BAB I
PENDAHULUAN
(PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir
tujuan (Rini, 2012). Karena tidak tercapainya MDGs ditahun 2015, terbit 17
target baru yang disepakati 193 perwakilan Negara yaitu SDGs (Sustainable
Development Goals). Salah satu target SDGs yaitu mengurangi dua per tiga
angka kematian dan kesakitan ibu dalam proses persalinan (SDGs, 2015).
Serikat yaitu 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara
satunya yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
dibanding SDKI 2007 yang mencapai 228/100.000. Angka ini jauh lebih
pada awal tahun 2015. Jumlah kasus kematian ibu setiap tahun mengalami
penurunan pada tahun 2013 sebesar 113 kasus kematian, dan pada tahun
1
2
2016 menjadi 95 kasus kematian ibu. Dan jumlah Angka Kematian Balita
(AKB) terjadi peningkatan dari tahun 2013 sebesar 72, dan pada tahun 2016
sosial, ekonomi, dan budaya. Demikian juga dengan ibu-ibu yang termasuk
dalam lima terlalu yakni : (1) terlalu muda, (2) terlalu tua, (3) terlalu
banyak, (4) terlalu sering, (5) serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi
2
3
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA) Nomor 9 tahun 2015,
kunjungan rumah ibu hamil, ibu nifas dan bantuan Biaya Operasional
3
4
Baru Lahir dan Anak (KIBBLA), kewajiban semua ibu hamil dan bayi
kematian semakin baik, baik dari masyarakat dan rumah sakit sejak
Bidan yang merupakan ujung tombak bagi tenaga kesehatan juga harus
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir,
bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien dan merupakan salah satu
4
5
upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
(Saifuddin, 2010).
Faktor akibat terlalu dekat jarak kehamilan menjadi salah satu resiko
adalah kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi keadan ibu dan janin.
harus diambil sikap tegas dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan janinnya
(Manuaba, 2007).
lebih dari 5 tahun dari kehamilan pertama, resiko anak kedua lahir prematur
menjadi meningkat. Sebab, bila interval terlalu pendek, kondisi seorang ibu
masih membutuhkan waktu untuk pulih dari stress dan berkurangnya gizi
dialami janin yang mempunyai berat badan dibawah batasan tertentu dari
umur kehamilannya. Secara definisi, PJT adalah janin yang berat badannya
sama atau kurang dari 10 persentil yang tidak dapat mencapai pertumbuhan
5
6
yang optimal karena terhambat oleh faktor maternal, fetal atau plasenta
(Lausman et al., 2012). Ada klinisi yang menggunakan titik potong (cut-off
kurang atau sama dengan 5 persentil atau Femur Length (FL) / Abdominal
PJT jika didapatkan satu atau lebih dari beberapa tanda berikut, yaitu :
Tinggi Fundus uteri (TFU) lebih dari atau sama dengan 3 cm lebih dibawah
(untuk ibu dengan IMT < 30), Estimasi berat badan < 10 persentil, dari
Agar pertumbuhan janin sehat dan normal, salah satu persiapan yang
harus dilakukan ibu saat hamil adalah menjamin kecukupan gizi untuk ibu
6
7
cadangan gizi ibu dan memperkecil resiko bayi lahir premature (Irawati,
2010).
uterus (Rahim) akan tetapi hal ini tidak menyebabkan kehamilan prematur
perubahan ocular yang mungkin lebih sering bersifat sementara, tetapi juga
bisa bersifat permanen. Hal ini mungkin terkait dengan perkembangan dari
kondisi-kondisi ocular yang baru, atau kondisi ocular yang sudah ada
7
8
diklasifikasilan menjadi sangat ringan atau rendah < 3 dioptri, sedang atau
menengah 3-6 dioptri, parah atau tinggi > 6 dioptri. Terdapat kekhwatiran
kelainan pada mata (myopia, ablasio retina yang telah ditangani) yang
atau lebih. Penderita dengan minus diatas 6 dioptri mempunyai risiko 3-4
kali lebih besar untuk terjadinya komplikasi pada mata (Ilyas HS, 2004)
8
9
atau komplikasi tidak hanya pada kehamilan tapi juga akan terjadi
komplikasi pada persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
yang dialami oleh wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan
besar yang terjadi pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan
kelahiran yang aman bagi ibu dan bayi sehingga dibutuhkan peran dari
mungkin terjadi pada ibu dan bayi, sebab kematian ibu dan bayi sering
maternal antara lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan
pelayanan yang baik ketika persalinan (Reeves, 2010). Faktor lain yang
9
10
memantau terjadinya resiko pada pasca persalinan, dan pada masa nifas
Neonatus disebut juga bayi baru lahir yakni merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
mempelajari fungsi dari proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
10
11
BBL terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir, dengan pemantauan melekat
dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa
metode kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat
2014).
(CPR) adalah angka kesertaan ber-KB dan unmet need pelayanan KB adalah
pasangan usia subur yang tidak ingin memiliki anak lagi atau yang ingin
11
12
2012).
ibu, sasaran program KB adalah pada kelompok unmet need, dan ibu pasca
diprediksi dan dapat terjadi sebelum datangnya siklus haid, bahkan pada
wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan bila sudah terjadi
abortion yang akan berdampak buruk bagi ibu. Oleh karena itu, diperlukan
dalam rahim dalam 10 menit setelah plasenta lahir atau sebelum penjahitan
12
13
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
pada Ny.”M” sejak masa kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
2. Tujuan Khusus
13
14
SOAP.
14
15
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
mandiri.
15
16
karya tulis ilmiah terutama dengan kasus faktor resiko jarak kehamilan
< 2 tahun.
2. Manfaat Teoritis
E. Ruang Lingkup
Yani Rt.54 No.19 Gunung Sari Ilir. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang
16
17
F. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
Judul
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Riwayat Hidup
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
17
18
E. Ruang Lingkup
F. Sistematika Penulisan
1.Manajemen Varney
A. Rancangan Penelitian
C. Subjek Kasus
D. Teknik Pengumpulan
E. Instrumen Penelitian
F. Kerangka Kerja
G. Etika Penelitian
Daftar Pustaka
Lampiran
18
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
19
20
untuk mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Data dasar ini meliputi
yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari sumber infomasi
yang berkaitan dengan kondisi ibu dan bayi baru lahir. Bidan
mengumpulkan data dasar awal lengkap, bahkan jika ibu dan bayi
kolaborasi.
20
21
segera
kemudian di evaluasi
diidentifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat diantisipasi serta
21
22
sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau anggota tim kesehatan
kesehatan.
Dokumentasi
22
23
manajemen Varney).
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru
23
24
Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal
apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir, neonatus dan pelayanan kontrasepsi serta melatih dalam
2008)
1. Kehamilan
a. Pengertian
24
25
1) Pengertian
2) Tujuan
a) Tujuan umum
b) Tujuan khusus
25
26
2009)
1) Kunjungan Antenatal :
(Manuaba, 2012):
(Hilda Dharmawan,2013):
26
27
buah-buahan.
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-
27
28
Tabel 2.1
16 minggu ½ simfisis-pusat 16 cm
36 minggu setinggi px 33 cm
kehamilan dalam bulan atau minggu. Tinggi fundus uteri dalam cm,
yang normal harus sesuai dengan usia kehamilan, jika kurang hanya 2
cm masih dapat ditoleransi tetapi jika lebih kecil dari 2 cm maka ada
28
29
Tabel 2.2
29
30
e) Pemberian imunisasi TT ( T5 )
30
31
Tabel 2.3
f) Pemeriksaan Hb ( T6 )
ambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test
31
32
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. Bila hasil positif maka
DMG.
kehamilan 6 Minggu.
rasa rileks dan tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu
kembang manusia.
32
33
a. Pengertian
kehamilan, saat hamil muda, saat hamil pertengahan, saat inpartu dan
sampai 35 tahun, lebih atau kurang dari usia tersebut adalah beresiko.
33
34
2) Kehamilan Resiko
d) KEK dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm atau penambahan berat
34
35
tulang belakang.
kahamilan ini
cacat konginetal
besar.
besar.
c. Jarak Kehamilan
a) Jarak adalah ruang sela (Panjang jauh) antara dua bends atau
35
36
RI, 2010)
terjadi pada ibu dengan prioritas 1-3 anak dan jika dilihat
dikandungnya.
36
37
(menarche) pada remaja yang masuk masa puber . Hal ini dapat
37
38
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
8)Libido menurun.
dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat
plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta melahirkan bayi
38
39
1) Definisi
Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas sympisis dan
diukur pada kehamilan > 12 minggu karena pada usia kehamilan ini
uterus dapat diraba dari dinding perut dan untuk kehamilan > 24
Leopold (yang sering) I, II, III, IV dan atau cara Kenebel, Budin, dan
39
40
tidak sesuai dengan usia kehamilan, atau penilaian terhadap janin yang
tumbuh terlalu besar sehingga tinggi fundus uteri yang terlalu besar
(Depkes, 2007).
kandungan, dalam artian bayi baru lahir berukuran lebih kecil dengan
Dan hal ini dapat dilihat dari beberapa penyebab yaitu (Maulana,
2009):
a)Penyebab ibu.
(1) Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak
40
41
(3)Faktor umur.
b) Penyebab Janin.
menyebabkan PJT.
41
42
c) Penyebab plasenta.
42
43
43
44
kehamilan lanjut.
4) Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan TFU Tidak Sesuai Usia
44
45
Tabel 2.4
Tabel Menu Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil
Bahan Makanan Porsi Hidangan Sehari Jenis Hidangan
1. Nasi. 6 porsi. Makan pagi :
2. Sayuran. 3 mangkung. Nasi 1,5 porsi (150 gr).
3. Buah. 4 potong. Ikan/daging 1 potong sedang (40
4. Tempe. 3 potong. gr)
5. Daging. 3 potong. Tempe 2 potong sedang (50gr).
6. Susu. 2 gelas. Sayur 1 mangkuk.
7. Minyak. 5 sendok. Buah 1 potong.
8. Gula. 2 sendok teh. Selingan : susu 1 gelas dan buah 1
potong sedang.
45
46
Makan siang :
Nasi 3 porsi (300 gr).
Lauk, sayur, dan buah sama dengan
pagi
Selingan: buah 1 potong sedang.
Makan malam:
Nasi 2,5 porsi (250 gr).
Lauk, buah dan sayur sama dengan
pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas.
Sumber : Bardosono (2008)
g. KB
1) Pengertian
(Manuaba, 2003).
istri.
46
47
suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu
(Mochtar, 2002)
(Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan
tinggi.
anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan
terjamin hampir 100%, karena pada masa ini peserta belum mempunyai
anak.
47
48
program.
merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak
dua orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 – 4 tahun. Ini dikenal
b) Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD
anak lagi.
c) Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak
yang direncanakan.
48
49
d) Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan
(1) Ibu-ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil atau
tidak punya anak lagi, karena alasan medis atau alasan lainnya.
(3) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan
komplikasi.
1) Pengertian ASI
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi 0-6 bulan. ASI
memiliki keseimbangan zat gizi yang tepat, tersedia dalam bentuk yang
dan ibu. Pada bayi pemberian ASI antara lain menurunkan resiko sejumlah
besar penyakit akut dan kronis, insiden dan keparahan penyakit diare dan
49
50
2) Persiapan menyusui
Agar pertumbuhan janin sehat dan normal, salah satu persiapan yang harus
dilakukan ibu saat hamil adalah menjamin kecukupan gizi untuk ibu dan
bergizi lengkap dan bervariasi mulai dari sumber karbohidrat, protein, serta
50
51
juga membuat kontraksi ringan pada uterus (Rahim) akan tetapi hal ini
4) Jika memutuskan untuk tetap menyusui saat hamil, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
b)Yang harus di penuhi adalah kebutuhan 650 kalori per hari jika anak yang
sudah memasuki masa MPASI kalori yang harus penuhi sekitar 500
kalori perhari. Jika sudah memasuki trimester kedua tambah asupan lagi
51
52
daerah putting yang berakibat nyeri saat melakukan proses menyusui, hal
d) Pada saat memasuki usia kehamilan 16-20 minggu, kandungan ASI akan
e) Anak yang sedang menyusui akan menyadari perbedaan rasa karena hal
ini, tidak sedikit anak akan dengan sendirinya berhenti atau mungkin saja
anak tidak merasakan perubahan dan tetap menyusu. Anda tidak perlu
menurun. Hal ini juga bisa menjadi faktor anak yang sedang menyusu
1) Definisi
besar atau kekuatan pembiasan media refraksiterlalu kuat. Jika objek digeser
lebih dekat dari 6 meter, bayangan akan bergerak mendekati retina dan
terlihat lebih fokus. Titik tempat bayangan terlihat paling tajam fokusnya di
52
53
2) Faktor Resiko
myopia pada anak, yang kedua orangtuanya mengalami myopia. Pada anak
refraksi yang dialami saat masuk sekolah adalah prediktor yang lebih baik
untuk mengetahui siapa yang akan mengalami myopia pada masa kanak-
kanak dibandingkan riwayat myopia pada orang tua.Anak dan dewasa muda
Selain itu, risiko myopia lebih tinggi pada anak dengan astigmat
waktu yang digunakan untuk membaca, pendidikan yang lebih tinggi, dan
53
54
yang lebih dari 3,00 dapat menjadi faktor risiko. Pada anak-anak, kondisi
3) Etiologi dan Patogenesis
secara pasti dan banyak faktor memegang peranan penting dari waktu
2013)
faktor lingkungan sebelum hamil, saat hamil dan setelah melahirkan telah
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa hormon androgen, estrogen
54
55
sebagai hal yang penting dalam menentukan metode persalinan. Miopia dan
miopia tinggi dan di sisi lain juga sebagai miopia patologis dengan
55
56
menderita miopia.
hormone yang bersifat menahan cairan. Selain itu, selama hamil terjadi
56
57
maka volume darah ibu meningkat hingga di atas normal. Selain itu, sum-
pengaruh bias yang berarti yaitu dengan penggunaan kaca mata atau lensa
ketajaman penglihatan.
4) Tipe Myopia
a) Myopia refraktif
57
58
sehingga pembiasam lebih kuat sam dengan myopia bias atau myopia
b) Myopia aksial
Myopia aksial terjadi bila mata berukuran lebih panjang dari pada
(1) Myopia ringan, dimana myopia lebih kecil daripada 1-3 dioptri.
(3) Myopia berat atau tinggi, dimana myopia lebih besar dari 6 dioptri
kebutaan.
58
59
dengan myopia 0 D s/d -4,75 D sekitar 1/6662, pada -5D s/d -9,75D
risiko meningkat men jadi 1/1335. Dan lebih dari -10D risiko ini menjadi
rendah tiga kali sedangkan pada miopia tinggi meningkat menjadi 300
kali.
d) Jika terjadi ablasio retina saat hamil atau bersalin, retina harus dilekatkan
59
60
a) Bila membaca atau melakukan kerja jarak dekat secara intensif,
b) Bila membaca, pertahankan jarak baca yang cukup dari buku (±30cm).
d) Batasi waktu bila menonton televisi dan main video game. Duduk
6) Komplikasi
a) Ablasio retina
Sedangkan pada -5D s/d -9,75D risiko meningkat menjadi 1/1335. Dan
lebih dari -10D risiko ini menjadi 1/148 D. Dengan kata lain penambahan
D, 2010)
60
61
98% air dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan
bayangan kecil.
detachment pada myopia tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus
c) Makulopati Miopia
darah kapiler pada mata yang berakibat aatrofi sel-sel retina sehingga
dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh
d) Glaukoma
61
62
pada myopia sedang 4,2% dan pada myopia tinggi 4,4%.Glaukoma pada
2010)
e) Katarak
hamil, yaitu:
dalam bola mata seperti mengangkat beban berat, sulit buang air
kehamilan itu sendiri dengan miopia masih belum jelas. Jletcher dan
62
63
7) Metode Persalinan pada Miopia dalam Kehamilan
okuli, namun tidak ada perubahan yang berarti. Pada tahun 1996, Prost dan
63
64
biaya persalinan.
(1)Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
Tabel 2.5
Pola Keterangan
Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah
300 kalori perhari, dengan komposisi menu seimbang dengan
Nutrisi
kebutuhan cairan paling sedikit 8 gelas berukuran 250 ml/hari
untuk mencegah terjadinya sembelit dan ISK
Pada trimester III, terjadi pembesaran uterus yang menurunkan
Eliminasi
kapasitas kandung kemih sehinggga mengakibatkan sering BAK.
Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 sampai 2 jam setiap
Istirahat
hari, 8 jam setiap tidur malam.
Personal Ibu hamil harus menjaga kebersihan badannya untuk mengurangi
Hygiene kemungkinan terjadinya infeksi, pemeliharaan buah dada juga
penting, puting susu harus dibersihkan setiap terbasahi oleh
colostrum. Perawatan gigi diperlukan dalam kehamilan karena
64
65
(Supariasa I, 2002).
untuk mengetahui status gizi ibu hamil, ada penilaian lain yang
digunakan untuk menilai status gizi ibu hamil (Kusmiyati, 2008) yaitu
berat badan dilihat dari quatelet atau Index Masa Tubuh (IMT).
1) Perdarahan pervaginam
3) Penglihatan kabur
65
66
Secara medis rahim sebenarnya sudah siap untuk hamil kembali tiga
bahwa jarak kehamilan yang aman anak satu dengan yang lainnya
adalah 27 sampai 32 bulan atau sekitar 2,6 tahun. Pada jarak ini ibu
akan memiliki bayi yang sehat serta selamat saat melewati proses
a) KEK dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm atau penambahan berat
c) Tinggi badan < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan
tulang belakang.
kehamilan ini.
dan keganansan.
66
67
kongenital.
tahun dan Resiko terjadinya BBLR, Tinggi Fundus Uteri tidak sesuai
sebelumnya, memiliki kemungkinan hidup sehat 2,5 kali lebih tinggi dari
pada yang berjarak kelahiran kurang dari 2 tahun, maka jarak kehamilan
pada usia perkawinan dengan usia muda (16-20 tahun) (51,7%), lama
67
68
kehamilan.
previa, anemia dan ketuban pecah dini serta melahirkan bayi dengan
fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan. Karena tinggi fundus
uteri dapat menentukan ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari
68
69
karena penyebab dari ibu, fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan
sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu
bertambah pula kebutuhan nutrisi ibu hamil. Pada trimester awal organ-
69
70
paling pesat, dan akan terus berlanjut sampai lahir. Semua perkembangan
itu membutuhkan asupan gizi yang cukup dan seimbang. Apabila tidak
terpenuhi, maka tumbuh kembang janin tidak akan optimal. Oleh sebab
1. Pengertian
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan
2007)
70
71
a. Atonia uteri
1) Pengertian
(Rukiyah A. Y, 2010)
2) Etiologi
71
72
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan
seperti:
a) Partus lama
b) Malnutrisi
4) Pencegahan
72
73
saturasi oksigen.
menghentikan perdarahan.
73
74
1) Pengertian
(Prawiroharjo, 2010)
2) Etiologi
berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini
sebagai berikut:
pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak
74
75
Misalnya:
(1) Trauma
(2) Gamelli
(Saifuddin, 2010)
(3) Makrosomia
(4) Hidramnion
75
76
(5) Kelainan letak janin dan rahim: letak sungsang dan letak
lintang.
PAP.
(7) Korioamnionitis
76
77
kehamilan 23 minggu.
melalui vagina, aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti
dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan
Gejala dari KPD yaitu: bercak vagina yang banyak, nyeri perut,
a) Penilaian klinik
USG.
77
78
intrauterin.
skor pelvik
b) Komplikasi
persalinan normal.
(1) Infeksi
78
79
gawat.
gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya
(1)Konservatif
hari.
(d) Jika usia kehamilan 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada
79
80
kehamilan 37 minggu.
(e) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
intrauterin).
(2) Aktif
persalianan,partus pervaginam .
80
81
81
82
menurut jenis :
yang besar. Hal ini lebih sering terjadi pada kehamilan lewat
bulan, infeksi pada ibu dalam waktu yang lama dan pada janin
Ketuban hijau keruh berwarna hijau terang atau hijau muda dan
bersifat cair. Hal ini lebih sering terjadi janin yang mengalami
persalinan.
4) Faktor Resiko
82
83
lain :
gangguan suplai nutrisi dan oksigen pada janin intra uterin. Hal ini
Infeksi lebih umum terjadi dan lebih berat pada wanita wanita
diabetik.
83
84
kronik
84
85
85
86
janin.
disebabkan dari faktor ibu. Ketuban hijau terjadi akibat faktor - faktor
resiko diatas menyebabkan hipoksia dan fetal disstres pada janin yang
86
87
dan stressor lainya dapat menyebabkan pergerakan usus dini, Hal ini
Ketuban hijau merupakan salah satu faktor resiko bayi lahir mengalami
1) Kala II
a) Pengertian
kontraksi
(2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginanya
87
88
2) Kala III
Manajemen aktif kala III terdiri dari langkah utama pemberian suntik
oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan PTT dan
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
3) Kala IV
dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 20-30
menit pada jam kedua pasca persalinan meliputi kontraksi uterus dan
88
89
luka.
89
90
untuk menjahit pada laserasi derajat III dan IV maka perlu melakukan
b. Partograf
pemeriksaan fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat utama
yaitu:
1) Kemajuan persalinan
2) Kondisi janin
Penilaian kondisi janin terdiri dari denyut jantung janin, warna dan
3) Kondisi Ibu
Penilaian kondisi ibu terdiri dari tekanan darah, nadi, dan suhu badan,
c. Mekanisme Persalinan
90
91
1) Engangement
2) Penurunan Kepala
3) Fleksi
panggul
91
92
cm.
4) Rotasi Dalam
5) Ekstensi
92
93
anak.
7) Ekspultasi
Terjadi setelah kepala lahir, bahu berada dalam posisi depan belakang.
1. Definisi
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru
normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
a. Kebutuhan Fisik
1) Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dapat dipenuhi melalui air susu
jumlah yang dibutuhkan oleh bayi. Selain itu sistem pencernaan bayi
93
94
(Saifuddin,2002)
2) Kebutuhan Cairan
cairan ini diperas keluar dari paru – paru. Seorang bayi yang
kompresi dada ini dan dapat menderita paru – paru basah dalam
dalam paru – paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh
jam pasca kelahiran suhhu tubuh bayi sangatlah labil. Bayi masih
94
95
genetalia. Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam
pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda
bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya
a. Pencegahan Infeksi
dimandikan
atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai
stetoskop dll)
95
96
Jika bayi tidak cukup bulan atau ketuban bercampur mekonium dan
atau tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau
b. Skor 0 1 2
1. Appearance 1.Biru pucat 1.Badan merah 1. tubuh merah
color (warna kulit) muda, ekstremitas muda
2.Pulse (heart rate) 2.Tidak ada biru 2.>100x/menit
atau frekuensi
jantung
3.Grimace (reaksi 3.Tidak ada 3.Lambat 3.Menangis
terhadap <100x/menit,meri dengan kuat,
rangsangan) ntih batuk/ bersin
4.Activity (tonus 4.Lumpuh 4.Ekstremitas 4.Gerakan aktif
otot) dalam fleksi
sedikit
5.Respiration 5.Tidak ada 5.Lemah, tidak 5.Menangis kuat
(usaha nafas) teratur
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil maka lakukan pengikatan
96
97
membersihkan dari darah dan secret lainnya. Kemudian bilas dengan air
DTT, lalu keringkan dengan handuk bersih dan kering. Ikat tali pusat
1cm dari perut bayi (pusat). Gunakan benang atau klem plastic
DTT/steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan
f. Pencegahan infeksi
g. Pemberian vitamin K
3) Pemeriksaan Fisik
97
98
bayi, tulang hidung, atau maxilla bayi baru lahir yang matanya
sedang terbuka
(2) Reflek mata boneka, yaitu menolehkan kepala bayi baru lahir
98
99
(4) Reflek rooting (menghilang pada usia 3-4 bulan, ada yang
mulut.
langit-langit.
99
100
muntah.
(8) Reflek tonik neck (menghilang pad usia 2-3 bulan), yaitu bayi
permukaan tersebut.
100
101
(12) Reflek walking (menghilang usia 3-4 bulan), yaitu tubuh bayi
101
102
terstimulasi
cairan.
2. Konseling
tanda bahaya.
102
103
Untuk mempererat ikatan bayi antara ibu dan anak, setelah dilahirakan
bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnya saat baru lahir. Percayakah
2009).
G. Nifas
1. Pengertian
Tujuan :
103
104
terjadinya perdarahan
4) Mobilisasi dini
Tujuan :
penyulit
104
105
a. Lochea rubra
Ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua
(desidua yaitu selaput lendir rahim dalam keadaan hamil yang terdiri
b. Lochea sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Terjadi pada hari ke
c. Lochea serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi. Terjadi pada hari
d. Lochea alba
e. Lochea purulenta
Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
105
106
f. Lochiotosis
H. Neonatus
1. Kunjungan Neonatal
a. Pengertian
Asi dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali
( DepkesRI, 2004).
b Tujuan
106
107
c. Kunjungan Neonatus
Untuk bayi yang lahir dirumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum
c) Cegah infeksi
c) cegah infeksi
107
108
1. Pengertian
tingkat atau angka kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan
2.Metode kontrasepsi yang cocok bagi klien dan merupakan pilihan klien
sperma dan ovum karena adanya perubahan pada tuba dan cairan
108
109
yang dililitkan pada AKDR juga bersifat toksik terhadap sperma dan
wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik, alat ini sangat efektif
dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil dan untuk
2013).
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang
dilakukan adalah IUD post plasenta. IUD post plasenta yaitu IUD
109
110
kegagalan pemasangan.
(Saifudin, 2010).
110
111
wanita yang tidak menyukai untuk mengingat – ingat minum pil setiap
111
112
atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri, wanita
dipastikan klien tidak hamil, hari pertama sampai ke7 siklus haid,
(EngenderHealth, 2008)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
112
113
pelaksanaan asuhannya.
C. Subjek Kasus
kasus ini subyek yang diteliti adalah ibu hamil trimester III.
113
114
D. Teknik Pengumpulan
1. Observasi
2. Wawancara
114
115
3. Pemeriksaan fisik
4. Studi Dokumentasi
judul proposal ini seperti : catatan medis klien yang berupa buku
E. Instrumen Penelitian
data.
F. Kerangka Kerja
115
116
Subyek Penelitian Ny.M G2P1001 Usia Kehamilan 30 Minggu 5 Hari dengan jarak
kehamilan < 2 tahun
Asuhan :
- SOAP
Dokumentasi
G. Etika Penelitian
kerahasiaan responden.
116
117
bersedia ikut serta secara sadar dalam penelitian ini dan bersedia
dibidangnya.
3. Justice
yang mungkin akan terjadi dan juga penulis mendapatkan data yang
117
118
BAB IV
TINJAUAN KASUS
awal)
1.Data Subjektif
a. Identitas
118
119
b. Anamnesa
1) Riwayat menstruasi
a) HPHT : 7-6-2017
b) TP : 14-3- 2018
d) Lamanya : 7 hari
e) Menarche : 14 tahun
f) Siklus : 28hari
i) Teratur/tidak : teratur
119
120
2) Flour albus
penuh)
b) Warna : bening
b) Tanggal : 7-7-2017
c) Hasil : Positif
kehamilan 20 minggu
120
121
7) Riwayat kehamilan
G2 P1 A0
bidan, normal
8) Riwayat imunisasi
a) Imunisasi I : Catin
d) Imunisasi IV : 1 Th setelah TT 3
e) Imunisasi V : 1 Th setelah TT 4
9) Riwayat kesehatan :
121
122
b) Alergi
rumah banyak
122
123
Anak
Kehamilan Persalinan Anak
ke
U
N Tempa Masa Penyu Peno- Peny P Keada
mu Jenis jenis BB
0 t lahir gestasi -lit long u-lit B an
r
1 11 4 Hidup
BPM 38-39 Ta’a Spt bidan Ta’a P 2800
bln 5 sehat
d) Makan / diet
buah
123
124
sebelum hamil.
a) BAB
b) BAK
a) Siang :± 1 jam
b) Malam : ± 7 jam
a) Frekuensi : 1x/minggu
124
125
a) Pernikahan
b) Riwayat KB
125
126
sehat.
ada
d) DM : Tidak ada
126
127
a. Keadaan umum
1)Berat badan
Sebelum hamil : 40 kg
Saat hamil : 53 kg
3) Lila : 24 cm
4) Kesadaran : composmentis
b) Nadi : 80x/menit
c) Suhu : 37 ͦ C
d) Pernapasan : 20x/menit
127
128
8) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a) Kepala
b) Mata
(3)Sklera : putih
c) Muka
tanggal
128
129
e) Leher
f) Dada
areola mamae
g) Punggung ibu
h) Perut
129
130
(5) Lain-lain :-
i) Vagina
j) Ekstremitas
k) Kulit
Palpasi
a) Leher
130
131
b) Dada
putih susu
c) Perut
(bokong).
melenting (kepala)
131
132
masuk PAP).
d) Tungkai
(1) Oedema
(2) Varices
e) Kulit
Auskultasi
a) Paru – paru
b) Jantung
c) Perut
132
133
(2) DJJ
Perkusi
a) Dada
(3) Ekstremitas
Kiri : positif
4) Pemeriksaan Khusus
a) Pemeriksaan dalam
133
134
b) Pelvimetri klinik
d) Pemeriksaan penunjang
(1) Laboratorium
134
135
Hb : 11,8 gr%
Golongan darah :A
Lain – lain :
b) Urine Tanggal : -
Tanggal : 27-12-2017
Langkah II
a. Diagnosis
135
136
Dasar :
O:
TTV
BB Saat ini : 53 Kg
di kedua payudara
Punggung : Lordosis
136
137
kanan)
Pemeriksaan penunjang
b. Masalah :
137
138
( 11 bulan )
2) Myopia
4) Tidak ber KB
Langkah III
- ablasio retina
b.Tindakan antisipasi :
138
139
Langkah IV
Tidak ada
Langkah V
dokter spesialis kandungan dan juga bidan sesuai dengan dosis yang
telah dianjurkan.
menganjurkan ibu tidur posisi miring kiri agar tidur ibu lebih nyaman.
139
140
j. Lakukan dokumentasi
Langkah VI
b. Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang
Compleks, dan Kalk) 1x1 perhari.Diperlukan asupan zat besi bagi ibu
hamil terutama pada trimester II, karena pada trimester ini memiliki
Pemberian tablet zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah
140
141
seimbang, sepert : sayur – sayuran hijau, ikan, tahu, tempe, daging, dan
beristirahat dan menganjurkan ibu tidur posisi miring kiri agar tidur ibu
lebih nyaman.
mata untuk mengetahui besar minus mata, dan anjurkan ibu untuk
panggul.
Langkah VII
Evaluasi
141
142
januari 2018
142
143
TTV
cm
kanan)
143
144
Pemeriksaan penunjang
A :
Masalah :
( 11 bulan )
2) Myopia
4) Tidak ber KB
144
145
minggu
-ablasio retina
Antisipasi :
P:
2. Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang
145
146
Compleks, dan Kalk) 1x1 perhari.Diperlukan asupan zat besi bagi ibu
hamil terutama pada trimester II, karena pada trimester ini memiliki
Pemberian tablet zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah
seimbang, sepert : sayur – sayuran hijau, ikan, tahu, tempe, daging, dan
beristirahat dan menganjurkan ibu tidur posisi miring kiri agar tidur ibu
lebih nyaman.
mata untuk mengetahui besar minus mata, dan anjurkan ibu untuk
146
147
panggul.
147
148
lelah
O:
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan fisik
148
149
asi,
149
150
Ekstermitas
positif.
Data penunjang
Visus : 20/30
minus 6.
A:
Masalah :
150
151
3) Myopia
Ablasio retina
Antisipasi :
N
Waktu Tindakan
o.
1. 11.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada
WITA ibu. Bahwa hasil pemeriksaan secara umum ibu dalam
keadaan normal;
Ibu mengetahui kondisi dirinya dari hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan.
2. 11.05 Memberikan KIE mengenai :
WITA Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil, nyeri
bagian sympisis dan sering BAK karena pembesaran
uterus dan kepala mulai masuk ke panggul ibu sehingga
menekan kandung kemih. Cara meringankannya yaitu
kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan untuk
BAK, perbanyak minum pada siang hari, tidak
mengurangi minum dimalam hari, kecuali bila
151
152
152
153
istirahat
O:
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan fisik
asi
153
154
Ekstermitas
positif.
A:
154
155
Masalah :
3) Myopia
minus 6 dioptri
Ablasio retina
Kebutuhan Segera :
persalinan
155
156
Waktu Tindakan
156
157
S :
tanggal 22 maret 2018 jam 05.00 WITA , namun ibu belum mau
masih jarang dan ibu tidak merasa terlalu sakit. Pada tanggal 22 maret
O :
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan fisik
157
158
Abdomen : ada linea nigra dan stria livide, tinggi fundus uteri
27 cm.
Auskultasi
158
159
1. Pemeriksaan Dalam
lendir, tidak ada luka parut pada vagina, portio tipis lembut,
A :
intrauterine
tahun
dioptri)
159
160
Ablasio retina
P :
No
Waktu Tindakan
.
1. 11.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan
WITA umum serta tanda-tanda vital baik, pemeriksaan
kesejahteraan janin DJJ dalam batas normal, pembukaan 7
cm dan ketuban utuh;
Ibu mengetahui kondisi dirinya dari hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan.
2. 11.35 Memberikan ibu support mental, bahwa proses persalinan
WITA adalah normal dan alamiah, sehingga ibu harus tetap
semangat menjalaninya, ibu juga selalu berdoa dan berfikir
positif dalam menghadapi persalinan;
Ibu tampak merasa lebih tenang dan lebih bersemangat
menghadapi persalinannya.
3. 11.40 Memberikan KIE pada ibu tentang fisiologi persalinan dan
WITA cara mengatasi nyeri persalinan bahwa persalinan adalah
proses yang alamiah yang berakhir dengan lahirnya hasil
konsepsi. Beberapa hal yang menyebabkan nyeri pada saat
bersalin adalah kerja keras yang dilakukan oleh otot-otot
rahim selama kontraksi, pembukaan leher rahim, dan
tekanan dan peregangan pada jalan lahir. Cara mengurangi
nyeri pada persalinan adalah dengan relaksasi,
memberitahu ibu agar miring kekiri, beritahu ibu agar
istirahat serta makan dan minum disela his;
Ibu mengerti tentang kie yang diberikan dan akan
melaksanakannya
4. 11.50 Mengajari ibu teknik nafas dalam atau relaksasi pada saat
WITA HIS yaitu dengan cara menarik nafas panjang melalui
hidung saat merasakan sakit dan menghembuskannya
160
161
melalui mulut;
Ibu dapat mengikuti teknik nafas yang di ajarkan dan ibu
telah mempraktikkannya.
5. 11.55 Menganjurkan ibu makan dan minum disela his;
WITA Ibu memakan berupa nasi, sayur, lauk-pauk, buah, dan teh
manis.
7. 12.00 Menganjurkan ibu untuk istirahat sambil miring kiri, agar
WITA aliran oksigen dari ibu ke janin lancer;
Ibu mau melakukan anjuran bidan untuk istirahat sambil
miring kiri.
8. 12.05 Menyiapkan partus set dan APD serta kelengkapan
WITA pertolongan lainnya;
Partus set telah tersedia, alat dalam partus set lengkap
berupa alat –alat persalian yaitu klem 2 buah, gunting tali
pusat 1 buah, gunting episiotomy 1 buah, ½ kocher.
Alat perlindungan diri berupa sarung tangan steril, apron
telah disiapkan
Alat dekontaminasi, waslap, tempat pakaian kotor, 2
lampin bayi telah tersedia. Keseluruhan siap sigunakan.
9. 12.10 Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn
WITA
10 12.15 Memberi KIE pemasangan IUD:
WITA Bahwa pemasangan IUD langsung dilakukan pasca 10
menit setelah pengeluaran plasenta, dan bidan
memasukkannya kedalam rahim ibu secara manual
menggunakan tangan.
Membuat persetujuan dilakukan nya pemasangan KB IUD
Post plasenta kepada ibu dan keluarga
11. 12.10 Melakukan persiapan pertolongan persalinan sesuai APN,
WITA memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan,
mencuci tangan dengan air sabun dibawah air mengalir.
Kontraksi TTV
Fre
Jam Intensi DJJ
kue Durasi TD N R T
tas
nsi
11.00 sedang 3 30-35 138 120/80 92 23 36,3
11.30 sedang 4 30-35 138 92 23
12.00 Kuat 4 35-40 136 90 22
12.30 Kuat 4 35-40 134 90 22
161
162
Persalinan Kala II
S :
meneran
O :
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Dalam
162
163
Anus : tidak ada haemorroid, adanya tekanan pada anus, tidak ada
A:
kala II
Dasar :
Diagnosa Potensial
a. Pada ibu
2) Ablasio retina
Antisipasi :
b. Pada bayi
1) BBLR
Antisipasi :
163
164
P:
164
165
10. 12.30 Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat pada leher
WITA janin dan menunggu hingga kepala janin selesai
melakukan putaran paksi luar secara spontan.
11. 12.31 Memegang secara bipariental. Dengan lembut
WITA menggerakan kepala kearah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
menggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.Menggeser tangan bawah kearah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan
siku sebelah bawah. Menggunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
Tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah;
Bayi lahir spontan pervaginam pukul 12.30 WITA.
12. 12.32 Meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaian
WITA selintas Bayi baru lahir berupa frekuensi jantung>100,
usaha nafas bayi menangis dengan baik, Otot baik,reflek
menangis kuat, warna kulit merah muda ekstermitas biru
,sambil Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks, mengganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering; Bayi baru lahir cukup
bulan, bayi segera menangis, A/S: 8/10,kemudian
langsung dilakukan IMD, jenis kelamin perempuan, sisa
ketuban keruh
S :
O :
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan fisik
memanjang.
165
166
A :
tahun
- Myopia kehamilan
P:
166
167
darah ± 100 cc
8. 12.38 Menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
WITA sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-
hati kearah dorsokrainal.
9. 12.39 Melakukan penegangan tali pusat dan dorongan
WITA dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas,
mengikuti poros jalan lahir.
10. 12.40 Melahirkan plasenta dengan hati-hati, memegang
WITA plasenta dengan kedua tangan dan melakukan
putaran searah untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban;
Plasenta lahir 10 menit setelah bayi lahir yaitu pukul
12.40 WITA.
11. 12.41 Melakukan masase uterus segera setelah plasenta
WITA lahir dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler
hingga kontraksi baik;
kontraksi uterus baik, uterus teraba keras.
13. 12.41 Memeriksa kelengkapan plasenta untuk memastikan
WITA bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah
lahir lengkap, dan memasukan plasenta kedalam
tempat yang tersedia; Kotiledon ± 20, selaput
ketuban pada plasenta lengkap, posisi tali pusat
berada marginalis pada plasenta, panjang tali pusat ±
30 cm, tebal plasenta ± 2 cm, diameter plasenta ± 15
cm.
14 12.43 Membuat inform consent pemasangan IUD :
WITA Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa KB
IUD akan dipasang 10 menit setelah plasenta lahir
secara manual .
Persalinan Kala IV
S :
167
168
Plasenta
O:
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan fisik
tegang berisi.
A :
plasenta
168
169
P:
No Jam Tindakan
Ibu dan suami menyetujui pemasangan KB IUD. Dan
1 dilakukan pemasangan KB IUD cover-T post plasenta.
Kb IUD dipasang setelah 10 menit plasenta lahir dilakukan
secara manual oleh bidan.
Sebelum dilakukan pemasangan, bersihkan terlebih dahulu
vulva kemudian mengganti sarung tangan dengan sarung
tangan panjang . Potong benang IUD ±5cm dan pegang IUD
12.42 dengan jari telunjuk dan jari tengah kemudian dipasang
WITA secara perlahan melalui vagina dan servik masukkan hingga
IUD sampai ke fundus. sementara itu tangan yang lain
melakukan penekanan pada abdomen bagian bawah dan
mencengkram uterus untuk memastikan IUD dipasang
ditengah-tengah yaitu di fundus uteri. Kemudian Tangan
pemasang dikeluarkan secara perlahan, perhatikan jangan
sampai IUD tergeser ketika mengeluarkan tangan.
169
170
13.56 Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta istirahat; Ibu
WITA
9 meminum susu yang telah di sediakan
170
171
S:
1. Identitas
22 Maret 2018 pada hari Kamis pukul 12.30 WITA dan berjenis
kelamin perempuan.
171
172
Maret 2018
O:
2. Nilai APGAR :
Jumlah
Kriteria 0 1 2
1 mnt 5 mnt
Frekuensi tidak
< 100 > 100 2 2
Jantung ada
tidak lambat/tidak menangis
Usaha Nafas 2 2
ada teratur dengan baik
beberapa
tidak
Tonus Otot fleksi gerakan aktif 1 2
ada
ekstremitas
tidak
Refleks Menyeringai menangis kuat 2 2
ada
tubuh merah
merah
biru/ muda,
Warna Kulit mudaseluruhn 1 2
pucat ekstremitas
ya
biru
Jumlah 8 10
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)/
IMD
172
173
a. Pemeriksaan Umum
hidung.
173
174
ada kotoran.
bersih.
ASI.
berambut.
174
175
175
176
kaki bayi berkerut rapat ketika disentuh pangkal jari kaki bayi,
galant (+) tubuh bayi fleksi dan pelvis diayunkan ke arah sisi
A:
176
177
P:
No Jam Tindakan
177
178
S:
O:
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan fisik
178
179
Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur
Nutrisi Ibu memakan menu yang telah disiapkan dari klinik
yaitu nasi, sayur, lauk-pauk dan teh manis
Terapi Ibu mendapat vitamin A 1 tablet dan tablet Fe 1x1
Mobilisasi Ibu sudah bisa BAK sendiri tanpa bantuan orang
lain
Eliminasi Ibu sudah BAK 1x, konsistensi cair, warna kuning
jernih, tidak ada keluhan namun ibu belum BAB
Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.
A:
179
180
no Jam Tindakan
180
181
2.Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-II (Nifas hari ke-6)
S :
O:
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan fisik
kemih kosong.
181
182
infeksi
Pola Keterangan
A:
P:
182
183
No Waktu Tindakan
3. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-III (Nifas hari ke14)
S :
O :
a. Pemeriksaan Umum
183
184
b. Pemeriksaan fisik
tidak teraba.
parut.
Pola Keterangan
184
185
A:
P:
S: -
O:
a. Pemeriksaan Umum :
nadi 128 x/menit, pernafasan 44 x/menit dan suhu 36,8 °C. Dan
185
186
b. Pemeriksaan Fisik
ikterik.
hidung.
186
187
selangkangan.
refleks rooting (+), refleks sucking (+), refleks tonick neck (+),
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
secara teratur oleh Ibunya.
Ibu menyusui bayinya setiap keinginan bayi
atau setiap 2 jam. Ibu juga tidak memberikan
makanan lain selain ASI.
Eliminasi - BAB 2 kali/hari konsistensi lunak warna
hijau kehitaman
- BAK 3 kali/hari konsistensi cair warna
kuning jernih
Personal Hygiene - Bayi belum ada dimandikan.
- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi
setiap kali basah ataupun lembab.
187
188
A:
P:
Tabel 4. 18 Implementasi KN I
188
189
S: -
O:
a. Pemeriksaan Umum :
nadi 138 x/menit, pernafasan 46 x/menit dan suhu 36,8 °C. Dan
b. Pemeriksaan Fisik
cuping hidung.
kotoran.
baik.
189
190
menonjol.
5x/hari.
punggung
Pergerakan aktif.
tampak kuning
asimetris (+), refleks tonick neck (+), refleks morro (+), refleks
190
191
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu 1 jam sekali. Ibu tidak
memberikan makanan atau minuman lain selain
ASI.
Eliminasi BAB 1-2kali/hari konsistensi lunak warna kuning.
BAK 4-6 kali/hari konsistensi cair warna kuning
jernih
Personal Hygiene Bayi dimandikan 1 kali sehari pada pagi dan sore
hari. Ibu mengganti popok dan pakaian bayi
setiap kali basah ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun
jika haus dan popoknya basah atau lembab.
Perkembangan Bayi semakin kuat saat menyusu
A:
P:
191
192
S: -
O:
a. Pemeriksaan Umum :
b. Pemeriksaan Fisik
192
193
berbentuk segitiga.
hidung
benjolan/massa.
193
194
punggung
pergerakan aktif
asimetris (+), refleks tonick neck (+), refleks morro (+), refleks
refleks plantar (+), refleks galant (+), dan refleks swimming (+).
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu sangat sering. Ibu
tidak memberikan bayi makan dan minum
kecuali ASI.
Eliminasi BAB 3-4kali/hari konsistensi lunak warna
kuning. BAK 4-6 kali/hari konsistensi cair
warna kuning jernih
Personal Hygiene Bayi dimandikan bayi 2 kali sehari pada pagi
dan sore hari. Ibu mengganti popok dan pakaian
bayi setiap kali basah ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun
jika haus dan popoknya basah atau lembab.
Perkembangan Bayi dapat tersenyum spontan
194
195
P :
S:
195
196
hepatitis, jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit lain yang kronis,
4. Riwayat Menstruasi
2-3 bulan, lama haid 7 hari, banyaknya haid setiap harinya 3-4 kali
5. Riwayat Obstetri
196
197
bl
0 5 sehat
n
2 14 BPM 40-41 Ta’a Spt bidan Ta’a P 297 4 Hidup
hr 0 8 sehat
Pola Keterangan
Ibu makan 3x/hari dengan porsi makan: nasi seporsi, lauk
pauk 2 potong, sayur dan terkadang dengan buah-buhan,
Nutrisi
susu, air putih. Tidak ada keluhan dalam pemenuhan
nutrisi.Nafsu makan baik
BAK sebanyak 4-5x/hari, berwarna kuning jernih,
konsistensi cair, tidak ada keluhan. BAB sebanyak
Eliminasi
1x/hari atau 1x/2hari, berwarna cokelat, konsistensi padat
lunak, tidak ada keluhan.
Tidur siang selama ± 1-1,5 jam/hari. Tidur malam
Istirahat
selama ±6-7 jam/hari, dan tidak ada gangguan pola tidur
Di rumah ibu hanya membereskan rumah dan masak,
Aktivitas mengurus anak.
Belum ada kegiatan yang dilakukan keluar rumah
Personal Mandi 2x/hari, ganti baju 2-3x/hari, anti celana dalam 2-
Hygiene 3x/hari
Kebiasaan Tidak ada
Seksualitas Belum ada melakukan hubungan seksual
a. Riwayat pernikahan
O:
197
198
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
tidak teraba .
menyatu.
A:
P:
No Waktu Tindakan
198
199
199
200
BAB V
PEMBAHASAN
200
201
G2PI00I sejak kontak pertama pada tanggal 10 januari 2018 yaitu dimulai pada
masa kehamilan 30-31 minggu , persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus,
juni 2017 dan taksiran persalinan tanggal 14 Maret 2018. Pada kontak
pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Jadwal
kunjungan ulang yaitu 2 minggu kemudian atau jika ada keluhan melihat
selama asuhan diberikan. Hal ini sesuai dengan standar asuhan kunjungan
care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu
maupun janin agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman
sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal (Depkes RI,
2007).
201
202
perlindungan ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor risiko,
2013).
masalah pada Ny.M jarak kehamilan ibu dengan persalinan yang lalu
kurang dari dua tahun.Teori menurut (Rofik, 2008) Jarak ideal kehamilan
jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Sesuai dengan teori dari (Iskandar,
202
203
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat
dengan TBJ 1.837 gram. Teori yang dikemukakan oleh Mufdilah (2012),
dini terhadap berat badan janin. Selain dapat dijadikan sebagai indicator
praktik karena TFU Ny. M adalah tidak sesuai dengan usia kehamilannya
yang baik, agar terpenuhinya kebutuhan ibu dan janin. Sehingga tidak
dengan menambah 300 kal perhari dan meminum susu dan suplemen.
203
204
tahun yang lalu, mata minus sudah ada sejak ibu usia 6 tahun. Teori
dapat mengetahui metode persalinan yang cocok untuk ibu (Lancu, 2013).
ringan pada uterus akan tetapi hal ini tidak menyebabkan kehamilan
204
205
adalah kebutuhan 650 kalori per hari jika anak yang masih menyusui
berusia dibawah 6 bulan, namun jika anak tersebut sudah memasuki masa
persalinan anak pertama dan telah mengandung anak kedua ketika anak
Ny. “M” untuk menggunakan KB yang lebih efektif lagi agar dapat
205
206
dari 2 tahun, Myopia, TFU tidak sesuai usia kehamilan, ibu masih
menyusui, tidak ber KB. Oleh sebab itu, penulis melakukan asuhan
komplikasi.
a. Kala I
tanpa disertai adanya penyulit. Hal ini senada dengan teori yang
pematangan janin terjadi pada minggu 37-40 adalah periode saat neonatus
tanda-tanda persalinan yang dialami Ny.R sesuai dengan teori yang ada
jarak yang sangat berdekatan < 2 tahun akan mengalami peningkatan resiko
206
207
plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta melahirkan bayi
memasuki fase aktif yaitu fase dilatasi maksimal. Fase akselerasi dan fase
deselerasi tidak dialami oleh Ny.M. Hal ini selaras dengan teori yang
fase, fase laten dan fase aktif kemudian fase aktif dibagi kembali menjadi
laten yang dialami ibu berlangsung saat dirumah, karena ibu masih kuat
pasien telah memasuki fase aktif atau fase dilatasi maksimal dan klien tidak
memberikan nutrisi pada ibu, memantau keadaan janin, dll. Sejalan dengan
dan cara mengatasi nyeri persalinan yaitu dengan menjelaskan bahwa nyeri
pada saat bersalin adalah kerja keras yang dilakukan oleh otot-otot rahim
207
208
diperhatikan bagi calon ibu untuk mempersiapkan fisik dan mental yang
mengatasi nyeri pada saat bersalin, cukup istirahat, dan tetap makan
(2008) yaitu pemeriksaan detak jantung janin setiap 30 menit (lebih sering
kontraksi uterus per 10 menit . Pada pukul 11.00 WITA, ketuban belum
208
209
pinggang bagian belakang dan diikuti pengeluaran lendir darah pada awal
dengan his yang semakin adekuat, jalan lahir Ny. M yang normal dan posisi
Pada pukul 12.10 WITA, Ibu mengeluh ada rasa ingin BAB dan
DTT, pakaian bayi, pakaian ganti ibu, alat resusitasi bayi. Sesuai dengan
Pukul 12.10 WITA ibu dipimpin untuk meneran, anjurkan ibu untuk
b. Kala II
Pukul 12.10 Wita tanggal 22 Maret 2018 ibu mengatakan ingin BAB
v/u ta’a ,portio tidak teraba, effacement 100%, pembukaan 10 cm, ketuban
(+), presentasi kepala, hodge IV, kemudian dilakukan amniotomi (-) warna
keruh. DJJ (+)144 x/mvbenit irama teratur intensitas kuat, His 4x10 menit
209
210
(40-45 detik) intensitas kuat dan sering. Tampak adanya tekanan pada
menangis pada pukul 12.30 WITA, apgar skore 8/10, jenis kelamin
perempuan.
dada Ny. M untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Menurut (Sumarah, dkk,
yang dalam diantar ibu dan anak. Naluri bayi akan membimbingnya saat
baru lahir. Satu jam pertama setelah bayi dilahirkan, insting bayi
membawanya untuk mencari putting susu dang ibu. Menurut penulis IMD
bayi khususnya, antara lain dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat
selama bayi merangkak mencari payudara. Hal ini akan menghindari bayi
Kala II yang dialami Ny. M dari jam 12.10 WITA – 12.30 WITA
210
211
c. Kala III
Pada saat bayi lahir plasenta belum keluar, bidan pun segera
III Ny. M dimulai dari penyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.
Setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat lalu meletakkan klem 5-10 cm
PTT, lahirkan plasenta, kemudian melakukan masase uteri. Hal ini sesuai
kala III terdiri dari langkah utama pemberian suntik oksitosin dalam 1
menit pertama setelah bayi lahir, melakukan PTT dan masase uteri.
ketuban lengkap, posisi tali pusat marginalis, panjang tali pusat ± 50 cm,
tebal plasenta ± 2 cm, lebar plasenta ± 15 cm. Lama kala III Ny. M
III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
menit.Akan tetapi kisaran normal kala III adalah 30 menit. Selain itu
lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
211
212
pernyataan diatas karena plasenta Ny. M lahir tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV
teori (EngenderHealth, 2008) IUD post plasenta yaitu IUD yang dipasang
laserasi yaitu mulai dari mukosa, kulit vagina dan otot perineum. Sesuai
perineum derajat II yaitu yang luasnya mengenai mukosa, kulit vagina dan
darah terbuka.
212
213
(Saifuddin, 2010).
komplikasi.
napas teratur, tonus otot kuat, tubuh bayi tampak kemerahan, jenis kelamin
minggu dan berat lahir antara 2500- 4000 gram, dan menurut teori Yeyeh
(2002) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
pemeriksaan umum bayi yang terdiri dari pemeriksaan TTV yaitu DJ 139x/
213
214
jantung bayi (110-180 kali per menit), Suhu tubuh (36,5 ºC – 37 ºC),
cm), Lingkar kepala (31-36 cm), Lingkar dada (30-33 cm), Lingkar lengan
(>9,5 cm). Menurut pernyataan JNPK-KR (2008) Bayi baru lahir diberikan
Baru Lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian
pencegahan infeksi.
praktik dilapangan dimana hasil pemeriksaan umum dan fisik bayi dalam
214
215
(Prawirohardjo, 2010).
Dimulai dari kunjungan nifas (KF) pertama 6-8 jam, hasil pengkajian
didapatkan hasil pada payudara ibu yaitu terlihat putting susu Ny M menonjol
M yaitu 1 jari di bawah pusat, hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan
bahwa TFU tetap terletak kira-kira sejajar (atau satu ruas jari di bawah)
umbilicus selama satu atau dua hari dan secara bertahap turun ke dalam
panggul sehingga tidak dapat dipalpasi lagi di atas simpisis pubis setelah hari
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa lochea rubra adalah lochea
mengandung darah dan jaringan desidua dan terus berlanjut selama 1-3 hari
penulis memberikan KIE tentang personal hygiene, nutrisi ibu nifas untuk
dan manajemen laktasi untuk medukung proses laktasi ibu. Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa adaptasi psikologis ibu masa nifas pada
215
216
kunjungan I yaitu periode Taking-in terjadi 1-2 hari setelah melahirkan ibu
pemulihan dan penyembuhan luka, serta persiapan proses laktasi aktif, dan
memberikan dukungan mental atau apresia (Sulityawati, 2009). Hal ini sesuai
sebagai ibu dan tidak ada masalah yang terjadi pada ibu.
berjalan normal, dan tinggi fundus uteri pada 7 hari postpatum berada pada
pertengahan symphisis pusat. Kasus ini sesuai dengan teori yang menjelaskan
bahwa serta TFU berada pada hari kelima post partum tinggi fundus uteri
bayi (Sulistyowati, 2009). Hal ini sesuai teori dan kenyataan terlihat dari
216
217
sayang. Pada kunjungan ketiga ini didapatkan hasil pemeriksaan putting susu
sudah tidak teraba. Hal ini sesuai antara kasus dengan teori yang mengatakan
bahwa tinggi fundus uteri tidak teraba lagi setelah hari ke 10 (Sulistyowati,
hasil pemeriksaan terdapat lochea alba. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
lochea alba berhenti sekitar pada hari ke 2-4 minggu setelah persalinan,
berencana (KB) secara dini. Ny M dapat menerima perannya sebagai ibu, hal
kelahiran, 7 hari setelah kelahiran dan 2 minggu setelah kelahiran. Hal ini
setelah kelahiran), kunjungan II (3-7 hari setelah kelahiran), kunjungan III (8-
217
218
pemantauan, keadaan umum neonates baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh
neonatus dalam batas normal, neonates menangis kuat, tali pusat terbungkus
kasa steril, neonates mengkonsumsi ASI dan neonatus sudah BAK dan BAB.
Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2006) eliminasi, urine dan mekonium
Pada kunjungan kedua 6 hari, keadaan umum bayi baik, bayi menangis
kuat, reflex bayi baik, tali pusat belum terlepas dan dalam keadaan bersih dan
pemeriksaan berat badan berat bayi Ny M dari 2970 gram menjadi 2800
gram. Menurut (Marmi, 2012) Semua bayi pasti mengalami turun berat badan
setelah lahir. Hal ini tidak dipengaruhi oleh apakah ia diberi ASI atau susu
formula. Berat bayi yang turun ini merupakan cairan yang hilang dari tubuh
bayi. Saat di dalam rahim, bayi hidup di dalam cairan, sehingga saat lahir
bayi membawa banyak cairan ekstra. Cairan ekstra dalam tubuh bayi ini akan
hilang secara perlahan dalam beberapa hari setelah bayi lahir, sehingga berat
badan bayi pun ikut turun. Dan, karena bayi belum bisa banyak makan dan
hanya makan ASI pada saat ini, jadi bayi tidak bisa mempertahankan berat
badannya. Biasanya, berat bayi turun dalam waktu 5-7 hari pertama
kehidupannya. Jadi, pada saat ini penurunan berat bayi Ny M dalam keadaan
218
219
bayi tidak mau menyusu, kejang, tidak aktif (lemah), sesak nafas, merintih,
demam/tubuh terasa dingin, dan kulit terlihat kuning (DepKes RI, 2010).
Pusat dalam keadaan bersih. Berat badan neonatus bertambah menjadi 3100
gram dari berat badan lahir yaitu 2970 gram hal ini sesuai dengan teori
kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, jika anak
(DepKes RI, 2010). Penulis mengajarkan Ny M cara memijat bayi. Hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa memijat bayi bermanfaat untuk
(Triton, 2009).
persalinan. Hal ini senada dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. KB IUD
dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi oleh ibu menyusui karena tidak
219
220
1. Penjaringan pasien
220
221
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Antenatal Care
jarak kehamilan < dari 2 tahun dan myopia. Penulis memberikan KIE
hamil.
221
222
saat istirahat dan merasa mudah lelah serta nyeri pinggang. Penulis
persalinan.
melalui fase aktif dan Ny.M merasa ada dorongan kuat untuk
APN.
III.
222
223
pad perineum.
terdapat caput dan tidak ada kelainan congenital dan segera menangis
dengan berat badan 2970 gram dan panjang badan 48 cm karena selama
kehamilan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik dan tidak terjadi
terjadi infeksi pada luka jahitan. Harus sering mengganti kassa setelah
223
224
c. Kunjungan III pada tanggal 4 April 2018. Pada kunjungan ini ibu
masa nifas.
6. Pelayanan Kontrasepsi
ibu untuk kontrol IUD pada akhir masa nifas untuk memastikan posisi
224
225
B. Saran
1. Bagi penulis
based )
2. Bagi Klien
langsung.
225
226
226
227
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Atikah Proverawati dan Cahyo Ismawati. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Benson, R. C., & Pernoll, M. L. (2008). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC.
Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010. Jakarta :
Dewi, S., 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, V.N.L., 2011. Asuhan Neonatus bayi dan anak balita, Jakarta: Salemba
Medika.
Gotovac Marta, Snjezana Kastelan. Eye and Pragnancy. Croatia: Dubrava University
Atropol;2013
Pustaka Rihana.
jakarta,2004
.https://hamil.co.id/kehamilan/mata-minus-melahirkan-normal
227
228
Kristiyana, W., 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak, Yogyakarta: Muha
Medika.
Fitramaya.
Kesehatan RI.
Romania:2013
Manuaba, I.B.G., 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta:
EGC.
Manuaba, I.B.G., Manuaba, I.A.C. & Manuaba, I.B.G.F., 2010. Pengantar Kuliah
Yogyakarta: Fitramaya.
Miriam Stoppard, MD. New Pregnancy and Birth. Dorling Kindersley. Revised
Nugroho, T., Nurrezki & Warnaliza, D., 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas
228
229
Prawirohardjo, S., 2014. Ilmu Kebidanan 4th ed., Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Shannon, K., Mahmud, Z., Asfia, A., & Ali, M. (2008). The social and
Implications for reproductive health and nutrition programs. Health Care for
Varney, H., Kriebes, J.M. & Gregor, C.L., 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Wahyuni, S., 2009. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, H., 2010. Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
229
230
Willoughby Colin E.Diego Ponzin dkk. Anatomy and Physiology of the Human
230