Kelompok 7
Anggota :
- Ahmad Aditya Wibowo (20320222)
- Fathya Shafa Diani (20320182)
- Firya Fadhila Pamalatri (20320216)
- Mutiara Ilma Nafisa (20320202)
- Nisva Nauvala (20320210)
A. INSTRUKSI TUGAS
1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami kembali materi terkait Wawancara
yang telah diunggah melalui Google Classroom untuk memperoleh gambaran
kembali mengenai materi tsb.
2. Mahasiswa menentukan tujuan wawancara dan menentukan salah satu
variabel yang akan menjadi topik wawancara dengan konteks jenis wawancara
adalah semi-structured interview, subjek wawancara adalah rekan dalam satu
kelas dan pelaksanaan dilakukan secara daring.
3. Mahasiswa menyusun panduan wawancara yang terdiri dari struktur/tiga bagian
utama: opening body-closing sesuai dengan format laporan terlampir.
B. FORMAT LAPORAN
1. Bagian I
a. Tujuan Wawancara : Wawancara ini dilakukan untuk dapat memperoleh
informasi dari orang tua terkait perilaku anak dengan ADHD yang tidak bisa kami
dapatkan dari observasi.
b. Topik/variabel wawancara : Perilaku pada anak dengan ADHD
2. Elaborasi Topik
a. Definisi ADHD
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Attention-
Deficit/ Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah suatu gangguan yang banyak
ditemukan pada masa perkembangan kanak-kanak. Umumnya anak yang
menderita ADHD pertama kali didiagnosis ketika dalam masa kanak-kanak
dan tidak jarang terjadi hingga dewasa. Anak yang menderita ADHD memiliki
ciri-ciri, yaitu sulit dalam memperhatikan sesuatu, sulit dalam mengendalikan
perilaku impulsif, atau aktif yang berlebihan.
Menurut DSM-5 seorang anak dapat dikatakan mengalami ADHD itu
ketika menunjukkan gejala inatensi atau hiperactive-impulsif selama minimal 6
bulan menunjukkan tidak konsisten dalam perkembangan kemudian, awal
mula muncul gejala ADHD ini sebelum usia 12 tahun, memunculkan gejala
pada 2 setting atau lebih, dan gejala yang muncul sesuai yang sudah tertera
dalam DSM-5 setidaknya ada 5 gejala.
Definisi ADHD secara umum adalah suatu keadaan dimana adanya
disfungsi otak ketika individu rentang perhatian mudah dialihkan dan kesulitan
dalam mengendalikan impuls. Tanda utama dari gangguan ini adalah
munculnya perilaku impulsif disertai hiperaktif dan juga hilangnya fokus
perhatian pada individu. (Mahabbati, 2013).
ADHD dapat dikatakan sebagai suatu gangguan yang ditandai dengan
munculnya gejala secara berulang dan terus menerus muncul dimana banyak
ketidaksesuaian dengan anak yang seusianya pada umumnya. Terlihat dalam
hal ketidakmampuannya untuk memperhatikan atau memusatkan pikirannya
pada satu objek, dibarengi juga dengan munculnya hiperaktivitas dan
impulsivitas. Anak dengan ADHD sangat berbeda dengan anak normal pada
umumnya dalam hal bersosialisasi dengan orang lain seperti memiliki
keinginan atau dorongan dari dalam dirinya untuk selalu menyela
pembicaraan orang lain, dan ketika sedang berkomunikasi pun tidak bisa
menahan perilakunya untuk sekedar duduk diam sambil mendengarkan.
(Erinta & Budiani, 2012)
Kegagalan untuk memusatkan perhatian pada sesuatu pada dirinya ini
merupakan salah satu gejala dari ADHD. ADHD sendiri merupakan suatu
gejala yang dapat mengganggu masa perkembangan anak dalam hal kognitif,
perilaku, sosialisasi dan komunikasi. Hal tersebut dapat ditandai dengan
perilaku impulsif dan hiperaktif yang tergolong sindrom neuropsikiatrik.
(Hatiningsih, 2013)
b. Aspek ADHD
a) Inatensi
Adapun menurut pendapat yang dikembangkan oleh Nigg &
Barkley (2014), mengenai inatensi sebagai hal yang mengarah pada
kurangnya kemampuan seseorang dalam hal menjaga dan
mempertahankan perhatian dan tetap pada kegiatan atau tugas baik
bermain, mengingat, menaati suatu instruksi atau aturan dan
mengikutinya, hingga menolak suatu masalah atau gangguan. Dalam hal
inatensi ini juga meliputi kesulitan untuk merencanakan dan
mengorganisasikan dalam hal ketepatan waktu dan kewaspadaan.
Secara umum Inatensi adalah bentuk ketidakmampuan dalam
memusatkan perhatiannya dengan penuh terutama yang berkaitan
dengan kegiatan yang berulang, tertata, dan tidak menyenangkan.
Ketidakmampuan ini dapat dilihat dari satu atau berbagai perhatian seperti
kapasitas atensi, seleksi pada atensi, mudah atau tidaknya teralihkan atau
terdistraksi, kemampuan dalam mempertahankan pandangannya pada
suatu kegiatan (Wilmshurst, 2018).
Durand & Barlow (2006) mengungkapkan bahwa Inatensi yaitu
perilaku hilang atau beralihnya perhatian, dan kesulitan mengorganisasi
tugas-tugas, Inatensi ini juga sering disebut ADD (Attention Deficit
Disorder). Hal ini juga selaras dengan apa yang diungkapkan Flanagan
(2005: 21) bahwa Anak ADD adalah anak yang memiliki gangguan
pemusatan perhatian.
b) Hiperaktif-Impulsif
Menurut Nigg & Barkley (2014), yang dimaksud dengan
hiperaktivitas–impulsivitas adalah suatu hal yang berkaitan dengan
pengendalian perilaku motorik, penghambatan perilaku hingga kurangnya
keterampilan untuk menunda bentuk kepuasan hingga kurangnya
kemampuan untuk menghambat respon yang dominan dengan
hubungannya pada tekanan situasi yang sedang terjadi.
Solomon dan Rabolt (2009) mengemukakan bahwa impulsif
merupakan sebuah kondisi dimana individu mengalami keadaan yang
terpaksa dan bersifat mendadak, serta keadaan tersebut tidak dapat
ditentang. Sedangkan menurut Iyer (dalam Kharis, 2011), perilaku impulsif
merupakan sebuah kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan dengan
perilaku konsumen yang dinyatakan sebagai sebuah aktivitas pembelian
yang bersangkutan dengan aspek lingkungan dan waktu yang terbatas
pada saat berbelanja. Rock (dalam Verplanken & Herabadi, 2001)
menjelaskan pengertian perilaku impulsif yaitu pembelian yang tidak
masuk akal serta berlangsung secara cepat dan tidak terkonsep yang
diiringi dengan masalah atau konflik pikiran ataupun desakan emosional.
Menurut National Medical Series (NMS), hiperaktif adalah
penyebab adanya gangguan perilaku yang paling tidak pada dua suasana
dan tempat yang berbeda, serta terjadi karena adanya peningkatan
aktivitas motorik yang terjadi hingga tingkatan tertentu. Sedangkan
menurut Dul Paul, Guevrement, Barkley, hiperaktif merupakan suatu
gangguan kronis pada perkembangan atas kontrol diri dan sikap sosial.
Selain itu, Eric Taylor menjelaskan bahwa hiperaktif merupakan suatu
istilah yang di dalamnya mencakup atas beberapa perilaku anomali,
seperti gangguan perhatian, adanya perasaan yang meletup-letup,
melakukan aktivitas yang berlebihan, sering membuat keributan, perasaan
gelisah, dan menetapnya perilaku destruktif dan membangkang.
PANDUAN WAWANCARA
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Daftar Pustaka
Durant, V.M & Barlow, H.M. (2006). Essentials of Abnormal Psychology. Terj.Helly
Prajitno 2007.Intisari Psikologi Abnormal. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Erinta, D., & Budiani, M. S. (2012). Efektivitas Penerapan Terapi Permainan Sosialisasi
Untuk Menurunkan Perilaku Impulsif Pada Anak Dengan Attention Deficit
Hyperactive Disorder (Adhd). Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan, 3(1), 67.
https://doi.org/10.26740/jptt.v3n1.p67-78
Hatiningsih, Nuligar. (2013). Play Therapy untuk Meningkatkan Konsentrasi pada Anak
Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD). Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan.
Handfield, R. (2006). Faith in the moral integrity of others. (Online). Diakses dari:
http://www.careersuperstar.com/interpersonal_competence/
Kharis, I.F. (2011). Studi mengenai impulse buying dalam penjualan online (Studi kasus
di lingkungan universitas diponegoro semarang). eprint.undip.ac.id: 129.
Solomon, M.R. & Rabolt, N. (2009). Consumer Behaviour in Fashion, 2nd. Edition.
USA: Prentice Hall.
Taylor, E. (1992). Anak yang hiperaktif. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama