Perdarahan Postpartum
DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
A. Pengertian .................................................................................. 6
B. Etiologi ...................................................................................... 6
C. Tanda dan Gejala....................................................................... 8
D. Patofisiologi ............................................................................. 8
E. Komplikasi ............................................................................... 15
F. Pathways ................................................................................... 16
G. Asuhan Keperawatan ................................................................ 17
Kesimpulan ..................................................................................... 26
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian perdarahan postpartum?
b. Bagaimana etiologi pendarahan postpartum?
c. Apa saja tanda dan gejala perdarahan postpartum ?
d. Bagaimana patofisiologi pendarahan postpartum?
e. Apa saja komplikasi pada pendarahan postpartum?
f. Bagaimana Asuhan keperawatan perdarahan postpartum?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan
keperawatan tentang perdarahan postpartum
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami pengertian perdarahan postpartum.
b. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari pendarahan pospartum
c. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala pendarahan pospartum
d. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi pendarah pospartum
e. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi dari pendarahn pospartun
f. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan tentang perdarahan
postpartum.
5
BAB II
ISI
B. Etiologi
Penyebab perdarahan post portum menurut Rustam 2000 antara lain
antonia uteri.
Faktor presdisposisi terjadinya antonia uteri adalah:
1. Persalinan yang terlalu cepat (partus precipitatus).Kontrak uterus yang
terlalu kuat dan terus menerus selama kala I dan kala II persalinan
(kontraksi yang hiperernik), maka otot-otot uterus akan kekurangan
kemampuannya untuk beretraksi setelah bayi lahir.
2. Umur telalu muda atau terlalu tua (kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35tahun)
3. Perietas sering terjadi atau dijumpai pada grande multipara (kehamilan
resiko tinggi )
4. Partus lama : Dapat menyebabkan terjadinya inersia uteri karena kelelahan
pada otot-otot uterus(Dep Kes RI,1999).
6
5. Uterus terlalu tegang dan besar misalnya pada (gemeli, hidramnion, atau
janin besar). Pada kondisi ini miometrium teregang dengan hebat sehingga
kontraksinya setelah kelahiran bayi menjadi tidak efisien.(Varley,2000)
6. Riwayat perdarahan post partum atau retensio plasenta pada persalinan
terdahulu. Pada kondisi ini akan timbul resiko terjadinya hal yang sama
pada persalinan yang sekarang.
7. Stimulasi dengan oksitoksin atau protaklandin. Dapat menyebabkan
terjadinya inersia sekunder karena kelelahan pada otot-otot
uterus(Cunningham,2000).
8. Perut bekas seksio sesaria , miomektomi atau histerorafia. Keadaan
tersebut akan mengganggu kontraksi rahim(Arias,1999).
9. Anemia.Wanita yang mengalami anemia dalam persalinan dengan kadar
hemoglobin 10g/dl,akan dengan cepat terganggu kondisinya bila terjadi
kehilangan darah meskipun hanya sedikit. Anemia dihubungkan dengan
kelemahan yang dapat dianggap sebagai penyebab langsung atonia
uteri(Dep Kes RI, 1999). Sedangkan penyebab anemia dalam kehamilan
adalah:
a. Kurang gizi(malnutrisi).
b. Kurang zat besi.
c. Malabsorbsi.
d. Kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu, dan
haid.Sosial ekonomi yaitu mal nutrisi
10. Sisa ketuban dan selaput ketuban
11. Jalan lahir seperti robekan perineum, robekan vagina, robekan
serviks,forniks dan rahim
12. Penyakit darah, kelainan pembekuan darah atau hipofibrinogenia dan
sering dijumpai pada :
a. Sclusio plasenta
b. Kematian janin yang lama dalam kandungan
c. Pre eklamsi dan eklamsi : komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya
yang ditandai dengan tekanan darah tinggi.
d. Infeksi, hepatitis, dan septik syok.
7
C. Manifestasi Klinis Perdarahan Postpartum
Gejala klinis yang mungkin terjadi adalah kehilangan darah dalamjumlah
banyak (500 ml), nadi lemah, haus, pucat, lochea warna merah,gelisah, letih,
tekanan darah rendah ekstremitas dingin, dapat pula terjadi syokhemorogik
1. Menurut Mochtar (2001) gejala klinik berdasarkan penyebab ada lima
yaitu :
a) Atonia Uteri : uterus berkontraksi lembek , terjadi perdarahan
segera setelah lahir
b) Robekan jalan lahir : terjadi perdarahan segera, darah segar
mengalir segerasetelah bayi lahir, konterksi uterus baik, plasenta
baik. Gejala yangkadang-kadang timbul pucat, lemah, menggigil.
c) Retensio plasenta : plasenta belum lahir selama 30 menit,
perdarahan segera, kontraksiuterus baik.
d) Tertinggalnya sisa plasenta : selaput yang mengandung pembuluh
darah ada yang tertinggal,perdarahan segera. Gejala yang kadang-
kadang timbul uterusberkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang.
e) Inversio uterus : uterus tidak teraba, lumen vagina berisi massa,
perdarahan segera,nyeri berat.
2. Tanda dan Gejala
Terjadi perdarahan rembes atau mengucur, saat kontraksi uterus
keras,darah berwarna merah muda, bila perdarahan hebat timbul syok,
pada pemeriksaan inspekulo terdapat robekan pada vagina, serviks atau
varises pecah dan sisa plasenta tertinggal. (purwadianto, dkk, 2000).
8
perdarahan karena terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu;
misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak ada atau
kurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga
merupakan penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan yang sulit
dihentikan bisa mendorong pada keadaan shock hemoragik.
9
Perdarahan yang banyak dalam waktu pendek dapat segera diketahui.Tapi
bila perdarahan sedikit dalam waktu lama tanpa disadari penderita telah
kehilangan banyak darah sebelum tampak pucat dan gejala lainnya.Pada
perdarahan karena atonia uteri, rahim membesar dan lembek.
Terapi terbaik adalah pencegahan.Anemia pada kehamilan harus diobati
karena perdarahan yang normal pun dapat membahayakan seorang ibu yang
telah mengalami anemia.Bila sebelumnya pernah mengalami perdarahan
postpartum, persalinan berikutnya harus di rumah sakit.Pada persalinan yang
lama diupayakan agar jangan sampai terlalu lelah.Rahim jangan dipijat dan
didorong ke bawah sebelum plasenta lepas dari dinding rahim.
Pada perdarahan yang timbul setelah janin lahir dilakukan upaya
penghentian perdarahan secepat mungkin dan mengangatasi akibat
perdarahan. Pada perdarahan yang disebabkan atonia uteri dilakukan massage
rahim dan suntikan ergometrin ke dalam pembuluh balik. Bila tidak memberi
hasil yang diharapkan dalam waktu singkat, dilakukan kompresi bimanual
pada rahim, bila perlu dilakukan tamponade utero vaginal, yaitu dimasukkan
tampon kasa kedalam rahim sampai rongga rahim terisi penuh.Pada
perdarahan postpartum ada kemungkinann dilakukan pengikatan pembuluh
nadi yang mensuplai darah ke rahim atau pengangkatan rahim.
10
Adapun Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri :Umur, Paritas,
Partus lama dan partus terlantar, Obstetri operatif dan narkosa, Uterus
terlalu regang dan besar misalnya pada gemelli, hidramnion atau janin
besar, Kelainan pada uterus seperti mioma uterii, uterus couvelair pada
solusio plasenta, faktor sosio ekonomi yaitu malnutrisi.
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh
lebih dalam. Menurut tingkat perlekatannya :
a. Plasenta adhesive : plasenta yang melekat pada desidua
endometrium lebih dalam.
b. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan
menembus desidua endometrium sampai ke
miometrium.
c. Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium
sampai ke serosa.
d. Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau
peritoneum dinding rahim.
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena
atoni uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim
(akibat kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta
keluar (plasenta inkarserata).
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan tetapi
bila sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini
merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.
Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum
penuh.Oleh karena itu keduanya harus dikosongkan
11
Perdarahan Postpartum akibat Subinvolusi
Inversio Uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau
seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri.Uterus dikatakan mengalami inverse
jika bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan plasenta. Reposisi
sebaiknya segera dilakukan dengan berjalannya waktu, lingkaran konstriksi
sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus akan terisi darah.
Pembagian inversio uteri :
12
Penyebab inversio uteri :
- Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri
yang hebat, perdarahan yang banyak sampai syok. Apalagi bila
plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada yang terlepas
dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
- Pemeriksaan dalam :
1. Bila masih inkomplit maka pada daerah simfisis uterus
teraba fundus uteri cekung ke dalam.
2. Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan
dalam vagina teraba tumor lunak.
3. Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).
13
Perdarahan Postpartum akibat Laserasi /Robekan Jalan Lahir
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan
postpartum.Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri.Perdarahan
postpartum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
robelan servik atau vagina.
a. Robekan Serviks
Persalinan Selalu mengakibatkan robekan serviks sehingga servik seorang
multipara berbeda dari yang belum pernah melahirkan pervaginam.Robekan
servik yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen
bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti, meskipun
plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi dengan baik, perlu
dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan servik uteri
b. Robekan Vagina
14
c. Robekan Perineum
E. Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok. Bila
terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan
yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia
bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh
pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ-organ
seperti gagal ginjal mendadak (Chalik, 2000).
15
F. Pathways Perdarahan Post Partum
Proses persalinan
KI pembukaan 0 – lengkap
KII pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Syok hipovolemik
16
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur ( ibu yang berisiko mengalami
perdarahan postpartum hamil pada usia <20 tahun dan >35 tahun)
pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain – lain
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia,
riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi
pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Yang meliputi alasan klien masuk rumah sakit, keluhan yang dirasakan
saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), nadi
lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih,
tekanan darah rendah, ekstremitas dingin , mual.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan
penyakit menular.
3. Riwayat obstetrik
a. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya , keluhan waktu haid, HPHT
b. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia
mulai hamil
c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
1. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus, retensi plasenta
2. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan,
penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan
17
anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu
lahir
3. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI
cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan
kontraksi
d. Riwayat Kehamilan sekarang
1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan
gizi akibat mual, keluhan lain
3. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa
kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat
18
B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 DO: Kekurangan vaskuler yang Kekurangan volume cairan
- Hipotensi berlebihan
- Peningkatan
nadi,
- Penurunan
volume urin,
- Membran
mukosa
kering,
- Pelambatan
pengisian
kapiler
DS:
- Ibu
mengatakan
urin sedikit
- Ibu
mengatakan
pusing dan
pucat
- Ibu
mengatakan
kulit kering
dan bersisik
19
pengisian kapiler
- Penurunan
produksi ASI
DS:
- Ibu mengatakan
Asi sedikit
- Ibu mengatakan
tangan dan
kakinya dingin
3. Ansietas b.d krisis krisis situasi, ancaman Ansietas (kecemasan)
situasi, ancaman perubahan pada status
perubahan pada status kesehatan atau kematian,
kesehatan atau ransmisi / penularan antar
kematian, ransmisi / pribadi, respons fisiologis
penularan antar (pelepasan Katekolamin)
pribadi, respons
fisiologis (pelepasan
Katekolamin)
DS::
- Klien
mengungkapkan
perasaan cemas.
DO:
- fokus perhatian
menyempit pada
diri sendiri
- gelisah
- peningkatan
ketegangan
20
C. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler
yang berlebihan
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovelemia
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada
status kesehatan atau kematian, respon fisiologis
D. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Intervensi Rasional
1. Kekurangan volume Mandiri : - perawatan yang tepat dan untuk
cairan b.d kehilangan 1. Tinjau ulang catatan memberikan kesempatan
vaskuler yang kehamilan dan persalinan, mencegah terjadinya
berlebihan perhatikan faktor-faktor komplikasi
DO: penyebab atau
- Hipotensi memperberat perdarahan
- Peningkatan seperti laserasi, retensio
nadi, plasenta, sepsis, abrupsio
- Penurunan plasenta, emboli cairan
volume urin, amnion.
- Membran - Perkiraan kehilangan darah,
mukosa 2. Kaji dan catat jumlah, tipe arternal versus vena dan adanya
kering, dan sisi perdarahan ; bekuan-bekuan membantu
- Pelambatan timbang dan hitung membuat diagnosa banding dan
pengisian pembalut ; simpan bekuan menentukan kebutuhan
kapiler darah, dan jaringan untuk penggantian (catatan : satu
dievaluasi oleh dokter. gram peningkatan berat
DS: pembalut sama dengan kira-
- Ibu kira 1 ml kehilangan darah)
mengatakan
urin sedikit 3. Kaji lokasi uterus dan - Derajat kontraktilitas uterus
- Ibu derajat kontraktilitas membantu dalam diagnosa
mengatakan uterus. Dengan perlahan banding. Peningkatan
pusing dan masase penonjolan uterus kontraktilitas miometrium
pucat dengan satu tangan sambil dapat menurunkan kehilangan
- Ibu menempatakan tangan darah. Penempatan satu tangan
21
mengatakan kedua tepat diatas simfisis diatas simfisis pubis mencegah
kulit kering pubis kemungkinan inversi uterus
dan bersisik selama messase
22
DO: darah. Kaji status nutrisi, ada sebelumnya dari kesehatan
- Penurunan pulsasi tinggi dan berat badan yang buruk meningkatkan
arteri, luasnya cedera dar kekurangan
- Ekstremitas dingin oksigen
- Perubahan tanda-
tanda vital 2. Pantau tanda-tanda vital, - Luasnya keterlibatan hipofisis
- Pelambatan catat derajat dan durasi dapat dihubungkan dengan
pengisian kapiler episode hipovolemik derajat dan durasi hipotensi.
- Penurunan Peningkatan frekuensi
produksi ASI pernafasan dapat menunjukkan
DS: upaya untuk mengatasi asidosis
- Ibu mengatakan metabolic pada pasien
Asi sedikit
- Ibu mengatakan 3. Perhatikan tingkat - Perubahan sensorium adalah
tangan dan kesadaran dan adanya indikator dini dari hipoksia.
kakinya dingin perubahan perilaku Sianosis, tanda lanjut, mungkin
tidak tampak sampai kadar PO2
Tujuan : Tidak terjadi turun dibawah 50 mmHg
perfusi jaringan
4. Kaji warna dasar kuku, - Pada kompensasi
Kriteria hasil : mukosa mulut, gusi, dan vasokonstriksi dan pirau organ
- Menunjukkan lidah. Perhatikan suhu vital, sirkulasi pada pembuluh
tanda-tanda vital kulit darah perifer diturunkan yang
dalam rentang mengakibatkan sianosis dan
normal suhu kulit dingin.
- Ekstremitas
hangat 5. Kaji payudara setiap hari, - Kerusakan atau keterlibatan
- Kapiler refill < 3 perhatikan ada atau hipofisis anterior menurunkan
detik tidaknya laktasi dan kadar prolaktin mengakibatkan
- Peningkatan perubahan pada ukuran tidak adanya produksi ASI dan
produksi ASI payudara akhirnya menurunkan jaringan
- Nilai laboratorium payudara.
dalam rentang Kolaborasi
normal yaitu 6. Pantau GDA dan kadar pH - Membantu dalam mendiagnosa
Hb/Ht, GDA derajat hipoksia jaringan atau
23
asidosis yang diakibatkan dari
terbentuknya asam laktat dari
metabolisme anaerob
24
Tujuan: oleh ketidaktahuan
Ansietas dapat
berkurang/ terkontrol 5. Bantu klien dalam - Pengungkapan memberikan
mengidentifikasi perasaan kesempatan untuk memperjelas
Kriteria Hasil : ansietas, berikan informasi, memperbaiki
- Klien kesempatan pada klien kesalahan konsep dan
mengungkapkan untuk mengungkapkan meningkatkan perspektif,
kesadaran perasaan memudahkan proses
terhadap perasaan pemecahan masalah
dan penyebab
ansietas 6. Kaji strategi koping dan - Ansietas berat atau lama dapat
- Klien implikasi jangka panjang diantisipasi bila komplikasi
mengidentifikasi dari episode hemoragi permanen
cara-cara sehat
untuk menghadapi
perasaan
- Melaporkan
ansietas
berkurang
- Tampak rileks,
dapat
tidur/istirahat
dengan tepat
25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi sampai 24 jam
stelah kelahiran dan biasanya melibatkan kehilangan banyak darah melalui saluran
genital. Banyak faktor yang menyebabkan perdarahan postpartum antara lain 4T
(tone dimished, trauma, tissue, thrombin). Tanda dan gejala dari perdarahan
postpartum secara umum antara lain pedarahan yang hebat dan menakutkan
sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan syok.
Pelaksanaan asuhan keperawatan perdarahan postpartum adalah suatu
tindakan keperawatan yang diberikan pada ibu yang mengalami perdarahan
postpartum, mulai dari pengkajian data, menganalisa data dan masalah
keperawatan, munyusun rencana keperawatan, melakukan tindakan kepeawatan,
dan terakhir melakukan evaluasi keperawatan.
26
DAFTAR PUSTAKA
27