Anda di halaman 1dari 8

PENYUSUNAN ALAT UKUR PRESTASI PSIKOLOGI ABNORMAL

PADA MAHASISWA KELAS 3PA04 UNIVERSITAS GUNADARMA,


DEPOK

Abilaras Cikarani
Anggun Fitriana
Pascalis Alexius Assa

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma


Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat

Abstrak
Penyusunan alat ukur prestasi Psikologi Abnormal dilakukan berdasarkan evaluasi
dan blueprint dari Ibu Trida Cynthia SPsi., MPsi. selaku expert judgement. Alat
ukur terdiri dari 40 soal pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban (a,b,c, dan d)
yang mencakup 5 komponen materi Psikologi Abnormal. Alat ukur prestasi
dievaluasi kualitatif oleh expert judgement dan dievaluasi kuantitatif dengan
melakukan penyebaran alat ukur ke 35 responden dari kelas 3PA04. Dari analisis
data yang dilakukan diketahui bahwa untuk indeks kesukaran aitem, 12 soal
dikategorikan “mudah”, 13 soal dikategorikan “sedang”, dan 15 soal
dikategorikan “sukar”. Berdasarkan perhitungan manual, diperoleh realiabilitas
sebesar 0,64 dengan jumlah aitem yang gugur 26 soal (daya diskriminasi aitem
kurang dari 0,2). Sedangkan berdasarkan perhitungan SPSS, diperoleh reliabilitas
sebesar 0,76 dengan jumlah aitem yang gugur 27 soal (daya diskriminasi aitem
kurang dari 0,3).

Kata kunci: Tes Prestasi, Kesukaran Aitem, Daya Diskriminasi Aitem, Reliabilitas

PENDAHULUAN instrumen yang memiliki tujuan


Tes adalah instrumen atau alat untuk memberikan perkiraan tingkat
dalam pengukuran (Azwar, 2016). pemahaman examinee pada suatu
Prestasi dalam kerangka psikologi pengetahuan atau kemampuan. Tes
didefinisikan sebagai tingkat prestasi secara umum dilakukan
pemahaman atau pencapaian pada secara formal dengan latar belakang
berbagai tipe subjek dalam bidang edukasional atau pekerjaan (Cizek
akademik yang spesifik (Gregory dalam Spielberger, 2004). Tes
dalam Spores, 2012). prestasi adalah tes yang mengukur
Tes prestasi adalah istilah penguasaan individu pada subjek
umum yang digunakan untuk fundamental akademik (Spores,
menggambarkan segala proses atau 2012).
Psikologi Abnormal adalah sub berdasarkan konstruk yang
divisi dari psikologi yang membatasi didefinisikan oleh teori yang dipilih
ruang lingkup pada proses mental dan dengan cara menguraikan konstruk
perilaku individual yang abnormal teoritik atribut yang diukur menjadi
(Page dalam Mangal, 2008). beberapa rumusan dimensi atau aspek
Psikologi Abnormal bertujuan untuk keprilakuan; (3) Operasionalisasi
mengembangkan dan aspek, agar dimensi keprilakuan lebih
mengintegrasikan prinsip-prinsip terukur maka perlu dioperasionalkan
psikologi untuk memahami perilaku dan dirumuskan ke dalam bentuk
abnormal (Coleman dalam Mangal, indikator, yang mana diruangkan
2008). Menurut Rosen, Fox, dan dalam kisi-kisi (blueprint); (4)
Gregory dalam Mangal (2008) Penulisan aitem, Penulisan aitem
Psikologi Abnormal adalah usaha harus selalu memperhatikan kaidah-
untuk menjelaskan hal-hal yang kaidah penulisan yang sudah
abnormal dalam kerangka pikir yang ditentukan. Pada tahapan awal
normal dan umum. Mangal (2008) penulisan aitem, umumnya dibuat
mendefinisikan Psikologi Abnormal aitem yang jumlahnya jauh lebih
sebagai bidang dalam psikologi yang banyak daripada jumlah yang
secara spesifik mempelajari perilaku direncanakan dalam spesifikasi skala,
dari individu yang abnormal yaitu sekitar tiga kali lipat dari jumlah
berhubungan dengan lingkungan aitem yang nanti akan digunakan
mereka dengan tujuan membantu dalam skala bentuk final. Hal ini
individu abnormal tersebut bertujuan untuk agar penyusun aitem
menyesuaikan diri. tidak kehabisan aitem akibat
Tes prestasi yang disusun oleh gugurnya aitem-aitem yang tidak
penulis adalah tes prestasi yang memenuhi persyaratan; (5) Evaluasi
bersifat formal dengan tujuan kualitatif, Setelah aitem-aitem
memberikan gambaran tingkat diyakini sudah berfungsi baik,
pemahaman mahasiswa kelas 3PA04 selanjutnya dilakukan evaluasi
pada mata kuliah Psikologi Abnormal kualitatif oleh para ahli (expert
dan untuk memenuhi tugas mata judgement). Hal ini dilakukan untuk
kuliah konstruksi alat ukur. mengetahui apakah kalimat yang
digunakan dalam aitem mudah dan
METODE dapat dipahami dengan benar oleh
responden dan agar isi aitem yang
Dalam penyusunan alat ukur bersangkutan logis untuk
ini, penulis menggunakan langkah- mengungkap indikatornya (logical
langkah penyusunan aitem menurut validity); (6) Field test (evaluasi
Azwar (dalam Asri, 2018) yang kuantitatif), setelah perbaikan bahasa
diuraikan sebagai berikut: (1) dan kalimat selesai dilakukan maka
Identifikasi tujuan ukur, yaitu selanjutnya adalah melakukan
memilih suatu definisi, mengenali dan evaluasi kuantitatif yang bertujuan
memahami dengan seksama teori untuk mengetahui apakah aitem
yang mendasari konstruk psikologi tersebut memiliki daya beda aitem
atribut yang hendak diukur; (2) (kemampuan aitem dalam
Pembatasan domain ukur, yang membedakan antara subjek yang
memiliki atribut yang diukur dan jawaban benar. Setelah dipisah,
yang tidak diukur); (7) Kompilasi penulis menghitung kembali indeks
final, skala dilengkapi dengan kesukaran masing-masing kelompok,
petunjuk pengerjaan dan mungkin lalu melakukan perbandingan
pula disediakan lembar jawaban yang keduanya dengan cara mengurangi
terpisah. Perlu juga diperhatikan indeks kesukaran aitem pada
pemilihan ukuran huruf karena kelompok tinggi dengan kelompok
pertimbangan dari sisi usia rendah. Untuk perhitungan korelasi
responden. aitem-total Pearson, penulis
menggunakan aplikasi perhitungan
Validitas Aitem statistika SPSS.
Validitas tes adalah Data daya diskriminasi yang
kemampuan suatu tes untuk diolah dengan perhitungan split-half
mengukur apa yang seharusnya dan korelasi aitem-total menghasilkan
diukur. Validitas tes sendiri terdiri data yang berbeda. Data daya
dari lima yaitu : validitas muka, diskriminasi dengan perhitungan
validitas, konkruen, validitas split-half dihitung reliabilitasnya
prediktif, validitas incremential dan dengan menggunakan korelasi antara
differential, validitas isi, validitas skor kedua kelompok tinggi dan
konstruk (Kline, 2015). Validitas rendah (rhh) untuk mengarahkan
yang digunakan oleh penulis adalah koefisien reliabilitas split-half.
validitas isi dengan cara expert Setelah itu dihitung dengan
judgement. menggunakan rumus Spearman-
Brown untuk mendapatkan perkiraan
Reliabilitas reliabilitas keseluruhan tes (Urbina,
Untuk kesukaran aitem, penulis 2014). Sementara untuk hasil
mengukur dengan membandingkan perhitungan dengan menggunakan
jumlah jawaban benar dengan jumlah SPSS penulis menggunakan metode
responden (p). Setelah itu dilakukan Spearman-Brown.
uji taraf kesukaran dengan
interpretasi indeks kesukaran soal HASIL DAN PEMBAHASAN
dibagi menjadi tiga kategori dengan
Tahap Persiapan dan Penyusunan
interval 0,70-1,00 untuk soal yang
Alat Ukur
mudah; 0,30-0,70 untuk soal yang
sedang; dan 0,00-0,30 untuk soal Penyusunan alat ukur ini diawali
yang sukar (Arikunto, 2008; Rukajat, dengan tahap persiapan sesuai dengan
2018). langkah-langkah penyusunan aitem
Pada penyusunan alat ukur ini menurut Azwar (dalam Asri, 2018).
penulis menggunakan dua cara
Pertama identifikasi tujuan alat ukur,
perhitungan daya diskriminasi aitem,
yaitu untuk memberikan gambaran
yaitu dengan split-half dan korelasi
item-total Pearson. Pada perhitungan tingkat pemahaman mahasiswa kelas
split-half penulis menghitung daya 3PA04 pada mata kuliah Psikologi
diskriminasi dengan cara membagi Abnormal. Dalam membatasi domain
hasil responden menjadi dua alat ukur, penyusun memutuskan
kelompok berdasarkan mean jumlah untuk memilih matakuliah Psikologi
Abnormal untuk dibuat tes prestasi. jawaban (a,b,c, dan d). Setelah aitem-
Kemudian menghubungi dosen aitem dibuat, penyusun meminta
matakuliah terkait yaitu Ibu Trida evaluasi kualitatif dari expert
Cynthia SPsi., MPsi. untuk meminta judgment, melakukan perbaikan,
bantuan selaku expert judgement, kemudian melakukan penyebaran
meminta izin penyebaran aitem di aitem untuk melakukan evaluasi
kelas 3PA04. Selanjutnya dalam kuantitatif.
operasionalisasi aspek, penyusun
membuat blueprint sesuai dengan
Tahap Penyebaran Alat Ukur
bab-bab mata kuliah yang telah
dipelajari oleh responden dan Penyusun melakukan penyebaran
pertimbangan dari expert judgment. alat ukur pada hari Selasa, tanggal 22
Blueprint tersebut disusun Januari 2019 pada pukul 12.30-13.00
berdasarkan taksonomi Krathwol. WIB di kelas 3PA04 ruang E242 di
Kampus E Universitas Gunadarma.
Tabel 1 Blueprint Tes Prestasi Psikologi
Abnormal Alat ukur berupa tes prestasi
Tingkatan Psikologi Abnormal disebar ke 35
Komponen Kompetensi responden setelah jam perkuliahan
Jml Psikologi Abnormal berakhir.
Uraian Isi
Rem Und App Masing-masing responden diberikan
Pengantar dan lembar soal dan lembar jawaban,
Sejarah 10% - - 10% diminta untuk mengerjakan soal tanpa
Abnormal batasan waktu.
Konsep dan
Paradigma
dalam
7,5% 2,5% - 10% Tahap Analisis Item
Psikopatologi Dari aitem-aitem tes prestasi
Gangguan yang telah disebar, didapatkan data-
Disosiatif dan data berupa jawaban responden. Data
12,5% 7,5% 5% 25%
Gangguan
Gejala Somatis tersebut selanjutnya diolah untuk
diketahui indeks kesukaran aitem
Gangguan
Kepribadian
15% 10% 5% 30% pada tes prestasi Psikologi Abnormal.

Gangguan Tabel 2 Indeks Kesukaran Aitem


Lanjut Usia dan 12,5% 7,5% 5% 25% No. (p) No. (p) No. (p) No. (p)
Neurokognitif
1. 0,57 11. 0,63 21. 0,60 31. 1,00
Total 57,5% 32,5% 15% 100%
2. 0,91 12. 0,60 22. 0,11 32. 0,60
Keterangan: Rem : Remember
Und : Understanding 3. 0,43 13. 0,09 23. 0,54 33. 0,06
App : Application
4. 0,94 14. 0,26 24. 0,60 34. 0,77
Dari blueprint tersebut (tabel 1), 5. 0,29 15. 0,31 25. 0,03 35. 0,14
penyusun menulis aitem-aitem
berjumlah 40 soal dalam bentuk 6. 0,49 16. 0,51 26. 0,89 36. 0,03
pilihan ganda dengan empat alternatif
7. 0,20 17. 0,20 27. 0,83 37. 0,09 5. 0,30 15. 0,50 25. 0,00 35. 0,10

8. 0,14 18. 0,83 28. 0,71 38. 0,83 6. 0,70 16. 0,60 26. 1,00 36. 0,00

9. 0,40 19. 0,94 29. 0,91 39. 0,83 7. 0,15 17. 0,00 27. 1,00 37. 0,00

10. 0,83 20. 0,91 30. 0,80 40. 0,80 8. 0,20 18. 0,90 28. 1,00 38. 1,00
Keterangan:
9. 0,50 19. 1,00 29. 1,00 39. 1,00
(p) : Perbandingan jumlah aitem yang
dijawab benar 10. 0,80 20. 1,00 30. 1,00 40. 1,00
dengan jumlah keseluruhan aitem.

Berdasarkan tabel indeks Tabel 4 Indeks Kesukaran Aitem Kelompok


kesukaran aitem (tabel 2), diketahui Rendah
bahwa dari 40 aitem/soal yang No. (p) No. (p) No. (p) No. (p)
disusun, 12 soal dikategorikan 1. 0,60 11. 0,60 21. 0,50 31. 1,00
“mudah” (0,00 – 0,30), 13 soal
2. 0,90 12. 0,50 22. 0,00 32. 0,50
dikategorikan “sedang” (0,30 – 0,70),
dan 15 soal dikategorikan “sukar” 3. 0,30 13. 0,10 23. 0,30 33. 0,07
(0,70 – 0,70). Dengan demikian, alat 4. 0,90 14. 0,10 24. 0,50 34. 0,70
ukur tes prestasi Psikologi yang
dibuat memiliki indeks kesukaran 5. 0,30 15. 0,10 25. 0,07 35. 0,20
aitem dengan proporsi yang cukup 6. 0,30 16. 0,50 26. 0,70 36. 0,07
merata.
7. 0,27 17. 0,00 27. 1,00 37. 0,20
Selanjutnya, data dibagi menjadi
dua kelompok (kelompok tinggi dan 8. 0,10 18. 0,70 28. 0,40 38. 1,00
kelompok rendah) berdasarkan rata-
9. 0,30 19. 0,90 29. 0,90 39. 1,00
rata dari data jawaban responden,
yaitu 21,6571. Kelompok tinggi yang 10. 0,87 20. 1,00 30. 0,60 40. 0,50
memiliki hasil di atas rata-rata
berjumlah 20 orang, sedangkan
kelompok rendah yang memiliki hasil Indeks kesukaran aitem pada
dibawah rata-rata berjumlah 15 orang. kelompok tinggi (tabel 3)
Masing-masing kelompok dihitung dibandingkan dengan indeks
kembali indeks kesukaran aitemnya. kesukaran aitem pada kelompok
rendah (tabel 4) untuk diperoleh daya
Tabel 3 Indeks Kesukaran Aitem Kelompok diskriminasi aitem pada tes prestasi
Tinggi
Psikologi Abnormal.
No. (p) No. (p) No. (p) No. (p)
Tabel 5 Indeks Daya Diskriminasi Aitem
1. 0,55 11. 0,70 21. 0,70 31. 1,00
No. (d) No. (d) No. (d) No. (d)
2. 1,00 12. 0,70 22. 0,00 32. 0,70
1. -0,05 11. 0,05 21. 0,12 31. 0,00
3. 0,50 13. 0,10 23. 0,70 33. 0,05
2. 0,08 12. 0,12 22. 0,20 32. 0,12
4. 1,00 14. 0,40 24. 0,70 34. 0,90
3. 0,17 13. 0,03 23. 0,37 33. -0,02
1642
4. 0,13 14. 0,33 24. 0,23 34. 0,18 =
3525,0963

5. 0,03 15. 0,32 25. -0,07 35. -0,10 = 0,4658

6. 0,38 16. 0,08 26. 0,27 36. -0,07


2. Perhitungan Akhir
7. -0,12 17. 0,00 27. 0,50 37. -0,20 2 . 𝑟𝑦1𝑦2
𝑟𝑥𝑥′ =
(1 + 𝑟𝑦1𝑦2)
8. 0,02 18. 0,17 28. 0,55 38. 0,40
2 . 0,4658
=
9. 0,12 19. 0,13 29. 0,08 39. 0,40 (1 + 0,4658)

= 0,6356
10. -0,07 20. 0,20 30. 0,35 40. 0,47
Keterangan: Dari hasil reliabilitas di atas,
(d) : Selisih indeks kesukaran aitem antara diperoleh nilai koefisien sebesar
kelompok 0,6356 yang menunjukkan bahwa tes
tinggi dan kelompok rendah.
prestasi Psikologi Abnormal yang
disusun kurang reliabel karena
Berdasarkan tabel daya
memiliki reliabilitas kurang dari 0,7.
diskriminasi aitem (tabel 5) yang
Adapun pengolahan korelasi
diolah secara manual, diketahui
aitem-total Pearson yang dihitung
bahwa dari 40 aitem/soal yang
menggunakan SPSS, menghasilkan
disusun, 26 soal dinyatakan gugur
daya diskriminasi aitem yang
karena memiliki daya diskriminasi
berbeda, yaitu 27 soal dinyatakan
aitem di bawah 0,2. Adapun 14 soal
gugur karena memiliki daya
lainnya yang memiliki daya
diskriminasi aitem di bawah 0,3 dan
diskriminasi aitem yang baik yaitu
13 soal lainnya memiliki daya
soal nomor 6, 14, 15, 20, 22, 23, 24,
diskriminasi aitem yang baik yaitu di
26, 27, 28, 30, 38, 39, dan 40.
atas 0,3. Dari 13 soal tersebut,
Selanjutnya, 14 data tersebut dibagi
dihitung reliabilitas dengan metode
menjadi 2 kelompok yaitu y1 (soal
Spearman-Brown atau split-half
nomor 1 – 7) dan y2 (soal nomor 8 –
reliability dan didapatkan hasil
14). Kemudian data diolah untuk
sebesar 0,76. Hasil reliabilitas
dicari reliabilitasnya (split-half
tersebut menunjukkan bahwa tes
reliability) berdasarkan formula
prestasi Psikologi Abnormal yang
Searman-Brown.
disusun cukup reliabel karena
memiliki reliabilitas kurang dari 0,7.
1. Perhitungan Awal
𝑟𝑦1𝑦2 =
(𝑛 . ∑ 𝑦1𝑦2) − (∑ 𝑦1)(∑ 𝑦2) Pembahasan
√[(𝑛 . ∑ 𝑦12 ) − (∑ 𝑦1)2] . [(𝑛 . ∑ 𝑦22 ) − (∑ 𝑦2)2 ] Daya diskriminasi alat ukur
(35 . 599) − ( 113 . 171) sebagian besar aitem yang telah
=
√[(35 . 471) − (113)2 ] . [(35 . 931) − (1712 )]
penulis susun rendah. Hal ini dapat
=
20965 − 19323 dijelaskan dari faktor eksternal yang
√[16485 − 12769] . [32585 − 29241]
mengganggu kemampuan responden
=
1642 untuk mengerjakan aitem yang telah
√3716 . 3344
penulis susun. Menurut Hakim
(2003) salah satu faktor yang
mempengaruhi konsentrasi adalah KESIMPULAN DAN SARAN
faktor internal yang berasal dari diri
seseorang. Salah satu faktor internal Kesimpulan
yang dapat mempengaruhi Berdasarkan analisis aitem yang
konsentrasi seseorang adalah faktor telah dilakukan, dapat disimpulkan
rohaniah yang berasal dari mental bahwa alat ukur (tes) prestasi
seseorang yang dapat menimbulkan Psikologi Abnormal yang disusun
gangguan konsentrasi seperti : tidak tidak disarankan untuk digunakan
tenang, mudah gugup, emosional, karena terdapat komponen materi
tidak sabar, mudah cemas, stres, yang tidak terwakili (semua
depresi, dan sejenisnya. aitem/soal pada komponen pengantar
Ketika penulis menyebar soal, dan sejarah abnormal gugur). Selain
kondisi responden terlihat sedang itu, banyak terdapat aitem yang gugur
stres dan emosional. Penulis dapat sehingga perlu diperbaiki dengan
menyimpulkan responden sedang mempertimbangkan tingkat
stress dan emosional dari indikator kesukaran dan daya diskriminasi
non-verbal yang ditunjukkan oleh aitemnya.
responden melalui perilaku
meneteskan air mata dan indikator Saran
verbal berupa pernyataan salah satu Untuk perbaikan alat ukur
responden bahwa mahasiswa di kelas prestasi Psikologi Abnormal yang
tersebut mendapat teguran verbal dari telah disusun, disarankan untuk
dosen pengampu mata kuliah melakukan perbaikan terutama pada
Psikologi Abnormal sesaat sebelum aitem-aitem yang gugur terkait
penulis menyebarkan soal. tingkat kesukaran aitem dan daya
Selain itu penulis memiliki diskriminasinya. Selain itu,
dugaan bahwa mahasiswa di kelas disarankan untuk melakukan
tersebut tidak sabar dan tidak tenang penyebaran alat ukur kembali dengan
karena pernyataan verbal “buruan- mempertimbangkan kondisi
buruan” dan pertimbangan bahwa pengerjaan alat ukur yang lebih
saat itu merupakan jam istirahat kondusif.
makan siang. Stres dapat mempunyai Untuk penyusunan alat ukur
efek yang merusak pada memori, prestasi selanjutnya, disarankan untuk
terutama jika stres terjadi sebelum membuat aitem tiga kali lipat dari
pengetesan (Fink, 2016) jumlah aitem yang akan digunakan
Penulis juga menduga daya dalam skala bentuk final. Selain itu,
diskriminasi aitem rendah karena tingkat kesukaran aitem pun perlu
pada saat mengerjakan banyak dipertimbangkan agar tidak terlalu
responden yang bekerja sama mudah dan tidak terlalu sukar.
sehingga hasil tidak sepenuhnya Sebelum penyebaran alat ukur,
mewakili kemampuan responden disarankan untuk memberi tahu para
sebagai individual. Beberapa responden untuk mempelajari mata
responden juga ada yang membuka kuliah terkait. Adapun sebelum
buku sehingga kemampuan aitem penyebaran alat ukur, disarankan
untuk menggambarkan tingkat untuk mempertimbangkan keadaan
pemahaman responden terganggu. responden.
DAFTAR PUSTAKA Furr, R. M. dan Bacharach V. R.
(2008). Psychometrics An
Fink, G. (2016). Stress: Concepts, introduction. London : Sage
cognition, emotion, and Publications
behavior. London Wall, Kline, P. (2015). A Handbook of test
London: Elsevier. construction: Introduction to
Azwar, S. (2016). Konstruksi Tes
psychometric design. New York:
Kemampuan Kognitif.
Routedge.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Rukajat, A. (2018). Pendekatan
Spores, J. M. (2012). Clinician’s
penelitian kuantitatif :
Guide to Psychological
Quantitative Research Approach.
Assessment and Testing. New
Yogyakarta : Penerbit
York : Springer Publishing.
Deepublish.
Spielberger, C. (2004). Encyclopedia
Schweizer, K., dan DiStefano, C.
of Applied Psychology. Tampa :
(2016). Principles and methods
Academic Press.
of test construction: Standards
Mangal, S. K. (2008). Abnormal
and recent advances. Boston,
Psychology Low Price Edition.
MA: Hogrefe Publishing.
New Delhi : Sterling Publishers.
Urbina, S. (2014). Essentials of
Asri, D., dan Afifah, D. (2018).
psychology testing 2nd ed.
Praktik pemahaman individu.
Hoboken, NJ : John Wiley &
Magetan : CV AE Media
Sons, Inc.
Grafika.

Anda mungkin juga menyukai