I. Dasar Teori
American Psyhchiatric Association, Barkley (dalam Ormrod, 2009),
Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) biasanya memperlihatkan
kekurangan luar biasa dalam area-area ini, sebagaimana tercermin dalam
kriteria-kriteria berikut ini:
Tidak perhatian (inattention). Siswa mengalami kesulitan
memusatkan dan mempertahankan perhatian terhadap tugas yang
diberikan. Mereka juga mengalami masalah mendengarkan dan
mengikuti arahan, membuat kesalahan yang ceroboh berulangkali,
dan perhatiannya mudah beralih ke aktivitas-aktivitas lain yang
menarik.
Hiperaktif (hyperactivity). Siswa tampak memiliki energi yang besar
sekali. Mereka mudah gelisah, lalu-lalang di kelas pada saat yang
tidak tepat, atau sulit bekerja atau bermain dengan tenang.
Implusif (impulsivity). Siswa mengalami kesulitan mencegah
perilaku yang tidak sesuai. Mereka berkata-kata tanpa berpikir
terlebih dahulu, mulai mengerjakan tugas terlalu dini, atau terlibat
dalam perilaku yang beresiko atau desktruktif tanpa
mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensinya.
16
Kesulitan dalam pemrosesan kognitif dan prestasi sekolah yang buruk
Masalah perilaku di kelas (misalnya suka mengganggu, tidak menaati
aturan)
Kesulitan menafsirkan dan menganalisis berbagai situasi sosial
Memperlihatkan reaksi emosional yang lebih besar (seperti mudah
tergugah, sikap bermusuhan) dalam interaksi dengan teman-teman
sebaya
Jarang sekali menjalin hubungan pertemanan; kadangkala mendapat
penolakan yang seketika dari teman-teman sebaya
Memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengonsumsi tembakau dan
alcohol di masa remaja
17
Hiperaktivitas
Kegelisahan, tidak bisa diam atau restless, tangan dan kaki selalu
bergerak atau fidgety, tubuh bergerak tidak sesuai situasi, banyak
bicara, berlari-lari atau memanjat berlebihan, berjalan-jalan di kelas,
sering berbicara di dalam kelas, sering nyeletuk.
Impulsiveness atau perilaku impulsif
Terlalu cepat memberi respon, terlalu cepat memberi jawaban saat
pertanyaan belum selesai, sering usil, mengganggu anak lain,
menyela pembicaraan orang lain, tidak sabaran, cepat bosan, tidak
dapat menunggu giliran, sering gusar bila keinginan tak terpenuhi,
18
Perilaku yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan memusatkan
perhatian:
1. Ketidakmampuan memerhatikan detail atau melakukan kecerobohan
dalam mengerjakan tugas, bekerja atau aktivitas lain.
2. Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain.
3. Kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain.
4. Tidak mengikuti perintah dan kegagalan menyelesaikan tugas.
5. Kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas.
6. Kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang
memerlukan proses mental yang lama, misalnya tugas sekolah.
7. Sering kehilangan barang miliknya, missal: mainan, pensil, buku, dll.
8. Mudah terganggu stimulus dari luar.
9. Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari.
19
3. Menggunakan senjata tajam yang dapat melukai orang lain
4. Berlaku kasar secara fisik terhadap orang lain
5. Menyiksa binatang
6. Menyanggah jika dikonfrontasi dengan korban dari perilakunya
7. Memaksa orang lain melakukan aktivitas seksual
III. Prosedur
A. Merumuskan definisi operasional untuk tiap-tiap perilaku yang akan
diamati dan direkam
ADHD adalah gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas yang
merupakan gangguan psikologis dimana individu menunjukkan satu atau
lebih karakteristik berikut dalam waktu yang cukup lama: inatesi,
hiperaktivitas, dan impulsifitas. ADHD dapat menjadi penghambat
monitoring dan menghambat control diri pada anak.
B. Menentukan target perilaku yang akan diamati
Tidak perhatian (inattention)
Melamun
Kurang konsentrasi
Kehilangan barang-barang
Beralih perhatian
Tidak dapat menyelesaikan tugas sendiri
Lambat menyelesaikan tugas
Beralih kegiatan
Hiperaktif (hyperactivity)
Gelisah
Tangan dan kaki selalu bergerak atau fidgety,
20
Tubuh bergerak tidak sesuai situasi
Berlari-lari berlebihan
Memanjat berlebihan
Berjalan-jalan di kelas saat belajar
Banyak bicara
Impulsif (impulsivity)
Terlalu cepat memberi respon
Usil/mengganggu anak lain
Menyela pembicaraan
Tidak sabaran
Cepat bosan
Tidak dapat menunggu giliran
Gusar bila keinginan tak terpenuhi
C. Metode Observasi
Natural–Partisipan adalah metode pencatatan yang dilakukan secara
alami dan peneliti berinteraksi dengan subjek yang dipelajari dan
melakukan observasi dalam interaksi tersebut.
D. Metode Pencatatan Observasi
Mengamati dan merekam perilaku anak ADHD pada saat belajar dengan
menggunakan time sampling
21
E. Menyusun Instrumen Observasi
Instrumen Observasi time sampling
TIME SAMPLING
Anak ADHD
Total
munculnya
Kategori Perilaku Interval Pencatatan Perilaku
perilaku
ADHD
yang
7” 14” 21” 28” 35” 42” 49” 56” diamati
Tidak Perhatian
Melamun o o o o x o o x 2
Kurang x o o x o x o o 3
22
konsentrasi
Kehilangan
x o o o x o o o 2
barang-barang
Beralih perhatian xx
x xx xxx xxxx xxx xx xx 20
x
Tidak dapat
xx
menyelesaikan x xxx xxx x x o o 12
x
tugas sendiri
Lambat
menyelesaikan o o x o x o o o 2
tugas
Beralih kegiatan xx
x x xx xx xx o o 11
x
Hiperaktiv
Gelisah o o o o o o o o 0
Tangan dan kaki xx xx
o x x x x xxxxx 15
bergerak-gerak x x
Tubuh bergerak
tidak sesuai x x xx x xxx xx x x 12
situasi
Berlari-lari
x xxx x o o x o o 6
berlebihan
Memanjat
xx xxx o o x o o x 7
berlebihan
Berjalan-jalan di
x o o o o o o o 1
kelas saat belajar
Banyak bicara xx x o xx o x xxxx xx 12
Impulsif
Terlalu cepat
o x x o o o o x 3
merespon
Usil/mengganggu o o o o o o o o 0
23
anak lain
Menyela
o x x x o o o o 3
pembicaraan
Tidak sabar x x x xx xx x o o 8
Bosan o o x x o o o o 2
Tidak dapat
o o o o o o o o 0
menunggu giliran
Gusar bila
keinginan tak o o o o o o o o 0
terpenuhi
F. Kesimpulan Observasi
Observasi dilakukan oleh observer yang bernama Nadia Khariani dengan
observee yang berinisial B dengan jenis kelamin laki-laki, yang berusia 10
tahun. Metode observasi yang digunakan yaitu Natural-Partisipan, dengan
tanggal observasi yaitu pada tanggal 24 November 2015 pada pukul 09.00 WIB
hingga 09.56 WIB. Lama waktu untuk tiap interval 7 menit, terdiri dari 6 menit
pengamatan 1 menit pencatatan. Observasi dilakukan di sekolah subjek, di
ruang Sensory Integrasi. Di dalam ruangan terdapat beberapa permainan untuk
membantu perkembangan motorik peserta didik.
Dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa selama observasi berlangsung
subjek menunjukkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan target perilaku yang
telah dijelaskan sebelumnya baik itu perilaku atensi, hiperaktif maupun
impulsif. Selama pengamatan, perilaku atensi yang muncul pada subjek yaitu
melamun muncul sebanyak 2 kali, kurang konsentrasi saat belajar muncul
sebanyak 3 kali, kehilangan barang-barang seperti potongan puzzle muncul
sebanyak 2 kali, beralih perhatian muncul sebanyak 20 kali, tidak dapat
menyelesaikan tugas sendiri muncul sebanyak 12 kali, lambat menyelesaikan
tugas muncul sebanyak 2 kali, dan beralih kegiatan muncul sebanyak 11 kali.
Perilaku hiperaktivitas yang muncul pada subjek yaitu tangan dan kaki
24
selalu bergerak atau fidgety muncul sebanyak 15 kali, tubuh bergerak tidak
sesuai situasi muncul sebanyak 12 kali, berlari-lari berlebihan muncul sebanyak
6 kali, memanjat berlebihan muncul sebanyak 7 kali, berjalan di kelas saat
belajar muncul 1 kali, berbicara muncul sebanyak 12 kali, namun subjek sama
sekali tidak menunjukkan kegelisahan.
Perilaku implusif pun juga muncul pada subjek selama pengamatan,
yaitu terlalu cepat memberi respon muncul sebanyak 3 kali, suka menyela
pembicaraan muncul sebanyak 3 kali, tidak sabaran dalam mengerjakan tugas
muncul sebanyak 8 kali, cepat bosan saat mengerjakan tugas muncul sebanyak
2 kali, namun subjek tidak menunjukkan perilaku usil, tidak dapat menunggu
giliran, dan gusar.
Dari hasil pengamatan menggunakan teknik time sampling yang
dilakukan selama 56 menit, pada tanggal 24 November 2015, dapat ditarik
kesimpulan bahwa subjek adalah anak berkebutuhan khusus yang diindikasi
sebagai anak dengan gangguan ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity
Disorder).
25