PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu
(AKI).
yang berakhir ditahun 2015. Dokumen SDGs disahkan pada KTT Pembangunan
September 2015. Dalam KTT tersebut ditetapkan bahwa SDGs akan mulai
diberlakukan tahun 2015 sampai tahun 2030. SDGs tidak hanya berlaku untuk
eksklusif, makanan pada ibu hamil serta anak, menekan jumlah balita pendek, ibu
hamil penderita anemia, kurang energi dan balita kurus (Kemenkes, 2015).
304 indikator. Kegiatan ini diikuti oleh 193 negara PBB termasuk Indonesia.
1
2
masih belum sesuai dengan target MDGs yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu
maju hanya terjadi 5-30 kematian maternal setiap 100.000 kelahiran hidup,
Wanita dinegara berkembang mempunyai risiko 100 atau 200 kali lebi besar
untuk meninggal pada waktu hamil atau melahirkan dibanding wanita di negara
maju. Angka ini tidak sepenuhnya menggambarkan besarnya risiko yang dihadapi
wanita dinegara sedang berkembang, misalkan Asia dan Afrika rata – rata
menpunyai 4-6 anak dibandingkan dengan Eropa yang hanya rata – rata
mempunyai 2 anak. Maka dari itu risiko seumur hidup seorang wanita di negara
14 dan ini sangat menyolok perbedaannya dengan di negara maju yang hanya satu
Kematian Ibu (AKI) di dunia 210 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di negara
berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI di negara maju 16 per
100.000 kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per 100.000 kelahiran hidup,
3
Asia Selatan 190 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 140 per 100.000
kelahiran hidup dan Asia Barat 74 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
pre-eklampsi 28%, perdaraan 27%, eklampsi 14%, aborsi tidak aman 8%, infeksi
11%, penyulit persalinan 9%, dan emboli 14%. Indonesia kasus obstetric
nifas lainnya, diikuti dengan kehamilan yang berakhir abortus (26%) dan
fatality rate (CFR) 2,35% proporsi kasusnya 49% dari keseluruan kasus obstetric.
Angka Kematian Bayi (AKB) menurut WHO, pada tahun 2013 AKB di
dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di negara berkembang 37 per 1.000
kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di
Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per 1.000 kelahiran
hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000
Asia, yaitu sebesar 359 per 100.000 kelairan hidup. Kondisi ini meningkat sekitar
57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, yang hanya sebesar 228
per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012 Angka Kematian Bayi (AKB) di
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015
jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan
demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan
dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 111,16 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sedangkan angka Kematian Bayi di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup. Terjadi
penurunan tetapi tidak signifikan dibandingkan AKB tahun 2014 yaitu 10,08 per
1.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015)
kelahiran hidup dan komulatif pada bulan September 2016 sebesar 20 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan untuk AKB pada tahun 2015 sebesar 243 per 1.000
kelahiran hidup dan tercatat sampai bulan September 2016 AKB sebesar 193 per
1.000 kelahiran hidup. Diarapkan dari data bulan September AKI dan AKB tetep
menunjukkan bahwa jumlah kehamilan yang ada sebesar 823 dengan kehamilan
resti 20% dan 80% keamilan normal, persalinan normal sejumlah 83,72% dan
persalinan dengan komplikasi sebesar 16,28%, jumlah bayi baru lahir sebesar
689. Kasus kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Barat yaitu 2
kasus dengan sebab infeksi dan gangguan sistem peredaran darah, kemudian
kematian ibu di Kabupaten Banyumas antara lain, riwayat penyakit yang diderita
pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak
terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4
“terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada
saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak
2015)
Salah satu upaya yang dapat menurunkan angka kematian ibu adalah
melaksankan asuhan kebidanan yang berkualitas bagi ibu oleh tenaga kesehatan
dan fisik ibu hamil, asuhan persalinan yaitu melakukan observasi pada ibu
bersalin pada kala I, kala II, kala III, dan kala IV, asuhan masa nifas
(Prawirohardjo, 2012).
6
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa
(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba dkk, 2012). Peran bidan
dalam masa kehamilan yaitu mmelakukan pengawasan antenatal atau yang sering
maupun mental ibu dalam masa kehamilan dan kelahiran serta menemukan
kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan
secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala
pada usia keamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun
bayi berada dalam kondisi sehat. Peran bidan pada masa persalinan yaitu
melakukan pemantauan pada kala I yaitu dengan observasi keadaan ibu dan janin,
Asuhan Persalinan Normal (APN) pada kala II. Melakukan Manajemen Aktif kala
III serta melakukan observasi kala IV setiap 15 menit satu jam pertama setelah
7
persalinan dan setiap 30 menit pada satu jam kedua dengan prinsip Asuhan
Sayang Ibu.
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakir
ketika alat – alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama
kira – kira 6 minggu (Saleha, 2009). Peran dan tanggungjawab bidan dalam masa
nifas adalah memberi perawatan dan dukungan sesuai kebutuan ibu, yaitu melalui
Bayi baru lair normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram ( Dep.
Kes RI, 2005 ). Peran bidan pada bayi baru lahir yaitu pemantauan keadaan
bagi ibu tentang kondisinya. Diharapkan dengan asuhan ini dapat mengatasi
masalah-masalah yang mungkin dialami oleh ibu sehingga ibu dapat melalui
B. Perumusan Masalah
100.000 kelahiran hidup dan AKB pada tahun 2015 sebesar 243 per 1.000
kelahiran hidup. Dari data tersebut dapat menjadi acuan untuk tenaga
Peran bidan dalam menekan AKI dan AKB yaitu dengan cara memberikan
8
penelitian dengan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu dan Bayi Ny. T di
Hellen Varney.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
secara komprehensif kepada ibu dan bayi Ny. T di BPM Parwati Wilayah
langka Verney
2. Tujuan Khusus
bayi Ny . T.
9
bayi Ny . T.
D. Manfaat
b. Bagi penulis
secara komprehensif.
d. Bagi klien
E. Keaslian Penulisan
No. Nama dan Judul penelitian Jenis Tujuan penelitian Hasil penelitian
tahun penelitian
penelitian
Kebidanan secara
komprehensif
sesuai
manajemen
13
kebidanan Hellen
Varney
Kebidanan secara
komprehensif
sesuai
manajemen
kebidanan Hellen
Varney