, dan jumlah usia ibu lebih dari 35 tahun. Jumlah pre-
eklamsia meningkat pada primigravida karena pada primigravida sering mengalami stres
dalam menghadapi persalinan (Manuaba,2010).
3
1.3.2.6 Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny. J dengan keluhan preeklamsia di Bpm
Shinta
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi akademis
Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam
hal asuhan kebidanan pada klien dengan keluhan preeklamsia dengan baik.
1.4.2 Bagi pelayanan kebidanan di RS dan BPM
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RS dan BPM agar
dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan keluhan preeklamsia.
1.4.3 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya, yang
akan melakukan studi kasus pada asuhan kebidanan pada klien dengan keluhan
preeklamsia.
1.4.4 Bagi profesi kesehatan
Sebagai tambahan ilmu bagi profesi kebidanan dan memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang asuhan kebidanan pada klien dengan keluhan preeklamsia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hypertension merupakan penyulit saat masa kehamilan yang muncul pada masa
hamil, bersalin maupun pada saat nifas yang memiliki gejala seperti proteinuria,
hipertensi, edema yang kadang-kadang sampai disertai konvulsi, kondisi yang serius
terhadap kesehatan dan keselamatan janin. Preeklamsia terjadi pada masa kehamilan
memasuki usia ke-20 minggu gejalanya termasuk meningkatnya tekanan darah secara
Preeklamsia sering terjadi pada ibu hamil memiliki tanda dan gejala adalah
sebagai berikut,
a. Tekanan Darah
presor. Hipertensi ibu hamil terjadi pada saat usia kehamilan 20 minggu yang
b. Proteinuria
Hipertensi pada masa hamil merupakan penyebab kematian ibu yang bisa di
5
proteinuria. Pemeriksaan proteinuria ini menggunakan urin dipstik yang
Angela.,et.al, 2017).
c. Edema
Edema paru yang merupakan salah satu komplikasi berat untuk preeklamsia
berat dengan angka kejadian sekitar 3% yang dapat berupa kardiogenik atau non
kardiogenik. Edema paru kardiogenik yang dapat disebabkan oleh gangguan pada
fungsi sistolik, sedangkan edema paru non kardiogenik yang dapat diakibatkan oleh
adanya albuminuria dan penurunan sintesis albumin hepatik (Lalenoh, D.,C. 2018).
a. Preeklampsia berat
Preeklampsia yang ditandai dengan tekanan darah sistole ≥160 mmHg dan
preeklampsia berat bila tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, oliguria <500
9
hepar, terhambatnya pertumbuhan janin intrauterin, dan sindrom HELLP.
Preeklampsi berat ada dua yaitu preeklampsi berat impeding eclamsia dan tanpa
impending eclamsia yang ditandai rasa nyeri kepala hebat, gangguan visus,
b. Preeklampsia ringan
Preeklampsia ringan ditandai dengan kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau
lebih, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastole 15 mmHg/lebih
dengan pemeriksaan rutin selama 6 jam, berat badan naik dalam satu minggu,
edema (muka, perut, dan tangan), dan proteinuria 0,3 g atau lebih dengan tingkat
(2016) yaitu:
muda;
c. Penyakit penyerta pada saat kehamilan terjadi seperti: diabetes mellitus (DM),
10
Menurut penelitian dari Nursal (2015) mengatakan bahwa preeklamsia
yaitu:
berjalannya usia maka terjadi pula peningkatan atau peningkatan fungsi tubuh
dan berpengaruh pada status kesehatan. Teori menyebutkan bahwa usia remaja
atau akhir masa usia reproduktif yaitu 35 tahun keatas rawan terjadi
b. Riwayat hipertensi
(Prawirohardjo, 2014)..
c. Paritas
11
mengalami gangguan terutama pada ibu yang hamil pertama kali
Pada ibu yang baru pertama hamil sering mengalami stres dalam
persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi kehamilan atau yang sering disebut
preeklampsia.
d. Status ekonomi
aktivitas individu yang berkaitan dengan konsumsi terhadap barang dan jasa,
bidan. Selain itu, status sosial ekonomi yang rendah mengakibatkan tingkat gizi
e. Obesitas
badan yang berlebihan pada ibu hamil berkaitan dengan pre-eklampsia pada
usia subur menunjukkan bahwa 24,5% wanita usia 20-44 tahun memiliki status
diabetes mellitus pada masa kehamilan. Jumlah ibu hamil yang tidak
12
mengalami kejadian preeklamsia sebanyak 113 responden. Kejadian ini karena
dimungkinkan adanya riwayat preeklamsia yang lalu untuk ibu hamil multipara
g. Pekerjaan
Preeklampsia dapat terjadi pada ibu yang bekerja atau tidak bekerja.
Kejadian preeklampsia pada ibu bekerja memiliki resiko preeklampsia dua kali
lebih berat dari ibu hamil yang tidak bekerja, ibu yang memiliki pekerjaan
h. Stres
hormon adrenalin dan non adrenalin, yang diikuti oleh hormon kortisol. Stres
sebagai berikut:
dihasilkan merupakan radikal hidroksil yang toksik terhadap sel endotel dalam
13
asam lemak tak jenuh menjadi peroksida lemak, dan merusak nukleus dan
protein sel endotel. Disfungsi sel endotel akan menyebabkan berbagai reaksi
vasokonstriktor kuat.
bahan vasopressor, hal ini dapat dideteksi saat usia kehamilan 20 minggu.
c. Teori Genetik
secara maternal atapun paternal yang dapat mengontrol fungsi enzimatik dan
Dampak buruk yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan preeklampsia memicu
mengalami masalah baik ada pada ibu ataupun pada janin. Dampak tersebut berupa
14
Dampak fisiologis dan patologis ( Fu; Loomans; Marinescu; Meltzer dan
a. Dampak Fisiologis
dapat berupa :
1. Ibu
a. Penurunan trombosit;
darah,ginjal,dan hati;
2. Janin
b. Kelahiran prematur;
c. Retardasi mental;
15
b. Dampak Psikologis
yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin (Kumala, T., 2015 dalam
Vaerland, 2016). Adapaun dampak tersebut dapat berupa, depresi antenatal yang
terdiri dari rasa kesal, jenuh, sedih, stress, cemas, takut, murung tidak percaya
diri bahwa dirinya akan sembuh seperti sebelumnya, penurunan kualitas hidup,
kehidupan yang diikuti dengan gangguan perilaku pada masa kehamilan rasa.
Timbulnya tanda dan gejala pada ibu hamol preeklampsia tidak dapat
16
7. Jika tekanan darah dan proteinuria meningkat segera ke dokter dan
17
2.2 Kerangka Teori
PREEKLAMSIA
18
a. Penatalaksanaan preeklamsia
b. 1. Penatalaksanaan preeklampsia
ringan menurut (Prawirohardjo,
2014)
c.
a. Melakukan tirah baring,
visual
proteinuria meningkat
2. Penatalaksanaan preeklampsia
berat menurut (Prawirohardjo,
2014)
a. Segera pergi kerumah sakit,
b. Melakukan tirah baring,
c. Infus larutan Ringer Laktat 60-
125 cc/jam,
d. Memberikan obat anti kejang :
19 MgSO4 dengan syarat pemberian,
1. Reflek patella positif
2. Tidak terdapat depresi
pernafasan (frekuensi >16
kali/menit)
Konsep
kehamilan muda;
f.Riwayat hipertensi
g.Paritas
h.Status ekonomi
i.Obesitas
j.Riwayat diabetes mellitus
k.Pekerjaan
l.Stres
DAFTAR PUSTAKA
20
Fitrianda, M. I. (2013). Digital Digital Repository Repository Universitas
Universitas Jember Jember Digital Digital Repository Repository Universitas
Universitas Jember.
ASTUTI, S. F. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Preeklampsia Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota
Tangerang Selatan Tahun 2014-2015. In Skripsi.
Imron, R., & Novadela, N. I. (2014). Faktor -Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Pre Eklampsia Dan Eklamsia Pada Ibu Bersalin. Jurnal
Keperawatan, X(1), 154–161.
Yuliana. (2020). Wellness and Healthy Magazine. Wellness and Healthy
Magazine, 2(1), 187–192.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh
Magdalena dan Historyati. (2016). Gambaran Faktor Penyebab Preeklampsia Pada
Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tembelang Jombang. E-Proceeding
of Management ISSN : 2355-9357, 3(1 April), 477–484.
Sutrimah, Mifbakhudin, M., & Wahyuni, D. (2015). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kebidanan, 4(1), 1–10.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/1383
21