BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
angka kematian maternal pada tahun 1999, sebanyak 450 per 100.000 menjadi
102 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2015. Penurunan angka kematian
ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu lamban untuk mencapai
Goals/MDGs).
mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015
seharusnya 5,5 persen pertahun. Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan
Bank Dunia tahun 2015 menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini
penurunannya masih kurang dari satu persen per tahun. Pada 2005, sebanyak
dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000 (WHO, 2015).
2
Kematian ibu atau kematian maternal saat ini masih merupakan masalah
negara. Saat ini Indonesia memili ki AKI yang masih tinggi bila dibandingkan
dunia, terdapat kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan
dan persalinan mengalami penurunan 43% sejak tahun 1990 yang mana sebesar
532.000 dan 303.000 pada tahun 2015. Sedangkan angka kematian bayi di dunia
pun mengalami penurunan dari tahun 1990 sebesar 64,8 per 1000 kelahiran
hidup dan 30,5 kematian per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016)
2019 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami
penurunan pada periode tahun 1994- 2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390
per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar
228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 , Angka Kematian Ibu
meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk
AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada SDKI
2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015,
berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan
(AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/ 1000 KH) (Kesga kemkes, 2016).
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki
3
AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan
69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-
negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup,
hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000
Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi. Secara global 80% kematian ibu
partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab lain (7%).
acara jumpa pers tentang Penjelasan Nota Keuangan dan Rencana Anggaran
Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta (16/8) yaitu jumlah kasus kematian Bayi
turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun
kematian Ibu turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di
akhir dari proses panjang yang berlarut-larut dibandingkan sebagai awal peran
melahirkan itu sakit sehingga diyakini bahwa proses melahirkan itu sakit dan
nyeri. Untuk beberapa hal, persalinan yang nyaman dan tanpa rasa sakit
dalam memunculkan nyeri persalinan yang lebih berat. Salah satu mekanisme
berbagai faktor fisiologik dan psikologik yang kompleks dan subyektif pada
umumnya terasa hebat dan hanya 2-4% ibu saja yang mengalami nyeri ringan
sedang, 30% disertai nyeri persalinan berat dan 20% persalinan disertai nyeri
Alternatif alami yang bisa dilakukan ibu hamil untuk membuat jiwa
menjadi lebih tenang dengan energi positif dan membantu meringankan rasa
sakit dan cemas pada saat kontraksi serta mempercepat proses persalinan adalah
5
Metode ini dipatenkan dan dipopulerkan oleh Marie F. Mongan pada tahun
2007. Seperti metode hypnosis yang lainnya, metode ini digunakan untuk
mengendalikan pikiran ibu dan memasukan sugesti positif dalam pikiran ibu,
persalinan bayi secara normal dengan baik dan sempurna (Andriana, 2010).
dilakukan hypnobirthing rata-rata lama persalinannya adalah 2.47 jam, hal ini
semakin cepat dari pada ibu hamil yang tidak dilakukan Hypnobirthing.
upaya menyelamatkan ibu dan bayi yang berfokus kepada upaya promotif dan
dan bayi dan yang paling utama bidan harus mampu mengurangi asumsi atau
Dan bidan mampu memberikan asuhan secara komprehensif kepada ibu dan
bayi.
institusi pendidikan dengan praktik di lahan juga untuk memenuhi salah satu
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
trimester III, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas secara komprehensif di
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan
hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas terhadap Ny. P di Puskesmas
c. Melakukan tindakan segera pada ibu hamil, bersalian, bayi baru lahir,
d. Merencanakan tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan
e. Melaksanakan rencana pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan
f. Melaksanakan evaluasi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Kehamilan
1. Kehamilan
adalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga
h.492)
h.27).
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
sel sperma dan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba,
pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi (Siwi
yang sangat menakjubkan dalam kehidupan seorang wanita. Hal itu juga
bayinya dan mulai khawatir dengan diri dan bayinya pada saat
melahirkan. Pada saat itu juga merupakan saat persiapan aktif untuk
a. Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun-bokong adalah sekitar
paru. Mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran
pada saat lahir. Janin yang lahir pada masa ini dapat bertahan hidup,
b. Minggu ke-32
c. Minggu ke-36
uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar
lingkar terbesar dari pada seluruh bagian tubuh, pada bayi laki-laki,
sebelum tidur
siang hari.
e. Senam hamil
terlalu lama
hangat
pelan
sesudah defekasi
chest 15 menit/hari
hemoroid
putih
f. Istirahat cukup
hamil
miring kiri
e. Cukup berolahraga
psikologis
kritis
a. Perdarahan pervaginam
c. Gangguan penglihatan
e. Nyeri abdomen
(Prawirohardjo, 2011).
1) Perdarahan Antepartum
2010).
Sakit kepala yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang
2012).
3) Pengelihatan kabur
(Alickha, 2012).
bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore
disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat pertanda
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan berwarna
(Alickha, 2012).
lebih awal. Jika bayi tidur gerakan bayi akan melemah. Gerakan
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Bayi
(Asrinah,2009).
4. Evidence Based
dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Untuk mengetahui nilai IMT ini,
IMT = -------------------------------------------------------
bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk
laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas
Kategori IMT
(KEK) berat.
memuaskan.
mungkin
21
tetanus.
yaitu :
kehamilan
trimester kehamilan.
minggu) = K1.
= K2.
tercapai, secara otomatis tubuh kita akan menjadi lebih sehat. Namun, kaum
Ibu perlu berusaha lebih keras untuk mencapai keseimbangan ini karena,
jiwa dan pikiran Ibu. Dan demi janin yang ada dalam kandungan, Ibu harus
pikiran dapat dirasakan oleh bayi dalam kandungan dan dapat berpengaruh
pada perkembangannya.
tubuh dan pikiran sehingga Ibu menjadi lebih mudah panik, mudah
tidak rasional, dan sebagainya. Rasa takut dan panik berdampak negatif
pada Ibu sejak masa kehamilan sampai persalinan. Sebaliknya, rasa tenang
dan nyaman memberikan pengaruh yang positif. Pengaruh positif ini tidak
hanya dirasakan Ibu dan bayi dalam kandungannya, tetapi juga oleh
tidak begitu merasa sakit saat bersalin karena tubuh dan pikiran yang tenang
terpelihara, khususnya pada Ibu hamil. Karena tubuh dan pikiran kita akan
C. Hypnobirthing
Read (seorang ahli kebidanan Inggris yang hidup di tahun 1959), yang juga
potensi untuk dapat menjalani proses melahirkan secara alami, tenang dan
dan ritme tubuh yang alami saat menjalani proses melahirkan, membiarkan
27
tubuh dan pikiran untuk bekerja, dan meyakini bahwa tubuh mampu
negatif yang ada dalam pikiran bawah sadar dengan program positif.
1. Manfaat hypnobirthing
a. Selama Kehamilan
dan rasa sakit saat melahirkan) tanpa efek samping terhadap janin.
Dapat membantu janin terlepas dari kondisi lilitan tali pusat bahkan
kehamilannya
b. Menjelang Persalinan
rahim.
bahkan menghilangkan rasa nyeri pada saat kontraksi dan pada saat
c. Saat persalinan
d. Setelah Persalinan
produksi ASI.
melahirkan tanpa bantuan obat bius apapun. Metode ini juga lebih
Menurut Dr. Tb. Erwin Kusuma, Sp. KJ, rasa cemas pada
berlangsung lancar.
sadarnya.
sehingga membuka.
yang dalam dan sulit diubah lewat metode hipnosis yang telah
masalah nya.
lingkungan sekitar Ibu hamil, dan oleh bidan atau dokter. Hal itu
dalam rahim
episiotomi.
terhadap janin.
proses melahirkan.
persalinan.
Quotient).
sehari-harinya.
3. Pain Relief
ibu.
4. Teknik Pernapasan
1. Persalinan
persalinan).
42 minggu lengkap.
a. Tanda-tanda Persalinan
servikalis.
semakin meningkat
1) Passage
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang
a. His
b. Amplitude
c. Frekuensi
d. Durasi
e. Interval
f. Kekuatan mengejan
3) Passanger
a) Sikap (Habitus)
di dada.
42
b) Letak (Situs):
sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak
sungsang.
c) Presentasi:
menjadi:
membuka sampai 3 cm
menjadi 9 cm
d. Kala II
2) Pusatkan perhatian
pernafasan normal).
mengeluarkan nafas.
e. Kala III
plasenta.
(Saifuddin, 2010).
f. Kala IV
g. Patograf
2) Air ketuban : catat warna air ketuban setiap melakukan periksa dalam:
U : Selaput utuh
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban tidak mengalir lagi
(kering)
4) Pembukaan mulut Rahim dinilai setiap 4 jam sekali dan diberi tanda “X”
6) Waktu
7) Jam
detik
11) Nadi, catatlah setiap 30-60 menit serta tandai dengan titik besar (•)
12) Tekanan Darah, catat setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah (↕)
14) Protein, aseton, volume urin, catatlah setiap kali ibu berkemih
Adalah bayi baru lahir dengan berat badan 2400-4000 gram saat
Lihat kulit berwarna merah muda, Wajah, bibir dan selaput lendir,
tanpa adanya kemerahan atau dada harus
bisul.
2) Refleks
2016).
a) Refleks Glabella
b) Refleks hisap
atas timbul isapan yang kuat dan cepat. Dilihat pada waktu
bayi tidur.
d) Refleks genggam
dengan kuat.
e) Refleks babinsky
f) Refleks moro
tangan.
Jika bayi menangis atau bernapas saat kahir, fasilitas IMD dan
kain.
2) Klem, potong, dan ikat tali pusat dengan dua iktan. Untuk
Jika ada perdarahan, ikat ulang kembali tali pusat lebih erat.
kering.
5) Mempertahankan suhu.
10) Berikan gelang pengenal pada bayi yang berisi informasi nama
ayah, ibu, waktu lahir, jenis kelamin, dan tanda lahir jika ada.
tertutup.
hipoglikemia.
15) Catat semua temuan akurat pada catatan ibu dan bayi yang
bayi baru lahir. setelah lahir, bayi harus segera didekatkan kepada
kontak bayi dan kulit ibu, dan bayi akan menunjukkan kemampuan
yang menakjubkan.
semua unsure yang diperlukan oleh bayi serta zat anti infeksi.
58
ke kulit setidaknya satu jam hasilnya dua kali lebih lama disusui.
d. Evidence Based
dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
hangat.
dan hangat
lahir
jam.
5. Bayi
a. Asuhan Bayi
bulan.
2) Defekasi (BAB)
3) Berkemih (BAK)
4) Tidur
5) Kebersihan Kulit
terlebih dahulu.
6) Keamanan
tidur bayi.
pusat.
pusat.
5) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa
kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat
kesehatan.
sampai bayi berusia enam bulan, diatas usia enam bulan bayi harus
nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh bayi pada usia 0-6 bulan. Selain
basah dengan kain yang kering, dan bungkus bayi tersebut dengan
d. Imunisasi
secara oral.
(Kemenkes, 2013):
E. Nifas
Saleha, 2009). Masa Nifas disebut juga postpartum adalah masa atau
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta lepas keluar dari rahim sampai 6
2009)
a. Peurperium dini
b. Peuperium intermediate
c. Peurperium romate
a. Alat genitalia
b. Involusi Uteri
Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses
c. Pengeluaran Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
1) Lochea Rubra
pasca persalinan.
2) Lochea Sanguinolenta
3) Lochea Serosa
4) Lochea Alba
d. Serviks
bisa masuk kedalam rongga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-
e. Ligamen
a. Fase taking in
Terjadi pada hari 1-2 post partum, perhatian ibu terhadap kebutuhan
merawat bayinya.
c. Fase letting go
dilakukan kembali.
Dalam hal ini perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba
banyak, perdarahan yang lebih dari perdarahan haid biasa atau bila
c. Muntah
penglihatan
h. Sakit perut yang hebat / rasa sakit dibagian bawah abdomen atau
Tujuan:
a. Mobilisasi Dini
b. Nutrisi
Ibu nifas perlu diet gizi yang baik dan lengkap, bisa disebut juga
3) Mencegah konstipasi
Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan kebutuhan
c. Ambulasi
karena merasa lebih letih dan sakit. Pada persalinan normal ambulasi
d. Eliminasi
dan setiap 4 jam setelahnya, karena kandung kemih yang penuh dapat
74
tidak biasa BAB lebih dari 3 hari maka perlu diberi laksan/pencahar.
e. Istirahat
Ibu dapat beristirahat atau tidur siang selagi bayi tidur, pentingnya
mempengaruhi:
1) Mengurangi/mencegah infeksi
Bila ibu cukup kuat berjalan, bantu ibu untuk mandi untuk
g. Seksual/ Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
75
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
seksual kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi
h. ASI Eksklusif
2013).
c) Setelah selesai:
berat badan bayi. Tanda bahwa bayi ,mendapat cukup ASI adalah:
a) Produksi ASI akan berlimpah pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah
b) Bayi menyusu 8-12 kali sehari, dengan pelekatan yang benar pada
c) Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali tertidur pada
payudara kedua.
77
d) Frekuensi buang air kecil (BAK) bayi >6 kali sehari. Urin bewarna
kurang.
e) Frekuensi buang air besar (BAB) >4 kali sehari denga volume paling
popok bayi, pada usia 4 hari-4 minggi. Seing ditemukan bayi BAB
setiap kali menyusu, dan hal ini merupakan hal yang normal. Feses
bahwa bayi tidak melekat dengan baik saat menyusu. Apabila tidak
g) Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% disbanding berat lahir.
h) Berat badaN bayi kembali seperti berat lahir pada usia 10 sampai 14
.
78
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
I. Kunjungan Pertama
Identitas
No telp/HP : 0813-82868282
DATA SUBJEKTIF
Pada tanggal 10 Oktober 2018 pukul 08.00 WIB. Ibu datang untuk melakukan
Riwayat Haid
pembalut dalam sehari. Siklus haid 28 hari. Tafsiran persalinan pada tanggal
TP = 01 - 11 - 2018
79
JK BB Keadaan Lama
Tahun UK Persalinan Penolong Komplikasi Tempat
/PB sekarang menyusui
RS.
aan
Hamil
ini
Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hepar
seperti TBC
80
Kondisi Psikososial
Ini merupakan perkawinan yang pertama untuk Ny. P dan Tn. A. Lama
perkawinan nya sudah hampir sekitar 9 tahun. Ibu mengatakan ini merupakan
kehamilan anak ketiga dan merupakan kehamilan yang sangat ditunggu dan
saja yang terpenting adalah pada saat proses persalinan dapat berjalan dengan
lancar serta bayi dan ibu sehat. Keluarga mendukung dan merasa senang
dan istri. Ibu memiliki kebiasan dari anak pertama sampai anak ke-2
diberikan susu tambahan selain ASI yaitu susu formula. Menurut nya, ASI
ibu hanya keluar sedikit dan tidak cukup di berikan ke bayi nya.
Perilaku Kesehatan
Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu selama hamil dan tidak pernah
1. Pola Makan
Ibu mengatakan bahwa ibu makan 2-3x sehari dengan nasi, sayur, lauk-pauk,
buah. Ibu tidak ada memantang makanan dan tidak ada alergi terhadap
makanan apapun. Kebutuhan minum ibu juga terpenuhi, ibu minum sekitar
2. Personal Hygiene
Ibu mengetahui cara menjaga kebersihan dirinya, ibu mandi 2x sehari. Sering
mengganti pakaian dalam jika ibu merasa tidak nyaman. Ibu mengganti
pakaian 3-4 kali sehari yaitu setelah mandi dan menggantinya jika sudah
mandi.
3. Eliminasi
Ibu mengatakan buang air kecil kurang lebih 5-6x/hari. Tidak merasakan
nyeri dan panas saat berkemih. Warna urin kuning jernih.Ibu mengatakan
buang air besar 1x/hari. Tidak merasa nyeri dan tidak keluar darah saat buang
Ibu mengatakan tidur malam sekitar pukul 21.30 WIB, dan bangun pukul 05.00
WIB. Ibu terkadang tidur siang pukul 12.00 wib sampai 13.00 wib jika sedang tidak
melakukan pekerjaan rumah. Setiap harinya ibu melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan menonton televisi serta jalan-
Selama kehamilan ibu tidak banyak mengalami keluhan. Namun pada saat
kehamilan Trimester I ibu mengatakan mual dan pusing. Namun tidak sampai
mengganggu aktifitas ibu. Gejala yang ibu alami pada trimester I merupakan
gejala yang fisiologis pada trimester 1 atau awal kehamilan. Pada trimester II
82
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pada trimester III mengatakan kencang-
Trimester II
terapi yang diberikan B6 30 tablet 3x1, dan B12 30 tablet 3x1. Ibu disarankan
oleh Bidan Indah untuk cek lab di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.
Trimester III
Kunjungan pertama kali pada trimester III pada tanggal 10-10-2018 saat usia
dilakukan oleh Penulis dan di dampingi oleh Bidan Suna di Poli KIA
keluhan, terapi yang diberikan asam folat, kalk, dan vitamin C. Ibu diberitahu
trimester III
P4K
Imunisasi TT
Ibu telah melakukan imunisasi TT1 dan kedua saat di sekolah dasar. TT3 pada
kehamilan pertama dan imunisasi TT4 pada kehamilan yang kedua, TT5 pada
kehamilan ini.
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
S 36,90C. TB 162 cm, BB: 70,65 kg, BB sebelum hamil : 50 kg, Lila : 26 cm.
Hasil pemeriksaan fisik : Wajah tidak ada oedema, kelopak mata tidak ada
oedema, konjungtiva tidak anemis, dan sklera tidak ikterik. gigi tidak ada
karies dan ibu tidak pernah mengeluh sakit gigi. Posisi tulang belakang
lordosis gravidarum dan tidak ada rasa nyeri pada pinggang. Abdomen tidak
ada bekas luka operasi, pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan, tidak
ada benjolan/pembesaran pada liver. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada
oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak terdapat kemerahan dan reflex
patella positif.
84
Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, linea nigra.
Palpasi
TFU : 26 cm.
melenting (bokong)
(kepala)
Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
ANALISA
PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu bahwa ibu akan menjadi pasien
sampai masa nifas 40 hari. Ibu bersedia dan menyetujui jika menjadi
pasien yang akan di berikan asuhan selama hamil sampai 40 hari pasca
melahirkan.
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan janin untuk saat ini
yang sebenarnya. Ibu mengerti atas pemberitahuan nya dan merasa bahwa
3. Menanyakan pada ibu mengenai adakah keluhan pada saat kehamilan. Ibu
Ibu akan berunding terlebih dahulu oleh suaminya mengenai KB apa yang
akan di gunakan.
6. Menanyakan pada ibu mengenai pengasuhan bayi. Ibu dan suami yang
akan mengasuh dan merawat bayi nya dari mulai memandikan, memberi
saat persalinan. Ibu sudah menyiapkan dari mulai baju bayi – baju ibu.
9. Menjelaskan pada ibu terapi obat yang akan di berikan yaitu tablet SF
tulang dan gigi janin serta vitamin C 60mg 1x1. Ibu dapat menjelaskan
SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan belum mulas, belum keluar lendir darah dan air – air. Ibu
OBJEKTIF (O)
Kepala tidak ada benjolan, wajah tidak ada oedema, kelopak mata tidak ada
oedema, konjungtiva tidak anemis, dan sklera tidak ikterik. Lidah dan geraham
bersih tidak ada candidiasis, gigi tidak ada karies dan ibu tidak pernah mengeluh
sakit gigi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak pula terdapat
pengeluaran kolostrum dan tidak terdapat rasa nyeri. Posisi tulang belakang
88
lordosis gravidarum dan tidak ada rasa nyeri pada pinggang. Abdomen tidak ada
bekas luka operasi, pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan, tidak ada
benjolan/pembesaran pada liver. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema,
tidak ada kekakuan sendi, tidak terdapat kemerahan dan reflex patella positif.
Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, linea nigra.
Palpasi
TFU : 26 cm.
Leopold I : Teraba satu bagian janin bulat, lunak dan tidak melenting
(bokong)
memanjang seperti papan (punggung). Di sebelah kiri teraba bagian – bagian kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : Teraba satu bagian janin bulat, keras, melenting (kepala)
Auskultasi
ANALISA (A)
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini keadaan ibu dan
janin dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil
pemeriksaan.
penambah darah. Kalk 500mg 1x1/hari untuk tulang dan gigi janin serta
vitamin C 60mg 1x1. Ibu masih melanjutkan terapi obat yang diberikan
sebelumnya.
3. Menanyakan pada ibu hasil rundingan ibu dan suami mengenai KB setelah
melahirkan. Ibu dan suami telah berunding dan hasilnya adalah KB Suntik 3
suntik 3 bulan. Ibu mengerti dan ibu sudah cocok dengan KB Suntik 3 bulan
ibu. Agar masa kehamilan dan persalinan berjalan dengan lancar, aman dan
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti sakit kepala hebat,
mual muntah yang berlebihan, tangan serta wajah yang bengkak, keluar darah
90
segar dari jalan lahir, dan keluar air-air. Ibu mengerti dan dapat menyebutkan
merasakan atau terjadi hal seperti di atas. Ibu mengerti dan sampai saat ini tidak
8. Memberitahu ibu tanda awal persalinan seperti keluar air-air dari jalan lahir,
keluar lender darah dari jalan lahir, mules yang semakin sering dan teratur. Ibu
janin kurang dari biasanya. Ibu mengerti dan bersedia ke pelayanan kesehatan
10. Memberitahu ibu tentang ASI eksklusif yaitu selama 6 bulan bayi hanya diberi
ASI tanpa penambah makanan lain serta memberitahu ibu manfaat ASI untuk
bayi karena dalam kandungan ASI mengandung zat antibodi yang mudah
11. Memberitahu ibu tetap makan-makanan yang bergizi dan sehat. Selama ini ibu
selalu menerapkan makan dan minum yang sehat dan bergizi, seperti buah –
SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan sakit di bagian panggul, belum ada mulas, belum keluar lendir
darah ataupun air – air. Ibu mengatakan sugesti positif yang di berikan pada
pertemuan sebelumnya dapat dirasakan oleh ibu dan janin. Ibu selalu menerapkan
OBJEKTIF (O)
wajah tidak ada oedema, kelopak mata tidak ada oedema, konjungtiva tidak
Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, linea nigra.
Palpasi
TFU : 27 cm.
92
Leopold I : Teraba satu bagian janin bulat, lunak dan tidak melenting
(bokong)
memanjang seperti papan (punggung). Di sebelah kiri teraba bagian – bagian kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : Teraba satu bagian janin bulat, keras, melenting (kepala)
Auskultasi
ANALISA (A)
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini keadaan ibu dan
janin dalam keadaan baik. Ibu senang dan lega atas hasil pemeriksaan karena
2. Memberitahu ibu bahwa sakit dibagian panggul adalah hal yang normal, karena
janin sudah masuk ke pintu panggul. Ibu mengerti dan baru mengetahui bahwa
melakukan senam hamil. Karena dengan senam hamil akan melenturkan otot
4. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti sakit kepala hebat,
mual muntah yang berlebihan, tangan serta wajah yang bengkak, keluar darah
segar dari jalan lahir, dan keluar air-air. Ibu mengerti dan masih mengingat di
kehamilan.
5. Mengingatkan ibu agar segera ke puskesmas atau rumah sakit apabila merasakan
atau terjadi hal seperti di atas. Ibu mengerti dan tidak ada tanda gejala bahaya
6. Mengingatkan ibu tanda awal persalinan seperti keluar air-air dari jalan lahir,
keluar lender darah dari jalan lahir, mules yang semakin sering dan teratur. Ibu
mengerti dan masih mengingat mengenai tanda awal persalinan dan dapa
menjelaskan nya.
94
SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan cemas karena sampai saat ini belum melahirkan. Karena
tetangganya yang sedang hamil sudah melahirkan semua. Ibu mengatakan perut
bagian bawah masih terasa sakit. Sudah mulas – mulas dan sudah keluar lender
OBJEKTIF (O)
wajah tidak ada oedema, kelopak mata tidak ada oedema, konjungtiva tidak anemis,
Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, linea nigra.
Palpasi
TFU : 30 cm.
Leopold I : Teraba satu bagian janin bulat, lunak dan tidak melenting
(bokong)
95
memanjang seperti papan (punggung). Di sebelah kiri teraba bagian – bagian kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : Teraba satu bagian janin bulat, keras, melenting (kepala)
Auskultasi
Pemeriksaan dalam : vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak, Ø
Analisa (A)
G3 P2 A0 H 40 minggu.
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini keadaan ibu
dan janin dalam keadaan baik, usia kehamilan 40 minggu. Ibu mengerti atas
2. Memberitahu ibu dan suami bahwa keadaan ibu dan janin saat ini dalam
keadaan baik dan ibu sudah pembukaan 1 cm. Menjelaskan pada ibu dan
Ibu mengerti dan ibu ingin pulang ke rumah untuk beristirahat, karena masih
pembukaan 1.
ngobrol janin yang berada dalam kandungan untuk selalu sehat, bergerak
aktif, lahir secara alami, nyaman, dan aman. Ibu mengerti dan mulai rileks
sebutan gelombang cinta. Untuk membuat ibu merasa lebih terkontrol saat
gelombang cinta.
6. Memberitahu ibu bahwa kondisi janin sudah cukup matang jika terdapat
tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan saat ini gelombang cinta nya sudah
7. Memberitahu ibu saat ini usia kehamilan ibu masih batas normal. Ibu harus
tetap semangat dan menerapkan sugesti positif. Ibu mengerti dan akan terus
mungkin.
bahasa yang halus dan penuh kasih sayang. Ibu mengerti dan
dengan janin. Karena jika ibu dan suami bersama dengan rasa kasih sayang
maka akan mentransfer energi positif ke janin, secara tidak langsung janin
menerima energi tersebut. Ibu dan suami bersedia untuk selalu bersama
demi kelahiran bayi nya agar lahir dengan sehat, nyaman dan bahagia.
penambah darah. Kalk 500mg 1x1/hari untuk tulang dan gigi janin serta
vitamin C 60mg 1x1. Ibu mengerti dan masih mengkonsumsi terapi obat.
11. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti sakit kepala
hebat, mual muntah yang berlebihan, tangan serta wajah yang bengkak,
keluar darah segar dari jalan lahir, dan keluar air-air. Ibu mengerti dan ibu
masih mengingatnya.
98
12. Mengingatkan ibu agar segera ke puskesmas atau rumah sakit apabila
merasakan atau terjadi hal seperti di atas. Ibu mengerti dan tidak ada tanda
bahaya kehamilan.
13. Mengingatkan ibu tanda awal persalinan seperti keluar air-air dari jalan
lahir, keluar lender darah dari jalan lahir, mules yang semakin sering dan
14. Menganjurkan ibu melakukan berdiri jongkok untuk proses penurunan bayi.
prostaglandine yang dapat memicu kontraksi pada rahim. Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya
16. Menganjurkan ibu untuk menyiapkan pakaian ibu bersalin dan pakaian bayi.
Sudah dilakukan
18. Menganjurkan ibu untuk ke puskesmas jika sudah mulas yang semakin
sering dan intens. Ibu mengerti dan akan segera ke puskesmas jika sudah
20. Menganjurkan ibu untuk USG. Ibu bersedia untuk USG esok hari.
99
Subjektif (S)
Ibu mengatakan saat ini mulas semakin sering dan intens. Ibu mengatakan dapat
masih bisa tersenyum saat ini dan berbicara dengan baik. Ibu mengatakan ingin
memeriksakan kembali karena seperti sudah ada ajakan dari bayi nya.
Objektif (O)
emosional stabil. TTV: tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 83x/menit, pernafasan
19x/menit, suhu 36,10C. Tinggi badan 162 cm, berat badan 73,65 kg
wajah tidak ada oedema, kelopak mata tidak ada oedema, konjungtiva tidak anemis,
dan sklera tidak ikterik, Wajah tidak ada oedem, putting payudara menonjol, aerola
hiperpigmentasi, dan kolostrum (+), Ekstremitas tidak ada oedem dan tidak ada
emosional stabil.
Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
100
Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, linea nigra.
Palpasi
TFU : 30 cm.
Leopold I : Teraba satu bagian janin bulat, lunak dan tidak melenting
(bokong)
memanjang seperti papan (punggung). Di sebelah kiri teraba bagian – bagian kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : Teraba satu bagian janin bulat, keras, melenting (kepala)
Auskultasi
Pemeriksaan dalam: vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tipis lunak, Ø 7
cm, selaput ketuban (+), deminator ubun – ubun kecil depan, penurunan H III+,
molase 0
Analisa (A)
Penatalaksanaan (P)
dilakukan bahwa saat ini ibu dan janin dalam keadaan baik, ibu
baik dan normal. Ibu dan keluarga mengerti atas hasil pemeriksaan.
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika ada his yaitu dengan cara
positif agar bayi lahir sehat, lancar, aman dan nyaman. Ibu mampu
hale ex hale.
4. Memberitahu ibu agar tidak menahan BAB dan BAK. Ibu tidak
menahan BAK.
agar tubuh tidak kehabisan tenaga pada saat mengedan nanti. Ibu
102
hanya dapat makan roti dan minum air mineral karena sedang fokus
7. Menyiapkan partus set, hecting set, dan infus set dan obat – obatan.
Telah disiapkan.
persalinan seperti kain, pakaian ibu dan bayi, serta kantong plastik
Kala II
Subjektif (S)
Ibu mengatakan kontraksi semakin sering dan kuat. Ibu mengatakan ingin meneran
Objektif (O)
emosional stabil.
Pemeriksaan Obstetrik
Denyut jantung janin 145x/menit, teratur, pergerakan (+) aktif, punctum maksimum
satu tempat disebelah kanan dibawah pusat, his 4x dalam 10 menit lamanya 45
Terdapat tanda-tanda gejala kala II: adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada
Pemeriksaan dalam: vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, Ø
Analisa (A)
Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu dan suami bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik dan
saat ini ibu sudah pembukaan lengkap dan informed choice untuk dilakukan
menonjol. Pada pukul 22.02 WIB ketuban pecah warna jernih, dan jumlah
pandangan mata ke arah perut ibu, posisi mulut dengan gigi yang di
rapatkan, dan mengejan tanpa suara. Cara meneran ibu sudah baik.
5. Membantu ibu untuk mengatur posisi yang nyaman untuk bersalin. Ibu
6. Memberitahu suami ibu untuk membantu ibu minum jika tidak ada his.
Suami bersedia.
8. Bayi lahir spontan pukul 22.05 WIB tanggal 04 Oktober 2018, bayi segera
taktil
Kala III
Subjektif (S)
Ibu mengatakan masih terasa mulas. Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya
Objektif (O)
emosional stabil.
Pemeriksaan Obstetric : Tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi uterus baik, kandung
Perdarahan ± 30 cc
Analisa (A)
Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu dan suami bahwa plasenta akan dilahirkan. Ibu mengerti
3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin di 1/3 paha kanan luar
penyuntikkan oksitosin.
Kala IV
Subjektif (S)
Ibu merasa senang atas kelahirannya dan merasa bahagia karena trauma persalinan
Objektif (O)
emosional stabil. TTV: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 79x/menit, pernafasan
Pemeriksaan Obstetrik
Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
Analisa (A)
P3 A0 partus kala IV
109
Penatalaksanaan (P)
4. Mengecek plasenta. Jumlah kotiledon (20 buah), panjang tali pusat 30 cm,
9. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, dan memberitahu ibu untuk
10. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Ibu mengerti
11. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi. Ibu akan mencoba duduk secara
12. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu posisi kepala dan tubuh
bayi sejajar, badan bayi menghadap ke dada ibu, kulit bayi dan ibu
110
menempel, lalu sebelum dan sesudah menyusui ibu oleskan bagian putting
13. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas yaitu uterus lembek, perdarahan yang
ibu terdapat salah satu tanda bahaya nifas beritahu petugas kesehatan. Ibu
mengerti
pertama dan 30 menit pada jam kedua serta pemeriksaan suhu setiap 2 jam.
15. Memberikan ibu terapi oral: amoxicillin 3x1, SF 1x1, vitamin A 1x24 jam,
dan paracetamol 3x1, vit C 2x1. Ibu akan minum terapi obat setelah makan.
BBL 1 Jam
Subjektif (S)
Bayi melakukan IMD selama 1 jam, bayi sudah BAB dan BAK
Objektif (O)
Keadaan umum baik, denyut jantung bayi 144 x/menit, pernafasan 52 x/menit, suhu
36,8, berat badan 3505 gram, panjang badan 49 cm, lingkar perut 33 cm, lingkar
Pemeriksaan fisik
Kulit kemerahan, wajah tidak seperti orang mongol, kepala tidak ada benjolan yang
melewati sutura, tidak ada molase, dan fontanel mayor dan minor belum menutup,
Mata simetris, tidak ada secret, konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak kuning,
telinga tidak ada secret, simetris dengan mata, dan terdapat lubang telinga, hidung
: tidak ada secret, septum terbentuk sempurna, dan tidak ada \cuping hidung
mulut tidak ada secret, tidak ada bagian yang terbelah, tidak ada celah bibir, dan
bibir tidak biru, leher tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dada tidak ada
retraksi dada, terdapat putting susu, tidak ada secret, tidak ada suara tambahan pada
denyut jantung dan napas, abdomen tidak ada pengeluaran organ dalam, anogenital
112
simetris, terdapat labia mayora dan labia minora, terdapat lubang uretra, terdapat
lubang anus, punggung tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan bentuk,
ekstremitas pergerakan aktif, jari tangan dan kaki 10, kuku tidak sianosis, refleks
labirin (+), reflex glabella (+), refleks rooting (+), refleks swallowing (+),refleks
sucking (+), refleks morro (+),refleks tonic neck (+), dan refleks babynski (+)
Analisa (A)
Penatalaksanaan (P)
1. Melakukan informed consent kepada ibu dan suami bahwa bayinya akan
2. Memberitahu ibu dan suami bahwa bayinya dalam keadaan kedaan sehat
22:13 WIB.
7. Membertitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu demam, kulit bayi
kuning, demam, dan kejang. Jika terdapat salah satu tanda bahaya nifas
menggunakan alcohol, betadin atau apapun, jaga kelembapan tali pusat, dan
9. Memberitahu ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari yaitu sekitar pukul
mata ditutupi dan dijemur secara bergantian antara bagian depan tubuh bayi
Nifas 6 jam
Subjektif (S)
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan ASI sudah keluar tetapi
hanya sedikit. Ibu mengatakan sudah BAK 2 kali dan belum BAB. Ibu
dahulu sebelum menggunakan celana dalam dan menggunakan air biasa untuk
mengatakan sudah makan dengan nasi sayur dan telur, minum air putih ±1 liter. Ibu
mengatakan sudah tidur. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan disekitar ruangan.
Objektif (O)
Keadaan umum baik, keadaan emosional stabil, kesadaran compos mentis, tekanan
Pemeriksaan fisik
Mata konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterik, payudara simetris putting
Abdonmen : Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, anogenital perdarahan ±30 cc, warna merah, lochea rubra,
Analisa (A)
P3 A0 postpartum 6 jam
Penatalaksanan (P)
2. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Ibu
mengerti dengan cara selalu memberikan ASI secara cukup dan juga sering
mengajak ngobrol bayi nya dapat mempererat hubungan antara ibu dan
bayi.
dengan tidak membiarkan bayi tanpa penutup kain dan juga dengan
mendekatkan bayi skin to skin pada ibu. Ibu mengerti dan akan selalu
menerapkannya.
4. Menganjurkan ibu jika bayi sedang tidur diusahakan ibu juga tidur agar
ke belakang.
7. Memberitahu ibu tetap makan makanan yang bergizi dan berserat agar
Data Subjektif
Kunjungan nifas 6 hari dilakukan di rumah pasien. Ibu mengatakan tidak ada
keluhan dan tidak merasakan tanda-tanda bahaya nifas. Ibu merasa senang dengan
perkembangan bayinya dan mengatakan bahwa ibu mampu merawat bayinya. BAB
dan BAK ibu lancar. Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat dan sering.
Ibu mengatakan memberikan ASI kepada bayinya dan tidak memberikan bayinya
susu formula.
Data Objektif
kali/menit.
Analisa
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini baik. Ibu mengerti
sekitar kemaluan. Ibu mengerti dan mengganti pambalut dan pakaian dalam
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan beristirahat saat bayi tidur.
7. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda bahaya pada masa nifas.
yang berbau busuk (bau dari vagina), pusing dan lemas yang berlebihan, suhu
tubuh ibu lebih dari 380c.Ibu mengerti dan akan konsultasi ke tenaga
8. Mengingatkan kembali pada ibu mengenai cara menyusui bayi yang baik dan
benar. Ibu telah melakukan nya dengan baik dan benar terbukti tidak terdapat
lecet pada puting susu ibu dan bayi dapat menyusu dengan baik.
Data Subjektif
Kunjungan dilakukan di rumah pasien. Ibu mengatakan tidak ada keluhan, bayi
dalam keadaan baik gerakannya juga aktif, bayi menyusu dengan kuat dan sering.
Bayi BAK ± 8 kali/hari dan BAB ± 3 kali/hari. Ibu mengatakan sudah menjemur
untuk menyusui apabila sedang tidur. Ibu mengatakan hanya ingin memberikan
Data Objektif
Keadaan umum baik, suhu 37,0oC, DJB 142x/mnt, pernafasan 45x/mnt, kulit
kemerahan dan tidak ikterik, mata bersih dan tidak ikterik, tali pusat belum puput
dan tidak ada tanda-tanda infeksi, BAB/BAK : +/+ lancar dan tidak ada keluhan.
Analisa
Penatalaksanaan
2. Menjaga kehangatan bayi serta segera mengganti popok bayi jika bayi
bayinya.
secara teratur dengan menggunakan air hangat dan jaga tali pusat agar
tetap kering dan bersih serta tidak diberikan apapun baik alkohol
Data Subjektif
Ibu tidak ada keluhan. ASI sudah keluar banyak, Ibu merasa senang dengan
Data Objektif
anemis, skelera tidak ikterik, tidak ada oedema diwajah, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid dan getah bening, payudara normal, tidak ada pembengkakan, ASI
keluar, berwarna putih bening, tidak ada rasa nyeri, TFU tidak teraba, perdarahan
½ softex, lochea serosa, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema dan varices.
121
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu baik, TFU
melakukannya.
menggunakan baby oil atau bisa sebelum tidur menggunakan minyak telon,
supaya bayi selalu relaks dan tidak terbangun disaat malam hari. Ibu
untuk mengganti kekurangan jam tidur ibu. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
122
Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan, bayi sudah BAB 2 kali hari ini
dan BAK sudah 3 kali hari ini. Ibu mengatakan bayinya tidak lagi terbangun di
malam hari, ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat dan sering, ibu
mengatakan bayinya setiap pagi di jemur dibawah sinar matahari. Ibu belum
Data Objektif
40 x/menit, suhu : 36,8 0 C, menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan, berat
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik. Ibu
cara posisi bayi dimiringkan lalu sambil menepuk pelan punggung bayi.
bayi dengan kain setelah mandi, saat malam hari dan cuaca dingin. Ibu
4. Memberitahu ibu tentang imunisasi dasar pada bayi yaitu Hb 0, BCG dan
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada BAB ini penulis akan membahas manajemen asuhan kebidanan yang
telah dilakukan pada Ny. P mulai kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
Asuhan kebidanan ini telah dilakukan pada usia kehamilan 37 minggu sampai
nifas 14 hari.
i. Antenatal Care
yang berarti usia kehamilan dalam batas normal karena menurut teori
pelayanan asuhan antenatal “10T” yaitu timbang berat badan, Ukur tekanan
darah, Ukur tinggi fundus uteri, Pemberian tablet Fe, Pemberian imunisasi
Dalam hal ini Ny. P memenuhi kunjungan ibu hamil yang disarankan.
pemeriksaan kehamilan.
gizi, dan laboratorium keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. Ny. P
ekspresi ceria serta ditemani oleh suaminya. Sebagai seorang bidan, kita
harus tetap memantau keadaan ibu agar ibu selalu dalam kondisi baik dan
dapat mendeteksi secara dini agar tidak terjadi komplikasi pada ibu.
B. Asuhan Persalinan
lengkap hingga bayi lahir. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2010) yang
menyatakan bahwa kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai
bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida.
Manajemen aktif kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai
lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit menurut teori
yang lainnya dan sudah dilakukan tindakan pada manajemen aktif kala III.
Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2010) pada kala III persalinan, terlihat
Tindakan yang dilakukan adalah manajemen aktif kala III yaitu: melakukan
terkendali dan memassase fundus segera setelah plasenta lahir atau selama
15 detik.
pemantauan 2 jam postpartum keadaan ibu baik dan tidak ada komplikasi.
Hal ini sesuai dengan teori Sondakh (2013) yang menyatakan “dimulainya
dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Komplikasi
yang dapat timbul pada kala IV adalah sub involusi dikarenakan oleh uterus
keberhasilan diberikan ASI Eksklusif. Hal ini sesuai dengan teori Roesli
menyusui dini dengan meletakkan bayi dengan kulit ke kulit setidaknya satu
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan berat badan 2400-
4000 gram saat kelahiran, dengan masa kehmailan 37-42 minggu. Umur 0-
7 hari disebut neonatal dini, sedangkan umur 8-28 hari disebut neonatal
dengan berat badan bayi 3900 gram dan panjang badan bayi 53 cm dengan
D. Nifas
Masa nifas Ny. P berlangsung dengan normal, keadaan umum dan tanda-
tanda vital dalam batas normal. Proses involusi uterus pada Ny. P
berlangsung normal yaitu pada saat janin di lahirkan fundus uteri kira-kira
setinggi pusat, setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri sekitar lebih kurang
2 jari di bawah pusat, pada jam ke-6 postpartum sebesar 2 jari bawah pusat,
pada hari ke-6 postpartum ½ pusat dan symphisis. Proses involusi uterus
yang dialami oleh Ny. P dalam batas normal sesuai dengan teori
mengetahui perubahan fisiologis pada ibu nifas agar dapat mengetahui jika
payudara ibu tidak terjadi pembengkakan dan tidak ada bendungan ASI.
Segera setelah lahir ibu memberikan ASI yang pertama keluar (kolostrum)
langsung diberikan saat IMD. Pada masa nifas Ny. P tidak mengalami
depresi postpartum karena Ny. N dan keluarga sangat bahagia atas kelahiran
anak ketiganya.
130
BAB V
A. Simpulan
dan BBL, ibu tidak memiliki keadaan kegawatdaruratan dan bayi dalam
keadaan baik dan tidak mengalami komplikasi. Saat masa kehamilan penulis
melakukan asuhan yang diberikan berupa afirmasi positif dan juga teknik
ibu bersalin. Pada saat diberikan teknik mengurangi rasa sakit ibu merasa nyeri
sedikit berkurang dan ibu merasa lebih rileks. Hal tersebut didapatkan
berdasarkan subjektif dan terlihat ibu lebih rileks. Selain itu, penulis
memberitahu ibu cara meneran yang baik saat ibu sudah pembukaan lengkap
yaitu meneran jika ada his dan tidak mengangkat bokong. Kala II asuhan yang
diberikan mengenai posisi bersalin, posisi pertama ibu memilih posisi setengah
duduk. Saat mengevaluasi cara meneran ibu saat pembukaan lengkap cara
meneran ibu sudah benar. ibu tidak mengangkat bokongnya. pukul 22.05 WIB
bayi lahir spontan, segera menangis, tonus otot kuat, dan kulit kemerahan. Kala
III dilakukan manajemen aktif kala III plasenta lahir lengkap pukul 22.15. Saat
Pada masa nifas ibu tidak mengalami tanda bahaya seperti demam,
B. Saran
2. Bagi Mahasiswi
hamil, bersalin, nifas serta bayi baru lahir yang sesuai dengan teori dan
evidence based
nifas.
132
3. Bagi Puskesmas
4. Bagi Klien
nifas, asuhan bayi baru lahir dan keluarga berencana melalui membaca atau
DAFTAR PUSTAKA
Menyusu Dini.
Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Heryani, Reni. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta. Trans
Info Media
Johariyah, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta.
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016. Buku Acuan Midwifery Update.
Jakarta: PP IBI
134
Prawirohardjo :
Jakarta
Rukiah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta. Trans Info
Media
Sari, Anggrita. Dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor. In Media
Sari, Eka Puspita. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care). Jakarta.
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4. Jakarta : EGC
Pustaka Baru
Diakses dari:
http://www.academia.edu/10576871/Diktat_Ajar_Asuhan_Kebidanan_II_0 pada
IDAI, 2013. Asi Sebagai Pencegah Malnutrisi Pada Bayi. diakses pada tanggal 27
November 2018
www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-sebagai-pencegahan-malnutrisi-pada-bayi di
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-msjbd09731df0full.pdf di akses
http://www.depkes.go.id/article/view/17081700004/-inilah-capaian-kinerja-
http://jurnal.ibijabar.org/implementasi-pengurangan-resiko-kecemasan-ibu-
bersalin-kala-i-melalui-metode-hypnobirthing-di-klinik-bersalin-gegerkalong-
wib