Anda di halaman 1dari 8

EKSISTENSI ISSN 2656-0807

Vol.1, No.2, Agustus 2019

Token Ekonomi pada Anak dengan Gangguan ADHD

Risna Hayati
risnahayati@unmuhpnk.com

Program Studi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Pontianak

ABSTRAK
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas menyebabkan anak menjadi sulit untuk memusatkan perhatian, berperilaku
impulsif dan hiperaktif. Ciri-ciri yang tampak pada anak yang mengalami gangguan
ADHD ditandai dengan tidak mampu fokus dalam waktu yang lama sehingga bisa
menggangu konsentrasi, berperilaku menentang dan cenderung destruktif, memiliki
energi yang terlampau banyak sehingga membuat anak cenderung lebih banyak
keinginan untuk bergerak secara berlebihan (seperti tidak ada kelelahan), bergerak
terlihat seperti tanpa tujuan, cenderung menunjukkan sikap tidak sabaran, dan
cenderung memiliki intelektual rendah dibandingkan anak seusianya. Subjek berusia
lima tahun dengan jenis kelamin laki-laki yang memiliki simtom tersebut, dimana
perilaku subjek menunjukkan perilaku hiperaktif, bergerak seperti tanpa tujuan,
mengerjakan suatu pekerja tidak selesai, sering terlihat tidak memperdulikan orang lain
saat dipanggil namanya, terlihat sering kesulitan untuk mempertahankan perhatian,
sering berlari-lari, melompat dan memanjat. Subjek kurang bisa tenang dan lebih
menyukai melakukan sesuatu pekerjaan tanpa menghiraukan orang lain yang ada
disekitarnya. Jika nama subjek dipanggil seakan tidak mendengar, cenderung aktif
sekali, kelihatan seakan tidak menunjukkan kelelahan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh token ekonomi dalam menurunkan gejala dari gangguan
ADHD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis hasil dari penerapan token ekonomi
yang diberikan pada subjek untuk menurunkan gejala gangguan ADHD. Hasil dari
penerapan token ekonomi pada gangguan ADHD bahwa dapat mengurangi beberapa
gejala pada gangguan, seperti subjek bisa duduk tenang lebih lama, mengejakan tugas
sampai selesai, dan memperhatikan jika dipanggil.

Kata kunci: adhd, token ekonomi, hiperaktifitas

ABSTRACT
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) or attention deficit and
hyperactivity disorder makes it difficult for children to focus attention, impulsive
and hyperactive behavior. The characteristics children with ADHD disorders are
characterized by not being able to focus for a long time so that they can interfere
with concentration, behave in opposition to and tend to be destructive, have too
much energy so that children tend to have more desire to move excessively
(such as not there is fatigue), moves look like no purpose, tends to show
impatience, and tend to have low intellectual compared to children his age. A
five-year-old subject with the male sex who has this symptom, where the
subject's behavior exhibits hyperactive behavior, moves like no purpose, working
on a worker is not finished, often seems not to care about others when called by

EKSISTENSI Page 133


Risna Hayati

name, often seems difficult to maintain attention, often run, jump and climb. The
purpose of this study was to determine the effect of economic tokens in reducing
symptoms of ADHD disorders. The method used in this study is a qualitative
research method. Qualitative analysis is done by analyzing the results of applying
economic tokens given to subjects to reduce symptoms of ADHD disorders. The
results of applying economic tokens to ADHD disorders that can reduce some of
the symptoms in the disorder, such as the subject can sit quietly longer, spell the
task to completion, and pay attention if called.

Keywords: adhd, economic token, hyperactivity

PENDAHULUAN mengalami kesulitan mempertahankan


Memiliki anak yang sempurna, perhatian pada aktifitas tugas atau
sehat dan tidak mengalami gangguan permainan, (3) Sering terlihat tidak
adalah harapan semua orang tua. Jika mendengarkan ketika diajak berbicara
yang diharapkan orang tua tidak sesuai langsung, (4) Sering tidak mengikuti
kenyataan, seperti anak mengalami instruksi dan gagal menyelesaikan
hambatan dalam bentuk perilaku, fisik tugas sekolah, tugas atau kewajiban di
maupun mental kerapkali membuat tempat kerja, (5) Sering mengalami
orang tua bingung dan cemas. Salah kesulitan mengatur tugas dan aktifitas,
satu gangguan tersebut seperti ADHD. (6) Sering menghindari, tidak
Gangguan ini dikarena perkembangan menyukai, atau enggan terlibat dengan
otak yang tidak normal sehingga tugas yang membutuhkan upaya
membuat pertumbuhan anak menjadi mental yang terus menerus, (7) Sering
tidak biasa. Gangguan hiperaktif bisa kehilangan barang yang dibutuhakan
disebut dengan gangguan pemusatan untuk tugas atau aktifitas, (8) Sering
perhatian dengan hiperaktifitas dengan mudah dialihkan perhatiannya
(ADHD). Gangguan ini pada awalnya oleh stimulus eksternal, (9) Sering lupa
tidak tampak pada usia batita, ataupun pada aktifitas sehari-hari.
kalau ada gejala-gejalanya namun Hiperaktifitas dicirikan seperti
belum bisa dipastikan apakah anak (1) Sering gelisah dengan tangan atau
mengalami gangguan ini atau kah kaki atau menggeliat di tempat duduk,
tidak. (2) Sering meninggalkan tempat duduk
Berdasarkan DSM IV gangguan di ruang kelas atau pada situasi lain
ADHD dicirikan dengan inatensi, dimana diharapkan untuk tetap duduk,
hiperaktifitas dan impulsifitas. Inatensi (3) Sering berlari-lari atau memanjat
merupakan gangguan perhatian yang secara berlebihan pada situasi yang
dicirikan seperti (1) sering gagal untuk tidak tepat, (4) Sering mengalami
memberi perhatian pada detil atau kesulitan bermain atau menikmati
membuat kekeliruan yang tidak hati- aktifitas di waktu luang dengan
hati dalam pekerjaan sekolah, tenang, (5) Sering ”sibuk” atau sering
pekerjaan atau aktifitas lain, (2) Sering bertindak seakan-akan ”dikendalikan

EKSISTENSI Page 134


Token Ekonomi pada Anak dengan Gangguan ADHD

oleh sebuah mesin”, (6) Sering bicara dipanggil namanya, terlihat sering
berlebihan. Impulsifitas dicirikan kesulitan untuk mempertahankan
seperti (1) Sering menjawab tanpa perhatian, sering berlari-lari,
berpikir sebelum pertanyaan selesai, melompat dan memanjat.
(2) Sering kesulitan menunggu giliran, Permasalahan yang akan diberikan
(3) Sering menyela atau mengganngu intervensi adalah hanya sebagian
orang lain. Hampir semua ciri-ciri perilaku yang dikira sangat penting
ADHD ada pada subjek. Selain dan berpengaruh pada perilaku lain.
berdasarkan DSM IV ciri-ciri subjek Gangguan ADHD memiliki
juga terpenuhi dalam PPDGJ-III. kemiripan gejala dengan gangguan
Adapun pada PPDGJ-III (Anonim, autis, seperti gangguan yang jelas
1993) mencirikan seperti Berkurangnya pada penggunaan perilaku nonverbal
perhatian dan aktivitas berlebihan. multipel seperti tatapan mata, ekspresi
Berkurangnya perhatian tampak jelas wajah, postur tubuh dan sikap untuk
dari terlalu dini dihentikannya tugas mengatur interaksi sosial. Tidak
dan ditinggalkannya suatu kegiatan adanya keinginan spontan untuk
sebelum tuntas selesai. Hiperaktifitas berbagi kesenangan, perhatian, atau
dinyatakan dalam kegelisahan yang pencapaian dengan orang lain
berlebihan, khususnya dalam situasi (misalnya, tidak memperhatikan,
yang menuntut keadaan relatif tenang. membawa, atau menunjukkan barang-
Beberapa perilaku yang barang yang menarik). Kegagalan
dikeluhkan oleh keluarga adalah subjek untuk mengembangkan hubungan
kurang bisa tenang. Subjek lebih dengan teman sebaya yang sesuai
menyukai melakukan sesuatu dengan tingkat perkembangan.
pekerjaan tanpa menghiraukan orang Adapun perbedaan yang jelas terlihat
lain yang ada disekitarnya. Jika nama antar gangguan ADHD dan autis
subjek dipanggil seakan tidak adalah kontak mata atau tatapan mata
mendengar. Selain itu subjek gangguan ADHD masih menunjukkan
cenderung aktif sekali, bila melakukan adanya kontak mata walaupun terlihat
aktivitas seperti tidak ada tujuan, minim dikarenakan subjek sangat aktif
kelihatan seakan tidak menunjukkan dan cenderung tidak memperdulikan
kelelahan. Permasalahan subjek cukup orang disekitar jika asik beraktifitas.
kompleks adapun untuk mendapatkan Sedangkan gangguan autis sangat
hasil yang efektif diperlukan seleksi menghindari kontak mata pada
permasalahan yang dianggap sebagai lingkungan sekitar, lebih memilih untuk
akar permasalahan tersebut adalah beraktifitas sendiri dibandingkan
perilaku hiperaktif, bergerak seperti gangguan ADHD.
tanpa tujuan, mengerjakan suatu Berdasarkan simtom yang
pekerja tidak selesai, sering terlihat terlihat pada diri subjek dan uraian di
tidak memperdulikan orang lain saat atas dapat ditegakkan bahwa diagnosa
EKSISTENSI Page 135
Risna Hayati

subjek yaitu mengalami gangguan A. Subjek Penelitian


ADHD (Attention deficit hyperactivity Subjek pada penelitian ini
disorder) dimana perilaku subjek adalah seorang anak laki-laki berusia
seperti jika dipanggil seperti tidak lima tahun dengan indikasi gangguan
mendengar, berlari-lari, melompat dan ADHD.
memanjat kursi, menyela pembicaraan B. Alat Pengumpulan Data
orang lain, melakukan sesuatu aktifitas (Observasi, wawancara dan
seperti tidak ada tujuan, bergerak tes psikologi)
terus seperti tidak merasakan lelah, Tujuan dilakukan observasi
menangis dan mengamuk saat tidak adalah untuk mengamati gejala
dikabulkan permintaannya, menolak perilaku yang terjadi pada subjek
mengerjakan sesutau, dan sulit sehari-hari baik di rumah, sekolah dan
mempertahankan perhatian. Prognosis pada saat di klinik tumbuh kembang
dari gangguan ADHD relatif baik, anak. Selain itu mengamati perilaku
tergantung dari lingkungan dalam kecenderungan ADHD subjek dan saat
menerapakan atau memberikan terapi subjek melaksanakan tes psikologi.
pada subjek, semakin dini subjek Observasi juga dilakukan untuk
diberikan terapi akan semakin dini juga mengamati efektifitas terapi yang
hasil yang bisa didapatkan. Gangguan diberikan.
ADHD tidak memiliki diagnosa Wawancara dilakukan dalam
tambahan gangguan seperti retardasi upaya pengumpulan data yang
mental dan lainnya. Tujuan dari bertujuan untuk mengatahui informasi
penelitian ini adalah untuk mengurangi mengenai subjek. Wawancara
gejala hiperaktif dari subjek, mendalam digunakan dengan tujuan
meningkatkan perhatian atau agar peneliti dapat memperoleh
konsentrasi subjek lebih lama dari informasi yang relevan dan mendalam
sebelumnya. Selain itu subjek juga mengenai subjek, tentang pemikiran,
diharapkan mampu mengerjakan tugas keyakinan, pengetahuan, dasar alasan,
sampai selesai dan menoleh saat motivasi, dan perasaan partisipan atau
namanya dipanggil. subjek penelitian tentang fenomena
yang diteliti (Hanurawan, 2016).
METODE Wawancara dilakukan pada orang tua
Metode yang digunakan dalam subjek yang bertujuan untuk
penelitian ini adalah metode penelitian mengetahui latar belakang
kualitatif yaitu tipe metode penelitian perkembangan subjek dan perilaku
yang memiliki karakteristik berupa subjek sehari-hari. Wawancara juga
analisis naratif dengan informasi yang dilakukan dengan guru untuk
dikumpulkan dalam proses mengatahui perilaku subjek di sekolah
pengumpulan data (Hanurawan, dan perilaku kecenderungan ADHD.
2016). Pengumpulan data juga
menggunakan alat tes psikologi
EKSISTENSI Page 136
Token Ekonomi pada Anak dengan Gangguan ADHD

Deteksi dini ADHD, dan Abbreviated yang biasa digunakan pada penelitian
Conners Ratting Scale yang bertujuan kualitatif. Penelitian ini juga dilakukan
untuk mengetahui kecenderungan evaluasi yang bertujuan sebagai proses
perilaku ADHD subjek. menilai sesuatu yang didasarkan pada
C. Pemilihan Jenis Terapi kriteria atau tujuan yang telah
Terapi yang digunakan dalam ditentukan dan selanjutnya akan
kasus ini adalah teknik modifikasi diambil keputusan berdasarkan obyek
perilaku dengan menggunakan token yang dievaluasi (umar, 2002).
ekonomi. Token ekonomi telah
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam berbagai macam
A. Observasi
situasi, seperti penanganan anak autis,
Secara fisik subjek memiliki
orang yang mengalami perkembangan
tubuh tidak gemuk dibandingkan
tidak normal, bahkan pada orang
teman-teman yang lain. Subjek sangat
normal sekalipun. Teknik ini telah
lincah bergerak akan tetapi jika
dibuktikan sukses dalam menghasilkan
berjalan kelihatan seperti terburu-buru.
bentuk perilaku yang diinginkan. Token
Saat dilakukan wawancara subjek
ekonomi sebagai suatu wujud
cenderung tidak mempedulikan, tidak
modifikasi perilaku yang dirancang
menjawab dan lebih asyik bermain.
untuk meningkatkan perilaku yang
Observasi saat dilakukan di sekolah
diinginkan dan pengurangan perilaku
yaitu saat belajar subjek tidak fokus
yang tidak diinginkan dengan
dan lebih sering terlihat tidak tenang
pemakaian token (tanda-tanda).
serta menggangu temannya. Saat
Token ekonomi didesain bagi pasien
duduk kaki dan tangan subjek lebih
penyakit mental agar menghasilkan
banyak bergerak seakan jarang sekali
perilaku yang diinginkan. Conditioned
terlihat diam. Ketika mengerjakan
reinforcer dalam bentuk token
tugas lebih sering terlihat berpindah-
diberikan pada pasien yang
pindah tempat, mengganggu
memunculkan respon yang diinginkan
temannya, berdiri, berlari keluar,
seperti memakai baju sendiri, makan
berteriak dan keluar masuk kelas.
tanpa bantuan, atau menyelesaikan
Ketika guru menerangkan subjek tidak
tugas secara baik. Token-token ini
memperhatikan (menoleh keluar).
nantinya dapat ditukar untuk
Berlari keluar dan memanjat lemari
mendapatkan primary reinforcer, yaitu
dan meja ketika tidak didampingi
sesuatu yang diinginkan dan dinikmati
belajarnya, dan saat dipanggil
orang lain seperti: baju baru, interaksi
namanya seperti tidak mendengar
sosial, kosmetik, menonton film, dan
(cuek).
lain-lain.
Saat dilakukan observasi di
D. Analisis Data
rumah subjek lebih banyak berlari-lari,
Teknik analisis data pada
melompat, memanjat meja, bergerak
penelitian ini adalah analisis naratif,
EKSISTENSI Page 137
Risna Hayati

terus seperti tidak terlihat kelelahan. dibantu. Menurut guru, saat subjek di
Subjek terlihat diam dan duduk jika sekolah perilaku subjek sangat tenang
melihat kartun kesenangannya, dan sekali dan banyak diam. Hal ini
selanjutnya akan bergerak kesana- dikarenakan saat itu subjek
kemari. Observasi saat tes psikologi menggunakan terapi obat, akan tetapi
subjek banyak menolak dengan subjek kelihatan tenang dan banyak
mengatakan tidak tahu dan malas, diam hanya diwaktu pagi hari saja. Hal
ketika mengerjakan anak berpindah- ini dimungkinkan masih ada reaksi
pindah tempat dan terlihat tidak obat pada subjek sehingga membuat
tenang. subjek lebih tenang dan banyak diam.
B. Wawancara Ketika sudah siang dan reaksi obat
Wawancara dilakukan pada sudah berkurang subjek mulai
orang tua dan guru subjek yang menampakkan perilaku aktifnya lagi.
bertujuan untuk mengetahui perilaku Kondisi perilaku subjek sekarang
subjek sehari-hari. Adapun menurut jauh berbeda dengan kondisinya saat
ibu subjek adalah saat masih kecil masih terapi obat. Saat belajar subjek
subjek sering sekali sakit (demam) jika sangat perlu pendampingan, jika tidak
terlalu banyak bermain dan sering didampingi pekerjaan subjek tidak
sekali masuk rumah sakit, kurang lebih akan selesai. Saat belajar, pikiran
7 kali. Subjek pernah melakukan subjek seakan terbagi dua, kurang
pemeriksaan EEG, saat dilakukan fokus dan terkadang banyak melamun.
pemeriksaan subjek susah sekali untuk C. Hasil Tes
tenang, dan akhirnnya subjek dibius Berdasarkan hasil pemeriksaan
supaya bisa diperiksa. Subjek menggunakan Deteksi dini ADHD
biasanya akan marah dan ngamuk jika didapat bahwa skor total subjek adalah
keinginannya tidak dikabulkan. Suka 36 menyimpulkan bahwa subjek
mengejek orang tua, seperti gendeut termasuk gangguan inatensi dan
dan jelek. Saat di sekolah subjek lebih hiperaktifitas. Sedangkan
banyak melamun, kurang fokus pada menggunakan Abbreviated Conners
pelajaran, seperti pikirannya ada Ratting Scale didapat skor 23 di mana
dimana. Subjek cenderung tidak peduli skor subjek lebih dari 13 mengindikasi
dengan orang lain. subjek mengalami gangguan ADHD.
Menurut ayah, subjek sulit sekali Secara kognitif anak sebenarnya
untuk diam dan duduk tenang. memiliki kemampuan dalam kategori
Sebenarnya subjek cepat tanggap jika rata-rata. Dibuktikan dari hasil CPM
belajar, akan tetapi karena kurang dengan skor 16 percentile 90, IQ
fokus dan konsentrasi jadi sulit untuk (116-120). Selain itu anak juga mampu
memahami. Subjek sudah untuk berhitung, walaupun perlu
menunjukkan kemandiriannya, seperti diberikan bantuan terlebih dahulu.
sudah mampu untuk mandi sendiri Menurut ibu kemampuan subjek
walaupun terkadang masih sedikit membaca cukup lumayan dan menurut
EKSISTENSI Page 138
Token Ekonomi pada Anak dengan Gangguan ADHD

ayah sebenarnya subjek anaknya cepat kemampuan subjek termasuk cukup


tanggap jika belajar, akan tetapi baik atau sudah mampu akan tetapi
karena kurang perhatian dan hanya dalam menggunakan gunting saat
mampu mempertahan perhatian subjek menggunting belum terlihat
kurang lebih lima detik serta terlalu sempurna dikarenakan tangan subjek
aktif, membuat anak kurang bisa belum kuat. Walaupun demikian
menerima pelajaran secara optimal. subjek sudah cukup mampu menjimpit
Secara emosi subjek memiliki pensil.
emosi yang mudah meledak-ledak, Tabel 1. Hasil Penerapan Token
terlihat jika keinginannya tidak Ekonomi
dikabulkan subjek akan marah
kemudian mengamuk, mengambil
batu, merusak bunga dan melempar
benda. Selain itu subjek akan
mengejek orang tuanya bila subjek
melakukan kesalahan dan lebih KESIMPULAN
cenderung diam. Secara sosial subjek ADHD dimana perilaku anak
ada keinginan untuk bersosialisasi, mengalami inatensi, hiperaktifitas dan
terlihat dari kepedulian subjek melihat impulsifitas. Adapun dicirikan seperti
dan membukakan pintu saat tamu berkurangnya perhatian dan aktivitas
datang. Serta mampu bermain dengan berlebihan, berkurangnya perhatian
anak seusianya. Akan tetapi karena tampak jelas dari terlalu dini
subjek cenderung kurang fokus dan dihentikannya tugas dan
hiperaktif membuat subjek kurang bisa ditinggalkannya suatu kegiatan
bermain secara optimal dengan teman- sebelum tuntas selesai, dan
temannya dan ditambah dengan ibu hiperaktifitas dinyatakan dalam
subjek yang sering melarang untuk kegelisahan yang berlebihan,
bermain. khususnya dalam situasi yang
Secara motorik subjek menuntut keadaan relatif tenang.
mempunyai kemampuan yang Token Ekonomi merupakan salah satu
cenderung kurang baik. Dilihat dari tekhnik dalam terapi tingkah laku.
motorik kasar subjek mampu berlari Penerapan token ekonomi telah
dan berjalan walaupun demikian saat digunakan dalam berbagai macam
berjalan subjek kelihatan selalu situasi, seperti penanganan anak autis,
terburu-buru. Menurut ibu, subjek orang yang mengalami perkembangan
baru bisa melakukan lompatan kecil. tidak normal, bahkan pada orang
Sedangkan dari motorik halus dilihat normal sekalipun. Teknik ini telah
dari tes VMI bahwa kemampuan dibuktikan sukses dalam menghasilkan
subjek setara dengan anak umur 5 bentuk perilaku yang diinginkan. Token
tahun 7 bulan menunjukkan Ekonomi sebagai suatu wujud
EKSISTENSI Page 139
Risna Hayati

modifikasi perilaku yang dirancang


untuk meningkatkan perilaku yang
diinginkan dan pengurangan perilaku
yang tidak diinginkan dengan
pemakaian token (tanda-tanda).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1993). PPDGJ-III. Jakarta:


Bakti Husada.

Anonim. (2009). Ekonomi Token, Tips


Mendidik Anak Kreatif.
http://www. wordpress.com.

Handojo, Y. (2003). Autisma. Jakarta :


PT. Bhuana Ilmu Populer.

Hanurawan, Fattah. (2016). Metode


Penelitian Kualitatif untuk Ilmu
Psikologi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Maslim, R. (2002). Buku Saku


Diagnosis Gangguan Jiwa.
Jakarta : Editor Dr. Rusdi
Maslim.

Umar, Husein. (2002). Evaluasi Kinerja


Perusahaan. Jakarta: Pt.
Gramedia Pustaka Utama.

Zaviera, F. (2009). Anak Hiperaktif.


Yogyakarta : Katahati.

EKSISTENSI Page 140

Anda mungkin juga menyukai