Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

KEMATIAN IBU

Disusun
Oleh :

Risky Handayani ( 1911102413047 )

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN 2020/2021

i
ANGKA KEMATIAN IBU

PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan suatu
negara. Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan
kehamilan dan persalinan. 99% dari semua kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 830
wanita meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Salah
satu target di bawah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 3 adalah untuk mengurangi rasio
kematian ibu bersalin global menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran, dengan tidak ada negara
yang memiliki angka kematian ibu lebih dari dua kali rata-rata global. Wanita meninggal akibat
komplikasi selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Komplikasi utama yang menyebabkan
hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat setelah melahirkan, infeksi, tekanan
darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia), komplikasi dari persalinan, dan aborsi
yang tidak aman (WHO, 2018).

Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target MDGs
(sekarang SDGs) tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan 2
kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan
lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan
postpartum. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain
adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan
empat terlalu (terlalu muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3
tahun). Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah
menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup pada SDKI 2012 menjadi 306
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 (Kemenkes, 2019).

RINCIAN PEMBAHASAN MATERI DISERTAI DENGAN DATA DAN HASIL PENELITIAN TERKINI

A. Definisi

Kematian ibu adalah jumlah kematian ibu selama periode waktu tertentu per 100.000 kelahiran
hidup. Kematian ibu adalah kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari pengakhiran
kehamilan, terlepas dari durasi dan tempat kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan
dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan dari penyebab
kecelakaan atau insidental (WHO, 2010). Berdasarkan definisi WHO tersebut menggambarkan
adanya hubungan akibat dan sebab antara kehamilan dan kematian maternal. Ibu yang hamil

1
mungkin mengalami keguguran atau kehamilan ektopik terganggu, atau ibu yang hamil mungkin
meninggal dunia sebelum melahirkan atau ibu yang hamil telah melahirkan seorang bayi dalam
keadaan hidup atau mati yang diikuti dengan komplikasi kehamilan persalinan dan nifas yang
menyebabkan kematian maternal. Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi
baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Sekitar 25-
50% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan.
Kematian saat melahirkan menjadi faktor utama mortalitas perempuan pada masa puncak
produktivitasnya. Walaupun kematian ibu telah lama menjadi masalah di negara-negara
berkembang, baru pada tahun 1987 untuk pertama kali diadakan Konferensi Internasional tentang
kematian ibu di Nairobi Kenya. Pada tahun 1990 dilangsungkan World Summit for children di New
York, USA yang antara lain bersepakat untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi separuh pada
tahun 2000.

B. Perhitungan Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target MDGs
(sekarang SDGs) tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan 2
kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan
lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan
postpartum. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain
adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan
empat terlalu (terlalu muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3
tahun).

C. Angka Kejadian Kematian Ibu


1. Di Dunia

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan
masyarakat di suatu negara. Menurut data World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di
dunia pada tahun 2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian
ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di negara berkembang yaitu sebesar

2
302.000 kematian. Angka kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka
kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju hanya
12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).

2. Di Indonesia

Angka Kematian Ibu di Indonesia termasuk tinggi diantara negara-negara ASEAN.Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Data ini merupakan acuan untuk mencapai target AKI
sesuai Sustainable Development Goals yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030
(Kemenkes,2015).Menurut hasil survei Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun 2008, AKI di
Sumatera Barat adalah sebesar 212 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2014)

3
D. Penyebab Kematian Ibu

Penyebab kematian dan kesakitan ibu dan bayi telah dikenal sejak dulu dan tidak berubah
banyak. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan post partum, eklampsia, infeksi, aborsi tidak
aman, partus macet, dan sebab-sebab lain seperti kehamilan ektopik dan mola hidatidosa. Keadaan
ini diperkuat dengan kurang gizi, malaria, dan penyakit-penyakit lain seperti tuberkulosis, penyakit
jantung, hepatitis, asma, atau HIV. Pada kehamilan remaja lebih sering terjadi komplikasi seperti
anemia dan persalinan preterm. Sementara itu, terdapat berbagai hambatan yang mengurangi akses
memperoleh pelayanan kesehatan maternal bagi remaja, kemiskinan, kebodohan, kesenjangan hak
asasi pada remaja perempuan, kawin pada usia muda, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Kematian
pada bayi baru lahir disebabkan oleh tidak adekuatnya dan tidak tepatnya asuhan pada kehamilan
dan persalinan, khususnya pada saat-saat kritis persalinan.

Konsumsi alkohol dan merokok merupakan penyebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi
baru lahir yang seharusnya dapat dicegah. Ibu perokok berhubungan dengan komplokasi seperti
perdarahan, ketuban pecah dini, dan persalinan preterm. Juga dapat berakibat pertumbuhan janin
terhambat, berat badan lahir rendah, serta kematian janin. Konsumsi alkohol selama kehamilan
berhubungan dengan abortus, lahir mati, prematuritas, dan kelainan bawaan fetal alcohol syndrome.
(Saifudin, 2005). Menurut Saifudin (2002) kematian ibu dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

(1). Kematian obstetri langsung (direct obstetric death) yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas yang timbul akibat tindakan atau kelalaian dalam
penanganan. Komplikasi yang dimaksud antara lain perdarahan antepartum dan postpartum,
preeklamsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet, dan kematian pada kehamilan muda.

(2). Kematian obstetri tidak langsung (indirect obstetric death) adalah kematian ibu yang disebabkan
oleh suatu penyakit yang sudah diderita sebelum kehamilan atau persalinan yang berkembang dan
bertambah berat yang tidak berkaitan dengan penyebab obstetri langsung. Kematian obstetri tidak
langsung ini misalnya disebabkan oleh penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, anemia,
tuberkulosis, HIV/AIDS, diabetes dan lain-lain.

Penyebab kematian ibu yang diakibatkan oleh kecelakaan atau kebetulan tidak di
klasifikasikan ke dalam kematian ibu yang ada hubungannya dengan kehamilan, persalinan dan nifas.
Kematian yang dihubungkan dengan kehamilan International Classifation of Deases (ICD-10)
memudahkan identifikasi penyebab kematian ibu ke dalam kategori baru yang disebut pregnancy
related death yaitu kematian wanita selama hamil atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan
dan tidak tergantung dari penyebab kematian lain. Batasan 42 hari ini dapat berubah karena telah

4
diketahui bahwa dengan adanya prosedur-prosedur dan teknologi baru maka terjadinya kematian
dapat diperlama dan ditunda sehingga ICD-10 juga memasukkan suatu kategori baru yang disebut
kematian maternal terlambat (late maternal death) yaitu kematian wanita akibat penyebab obstetric
langsung atau tidak langsung yang terjadi lebih dari 42 hari tetapi kurang dari satu tahun setelah
berakhirnya kehamilan.

E. Masalah Kematian Ibu dan Solusinya

Kematian ibu di Indonesia tahun 2013 masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian
yaitu perdarahan sebesar 30,13%, hipertensi dalam kehamilan sebesar 27,1%, dan infeksi sebesar
7,3%. Partus lama juga merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia yang angka
kejadiaannya terus meningkat yaitu 1% pada tahun 2010, 1,1 % pada tahun 2011, dan 1,8% pada
tahun 2012. (Kemenkes RI, 2016). Sehubungan dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi,
khususnya pada proses persalinan, muncul beberapa faktor yang dinyatakan sebagai penyebab dari
proses persalinan yang tidak lancar tersebut diantaranya Passage (jalan lahir), Passanger(bayi),dan
Power(kekuatan ibu). Passager dan Passanger, dapat diperkirakan kemungkinannya dalam
menyebabkan sulitnya persalinan, namun Power atau kekuatan mengedan ibu seharusnya juga
dapat diprediksi potensinya dalam menyebabkan kesulitan pada persalinan.

Kekuatan ibu dalam proses persalinan normal yang dapat berdampak pada sulitnya persalinan
dapat diinterpretasikan dari durasi kala dua persalinan. Salah satu penyebab partus lama adalah
terjadinya pemanjangan kala II persalinan. Kala II persalinan adalah fase dalam persalinan yang
dimulai ketika dilatasi serviks lengkap dan berakhir dengan pelahiran janin.Durasi rata-rata sekitar 50
menit untuk nulipara dan sekitar 20 menit untuk multipara. (Cunningham, 2012).

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil menjadi berisiko mengalami
komplikasiselama kehamilan dan persalinan antara lain adalahibu hamil yang menderita diabetes,
hipertensi, malaria, empat terlalu (terlalu muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya, terlalu banyak
anaknya) dan anemia yaitu kadar hemoglobin.

Solusi Permasalah Kematian Ibu untuk mempercepat penurunan kematian ibu perlu
dikembangkan kebijakan dan langkah-langkah yang dapat mengatasi hambatan utama tersebut,
meliputi kelangkaan petugas pelayanan kesehatan yang terampil dan infrastuktur sistem kesehatan
yang saat ini belum memadai, kualitas pelayanan yang sub-standar, dan keengganan para ibu untuk
menggunakan fasilitas pelayanan kebidanan karena biaya yang sangat tinggi dan pelayanannya
masih buruk,18 atau karena preferensinya kepada dukun oleh karena berbagai sebab yang berasal

5
dari lingkungannya. Berikut disampaikan beberapa pemikiran berupa langkah ke depan untuk
mempercepat penurunan kematian ibu guna mencapai Tujuan Pembangunan Milenium.

F. Program Penurunan Angka Kematian Ibu dari Kemenkes

Menkes menambahkan terkait strategi keempat yaitu kegiatan akselerasi dan inovasi tahun
2011, upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan yaitu:

Pertama, kerjasama dengan sektor terkait dan pemerintah daerah telah menindaklanjuti Inpres
no. 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional dan Inpres No.
3 tahun 2010 HYPERLINK “https://bappenas.go.id/get-file-server/node/9274/” Tentang Program
Pembangunan Yang Berkeadilan melalui kegiatan sosialisasi, fasilitasi dan advokasi terkait
percepatan pencapaian MDGs. Akhir tahun 2011, diharapkan propinsi dan kabupaten/kota telah
selesai menyusun Rencana Aksi Daerah dalam percepatan pencapaian MDGs yaitu mengentaskan
kemiskinan ekstrim dan kelaparan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu,
memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.

Kedua, pemberian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), mulai tahun 2011 setiap Puskesmas
mendapat BOK, yang besarnya bervariasi dari Rp 75 juta sampai 250 juta per tahun. Dengan adanya
BOK, pelayanan “outreach” di luar gedung terutama pelayanan KIA-KB dapat lebih mendekati
masyarakat yang membutuhkan.

Ketiga, menetapkan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) berupa indikator


komposit (status kesehatan, perilaku, lingkungan dan akses pelayanan kesehatan) yang digunakan
untuk menetapkan kabupaten/kota yang mempunyai masalah kesehatan. Ada 130 kab/kota yang
ditetapkan sebagai DBK yang tahun ini akan didampingi dan difasilitasi Kementerian Kesehatan.

Keempat, penempatan tenaga strategis (dokter dan bidan) dan penyediaan fasilitas kesehatan di
Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), termasuk dokter plus, “mobile team”.

Kelima, akan diluncurkan 2 Peraturan Menteri Kesehatan terkait dengan standar pelayan KB
berkualitas, sebagaimana diamanatkan UU no 52 tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.

6
RANGKUMAN MATERI

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di dunia masih terbilang tinggi,
menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, ada sekitar 800 ibu di dunia
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Penyebab utama dari
kematian ibu antara lain sumber daya yang rendah, perdarahan, hipertensi, infeksi, dan penyakit
penyerta lainnya yang diderita ibu sebelum masa kehamilan. Wanita yang tinggal di negara
berkembang memiliki resiko kematian 23 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tinggal
di negara maju sehubungan dengan faktor yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
(WHO, 2013).

Selain angka kematian ibu, angka kematian anak di dunia juga masih tinggi. Meskipun begitu,
menurut hasil pengamatan yang dilakukan oleh WHO terhadap program Millennium Development
Goals (MDGs) melalui program Global Health Observatory (GHO), terutama MDGs 4 yang berisi
tentang mengurangi angka kematian anak terlihat bahwa angka kematian anak di dunia mengalami
penurunan sekitar 50% pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 1990, tahun dimana
program MDGs sendiri mulai dicanangkan, pada tahun 1990 angka kematian anak mencapai 12,7
juta, dan pada 2013 angka kematian anak di dunia tercatat sebesar 6,3 juta (WHO, 2013).

Di Indonesia sendiri AKI masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan negara-negara
tetangga, menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Angka
tersebut belum sesuai dengan target MDGs yaitu 102/100.000 KH (Depkes RI, 2012). Menurut hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga Indonesia (SKRT) penyebab langsung kematian di Indonesia 90%
terjadi pada saat persalinan.

Selain itu penyebab tidak langsung dari kematian ibu adalah faktor keterlambatan yaitu
terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan, sebagai contohnya
adalah terlambat mengenali tanda bahaya sehingga ibu sampai di tempat pelayanan kesehatan
sudah dalam kondisi darurat (Depkes RI, 2012). Untuk mengurangi AKI dan AKB di Indonesia,
pemerintah mengeluarkan beberapa program dan upaya antara lain penerapan pendekatan safe
methode pada tahun 1990, program Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang mulai di ujicobakan
sejak tahun 1994, gerakan sayang ibu pada tahun 1996, Making pragnancy safer pada tahun 2000,
bantuan operasional kesehatan (BOK) pada tahun 2010, jampersal yang di mulai pada tahun 2011,
dan juga program expanding mathernal and neonatal safer pada tahun 2012 (Kemenkes RI, 2013).

7
LATIHAN/TUGAS

Pilihan Ganda

1. Menurut Saifudin Kematian Ibu di bagi menjadi berapa kelompok?


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2. Yang dimaksud konstan dalam perhitungan kematian ibu adalah?
a. Jumlah bayi
b. Bayi lahir hidup
c. Jumlah Ibu
d. Kematian ibu
e. Kematian bayi
3. Ada berapa upaya yang dilakukan Menkes untuk penurunan angka kematian ibu?
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
4. Penyebab Kematian obstetri langsung, kecuali?
a. Komplikasi kehamilan
b. Persalinan nifas yang timbul akibat tindakan atau kelalaian dalam penanganan
c. Kecilnya pinggul seorang ibu
d. Perdarahan antepartum dan postpartum
e. Kematian pada kehamilan muda.
5. Pada tahun 2015 berapa angka penurunan kematian ibu?
a. 325
b. 315
c. 355
d. 365
e. 305

Essay

8
1. Apa yang dimaksud dengan angka kematian Ibu?

Jawab : Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan suatu
negara. Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan
kehamilan dan persalinan. 99% dari semua kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 830
wanita meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Salah
satu target di bawah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 3 adalah untuk mengurangi rasio
kematian ibu bersalin global menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran, dengan tidak ada negara
yang memiliki angka kematian ibu lebih dari dua kali rata-rata global. Wanita meninggal akibat
komplikasi selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Komplikasi utama yang menyebabkan
hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat setelah melahirkan, infeksi, tekanan
darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia), komplikasi dari persalinan, dan aborsi
yang tidak aman (WHO, 2018).

2. Apa penyebab peningkatan angka kematian ibu?


Jawab : Dengan perawatan medis yang tepat dan cepat, sebagian besar masalah yang terkait
dengan kehamilan, persalinan, dan postpartum dapat diobati atau dicegah. Namun, tidak jarang
ditemukan kasus di mana ibu terlambat atau tidak mendapat penanganan yang tepat sehingga
menyebabkan kematian ibu. Masalah-masalah yang menjadi penyebab angka kematian ibu menurut
WHO, yaitu:

a. pendarahan postpartum (setelah melahirkan)

b. tekanan darah tinggi

c. infeksi

d. penghentian kehamilan

e. emboli paru

3. Faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu?


Jawab : Terdapat beberapa faktor yang bisa memengaruhi risiko kematian ibu. Faktor-faktor
yang berpengaruh pada angka kematian ibu, di antaranya:
a. Umur
b. Status sosial ekonomi
c. Ketersediaan perawatan medis
d. Paritas (jumlah kehamilah)

9
4. Bagaimana solusi masalah kematian Ibu?

Jawab : Solusi Permasalah Kematian Ibu untuk mempercepat penurunan kematian ibu perlu
dikembangkan kebijakan dan langkah-langkah yang dapat mengatasi hambatan utama tersebut,
meliputi kelangkaan petugas pelayanan kesehatan yang terampil dan infrastuktur sistem kesehatan
yang saat ini belum memadai, kualitas pelayanan yang sub-standar, dan keengganan para ibu untuk
menggunakan fasilitas pelayanan kebidanan karena biaya yang sangat tinggi dan pelayanannya
masih buruk,18 atau karena preferensinya kepada dukun oleh karena berbagai sebab yang berasal
dari lingkungannya. Berikut disampaikan beberapa pemikiran berupa langkah ke depan untuk
mempercepat penurunan kematian ibu guna mencapai Tujuan Pembangunan Milenium.

5. Sebutkan dan Jelaskan 2 kelompok kematian menurut Saifudin!

Jawab : Menurut Saifudin (2002) kematian ibu dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

(1). Kematian obstetri langsung (direct obstetric death) yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas yang timbul akibat tindakan atau kelalaian dalam
penanganan. Komplikasi yang dimaksud antara lain perdarahan antepartum dan postpartum,
preeklamsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet, dan kematian pada kehamilan muda.

(2). Kematian obstetri tidak langsung (indirect obstetric death) adalah kematian ibu yang disebabkan
oleh suatu penyakit yang sudah diderita sebelum kehamilan atau persalinan yang berkembang dan
bertambah berat yang tidak berkaitan dengan penyebab obstetri langsung. Kematian obstetri tidak
langsung ini misalnya disebabkan oleh penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, anemia,
tuberkulosis, HIV/AIDS, diabetes dan lain-lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3378/4/Chapter%201.pdf

https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/80#:~:text=Banyaknya%20kematian
%20perempuan%20pada%20saat,lain%2C%20per%20100.000%20kelahiran%20hidup

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0e9ddfa3070398c016d6658d73f6d07a.pdf

http://scholar.unand.ac.id/29960/2/2.%20BAB%201%20%28Pendahuluan%29.pdf

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20110209/47839/5-strategi-operasional-
turunkan-angka-kematian-ibu/

http://eprints.ums.ac.id/44675/3/BAB%20I.pdf

https://www.prenagen.com/id/angka-kematian-ibu-hamil

11

Anda mungkin juga menyukai