Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penurunan angka kematian ibu dan bayi telah lama menjadi fokus perhatian

pemerintah dalam program pembangunan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun

regional. Indikator kematian ibu dan bayi sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi

maupun sebagai bahan untuk mengukur tingkat keberhasilan di daerah tersebut,

khususnya program kesehatan ibu, perawatan kehamilan dan persalinan. Setiap tahun

sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil, sebagian besar kehamilan ini

berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan

sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu (Hanifa Wiknjosastro,

2008)

Menurut WHO, kematian Ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil,

bersalin, atau pada 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan

langsung atau tidak langsung terhadap persalinan. Sekitar 80% kematian maternal

merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah

persalinan menurut laporan WHO yang telah dipublikasikan pada tahun 2014 Angka

Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai angka 289.000 jiwa. Dimana terbagi atas

beberapa Negara, antara lan Amerika Serikat mencapai 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000

jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa (WHO,2014).

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2014 AKI di negara

berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI di negara maju 16 per 100.000
2

kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 190 per

100.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 140 per 100.000 kelahiran hidup dan Asia Barat

74 per 100.000 kelahiran hidup (Kutipan Warongan, 2015 dari World Health

Organization, 2014).

Di Indonesia sendiri, tahun 2015 memiliki angka kematian ibu yaitu 126 per

100.000 kelahiran hidup dengan jumlah 6400 kematian ibu per tahun. Angka ini berubah

71,7% dari tahun 1990 dengan angka kematian ibu 446 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2015 di Indonesia Angka Kematian Neonatal yaitu 14 per 1.000 kelahiran

hidup dengan jumlah 74 kematian neonatus per tahun, sedangkan untuk Angka Kematian

Bayi adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah 125 kematian bayi per tahun

dan Angka Kematian Balita yaitu 27 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah 147

kematian balita per tahun (WHO,2015).

Berdasarkan Laporan Rutin Program kesehatan Ibu 2014. Jawa Barat menjadi

penyumbang 50% jumlah kematian Ibu. Angka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun

2014 adalah 78,63 per 100.000 dengan jumlah 748 kematian ibu per tahun. Angka

Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 adalah 4,19 per 1000 kelahiran hidup

dengan jumlah 3.982 kematian bayi Angka kejadian perdarahan di Provinsi Jawa Barat

pada tahun 2013 yaitu 30,3% (Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat,2014).

Dinas kesehatan Kabupaten Karawang menyatakan Angka Kematian Ibu di daerah

masih cukup tinggi sehingga perlu di tekan. Pada tahun 2014 menurun dari angka 60

menjadi 59 dan Angka Kematian Bayi menurun dari 187 menjadi 170. Keberhasilan

penurunan angka ini sebenarnya telah tercapai pada tahun 2013 yaitu dimana Kabupaten

Karawang menjadi peringkat kedua untuk penurunan AKI dan AKB dengan angka
3

penurunannya 12,5 %. Pada tahun 2015 Dinkes menargetkan penurunan AKI dan AKB

menjadi 25 %. Data valid terakhir yang didapatkan, di Kabupaten Karwang pada tahun

2015 terdapat AKI sebanyak 68 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, 2015).

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut

pembangunan diaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan (Depkes RI, 2013).

Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat mencegah

tingginya angka kematian. Untuk dapat mewujudkannya, salah satunya dengan Asuhan

kebidanan komprehensif dimana asuhan diberikan secara menyeluruh sehingga

peanganan untuk kasus kegawatdaruratan dapat teratasi dengan cepat.

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan

secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi baru lahir.

Pemahaman tentang asuhan kebidanan dasar yang fisiologis menjadi salah satu dasar agar

bidan mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar sehingga tidak

ada lagi kesalahan dalam penanganannya.

Melihat permasalahan di atas maka penulis akan melakukan studi kasus mengenai

asuhan kebidanan komprehensif di daerah Karawang kulon yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny.L G2P1A0 di BPM Bd. P” untuk lebih mengetahui

tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan komprehensif dan mendeteksi lebih dini

komplikasi/masalah yang terjadi.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
Ny. L G2P1A0 di BPM Bd. P Kehamilan 38 minggu berdasarkan dengan teori dan
kebutuhan ibu pada saat hamil, bersalin, nifas sampai dengan bayi baru lahir di Jln. Bunut
Kertayasa. Desa Poponcol. Kec. Karawang kulon?”

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis secara komprehensif selama masa

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan standar asuhan

kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan menganalisis kebutuhan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada masa kehamilan pada Ny. L G2P1A0

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan menganalisis kebutuhan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada masa persalinan pada Ny. L G2P1A0

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan menganalisis kebutuhan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada masa nifas pada Ny. L G2P1A0

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan menganalisis kebutuhan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada bayi baru lahir Ny. L G2P1A0

e. Mampu melakukan pendokumentasi secara SOAP.


5

1.4 Manfaat

1. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mengevaluasi hasil kegiatan studi komprehensif oleh mahasiswa

di lapangan dan sebagai bahan evaluasi dalam membuat Studi kasus.

2. Bagi Penulis

Mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung teori yang telah di dapat di

perkuliahan agar dapat menguasai kemampuannya dalam melakukan pelayanan

asuhan kebidanan dari mulai Kehamilan, persalinan, nifas, Bayi baru lahir sseuai

kebutuhan dan masalah yang di hadapi klien.

Anda mungkin juga menyukai