BERKEBUTUHAN KHUSUS
KRISTIANA PURWANINGTYAS, S.PSI., M.PSI., PSIKOLOG
CAKUPAN MATERI :
A. Identitas Anak
1. Nama : ..............
2. Tempat, tanggal lahir/umur : ................
3. Jenis kelamin : ..............
4. Agama : ..............
5. Status anak : ..............
6. Jumlah saudara : ..............
7. Riwayat pendidikan : ..............
8. Alamat : ..............
B. Riwayat Kelahiran:
1. Perkembangan masa kehamilan : .....................
2. Penyakit pada masa kehamilan : .....................
3. Usia Kandungan : .....................
4. Riwayat proses kelahiran : .....................
5. Tempat kelahiran : .....................
6. Penolong proses kelahiran : .....................
7. Gangguan pada saat bayi lahir : .....................
8. Berat badan bayi : .....................
9. Panjang bayi : .....................
10. Tanda-tanda kelainan : .....................
C. Perkembangan Masa Balita
1. Menyusui hingga umur : ............
2. Minum susu kaleng hingga umur : ............
3. Imunisasi (lengkap/tidak) : ............
4. Pemeriksaan kesehatan (rutin/tdk) : ............
5. Kualitas makanan : ............
6. Kuantitas makanan : ............
7. Kesulitan makan (ya/tidak) : ............
D. Perkembangan Fisik
1. Berdiri pada usia : .........
2. Berjalan pada usia : .........
3. Bicara dengan kalimat lengkap : .........
4. Kesulitan gerakan yang dialami : .........
5. Status gizi balita (baik/kurang) : .........
6. Riwayat kesehatan (baik/kurang) : .........
E. Perkembangan Sosial
1. Hubungan dengan saudara : .........
2. Hubungan dengan teman : .........
3. Hubungan dengan orang tua : .........
4. Hobi : .........
5. Minat khusus : .........
F. Perkembangan Pendidikan
1. Masuk sekolah usia : ...........
2. Kesulitan yang dialami : ...........
3. Pernah tidak naik kelas : ...........
4. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak : ..........
5. Prestasi belajar yang dicapai : ..........
6. Ket. Lain yang dianggap perlu : ..........
Asesmen Awal
Penyimpangan Perkembangan Anak
dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) dari umur 3 - 72 bulan
Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S) Apresiasi
orangtua dan lakukan pemeriksaan kembali 3 bulan lagi untuk usia dibawah 2 tahun dan lakukan
pemeriksaan kembali 6 bulan lagi untuk usia diatas 2 tahun
Jumlah jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M), tingkatkan stimulasi dan tinjau ulang 2
minggu lagi, masih meragukan (M) Rujuk ke Puskesmas/RS
Jumlah jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P) Rujuk ke Puskesmas/RS
A. Anak dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra)
Gejala yang diamati :
1. Tidak mampu melihat
2. Kurang mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata
Keterangan :
Tidak ada jawaban “tidak” : Sesuai Umur
Jawaban “tidak” sebanyak 1 atau lebih : kemungkinan ada gangguan pendengaran
C. Anak dengan gangguan komunikasi dan bicara
Gejala yang diamati :
1. Sulit memahami isi pembicaraan orang lain
2. Sulit mengemukakan ide secara lisan maupun tertulis
3. Tidak lancar dalam berbicara atau mengemukakan ide
4. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
5. Ada gejala gagap dan gugup dalam berbicara
6. Artikulasi bicara tidak jelas
7. Suaranya parau
8. Organ bicaranya tidak normal (misal bibir sumbing, lidah terlalu tebal, dan sebagainya)
Contoh keterampilan bahasa dan bicara
usia 5-6 tahun
Menamakan 6 warna dasar dan 3 bentuk dasar
Mengikuti perintah yang diberikan dalam kelompok
Mengikuti perintah 3 tahap
Bertukar informasi dan menanyakan pertanyaan (bagaimana, kenapa)
Menjawab secara verbal pertanyaan “hai” dan “apa kabar”
Menggunakan kata untuk sesuatu yang sudah berlalu dan akan datang secara tepat
Menggunakan kata penghubung
Memiliki pengucapan ekspresif kosakata ±13.000 kata
Menamakan lawan kata
Secara urut menamakan nama-nama hari
Dapat menghitung sampai 30 secara hafalan
Panjang kata dalam kalimat 4-6 kata
Dapat menyanyikan sebuah lagu
Bisa menguraikan kembali sebuah cerita sederhana
D. Anak dengan Hambatan Kecerdasan/Disabilitas Intelectual (Tunagrahita Ringan)
Gejala yang diamati :
1. Memiliki IQ 50-69
2. Dua kali berturut-turut tidak naik kelas
3. Masih mampu membaca, menulis, berhitung sederhana
4. Tidak dapat berpikir secara abstrak
5. Kurang perhatian terhadap lingkungan
6. Sulit menyesuaikan diri dengan situasi (interaksi sosial)
D. Anak dengan Hambatan Kecerdasan (Tunagrahita Sedang)
Gejala yang diamati :
1. Memiliki IQ 35-49
2. Tidak dapat berpikir secara abstrak
3. Hanya mampu membaca kalimat tunggal
4. Mengalami kesulitan berhitung sekalipun sederhana
5. Perkembangan interaksi dan komunikasinya terlambat
6. Sulit beradaptasi dengan lingkungan baru (penyesuaian diri)
7. Kurang mampu mengurus diri sendiri sesuai usia
D. Anak dengan Hambatan Kecerdasan (Tunagrahita Berat)
Gejala yang diamati :
1. Memiliki IQ 20-34
2. Hanya mampu membaca satu kata
3. Sama sekali tidak dapat berpikir secara abstrak
4. Tidak mampu melakukan kontak sosial
5. Tidak mampu mengurus diri sendiri
6. Banyak tergantung pada bantuan orang lain
D. Anak dengan Hambatan Kecerdasan : Lambat Belajar/Slow Learner
Gejala yang diamati :
1. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat
2. Sering terlambat dalam menyelesaikan tugas tugas akademik
3. Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah
4. Pernah tidak naik kelas
5. Memiliki IQ 70-89
Disleksia : Kesulitan Membaca
Berkesulitan 2
dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya
Belajar Spesifik 3. Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca
4. Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang
5. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris
Diskalkulia : Kesulitan Berhitung
Gejala yang diamati :
1. Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x,:, >, <, =
2. Pemarah
6. Tidak dapat bekerjasama, penentang, dan kurang perhatian terhadap orang lain
7. Suka mengganggu
9. Suka mendominasi orang lain, mengancam, menggertak, pembohong, dan suka mengeluarkan suara-suara kotor
Keterangan :
Digunakan untuk usia 3-17 tahun
• Skor benar : nilai 2
• Skor agak benar : nilai 1
• Skor tidak benar : nilai 0
( Kecuali pertanyaan nomor 7, 11, 14, 21, dan 25
untuk penilaian benar: 0, agak benar: 1, tidak benar: 2)
Interpretasi:
a.tidak terdapat nilai cut off yang universal yang dapat digunakan
b.dalam kebanyakan situasi 5 sampai 7 jawaban YA pada no 1-20
(gejala neurosis) mengindikasikan adanya masalah psikologis
c.No. 21 mengindikasikan adanya penggunaan zat psikoaktif
d.Satu jawaban YA dari no. 22-24 (gejala psikotik)
mengindikasikan adanya masalah serius dan
perlu penanganan lebih lanjut
e.Satu jawaban YA dari no. 25-29
mengindikasikan adanya gejal-gejala PTSD
(Post Traumatic Stress Disorder)
H. Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Tipe Tidak Ada Perhatian (Inatentivitas) :
Gejala yang diamati :
1. Gagal menyimak hal yang rinci
2. Sulit bertahan pada satu aktivitas
3. Tidak mendengarkan ketika diajak berbicara
4. Sering tidak mengikuti perintah
5. Sulit mengatur jadwal tugas dan kegiatan
6. Sering menghindar dari tugas yang memerlukan perhatian lama
7. Sering kehilangan barang yang dibutuhkan
8. Sering beralih perhatian
H. Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Tipe Impulsif :
Gejala yang diamati :
1. Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai
2. Sering kesulitan menunggu giliran
3. Sering menyela pembicaraan orang lain
4. Sembrono, melakukan tindakan berbahaya tanpa pikir panjang
5. Usil, suka mengganggu anak lain
6. Permintaannya harus segera dipenuhi
7. Mudah frustasi dan putus asa
H. Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas : Tipe
Hiperaktif
Gejala yang diamati :
1. Sering menggerakkan kaki atau tangan dan sering menggeliat
2. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas
3. Sering berlari dan memanjat
4. Sulit melakukan kegiatan dengan tenang
5. Sering bergerak tanpa ia sadari
6. Sering bicara berlebihan
Beri nilai :
0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Nilai total 13 atau lebih anak dengan kemungkinan resiko GPPH
Gejala yang diamati :
1. Sulit mengenal dan merespon dengan emosi dan isyarat sosial
2. Tidak bisa menunjukkan perbedaan ekspresi muka
Keterangan :
Nilai skor ≥ 30 : kemungkinan
mengalami autis
J. Anak dengan Kecerdasan Istimewa Berbakat Istimewa (CIBI)
Gejala yang diamati :
1. Membaca pada usia lebih muda
2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3. Memiliki perbendaharaan kata yang luas
4. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
6. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
7. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
8. Dapat memberikan banyak gagasan
9. Luwes dalam berpikir
10. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
12. Mempunyai pengamatan yang tajam
13. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati
15. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri
16. Senang mencoba hal-hal baru
17. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
18. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah
19. Cepat menangkap hubungan sebab akibat
20. Berperilaku terarah pada tujuan
21. Mempunyai daya imajinasi yang kuat
22. Mempunyai banyak kegemaran (hobi)
23. Mempunyai daya ingat yang kuat
24. Tidak cepat puas dengan prestasinya
25. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi)
26. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan
Cerdas Istimewa Asesmen dilakukan dengan : Tes Inteligensi (IQ 125-130 ke atas), Tes Kreativitas,
Tes Task Commitment
Berdasarkan Permendiknas nomor 70 tahun 2009 pasal 8, bahwa pembelajaran pada
pendidikan inklusif mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakteristik belajar siswa.
Guru perlu merancang proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk terlibat dalam proses belajar di kelas.
Pendidikan inklusif perlu mempersiapkan sumber daya manusia (tutor khusus), infrastruktur
yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran inklusif, adanya daya dukung pendanaan
yang baik, sehingga pembelajaran inklusif proses berjalan efektif, membuat pedoman standar
untuk pelaksanaan pembelajaran inklusif dengan modifikasi kurikulum, persiapan Program
Pembelajaran Individu (PPI), dan standar penilaian untuk siswa berkebutuhan khusus
TINGKAT KELUARGA : Keluarga/orangtua dianjurkan
membawa anaknya ke tenaga kesehatan di puskesmas/RS
TINGKAT SEKOLAH :
LAYANAN 1. Pihak sekolah melakukan layanan pendidikan sesuai
ANAK pedoman standar pembelajaran di sekolah
GANGGUAN GANGGUAN HAMBATA HAMBATAN GANGGUAN GANGGUAN GPPH AUTIS GANGGUAN CERDAS DIRUJUK PERENCANAAN EVALUASI
PENLIHATAN PENDENGA N FISIK/ KECERDASAN BELAJAR EMOSI DAN KOMUNIKASI ISTIMEWA PEMBELAJARAN
RAN MOTORIK SPESIFIK PERILAKU & BICARA BERBAKAT
ISTIMEWA
INTERVENSI DINI BERAWAL DARI DETEKSI DINI
HINDARI LABELLING/MENDIAGNOSA ANAK
ANAK TIDAK BISA MEMILIH KETERBATASANNYA, MARI KITA MAKSIMALKAN
POTENSINYA
LAKUKAN ASESMEN TERINTEGRASI KASUS ABK SECARA RUTIN
Sumber referensi :
Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat
pelayanan dasar. 2016. Kemenkes Republik Indonesia
Pedoman nasional pelayanan psikologi klinis. 2020. Ikatan Psikolog Klinis Indonesia
Modul identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus program peningkatan
kompetensi guru sekolah inklusi. 2021. Universitas Negeri Malang
Terimakasih