Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


1. Pengertian ADHD
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau dalam bahasa indonesia disebut
dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas adalah gangguan psikiatrik yang
menyebabkan penderita memiliki kesusahan dalam berkonsentrasi dan memiliki aktifitas
berlebih atau tidak bisa diam dibandingakan dengan orang normal.18
ADHD merupakan gangguan disfungsi otak yang menjadikan individu mengalami
kesulitan dalam mengendalikan impuls, perilakunya terhambat dan perhatiannya rendah. ADHD
adalah sekelompok kelainan mekanisme tertentu pada sistem saraf pusat yang menyebabkan
anak menjadi hiperaktif, tidak bisa beristirahat, berperilaku tidak sabar, kesulitan untuk
memusatkan perhatian dan impulsif. ADHD adalah kondisi anak–anak yang memperlihatkan
simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang konsentrasi, hiperaktif, dan impulsif yang dapat
menyebabkan adanya kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, dan kesulitan sosial pada aktivitas
hidupnya. Deteksi untuk anak didik penderita ADHD adalah lebih senang bermain sendiri,
konsentrasinya mudah teralihkan dan cenderung mengganggu teman yang lain. Selain itu, anak-
anak tersebut biasanya juga mengalami keterlambatan dalam berbicara.19
Deteksi secara dini anak penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
adalah hal yang sangat perlu dilakukan oleh orang tua, hal ini dapat membantu orang tua dalam
memantau perkembangan yang terjadi pada anak. Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara
melakukan konsultasi ke psikiater atau ahli psikologi, namun tentu saja biaya yang dibutuhkan
relatif besar. Sehingga dibutuhkan sebuah sistem untuk menjadi acuan awal dalam pendeteksian
anak ADHD baik digunakan oleh orang tua anak maupun tenaga medis.18

2. Kriteria ADHD
ADHD diklasifikasikan menjadi gangguan dalam pemusatan perhatian (inatensi),
hiperaktifitas dan impulsifitas (kontrol perilaku yang kurang), serta kombinasi dari keduanya.
Diagnosis terkini ditegakkan dengan kriteria DSM-V. Pasien dengan ADHD menunjukkan gejala
yang presisten dari inatensi dan/atau hiperaktifitas dan impulsifitas yang dapat mempengaruhi
fungsional dan perkembangan perilaku.
a. Inatensi bila didapatkan enam atau lebih gejala inatensi untuk anak-anak sampai usia 16
tahun, atau lima atau lebih untuk dewasa usia 17 tahun atau lebih; gejala inatensi
ditemukan sekurang-kurangnya 6 bulan dan mereka memiliki perkembangan mental yang
kurang:
1. Sering gagal memberikan perhatian penuh atau membuat kecerobohan atau kesalahan
di sekolah, tempat kerja, atau pada saat melakukan aktivitas lain.
2. Sering mengalami kesulitan dalam memperhatikan tugas atau kegiatan bermain.
3. Seringkali terlihat tidak mendengarkan ketika diajak berbicara secara langsung.
4. Sering tidak menjalankan intruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan,
atau tugas di tempat kerja.
5. Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan aktivitas.
6. Sering menghindari, tidak menyukai, atau enggan untuk melakukan tugas-tugas yang
membutuhkan usaha mental selama jangka waktu yang panjang (seperti sekolah atau
pekerjaan rumah).
7. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas dan kegiatan
(seperti pensil, buku, dompet, kunci, dokumen, kacamata, telepon seluler).
8. Sering mudah terganggu atau merasa kebingungan
9. Sering lupa dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Hiperaktivitas dan impulsivitas bila didapatkan enam atau lebih gejala hiperaktivitas-
impulsivitas untuk anak-anak sampai usia 16 tahun, atau lima atau lebih untuk dewasa
usia 17 tahun atau lebih; gejala hiperaktivitas-impulsivitas ditemukan sekurang-
kurangnya 6 bulan dan mereka memiliki perkembangan mental yang kurang, antaralain:
1. Sering tidak sabar dengan atau menepuk tangan atau kaki, atau menggeliat di kursi.
2. Sering meninggalkan tempat duduk dalam situasi yang mengharusakan tetap duduk.
3. Sering berjalan mondar-mandir atau memanjat dalam situasi yang tidak sesuai.
4. Sering tidak bisa bermain atau mengambil bagian dalam kegiatan dengan tenang.
5. Sering tidak bisa mengontrol perilakunya sendiri.
6. Sering berbicara secara berlebihan.
7. Sering berbicara tanpa berpikir sebelum pertanyaan selesai diutarakan.
8. Sering mengalami kesulitan dalam kegiatan menunggu atau bergiliran.
9. Sering memberikan interupsi atau menyela orang lain.
c. Sebagai tambahan, beberapa kondisi dibawah ini yang harus ada:
1. Beberapa gejala kurang memperhatikan atau hiperaktif-impulsif muncul sebelum usia
12 tahun.
2. Beberapa gejala yang muncul terjadi di dalam dua atau lebih situasi (seperti di rumah,
sekolah, bekerja, dengan teman sebaya atau kerabat, atau dalam kegiatan lainnya).
3. Ada bukti jelas bahwa gejala mengganggu, atau mengurangi kualitas, sosial, sekolah,
atau fungsi kerja.
4. Gejala tidak terjadi karena skizoprenia atau gangguan psikotik lainnya. Gejala
tersebut tidak diikuti oleh gangguan mental lainnya (misal gangguan mood, gangguan
kecemasan, gangguan disasosiatif, atau gangguan kepribadian).20

3. Subtipe ADHD
Berdasarkan tipe dari gejala, terdapat tiga jenis ADHD yang dapat timbul:20,21
a. Tipe Kombinasi adalah ADHD yang ditandai dengan tidak adanya perhatian dan
hiperaktivitas-impulsivitas tingkat tinggi atau jika memenuhi gejala dari kedua kriteria
inatensi dan hiperaktif-impulsif terlihat pada 6 bulan terakhir.
b. Tipe predominan Inatensi atau attention-deficit disorder (ADD) adalah ADHD yang
ditandai dengan tidak adanya perhatian yang cenderung tinggi atau jika memenuhi gejala
dari kriteria inatensi, namun tidak pada hiperaktif-impulsif pada 6 bulan terakhir.
c. Tipe predominan hiperaktif-impulsif adalah ADHD yang ditandai dengan perilaku
hiperaktif dan impulsif yang cenderung tinggi atau jika memenuhi gejala dari kriteria
hiperaktif impulsif namun tidak pada inatensi pada 6 bulan terakhir.
d. Karena gejala dapat berubah-ubah, maka jenis juga dapat berubah-ubah seiring waktu.

Anda mungkin juga menyukai