Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN STUDI KASUS IDENTIFIKASI ASESMEN

DAN
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL

Linda Lestari

1101618003

PKh kelas A 2018

Dosen Pengampu : Suprihatin, Ed.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
LAPORAN STUDI KASUS
DAN IDENTIFIKASI ASESMEN

1. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami karakteristik anak berkebutuhan khusus Attention Defisit
Hyperactivity Disorder, serta tata cara mengasesmen.

2. Pelaksanaan
Waktu : 10 desember 2020
Tempat : dilaksanakan dengan secara daring melalui kanal Youtube
sumber : https://youtu.be/nurwo4seVqY
Judul video : “Why Cant’t you Behave ? My son Has ADHD”
Durasi : 4 menit 51 detik

3. Metode
Dalam pelaksanaannya karena dilakukan dengan cara daring, saya menggunakan metode
Observasi, yaitu dengan cara mengamati secara detail dalam video yang ditayangkan terkait anak
dengan Attention Defisit Hyperactive Disorder.

4. Langkah Langkah
1. Dengan menentukan terlebih dahulu video yang akan diamati/ diobservasi. Yaitu mencari
video yang menunjukan terkait anak berkebutuhan khusus Attention Defisit hyperactivity
Disorder atau ADHD.
2. Setelah menemukan video yang sesuai, video diamati kemudian diidentifikasi sesuai dengan
perilaku yang ditujunkan anak dalam video tersebut
3. Selanjutnya, mengembangkan alat asesmen. Dalam hal ini saya Merujuk pada karakteristik
ADHD Menurut DSM 5 sebagai acuan untuk menentukan apakah anak benar mengalami
ADHD atau tidak
4. Pelaksanaan asesmen, dengan mengamati perilaku anak tersebut. Kelemahan seperti apa
yang ia tunjukan, kelebihan apa yang ia miliki. Sebagai langkah untuk nantinya memenuhi
kebutuhan pembelajaran yang sesuai.
IDENTITAS

I. Profil Siswa
a. Nama : Julian
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Usia : 7-8 tahun
d. Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar
e. Jenis Hambatan : ADHD

Keterangan Anak
Hubungan orang tua dengan Anak
a. Kedua orang tua satu rumah : Ya
b. Anak satu rumah degan orang tua : Ya
c. Anak diasuh oleh orang tua : Ya
d. Anak diasuh oleh wali/ saudara : Tidak

Kondisi Fisik anak

a. Mata : dapat melihat dengan normal


b. Telinga : dapat mendengar
c. Tangan : Lengkap
d. Kaki : Lengkap
e. Proporsi Tubuh : Baik
ALAT IDENTIFIKASI DAN ASESMEN
ANAK DENGAN ADHD (Attention Defisit Hyperactivity Disorder)

Instrumen asesmen yang digunakan merujuk pada karakteristik ADHD (Attention Defisit Hyperactive
Disorde) menurut DSM 5.

Gejala Yang Diamati Nama Anak:


Julian
1. ADHD Tipe Inattention Ya Tidak
1. Seringkali gagal memberikan perhatian yang cermat pada

detail atau membuat kesalahan ceroboh dalam tugas
sekolah, di tempat kerja, atau dengan aktivitas lain.

2. Sering mengalami kesulitan untuk memperhatikan tugas



atau aktivitas bermain.

3. Seringkali tidak mendengarkan/ memperhatikan jika



diajak bicara secara langsung.

4. Seringkali tidak menindaklanjuti instruksi dan gagal



menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan rumah, atau
tugas di tempat kerja (misalnya, kehilangan fokus, tidak
fokus).

5. Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas dan



kegiatan.

6. Seringkali menghindari, tidak suka, atau enggan



melakukan tugas yang membutuhkan upaya mental dalam
jangka waktu yang lama (seperti tugas sekolah atau
pekerjaan rumah).

7. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk


tugas dan aktivitas (mis. Bahan sekolah, pensil, buku,
peralatan, dompet, kunci, dokumen, kacamata, telepon
genggam).

8. Sering kali perhatiannya mudah teralihkan



9. Sering pelupa dalam aktivitas sehari-hari.

Jumlah
7

2. ADHD Tipe Hiperaktif Impulsif Ya Tidak


1. Seringkali gelisah dengan atau mengetuk tangan atau
kaki, atau menggeliat di kursi.
2. Seringkali meninggalkan kursi dalam situasi di mana

diharapkan tetap duduk.

3. Sering berlari dalam situasi yang tidak sesuai (remaja



atau orang dewasa mungkin terbatas pada perasaan
gelisah).

4. Seringkali tidak dapat bermain atau mengambil bagian


dalam kegiatan santai dengan tenang.

5. Sering "on the go" bertindak seolah-olah "digerakkan


oleh motor".

6. Sering berbicara berlebihan.

7. Seringkali memberikan jawaban sebelum pertanyaan


diselesaikan.

8. Seringkali kesulitan menunggu giliran.

9. Sering menyela atau mengganggu orang lain (mis.,


Menyela percakapan atau permainan)

Jumlah
2

Catatan :
Dikatakan ADHD apabila anak menunjukan sekurang kurangnya 6 dari 9 kriteria ADHD dan ditunjukan
dalam intensitas waktu paling tidak selama 6 bulan secara terus memerus.
INTERPRETASI

Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi terhadap anak laki laki yang ditayangkan dalam video,
maka diperoleh beberapa gejala atau karakteristik sebagai berikut :
1. Anak tidak bisa duduk tenang
2. Mengacau dan berjalan jalan saat sedang makan
3. Mengganggu teman dengan melempari batu
4. Sering tidak mengumpulkan/mengerjakan tugas sekolah
5. Seringkali merusak benda benda sekitar
6. Tidak mau mendengarkan ucapan/nasihat orang tua
7. Tidak pernah fokus saat memperhatikan
8. Anak membuat kekacauan dikelas
9. Perhatian anak mudah terdistrack
10. tidak memiliki teman/ Keulitan bersosialisasi

KESIMPULAN

Setelah melakukan pengamatan dan identifikasi asesmen pada anak yang terdapat dalam video, anak
tersebut menunjukan 7 dari 9 gejala ADHD Tipe Inattention, dan menunjukan 2 dari 9 gejala ADHD
Tipe Hiperaktif-Impulsif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa anak dalam video tersebut memang mengalami permasalahan ADHD.
Dan ADHD yang dimilikinya adalah ADHD Tipe Inattention, sebab pada tipe ini anak tersebut
menujukan 7 dari 9 gejala yang ditetapkan oleh DSM-5.
DOKUMENTASI

Berikut beberapa hasil tangkapan layar dari video yang diamati :


PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL

II. Identitas Siswa


a. Nama : Julian
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Usia : 7-8 tahun
d. Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar
e. Jenis Hambatan : ADHD

III. Karakteristik Anak

1. Tidak bisa duduk tenang

2. Mengacau dan berjalan jalan saat sedang makan

3. Seringkali mogok makan/ tidak mau makan

4. Seringkali menyakiti diri sendiri membenturkan diri ke kursi atau tembok

5. Menggangu (bersikap tidak sopan) kepada orang tua

6. Mengganggu teman dengan melempari batu

7. Sering tidak mengumpulkan/mengerjakan tugas sekolah

8. Membuat keributan di kelas

9. Fukusnya mudah terdistrack

10.Seringkali merusak benda benda sekitar

11.Tidak mau mendengarkan ucapan/nasihat orang tua

12.Tidak pernah fokus saat memperhatikan


IV. Rancangan Program

Tujuan yang ingin Strategi Yang digunakan


dicapai
1. Anak mampu 1. Strategi Fisik
duduk tenang baik Dalam hal ini, guru atau orang tua tidak harus
saat sedang makan memaksakan perilaku anak sesuai dengan yang
ataupun sedang diinginkan. Tetapi untuk mengurangi perilaku “duduk
dalam kegiatan lain tidak pernah tenang” anak dapat diberikan strategi
seperti belajar dan fisik dengan cara :
duduk dikelas. 1. Mengizinkan anak untuk melakukan gerakan yang
sesuai, misalnya anak masih diperbolehkan duduk
sambil menggoyangkan kaki selama tidak keluar
dari tempat duduk.
2. Dengan cara intruksi langsung agar anak dapat
duduk tenangm tetapi jika tidak berhasil, dapat
mengggunakan caya yang sebelumnya.
3. Dengan mengajak anak berolahraga sebelum
belajar, hal ini dapat mengurangi kadar energi
pada anak sehingga tidak akan menyebabkan
banyak bergerak.

2. Anak mampu 2. Strategi perilaku


mengontrol diri Dalam hal ini kaitannya lebih kepada perilaku anak
sendiri dengam yang juga harus diubah secara perlahan dengan
tidak menyakiti diri menggunakan strategi perilaku pula. Anak dapat
sendiri atau orang diberian strategi perilaku dengan cara
lain 1. Time Out, yaitu dengan memberikan waktu sendiri
kepada anak dengan memberikannya beberapa
tugas atas perilaku buruk (meenyakit teman)yang
telah dibuat, dengan begitu hal tersebut dapat
membuatnya berpikir bahwa hal yang
dilakukannya adalah salah dan diharapkan siswa
merasa jera untuk melakukannya lagi.
2. Umpan Balik perilaku
Hal ini dapat diterapkan apabisa strategi yang
sebelumnya memang dirasa kurang efektif karena
situasi dan kondisi. Anak dapat diberi umpan balik
atas perilaku buru yang telah dibuatnya, dengan
memberikannya hal serupa atas perilaku apa yang
telah diperbuatnya. Dengan perilaku yang
diterima, siswa akan berpikir bahwa hal yang
dilakukan memanglah hal yang tidak baik.

3. Anak mampu 3. Strategi Kognitif


mengerjakan dan Terdapat beberapa strategi kognitif yang dapat
mengumpulkan diterapkan terkait hal ini, namu yang sesuai dengan
tugas sekolah perilaku yang ditunjukan siswa dapat menggunakan
beberapa strategi yang diantaranya adalah :
1. Regulasi diri, yakni dalam hal ini anak dilatih
untuk mampu meregulasi dirinya terkait
pembelajaran dan tugas yang diberikan.
2. Verbalisasi, dalam hal ini anak didorong untuk
membuat peryataan diri tentang kinerjanya.
Dengan begitu, siswa dapat menilai sediri perilaku
yang dilakukannya sudah benar atau belum.

V. Proses
• Metode : intruksi, mengamati, Meniru.
Strategi yang digunakan : strategi fisik, strategi perilaku, strategi kognitif.
Proses kegiatan disesuakan dengan jam mata pelajaran dan dilaksanakan
sesuai dengan Program pembelajaran yang telah dirumuskan.
VI. Evaluasi

No. Indikator Skor


4 3 2 1
1. Anak Mampu duduk tenang saat makan
2. Anak mampu duduk teang saat belajar
3. Anak mampu mengontrol emosi dengan tidak menyakiti
diri sendiri
4. Anak mampu mengontrol emosi dengan tidak menyakiti
orang lain
5. Anak mampu mengerjakan tugas sekolah sendiri
6. Anak tidak lupa mengerjakan PR
7. Anak mengerkajan tugas sekolah
8. Anak tidak lupa membawa tugas sekolah

Keterangan

4 : Sudah sangat Mampu

3 : Cukup mampu

2 : Mampu tapi dengan bantuan

1 : Belum mampu
References
CDC. (2020, september 21). Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Simptoms and Diagnosis).
Retrieved from Centers For Disease Control and Prevention:
https://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/diagnosis.html

IMHsingapore. (2012, Februari 10). Attention Deficit Hyperactive Disorder. Retrieved from Why Can't
you behave ? -My Son Has ADHD: http://youtu.be/nurwo4seVqY

Krisnan. (2017, Desember 11). Contoh Data Assesmen Untuk Anak Berkbutuhan Khusus. Retrieved
from Meenta.net: https://meenta.net

Pauh, A. (2015, November 08). Laporan Hasil Identifikasi dan Asesmen. Retrieved from
id.scribd.com: https://id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai