Anda di halaman 1dari 207

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Continusity of care (CoC) adalah pelayanan kebidanan merupakan layanan
melalui model pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa
kehamilan, kelahiran serta masa post partum. Karenan semua perempuan
beresiko terjadinya komplikasi selama masa prenatal, natal, dan post natal.
Permasalahan yang sering timbul dengan adanya pengalaman negatif pada
perempuan kerena kurangnya kualitas interaksi antara bidan dengan perempuan.
Bidan merupakan profesi kunci dalam pelayanan terhadap perempuan selama
daur kehidupan. Dan hasil telah sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa
bidan mempunyai otoritas besar terhadap kesejahteraan kesehatan perempuan.
Sehingga profesionalisme bidan merupakan elemen penting dalam
pemberdayaan perempuan. Layanan kebidanan didasarkan pada pemenuhan
kebutuhan perempuan, memberikan rasa nyaman dan bersikap yang baik serta
kemampuan komunikasi yang baik. Pentingnya mendengarkan dari pihak
perempuan memungkinkan dapat berkontribusi dalam pengambilan kebutuhan.
Membangun hubungan kepercayaan sehingga perempuan dirinya.
Proses kehamilan, persalinan, nifas, Bayi Baru Lahir (BBL), neonatus dan
penggunaan KB (Keluarga Berencana) merupakan suatu proses yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena prosesnya akan
mempengaruhi proses selanjutnya. Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan,
nifas, BBL, neonatus dan penggunaan KB merupakan suatu tahapan
perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai
apabila terjadi hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi,
terutama pada ibu yang tidak mendapatkan asuhan kebidanan berkesinambungan
dan berkualitas dari tenaga kesehatan.
Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan
sampai masa penggunaan KB sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan

1
bayinya. Sehingga pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan selama periode ini.
Progeram KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonnomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, sehingga
tercapai keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhu kebutuhan
hidupnya memperbaiki kesehatan serta kesejahaterahan dewasa usia perkawinan
dan peningkatan ketahanan serta kesehaterahan berkualitas, termasuk upaya-
upaya menurungkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penangulangan
masa kesehatan reproduksi. Fasilitasi pelayanan KB sederhana adalah fasilitasi
pelayanan KB yang dipimpin oleh minimal paramedis atau sudah mendapatkan
latihan sertah memberikan pelayanan dengan cara sederhana, obat vaginal, pil
KB, suntik KB, IUD bagi pasilitas pelayanan KB.
Proses kehamilan normal merupakan sebagai proses fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi akan berlangsung dalam waktu 38 minggu atau 9 bulan ± hari
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu (minggu ke 1 hingga minggu ke 12), trimester kedua (minggu
ke 13 hingga minggu ke 27) dan trimester ke tiga (minggu ke 28 hingga ke 40)
Setelah melewati 38 minggu masa kehamilan seorang wanita akan merasakan
proses selanjutnya yaitu persalinan dimana persalinan merupakan serangkaian
proses lahirnya hasil konsepsi. Setelah melewati masa kehamilan dan masa
persalinan wanita akan merasakan proses selanjutnya yaitu masa Pasca
persalinan (nifas) dan pemakaian kontrasepsi yang dimana proses yang akan
menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan datang dan menilai
derajat kesehatan,
(Sistem Respirasi) gerakan nafas jenin telah dapat dilihat jejak kehamilan 12 dan
pada 34 secara legular gerak nafas ialah 40-60/ menit dan di antara jeda adalah
periode apnea. Cairan ketuban akan masuk sampai bronkioli, sementara di dalam
(aveolus) terdapat cairan alveoli. Gerak nafas jenin di rangcang oleh kondisi,
hiperkapnia dan peningkatan kadar glukosa. Sebaliknya kondisi hipoksia akan
menurungkan frekuensi pada nafas pada ateram normal gerakan nafas akan
berkurang dan dapat apnea selama 2 Jam. Alveoli terdiri atas dua lapis sel epitel

2
yang mengandung sel tipe l. dan ll. Sel tipe ll. membuat sekresi fosfolipid.
Pekerjaan melayani perempuan melahirkan sungguh pekerjaan yang tidak
terhindar dari perlumuran darah. Sampai sekarang perdarahan dalam obstetrik
masih memegang perang penting sebagai penyebab utama kematian maternal,
sekalipun di negara maju terutama pada kelompok sosial-ekonomi lema. Baik
laporang penelitian dari inggris (1985-1996) maupun laporan penelitia dari.
Amerika (1979-1992) keduanya menyatakan bahwa perdarahan obstetrik
merupakan penyebab utama utama kematian maternal. Laporan dari amerika
menyebutkan 30 % kematian meternal di sebabkan oleh perdarahan di luar
keguguran. Pada sebua laporan oleh. Chichaki dan kawan-kawan (1999) di
sebutkan perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan kematian maternal
terdiri atas solusio plesenta (19 %) dan koagulopati (14 %), robekan jalan lahir
termasuk ruptura uteri (16 %), plasenta previa (7 %), dan plesenta akreta/inkreta
dan perkreta (6 %), dan atonia uteri (15 %). Perdarahan obstetrik yang tidak
dengan cepat diatas dengan transfusi dara atau cairan inpus dan fasilitas
penanggulan lainnya (seminal upaya pencegahan dan/atau mengatasi syok,
seksio sesarea atau histerektomi dan terapi antibiotika yang sesuai),
prognosisnya akan fatal bagi bagi penderitanya.
Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang
serius di negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) tahun
2020 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa Negara
memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia
Selatan 69.000 jiwa, Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara-
negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand
26 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2019). Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terjadi sejak
tahun 1991 sampai dengan 2018, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian,
Menurut data Riskesdas (2017), kelompok ibu hamil merupakan salah satu
kelompok yang berisiko tinggi mengalami anemia. Anemia pada populasi ibu
hamil menurut kriteria yang ditentukan WHO dan pedoman Kemenkes 1999,
yakni sebesar 37,1% dan prevalensinya hampir sama antara bumil diperkotaan

3
(36,4%) dan perdesaan (37,8%). Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati
masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan
batas prevalensi anemia lebih dari 40% (Riskesdas, 2013). Salah satu upaya yang
dilakukan untuk menurunkan prevalensi anemia.
Angka Kematian Bayi (AKB) meningkat menjadi 6 per 1.000 kelahiran
hidup, dibandingkan tahun 2016 dan 2015 sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup,
angka ini masih rendah dan berkontribusi positif dalam mencapai target Renstra
Kementrian Kesehatan untuk AKB pada tahun 2016 ditargetkan 24 per 1000
kelahiran hidup Penyebab kematian ibu pada saat proses persalinan yaitu Ruptur
perenium. Ruptur perenium ialah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik
secara spontan maupun dengan alat atau tindakan. Robekan perenium juga
menjadi penyebab perdarahan pasca persalinan yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor maternal, faktor janin dan faktor penolong. Persalinan dengan
robekan perenium apabila tidak ditangani secara efektif menyebabkan
perdarahan dan infeksi menjadi lebih berat, serta pada jangka waktu panjang
dapat mengganggu ketidaknyamanan ibu dalam hal hubungan seksual (Mochtar
R, 2019). Sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, kementerian
kesehatan menetapkan indikator persentase puskesmas melaksanakan kelas ibu
hamil dan persentase puskesmas melaksanakan orientasi program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (p4k). Untuk percepatan penurunan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi dapat dilakukan dengan menjamin
agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehataan ibu yang berkualitas,
seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan
bagi ibu dan bayi, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil
dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana (Kementerian Kesehatan
2019). Salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan
keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan dengan
penggunaan kb. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
lebih di titik beratkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada

4
pada kisaran usia 15-49 tahun. Sampai tahun 2018, tempat pelayanan KB di
Indonesia didominasi oleh bidan swasta (56,34%), klinik KB pemerintah
(25,15%), dokter praktik swasta (12,61%) dan tempat pelayanan KB yang paling
sedikit ialah klinik KB swasta (5,89%) (Kemenkes RI, 2019). Pada tahun 2018
paling banyak menggunakan alat kontrasepsi suntik sebesar 27,8%, jumah ini
meningkat dibandingkan tahun 2015 (27,6%) dan tahun 2014 (26,9%). Namun
jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun 2013 (30,1%). Peserta KB aktif
yang menggunakan alat kontrasepsi MOP pada tahun 2020 sama besarnya
dengan tahun 2018 yaitu sebesar 0,7%, jumlah tersebut lebih tinggi bila
dibandingkan tahun 2017 (0,6%) dan tahun 2015 (0,1%) Berdasarkan latar
belakang diatas penulis melakukan asuhan kebidanan secacontinuity of care,
pada Ny. L mulai dari masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB di
Puskesmas Siriwini

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakan yang telah diuraikan, maka rumuskan masalah
dalam pembuatan. Proposal ini yaitu bagaimana penerapan asuhan Kebidanan
(continuity of care) perlu dilakukan pada Ny. L 25 Tahun GIIPIAbo dimulai pada
usia kehamilan 38 minggu sampai masa KB secara berkelanjutan (continuity of
care).

1.3. Tujuan Penyusunan Proposal


1.3.1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan yang
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, Keluarga
Berencana (KB) sesuai dengan standard asuhan dengan menggunakan
pendokumentasian SOAP dengan pendekatan manajemen kebidanan.

1.3.2. Tujuan Khusus


Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, dan KB dengan langkah-langkah:

5
1. Mampu melakukan pengkajian yang menyeluruh pada ibu hamil, bersalin,
nifas, neonatus, dan KB.
2. Mampu melakukan Interpretasi data dasar pada masalah kebutuhan ibu
hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.
3. Mampu mengidentifikasi diagnose masalah actual dan masalah potensi pada
ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.
4. Mampu mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB
5. Mampu melakukan perencanaan asuhan yang menyeluruh pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus, dan KB dengan metode SOAP (Subjektif,
Objektif, Assement, Planning).
6. Mampu melakukan asuhan kebidanan yang direncanakan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus, dan KB.
7. Mampu melakukan evaluasi pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan
KB.
8. Mampu melakukan pendokumentasiaan asuhan kebidanan COC yang telah
dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB dengan metode
SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Planning).

1.4. Ruang lingkup


1.4.1. Sasaran
Asuhan kebidanan pada Ny. L dengan memperhatikan continuity of care
mulai masa hamil, bersalin, nifas, Neonatus dan KB.
1.4.2. Tempat
Asuhan kebidanan pada Ny. L umur 25 tahun dilakukan di PKM Siriwini.
1.4.3. Waktu
Waktu pelaksanaan continuity of care pada Ny. L yaitu mulai 10 Oktober
2022 – 27 Desember 2022

6
1.5. Manfaat Penyusunan
1.5.1. Manfaat Teoritis
1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam
penerapan asuhan kebidanan dalam batas continuity of care, terhadap ibu
hamil, bersalin, nifas, Neonatus dan pelayanan kontrasepsi.
2. Sebagai bahan perbandingan untuk laporan studi kasus selanjutnya.

1.5.2. Manfaat Praktis


Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khususnya dalam memberikan informasi
tentang perubahan fisiologis dan psikologis dan asuhan yang diberikan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, neonatus dan pelayanan kontrasepsi dalam batasan
Continuity of Care. (COC).

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Asuhan Kebidanan COC


Continuity of care (COC) merupakan pemberian pelayanan

berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta

keluarga berencana yang dilakukan oleh bidan. Asuhan kebidanan

berkesinambungan bertujuan mengkaji sedini mungkin penyulit yang

ditemukan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi secara

menyeluruh dan jangka panjang, berdampak terhadap menurunnya jumlah

kasus komplikasi dan kematian ibu hamil, bersalin, BBL nifas, dan neonatus

(Sunarsih dan Pitriyani, 2020).

Menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4

tahun 2019 menjelaskan tentang tugas dan wewenang bidan yang dituangkan

dalam Bab VI bagian kedua yang meliputi:

a. Pelayanan Kesehatan Ibu

1) Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil

2) Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal

3) Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong

persalinan normal.

4) Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas.

5) Melakukan pertolongan pertama kegawat daruratan ibu hamil, bersalin,

nifas, dan rujukan.

8
6). Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa

kehamilan, masa persalinan, pasca persalinan, masa nifas, serta asuhan

pasca keguguran dan dilanjutkan dengan keguguran.

b. Pelayanan Kesehatan Anak

1) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan

anak prasekolah.

2) Memberikan imunisasi sesuai progam pemerintah pusat.

3) Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak

prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang

dan rujukan.

4) Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir

dilanjutkan dengan rujukan.

2.1 Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan

yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua

dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh

sampai 9 bulan (Saifuddin, 2016).

9
2.1.2 Etiologi
Secara garis besar peristiwa kehamilan meliputi beberapa tahapan

seperti : pembentukan gamet (ovum dan sperma), fertilisasi, pembelahan dan

implantasi embrio pada uterus.

Gambar 2. 1 ProsesKehamilan
Sumber:Yulifah,R.(2014)

a. Konsepsi

Konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel

telur yang menandai awalkehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian

kejadian yang meliputi pembentukan gamet(telur dan sperma),

ovulasi(pelepasan telur), pengabungan gamet dan implantasi embrio

didalam uterus (Wahyuningsih,2016).

1) Ovum

Ovum adalah sel telur wanita yang dianggap subur selama 24

jam setelah ovulasi, apabila tidak di fertilisasi oleh sperma, ovum

berdegenerasi dan direabsorbsi.

Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masuk dilepaskan

dari ovarim, dengan gerakan seperti menyapuoleh fubria tuba

10
uterina, ia ditangkap oleh infundibulum. Selanjutnya ia masuk

kedalam ampulae sebagai hasil gerakan silia dan kontrkasi otot.

Ovum biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi dan akan

mati dalam 12 jam bila tidak segera dibuahi.

2) Spermatozoa

Sepermatozoa terdiri 3 bagian yaitu: Kaput (kepala) yang

mengandug bahan nucleus, Ekor berguna untuk bergerak, Bagian

silindrik, menghubungkan kepala dan ekor.

Pada saat coitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan kedalam

Forikposteior, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta,

dengan gerakan ekornya sperma masuk kedalam

kanalisservikalis.Didalam rongga uterus dan tuba gerakan sperma

terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut.

3) Fertilisasi

Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel

panjang sekitar 16-17 cm dan tinggi fundus uteri 2/3 di atas

simfisis. Ibu dapat merasakan gerakan bayi, sudah terdapat

mekonium didalam usus dan sudah terdapat verniks pada kulit.

Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa

dengan kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat

kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu

besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai beban. Usia

kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri ialah 1/3 diatas pusat.

11
Pada kehamilan 28 minggu berat bayi lebih sedikit dari satu

kilogram dan panjangnya 23 cm, ia mempunyai periode tidur dan

aktivitas merespon suraradan melakukan gerakan pernafasan.

Pada usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1,7 kg dan panjangnya

28 cm, kulitnya mengkerut dan testis sudah turun ke skrotum pada

bayi laki-laki dan pada usia 34 minggu tinggi fundus uteri ialah

½ pusat-prosesus xifoideus.

Pada usia kehamilan 36 (tinggi fundus uteri setinggi prosesus

xifoideus) sampai 40 minggu (2 jari atau 4cm di bawah prosesus

xifoideus), jika ibu mendapat gizi yang cukup kebanyakan berat

bayi antara 3 sampai 3,5 kg dan panjang 35cm. pernapasan pada

kehamilan 33-36 minggu pun banyak ibu hamil yang susah

bernapas, ini karena tekanan bayi.

2.1.3 Tanda-tanda kehamilan


Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejalayang

timbul pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologi dan

psikologi pada masakehamilan yaitu tanda tidak pasti hamil, kemungkinan

hamil, dan pasti hamil (Yulizawati, 2017).

a. Tanda tidak pasti (Presumtif)

1. Amenorhea

Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, aminorhoe menandakan

kemungkinan kehamilan.Penting di ketahui tanggal hari pertama

12
haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran

tanggal persalinan (Yulizawati, 2017).

2. Mual dan muntah

Biasanya terjadi di bulan-bulan pertama kehamilan sampai akhir

triwulan pertama.Dalam kedokteran sering dikenal dengan morning

sickness karena munculnya sering kali pagi hari.Mual dan muntah

diperbrat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi

penderita yang tidak stabil.bila berlebihan dapat pula diberikan obat-

obat anti muntah (Yulizawati, 2017).

3. Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan

payudara membesar.Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus

berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesterone yang

merangsang duktus dan alveoli pada mamae sehingga glandula

montglomery tampak lebih jelas (Yulizawati, 2017).

4. Mengidam

Mengidam adalah menginginkan makanan atau minuman tertentu,

sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan

makin tuanya usia kehamilan (Yulizawati, 2017).

5. Anoreksia

13
Anoreksia artinya tidak ada nafsu makan, terjadi pada bulan-bulan

pertama, tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi (Yulizawati,

2017).

6. Sering kencing

Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama

kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.Pada triwulan

kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang

membesar keluar dari hingga panggul.Pada akhir triwulan gejala

bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul

dan menekan kembali kandung kemih (Yulizawati, 2017).

7. Obstipasi

Terjadi karena tonus otot menurun yang di sebabkan oleh pengaruh

hormon steroid (Yulizawati, 2017).

8. Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.Pada pipi, hidung dan

dahi, kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan,

dikenal sebagai kloasmagravidarum (topeng kehamilan). Areola

mamae juga menjadi lebih hitam karena di dapatkan deposit pigmen

yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan

lineaalba.Hal ini terjadi karena pengaruh hormon

kortikosteroidplasenta yang merangsang melanofor dan kulit

(Yulizawati, 2017).

9. Epulis

14
Suatu hipertrofi papilla giginggvae.Sering terjadi pada triwuan

pertama (Yulizawati, 2017).

10. Varices ( penekanan vena-vena)

Sering dijumpai pada triwulan terakhir.Didapat pada daerah genetalia

eksterna, fossa popliteal, kaki dan betis.Pada multigravida kadang-

kadang varices varices ditemukan pada kehamilan terdahulu,

kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang

timbulnya varices merupakan gejala pertama kehamilan muda

(Yulizawati, 2017).

b. Tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan yang di observasi

oleh pemeriksaan (bersifat objektif), makin banyak tanda-tanda kehamilan

yang kita dapati makin besar kemungkinan kehamilan . Yang termasuk

tanda kemungkinan hamil yaitu :

1) Uterus membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi Rahim.Pada

pemeriksaan dalam dapat di raba bahwa uterusmembesar dan makin

lama makin bundar bentuknya (Fatimah, 2017).

2) Tanda Hegar

Konsistensi Rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama

daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami

hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama

15
mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak.Sehingga

kalau kita letakkan 2 jari dalam fornikxposterior dan tangan satunya

pada dinding perut atas simpisis, maka ismus ini tidak teraba seolah-

olah korpus uteri sekali terpisah dari uterus (Fatimah, 2017).

3) Tanda Chadwick

Tanda Chadwick adalah adanya hipervaskularisasi mengakibatkan

vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan

(livide).Warna porsio pun tampak livide, hal ini di sebabkan oleh

pengaruh hormon esterogen (Fatimah, 2017).

4) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak rata

tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya, hal ini

menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran

tersebut (Fatimah, 2017).

5) Tanda Braxton Hicks

Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau

pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras

karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa

kehamilan (Fatimah, 2017).

6) Goodle Sign

Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita

merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada

16
perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga (Fatimah,

2017).

7) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic

gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada

pagi hari.Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa

kehamilan sedini mungkin (Fatimah, 2017).

c. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh

pemeriksa yang dapat di gunakan untuk meneggakkan diagnose pada

kehamilan (Febrianti, 2019).

1) Terasa gerakan janin (Ballotement)

Gerakan janin pada primigravida dapat di rasakan oleh ibunya pada

kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan

16 minggu, karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu.

Pada bulan ke –IV dan V janin itu kecil jika dibandingkan dengan

banyaknya air ketuban, maka kalau Rahim di dorong atau di

goyangkan, maka anak melenting dalam Rahim. Ballottement ini

dapat di tentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang

melakukan pemeriksaan dalam (Febrianti, 2019).

2) Teraba bagian janin (Leopold)

17
Bagian-bagian jani secara obyektif dapat di ketahui oleh pemeriksa

dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua

(Febrianti, 2019).

3) Denyut jantung janin (DJJ)

Denyut jantung janin secara obyektif dapat di ketahui oleh pemeriksa

dengan menggunakan : FetalElectrocardiograph pada kehamilan 12

minggu, sistem Doppler pada kehamilan 12 minggu, Stetoskop

Laenec pada kehamilan 18-20 minggu (Febrianti, 2019).

4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan Rontgen

Pemeriksaan dengan menggunakan USG (Ultrasonografi) dapat

terlihat gambaan janin berupa ukuran kantong janin, panjangnya janin,

dan diameter Biparietalis hingga dapat di perkirakan tuanya

kehamilan (Febrianti, 2019).

2.1.4 Menentukan Usia Kehamilan


Cara menghitung usia kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu

menghitung berdasarkan HPHT, dengan mengukur tinggi fundus uteri,

dengan mengetahui pergerakan janin serta dengan USG(Sulistyawati,2015).

a) Rumus Naegele

Menurut Hanni dkk (2010) Usia kehamilan dihitung 280 hari. Patokan

HPHT atau TP (tafsiranpersalinan). HPHT adalah hari pertama haid

terakhir seorang wanita sebelum hamil. HPHT yang tepat adalah tanggal

dimana ibu baru mengeluarkan darah menstruasi dengan frekuensi dan

18
lama seperti menstruasi biasa. TP adalah tanggal taksiran perkiraan

persalinan ibu. Bisa ditentukan setelah HPHT ditetapkan. Berikut rumus

yang digunakan

1) Cara Maju : Menghitung hari yang sudah di lalui (HPHT ke Tanggal

Periksa)

2) Cara Mundur: Menghitung hari yang belum dilalui (tanggal periksa

ke TP)

3) Perkiraan Tanggal Persalinan

a. +7+9(untuk bulan Januari–Maret)

b.+7-3+1(untuk bulan April–Desember).

b) Gerakan pertama fetus

Diperkirakan terjadi gerakan pertama fetus pada usia kehamilan 16

minggu terdapat perbedaan. Namun perkiraan ini tidak tepat karena

perbedaan merasakan gerakan antara primigravida denganmultigravida.

Pada primigravida biasanya dirasakan pada usia 28 minggu, sedangkan

pada multigravida sekitar 16 minggu (Romauli,2016).

c) Perkiraan tinggi fundusuteri

19
Tabel 2. 1 PerkiraanTFU terhadap umur kehamilan
Umur Ukuran Panjang Uterus

kehamilan

12 minggu 1/3 diatas simpisis atau3 jari diatas

Simpisis

16 minggu ½ simpisis pusat

20 minggu 2/3 diatas simpisis atau 3 jari dibawah 20 cm

Pusat

24 minggu Setinggi pusat 23 cm

28 minggu 1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas 26 cm

Pusat

32 minggu ½pusat–processus xipoideus 30 cm

36 minggu Setinggi processus xipoideus 33 cm

40 minggu 2 jari dibawah Px

Sumber:Romauli,2016.

2.1.5 Perubahan Fisiologi dan Psikologi


a. Perubahan Fisiologi dalam kehamilan

1) Rahim atau Uterus

Awal kehamilan tuba falopi, ovarium dan ligamentum

rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus, sementara pada akhir

kehamilan akan berada sedikit diatas pertengahan uterus. Posisi

plasenta juga akan mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,

dimana bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta

akan bertambah besar lebih cepat sehingga membuat uterus tidak rata.

Seiring dengan perkembangan kehamilannya. Daerah fundus dan

korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk seperti pada usia

20
kehamilan 12 minggu. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan

terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya,

uterus akan menyentuh dinding abdominal, mendorong usus

kesamping atas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Pada

kahir kehamilan otot – otot uterus bagian atas akan berkontraksi

sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis (Walyani,

2015).

2) Serviks Uteri

Serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini

terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadi edema dapa

seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan

hyperplasia pada kelenjar serviks. Serviks merupakan organ yang

kompleks dan heterogen yang mengalami perubahan yang luar biasa

selama kehamilan dan persalinan. Bersifat seperti katup yang

bertanggung jawab menjaga janin dalam uterus sampai akhir

kehamilan dan selama persalinan. Serviks didominasi oleh jaringan

ikat fibrosa. Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraseluler

terutama mengandung kolagendengan elastin dan proteoglikan dan

bagian sel yang mengandungotot dan fibroblast, epitel serta pembuluh

darah (Yulizawati, 2017).

3) Vagina dan Vulva

21
Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh

darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan

kebiru-biruan (Marmi, 2016)

4) Sistem Darah

Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah

lebih banyak dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam

pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur hamil

32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25%

sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% (Fatimah,

2017).

5) Sistem Pernapasan

Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan

menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen meningkat

sebagai respons terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan

kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara janin membutuhkan

oksigen dan suatu cara untuk membuat karbo dioksida (Yulizawati,

2017).

6) Sistem Pencernaan

Fungsi saluran cerna selama masa hamil menunjukan

gambaran yang sangat menarik. Nafsu makan meningkat. Sekresi usus

berkurang. Fungsi hati merubah dan absorpsi nutrien meningkat. Usus

22
besar bergeser kearaah lateral atas dan postterior. Aktivitas peristaltik

(motilitas) menurun. Akibatnya, bising usus menghilang dan

kostipasi, mual, serta muntah umum terjadi. Aliran darah ke panggul

dan tekanan vena meningkat, menyebabkan hemoroid terbentuk pada

akhir kehamilan (Walyani, 2015).

7) Perubahan Pada Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi Karena pengaruh melanophone stimulating hormone

lobus anterior dan pengaruh kelenjar supranelis hiperpigmentasi ini

terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, aerola papilla mamae,

pada pipi (Cloasmagravidarum) (Fatimah, 2017).

b. Perubahan Psikologis dalam kehamilan

1) Trimester I

a) Esterogen dan progesteron yang meningkat menyebabkan

timbulnya rasa mual-mual di pagi hari, lemah, lelah, dan

membesarnya payudara.

b) Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya,

merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan.

c) Pada awal kehamilan, pusat pikiran ibu berfokus pada diri sendiri

dan pada realitas awal kehamilan itu sendiri.

d) Dia selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya

hamil.

23
e) Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu

diperhatikan dengan saksama.

f) Anak dipandang bagian dari seseorang.

Biasanya pada awal kehamilan, ibu berharap untuk tidak hamil,

baik dan berbahagia pada Trimester II (Fatimah, 2017).

2) Perubahan Psikologi Trimester II

a) Ibu biasanya sudah merasa sehat.

b) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat menggunakan

energi serta pikirannya secara lebih konstruktif.

c) Ibu sudah merasakan gerakan bayinya dan merasakan kehadiran

bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri.

d) Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa

tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan

merasakan meningkatnya libido (Yanti, 2017).

3) Perubahan Psikologi Trimester III

a) Bersama-sama dengan ibu merencanakan persalinan.

b) Ikut mewaspadai adanya komplikasi dan tanda-tanda bahaya.

Bersama-sama mempersiapkan suatu rencana apabila terjadi

komplikasi.

c) Mengajarkan kepada ibu tentang nutrisi, pertumbuhan bayi, dan

tandatanda bahaya (Yanti, 2017).

2.1.6 Jadwal Kunjungan Ibu Hamil


1. Kunjungan I (umur kehamilan0-16 minggu)

24
a. Penapisan dan pengobatan anemia

b. Perencanaan persalinan

2 Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (umur kehamilan 32

minggu)

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan

b. Penapisan preeklamsi, gameli, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan

c. Mengulang perencanaan persalinan.

3 Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)

a. Sama seperti kunjungan I dan III.

b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.

c. Memantapkan rencana persalinan.

d. Mengenali tanda-tanda persalinan (Saifuddin, 2016).

2.1.7 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Menurut Sulistyawati (2013) Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Sesuai


Tahap perkembangannya Trimester I,II,dan III yaitu sebagai berikut:

a. Status Gizi

Status gizi merupakan hal yang sangat penting diperhatikan


pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap
status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan
perkembangan janin. Pengaruh gizi pada kehamilan sangat penting.
Berat badan ibu hamilharus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan. Kenaikan berat badan yang ideal ibu hamil 7kg (untuk ibu
yang gemuk) dan 12,5kg jika kenaikan berat badan lebih dari normal,
dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan (pre-eklamsia),

25
anak yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persalinan.
Kebutuhan gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai
berikut :
1) Asam folat

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada

masa dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak,

kelainan neural, spinabifidaanen sepalus, baik pada ibu hamil

yang normal maupun beresiko. Asam folat juga berperan untuk

membantu memproduksi sel darah merah. Sintesis DNA pada

janin dan pertumbuhan plasenta. Pemberian multivitamin saja

tidak terbukti efektif untuk mencegah kelainan neural. Minimal

pemberian suplemen asam folat untuk preventif adalah 500

kilogram atau 0,5-0,8mg, sedangkan untuk kelompok dengan

faktor resiko adalah 4mg/hari. Karena kekurangan asam folat

dapat menyebabkan anemia pada ibu dan cacat pada bayi

yangdilahirkan.

2) Energi

Diet pada ibuhamil tidak hanya difokuskan pada tinggi

proteinnya saja tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan juga

protein.Hal ini juga efektif untuk menurunkan kelahiran

BBLRdan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil

adalah 285kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan

perubahan pada ibu.

3) Protein

26
Bagi ibu hamil protein sangat berguna untuk menambah jaringan

tubuh ibu. Seperti jaringan dalam payudara dan rahim.Protein

digunakan untuk pembuatan cairan ketuban. Protein bagi ibu

hamil diperoleh antara lain dari susu, telur, dan keju sebagai

sumber protein terlengkap.

4) Zat besi (Fe)

Setiap hari ibu hamil membutuhkan tambahan 700-800 mgzat

besi. Kebutuhan berzat tinggi ibu hamil lebih meningkat pada

kehamilan trimester II dan III. Zat besi bukan saja penting untuk

memelihara kehamilan. Ibu hamil yang kekurangan zat besi dapat

terganggu pada proses persalinan.Mungkin terjadi perdarahan

setelah persalinan.

5) Kalsium

Janin yang tumbuh harus banyak memerlukan banyak kalsium

untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu

hamil adalah 500mg/hari.

6) VitaminD

VitaminD berkaitan dengan zat kapur. Vitamin ini dapat

memasuki tubuh bayi. Jika ibu hamil kekurangan vitamin D,

maka anak akan kekurangan zat kapur. Pembentukan gigi-

geliginya tidak normal. Lapisan luar gigi anak tampak buruk.

7) Yodium

27
Yodium mencegah gondongan dan masalah lain pada orang

dewasa. Kurangnya yodium pada wanita hamil dapat

menyebabkan janin menderita kretenisme. Sebuah

ketidakmampuan yang mempengaruhi pemikiran.

8) Vitamin A

Vitamin A mencegah rabun ayam, kebutaan dan membantu tubuh

melawan infeksi. Seorang wanita memerlukan banyak vitamin A

selama kehamilan dan menyusui.

9) Mineral

Semua mineral dapat terpenuhi dengan makanan sehari-hari yaitu

buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak

dapat terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Kebutuhan besi

pada pertengahan kedua kehamilan kira-kira17 mg/hari. Untuk

memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg

perhari, untuk kehamilan kembar dan anemia dibutuhkan 60-100

mg/hari.

Pada wanita hamil dengan gizi buruk, perlu mendapatkan

gizi yang kuat baik jumlah maupun susunan menu atau

kualitasnya serta mendapat askes pendidikan kesehatan tentang

gizi. Akibat malnutrisi pada kehamilan yaitu berat otak dan

bagian-bagian otak kurang dari normal. Setelah lahir akan

menjadi intelegensia (IQ) dibawah rata-rata. Karena adanya

malnutrisi pada ibu hamil.Voume darah jadi berkurang,

28
alirandarah ke uterus dan plasenta berkurang, ukuran plasenta

berkurang, dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang

sehingga janin tumbuh lambat atau terganggu (IUGR). Ibu hamil

dengan kekurangan gizi cenderung melahirkan prematur atau

BBLR. Rata-rata kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-

20 kg atau 20,5 dari berat badan ideal sebelumnya. Proporsi

kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagaiberikut:

a. Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang dari 1 kg

karena berat badan ini hampir seluruhnya merupakan

kenaikan berat badan ibu.

b. KenaikanberatbadantrimesterIIadalah3kgatau0,3kg/minggu.

Sebesarkenaikan60%kenaikanberatbadaninikarenapertumbu

hanjaringanpadaibu.

c. Kenaikan berat badan trimester IIIadalah 6kg atau0,3-

0,5kg/minggu. Sebesar 60% kenaikan berat badan ini karena

pertumbuhan janin.Timbunan pada ibu lebih kurang 3kg.

Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari:

1) Berat badan dilihat dari bodymassindex(IMT)

Perhitungan IMT diperoleh dengan memperhitungkan

berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi

badan dalam meter kuadrat. Indikator penilaian untuk IMT

adalah sebagai berikut:

29
Tabel 2. 2 Indikator penilaian IMT

NilaiIMT Kategori

Kurang dari 20 Underweight/ dibawah normal

20–24,9 Desirable /normal

25–29,9 Moderateobesity/lebih dari normal

Over30 Severeobesity/ sangat gemuk

Sumber:Romauli,2011.

2) Ukurang LingkarLengan Atas (LILA)

Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada

wanita dewasa atau usia reproduktif adalah 23,5cm.Jika

ukuran LILA kurang dari 23,3 cm maka interpretasinya

adalah kurang energi kronis (KEK).

3) Kadarhemoglobin (Hb)

Nilai normal kadar hemoglobin padai bu hamil 10,5-

14,0gr%. Dikatakan tidak normal apabila kadar Hb kurang

dari 10,5gr%.

4) Personal Hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi

dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah

dada, daerah genetalia) dengan caradibersihkan dengan air

dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat

30
perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,

terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.Rasa mual

selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene

mulutdandapat menimbulkan kariesgigi.

5) Istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan

istirahat yang teraturkhususnya seiring kemajuan

kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan

dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat

meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk

kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur

pada malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat

dalam keadaan rilaks pada siang hari selama 1 jam (Romauli,

2011).

2.1.8 Tanda Bahaya Kehamilan

a. Perdarahan pervaginam.

b. Sakit kepala yang hebat.

c. Penglihatan kabur.

d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan.

e. Keluar cairan vervaginam.

f. Gerakan janin tidak terasa.

g. Nyeri abdomen yang hebat (Walyani, 2015).

31
2.1.9 Standar minimal asuhan kebidanan
Menurut Walyani (2016) pelayanan minimal 5T , meningkat menjadi 7T,

dan sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik

malaria menjadi 14T, yakni:

1. Timbang berat badan dan tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran

<145 cm, berat badan ditimbang setiap ibu datau atau berkunjung untuk

mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil

normal rata-rat antara 6,5 kg sampai 16 kg.

2. Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah

yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan

preeklamsi. Apabila turun di bawah nomor kita pikirkan kearah anemia.

Tekanan darah normal berkisar systole/diastole: 110/80 – 120/80

mmHg.

3. Pengukuran tinggi fundus uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakka titik nol pada tepi atas sympisis

dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).

No TFU ( cm ) Umur kehamilan (minggu)

1 12 cm 12 ( 2-3 jari diatas Symfisis Pubis)

2 16 cm 16 ( ½ Symfisis Pubis)

32
3 20 cm 20 ( 3 jari bawah Pusat)

4 24 cm 24 ( Setinggi Pusat)

5 28 cm 28 ( 3 jari diatas Pusat)

6 32 cm 32 ( ½ Pusat- Pros. Xypoideus)

7 36 cm 36 ( 3 jari di bawah Pros.


Xypoideus)
8 40 cm 40 ( ½ Pusat Pros. Xypoideus)

4. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,

karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan

pertumbuhan janin.

5. Pemberian imunisasi TT

Untuk melindungan dari tetanus neonatorium Efek samping TT yaitu

nyeri, kemerah-kemerahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat

penyuntikan.

Imunisasi Interval Perlindungan Masa


(%) Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada

ANC pertama

TT 2 4 minggu setelah 80 % 3 tahun

TT 1

33
TT 3 6 minggu setelah 95 % 5 tahun

TT 2

TT 4 1 minggu setelah 99 % 10 tahun

TT 3

TT 5 1 minggu setelah 99 % 25

TT 4 tahun/seumur

hidup

6. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama

kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah

salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

7. Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine

ini untuk mendeteksi ibu hamil ke arah preklamsi.

8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratoty (VDRL) untuk

mengetahui adanya treponema pellidum/ penyakit menular seksual,

antara lain syphilish.

9. Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu

dengan indikasi penyakit gula/DM atau penyakit gula pada keluarga ibu

dan suami.

34
10. Perawatan payudara

Melindungi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara

yang ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara

adalah :

a. Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu

b. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu (pada

putting susu terbenam)

c. Meransang kelenjar – kelenjar susu sehingga produksi ASI

lancar.

d. Mempersiapkan ibu dalam laktasi

11. Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat

pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit.

12. Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil

didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria

yaitu panas tinggi disertai menggigil.

13. Pemberian kapsul minyak beryodium

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat

kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang

ditandai dengan :

a. Gangguan fungsi mental

35
b. Gangguan fungsi pendengaran

c. Gangguan pertumbuhan

d. Gangguan kadar hormon yang rendah

14. Temu wicara

a. Definisi konseling

Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong

orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai

dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapinya.

b. Prinsip-prinsip konseling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu :

1) Keterbukaan

2) Empati

3) Dukungan

4) Sikap dan respon positif

5) Setingkat atau sama derajat

c. Tujuan konseling pada anternatal care

1) Membantu ibu hamil memahami kehamilan dan sebagai upaya

preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan

kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau

tindakan klinik yang mungkin diperlukan (Saryono, 2017).

36
2.1.10 Jadwal Pemeriksaan Antenatal
Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 6 kali kunjungan ibu

hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Dua kali pada trimester pertama

b. Satu kali pada trimester dua

c. Tiga kali pada trimeter tiga

2.1.11 Langkah-langkah asuhan antenatal :


a. Sapa ibu dan keluarganya, buat mereka merasa nyaman.

b. Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dengan cara mendengarkan

dengan teliti (melakukan anamnesa).

c. Melakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari :

1) Keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk tinggi badan,

berat badan.

2) Status obstetrik berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi.

3) Melakukan pemeriksaan leopold I-IV yaitu :

(a) Leopold I:

Kaki pasien dibengkokkan pada lutut dan lipatan paha, bidan di

sebelah kanan pasien dan melihat kearah muka pasien. Rahim di

bawah ke tengah dan tentukan tinggi fundus uteri serta tentukan

bagian apa dari janin dan juga untuk menentukan usia kehamilan.

(b) Leopold II

37
Kedua tangan pindah ke samping menentukan bagian punggung

janin dan ektremitas janin.

(c) Leopold III

Gunakan satu tangan, tentukan bagian bawah antara ibu jari dan

jari lainnya untuk merasakan apakah bagian terbawah janin masih

bisa di goyangkan atau tidak.

(d) Leopold IV

Tentukan apakah bagian terbawah janin apakah sudah masuk

pintu atas panggul (PAP) dan seberapa masuk bagian janin

kedalam rongga panggul.

d. Pemeriksaan auskultasi

Dilakukan dengan menggunakan stetoskop, monoral, Dopller untuk

memeriksa dan mendengar frekuensi detak jatung janin.

e. Melakukan pemeriksaan laboratorium.

f. Memberikan konseling tentang seperti gizi, latihan senam hamil,

perubahan psikologis, antisipasi jika ada tanda bahaya kehamilan,

merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang aman dan bersih,

menjaga kebersihan diri, perawatan payudara, memberikan tablet Fe,

imunisasi TT, menjadwalkan kunjungan pemeriksaan selanjutnya, dan

mendokumentasikan kunjungan.

38
2.1.12 Pemeriksaan Penunjang
a. Hematologi Lengkap

Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan tes yang digunakan untuk

mendeteksi adanya kelainan pada darah dan komponennya yang dapat

menggambarkan kondisi tubuh secara umum. Hematologi lengkap dapat

dilakukan selama kehamilan pada trimester pertama, trimester kedua dan

saat persalinan.

b. Glukosa

Pemeriksaan laboratoium selama kehamilan ini untuk

mengetahui kadarglukosa (gula) dalam darah.

c. Virus Hepatitis

Virus hepatitis sangat potensial untuk ditularkan kepada di dalam

kandungan, maka pemeriksaan laboratorium penting dilakukan selama

kehamilan.

d. Serologi

Pemeriksaan marker infeksi VDRL dan TPHA untuk mendeteksi adanya

sifilis, jika terinfeksi dapat menyebabkan cacat pada janin.Jika terdeteksi

maka segera dilakukan terapi.

e. Anti HIV

Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency Virus) bertujuan

mendeteksi adanya infeksi virus HIVyang berpotensi menular pada

janin. Jika ibu hamil terinfeksi HIV harus segera diterapi dengan

antivirus dan persalinannya dilakukan secara bedah sesar untuk

mencegah bayi tertular virus HIV.

39
f. Urine (Urinalisa)

Tujuan dari pemeriksaan laboratorium ini yaitu untuk mendeteksi infeksi

saluran kemih dan kelainan lain di saluran kemih serta kelainan sistemik

yang bermanifestasi di urine/air seni. Jika infeksi di saluran kemih tidak

diobati, dapat menyebabkan kontraksi dan kelahiran prematur atau

ketuban pecah dini.Tes ini dilakukan pada trimester pertama atau

kedua kehamilan.

g. Hormon Kehamilan

Tes ini dilakukan pada trimester pertama, yang terdiri dari pemeriksaan

laboratorium :

1) Hormon HCG darah, yaitu hormon kehamilan dalam darah untuk

mendeteksi kehamilan ditrimester awal yang meragukan karena

belum tampak pada USG.

2) Hormon Progesteron: Hormon yang mensupport kehamilan, untuk

mendeteksi apakah hormon ini cukup kadarnya atau perlu suplemen

progesteron dari luar.

3) Hormon Estradiol: hormon yang mensupport kehamilan, untuk

mendeteksi apakah kadarnya normal atau tidak.

h. Virus TORCH

Pemeriksaan laboratorium yang penting selama kehamilan lainnya yaitu

pemeriksaan TORCH.TORCH adalah penyakit-penyakit yang dapat

menyebabkan kelainan bawaan/cacat pada janin bila ibu hamil mengidap

penyakit tersebut. Pemeriksaan TORCH terdiri dari toksoplasma,

40
rubella, CMV dan herpes.Infeksi TORCH dapat terdeteksi dari adanya

antibodi yang muncul sebagai reaksi terhadap infeksi.

2.1.13 Komplikasi
a) Syok

Syok adalah gangguan sirkulasi darah kejaringan sehingga kebutuhan

oksigen tidak terpenuhi. Jenis syok yaitu :

1) Syok Hemorogik : syok karena perdarahan yang banyak.

2) Syok Neurologik : karena rasa sakit yang hebat.

3) Syok Kardiogenik : syok karena kontraksi otot jantung.

4) Syok Endotoksik atau septik : gangguan menyeluruh pembuluh darah

di sebabkan oleh lepasnya toksin.

5) Syok Anafilatik : karena alergi atau hipersensitivitas terhadap obat-

obatan.

b) Emboli air ketuban

Yaitu masuknya cairan amnion kedalam sirkulasi ibu sehingga

menyebabkan kolaps pada ibu pada waktu persalinan.

c) Perdarahan pada masa kehamilan muda

1) Abortus : pengeluaran jasil konsepsi sebelum janin dapat hidup

diluar kandungan.

2) Kehamilan ektopik : pertumbuhan sel telur yang telah di buahi, tidak

menempel pada dinding endometrium kavum uteri. 95% kehamilan

ektopik terjadi di tubafallopi.

41
3) Molahidatidosa : kehamilan berkembang tidak wajar dimana tidak

ditemukan janin dan hampir seluruh vili karialis mengalami

perubahan berupa degenerasi hidropik.

d) Perdarahan pada kehamilan lanjut

1) Plasentaprevia : plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah

Rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri

internum.

2) Solusioplasenta : lepasnya plasenta dari dinding Rahim bagian dalam

sebelum persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian.

e) Kelainan – kelainan pada janin

1) Teratoma : teratoma di sebut juga dengan fetus atau in fetu yaitu bayi

di dalam bayi, merupakan penyakit sejenis tumor yang terletak pada

tulang ekor.

2) Fetus kompresus : merupakan janin kecil yang mengalami

pembusukan atau mumifikasi dan biasanya ditemukan karena matinya

salah satu bayi kembar.

3) Sindrom edwar : kelainan pada janin karena kromosom janin

mengalami kelainan.

4) Sindrom patau (trisomy) : salah satu penyakit yang melibatkan

kromosom, yaitu struktur yang membawa informasi genetik seseorang

dalam gen.

5) Talasemia : salah satu kelainan pada janin yaitu memiliki ciri-ciri

dimana tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb)

42
sehingga penderita mengalami anemia berat akibatnya harus transfusi

darah seumur hidup.

6) Fenilketinoria : gangguan metabolisme salah satu jenis asam amino

pembentuk protein yaitu fenilalanin yang menyebabkan hambatan

atau radiasi mental.

7) Oligohidramnion : suatu kondisi yang ditandai dengan jumlah cairan

ketuban yang terlalu sedikit di sekeliling janin sewaktu kehamilan.

8) Anensefalus : merupakan suatu kelainan yang terjadi pada awal

perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan

pembentuk otak dan korda spinalis.

9) Akondroplasta : kelainan kekerdilan yang di sebabkan oleh gangguan

osifikasi endokondral akibat mutasi gen.

10) Gastroskisis dan omfalokel : dua jenis defek dinding abdomen

kongenital yang paling sering ditemukan. Gastrokisis adalah

keluarnya usus akan berada di luar rongga perut, sedangkan omfalokel

adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar.

11) IUGR (Intra Uterin Growth Restriction) : kondisi dimana janin lebih

kecil dari yang di harapkan untuk jumlah bulan kehamilan atau tidak

sesuai dengan umur kehamilan.

12) IUFD (Intra Uterine Fetal Death) : yakni kematian yang terjadi saat

usia kehamilan lebih dari 20 minggu biasanya pada Trimester kedua

dan tidak ada tanda-tanda kehidupan janin dan belum di keluarkannya

43
janin dengan sempurna dari ibunya dimana janin sudah mencapai

ukuran 500 gram atau lebih (Feryanto, 2016).

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan Persalinan

a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan

serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

janinnya melaui jalan lahir. Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering

diartikan serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan,

disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan

atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Kurniarum,2016).

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun dalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi

yang cukup bulan atau plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui

jalan lahir atau bukan jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan

(kekuatan sendiri). Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada

usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) kemudian

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum masuk

inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks

(Mutmainnah, 2017).

44
a. Etiologi Persalinan

Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya

banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi

persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar

progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori

prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan

adalah sebagai berikut :

1) Penurunan KadarProgesteron


Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya

estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan

terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam

darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun

sehingga timbul his.

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28

minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami

penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin.

Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesterone tertentu.

2. Teori Oxitosin

45
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah

sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.

Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin

bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu

terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.

3. Keregangan Otot-otot.

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung,

bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul

kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim,

maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-

otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi

kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses

persalinan.

4. Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga

memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih

lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian

kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya

) persalinan.

46
5. Teori Prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan

oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang

diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan

kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian

prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim

sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap

sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan

adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun

daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama

persalinan.

b. Tahapan Proses Persalinan


Pada persalinan normal dibagi menjadi 4 kala yang berbeda, yaitu :

1) Kala I

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap

(10 cm) dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

a) Fase laten persalinan

Awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan serviks kurang dari

4 cm, biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam (Legawati,

2018).

47
b) Fase Aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung

selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya

dengan kecepatan 1 cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10

cm). terjadi penurunan bagian terbawah janin berlangsung selama 6

jam (Legawati, 2018) dan di bagi atas 3 fase yaitu :

(1) Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan

menjadi 4 cm.

(2) Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam

pembukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm.

(3) Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi 10 cm / lengkap (Walyani, 2016)

membukaAsuhan yang diberikan pada Kala I yaitu:

a). Penggunaan Partograf

Merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan

observasi atau riwayat dan pemeriksaan fisik pada ibu dalam

persalinan dan alat penting khususnya untuk membuat keputusan

klinis selama kala I.

Kegunaan partograf yaitu mengamati dan mencatat

informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks

selama pemeriksaan dalam, menentukan persalinan berjalan normal

48
dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat

deteksi dini mengenai kemungkinan persalina lama dan jika

digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan

membantu penolong untuk pemantauan kemajuan persalinan,

kesejahteraan ibu dan janin, mencatat asuhan yang diberikan selama

persalinan dan kelahiran, mengidentifikasi secara dini adanya

penyulit, membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu,

partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase aktif kala I,

tanpa menghiraukan apakan persalinan normal atau dengan

komplikasi disemua tempat, secara rutin oleh semua penolong

persalinan . (Sulis Diana, 2019)

Gambar 2. 2 Partograf

a) Penurunan Kepala Janin

49
Penurunan dinilai melalui palpasi abdominal.

Pencatatan penurunan bagian terbawah atau presentasi janin,

setiap kali melakukan pemeriksaan dalam atau setiap 4 jam, atau

lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit. Kata-kata "turunnya

kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang

sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda "O" pada

garis waktu yang sesuai.Hubungkan tanda "O" dari setiap

pemeriksaan dengan garis tidak terputus.

b) Kontraksi Uterus

Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap

jam fase laten dan tiap 30 menit selam fase aktif. Nilai frekuensi

dan lamanya kontraksi selama 10 menit. Catat lamanya

kontraksi dalam hitungan detik dan gunakan lambang yang

sesuai yaitu: kurang dari 20 detik titik-titik, antara 20 dan 40

detik diarsir dan lebih dari 40 detik diblok. Catat temuan-

temuan dikotak yang bersesuaian dengan waktu penilai.

c) Keadaan Janin

1) Denyut Jantung Janin ( DJJ )

Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30

menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin).Setiap

kotak pada bagian ini menunjukkan waktu 30 menit.Skala

angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ.Catat

DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai

50
dengan angka yang menunjukkan DJJ, kemudian hubungkan

titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak

terputus.Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di

antara garis tebal angka l80 dan100, tetapi penolong harus

sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160

kali/menit.

2) Warna dan Adanya Air Ketuban

Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan

dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban

pecah.Gunakan lambang-lambang seperti U (ketuban utuh

atau belum pecah), J (ketuban sudah pecah dan air ketuban

jernih), M (ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium), D (ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur darah) dan K (ketuban sudah pecah dan tidak ada

air ketuban atau kering).

3) Molase Tulang Kepala Janin

Molase berguna untuk memperkirakan seberapa jauh

kepala bisa menyesuaikan dengn bagian keras panggul.

Kode molase (0) tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura

dengan mudah dapat dipalpasi,

• Tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan,

• Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi

masih bisa dipisahkan,

51
• Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan

tidak bisa dipisahkan.

d) Keadaan ibu

Hal yang diperhatikan yaitu tekanan darah, nadi, dan

suhu, urin (volume,protein), obat-obatan atau cairan IV, catat

banyaknya oxytocin pervolume cairan IV dalam hitungan tetes

per menit bila dipakai dan catat semua obat tambahan yang

diberikan.

e) Informasi tentang ibu

Nama dan umur, GPA, nomor register, tanggal dan

waktu mulai dirawat, waktu pecahnya selaput ketuban. Waktu

pencatatan kondisi ibu dan bayi pada fase aktif adalah DJJ tiap

30 menit, frekuensi dan lamanya kontraksi uterus tiap 30 menit,

nadi tiap 30 menit tanda dengan titik, pembukaan serviks setiap

4 jam, penurunan setiap 4 jam, tekanan darah setiap 4 jam tandai

dengan panah, suhu setiap 2 jam,urin, aseton, protein tiap 2 - 4

jam (catat setiap kali berkemih)

f) Memberikan Dukungan Persalinan

Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan ciri

pertanda dari kebidanan, artinya kehadiran yang aktif dan ikut serta

dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sibuk,

maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang

52
hadir dan membantu wanita yang sedang dalam persalinan. Kelima

kebutuhan seorang wanita dalam persalinan yaitu asuhan tubuh atau

fisik, kehadiran seorang pendamping, keringanan dan rasa sakit,

penerimaan atas sikap dan perilakunya serta informasi dan

kepastian tentang hasil yang aman.

g) Mengurangi Rasa Sakit

Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit saat

persalinan adalah seseorang yang dapat mendukung persalinan,

pengaturan posisi relaksasi dan latihan pernapasan, istirahat dan

privasi, penjelasan mengenai proses, kemajuan dan prosedur.

h) Persiapan Persalinan

Hal yang perlu dipersiapkan yakni ruang bersalin dan asuhan

bayi baru lahir, perlengkapan dan obat esensial, rujukan (bila

diperlukan), asuhan sayang ibu dalam kala 1, upaya pencegahan

infeksi yang diperlukan.

4) Kala II

a) Pengertian Kala II

Kala II adalah saat keluarnya janin. Dimulai saat serviks sudah

berdilatasi penuh dan ibu merasakan dorongan untuk mengejan

untuk mengeluarkan bayinya. Kala ini berakhir pada saat bayi lahir

(Fraser, 2011). Lama pada kala II ini pada primi dan multipara

berbeda yaitu :

(1) Primipara kala II berlangsung 1,5 jam – 2 jam.

53
(2) Multipara kala II berlangsung 0,5 jam – 1 jam (Walyani, 2016)

b) Mekanisme Persalinan Normal

Proses persalinan terjadi akibat adanya beberapa pergerakan janin

saat masih berada di dalam perut. Pergerakan itu disebut mekanisme

persalinan yang dimulai dari,

1) Turunnya kepala

Turunnya kepala dapat dibagi dalam beberapa proses, yaitu :

a) Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul

Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primi

gravida sudah terjadi bulan terakhir dari kehamilan tetapi

pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan

persalinan.Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul

biasanya dengan sutura sagittalis melintang dan dengan fleksi

yang ringan.

Kalau sutura sagittalis terdapat dalam diameter

anteroposterior dari pintu atas panggul maka masuknya

kepala tentu lebih sukar karena menempati ukuran yang

terkecil dari pintu atas panggul.

Kalau sutura sagittalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir

ialah tepat diantara symphysis dan promontorium maka

dikatakan kepala dalam synclitismus. Pada syinclitismus os

parietale depan dan belakang sama tingginya. Juika sutura

sagittalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak

54
kebelakang mendekati promontorium maka kita hadapi

asynclitismus (Kurniarum,2016).

Gambar 2. 3 Sinclitismus

Gambar 2. 4 Asinclitismus Anterior

Gambar 2. 5 Asinclitismus Posterior

b) Majunya kepala

Pada primipara majunya kepala terjadi setelah kepala

masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada

55
kala II.Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan

masuknya kepala kedalam rongga panggul terjadi bersamaan.

Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang

lain ialah fleksi, putaran paksi-dalam dan ekstensi.

Yang menyebabkan majunya kepala ialah :

(1) Tekanan cairan intrauterine.

(2) Tekanan langsung oleh fundus pada bokong.

(3) Kekuatan mengejan.

(4) Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

c) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah

hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubu-ubun

besar. Keuntungandari bertambahnya fleksi ialah ukuran

kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir, diameter

suboccipito-bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter

suboccipito-frontalis (11 cm).

Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan

sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir atas panggul,

serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat kekuatan

ini adalah terjadinya fleksi, karena momentum yang

menimbulkan defleksi (Wirakusumah, 2017).

56
Gambar 2. 6 Kepala Fleksi
d) Putaran paksi dalam

Putaran paksi dalam ialah pemutaran bagian depan

sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan

memutar ke depan ke bawah symphysis. Pada presentasi

belakang kepala bagian yang terendah ialah daera ubun-ubun

kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke bawah

symphysis.

Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala

karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk

menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.

Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri, tetapi selalu

bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi seelum

kepala sampai ke Hodge III, kadang-kadang baru setelah

kepala sampai di dasar panggul (Kurniarum,2016).

57
Gambar 2. 7 Putaran Paksi Dalam
e) Ekstensi

Setelah putaran paksi dalam, kepala yang berada pada

posisi fleksi maksimal mencapai vulvadan mengalami

ekstensi.Jika kepala yang mengalami fleksi maksimal saat

mencapai dasar pelvis, tidak mengalami ekstensi tetapi

berjalan turun dapat merusak bagian posterior perineum dan

tertahan oleh jaringan perineum.Ketika kepala menekan dasar

pelvis, terdapat dua kekuatan.Kekuatan pertama ditimbulkan

oleh uterus bekerja kearah posterior dan kekuatan kedua

ditimbulkan oleh daya resistensi dasar pelvis dan simfisis

bekerja lebih kearah posterior.

Dengan distensi progresif perineum dan pembukaan

vagina bagian oksiput perlahan-lahan akan semakin terlihat.

Kepala lahir dengan ururtan oksiput, bregma, dahi, hidung,

58
mulut dan dagu melewati tepi anterior perineum

(Kurniarum,2016).

f) Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali

kea rah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher

yan terjadi karena putaran paksi dalam.Gerakan ini disebut

putaran restitusi (putaran balasan/putaran paksi luar).

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala

berhadapan dengan tuber ischiadicum sefihak.Gerakan yang

terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan

disebabkan karena ukuran bahu (diameter bisacromial)

menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu

bawah panggul (Kurniarum,2016).

59
Gambar 2. 8 Kepala Janin Defleksi dan Putaran Paksi Luar

Gambar 2. 9 Kelahiran bahu depan kemudian bahu belakang


5) Kala III

a) Pengertian Kala III

Kala III adalah pemisahan dan keluarnya plasenta dan membran,

pada kala tiga ini, juga dilakukan pengendalian perdarahan. Kala ini

berlangsung dari lahirnya bayi sampai plasenta dan membran

dikeluarkan (Fraser, 2011).

b) Tanda kala III terdiri dari 2 fase :

(1) Fase Pelepasan Uri

(a) Shultze

Data ini sebanyak 80 % yang lepas terlebih dahulu di tengah

kemudian terjadi retoroplasenterhematoma yang menolak

uri mula – mula di tengah kemudian seluruhnya. Menurut

60
cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan

banyak setelah uri lahir.

(b) Dunchan

Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih

dahulu dari pinggir (20%), darah akan mengalir semua

antara selaput ketuban.

(c) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta (Walyani,

2016).

(2) Fase Pengeluaran Uri

(a) Kustner

Meletakkan tangan dengan tekanan pada/di atas simfisis,

tali pusat diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum

lepas, bila tali pusat diam dan maju (memanjang) berarti

plasenta sudah terlepas.

(b) Klien

Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat

kembali berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah

terlepas.

(c) Strastman

Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat

bergetar berarti belum lepas, bila tidak bergetar berarti

sudah terlepas.

(d) Rahim menonjol di atas symfisis.

61
(e) Tali pusat bertambah panjang.

(f) Rahim bundar dank eras.

(g) Keluar darah secara tiba – tiba (Walyani, 2016).

c) Pemantauan Kala III

(1) Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua.

Jika ada maka tunggu sampai bayi kedua lahir.

(2) Menilai apakah bayi beru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak

rawat bayi segera (Kurniarum, 2016).

6) Kala IV

a) Pengertian Kala IV

Lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Hal ini

merupakan paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung,

pemantauan dilakukan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran

plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi

ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering, observasi dilakukan

intensif pada perdarahan yang terjadi. Observasi yang dilakukan :

tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda vital, kontraksi

uterus, perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak

melebihi 400-500 cc (Kurniarum, 2016).

b) Pemantauan Yang Dilakukan Kala IV

62
a. Kontraksi Rahim

Kontraksi dapat diketahui dengan palpasi. Setelah plasenta lahir

dilakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus

berkontraksi. Dalam evaluasi uterus yang perlu dilakukan

adalah mengobservasi kontraksi dan konsistensi uterus.

Kontraksi uterus yang normal adalah pada perabaan fundus uteri

akan teraba keras. Jika tidak terjadi kontraksi dalam waktu 15

menit setelah dilakukan pemijatan uterus akan terjadi atonia

uteri.

b. Perdarahan

Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa

c. Kandung kemih

Kandung kemih: harus kosong, kalau penuh ibu diminta untuk

kencing dan kalau tidak bisa lakukan kateterisasi. Kandung

kemih yang penuh mendorong uterus keatas dan menghalangi

uterus berkontraksi sepenuhnya.

d. Luka-luka: jahitannya baik/tidak, ada perdarahan/tidak.

Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan

vagina. Nilai perluasan laserasi perineum. Uri dan selaput

ketuban harus lengkap

e. Keadaan umum ibu: tensi, nadi, pernapasan, dan rasa sakit

(Kurniarum, 2016)

63
c. Penapisan Ibu Bersalin
Pengkajian ibu bersalin yang harus dilakukan dengan menentukan adanya

18 penapisan yaitu:

Tabel 2. 3 Penapisan Ibu Bersalin

No Temuan/anamnesis Diagnosa Rencana Asuhan

1. Riwayat bedah operasi Bedah Caesar 1. segera rujuk, dampingi

ibu ke tempat rujukan

2. Perdarahan pervaginam a. palsentaprevia 1. jangan melakukan

b. solusio plasenta pemeriksaan dalam

2. baringkan ibu ke sisi kiri

3. pasang infus NS

4. rujuk ke fasiltas yang

terdapat bedah sesar,

dampingi ibu.

3. Uk>37minggu Premature 1. segera rujuk ke fasilitas

PGDON

2. dampingi ibu ke tempat

rujukan

4. Ketuban pecah di sertai Ketuban pecah dini 1. baringkan ibu posisi kiri

dengan meconim 2. DJJ

3. Rujuk ke tempat rujukan

bawa partusset

5. Ketubanpecah>24jam Ketubanpecahdini Segera rujuk

6. Ketuban pecah pada Ketubanpecahdini Segera rujuk

persalinan kurang bulan

7. Demam,suhu>38˚C Infeksi 1. baringkan ibu posisi kiri

2. infus NS

64
8. Sistolik>160mmHg Preeclampsia 1. baringkan ibu posisi kiri

distolik>110mmHg 2. infus NS

3. MgsO420%iv

4. MgsO415%im

5. Segera rujuk

9. TFU<20cm>40cm a. polihidraniom 1. baringkan ibu posisi kiri

b. gemeli 2. DJJ

c. hidrochepalus 3. Rujuk ke tempat rujukan

Bawa partusset

10 DJJ>120<100x/menit gawatjanin 1. baringkan ibu posisi kiri

2. infus NS

3. teknik relaksasi

4. segera rujuk

11 Primipara penurunan kepala CPD 1. baringkan ibu posisi kiri

5/5 bagian 2. segera rujuk

12 Presentasi ganda/majemuk a. Sungsang 1. baringkan ibu posisi kiri

b. Lintang 2. segera rujuk

13 Saat periksa dalam ada Tali pusat periksa dengan sarung

bagian kecil mengikuti Menumbung tangan DTT, jauhkan kepala

janin dari tali pusat

14 Pembukaan> 8 jam Fase laten 1. baringkan ibu posisi kiri

Memanjang 2. segera rujuk

15 Seklera kuning Ikterus 1. baringkan ibu posisi kiri

2. segera rujuk

16 Hb>7gr Anemiaberat 1. baringkan ibu posisi kiri

2. segera rujuk

17 Pembukaan serviks melewati garis Partuslama 1. baringkan ibu posisi kiri

waspada Pembukaan serviks 2. segera rujuk

>1cm/1jam

65
18 Nadi > 110x/menit Syok 1. baringkan ibu posisi kiri

Pusing keringat dingin napas > 2. posisi trendelebug

30x/menit 3. infus RL/NS

4. segera rujuk

Sumber:APN,2011

66
Gambar 2. 10 Partograf

d. Posisi Posisi yang digunakan saat Persalinan


Bagian dari pelaksanaan asuhan sayang ibu adalah membiarkan pasien

67
memilih posisi untuk meneran selain posisi telentang atau litotomi.

Tabel 2. 4 Posisi Yang Digunakan Saat Persalinan

Posisi Keuntungan Gambar

Meneran

Jongkok Memaksimalkan sudut dalam lengkungan carus

yang memungkinkan bahu turun panggul dan bukan

terhalang (macet) di atas simfisispubis.

Setengah duduk Membantu dalam penurunan janin dengan kerja

gravitasi, menurunkan janin ke panggul dan terus ke

dasar panggul. Lebih mudah bagi bidan untuk

membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati

atau mensupport perineum.

Berdiri Pasien bisa lebih megosongkan kandung kemihnya

dan kandung kemih yang kosongakan memudahkan

penurunan kepala, memperbesar ukuran panggul,

menambah

28% ruang outletnya.

Merangkang Membantu kesehatan janin dalam penurunan lebih

dalam ke panggul. Baik untuk persalinan dengan

punggung yang sakit, membantu janin dalam

melakukan rotasi, peregangan minimal pada

perineum.

68
Miring kekiri Oksigenasi janin maksimal karena dengan miring

kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih

lancar,memberi rasa santai bagi ibu yang

letih, mencegah terjadinya laserasi.

Sumber:Sulistyawati,2013

e. Penggunaan Partograf
1. Definisi

Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dilakukan

olehDepartemenKesehatanIndonesia,antaralaintelahdilakukanpelatiha

n penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal bagibidan,

dimana pelatihan tersebut salah satunya adalah penggunaanpartograf

pada proses pertolongan persalinan. Adapun penggunaan partograf

sudah tercantum pula pada tujuan pelatihan Asuhan Persalinan Normal

yang merupakan program Departemen Kesehatanyaitu sebagai alat

bantu dalam membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan

penatalaksanaan persalinan (Indrawati, dalam Jurnal Pelaksanaan

Pendokumentasian Lembar Partograf dalam Memonitor Persalinan di

RSUDKotaSurakarta,2012).

Partograf adalah alat bantu yang digunakan untuk memantau

kemajuan persalinan apakah proses persalinan berjalan secara normal

dan dapat melakukan deteksi dini pada setiap kemungkinan terjadinya

partus lama (Rukiyah;dkk, 2012).

2. Partograf

Dapat digunakan untuk mendeteksi dini masalah dan penyulit

69
dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin menatalaksanakan

masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Instrumen

ini merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan

penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap (Larasati,2012).

Rukiah dkk (2012) menyatakan bahwa tujuan penggunaan

partograf adalah sebagai berikut :

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan

b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal atau

tidak

c. Data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu dan

kondisi bayi

d. Sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan mengenai

perjalanan persalinan.

3. Sulistyawati (2010) menyatakan bahwa penggunaan partograf adalah

sebagai berikut :

a) Selama kala I fase laten

Selama fase ini ditulis di lembar observasi. Yang dicatat antara lain

DJJ, frekuensi dan lamanya his, serta nadi dipantau setiap ½jam.

Pembukaan serviks dan penurunan kepala janin setiap 4jam.

Tekanan darah, suhu, produksi urin, aseton dan protein setiap2 jam.

b) SelamakalaIfaseaktif

Pencatatan selama fase aktif persalinan yaitu menggunakan

partograf. Hal-hal yang dicatat antara lain:

70
1 Informasi tentang ibu yaitu identitas ibu

2. Kondisi janin:DJJ, warna dan adanya air ketuban, dan

penyusupan(molage)

3. Kemajuan persalinan : pembukaan serviks, penurunan bagian

terbawah janin atau presentasi janin serta garis waspada dan

garis bertindak.

4. Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Jika ibu mendapatkan tetesan (drip) oksitosin dokumentasikan

tiap 30 menit, jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume

cairan IV dan dalam satuan tetesan permenit.

5. Kesehatan dan kenyamanan ibu: nadi, tekanan darah dan

temperature tubuh.Volume urine, protein,dan aseton.

2.3 Konsep Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

1) Pengertian Nifas
Masa nifas (purperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Purperium yaitu dari

kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, puerpurium berarti

masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungankembali seperti pra hamil.

Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post partum

sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus

71
terselenggarakan pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan

bayi(Febrianti dan Aslina, 2019).

2) Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas


a. Sistem kardiovaskuler

1) Volume darah

Perubahan pada volume darah tergantung pada beberapa

variabel. Contohnya kehilangan darah selama persalinan, mobilisasi

dan pengeluaran cairan ekstravaskuler mengakibatkan perubahan

volume darah tetapi hanya sebatas pada volume darah total.

Kemudian, perubahan cairan tubuh normal mengakibatkan suatu

penurunan yang lambat pada volume darah. Dalam 2-3 minggu,

setelah persalinan volume darah sering menurun sampai pada nilai

sebelum kehamilan (Lowdermilk, 2013).

2) Cardiac Output

Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II

persalinan. Puncaknya selama masa nifas dengan tidak

memperhatikan tipe persalinan dan penggunaan anastesi. Cardiac

output tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48 jam

postpartum, ini umumnya mungkin diikuti dengan peningkatan

stroke volume akibat dari peningkatan venosus return, bradicardi

terlihat selama waktu ini. Cardiac output akan kembali pada

keadaan emula seperti sebelum hamil dalam 2-3 minggu

(Wahyuningsih, 2018).

72
b. Sistem Haematologi

1) Pada saat tidak ada komplikasi, keadaan haematokrit dan

haemoglobin akan kembali pada keadaan normal seperti sebelum

hamil dalam 4-5 minggu postpartum.

2) Leukositis meningkat, dapat mencapai 15000/mm³ selama

persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa haro postpartum. Jumlah

sel darah putih normal rata-rata pada wanita hamil kira kira 12000/

mm³. Selama 10-12 hari setelah persalinan umumnya bernilai antara

20000-25000/mm³.

3) Faktor pembekuan, yakni suatu aktivitas faktor pembekuan darah

terjadi setelah persalinan. Aktivitas ini, bersamaan dengan tidak

adanya pergerakan, trauma atau seosis, yang mendorong terjadinya

tromboemboli. Keadaan produksi tertinggi dari pemecahan fibrin

mungkin akibat pengeluaran dari tempat plasenta.

4) Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya tanda-tanda

trombosis (nyeri, hangat dan lemas, vena bengkak kemerahan yang

dirasakan keras atau padat ketika disentuh). Mungkin positif

terdapat tanda-tanda human’s (doso fleksi kaki dimana

menyebabkan otot-otot mengompres vena tibia dan ada nyeri jika

ada trombosis)

5) Varises pada kaki dan sekitar anus (haemoroid) adalam umum pada

kehamilan. Varises pada vulva umumnya kurang dan akan segera

kembali setelah persalinan (Wahyuningsih, 2018).

73
c. Sistem Reproduksi

1) Uterus

a) Bayi lahir fundus uteri seringgi pusat dengan berat 1000 gr

b) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah

pusat dengan berat uterus 750 br

c) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan

pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr

d) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas

simpisis dengan berat uterus 350 gr

e) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan

berat uterus 50 gr (Wahyuningsih, 2018).

Tabel 2. 5 Prosesinvolusiuterus
Involusi TinggiFundusUterus BeratUterus

BayiLahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri Lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram

2 minggu Tak teraba diatas simpisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Sumber:Wulandari,2011

74
2) Lokhea

a) Lokhea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,

sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama

2 hari postpartum

b) Lokhea sanguinolenta berwarna kuning berisi darah dan lendir

3-7 postpartum

c) Lokhea serosa berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada

hari 7-14

d) Lokhea alba cairan putih, setelah 2 minggu (Lowdermilk, 2013).

3) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah

persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari

tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup

(Wahyuningsih, 2018).

4) Vulva dan Vagina

Mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar

selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan

kendur, setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan

tidak hamil dab rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan

muncul kembali sementara labia menjadi lebih

menonjol.(Wahyuningsih, 2018).

5) Perineum

75
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sbelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali

sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada

keadaan sebelum melahirkan (Wahyuningsih, 2018).

6) Payudara

a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan

hormon proklaktin setelah persalinan

b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada

hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan

c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses

laktasi (Wahyuningsi, 2018)

d. Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan

terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini

mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama

pwersalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam

waktu 12-36 jam sesudah melahirkan (Wahyuningsih, 2018).

e. Sistem Gastrointestinal

Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.

Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun

asupan makan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari,

76
gerakan tubuh berkurang dan usus begain bawah sering kososng jika

sebelum melahirkan diberikan enema (Wahyuningsih, 2018).

f. Sistem Endokrin

Kadar estrogen menurun dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi sini

sangat membentu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses

involusi. (Wahyuningsih, 2018).

g. Sistem Integumen

1) Berkurangnya hyperpigmentasi kuli

2) Perubahan pembulu darah yang tampak pada kulit karena kehamilan

dan akan menghilang pada saat estrogen menurun (Wahyuningsih,

2018).

3) Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas


Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang

proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada priode tersebut,

kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik

dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang renta

dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran, perubahan peran seorang

ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah. Beberapa

faktor yang berperan dalam penyesuaian ibu antara lain:

a. Dukungan keluarga dan teman

b. Pengalaman waktu melahirkan, harapan dan aspirasi

c. Pengalaman merawat dan membesarkan anak sebelumnya

77
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah

sebagai orang tua sebagai berikut :

a. Fungsi menjadi orang tua.

b. Respons dan dukungan dari keluarga.

c. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan.

d. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamiil dan melahirkan

(Wahyuningsih, 2018)

4) Tahapan masa nifas


a. Puerpurium Dini

Masa kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berjalan.

b. Puerpurium Intermedia

Kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia eksterna dan interna yang

lamanya 6 – 8 minggu.

c. Remote Puerpurium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bagi

ibu selama hamil atau melahirkan mempunyai komplikasi. Waktu sehat

sempurna bisa berminggu – minggu, berbulan – bulan dan tahunan.

(Wahyuningsih, 2018).

5) Proses Adaptasi Fisiologi Masa Nifas


Tahapan–tahapan adaptasi psikologis ibu masa nifas menurut

Wulandari(2011) antaralain:

a. Fasetakingin

Merupakan periode ketergantungan. Berlangsung pada hari

78
pertama sampai hari kedua postpartum. Pada fase ini ibu fokus pada diri

sendiri dan sering menceritakan pengalaman proses persalinan.

b. Fasetakinghold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari. Pada fase ini ibu merasa

khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya merawat

bayi, mudah tersinggung, dan memerlukan dukungan untuk menerima

berbagai penyuluhan.

c. Faselettinggo

Fase dimana ibu menerima tanggung jawab akan peran barunya.

Berlangsung 10 hari postpartum, ibu sudah menyesuaikan diri dan

keinginan untuk merawat bayinya meningkat.

6) Asuhan Masa Nifas berdasarkan Waktu Kunjungan Nifas


1) Kunjungan I

a) Mencegah perdarahan masa nifas.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, rujuk bila perdarahan

berlanjut.

c) Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini berhasil

dilakukan. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi

d) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

e) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

(Kuarniarum, 2016).

2) Kunjungan II

79
a) Memastikan fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan

abnormal dan tidak ada bau menyengat.

b) Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

c) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda

penyulit dalam menyusui.

d) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu

perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari (Kuarniarum, 2016).

3) Kunjungan III

a) Memastikan fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan

abnormal dan tidak ada bau menyengat.

b) Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda

penyulit dalam menyusui.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu

perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari (Kuarniarum, 2016).

4) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan) (Kurniarum, 2016).

1. Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda bahaya yang dapat terjadi pada masa nifas sebagai berikut:

80
Tabel 2. 6 Tanda Bahaya Masa Nifas
Komplikasi Gejala Klinis Penatalaksanaan

Perdarahan 1. Uterus tidak berkontraksi dan 1. Kompresi Bimanual Interna(KBI)

pervaginam lembek 2. Kompresi Bimanual

karena atonia 2. Perdarahan segera setelah Eksterna(KBE)

Anak lahir (perdarahan pasca 3. Kompresi Aorta Abdominalis(KAA)

persalinan primer)

Perdarahan 1. Perdarahansegera Segera jahit atau obati luka jahitan , dan

pervaginam 2. Darah segar yang mengalir segera berikan antibiotik dan peredan yeri.

karena setelah bayi lahir

robekan jalan 3. Uterus berkontraksi baik

lahir 4. Plasenta baik

5. Pucat, lemah, menggigil

Infeksi pada 1. Rasa nyeri serta panas pada tempat 1. Jika terjadi infeksi dari luar, maka

vulva, vagina, infeksi biasanya jahitan diangkat supaya ada

dan perineum 2. Kadang-kadang perih bila kencing drainase getah-getah luka atau lakukan

3. Bila getah radang bisa keluar, kompres

biasanya keadaannya tidak berat 2. Pemberian antibiotik, roborantia,

4. Suhu sekitar 380C dan nadi pemantauan vital sign serta in takeout

dibawah 100x/menit pasien( makanan dancairan)

5. Bila luka terinfeksi tertutup oleh

jahitan dan getah radang tidak

dapat keluar, demam bisa naik

sampai 39-400C dengan kadang-

kadang disertai Menggigil

81
Inkontinenisa 1. Adanya feses yangkeras 1. Menolong BAB dengan menggunakan

Alvi 2. Defekasi kurang dari 3 kali pispot

seminggu 2. Memberika huknah rendah dengan cara

3. Menurunnya bising usus memasukkan cairan hangat ke dalam

4. Adanya keluhan pada rectum kolon desenden dengan menggunakan

5. Nyeri saat mengejan dan kanula rekti melalui anus

Defekasi Adanya perasaan masih 3. Memberikan huknah tinggi dengan


ada sisa feses
cara memasukkan cairan hangat ke

dalam kolonasenden dengan

menggunakan kanula usus

4. Memberikan gliserin dengan

memasukkan gliserin kedalam poros

usus dengan menggunakan spuit

gliserin Mengeluarkan feses dengan

jari

Postpartum Ditandai dengan menangis, mudah 1. Pengawasan masa nifas serta

Blues tersinggung, cemas, menjadi pelupa, komunikasi dua arah

dan sedih 2. Perawatan secara roomingin

3. Memberikan pelajaran tentang

perawatan bayi dan cara laktasi yang

benar

4. Memberikan dukungan dan Perhatian.

Sumber: Maryuni,2013.

82
2.4 Konsep Asuhan Kebidanan Bayi baru lahir (BBL)

1) Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir normal (BBL) normal adalah bayi yang dilahirkan pada

usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500

gram sampai dengan 4000 gram dengan nilai APGAR > 7 dan tanpa cacat

bawaan. Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahlran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterm kc kehldupan ekstra

uterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dun proses vital

neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada

bayi baru lahlr yang paling dramatik dan cepat berlangsung adalah pada

sistem pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan glukosa

(Kurniarum, 2016).

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin.

Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonatus

yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru

lahir yang paling dramatik dan cepat berlangsung adalah pada sisem

pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan glukosa ( Jamil dkk, 2017)

2) Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal


Ciri-ciri bayi baru lahir normal menurut antara lain sebagai berikut :

(Jenny, 2017).

a) Bayi lahir aterm antara 37-42 minggu.

b) Berat badan 2500-4000 gram.

83
c) Panjang badan 48-52 cm.

d) Lingkar dada 30-38 cm.

e) Lingkar kepala 33-35 cm.

f) Lingkar lengan 11-12 cm.

g) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.

h) Pernafasan 40-60 x/menit.

i) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan yang

cukup.

j) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.

k) Kuku agak panjang dan lemasNilai APGAR >7.

l) Gerak aktif.

m) Bayi lahir langsung menangis kuat.

n) Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerah mulut).

o) Reflek sucking (menghisap dan menelan).

p) Reflek moro (gerakan memeluk bila dikagetkan).

q) Reflek grasping (menggenggam).

r) Genetalia

1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada

pada skrotum dan penis yang berlubang.

2) Pada wanita kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang

berlubang dan adanya labia mayora dan minora.

84
s) Eliminasi yang baik ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan berwarna kecoklatan.

Bayi baru lahir dinilai dengan menggunakan APGAR Score yang

merupakan penilaian sederhana terhadap lima kriteria kondisi

kesehatan bayi baru lahir. APGAR merupakan (appearance/warna kulit,

pulse/denyut jantung, grimace/respon reflek, activity/tonus otot atau

keaktipan dan respiration/pernafasan). Adapun cara penilaiannya

adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 7 : Kriteria Penilaian APGAR

Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Warna kulit Seluruhnya Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,


biru normal merah muda, tangan, dan kaki
tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan atau tidak ada sianosis
akrosianosis
Denyut Tidak ada <100 x / menit >100 x / menit
jantung
Respon reflek Tidak ada Meringis/menangis Meringis/bersin/batuk
respon lemah ketika saat stimulasi saluran
terhadap distimulasi nafas
stimulasi
Tonus otot Lemah/ tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif

ada

85
Pernafasan Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,

teratur pernafasan baik dan

teratur

Sumber : Febrianti,2019

APGAR

a) Menunjukan respon bayi pada lingkungan ekstrauterin dan resusitasi.

b) Dinilai pada menit 1 dan 5 atau setiap 5 menit sampai 20 menit.

c) Nilai APGAR tidak digunakan untuk menentukan bayi memerlukan

resusitasi.

1. Refleks pada bayi

a) Toneek neck refleks

Yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila

ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya.

b) Rooting refleks

Yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia akan

membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya kearah datangnya

jari.

c) Grasping refleks

Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-jarinya akan

langsung menggenggam sangat kuat.

d) Morro refleks

Refleks yang timbul diluar kemauan kesadaran bayi.

e) Startle refleks

86
Reaksi emosional berupa bentakan dan gerakan seperti mengejang

pada lengan dan tangan sering diikuti dengan tangis.

f) Sucking refleks

Aerola puting susu tertekan gusi bayi, lidah dan langit-langit sehingga

sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI.

g) Swallowing refleks

Dimana ASI dimulut bayi mendesak otot didaerah mulut dan faring

sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong

(Febrianti,2019).

3) Penilaian Kesehatan janin dalam Rahim


Untuk melakukan penilaian kesehatan janin dapat dilakukan pemeriksaan

sebagai berikut :

a) Ultrasonografi

1) Kehamilan positif.

2) Gerak janin.

3) Detak jantung janin.

4) Air ketuban.

5) Keterangan tentang plasenta.

6) Kelainan kongenital.

b) Kardiotokografi detak jantung janin

c) Ultrasonografi Doppler

Sirkulasi dan pembuluh darah janin

d) Amniosentesis dengan tuntunan ultrasonografi

87
Memeriksa aspek biologis air ketuban

1) Bilirubin

2) Kreatinin

3) Lesitin/sfingomiolin

4) Sitologi sel air ketuban

5) Enzim alkali fosfatase total / tahan panas

e) Amnioskopi

Keterangan tentang kekeruhan air ketuban

f) Tes aktivitas janin dalam rahim

1) Evaluasi gerakan janin

2) Non stress test (NST)

3) Ocytocin challage test (OTC)

4) Pemeriksaan pH darah kulit kepala janin (saat inpartu)

Dengan mengetahui derajat kesehatan janin dalam rahim, maka

keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat diambil, sehingga

morbiditas dan mortalitas janin dapat diturunkan serta meningkatkan

kualitas sumber daya manusia (Rukiyah, 2019).

4) Penanganan Segera Bayi Baru Lahir


Menurut JNPK-KR/POGI, APN, asuhan segera, aman dan bersih

untuk bayi baru lahir ialah :

a. Pencegahan Infeksi

1. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan

bayi.

88
2. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum

dimandikan.

3. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,

gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah

didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.

4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan

untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan

timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.

b. Melakukan penilaian

1. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan

2. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas

3. Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah

maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

c. Pencegahan Kehilangan Panas

1. Mekanisme Kehilangan Panas

a. Evaporasi

Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh

bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera

dikeringkan.

b. Konduksi

Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi

dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan

yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap

89
panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda

tersebut.

c. Konveksi

Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar

yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara

dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin

ruangan.

d. Radiasi Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di

dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari

suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi

panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)

2. Mencegah Kehilangan Panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :

a. Keringkan bayi dengan seksama. Mengeringkan dengan cara

menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk

membantu bayi memulai pernapasannya.

b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.

c. Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban

dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)

d. Selimuti bagian kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas

permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan

panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

e. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya Pelukan ibu

90
pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah

kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam

waktu satu (1) jam pertama kelahiran.

f. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir karena

bayibaru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,

sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi

dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat

dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti

dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya

dimandikan sedikitnya enam (6) jam setelah lahir.

4) Tahapan Bayi Baru lahir


Tahapan bayi baru lahir adalah sebagai berikut : (Vivian, 2017)

a) Tahap I, terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama

kelahiran. Pada tahap ini digunakan system scoring APGAR untuk

fisik.

b) Tahap II, tahap ini disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap

ini dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya

perubahan prilaku.

c) Tahap III, disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan 24 jam

pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

5) Kebutuhan Bayi Baru Lahir


a. Nutrisi

91
Air Susu Ibu (ASI) nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi

bayi terutama pada 6 bulan pertama atau ASI Eksklusif. ASI diberikan

setiap dua jam sekali tetapi lebih baik jika ASI diberikan pada bayi

secara terus menerus tidak ada batasan dalam pemberian ASI, karena

semakin sering ASI diberikan pada bayi akan semakin bagus untuk

kekebalan bayi, kebutuhan nutrisi pada bayi akan tercukupi (Kurniarum,

2016)

a. Imunisasi

1) Hepatitis

Hepatitis B diberikan tiga kali, pertama dalam waktu 12 jam setelah

lahir. Dilanjutkan saat bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan

lagi saat 3-6 bulan.

2) Imunisasi BCG

Vaksin BCG diberikan pada bayi sejak lahir, untuk mencegah

penyakit TBC (tubercolosis). Jika bayi sudah berumur lebih dari tiga

bulan, harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu. BCG dapat

diberikan apabila hasil uji tuberkulin negative.

3) Polio

Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya

vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan.

Pemberian vaksin ini diulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.

4) DPT

DPT untuk mencegah penyakit Difteri, Tetanus, dan Pertusis.

92
Diberikan pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu,

lalu umur 4 dan 6 bulan. Ulangan DTP diberikan umur 18 bulan dan

5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi ini diberikan lagi dalam

program BIAS SD kelas VI.

5) Campak

Campak pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak-2

diberikan pada usia 2 tahun dan campak ketiga diberikan usia 7

tahun.

b. Kebutuhan Tidur Atau Istirahat

Bayi perlu tidur atau istirahat karena hal ini bermanfaat untuk :

1) Merangsang hormon pertumbuhan, meningkatkan nafsu makan,

merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

2) Merangsang pertumbuhan otot dan tulang

3) Merangsang perkembangan

a) Umur 0-6 bulan, waktu tidur 20-18 jam

b) Umur 6-12 bulan, waktu tidur 18-16 jam (Kurniarum, 2016)

c. Pelayanan Kesehatan

Bayi perlu diperiksa secara teratur tujuannya untuk :

1) mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan

gangguan tumbuh-kembang

2) mencegah penyakit

3) memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi (Kurniarum,

2016).

93
d. Kebutuhan Kasih Sayang dan Emosi

Sejak dalam kandungan bayi memerlukan ikatan yang erat, serasi dan

selaras dengan ibunya untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental

dan piskososial bayi dengan cara bounding attachment. Bounding

Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan

keterikatan batin antara orang tua dan bayi (Kurniarum, 2016)

e. Personal Hygiene

Bayi harus selalu dijaga agar tetap segar, hangat dan kering. Ada

beberapa cara untuk menjaga kulit bayi bersih yaitu dengan

memandikan bayi, mengganti popok atau pakaian bayi sesuai dengan

keperluan, dan menjaga kebersihan pakaian dan hal-hal yang

bersentuhan dengan bayi (Kurniarum, 2016).

f. Keamanan

Bayi harus selalu di jaga baik dari trauma maupun dari infeksi, baik

dari infeksi karena ketidaksterilan ataupun infeksi nosokomial. Bayi

harus dijaga dari trauma dengan tidak meletakkan bayi sendiria tanpa

pengaman, dan tidak meletakkan barang-barang yang mungkin

membahayakan di dekat bayi Pencegahan infeksi diakukan dengan

mencuci tangan sebelum memegang bayi, memastikan semua peralatan

sudah di desinfeksi tingkat tinggi atau steril, memasikan pakaian bayi

dalam keadaan bersih (Kurniarum, 2016).

2.5 Konsep Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

94
1) Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan program pemerintah secara umum

untuk meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan

NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar

terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran

sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk (Febrianti,

2019).

Kontrasepsi adalah memiliki arti mengatur jumlah anak sesuai

keinginan, dan menentukan sendiri kapan akan hamil, serta bisa

menggunakan metode KB yang sesuai dengan keinginan dan kecocokkan

kondisi tubuh (Imelda,2018).

Tabel 2. 8 Jenis-jenis kontrasepsi


Alkon Deskripsi Indikasi Kontra Efek Cara

indikasi samping mengatasi

IUD Perangkat Usia Sedeng Perdarahan Jika terjadi

plastik reproduksi, hamil, pervaginam, perdarahan

fleksibel keadaan perdarahan rasa nyeti banyak yang

kecil yang mulpipara, pervagina dan kejang tidak dapat

berisi menginginkan yang tidak di perut, diatasi,

selongsong menggunakan diketahui gangguan sebaiknya

tembaga KB jangkan penyebabnya pada suami, IUD

atau kawat panjang ,tidak , menderita menoragia, dikeluarkan

yang menghindari infeksi alat spotting dan diganti

dimasukkan metode genetalia, dengan IUD

hormonal, kelainan yang lebih

95
ke dalam setelah bawaan, kecil jika

rahim melahirkan uterus yang perdarahan

dan tidak abnormal, sedikit dapat

menyusui, kanker alat diberikan

perempuan genetalia, obat

dengan risiko ukuran konservatif

IMS rongga

rahim

kurang 5 cm

Implan Batang atau Wanita usia Ibu yang Kenaikan Pastikan

kapsul kecil subur, wabita hamil, berat badan, tidak hamil

yang lentur yang ingin perdarahan haid tidak jika efek

diletakkan di kontrasepsi yang tidak teratur samping

bawah kulit jangka diketahui terjadi

lengan atas; panjang, ibu penyebabnya semakin

hanya yang , adanya parah

mengandung menyusui, penyakit hati konsling

hormon pasca yang berat, untuk

progestogen keguguran obesitas dan beralih

depresi kontrasepsi

lain

96
Suntik Disuntikkan Telah Ibu yang Kenaikan Cara

3 bulan ke otot atau mempunyai dicurigai berat badan, mengatasi

di bawah anak, ibu yang hamil, mual kenaikan

kulit setiap 3 menyusui, ibu perdarahan muntah, berat badan

bulan postpartum, yang belum pusing, dengan cara

nyeti haid jelas perdarahan mengatur

yang hebat penyebabnya pervaginam hidup sehat,

dan ibu yang , menderita dan sering

sering lupa kanker olahraga,

menggunakan payudara jika

kontrasepsi pil dan ibu yang perdarahan

menderita diberikan

diabetes obat

militus konservatif,

disertai konsling jika

komplikasi bertambah

parah dan

ganti alkon

lain.

Pil Mengandung Wanita dalam Ibu yang Mual, Pastikan

Kombi dua hormon usia sedang pusing, berat tidak

nasi (estrogen reproduksi, menyusui, badan hamil,jika

dan wanita yang ibu yang bertambah, efek

progestogen) telah sedang gangguan samping

hamil, terjadi

perdarahan konsling

97
Melahirkan yang tidak haid, risiko beralih alkon

dan menyusui terdeteksi,di trombosit lain

wanita pasca abetes berat

keguguran dengan

komplikasi,

depresi berat

dan obesitas.

Kondo Sarung atau Semua Hamil atau Sakit kepala, Cara

m penutup pasangan usia alergi kondom tidk terhadap

yang pas subur, dan terhadap ada kecuali karet lateks

dengan penis belum karet lateks jika ada dapat

ereksi pria menginginkan alergi memberikan

kehamilan terhadap konsling dan

bahan memilih alat

kondom kontarasepsi

lain.

Sumber: WHO, 2018; Purwoastuti,2015

1. Alat Kontrasepsi Yang Cocok Bagi Ibu Menyusui

Ibu yang menyusui lebih baik menggunakan alat kontrasepsi sebagai

berikut:

a. Metode Amenore Laktasi

98
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi

alamiah yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, tanpa

pemberian tambahan makanan ataupun minuman apapun lainnya.

Persayaratan menggunakan MAL sebagai kontrasepsi yaitu :

memberikan ASI secara eksklusif, bayi kurang dari 6 bulan dan ibu

belum mendapatkan menstruasi. Jika ibu menggunakan MAL (terpenuhi

syarat yang ada) dapat memproteksi sekurangnya selama 6 bulan dan

setelah 6 bulan keatas ibu harus mempertimbangkan penggunaan metode

tambahan (BKKBN, 2017). Ibu yang jarang menyusui bayinya tidak

berhasil menggunakan MAL sebagai metode kontrasepsi yang efektif.

Hal ini dikarenakan tidak adanya peningkatan hormone prolaktin yang

didapat dari proses menyusui sehingga akan merangsang ibu untuk cepat

mengalami proses evolusi kembali (Anggraeni, 2017).

b. Suntik KB 3 Bulan

Suntikan KB adalah metode kontrasepsi jangka pendek yang

merupakan metode kontrasepsi bersifat hormonal, suntikan KB progestin

3 bulanan baru dapat diberikan diatas 6 minggu setelah persalinan,

suntikan KB 3 bulanan tidak menganggu produksi ASI sehingga dapat

digunakan bagi ibu yang akan menyusui bayinya (BKKBN, 2017). Hal

tersebut didukung oleh penelitian Prahesti pada tahun 2016 bahwa

Suntikan 3 bulanan tidak mempengaruhi pengeluaran ASI.

c. Pil KB Progesteron

99
Pil KB adalah metode kontrasepsi jangka pendek dan merupakan

metode kontrasepsi hormonal, pil KB progestin (mini pil) tidak

menggangu produksi ASI sehingga dapat digunakan bagi ibu yang akan

menyusui bayinya (BKKBN, 2017).

d. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/Implan

AKBK/Implan merupakan pilihan metode kontrasepsi jangka

panjang yang merupakan metode kontrasepsi hormonal, AKBK/Implan

dapat segera dipasangkan pada ibu sesaat setelah bersalin, AKBK/Implan

tidak mengganggu produksi ASI sehingga dapat digunakan bagi ibu yang

akan menyusui bayinya (BKKBN, 2017).

e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD

AKDR/IUD merupakan metode pilihan kontrasepsi jangka

panjang. AKDR Cooper T merupakan pilihan metode kontrasepsi non

hormonal dan bekerja secara mekanik, AKDR dapat dipasang 10 menit

setelah plasenta terlepas dari rahim, AKDR tidak mengganggu produksi

ASI sehingga dapat digunakan bagi ibu yang akan menyusui bayinya

(BKKBN, 2017).

2) Konsep Dasar Asuhan kebidanan Manajemen Varney


Varney menjelaskan proses manajemen merupakan proses pemecahan

masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal 1970-an.Proses ini

memperkenalkan sebuah metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan

dengan urutan yanglogisdan menguntungkan,baik bagi klien maupun bagi

tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang

100
diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen bukan hanya terdiri dari

pemikiran dan tindakan, melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar

layanan yang komprehensif danamandapat tercapai(Saminem, 2010).

Proses manajemen terdiri atas tujuh langkah yang berurutan dan setiap

langkah disempurnakan secara berkala.Proses dimulai dengan pengumpulan

data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut

membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi

apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah

yang lebih detail dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien

(Saminem, 2011).

Menurut Hanin dkk (2011) menyatakan bahwa 7 langkah varney

adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian Data

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengkajian data ibu

hamil terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang.

a. Data subjektif

Data subjektif berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilaikeadaan

ibu sesuai dengan kondisinya.Romauli (2011) menyatakan bahwa jenis

data yang dikumpulkan adalah:

1) Biodata

2) Alasan kunjungan

101
3) Keluhan utama

4) Riwayat keluhan utama

5) Riwayat kebidanan

a) Riwayatmenstruasi

b) Gangguan kesehatan reproduksi

c) Riwayat kontrasepsi

d) Riwayat obstetrik

e) Riwayat kesehatan

f) Riwayat seksual

g) Riwayat keluarga

h) Riwayats osial

6) Pola kehidupan sehari-hari

b. Data objektif

Setelah data subjektif didapatkan untuk menegakkan diagnosis maka

harus dilakukan pengkajian data objektif yang meliputi pemeriksaan

inspeksi,palpasi, auskultasi dan perkusi yang dilakukan secara

berurutan. Data-data yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :

1) Keadaanumum

2) Kesadaran

3) Tanda-tanda vital(tekanan darah,suhu,nadi,respirasi)

4) Tinggi badan

5) Berat badan

102
6) LILA

7) Pemeriksaan fisik : inspeksi,palpasi,auskultasidanperkusi

8) Pemeriksaan leopold

a) Leopold I : normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia

kehamilan. Pada fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting

b) Leopold II: normal teraba bagian panjang, keras seperti papan

(punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian

kecil.

103
c) Leopold III : normal pada bagian bawah janin teraba bagian yang

bulat, keras dan melenting (kepala).

d) Leopold IV : posisi tangan masih bisa bertemu dan belummasuk

PAP (konvergen) posisi dengan tidak bertemu dan sudah masuk

PAP(divergen).

9) Pemeriksaan panggul

Keadaan panggul terutama penting bagi primigravida, karena

panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan.

Tabel 2. 9 Ukuran Panggul Luar

Nama ukuran Cara mengukur Ukuran

panggul normal

Distansia Jarak antara spinail iaka anterior superior(SIAS) 23-26 cm


spinarum(DS) Kanan dan kiri

Distansia Jarak terjauh antara cristailiaka kanan dan kiri 26-29 cm

cristarum(DC) Terletak kira-kira 5 cm di belakang SIAS

Conjugata Jarak antara tepi atas sympisis pubis dengan 18-20 cm

Eksterna Ujung procesus vertebra lumbalV

Distansia Ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau 10,5-11cm

Tuberum jarak antara tuberiskhiadikum kanan dan kiri

Lingkar Menggunakan pita pengukur diukur dari tepi atas 80-90 m

panggul sympisispubis, dikelilingi ke belakang melalui

pertengahan antara SIAS dan tochante rmayor kanan,

ke ruas lumbalV dan kembali

Sepihak

Sumber : Hanni,dkk; 2016

10) Pemeriksaan Laboratorium

2. Identifikasi Diagnosis dan Masalah

104
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Data yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosis dan masalah spesifik.

3. Identifikasi diagnosis dan masalah potensial

Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan

pencegahan. Bidan diharapakan wasapada dan bersiap-siap mencegah

diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini

sangat penting dalam melakukan asuhan yang aman.

4. Identifikasi kebutuhan segera

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan segera dengan melakukan

konsultasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi

klien.

5. Menyusun rencana asuhan menyeluruh

Dalam menyusun rencana asuhan pada ibu hamil harus disesuaikan dengan

hasil temuan dalam pengkajian data agar lebih tepat sasaran. Perencanaan

bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan sebagian lagi oleh klien atau anggota

tim kesehatan lainnya.

6. Pelaksanaanrencanaasuhan

Pada langkah ini pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman.

Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta

meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana

asuhan sudah dilaksanakan.

105
7. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah

diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi

dan mengatasi diagnosis masalah yang telah diidentifikasi.

1.6 Pendokumentasian SOAP

Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, singkat,

logis dalam suatu metode pendokumentasian. Menurut Varney, alur berpikir

bidan saat merawat klien meliputi tujuh langkah. Agar orang lain mengetahui

apa yang telah dilakukan bidan melalui proses berfikir sistematis, dokumentasi

dibuat dalam bentuk SOAP. Tahapan SOAP nya adalah sebagai berikut:

(Saminem,2011).

S:Sujective (datasubjektif)

Subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klien melalui anamnesa sebagai langkah IVarney.

O:Objective(dataobjektif)

Objektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

klien, laboratorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus

yang mendukung assessment sebagai langkah I Varney.

A:Assesment (pengkajian)

Assessment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah

potensial.

106
a. Diagnosis/masalah

b. Antisipasi diagnosis/kemungkinan masalah

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi

dan atau perujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney

P:Plan(perencanaan)

Menggambarkan dokumentasi tingkatan implementasi dan evaluasi,

perencanaan berdasarkan langkah 5,6,7 varney.

107
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY L G2 P1 A0 KEHAMILAN


38 MINGGU PUSKESMAS SIRIWINI

Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2022


Waktu Pengkajian : 10:00 WIT
Tempat Pengkajian : Puskesmas Siriwini
Nama Pengkaji : Mahasiswa Bernadeta Mote
1. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
Biodata Istri Suami
Nama Ny. L Tn. T
Umur 25 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Pekerjaan Ibu rumah tangga Swasta
Pendidikan S1 S2
Suku Jawa Bugis
Golongan Darah - -
Status Perkawinan Menikah Menikah
Alamat Jl. Pipit Jl. Pipit

1. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan


kehamilannya
2. Keluhan Utama :-
3. Riwayat Obstetric
a. Riwayat Kehamilan Sekarang : Ibu mengatakan ini adalah
kehamilan yang pertama dan belum pernah keguguran
b. HPHT : 08 Deember 2021
c. TP : 15/10/ 2022

108
d. Gerakan janin : Ibu merasakan pergerakan janin pertama pada usia
kehamilan 4 bulan
e. Gerakan janin terakhir : dirasakan ibu pada saat dilakukan
pemeriksaan
4. Riwayat Haid
a. Siklus Haid : 28 hari , teratur
b. Menarche : 12 tahun
c. Dismenorhoe : Tidak
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Anak


Tahun nifas
Usia Penyulit Tempat Penolong jenis Penyulit Jk PB/BB
13-5- 37 Tidak RSUD Bidan Normal Tidak Normal P 3300
2019 ada ada
Hamil 40
Ini minggu

6. Riwayat Imunisasi : TT 2 X
7. Kekhawatiran Khusus : Ibu mengatakan bahwa ibu memiliki kekhawatiran
khusus
8. Status Psikososial Budaya
a. Dukungan suami dan keluarga : Mendukung
b. Adat Istiadat : Tidak ada
c. Pengambilan Keputusan dalam keluarga : Suami
d. Riwayat Penyakit :
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang berat seperti hipertensi,
diabetes melitus dan jantung.

9. Pola Kebiasaan Sehari hari


1. Pemenuhan Nutrisi (Pola Makan)

109
a. Frekuensi : 3x/hari
b. Jenis Makanan : Nasi, sayur, ikan, tempe dan tahu
c. Porsinya : 1 piring sedang
d. Makanan yang dipantang : ibu mengatakan tidak ada makanan yang
dipantang
e. Alergi terhadap makanan : tidak ada
2. Pemenuhan Cairan / Hidrasi
a. Frekuensi : 9x/hari
b. Jenis cairan : air putih, teh manis dan susu
c. Masalah : tidak ada masalah
3. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar
Konsistensi : Lembek
Frekuensi : 1x/hari
Masalah : tidak ada
b. Buang Air Kecil
Frekuensi : 6x/hari
Warna : bening kekuningan
4. Pola Tidur dan istirahat
a. Tidur siang : 1-2 jam
masalah : Tidak ada
b. Tidur malam : 7 jam
Masalah : Tidak ada
5. Pola Aktifitas
Jenis aktifitas : ibu mengatakan setiap hari ibu selalu membereskan rumah,
menyapu lantai, memasak dan mencuci

6. Hubungan Seksual
Frekuensi : 1x dalam seminggu
Masalah : Tidak ada
7. Personal Higiene

110
a. Mandi : 2x / hari
b. Ganti pakaian : 2 x / hari
c. Jenis Pakaian : Kain yang menyerap keringat (katun) dan longgar
d. Vulva Higiene : Setiap habis BAK dan BAB
8. Perilaku Tidak Sehat
a. Merokok : Ibu tidak merokok
b. Ketergantungan obat : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-
obatan dan tidak ketergantungan obat
c. Ketergatungan minuman beralkohol : Ibu mengatakan tidak ketergantungan
pada minuman beralkohol

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda – tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 90x/menit
c. Suhu : 36,5oc
d. Respirasi : 28x/menit
3. Tinggi Badan : 150 cm
4. Berat Badan Sebelum Hamil : 52 kg
5. Berat Badan Sekarang : 60 kg
6. IMT : BB = 60 = 26,9 (normal)
(TB)2 (1,50)2

7. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
- Rambut : warna hitam, tidak rontok
- Massa : tidak ada
- Benjolan : Tidak ada
- Kulit : bersih

111
b. Wajah
- Cloasma Gravidarum : tidak ada
- Pucat : tidak ada
- Oedema : tidak ada
c. Mata
- Bentuk : Simetris
- Konjungtiva : merah muda
- Sklera : putih
- Pupil : (+)/positif
- Fungsi Penglihatan : jelas
d. Hidung
- Pernapasan cuping hidung : tidak ada
- Pengeluaran sekret : tidak ada
- Polip : tidak ada
e. Telinga
- Bentuk : Simetris
- Pengeluaran sekret : tidak ada
- Kebersihan : bersih
f. Mulut
- Bibir : merah muda, stomatitis tidak ada
- Lidah : bersih
- Gigi : putih dan tidak caries
- Gusi : tidak berdarah
g. Leher
- Vena Jugularis : tidak ada peningkatan
- Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
h. Ketiak
- Tidak ada benjolan
i. Payudara
- Bentuk : simetris

112
- Areola mamae : hitam
- Puting susu : menonjol
- Benjolan : tidak ada
- Pengeluaran : belum ada
j. Abdomen
- Bentuk : bulat, condong kearah kanan ibu
- Striae : ada
- Luka Parut/ luka bekas operasi : tidak ada
- Linea : nigra
- Pemeriksaan Leopold
- Leopold I : bagian fundus ibu teraba bulat, lunak dan tidak
melenting( kesan bokong) TFU : 29 cm
- Leopold II : teraba bagian besar, keras dan memanjang di
sebelah kiri perut ibu (kesan punggung), dan bagian kecil janin
teraba di sebelah kanan ibu (kesan ekstremitas).
- Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras dan
melenting (kesan kepala)
- Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk ke pintu
atas panggul (divergen) 3/5
- DJJ : 137 x / menit ; reguler
- TBBJ : 29-11= 18x155 = 2790 gram
k. Ekstermitas
- Atas
Bentuk : Simetris
oedema : tidak ada
kuku : tidak pucat dan bersih
- Bawah
Bentuk : Simetris
oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek patella : (+) positif / (+) positif

113
l. Data Penunjang
Pemeriksaan Lab :
- Pemeriksaan HB : 11,0 gr %
- Golongan Darah :O
- Pemeriksaan Glukosa Urine : (-) negatif
- Pemeriksaan Protein Urine : (-) negatif
II. ANALISA DATA/DIAGNOSA:

Tanggal : 10 Oktober 2022 Jam: 10.00 WIT

Diagnosa Analisa Data


Ny. L usia 25 tahun Data Subjektif:

G2P1A0 hamil 38 minggu - Ibu mengatakan ingin melakukan

janin hidup tunggal intra pemeriksaan kehamilan

uteri
Data Objektif

1. TTD : 120/70 mmHg

2. Respirasi : 28x/menit

3. Nadi : 90x/menit

4. RR : 28 x/menit

5. 5. BB sebelum hamil : 52 kg

6. 6. BB Saat Hamil : 60 kg

7. 7. TB : 150 cm

8. 8. LILA : 23 cm

114
III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

IV. EVALUASI KEBUTUHAN SEGERA


Mandiri : Penkes tanda tanda persalinan
Kolaborasi : tidak ada
Rujukan : tidak ada
V. INTERVENSI

Diagnosa Perencanaan dan Rasional


Ny. L usia 25 tahun G2P1A0 1. Beritahukan hasil pemeriksaan
hamil 38 minggu janin hidup pada ibu
tunggal intra uteri 2. Beritahu ibu tentang tanda-tanda
persalinan,
3. Jelaskan kepada ibu tentang
ketidaknyamanan kehamilan
pada trimester 3
4. Anjurkan ibu agar tetap tenang
dan tidak khawatir dengan
kehamilannya
5. Jelaskan kepada ibu tentang tanda
bahaya yang mungkin timbul
pada usia kehamilan trimester III.
6. Beritahukan ibu untuk tetap
mengkonsumsi makanan yang
sehat
7. Anjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 minggu
kemudian
8. Dokumentasikan hasil
pemeriksaan.

VI. PENATALAKSANAAN

115
Diagnosa Penatalaksanaan
Ny. L usia 25 tahun G2P1A0 1. Memberitahukan hasil
hamil 38 minggu janin hidup
pemeriksaan pada ibu bahwa
tunggal intra uteri
keadaan ibu dan janinnya baik,
usia kehamilan 38 minggu DJJ
137x/menit (normal), Tekanan
darah ibu normal (120/70mmHg),
Nadi 82x/menit, Respirasi
20x/menit (normal).
Evaluasi: Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan
2. Memberitahu ibu tentang tanda-
tanda persalinan, yaitu:
a. Kekuatan his makin sering dan
terjadi secara teratur
b. Terdapat pengeluaran
pervaginam, yaitu lendir yang
bisa bercampur dengan darah
c. Keluar air-air yang tidak bisa
ditahan dan apabila ada tanda-
tanda seperti di atas ini maka
beritahu ibu agar datang bidan.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan
datang ke petugas kesehatan bila
tanda-tanda di atas muncul.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang
ketidaknyamanan kehamilan pada
trimester 3 yaitu sering BAK,
bahwa keadaan tersebut normal

116
dan menganjurkan ibu untuk
sering minum pada siang hari.
Evaluasi: Ibu mengerti dengan apa
yang sudah dijelaskan dan akan
sering minum pada siang hari.
4. Menganjurkan ibu agar tetap
tenang dan tidak khawatir dengan
kehamilannya
Evaluasi: Ibu mengerti dengan apa
yang dijelaskan oleh bidan.
5. Menjelaskan kepada ibu tentang
tanda bahaya yang mungkin
timbul pada usia kehamilan
trimester III, seperti:
a. Sakit kepala yang hebat
b. Gangguan penglihatan
c. Nyeri di bagian abdomen/ulu
hati
d. Gerakan janin berkurang
e. Bengkak muka, tangan dan
kaki
f. Perdarahan pervaginam
Jika terjadi hal tersebut, ibu
diharapkan segera menghubungi atau
datang ke bidan.
Evaluasi: Ibu sudah mengetahui
tanda bahaya kehamilan yang
mungkin terjadi, dan ibu mengatakan
akan segera menghubungi petugas
kesehatan bila hal itu terjadi

117
6. Memberitahukan ibu untuk tetap
mengkonsumsi makanan yang
sudah ibu lakukan seperti nasi,
sayur, ikan, tempe dan tahu.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan
tetap melakukannya.
7. Memberikan tablet Fe yang
diminum 1x1 sehari pada malam
hari dengan menggunakan air
putih.
Evaluasi: Ibu mengatakan akan
mengkonsumsi tablet Fe sesuai
dengan anjuran bidan.
8. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang 1
minggu kemudian pada tanggal
16 Oktober 2022 atau jika ada
keluhan ibu boleh datang lebih
cepat.
Evaluasi: Ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang
9. Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan.
Evaluasi: hasil pemeriksaan sudah
didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

118
ASUHAN KEBIDANAN PADA KUNJUNGAN ULANG NY L
G2 P1 A0 HAMIL 39 MINGGU PUSKESMAS SIRIWINI

I. S (DATA SUBYEKTIF)
a. Kunjungan Saat Ini
: Kunjungan Pertama : Kunjungan Ulang

b. Keluhaan Utama : Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilan


Riwayat keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

II. O (DATA OBJEKTIF)


a) Pemeriksaan Umum
• Kesadaran : Compos mentis
• TD : 100/74 mmHg
• Suhu : 37,5 C
• Nadi : 90x/menit
• RR : 22 x/menit
• BB sebelum hamil : 52 kg
• BB Saat Hamil : 60 kg
• TB : 150 cm
• LILA : 23 cm

119
b) Pemeriksaan Khusus
• Kepala
o Rambut : Hitam
o Bentuk : Simetris kanan dan kiri
o Kebersihan : Bersih
• Muka
o Conjungtiva : Merah muda
o Sklera : Putih
• Mulut dan gigi
o Bibir : Lembab
o Lidah : Pink
o Gigi : 32 buah
• Hidung
o Simetris : ya kanan dan kiri
o Sekret : Tidak ada
o Kebersihan : Bersih
• Leher
o Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
pembesaran
o Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
pembesaran
o Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
pembesaran

• Dada
o Pembesaran/benjolan : Tidak ada pembesaran
• Perut
o Pembesaran : Ya sesuai usia kehamilan
o Riwayat bedah : Tidak ada
o Linea : Nigra
o Striae : Ya ada

• Genetalia
o Vulva vagina warna : Merah muda (normal)
o Luka parut : Tidak ada-
o Oedema : Tidak ada
o Varises : Tidak ada
o Keluaran : Tidak ada
o Hemorroid : Tidak ada
o Kebersihan : Bersih
• Ekstremitas atas dan bawah :
o Oedema : Tidak ada oedem
o Varises : Tidak ada

c) Palpasi Leopold

120
• Leopold I : TFU 32 cm /3 jari bawah PX (Teraba
bulat, lunak tidak melenting (kepala)
• Leopold II : Punggung kiri
• Leopold III : Kepala
• Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
• TFU (Mc. D) : 32 cm
• TBBJ : 2.945 gram
• AUSKULTASI
o DJJ : Frekuensi 142 x/ menit, teratur, kuat : ya
o Posisi Pungtum maximum : Punggung kiri bawah

d) Pemeriksaan dalam (bila ada indikasi): Tidak dilakukan


e) Pemeriksaan laboratorium
- Hb : 11gr/dl
- Golongan darah :O
- Albuminuria : Negatif
- Reduksi Urine : Negatif
f) Pemeriksaan Penunjang

III. ANALISA
Diagnosa Kebidanan
Ny. L umur 25 tahun G2P1A0 gravida 39 minggu janin tunggal hidup intra uterin
dengan keadaan ibu dan janin baik
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : - Pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda
persalinan.
- Persiapan persalinan dan dukungan.
IV. PELAKSANAAN
Tanggal : 16 Oktober 2022 Jam: 10.00 WIT
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan
janinnya baik, usia kehamilan 39-40 minggu DJJ 132x/menit (normal),
Tekanan darah ibu normal (120/80mmHg), Nadi 84x/menit, Respirasi
20x/menit (normal).
Evaluasi: Ibu mengetahui tentang hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan panas pinggang yang ibu rasakan
merupakan hal yang normal karena dalam kehamilan dan pada usia

121
kehamilan yang tua sering terjadi, serta mules yang dirasakan itu
pertanda bahwa proses persalinan sudah dekat.
Evaluasi: Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan merasa lega karena
proses persalinannya akan segera terjadi
3. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan,
seperti mules yang semakin sering, keluar lendir bercampur darah,
keluar air-air yang tidak bisa ditahan dari jalan lahir dan segera datang
ke bidan apabila terjadi tanda-tanda tersebut.
Evaluasi: Ibu mengetahui tanda-tanda persalinan dan akan segera datang ke
bidan apabila tanda-tanda persalinan muncul.
4. Memberitahuan kepada ibu untuk melakukan persiapan persalinan
seperti pakaian ibu, kain samping dan perlengkapan untuk bayi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan mempersiapkannya
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Evaluasi: hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP

122
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY L G2 P1 A0
KEHAMILAN 40 MINGGU

NO. REGISTER : XXX


MASUK TANGGAL/JAM : 17 Oktober 2022
DI RAWAT DIRUANG : RSUD
TANGGAL PENGKAJIAN : 17 Oktober 2022
JAM PENGKAJIAN : 20.27 WIT
OLEH : Mahasiswa bernadeta mote

KALA I
I. S (DATA SUBYEKTIF)
1) Alasan Masuk Kamar Bersalin
Keluhaan Utama : Sakit perut tembus tulang belakang
Riwayat keluhan : Sakit Perut mulai tanggal 17 Oktober 2022 jam 10.15
WIT

2) Keadaan Psiko sosial spiritual/Kesiapan Menghadapi Proses


Persalinan
➢ Kelahiran ini: Ya Diinginkan
➢ Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan dan proses persalinan
Ibu ingin Mengedan : Ya
Adanya tekanan anus : Ya
Vulva membuka : Ya
Perineum menonjol : Ya
Ketuban pecah : Ya
Darah campur lendir : Ya

123
➢ Persiapan persalinan yang telah dilakukan (pendamping ibu,
biaya, dll)
Pendamping Ibu : Keluarga
Biaya : BPJS
Tempat Persalinan : RSUD
Pakaian Ibu : Ada
Pakaian bayi : Ada
Donor Darah : Tidak Ada
➢ Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang
dihadapi
Apakah keluarga Menginginkan Kelahiran bayi ini : Ya
Apakah Suami Menginginkan Kelahiran bayi ini : Ya
Adakah ramuan khusus dari keluarga : Tidak ada
Adakah pantangan dari keluarga selama persalinan : Tidak ada

3) Tanda-Tanda Persalinan
a. Kontraksi Uterus
Sejak tanggal : 17 Oktober 2022
Jam : 10.15 WIT
Frekuensi : 3 kali dalam 10 menit
Durasi : 30-40 detik
Kekuatan : kuat
Lokasi Ketidaknyamanan di : Perut bagian bawah
b. Pengeluaran Pervaginam
Lendir Darah : Ya/

II. DATA OBJEKTIF


a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan emosional : Stabil

124
4. Tanda Vital
Tekanan Darah : 123/80 mmHg
Nadi : 89 x/Menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu Badan : 37 C
5. Berat Badan Sekarang : 52 Kg
6. Berat Badan Sebelum hamil : 60 Kg
7. Tinggi Badan : 150 Cm
8. IMT : 22,9
9. LILA : 23 Cm

b. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Rambut : Hitam
Kebersihan : Bersih
Benjolan : Tidak ada
b) Muka
Ekspresi wajah : Tenang
Penyakit kulit : Tidak ada
Edema Wajah : Tidak ada
Biru/cyanosis : Tidak ada
Chloasma Gravidarum : Tidak ada
c) Mata
Kebersihan : Bersih
Sklera : Putih
Konjugtiva : Merah muda
d) Hidung
Bentuk : Simetris kiri dan kanan
Sekret : Tidak ada
e) Telinga
Bentuk : Simetris kiri dan kanan

125
Sekret : Tidak ada
f) Mulut
Kebersihan Mulut : Bersih
Luka pada Lidah : Tidak ada
Bau Mulut : Tidak ada
Keadaan Mukosa Bibir : Lembab
g) Gigi
Jumlah : 32 Buah
Kebersihan : Bersih
Karang Gigi : Tidak ada
h) Leher
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar lain yang membesar : Tidak ada pembesaran
i) Payudara
Bentuknya : Simetris kiri dan kanan
Puting Susu : Menonjol
Colostrums : Ada
Konsistensi : Cair
Ariola Mamae : Hiperpigmentasi
Benjolan/Massa : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Pembesaran kelenjar pada ketiak : Tidak ada pembesaran
j) Abdomen
Bentuk : Bulat
bekas Luka oprasi : Tidak ada
Striae Gravidarum : Ada
Linea : Ada
Palpasi Leopold
Palpasi Leopold I : TFU 30 cm
Palpasi Leopold II : Punggung kiri

126
Palpasi Leopold III : Presentasi kepala
Palpasi Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
TFU : 30 cm
Tafsiran Berat Janin : 2945 gram
Gerakan Janin : Aktif
Auskultasi DJJ
• Punctum Maksimum : Punggung kiri bawah pusat
• Frekuensi : 133 x/Menit
HIS
• Frekuensi : 3 kali dalam 10 menit
• Durasi : 30 - 40 detik
• Kekuatan : kuat
Palpasi Supra Pubik : Tidak ada
k) Ektremitas
Ektremitas Atas
- Bentuk : Simetris kanan dan kiri
- Oedema : Tidak ada
- Kuku : Bersih

Ektremitas Bawah
- Bentuk : Simetris kanan dan kiri
- Varises : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- Refleks Patella : Positif
- Kuku : Bersih
l) Genetalia Luar
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada
Kelenjar Bartholini : Tidak ada

127
Pengeluaran
➢ Lendir/Darah : Ada
➢ Warna : Merah berlendir
➢ Jumlah : 2 kali ganti pembalut
➢ Konsistensi : Cair
➢ Bau : Amis
m) Anus
Hemoroid : Tidak ada

c. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 17 Oktober 2022
Oleh : Bidan
Keadaan Vulva : Tidak ada kelainan
Portio : Menipis
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : Positif menonjol
Penurunan Hodge : HI/HII
Bagian terbawah janin : Kepala
Denominator : Ubun-ubun kecil
Luas Panggul : Cukup

d. Pemeriksaan Penunjang (Tidak dilakukan)

III. ANALISA
Diagnosa Kebidanan
Ny. L usia 25 tahun G2P1Ao umur kehamilan 40 minggu inpartu kala 1 fase aktif
normal janin intra uteri tanggal hidup.
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : - Dukungan dari keluarga dan suami
- Berikan asupan cairan dan nutrisi
- Mengajarkan tehnik relaksasi

128
- Persiapan pertolongan persalinan

IV. PELAKSANAAN
Tanggal : 17 Oktober 2022 Jam: 10.30 WIT

1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa DJJ
133x/menit (normal), Tekanan darah ibu normal (123/80mmHg), Nadi
89x/menit, Respirasi 20x/menit (normal). pembukaan sudah 5 cm, ketuban
masih utuh, ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Evaluasi: ibu dan keluarga mengetahui tentang hasil pemeriksaan
2. Memberikan dukungan kepada ibu selama persalinan dengan cara menciptakan
lingkungan yang nyaman, melibatkan salah seorang keluarga untuk menemani
ibu, menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan disekitar kamar bersalin apabila ibu
masih memungkinkan untuk berjalan. Jika tidak usahakan posisi tidur miring
kiri atau jongkok untuk mempercepat penurunan kepala bayi.
Evaluasi : Ibu merasakan senang diberi dukungan dan ibu merasa nyaman
dengan lingkungannya, suami ibu mau menemani ibu, serta ibu sudah tidak mampu
untuk berjalan karena mules yang sering maka ibu memilih untuk berbaring miring
kiri.
3. Mengajarkan pada ibu tehnik bernafas yang baik dengan cara, menarik nafas
dari hidung dan mengeluarkannya melalui mulut.
Evaluasi: ibu dapat melakukan tehnik bernafas dengan baik.
4. Memberikan motivasi serta dukungan pada ibu dan menjelaskan bahwa
persalinan itu merupakan hal yang normal (fisiologis) serta menganjurkan ibu
untuk berdoa.
Evaluasi: ibu mengerti dan ibu terlihat tenang.
5. Menganjurkan kepada keluarga cara untuk memberikan dukungan moril kepada
ibu dengan cara menekan atau mengusap-usap daerah punggung.
Evaluasi: keluarga mengetahui dan mengerti serta dapat melakukannya, ibu pun
merasa nyaman dengan usapan pada punggungnya.

129
6. Memberitahu ibu untuk mengosongkan kandung kemih, dan tidak menahan
buang air kecil karena akan menghalangi turunnya bagian kepala
Evaluasi : Ibu sudah buang air kecil dipispot karena ibu tidak kuat berjalan ke
kamar mandi
7. Menyiapkan perlengkapan pertolongan persalinan yaitu, partus set, hecting set,
obat-obatan essensial dan perlengkapan pakaian ibu (samping, baju ganti,
underpad dan softtek) dan bayi (pernel, popok, baju bayi dan kasa).
Evaluasi: alat-alat pertolongan persalinan sudah siap,oksitosin telah siap pakai dan
peralatan ibu dan bayi sudah lengkap.
8. Memantau kesejahteraan janin dengan cara melakukan pemeriksan Tekanan
darah setiap 4 jam sekali, suhu setiap 2 jam sekali dan nadi setiap 30 menit
sekali. Kemudian melakukan pencatatan hasil observasi dalam lembar
partograf.
Evaluasi : Pemantauan kesejahteraan ibu telah dilakukan, keadaan ibu baik. Hasil
pemeriksaan sudah dicatat dalam partograf.
9. Memantau kesejahteraan janin dengan cara melakukan pemeriksaan DJJ setiap
30 menit sekali, kontraksi dan nadi kemudian melakukan pencatatan hasil
observasi kedalam partograf.
Evaluasi : Pemantauan kesejahteraan janin, nadi dan kontraksi sudah dilakukan,
dengan hasil :

Jam DJJ Tekanan Nadi Kontraksi Suhu


Darah
10.30 133 x/menit 123/80 89x/menit X3 dalam 10 36,8 ᵒ
mmHg menit selama C
40 detik
11.00 133 x/menit - 82x/menit 3x dalam 10
menit selama
40 detik

130
11.30 133x/menit - 85x/menit 3x dalam 10
menit selama
40 detik
15.00 - 80x/menit 4x dalam 10
menit selama
40 detik

10. Mencatat hasil pemeriksaan kedalam SOAP dan partograf

Evaluasi: hasil pemeriksaan sudah dicatat dalam dalam bentuk SOAP dan
partograf.

131
Gambar 3. 1 Partograf

132
Gambar 3. 2 Catatan Persalinan

133
134
KALA II

I. S (DATA SUBYEKTIF)
Keluhan Utama : Masih sakit dibawah perut dan rasa seperti ingin BAB

II. O (DATA OBYEKTIF)


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Keadaan emosional : Stabil
d. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu Badan : 37 C

2. Pemeriksaan Fisik
1. Abdomen
HIS : 4-5 kali dalam 10 menit
DJJ : 142 x/menit
2. Genetalia
Perineum menonjol : YA
Vulva membuka : YA
Anus adanya tekanan : YA
Pengeluaran Pervagina darah : YA

3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 18 Oktober 2023
Oleh : Bidan
Keadaan Vulva : Tidak ada kelainan

135
Portio : Menipis
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Menonjol
Penurunan Hodge : HIII
Bagian terbawah janin: Kepala
Petunjuk :-
Luas Panggul : Cukup

III. ANALISA/ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan
Ny. L Usia 25 Tahun G2P1A0 hamil 40 minggu inpartu kala II keadaan janin
baik.
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Penatalaksanaan asuhan Kala II

IV. PLANNING
Tanggal : 18 Oktober 2022 Jam: 07.00 WIT

1. Melihat adanya tanda gejala kala II


Evaluasi: terlihat ada tanda gejala kala II seperti dorongan meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol, vulva membuka
2. Memastikan semua peralatan dan perlengkapan sudah siap
Evaluasi: Peralatan dan perlengkapan sudah siap digunakan
3. Memakai Alat perlindungan diri yaitu : celemek, masker, sepatu bot,
penutup kepala dan kacamata google.
Evaluasi: semua alat APD telah dipakai
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai meliputi gelang, cincin dan
jam tangan.
Evaluasi: perhiasan dan jam tangan sudah disimpan
5. Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun pada air bersih yang mengalir
lalu mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering.

136
Evaluasi: Tangan sudah dicuci bersih dan dikeringkan
6. Memakai sarung tangan, kemudian membersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan
menggunakan kapas yang sudah dibasahi air DTT.
Evaluasi: sarung tangan sudah dipakai dan vulva higiene sudah dilakukan.
7. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
pembukaan sudah lengkap ketuban sudah pecah spontan pukul 10.40
WIB, keadaan janin baik.
Evaluasi: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
8. Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada ibu
seperti memposisikan ibu keposisi yang nyaman.
Evaluasi: ibu dalam posisi yang nyaman
9. Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum teh manis agar ada
tenaga saat mengedan.
Evaluasi: Ibu minum teh manis sebanyak 150 ml
10. Membimbing ibu meneran saat ada mules, yaitu dengn posisi
setengah duduk kemudian posisi kedua tangan dimasukan kedalam
lipatan paha dan menariknya kearah perut ibu, kepala diangkat, mata
dibuka, pandangan mata melihat ke perut, dagu menempel di dada,
meneran seperti sulit BAB dan mengingatkan ibu untuk istirahat
diantara kontraksi.
Evaluasi: ibu mengerti dan mau melakukan yang dianjurkan bidan
11. Memberikan semangat atau pujian kepada ibu supaya ibu lebih tenang
dan siap dalam melalui proses persalinan.
Evaluasi: Ibu tampak semangat dalam menghadapi proses persalinan.
12. Menggelarkan kain yang telah dilipat 1/3 sudah diletakan dibawah
bokong ibu.
Evaluasi: kain yang sudah dilipat 1/3 sudah diletakan dbawah bokong ibu.
13. Setelah kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm, menyimpan kain diatas
perut ibu untuk mengeringkan bayi
Evaluasi: kain sudah disimpan diatas perut ibu

137
14. Membuka tutup partus set, dan memastikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
Evaluasi: peralatan dan bahan sudah didekatkan dan sudah siap digunakan
15. Menggunakan sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Evaluasi: sarung tangan sudah dipakai
16. Memimpin persalinan dan melakukan pertolongan persalinan dengan
cara : melindungi perineum menggunakan tangan kanan yang dilapisi
kain bersih dan kering, kemudian posisikan tangan kiri di atas simpisis
untuk menahan kepala bayi supaya tidak terjadi defleksi maksimal
dan membantu lahirnya kepala bayi.
Evaluasi: kepala bayi sudah lahir
17. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, dan menunggu bayi
melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Evaluasi : tidak ada lilitan tali pusat, dan bayi melakukan putaran paksi luar.

18. Setelah bayi melakukan putaran paksi luar dengan sendirinya


posisikan tangan penolong memegang kepala bayi secara biparietal
dan mengarahkan kepala bayi ke bawah untuk melahirkan bahu depan
lalu mengarahkan ke atas untuk mengeluarkan bahu belakang.
Evaluasi : kedua bahu bayi sudah dikeluarkan
19. Setelah kedua bahu bayi lahir, pindahkan tangan kanan untuk
menyangga kepala, bahu, lengan, bagian belakang. Dan tangan kiri
yang berada diatas untuk menelusuri bahu, lengan dan badan bayi
Evaluasi : bayi lahir pukul 07.10 dengan jenis kelamin perempuan.
20. Melakukan penilaintaian selintas selam 2 detik: apakah bayi menangis
kuat atau bayi bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak aktif.
Evaluasi : bayi lahir menangis spontan dan bergerak aktif.
21. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh yang
lain tanpa membersihkan verniks pada bagian telapak tangan dan

138
mengganti kain yang basah ke kain yang kering, dan tetap menjaga
kehangatan bayi
Evaluasi : bayi sudah dikeringkan

139
KALA III

I. DATA SUBJEKTIF
Keluhan : ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya. Ibu
mengatakan merasa lelah dan terasa mules dibagian bawah perut.
II. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Palpasi Abdomen : Tidak teraba janin kedua
3. Tanda-tanda pelepasan plasenta
- Kontraksi : Baik
- Uterus : Teraba Keras
- TFU : Setinggi pusat
- Semburan darah : Ada, keluar dari jalan lahir
- Tali pusat : Memanjang

III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. L usia 25 tahun G2P1A0 kala III dengan keadaan
umum ibu baik.
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : manajemen aktif kala III, IMD, Hidrasi, dukungan.

IV. PLANNING
1. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi kedua di
dalam uterus.
Evaluasi : tidak ada bayi kedua dalam uterus.
2. Memberitahu ibu akan dilakukan suntik oksitosin pada bagiann paha ibu agar
uterus berkontraksi dengan baik dan membantu lahirnya plasenta
Evaluasi : Ibu bersedia untuk disuntik

140
3. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atas bagian luar (Distal
lateral) disuntikan 1 menit setelah bayi lahir.
Evaluasi: Ibu telah disuntikan oksitosin
4. Melakukan penjepitan tali pusat 2 menit setelah bayi lahir dengan jarak 3 cm
dari pusat bayi, lalu diurut dan pasang klem yang kedua dengan jarak 2 cm
dari klem pertama dan melakukan pemotongan tali pusat dengan melindungi
perut bayi diantara 2 klem kemudian pastikan tali pusat telah diklem
menggunakan umbilikal klem dengan baik.
Evaluasi: Tali pusat sudah di klem dan telah dipotong dan diklem dengan umbilikal
klem.
5. Meletakan bayi pada perut ibu untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi
dengan posisi tengkurap di dada ibu. Memastikan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
Memberikan selimut bayi dan topi.
Evaluasi : Bayi telah diletakan diantara kedua payudara ibu dan telah diselimuti.
Bayi siap untuk melakukan IMD
6. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu adanya semburan darah secara
tiba-tiba, uterus globuler, dan tali pusat memanjang.
Evaluasi : terdapat tanda gejala kala III
7. Memindahkan klem pada tali pusat dengan jarak 5-10 cm didepan vulva
Evaluasi : Klem sudah dipindahkan 5 cm didepan vulva
8. Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan tangan kiri, mendorong
uterus ke arah belakang atas (dorsocranial) dengan hati-hati untuk mencegah
terjadinya inversio uteri.
Evaluasi: Tali pusat memanjang dan ada semburan darah
9. Ketika plasenta terlihat di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan
menggunakan kedua tangan dengan cara memutar plasenta searah jarum jam
dengan hati-hati sampai seluruh plasenta lahir.
Evaluasi: Plasenta lahir spontan pukul 07.25 WIB

141
10. Melakukan massase fundus uteri selama 15x dalam15 detik sampai uterus
berkontraksi baik dengan cara meletakan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase uterus dengan gerakan melingkar dengan lembut.
Evaluasi: Fundus teraba keras, TFU: 1 jari dibawah pusat
11. Memeriksa kelengkapan plasenta. Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi
plasenta baik bagian maternal (kotiledon) maupun fetal (tali pusat dan selaput
ketuban) dengan menggunakan kasa
Evaluasi: Plasenta lahir lengkap dan disimpan dalam kantong plastik

142
KALA IV

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ibu merasa lelah dan sedikit mules tetapi ibu merasa senang atas
kelahiran bayinya.
II. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda – Tanda Vital
- Tekanan darah : 110/70mmHg
- Respirasi : 22x/menit
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,40c
3. Kontraksi Uterus : Baik
4. TFU : 1 jari di bawah pusat
5. Kandung kemih : Kosong
6. Jumlah Perdarahan : 150 cc
7. Perineum : Tidak ada laserasi
8. Vagina : Tidak ada kelainan

III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. L Usia 25 tahun P2A0 kala IV dengan keadaan ibu dan janin
baik
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Nutrisi, hidrasi, istirahat, mobilisasi dini, personal higiene

IV. PLANNING
1. Melakukan pemeriksaan laserasi pada bagian vagina dan perineum dengan
menggunakan kasa

143
Evaluasi: tidak terdapat luka laserasi.
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan
pervaginan
Evaluasi: Uterus berkontraksi dengan baik dan tidak ada pendarahan pervaginan
3. Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi yang benar yaitu
melakukan gerakan memutar pada rahim ibu dengan telapak tangan. Kontraksi
dikatakan baik jika rahim ibu teraba bulat keras. Apabila uterus lembek
anjurkan ibu untuk memberitahukannya kepada bidan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang dikatakan bidan.
4. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah
Evaluasi : jumlah kehilangan darah ± 100 cc.
5. Membersihkan badan serta perineum ibu dengan menggunakan air DTT
membantu ibu mengenakan pakaian serta memakaikan pembalut.
Evaluasi: Ibu sudah dalam keadaan bersih dan ibu merasa nyaman
6. Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin dan membilasnya
dengan air DTT
Evaluasi: Tempat bersalin sudah bersih
7. Membuang sampah ketempat yang sudah disediakan
Evaluasi : Sampah dibuang ketempat sampah yang sesuai
8. Membereskan alat-alat bekas pakai dan merendamnya dilarutan klorin 0.5%
selama 10 menit.
Evaluasi: alat-alat bekas pakai sudah direndam
9. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0.5 % secara terbalik
selama 10 menit.
Evaluasi : sarung tangan sudah direndam diklorin
10. Melakukan pemantauan kala IV (tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi uterus,
TFU, & kandung kemih) setiap 15 menit pada 1 jam pertama postpartum, dan
setiap 30 menit pada 2 jam postpartum.
Evaluasi: Pemantauan telah dilakukan
11. Membuka APD dan mencuci tangan dengan sabun & air mengalir.
Evaluasi: Tangan sudah bersih

144
12. Mendokumentasikan hasil temuan kedalam partograf dan SOAP
Evaluasi: hasil pemantauan dicatat dalam partograf

145
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU Ny. L P2 A0 NIFAS 6 JAM

Hari / Tanggal Pengkajian : 18 Oktober 2022


Waktu Pengkajian : 13.05 WIB
Tempat Pengkajian : RSUD
Nama Pengkaji : Mahasiswa Bernadeta Mote

DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Keluhan Utama
Nyeri pada luka perineum dan perut terasa mules.
a. Perineum : utuh
• Ruptur :-
• Episiotomi :-
• Jahitan dalam :-
b. Perdarahan
• Kala I : - cc
• Kala II : ± 50 cc
• Kala III : ± 200 cc
• Kala IV : ± 100 cc
• Selama operasi : - cc

c. Tindakan lain
• Infus : YA
• Transfusi darah : Tidak ditransfusi

2. Keadaan Bayi Baru Lahir


a. Lahir tanggal : 18-10-2022 jam: 09.25
b. Masa gestasi : 40 minggu
c. BB lahir : 4800 gram
d. PB lahir : 51 cm
e. Nilai APGAR : 8/10

146
f. Cacat bawaan : Tidak ada
g. Rawat gabung : YA

3. Riwayat Post Partum


1. Pola Makan
a. Porsi : 1 piring kecil
b. Jenis Makanan : Nasi, lauk dan sayur
c. Pantangan : Tidak ada
d. Minum : 4 gelas
e. Jenis Minuman : Air putih, dan teh manis
2. Pola Tidur
Tidur : Baru istirahat 1 jam
3. Personal Higiene
a. Mandi : Ibu mengatakan belum mandi
b. Ganti Pembalut : 2x
c. Vulva Higiene : Baik
d. Cara cebok yang benar : Dari depan ke belakang
4. Perilaku Kesehatan
a. Merokok : Tidak
b. Minum alkohol : Tidak
c. Obat – obatan : Tidak
5. Eliminasi
a. BAB : Ibu mengatakan belum BAB
b. BAK : 3 kali
c. Masalah : Tidak ada

6. Keadaan Psikososial dan spiritiual


a. Psikologis : Baik
b. Sosial : Baik
c. Spiritual : Baik
7. Rencana Menyusui

147
a. Mulai Pemberian ASI : sejak bayi lahir
b. ASI ekslusif : ya
c. Menyapih : setelah usia 2 tahun

DATA OBJEKTIF ( O )
1. KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. TTV :
a. TD : 110/80 mmhg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,7ᵒ C
d. Respirasi : 20 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
1. Muka
a. Oedema : tidak ada
2. Mata
a. Konjungtiva : merah muda
b. Sklera : putih
c. Fungsi Penglihatan : baik
d. Kelainan : tidak ada
3. Mulut
a. Bibir: lembab
b. Lidah : bersih
c. Gigi : putih
d. Gusi : tidak berdarah dan berwarna merah muda
4. Leher
a. Vena Jugularis : tidak ada peningkatan
b. Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
5. Payudara
a. Bentuk : Simetris

148
b. Kolostrum : Ada
c. Puting susu : Menonjol
d. Benjolan : tidak ada
e. Luka Parut : tidak ada
6. Abdomen
a. Kontraksi : keras
b. TFU : 3 jari dibawah pusat
c. Kandung kemih : kosong
7. Genetalia
a. Vulva : tidak ada kelainan
b. Perineum : tidak ada luka jahitan
c. Vagina : tidak ada kelainan
d. Lochea Rubra
- Warna : merah segar
- Bau : khas
8. Anus : tidak ada kelainan
9. Ekstermitas Atas
a. Bentuk : simetris
b. Oedema : tidak ada
10. Ekstremitas Bawah
a. Bentuk : simetris
b. Oedema : tidak ada
c. Varises : tidak ada
d. Refleks Patela : (+) positif/ (+) positif

ASSESMENT
Diagnosa : P2A0, Postpartum 6 jam dengan keadaan umum ibu baik
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Penkes tentang kebersihan diri, perawatan payudara, tanda-tanda
bahaya ibu nifas, pemberian ASI, ketidaknyamanan yang ibu rasakan dan mules
yang dirasakan oleh ibu.

149
PLANNING
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik
dengan tekanan darah 110/80mmhg, nadi : 80 x/menit, suhu 36,7ᵒ C, respirasi :
20x/menit, TFU : 3 jari dibawah pusat, pendarahan normal dan dan kontraksi
uterus baik
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan setelah bidan beritahu.
2. Menjelaskan bahwa ketidaknyamanan yang ibu rasakan yakni ibu masih
merasakan mulas itu adalah hal yang fisiologis karena dengan kontraksi itu
dapat membantu uterus kembali ke bentuk semula dan mencegah terjadinya
pendarahan pada ibu nifas
Evaluasi : ibu mengerti tentang mulas yang dirasakan saat ini.
3. Mengingatkan ibu untuk sesekali memeriksa rahimnya seperti yang telah di
ajarkan yaitu mengusap perutnya sampai teraba bulat dan keras.
Evaluasi : ibu selalu memeriksa rahimnya seperti yang sudah diajarkan dan teraba
bulat dan keras
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, mengandung
protein dan zat besi yang tinggi seperti nasi, lauk, sayur-sayuran, buah serta
minum air mineral sedikitnya 3 liter setiap hari ditambah makan selingan
seperti kue-kue.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
5. Memberitahukan ibu agar tetap menjaga kebersihan alat kelaminnya dengan
cara mengganti pembalut dan pakaian dalam minimal 2x sehari
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran bidan untuk menjaga
kebersihan alat kelaminnya.
6. Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya pada ibu postpartum seperti
pendarahan yang banyak, pengeluaran yang berbau tidak sedap, nyeri
abdomen, nyeri payudara, dan pandangan kabur dan memberitahukan ibu agar
segera memeriksakannya ketempat pelayanan kesehatan terdekat jika hal
tersebut terjadi pada ibu.

150
Evaluasi : Ibu mengerti serta bersedia pergi ketempat pelayanan kesehatan jika
terjadi tanda-tanda bahaya
7. Menginformasikan kepada ibu tentang perawatan payudara seperti
menggunakan BH yang menyokong payudara, dan menganjurkan ibu untuk
membiasakan membersikan payudaranya jika akan menyusui bayinya
menggunakan air hangat.
Evaluasi : Ibu mengerti dan ibu bersedia melakukannya
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Evaluasi : hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

151
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. L P2 A0 NIFAS
6 HARI

I. DATA SUBYEKTIF
a. Keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri pada luka perineum dan
nyeri kontraksi.
b. BAK : 2 kali
c. BAB : Belum
d. Mobilisasi :
• Ibu sudah dapat berdiri dan berjalan jalan di sekitar ruangan pada 6
jam post partum
e. Menyusui :
• Ibu sudah dapat menyusui bayinya dengan posisi duduk
f. Riwayat psikologis :
• ibu keluarga dan suami mengatakan senang dengan kelahiran
bayiny

II. DATA OBYEKTIF


a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu Badan : 36,5 °C

b. Pemeriksaan Fisik
5. Muka

152
Ekspresi wajah : Ceria
Edema Wajah : Tidak ada
Biru/cyanosis : Tidak ada
Chloasma Gravidarum : Tidak ada
6. Mata
Kebersihan : Bersih
Sklera : Putih
Konjugtiva : Merah muda
7. Payudara
Bentuknya : Simetris kanan dan kiri
Puting Susu : Menonjol
Colostrums : Ada
Konsistensi : Kencang
Ariola Mamae : Kecoklatan
Benjolan/Massa : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Pembesaran kelenjar pada ketiak : Tidak ada pembesaran
8. Abdomen
Bentuk : Datar
bekas Luka oprasi : Tidak ada
Striae Gravidarum : Ada
Linea : Tidak ada
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : Kosong

9. Ektremitas
Ektremitas Atas
- Bentuk : Simetris kanan dan kiri
- Oedema : Tidak ada

153
- Kuku : Bersih
Ektremitas Bawah
- Bentuk : Simetris kanan dan kiri
- Varises : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- Refleks Patella : Positif
- Kuku : Bersih
10. Genetalia Luar
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Perineum : Episiotomi
Jahitan : YA
Pengeluaran Lokhea
➢ Jenis : Lokhea Rubra
➢ Warna : Merah
➢ Jumlah : ± 50 cc
➢ Konsistensi : Cair
➢ Bau : Khas
11. Anus
Hemoroid : Tidak ada

III. ANALISA
Diagnosa Kebidanan
P2A0 usia 25 tahun 6 jam past partum fisiologis

IV. PELAKSANAAN
Tanggal : 18 Oktober 2023 Jam: 13.20 WIT

154
1) Memberitahu hasil pemeriksaan TTV pada ibu
TD : 110/80 mmHg, Nadi : 92 x permenit, Pernapasan : 22 x permenit, Suhu Badan
: 36,5°C.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui keadaannya.
2) Memberitahu ibu penyebab mules-mules yang disebabkan oleh adanya
kontraksi uterus untuk kembali ke keadaan semua sebelum lahir
Evaluasi : Ibu sudah mengerti penyebab mules-mules yang disebabkan oleh
kontraksi uterus.
3) Memeriksa TFU dan memastikan kembali uterus berkontraksi dengan baik
Evaluasi : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik.
4) Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong dan mendeteksi adanya
perdarahan primer dan mengajarkan ibu teknik massase, yaitu meletakkan
tangan diatas perut ibu kemudian memutarnya secara sirkuler
Evaluasi : Kandung kemih kosong, tidak ada perdarahan primer dan ibu mengerti
cara melakukan teknik massase
5) Memberitahu ibu tentang menu gizi seimbang agar kebutuhan ibupada masa
aktasi bisa terpenuhi seperti makan sayuran, buah-buahan, ikan dan minum
susu serta zat gizi yang banyak untuk membantu melancarkan produksi ASI
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui tentang gizi yang diperlukannya.
6) Memberitahu ibu cara menyusui dengan benar yaitu dagu bayi menempel
pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan menutupi areola mammae
Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan mengetahui cara menyusui dengan benar.
7) Memberitahu ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan karena
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, ASI merupakan
nutrisi yang baik pada bayi untuk tumbuh kembangnya dan menganjurkan
ibu untuk menyusui sesering mungkin
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengatakan akan memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan.
8) Mengajarkan ibu cara merawat payudara, yaitu : sebelum menyusui ibu
terlebih dahulu membersihkan payudara dengan menggunakan baby oil,
lalu melakukan pijatan lembut dan memutar kearah puting susu, kemudian

155
mengompresnya dengan air hangat selama 3 menit, air dingin 2 menit dan
air hangat lagi 3 menit, lalu bersihkan dan keringkan
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan sesuai dengan yang sudah diajarkan.
9) Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan selalu
memakaikan topi dan selimut pada bayi untuk mencegah hiportemia
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan sesuai anjuran yang disampaikan.
10) Menganjurkan kepada ibu untuk perawatan luka jahitan pada perineum
yaitu membersihkannya menggunakan sabun dan air dingin kemudian
mengeringkannya dengan handuk bersih
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan sesuai anjuran yang disampaikan.
11) Menganjurkan kepada ibu untuk mengonsumsi ikan gabus agar luka pada
perineum cepat sembuh
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan sesuai anjuran yang disampaikan.

12) Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini seperti miring ke kanan dan
kiri serta ke kamar mandi
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan sesuai anjuran yang disampaikan.
13) Memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti
pengeluaran lokhea berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan atau sesak,
bengkak pada tangan, wajah dan tungkai, sakit kepala hebat, pandangan
kabur, nyeri pada payudara. Apabila ditemukan tanda bahaya segera ke
petugas kesehatan
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda-tanda bahaya nifas dan bersedia ke petugas
kesehatan jika terdapat salah satu tanda bahaya pada masa nifas.
14) Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol kembali 6 hari lagi
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan kontrol 6 hari kemudian atau jika terdapat tanda-
tanda bahaya pada ibu maupun pada bayi.
15) Mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP
Evaluasi : Asuhan kebidanan sudah didokumentasikan dengan SOAP.

156
157
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. L P2 A0 NIFAS
2 HARI

TEMPAT PENGKAJIAN : Rumah


TANGGAL PENGKAJIAN : 24 Oktober 2022
JAM PENGKAJIAN : 16.15 WIT
OLEH : Mahasiswa Bernadeta Mote

DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Keluhan Utama : Ibu mengeluh kurang tidur.
2. Pola Aktivitas
Pola Makan
a. Frekuensi : 3x sehari
b. Porsi : 1 piring kecil
c. Jenis Makanan : nasi, lauk dan sayur
d. Pantangan : tidak ada
e. Minum : 8 gelas/ hari
f. Jenis Minuman : air putih, teh dan susu
1. Pola Tidur
a. Tidur Siang : kadang-kadang
b. Tidur Malam : 5 jam
2. Personal Higiene
a. Mandi : 2 x sehari
b. Ganti Pembalut : 2- 3x sehari
c. Vulva Higiene : Setelah BAK, BAB, dan pada saat mandi
3. Perilaku Kesehatan
a. Merokok : tidak
b. Minum alkohol : tidak

158
c. Konsumsi Obat – obatan : tidak
4. Eliminasi
a. BAB : 1 x sehari
b. BAK : 5 kali
c. Masalah : tidak ada

DATA OBJEKTIF ( O )
1. KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. TTV :
a. TD : 110/80 mmhg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,7ᵒ C
d. Respirasi : 20 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
1. Mata
a. Konjungtiva : merah muda
b. Sklera : putih
c. Fungsi Penglihatan : baik
d. Kelainan : tidak ada

2. Mulut
a. Bibir: lembab
b. Lidah : bersih
c. Gigi : tidak karies dan ibu tidak menggunakan gigi palsu
d. Gusi : tidak berdarah dan berwarna merah muda
3. Leher
a. Vena Jugularis : tidak ada peningkatan
b. Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
4. Payudara

159
a. Bentuk : Simetris
b. Pengeluaran ASI : Ada
c. Puting susu : Menonjol
d. Benjolan : tidak ada
e. Luka Parut : tidak ada
5. Abdomen
a. Kontraksi : Baik
b. TFU : sudah tidak teraba
c. Diastassis : Tidak Ada
6. Genetalia
a. Vulva : tidak ada kelainan
b. Perineum : tidak ada luka jahitan
c. Vagina : tidak ada kelainan
d. Lochea : Serosa
- Warna : kuning
- Bau : tidak
e. Banyaknya : 2x ganti pembalut
7. Anus : tidak ada kelainan

8. Ekstermitas Atas
a. Bentuk : simetris
b. Oedema : tidak ada
9. Ekstremitas Bawah
a. Bentuk : simetris
b. Oedema : tidak ada
c. Varises : tidak ada
d. Refleks Patela : (+) positif/ (+) positif

ASSESMENT

160
Diagnosa : P2A0, Postpartum 6 hari dengan keadaan umum ibu baik.
Masalah : kurang istirahat
Kebutuhan : kebersihan diri, perawatan payudara, tanda-tanda bahaya ibu nifas,
kebutuhan istirahat dan pemberian ASI

PLANNING
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan
baik dengan tanda-tanda vital yang normal, TFU : sudah tidak teraba,
pendarahan normal dan dan kontraksi uterus baik
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan setelah bidan beritahu.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda-tanda bahaya pada ibu
postpartum seperti pendarahan hebat, pengeluaran yang berbau tidak
sedap, nyeri abdomen, nyeri payudara dan pandangan kabur, dan
pandangan kabur dan memberitahukan ibu agar segera memeriksakannya
ketempat pelayanan kesehatan terdekat jika hal tersebut terjadi pada ibu.
Evaluasi : ibu mengerti serta bersedia pergi ketempat pelayanan kesehatan jika
hal tersebut terjadi.
3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menjaga pola makan dan
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan gizi tinggi seperti
nasi, lauk, sayur buah dan susu.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk tetap menjaga pola makan dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi
4. Memberitahu kepada ibu untuk tidur siang dan tidur malam yang cukup,
ibu bisa tidur saat bayi tidur dan minta suami atau keluarga mengganti
sebagian tugas-tugas rumah tangga.
Evaluasi : Suami bersedia untuk membantu tugas-tugas rumah tangga, supaya ibu
cukup banyak istirahat
5. Mengingatkan kembali cara perawatan payudara pada ibu dan memastikan
bahwa ibu melakukan perawatan payudara tersebut.
Evaluasi : Ibu ingat dengan yang bidan katakan mengenai perawatan payudara
dan ibu melakukan perawatan tersebut setiap hari.

161
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Evaluasi : hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

162
ASUHAN KEBIDANAN PADANy. L P2 A0 NIFAS 2 MINGGU

Hari / Tanggal Pengkajian : 05 November 2022


Waktu Pengkajian : 15.25 WIT
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Nama Pengkaji : Mahasiswa Bernadeta Mote

DATA SUBJEKTIF ( S )
A. Keluhan Utama : Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
B. POLA AKTIFITAS
1. Pola Makan
a. Frekuensi : 3x sehari dan cemilan sesekali
b. Porsi : 1 piring kecil
c. Jenis Makanan : nasi, lauk, sayur, biskuit, buah
d. Pantangan : tidak ada
e. Minum : 8 gelas/ hari
f. Jenis Minuman : air putih, teh dan susu
2. Pola Tidur
a. Tidur Siang : kadang-kadang
b. Tidur Malam : 7-8 jam
3. Personal Higiene
a. Mandi : 2 x sehari
b. Ganti Pembalut : 2- 3x sehari
c. Vulva Higiene : baik
4. Perilaku Kesehatan
a. Merokok : tidak
b. Minum alkohol : tidak
c. Konsumsi Obat – obatan : tidak

5. Eliminasi
a. BAB : 1 x sehari

163
b. BAK : 5 kali

DATA OBJEKTIF ( O )
1. KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. TTV :
a. TD : 110/80 mmhg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,7ᵒ C
d. Respirasi : 20 x/menit

3. Pemeriksaan Fisik
1. Muka
Oedema : tidak ada
2. Mata
a. Konjungtiva : merah muda
b. Sklera : putih
c. Fungsi Penglihatan baik
d. Kelainan : tidak ada
3. Mulut
a. Bibir : lembab
b. Lidah : bersih
c. Gigi : putih
d. Gusi : tidak berdarah dan berwarna merah muda

4. Leher
a. Vena Jugularis : tidak ada peningkatan
b. Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
5. Payudara
a. Bentuk : Simetris

164
b. Pengeluaran ASI : Ada
c. Puting susu : Menonjol
d. Benjolan : tidak ada
e. Luka Parut : tidak ada
6. Abdomen
a. Tanda infeksi : Tidak ada
b. Luka parut : Tidak ada
c. TFU : sudah tidak teraba
d. Diastassis : Tidak ada
7. Genetalia
a. Vulva : tidak ada kelainan
b. Perineum : tidak terdapat luka bekas jahitan
c. Vagina : tidak ada kelainan
d. Lochea : Alba
- Warna : Putih
- Bau : tidak
e. Banyaknya : 2x ganti pembalut
7. Anus : tidak ada kelainan
9. Ekstermitas Atas
A. Bentuk : simetris
B. Oedema : tidak ada

10. Ekstremitas Bawah


a. Bentuk : simetris
b. Oedema : tidak ada
c. Varises : tidak ada
d. Refleks Patela : (+) positif/ (+) positif

ASSESMENT
Diagnosa : P2A0, Postpartum 2 minggu dengan keadaan ibu baik
Masalah : Tidak Ada

165
Kebutuhan : Penkes tentang KB, kebersihan diri, perawatan payudara, tanda-
tanda bahaya ibu nifas, kebutuhan istirahat dan pemberian ASI
PLANNING
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan
baik dengan tanda-tanda vital yang normal, TFU : sudah tidak teraba,
pendarahan normal dan kontraksi uterus baik
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan setelah bidan beritahu.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menjaga pola makan dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi seperti nasi, lauk, sayur buah
dan susu.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk tetap menjaga pola makan dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Mengingatkan ibu agar cukup istirahat dan cukup tidur.
Evaluasi : ibu dapat mengingat semua yang bidan katakan tentang istirahat.
4. Mendiskusikan dengan ibu kapan beliau dapat kembali meakukan
hubungan seksual dengan suaminya dan beritahukan pula bahwa ibu dapat
kembali melakukan hubungan suami istri setelah 40 hari atau bila ibu
sudah merasa pulih kembali.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan yang bidan katakan dan ibu mengatakan akan
kembali berhubungan seksual 40 hari setelah melahirkan.
5. Menjelaskan secara singkat macam-macam alat kontrasepsi berikut yaitu
(KB Pil, Suntik, IUD, dan implant) dengan keuntungan dan kerugiannya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali semua yang bidan
jelaskan tentang alat-alat kontrasepsi.
6. Mendiskusikan tentang rencana penggunaan KB kepada ibu dan kapan
akan dilaksanakannya
Evaluasi : Ibu mengatakan akan menggunakan KB suntik 3 bulan setelah 40 hari.
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Evaluasi : hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

166
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. L P2 A0 NIFAS 6 MINGGU

DATA SUBJEKTIF
A. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
dan sudah bisa beraktivitas seperti
biasanya.
B. Pola Sehari hari
1. Nutrisi
- Frekuensi : 2x/hari
- Porsi Makan : 1 piring sedang
- Jenis Makanan : Nasi, sayur, lauk-pauk, tempe
- Pantangan Makanan : Tidak ada
2. Hidrasi
- Jumlah Cairan : 8 gelas
- Jenis Cairan : 7 gelas air putih, 1 gelas susu
3. Pola Tidur
- Tidur Siang : 1 jam
- Tidur Malam : 7 jam
- Keluhan : Tidak ada
4. Aktifitas sehari-hari : Menyapu, mengepel, memasak,
mencuci baju.
5. Eliminasi
- BAB : 1 kali/ hari
- BAK : + 6x/hari
- Keluhan : Tidak ada

DATA OBJEKTIF
A. Keadaan umum : Baik
B. Kesadaran : Compos mentis
C. Status emosional : stabil
D. Tanda-tanda vital

167
- Tekanan darah : 111/74 mmHg
- Nadi : 68x/menit
- Pernapasan : 18x/menit
- Suhu : 36,6 C
A. Pemeriksaan Fisik
1. Mata : Sclera putih, Conjungtiva merah muda
2. Mulut dan gigi : lembab, tidak ada stomatitis atau caries
gigi.
3. Leher : tidak ada pembengkakan
4. Payudara
a. Bentuk : Simetris
b. Benjolan : Tidak ada
c. Putting susu : Tidak lecet
d. Pengeluaran : ASI (kanan/kiri)
5. Abdomen
a. Bentuk : simetris
b. Bekas luka : tidak ada
c. Kandung kemih : kosong
6. Ekstremitas Atas : Varices : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
7. Ektremitas Bawah : Varices : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Reflek Pattela : +/+
8. Pemeriksaan Genetalia
a. Lochea : Alba
Warna : Putih

168
ASSESMENT
Diagnosa : P2A0 post partum 6 minggu
Masalah : Tidak ada
Kebutuhhan : Konseling perawatan bayi, konseling ASI eksklusif, KB

PELAKSANAAN
Tanggal 29 November 2022
1. Memberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaan baik.
Evaluasi : Ibu memgetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan
baik
2. Mengevaluasi ibu mengenai cara perawatan bayi yang benar, cara ibu
memandikan bayi, membedong bayi serta menjaga agar tetap hangat.
Evaluasi : ibu dapat melakukannya dengan benar.
3. Memantau bagaimana ibu menyusui bayinya sesuai atau tidak dengan apa
yang sudah diajarkan teknik menyusui yang baik dan benar, yaitu pertama
bersihkan daerah areola dan puting susu dengan air hangat, kemudian
mengeluarkan sedikit ASI dan dioleskan ke areola dan puting untuk
merangsang mulut bayi untuk terbuka, setelah mulut bayi terbuka usahakan
puting ibu masuk sampang areola ke mulut bayi agar tidak lecet.
Evaluasi : Ibu menyusui bayinya sesuai dengan teknik yang diajarkan.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI yang diberikan selama 6 bulan tanpa
diberi makan apapun dan menganjurkan untuk tetap memberi ASI Esklusif
pada bayinya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan memberi ASI Esklusif pada bayinya.
5. Memastikan kembali bahwa ibu selalu mengkonsumsi makanan yang
bergizi dan seimbang.
Evaluasi : Ibu masih mengkonsumsi makanan yang bergizi
6. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk segera menggunakan alat
kontrasepsi agar tidak terjadi kehamilan terlalu dekat.
Evaluasi : Ibu ingat dengan penggunaan KB dan ibu akan berKB

169
7. Melakukan Pendokumentasian
Evaluasi : Telah Dilakukan

170
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY LI 6 JAM

Tanggal Pengkajian : 18 Oktober 2022


Waktu Pengkajian : 13.20 WIT
Tempat Pengkajian : RSUD
Nama Pengkaji : Mahasiswa Bernadeta Mote

PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF ( S )


A. Identitas Bayi
1. Nama Bayi : Bayi. Ny. LI
2. Tanggal / hari / jam lahir : 18 Oktober 2022
3. Jenis Kelamin : Laki laki
4. BB lahir : 3400 gram
5. PB lahir : 51 cm
B. Keadaan Bayi Saat Lahir
1. Resusitasi : Tidak Ada
2. Obat – obatan : Tidak Ada
3. Keadaan Umum : Baik
1. Pernapasan
− Spontan / tidak : Spontan
− Frekuensi : 48 x/mnt
− Teratur / tidak : Teratur
− Menangis : Ya
2. Suhu : 36,6ᵒ C
3. Warna Kulit : Merah
4. Nadi : 140 x /menit

C. Intake Cairan
Bayi dilakukan IMD, tetapi ASI belum keluar

171
D. Eliminasi : Bayi belum melakukan BAK ataupun BAB
E. Istirahat/ Tidur : bayi belum dapat tidur dengan pulas
F. Lingkungan
1. Fisik : Baik
2. Sosial
Hubungan Ibu dan Bayi : Baik
Prilaku Ibu terhadap Bayi : Baik
Sibling Rivalry : Tidak Ada
3. Riwayat genetik
Kelainan Kongenital : Tidak Ada keluarga yang mengalami kelainan
kongenital

DATA OBJEKTIF ( O )
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. TTV
− Denyut jantung : 140 x/ mnt
− Respirasi : 20 x/menit
− Suhu : 36,6ᵒ C
3. Kepala
− Ubun – ubun kecil : tidak ada kelainan
− Sutura : tidak ada molase
Molage :
− Caput succedenum : tidak ada
− Cephal hematom : tidak ada
− Ukuran lingkar kepala : 34 cm
Fronto Occipito : 33 cm
− Kelainan : tidak ada
4. Mata
− Bentuk : simetris

172
− Sekret : tidak ada pengeluaran sekret
− Konjungtiva : merah muda
− Sklera : putih
− Kelainan : tidak ada
5. Hidung
− Lubang Hidung : Ada
− Pernapasan cuping hidung : Tidak Ada
− Kelainan : Tidak Ada
6. Bibir
− Warna : merah muda
− Palatum : tidak ada kelainan
− Lidah : bersih
− Reflek sucking : ada
− Reflek rooting : ada
7. Telinga
− Bentuk : Simetris
− Letak telinga terhadap mata : sejajar
− Kelainan : tidak ada
8. Leher
− Pembengkakan
Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
Kelanjar tiroid : tidak ada pembengkakan
− Reflek tonick neck : ada
− Pergerakan : aktif
− Kelainan : tidak ada kelainan
9. Dada
− Bentuk dada : Simetris
− Lingkar dada : 35 cm
− Tulang rusuk dan sternum : tidak ada kelainan
− Kelainan : tidak ada kelainan

173
10. Abdomen
− Bentuk : proporsional
− Keadaan tali pusat : tidak ada pendarahan talipusat dan
penonjolan di sekitar pusat saat bayi menangis, keadaan bersih
− Kelainan : tidak ada
11. Punggung
− Spina Bifida : tidak ada kelainan
− Kelainan : tidak ada
12. Ekstermitas atas
− Gerakan : aktif
− Refleks grasp : ada
− Refleks moro : ada
− Jari – jari tangan : lengkap
− Kelainan : tidak ada kelainan
13. Ekstermitas bawah
− Bentuk : Simetris
− Gerakan : Aktif
− Tanda klik : tidak ada
− Refleks babinski : tidak ada
− Kelainan : tidak ada

14. Kulit
− Warna kulit : kemerahan
− Kelainan : tidak ada kelaian

ASSESMENT ( A )
Diagnosa : Bayi baru lahir cukup bulan, sesuai masa kehamilan, usia 6 jam.
Masalah : tidak ada

174
Kebutuhan : IMD, kehangantan untuk bayi, Pemberian salep mata tetrasiklin,
Vit K, HB-O, ASI Eksklusif, penkes tentang perawatan talipusat, dan tanda-tanda
bahaya pada bayi baru lahir.

PLANNING ( P )
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya
dalam keadaan baik dengan tanda-tanda vital yang normal dan tidak ada
kelainan.
Evaluasi: ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya setelah bidan beritahukan.
2. Melakukan IMD selama 1 jam secara kontak kulit anttara bayi dan ibu, bayi
diletakan di antara dua payudara tidak lebih tinggi dari puting.
3. Memberikan profilaksis mata yaitu oksitetrasiklin 1 % pada mata bayi.
Evaluasi: oksiterasiklin telah diberikan
4. Memberikan suntikan Vit. K 0,1 cc kepada bayi setelah 1 jam bayi lahir,
pada paha kiri anterolateral.
Evaluasi: vit. K telah disuntkan sebanyak 0,1 cc
5. Memberikan profilaksis mata yaitu oksitetrasiklin 1 % pada mata bayi.
Evaluasi: oksiterasiklin telah diberikan
6. Melakukan penyuntikan HB-0 dengan dosis 0.5 cc pada paha kanan
anterolateral setelah 1 jam pemberian Vit-K
7. menganjurkan ibu agar tetap menjaga kehangatan bayinya dengan cara
pastikan tempat tidur bayo kering, jendela tertutup, dan memakai pakaian
kering dan hangat.
Evaluasi: Ibu bersedia
8. Memberitahukan ibu agar memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai
bayinya umur 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun kecuali obat.
Evaluasi: ibu bersedia untuk melakukan anjuran bidan untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan.
9. Memberitahukan pada ibu agar memberikan ASInya kapanpun bayinya
ingin menyusu.
Evaluasi: Ibu bersedia memberikan ASInya kapanpun bayinya inginkan.

175
10. Mengajarkan kepada ibu cara perawatan tali pusat dengan tidak membubuhi
apapun pada talipusat bayinya.
Evaluasi: ibu mengerti mengenai perawatan talipusat.
11. Memberitahukan kepada ibu dan suami tanda-tanda infeksi pada talipusat
seperti keluarnya cairan dari talipusat dan disekitar pusat memerah.
Evaluasi:Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda infeksi pada talipusat setelah
bidan beritahu
12. Memberikan informasi kepada ibu dan suami tentang imunisasi.
Evaluasi: Ibu mengerti dengan informasi imunisasi yang bidan beritahukan dan
bersedia melakukan imunisasi kepada bayinya sesuai usia bayinya.
13. Memberitahukan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi seperti :
Bayi sulit mengisap/ hisapan lemah, bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
menyusui, bayi sulit bernafas atau dingin, bayi tidak buang air besar selama 24 jam
setelah lahir, muntah terus menerus, perut bengkak, tinja hijau tua/berdarah, mata
bengkak/mengeluarkan cairan, tali pusat bau/berdarah.
Evaluasi: ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi dan akan membawa
bayinya kepetugas kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya tersebut.
14. Mengajurkan ibu untuk membawa bayinya setiap kunjungan ulang
Evaluasi: Ibu akan membawanya setiap kunjungan ulang
12 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Evaluasi: hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

176
ASUHAN KEBIDANAN PADA By. L BARU LAHIR 6 HARI

Tanggal Pengkajian : 24 Oktober 2022


Waktu Pengkajian : 09.00 WIT
Tempat Pengkajian : Rumah
Nama Pengkaji : Mahasiswa Bernadeta Mote

PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF ( S )


Ibu mengatakan bayi menetek dengan kuat dan dapat tidur dengan nyenyak.
DATA OBJEKTIF ( O )
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. TTV
− BB : 3500 gr
− TB : 51 cm
− Denyut jantung : 129 x/ mnt
− Respirasi : 20 x/menit
− Suhu : 36,7 C
3. Kepala
− Ubun – ubun kecil : tidak ada kelainan
− Sutura : tidak ada molase

Molage :
− Caput succedenum : tidak ada
− Cephal hematom : tidak ada
− Kelainan : tidak ada
4. Mata
− Bentuk : simetris
− Sekret : tidak ada pengeluaran sekret
− Konjungtiva : merah muda

177
− Sklera : putih
− Kelainan : tidak ada
5. Hidung
− Lubang Hidung : Ada
− Pernapasan cuping hidung : Tidak Ada
− Kelainan : Tidak Ada
6. Bibir
− Warna : merah muda
− Palatum : tidak ada kelainan
− Lidah : bersih
− Reflek sucking : ada
− Reflek rooting : ada
7. Telinga
− Bentuk : Simetris
− Letak telinga terhadap mata : sejajar
− Kelainan : tidak ada
2. Leher
− Pembengkakan
Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
Kelanjar tiroid : tidak ada pembengkakan
− Reflek tonick neck : ada
− Pergerakan : aktif
− Kelainan : tidak ada kelainan
3. Dada
− Bentuk dada : Simetris
− Lingkar dada : 35 cm
− Tulang rusuk dan sternum : tidak ada kelainan
− Retraksi dinding dada : tidak ada
− Kelainan : tidak ada kelainan
4. Abdomen

178
− Bentuk : proporsional
− Keadaan tali pusat : tali pusat telah puput 2 hari yang lalu
− Kelainan : tidak ada
5. Punggung
− Spina Bifida : tidak ada kelainan
− Kelainan : tidak ada
6. Ekstermitas atas
− Gerakan : aktif
− Refleks grasp : ada
− Refleks moro : ada
− Jari – jari tangan : lengkap
− Kelainan : tidak ada kelainan

7. Ekstermitas bawah
− Bentuk : Simetris
− Gerakan : Aktif
− Tanda klik : tidak ada
− Refleks babinski : tidak ada
− Kelainan : tidak ada
8. Kulit
− Warna kulit : kemerahan
− Kelainan : tidak ada kelaian

ASSESMENT ( A )
Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan, usia 6 hari dengan
keadaan umum baik.
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Penkes tentang imunisasi, kehangatan untuk bayi, Asupan ASI
untuk bayi, dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

179
PLANNING ( P )
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya
dalam keadaan baik dengan tanda-tanda vital yang normal dan tidak ada
kelainan.
Evaluasi: ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya setelah bidan beritahukan.
2. Mengingatkan ibu agar menjaga bayinya dam keadaan bersih, hangat dan
kering, dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan dan
memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin
Evaluasi: ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayinya
3. Mengingatkan ibu agar memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai
bayinya umur 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun .
Evaluasi: Ibu bersedia melakukan anjuran bidan untuk memberikan ASI eksklusif
pada bayinya sampai usia 6 bulan.
4. Mengingatkan pada ibu agar memberikan ASInya kapanpun bayinya ingin
menyusu.
Evaluasi: Ibu bersedia memberikan ASInya kapanpun bayinya inginkan.
5. Memberikan informasi kepada Ibu dan suami tentang imunisasi 5 dasar
lengkap yaitu imunisasi BCG pada usia bayi 1 bulan, imunisasi DPT dan
Hepatitis B diberikan secara bersamaan pada usia bayi 2, 3, dan 4 bulan,
imunisasi polio diberikan 4 kali pada usia 1, 2 ,3 dan 4 bulan, serta yang
terakhir campak diberikan pada usia 9 bulan.
Evaluasi: Ibu mengerti dengan informasi imunisasi yang bidan beritahukan dan
bersedia melakukan imunisasi kepada bayinya sesuai usia bayinya.
6. Mengingatkan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi seperti : Bayi
sulit mengisap/ hisapan lemah, bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
menyusui, bayi sulit bernafas atau dingin, bayi tidak buang air besar selama
24 jam setelah lahir, muntah terus menerus, perut bengkak, tinja hijau
tua/berdarah, mata bengkak/mengeluarkan cairan, tali pusat bau/berdarah.

180
ASUHAN KEBIDANAAN PADA By. L BARU LAHIR 2 MINGGU

Tanggal Pengkajian : 05 November 2022


Waktu Pengkajian : 16.25 WIT
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Nama Pengkaji : Mahasiswa Bernadeta Mote

PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF ( S )


Ibu mengatakan bayi menetek dengan kuat dan dapat tidur dengan nyenyak.

DATA OBJEKTIF ( O )
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
− BB : 3500 gram
− PB : 51 cm
− Denyut jantung : 129 x/ mnt
− Respirasi : 20 x/menit
− Suhu : 36,7 C
2. Kepala
− Ubun – ubun kecil : tidak ada kelainan
− Sutura : tidak ada molase
Molage :
− Caput succedenum : tidak ada
− Cephal hematom : tidak ada
− Kelainan : tidak ada
3. Mata
− Bentuk : simetris
− Sekret : tidak ada pengeluaran sekret
− Konjungtiva : merah muda
− Sklera : putih

181
− Kelainan : tidak ada
4. Hidung
− Lubang Hidung : Ada
− Pernapasan cuping hidung : Tidak Ada
− Kelainan : Tidak Ada

5. Bibir
− Warna : merah muda
− Palatum : tidak ada kelainan
− Lidah : bersih
− Reflek sucking : ada
− Reflek rooting : ada
6. Telinga
− Bentuk : Simetris
− Letak telinga terhadap mata : sejajar
− Kelainan : tidak ada
7. Leher
− Pembengkakan
Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
Kelanjar tiroid : tidak ada pembengkakan
− Reflek tonick neck : ada
− Pergerakan : aktif
− Kelainan : tidak ada kelainan
8. Dada
− Bentuk dada : Simetris
− Lingkar dada : 35 cm
− Tulang rusuk dan sternum : tidak ada kelainan
− Retraksi dinding dada : tidak ada
− Kelainan : tidak ada kelainan
9. Abdomen

182
− Bentuk : proporsional
− Keadaan tali pusat : tali pusat telah puput
− Kelainan : tidak ada

10. Punggung
− Spina Bifida : tidak ada kelainan
− Kelainan : tidak ada
11. Ekstermitas atas
− Gerakan : aktif
− Refleks grasp : ada
− Refleks moro : ada
− Jari – jari tangan : lengkap
− Kelainan : tidak ada kelainan
12. Ekstermitas bawah
- Bentuk : Simetris
- Gerakan : Aktif
- Tanda klik : tidak ada
- Refleks babinski : tidak ada
- Kelainan : tidak ada
13. Kulit
− Warna kulit : kemerahan
− Kelainan : tidak ada kelaian

ASSESMENT ( A )
Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan, usia 2 minggu
dengan keadaan umum baik.
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : Penkes tentang, kehangatan untuk bayi, Asupan ASI untuk bayi,
dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

183
PLANNING ( P )
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya
dalam keadaan baik dengan tanda-tanda vital yang normal dan tidak ada
kelainan.
Evaluasi: ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya setelah bidan beritahukan.
2. Mengingatkan ibu agar menjaga bayinya dam keadaan bersih, hangat dan
kering, dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan dan
memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin
Evaluasi: ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayinya
3. Mengingatkan ibu agar memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai
bayinya umur 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun .
Evaluasi: Ibu bersedia melakukan anjuran bidan untuk memberikan ASI eksklusif
pada bayinya sampai usia 6 bulan.
4. Mengingatkan pada ibu agar memberikan ASInya kapanpun bayinya ingin
menyusu.
Evaluasi: Ibu bersedia memberikan ASInya kapanpun bayinya inginkan.
5. Memberikan informasi kepada ibu dan suami tentang imunisasi yang akan
diberikan pada usia 1 bulan yaitu imunisasi BCG yaitu pada tanggal 20 Juli
2023.
Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan imunisasi 4 minggu yang
akan datang
6. Mengingatkan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi seperti : Bayi
sulit mengisap/ hisapan lemah, bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
menyusui, bayi sulit bernafas atau dingin, bayi tidak buang air besar selama
24 jam setelah lahir, muntah terus menerus, perut bengkak, tinja hijau
tua/berdarah, mata bengkak/mengeluarkan cairan, tali pusat bau/berdarah.
Evaluasi: ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi dan akan membawa
bayinya kepetugas kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya tersebut.

184
7. Mengajurkan ibu untuk membawa bayinya setiap kunjungan ulang
postpartum.
Evaluasi: Ibu akan membawan bayinya setiap kunjungan ulang postpartum
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Evaluasi: hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP

185
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. L LAHIR 6 MINGGU

Tanggal pengkajian : 29 November 2022


Waktu : 11.12 WIB
Tempat : Rumah Ny. “L
Nama pengkaji : Mahasiswa Bernadeta Mote

DATA SUBJEKTIF
A. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya,
bayinya mau menyusui dengan baik, dan tidak
rewel.
B. Pola Aktivitas Sehari – hari
1. Intake cairan
ASI : Ya
Frekuensi : 1-2 jam sekali
PASI : Tidak diberikan
2. Eliminasi
BAK : 5-6x/sehari, kuning jernih
BAB : 1-2x/sehari,warna kuning

3. Personal Hygene
Mandi : 2 x / sehari, dengan Air hangat

DATA OBJEKTIF
A. Keadaan umum : Baik
B. Kesadaran : compos mentis
C. Tanda – tanda Vital
- Denyut jantung : 120 x/menit
- Respirasi : 45 x/menit
- Suhu : 36 oC
D. Antropometri

186
- Berat badan : 3800 gram
- Panjang badan : 51 cm
- Keadaan tali pusat : tali pusat sudah puput
- Warna kulit : kemerahan
E. Mata
- Bentuk : Simetris
- Secret : Tidak ada
- Konjungtiva : Merah muda
- Sclera : Tidak ikhterik
- Kelainan : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
F. Bibir
- Warna : Merah
- Lidah : Bersih
- Reflek sucking : Positif
- Reflek rooting : Positif
G. Leher
- Pembengkakan : Tidak Ada
- Reflek tonick neck : Positif
- Pergerakan : Aktif
- Kelainan : Tidak ada
H. Ekstremitas atas
- Bentuk : Simetris
- Gerakan : Aktif
- Refles grasp : Positif
- Refles moro : Positif
- Kelainan : Tidak ada
I. Ekstremitas bawah
- Bentuk : Simetris
- Gerakan : Aktif
- Refleks babinski : Positif

187
- Kelainan : Tidak ada

ASSESMENT
Diagnosa : By Lisan usia 6 minggu
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : ASI ekslusif

PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan
sehat dan berat badan bayi bertambah menjadi 3800 gram.
Evaluasi : Ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Mengingatkan ibu untuk terus memberikan ASI pada bayinya serta
memberitahukan kepada ibu apabila bayinya tidur lebih dari 3 jam sebaiknya
ibu membangunkannya dan memberikan ASI kepada bayinya sesering
mungkin. Dan mengingatkan ibu juga bahwa bayi selama 6 bulan jangan
diberikan makanan tambahan atau susu formula selain ASI.
Evaluasi : Ibu mengatakan masih ingat dengan anjuran yang dianjurkan oleh bidan
dan ibu tidak pernah memberikan makanan tambahan apapun atau susu formula.
3. Menganjurkan ibu memberi rangsangan kepada bayi dengan cara:
menggantung benda bergerak warna cerah agar bayi dapat melihat benda
tersebut.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.
4. Mengingatkan pada ibu tanda-tanda bayi sehat, setiap bulan bayi berat
badannya naik mengikuti pita hijau pada KMS, perkembangan dan kepandaian
anak bertambah sesuai dengan umur, anak jarang sakit dan lincah.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.
5. Menganjurkan ibu agar bayi melakukan imunisasi DPT I dan Polio 2 pada usia
bayi 2 bulan.
Evaluasi : Ibu akan melakukan imunisasi untuk bayinya

188
6. Memberi kesempatan kepada ibu untuk bertanya apabila ada yang masih
kurang jelas atau belum dimengerti.
Evaluasi : Ibu mengatakan sudah jelas dan tidak ada yang ditanyakan lagi

189
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY L P2 A 0 AKSEPTOR KB

Hari / Tanggal Pengkajian : 27 Juli 2023


Waktu Pengkajian : 10.00 WIT
Tempat Pengkajian : PKM Siriwini
Nama Pengkaji : Mahasiswa Bernadeta Mote

DATA SUBJEKTIF ( S )
A. Riwayat Obstetri
1. Keluhan saat ini : Ibu mengeluh kurang istirahat
2. Alasan ikut KB : Ibu tidak ingim mempunyai anak lagi
3. Jumlah Anak : 2 (Dua)
4. Jumlah anak hidup : 2 (Dua)
5. Jumlah anak meninggal : Tidak ada
6. Riwayat keguguran : tidak ada
7. Usia anak terakhir : 1 minggu
8. Apakah sedang menyusui : Ya
B. Riwayat KB
1. Pengetahuan ibu tentang KB : Cukup baik
2. Pernah mengikuti KB : Tidak
3. Riwayat KB terdahulu : Tidak
4. Rencana KB yang digunakan : Tidak

A. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu:

Kehamilan Persalinan Anak


Tahun nifas
Usia Penyulit Tempat Penolong Jenis Penyakit Jk PB/BB
2019 9 Tidak RSUD Bidan Normal Tidak Normal L 50 cm/
bln ada ada 3300
Kelainan gr

190
2022 9 Tidak RSUD Bidan Normal Tidak Normal L 51 cm/
bln ada ada 3400
Kelainan gr

B. Riwayat penyakit yang lalu


1. Riwayat sakit kuning : Tidak ada
2. Sakit Jantung : Tidak ada
3. Diabetes melitus : Tidak ada
4. TBC : Tidak ada
5. Riwayat hipertensi : Tidak ada
6. Pendarahan pervaginam : Tidak ada
7. Tumor
a. Alat kandungan : Tidak ada
b. Payudara : Tidak ada
c. Tumor lain : Tidak ada
C. Dukungan keluarga
Baik, suami dan keluarga sangat mendukung ibu memakai KB

DATA OBJEKTIF ( O )
A. KU : Baik
B. Kesadaran : Compos mentis
C. TTV :
a. TD : 110/80 mmhg
b. Nadi : 82x/menit
c. Suhu : 36,6ᵒ C
d. Respirasi : 20 x/menit
D. Antropometri
a. BB : 58 kg
b. TB : 147 cm
E. Pemeriksaan Fisik
1. Muka
a. Oedema : tidak ada

191
2. Mata
a. Konjungtiva : merah muda
b. Sklera : putih
c. Fungsi Penglihatan : baik
d. Kelainan : tidak ada
3. Mulut
a. Bibir: lembab
b. Lidah : bersih
c. Gigi : tidak karies dan ibu tidak menggunakan gigi palsu
d. Gusi : tidak berdarah dan berwarna merah muda
4. Leher
a. Vena Jugularis : tidak ada peningkatan
b. Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
5. Payudara
a. Bentuk : Simetris
b. Puting susu : Menonjol
c. Benjolan : tidak ada
d. Luka Parut : tidak ada
6. Abdomen
a. Teraba masa : tidak teraba masa
b. Pembesaran hepar : tidak ada pembesaran hepar
c. Nyeri tekan daerah perut : tidak ada
d. Nyeri tekan supra pubis : tidak ada
7. Ekstermitas Atas
a. Bentuk : simetris
b. Oedema : tidak ada
8. Ekstremitas Bawah
a. Bentuk : simetris
b. Oedema : tidak ada
c. Varises : tidak ada

192
d. Refleks Patela : (+) positif/ (+) positif

ASSESMENT
Diagnosa : Ny. L usia 25 tahun Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : pendidikan kesehatan tentang keuntungan/kerugian, cara
pemasangan, cara kerja dan efek samping dari penggunaan KB suntik 3 Bulan.
PLANNING
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik yaitu
TD : 110/80 mmHg dan suhu 36,7ᵒ C, tidak teraba massa pada abdomen ibu
dan secara keseluruhan keadaan ibu normal.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan setelah bidan beritahu.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang macam-macam KB, manfaat dan efek
sampingnya antara lain KB suntik, KB pil, KB IUD, Implant dan kondom.
Evaluasi : Ibu telah mengerti macam-macam KB, manfaat serta efek sampingnya
yang telah dijelaskan bidan
3. Menanyakan kembali kepada ibu tentang metode KB yang akan ibu gunakan
Evaluasi : ibu menginginkan metode KB suntik 3 bulan
4. Menyiapkan alat dan bahan untuk penyunyikan, memasukan KB kepada alat
suntikan pastikan tak ada gelembung dan ganti ninddlenya.
Evaluasi : Kb suntik telah siap digunakan
5. Desinfeksi daerah yang akan di suntikan, yaitu di 1/3 SIAS dan coccygis
paha.
Evaluasi : Desinfeksi telah dilakukan
6. Melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan sebanyak 1 cc secara
intramuskular.
Evaluasi : Ibu telah disuntikan KB 3 bulan.
7. Memberikan penjelasan mengenai KB suntik 3 bulan pada ibu, tentang
kerugian dari KB suntik 3 bulan yaitu : penambahan berat badan, siklus haid
menjadi tidak teratur karena Kb suntik berisi hormon sehingga dapat
mengakibatkan perubahan hormon dalam tubuh ibu. Memberitahukan

193
keuntungan dari KB suntik 3 bulan yaitu efektif, tidak berpengaruh terhadap
ASI karena tidak tidak menekan menekan produksi ASI.
Evaluasi : Ibu cukup mengerti mengenai penjelasan tentang KB suntik 3 bulan yang
diberikan.
8. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 20 Februari 2023
Evaluasi : Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang
9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Evaluasi : hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

194
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi pada

Ny.L dimulai dari kehamilan 40 minggu sampai dengan 6 minggu postpartum

serta pengkajian pada bayi baru lahir di RSUD. Dalam bab ini penulis akan

membahas mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan

keluarga berencana.

A. Masa Antenatal
Asuhan kehamilan penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari
kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seterusnya, WHO
menganjurkan agar setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 6 kali yaitu 1
kali pada trimester 2, 1 kali pada trimester II, dan 3 kali pada trimester III.
Diharapkan Frekuensi ANC yang dilakukan akan sesuai dengan pendapat
Kemenkes (2020).
Dalam pelayanan/ asuhan kehamilan standar minimal yang harus

dilaksankan adalah 10T yaitu Timbang Berat badan dan Tinggi Badan, Tensi,

Pengukuran LILA, TFU, Taksiran presentasi janin, TT, Tablet Fe, Tes Lab HB

dan Protein Urin, Tata laksana kasus, Temu wicara, P4K, KB, Postpartum.

Pada kasus Ny. L ibu memeriksakan kehamilannya di RSUD sebanyak

6 kali secara teratur. Ibu juga rutin meminum vitamin dan 90 tablet Fe yang

bidan berikan selama kehamilan , hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu

mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan cukup

baik. Pada masa kehamilannya Ny. L mendapatkan 10T standar asuhan

195
pelayanan kebidanan ANC tetapi berdasarkan teori standar pelayanan

kebidanan.

B. Masa Intrapartum
Persalinan atau kelahiran normal adalah proses keluarnya janin yang

terjadi pada usia kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ) lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi

baik pada ibu atau pun pada janin ( Sarwono,2017 ). Menilai secara tepat bahwa

persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang

memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan

sedang berlangsung. Pada kasus ini kebutuhan Ny. L selama proses persalinan

berlangsung dapat dipenuhi dan dibantu oleh keluarga.

1. Kala I
Kala I dimulai dari timbulnya kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga servik membuka lengkap.

Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif, fase laten

berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Pada umumnya,

fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam. Sedangkan fase aktif dari

pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan

terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida)

atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

Kala I pada Ny. L didasari dengan adanya mules-mules yang

dirasakan sejak jam 07.00 WIT dan keluar lendir campur darah, pada saat

pemeriksaan jam 07.05 WIB, frekuensi mules 3 kali dalam 10 menit durasi

196
40 detik dan kuat. Pada pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan 5 cm.

Maka dari hasil pemeriksaan dapat ditegakan bahwa ibu memasuki inpartu

kala I fase aktif. Kala I pada Ny.L berjalan cukup baik dan normal. Lama

kala I pada Ny.L adalah 4 jam 30 menit, observasi yang dilakukan adalam

pemeriksaan DJJ, kontraksi 30 menit, pembukaan serviks, penurunan

bagian terbawah janin,tekanan darah,suhu dan urine. Hasil pemeriksaan

tercatat di partograf. Pada kasus Ny.L pengkaji memberikan asuhan sayang

ibu dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi

kecemasan juga rasa sakit yang dialami oleh ibu. Asuhan yang diberikan

yaitu memberikan dukungan terus-menerus, mengelus-elus punggungnya

agar menambah kenyamanan ibu, menganjurkan kepada ibu untuk posisi

miring kekiri, menjaga kandung kemih tetap kosong dan mengajarkan

teknik bernafas pada ibu saat ada kontraksi supaya aliran oksigen ke janin

tidak terganggu.

2. Kala II

Kala dua persalinan dimulai dengan dilatasi lengkap serviks dan

diakhiri dengan kelahiran bayi. Tahap ini dikenal dengan tahap ekspulsi.

(Sarwono, 2017), Teori mengatakan lamanya kala II normalnya untuk primi

adalah 2 jam dan untuk multi adalah 1 jam. Persiapan untuk proses persalinan

pada kala II ini mengajarkan ibu cara meneran dan mengatur posisi ibu saat

meneran, posisi yang dipilih Ny. LAadalah posisi setengah duduk. Pada kasus

Ny. L jam 07.05 WIT ketuban pecah spontan berwarna jernih sehubungan

dengan itu pengkaji melakukan pemeriksaan dalam dan pembukaan sudah

197
lengkap. Ibu mengalami kontraksi yang semakin lama semakin sering dan

kuat. Ada dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, vulva membuka dan

perineum menonjol sehinggga pengkaji melakukan persiapan persalinan.

Kala II berlangsung 5 menit dan bayi lahir jam 07.10 WIT. Prinsip
pertolongan persalinan Ny. L sesuai dengan 60 langkah APN yang bersih dan
aman, tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan.
Melakukan primi adalah 2 jam dan untuk multi adalah 1 jam. dalam
kasus ini berjalan normal karena lamanya kala II dalam kasus ini 10 menit.

3. Kala III
Pada kala III dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Penolong melakukan manajemen aktif

kala III, yaitu penyuntikkan oksitosin, melakukan peregangan tali pusat dan

melakukan massase uterus 15 kali dalam 15 detik. Pada kasus ini lama kala III

15 menit, plasenta lahir lengkap jam 07.25 WIT. Tidak ada kesenjangan antara

teori dengan asuhan yang diberikan kepada Ny. L

4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum,

selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama

setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah

persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering.

pada kala IV kasus ini Ny. L tidak mengalami perdarahan,tidak terdapat luka

laserasi dengan perdarahan normal serta kontraksi uterus ibu baik. Tidak ada

kesenjangan antara asuhan yang diberikan dengan teori.

A. Masa Nifas

198
Masa nifas adalah masa sesudah persalina dan kelahiran bayi, plasenta,

serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan

seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.

Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali yaitu 6-8

jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu setelah persalinan. Kun jungan ini

bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah,

mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi.

Pada postpartum 6 jam, ibu tidak mengalami perdarahan, ibu sudah

dapat berkemih secara lancar, mobilisasi ibu baik, ASI Ny. L sudah banyak.

Pada hari ke 6, keadaan ibu baik, hubungan ibu dan bayi pun baik, ASI

semakin banyak, tidak ada masalah dalam proses eleminasi (BAK dan

BAB). Pengeluaran pervaginam (lochea) sanguinolenta, hal ini sesuai

dengan teori ilmu kebidanan Varney pada hari ke tiga sampai ke tujuh

lochea yang keluar adalah lochea sanguinolenta. Asuhan yang diberikan

pada ibu adalah menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan berprotein,

mengajarkan ibu cara perawatan payudara, cara teknik menyusui yang baik,

memberitahukan tanda-tanda bahaya pada masa nifas.

Pada minggu ke 2 keadaan ibu baik, hubungan ibu dan bayi pun

baik, ASI mulai banyak, tidak ada masalah dalam proses eleminasi (BAK

dan BAB). Uterus sudah tidak teraba. Pengeluaran pervaginam (lochea)

alba, hal ini sesuai dengan teori ilmu kebidanan Varney pada post partum

hari kesepuluh lochea yang keluar adalah lochea alba. Minggu ke 6 keadaan

ibu baik. Ibu memutuskan untuk KB suntik 3 bulan. Seorang wanita yang

199
sedang menyusui dapat menggunakan jenis KB yang mengandung

hormon progestin sebab KB ini mempunyai keuntungan diantaranya tidak

mempunyai pengaruh terhadap produksi ASI.

B. Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

kepada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi baru

lahir akan menunjukan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau

gangguan. Tujuan utama perawatan bayi baru lahir, adalah membersihkan jalan

nafas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi,

pemberian Vit k, memberi salep mata dan mengidentifikasi bayi.

Proses persalinan berlangsung normal dan bayi Ny. L lahir dalam

keadaan sehat dengan jenis kelamin perempuan, berat 3400 gram dan panjang

50 cm. Bayi tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kelainan apapun seperti

tali pusat berdarah, sulit menyusui, kedinginan, kepanasan, sulit bernafas, bayi

terus menerus tidur, warna kulit abnormal, tangis yang abnormal, mata

bengkak/mengeluarkan cairan dan gangguan pencernaan. Bayi Ny. L telah

diberikan Vit K pada saat satu jam setelah lahir dan pada 2 jam setelah lahir

telah disuntikkan HB 0 , keadaan ini sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi

yang di anjurkan.

Asuhan yang diberikan adalah mengajarkan ibu teknik menyusui yang

benar dan cara merawat tali pusat, menganjurkan ibu untuk tetap menjaga

kehangatan dan kebersihan bayi serta memberikan ASI hingga berumur 2 tahun

200
dan ASI eksklusif hingga berusia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan asuhan yang

diberikan pada neonatal menurut pendapat (Sarwono, 2017 ) yang meliputi :

a . Perawatan tali pusat:

1) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan

tutupi dengan kain bersih secara longgar.

2) Lipat popok dibawah tali pusat kemudian jika tali pusat terkena kotoran

atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul.

3) Jaga tali pusat agar dalam keadaan bersih dan kering

b. Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti

popok sesuai dengan keperluan.

C. Keluarga Berencana

Pada masa 6 minggu postpartum Ny. L sudah mengikuti program

keluarga berencana. Adapun KB yang dipilih ibu yaitu KB Suntik 3 bulan.

Suntik 3 bulan merupakan kontrasepsi yang sebaiknya diberikan setelah 6

minggu pascapersalinan untuk yang laktasi, tetapi untuk yang tanpa laktasi

dapat dipasang kurang atau lebih 21 hari. Dalam panduan praktis pelayanan

kontrasepsi (2016). Kontrasepsi ini pun tidak berpengaruh terhadap ASI.

Dimana pada kunjungan rumah sebelumnya penulis melakukan konseling

terlebih dahulu pada Ny.L tentang berbagai macam jenis kontrasepsi. Dan

membantu ibu untuk memilih kontrasepsi yang sesuai. Dan menjadwalkan

kunjungan ulang sesuai jadwal yang ditetapkan.

201
202
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada kasus Ny. L dari umur

kehamilan 40 minggu sampai dengan 6 minggu postpartum tidak terdapat

kesulitan baik pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan

pelayanan keluarga berencana yang tercatat dalam pendokumentasian

kebidanan. Asuhan tersebut, yaitu :

1. Asuhan kehamilan terfokus untuk mempersiapkan kelahiran, mengetahui

tanda-tanda bahaya dan memastikan kesiapan menghadapi persalinan.

Standar asuhan pemeriksaan ANC yaitu 10T ada yang tidak dilakukan yaitu

pada pemeriksaan tes penyakit menular seksual dikarenakan keterbatasan

alat

2. Pada saat intrapartum berlangsung normal pada kala I, kala II, III dan IV.

Asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan pada INC.

3. Asuhan masa nifas dimulai dari 2 jam sampai dengan 6 minggu postpartum.

Tujuan asuhan ini yaitu menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik

maupun psikologis, melaksanakan asuhan secara menyeluruh, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya dan memberikan pendidikan kesehatan, hal ini sudah

sesuai dengaan teori yang telah dipelajari.

4. Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir yaitu asuhan yang diberikan pada

bayi mulai jam pertama setelah kelahiran. Tujuannya untuk memberikan

203
asuhan yang sesuai standar pada asuhan bayi baru lahir dengan

memperhatikan bayi selama dalam kehamilan dan persalinan. Dari hasil

asuhan melalui anamnesa dan pemeriksaan tidak ditemukan perubahan

patologis yang mengarah ke komplikasi, salep mata tetraciclyn, Vit K dan

HB 0 diberikan.

5. Pada saat 30 hari postpartum Ny. L telah mengikuti program keluarga

berencana Ny. L memilih kontrasepsi KB suntik 3 bulan yang berisikan

hormon progestin yang disuntikkan secara IM 1 cc di bagian 1/3 SIAS.

6. Asuhan Imunisai dilakukan secara komprehensif diberikan kepada bayi Ny.

L dimulai dari pemberian imunisasi HB 0 pada saat 2 jam setelah lahir dan

BCG sebelum bayi berusia 1 bulan.

Berdasarkan dari studi kasus komprehensif yang di dapat maupun

pengamatan langsung pada Ny. L dari kehamilan, bersalin hingga masa nifas

berjalan dengan normal.

B. Saran
1. Bagi Institusi
Institusi pendidikan dapat meningkatkan pendidikan yang mengikuti

perkembangan dan adanya sumber-sumber informasi tentang ilmu-ilmu baru

serta diharapkan agar lebih mempersiapkan manajemen praktek lapangan

semaksimal mungkin sehingga praktek lapangan dapat dicapai dengan baik.

2. Bagi Mahasiswa

204
Dalam kasus ini mahasiswa disarankan untuk mampu memberikan

pelayanan kebidanan sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan

diharapkan dapat memberikan informasi kepada klien.

3. Bagi Lahan

Diharapkan adanya peningkatan perlengkapan dan peralatan di RSUD

agar semua asuhan dapat dilaksanakan sesuai standar. Dan dapat meningkatkan

pelayanan yang sudah cukup baik menjadi lebih baik, sehingga sesuai dengan

standar minimal praktek.

4. Bagi Klien
Dapat menjadi pengetahuan untuk klien dalam menghadapi masa

kehamilan, persalinan, nifas yang sehat serta perawatan bayi baru lahir yang

baik, pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan pilihan klien.

205
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Eny Retna & Wulandari Diah, 2019. Asuhan Kebidanan Nifas.
Jogjakarta: Nuha Medika. Anggra ini Yetti, 2020.
Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihama. Arum Dyah Noviawati Setya & Sujiyatini, 2018.
Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogjakarta: Nuha Medika.
Chunningham F. G, Leveno K. J, Bloom S. L, Hauth J. C, Rouse D. J, Spong C. Y,
2020. Obstetri Williams. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Dinas kesehatan
Provinsi Sumatra Utara, 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Utara,
2020. Gavi, 2018.
Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Tenaga
Kesehatan. Handayani Sri, 2019.
Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Hidayat Asri & Sujiyatini. 2019.
Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha medika. Johariah &
Ningrum Ema Wahyu, 2018.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalainan & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Trans Info Media. Kemenkes, 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2019
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2020.
pdf (Diakses tanggal 07 September 2018).,2019. Profil Kesehatan Indonesia
2019. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/pofil-kesehatan
indonesia/profil kesehatan-indonesia-2020 .pdf (Diakses 20 September
2018). ,2017. Profil Kesehatan Indonesia 2019.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil
kesehatan indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2015. Pdf(Diakses tanggal
09 November 2018).
Manuaba, C.A.I., Manuaba, F.G.B.I., dan Manuaba, G.B.I. 2017.
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Ed 2. Jakarta: EGC.
Meilani Niken, Setiyawati Nanik, Estiwidani Dwiana, Suherni, 2019.
Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:

206
Fitramaya. Mochtar Rustam. 2019.
Sinopsis Obstetri: Obstetri fisiologis, Obstetri Patologi Jilid 1. Jakarta;
EGC. Nugroho Taufan, Nurrezki, Warnaliza Desi, Wilis, 2017.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pinem, 2018. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info
Media.
Prawirohardjo, Sarwono, 2018.
Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Riskesdas Prov. Sumut 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018.
http://www.depkes.go.id//resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia
2018.pdf. (Diakses tanggal 05 november 2017).
Romauli Suryati 2017.
Buku Ajar Asuhan Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Yogyakarta: Penerbit Erlangga. Rukiah, 2017.
Buku ajar neonatus, bayi dan balita. Jakarta: Trans Info Media.
Sondakh Jenny J.S, 2019.
Asuhan Kebidanan, Persalinan Bayi Baru Lahir. Malang: Pernebit
Erlangga.
Sulistyawati, A. 2018.
Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika. Vivian. 2017. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika. Walyani Elisabeth Siwi & Purwoastuti Endang 2017.
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press. WHO, 2018.
httpdigilib.unila.ac.id2069014BAB%20I.pdf (diakses 10 Januari 2018

207

Anda mungkin juga menyukai