Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 1987, DSM-111-R memperkenalkan istilah Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) dan mendaftarkan 14 kriteria. Konseptualisasi ini
tidak membedakan sabtypes berdasarkan tingkat aktivitas dan mencerminkan
pemikiran waktu itu bahwa distractibilitas dalam dan diri sendiri bukanlah karakteristik
dari gangguan mental. Akhirnya, pada tahun 1994 dengan merilis DSM-v, istilah saat
ini Attention-Defici / Hyperactivity Disorder (AD / HD) diperkenalkan. AD / HD saat
ini dibagi menjadi tiga subtipe. Siswa tertentu, disebut sebagai Tipe Tanpa Perhatian
Fredominantly, memiliki sedikit atau tidak ada masalah duduk diam tetapi mungkin
mengalami kesulitan dengan keterampilan organisasi atau tetap fokus pada tugas atau
kegiatan, Lainnya, disebut sebagai Tipe Fredominately Hyperactive-Impulsive,
mungkin dapat memperhatikan untuk suatu tugas, tetapi memiliki kesulitan niicant
mengendalikan impuls dan aktivitas motorik mereka. ADD with Hyperactivity
digunakan untuk menggambarkan siswa dengan karakteristik distraktibilitas, impulsif,
dan overaktif. ADD tanpa hiperaktif menggambarkan anak-anak yang mudah
terganggu dan impulsif yang tidak memiliki hiperaktif yang signifikan. Tidak semua
profesional membedakan antara jenis AD / HD dengan cara yang sama: oleh karena itu
pendekatan akan memberikan dukungan terbaik untuk siswa yang terkena gangguan
ini.
konselor memiliki tanggung jawab untuk memilih dan memantau perlakuan
siswa, membuat rujukan, dan menghubungkan orang tua dengan sumber daya
masyarakat. Ketika orang tua tahu bahwa mereka dikeluarkan pada AD / HD berlaku
tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa yang secara konsisten
menampilkan perilaku karakteristik seperti distractibility, impulsif, atau dengan kinerja
untuk jangka waktu yang lama. Fokus bab ini adalah siswa-siswa sekolah dasar,
menengah dan menengah dengan ADHD. Common Myths Surrounding AD / HD AD
/ HD adalah "gangguan imitasi" dan bukan kondisi nyata atau yang dikenali. ADHD
telah diakui sebagai gangguan yang melemahkan dan kecacatan oleh semua asosiasi

1
medis, psikiatris, psikologis, hukum dan pendidikan profesional utama (Booth et al.,
2002 Obat stimulan menyembuhkan AD / HD.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Attention-Defici / Hyperactivity Disorder (AD / HD) ?
2. Apa saja tipe/macam gangguan Attention-Defici / Hyperactivity Disorder (AD /
HD)?
3. Apa saja karakteristik dari gangguan Attention-Defici / Hyperactivity Disorder (AD
/ HD) ?
4. Apa saja faktor penyebab adanya gangguan Attention-Defici / Hyperactivity
Disorder (AD / HD) ?
5. Bagaimana cara menanggulangi gangguan Attention-Defici / Hyperactivity
Disorder (AD / HD) ?
6. Bagaimana contoh kasus anak yang mengalami gangguan Attention-Defici /
Hyperactivity Disorder (AD / HD) ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui gangguan Attention-Defici / Hyperactivity Disorder (AD / HD).
2. Untuk mengetahui tipe / macam gangguan Attention-Defici / Hyperactivity
Disorder (AD / HD).
3. Untuk mengetahui karakteristik gangguan Attention-Defici / Hyperactivity
Disorder (AD / HD).
4. Untuk mengetahui faktor penyebab adanya gangguan Attention-Defici /
Hyperactivity Disorder (AD / HD).
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan gangguan Attention-Defici / Hyperactivity
Disorder (AD / HD).
6. Untuk mengetahui contoh kasus dari gangguan Attention-Defici / Hyperactivity
Disorder (AD / HD).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AD / HD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)


Menurut Barkley (Wood, 2007:78) dalam jurnal Aprilia Putri Weding (2016)
ADHD adalah sebuah gangguan dimana respon menjadi terhalang dan mengalami
fungsi ganda pelaksanaan yang mengarah pada kurangnya pengaturan diri, lemahnya
kemampuan untuk mengatur perilaku untuk tujuan sekarang dan masa depan, serta sulit
beradaptasi secara sosial, dan perilaku dengan tuntutan lingkungan.
Sedangkan menurut MIF. Baihaqi dan M. Sugiarmin (2006:2) menjelaskan
kondisi anak-anak yang memperlihatkan simtom - simtom (ciri/gejala) kurang
konsentrasi, hiperaktif, dan implusif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
sebagian besar aktivitas hidup mereka. Kemudian menurut A. Dayu P (2013:29) adalah
suatu kondisi medis yang mencakup disfungsi otak, ketika seseorang mengalami
kesulitan dalam mengendalikan implus, menghambat perilaku, dan tidak mendukung
rentang perhatian atau rentang perhatian mudah teralihkan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahawa ADHD adalah suatu
kondisi seseorang (biasa terjadi pada anak – anak) yang mengalami gangguan
pemusatan perhatian yang disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak
sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan.
B. TIPE AD / HD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
1. Tipe ADHD Gabungan
Untuk mengetahui ADHD atau Hiperaktif tipe ini, dapat
didiagnosis/dideteksi oleh adanya paling sedikit 6 diantara 9 kriteria untuk
perhatian, ditambah paling sedikit 6 diantara 9 kriteria untuk hiperaktivitas
impulsifitas. Munculnya 6 gejala tersebut berkali-kali sampai dengan tingkat
yang signifikan disertai adanya beberapa bukti, antara lain sebagai berikut.
a) Gejala-gejala tersebut tampak sebelum anak mencapai usia 7 tahun.
b) Gejala-gejala diwujudkan pada dua seting yang berbeda .

3
c) Gejala yang muncul menyebabkan hambatan yang signifikan dalam
kemampuan akademik .
d) Gangguan ini tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh kondisi
psikologi atau psikiater lainnya.
2. Tipe ADHD kurang memperhatikan
Untuk mengetahui ADHD tipe ini, dapat didiagnosis oleh adanya paling
sedikit 6 diantara 9 gejala untuk ‘perhatian’ dan mengakui bahwa individu
tertentu mengalami sikap kurang memperhatikan yang mendalam tanpa
hiperaktivitas/impulsifitas.
3. Tipe ADHD hiperaktif impulsif
Tipe ketiga ini menuntut paling sedikit 6 diantara 9 gejala yang terdaftar
pada bagian hiperaktif impulsifitas. Tipe ADHD kurang memperhatikan ini
mengacu pada anak-anak yang mengalami kesulitan lebih besar dengan memori
(ingatan) mereka dan kecepatan motor perseptual (persepsi gerak), cenderung
untuk melamun, dan kerap kali menyendiri secara sosial.

C. CIRI – CIRI AD / HD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Berikut beberapa ciri – ciri Attention Deficit Hyperactivity Disorder (AD / HD):

A. Enam (atau lebih) dari gejala kurang perhatian berikut telah bertahan selama
setidaknya 6 bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan:

Kekurangan perhatian

 Sering gagal untuk memperhatikan detail atau membuat kesalahan ceroboh


dalam pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau kegiatan lainnya
 Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau
kegiatan bermain
 Sering kali tidak mendengarkan ketika diajak bicara langsung
 Sering tidak menindaklanjuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah,
tugas, atau tugas di tempat kerja (bukan karena perilaku oposisi atau kegagalan
untuk memahami instruksi)
 Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan

4
 Sering menghindari, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang
membutuhkan upaya mental yang berkelanjutan (seperti tugas sekolah atau
pekerjaan rumah)
 Sering kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk tugas atau kegiatan (mis.,
mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau alat)
 Sering mudah terganggu oleh rangsangan luar
 Sering pelupa dalam kegiatan sehari-hari

B. Enam (atau lebih) dari gejala hiperaktif-impulsif berikut telah bertahan selama
setidaknya 6 bulan ke tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan:

Hiperaktif

 Sering gelisah dengan tangan atau kaki atau menggeliat di kursi


 Sering meninggalkan kursi di kelas atau dalam situasi lain di mana sisa duduk
diharapkan
 Sering berjalan sekitar atau memanjat berlebihan dalam situasi di mana itu tidak
pantas (pada remaja atau orang dewasa, mungkin terbatas pada perasaan
subyektif kegelisahan)
 Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam kegiatan rekreasi
dengan tenang
 Sering "dalam perjalanan" atau sering bertindak seolah-olah "digerakkan oleh
motor".
 Sering berbicara berlebihan

Impulsif

 Sering mengeluarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai


 Sering mengalami kesulitan menunggu giliran
 Sering menyela atau mengganggu orang lain (mis., menyinggung pembicaraan
atau permainan)

C. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau lalai yang menyebabkan gangguan hadir


sebelum usia 7 tahun.

5
D. Beberapa gangguan dari gejala hadir dalam dua pengaturan atau lebih (mis., Di
sekolah [atau di tempat kerja] dan di rumah).

E. Harus ada bukti yang jelas tentang gangguan klinis yang signifikan dalam fungsi
sosial, akademik, atau pekerjaan.

F. Gejala tidak terjadi secara eksklusif selama Gangguan Perkembangan Pervasif,,


Skizofrenia, atau Gangguan Psikotik lainnya dan tidak lebih baik diperhitungkan oleh
gangguan mental lain (mis. Gangguan Mood, Gangguan Kecemasan, Gangguan
Disosiosiatif, atau Gangguan Kepribadian).

D. FAKTOR PENYEBAB ADHD


ADHD tidak dapat diidentifikasi secara fisik dengan laboratorium. ADHD hanya
dapat dilihat dari perilaku yang sangat kentara pada diri anak ADHD. Karena ADHD
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan beberapa pola perilaku yang sulit
dibedakan di antara anak-anak yang kelak suatu hari ditemukan perbedaan beserta
penyebabnya.
Perasaan frustrasi dan perasaan tidak berdaya dapat menyerang secara bertubi-tubi
pada diri anak ADHD. Sebagaimana David berkata,”Aku tidak punya teman. Oleh
karena itu, aku tidak dapat bermain seperti mereka dan jika mereka memanggilku ‘Dope
Freak’ atau ‘David Dopey’ aku menangis. Aku tidak tahu harus melakukan apa”. (D.M.
Ross dan Ross, 1982)
Sebuah laporan yang ditulis pada 1987 dalam Kongres Amerika Serikat yang
disiapkan oleh Inter-Agency Committee of Learning Disabilities menerangkan, bahwa
sebab-sebab ADHD ada kaitannya dengan gangguan fungsi neurologis khususnya
gangguan di dalam biokimia otak yang mencakup aspek neurologis dari
neurotransmitter. Namun para peneliti kurang mengerti dengan jelas mekanisme khusus
mengenai bahan kimia neurotransmitter ini. Ternyata, neurotransmitter dapat
mempengaruhi perhatian, pengendalian impuls, dan tingkat aktivitas anak.
Penyebab ADHD telah banyak diteliti dan dipelajari, tetapi belum ada satu pun
penyebab pasti yang tampak berlaku untuk semua gangguan yang ada. Berbagai virus,
zat-zat kimia yang berbahaya dijumpai di lingkungan sekitar, baik di rumah maupun di
luar rumah dalam bentuk limbah pabrik, faktor genetika dari salah satu orang tua atau
genetik kedua orang tua, masalah selama kehamilan ibu, dan pada saat kelahiran, atau

6
apa saja yang dapat menimbulkan kerusakan perkembangan otak berperan penting
sebagai penyebab ADHD.
a. Faktor genetika
Beberapa bukti penelitian menyatakan, bahwa faktor genetika adalah faktor
penting dalam memunculkan perilaku ADHD (Kuntsi dan Stevenson, 2000;
Tannock, 1998).
 ADHD terjadi dalam keluarga
Satu per tiga dari anggota keluarga anak ADHD memiliki gangguan
(Farone,dkk. 2000; Smalley, dkk. 2000). Jadi, jika orang tua mengidap
ADHD, anak-anak memiliki resiko ADHD sebesar 60% (Biederman,
dkk. 1995).
 Studi pada anak adopsi
Angka ADHD mendekati tiga kali lebih banyak terjadi pada
keturunan langsung dari pada keturunan adopsi (Sprich, Biederan,
Crawford, Munday, dan France, 2000).

 Studi pada anak kembar


Pada anak kembar, jika salah satu anak, yaitu 70-80% mengidap
ADHD maka saudaranya juga mengidap ADHD (Levy dan Hay, 2001;
Thapar, 2003).
 Studi gen khusus
Analisis molekul genetika menyatakan, bahwa gen-gen tertentu
dapat menyebabkan ADHD pada anak (Faraone, dkk, 1992). Utamanya
adalah gen-gen dalam system dopaminergik dan adrenergic dengan dua
alasan yaitu struktur otak pada anak ADHD penuh dengan innervasi
dopamin dan terapi medis yang meredakan simtom-simtom ADHD.
Secara umum, berdasarkan beberapa penemuan dari sisi keluarga,
adopsi, anak kembar, dan gen-gen tertentu, bahwa ADHD adalah
penyakit keturunan, meskipun mekanismenya yang lebih tepat belum
diketahui (Levydan Hay, 2001)
b. Faktor neurobiologist

7
ADHD sangat sulit dipahami, namun begitu diduga ada factor langsung
maupun tidak langsung dari keadaan neurobiologist (Barkley, 2003; Faraone
dan Biederman, 1998). Factor tidak langsung adalah bukti yang tidak
mengikutsertakan factor langsung dari otak atau fungsinya dan berasal dari
keterkaitan antara peristiwa atau kondisi yang berhubungan dengan status
neurologis atau simtom-simtom ADHD, di antaranya adalah:

 Peristiwa pasca kelahiran, seperti komplikasi kelahiran dan penyakit.


 Keracunan lingkungan, seperti kandungan timah.
 Gangguan bahasa dan pembelajaran.
 Tanda-tanda ketidakmatangan neurologis, seperti berperilaku aneh, lemah
keseimbangan dan koordinasi, serta adanya refleks yang tidak normal.
 Peningkatan dalam simtom-simtom ADHD diakibatkan oleh zat obat-
obatan yang dilakukan dalam terapi medis dan diketahui sangat berpengaruh
terhadap system jaringan otak sentral.
 Persamaan di antara simtom-simtom ADHD, simto-simtom yang
dihubungkan dengan kerusakan pada korteks prefrontal (Fuster, 1989;
Grattal dan Eslinger, 1991).
 Menurunnya kemampuan anak ADHD pada tes neuropsikologis yang
dikaitkan pada fungsi lobus prefrontal (Barkeley, Grodzinsky, dan DuPaul,
1992).

Perbedaan dalam tingkat aliran darah yang menuju bagian otak prefrontal
dan jalur-jalur yang menghubungkan daerah ini dengan system limbic,
memperlihatkan aliran darah yang lemah pada bagian-bagian ini (Hendren, De
Becker, dan Pandina, 2000). Adapun perbedaan yang lain yaitu
ketidaknormalan otak dan penemuan-penemuan neurofisiologis dan
neurochemical.

c. Diet, alergi, dan zat timah


Terlalu banyak kontroversi mengenai kemungkinan bahwa reaksi karena
alergi dan diet adalah penyebab ADHD. Penghubungan ini tidak banyak
diterima oleh banyak kalangan (McGee, Stanton, dan Sears, 1993). Sebuah
pandangan yang popular pada tahun 70 dan 80-an, bahwa zat tambahan pada
makanan menyebabkan anak hiperaktif dan inatentif. Namun penelitian tidak

8
mendukung aturan zat tambahan makanan sebagai penyebab utama ADHD
(Onners, 1980; Kavale dan Fornass, 1983). Diet dapat membantu sekelompok
kecil anak ADHD. Sebagian besar dari mereka berusia sangat muda dan
sebagian dari mereka elergi terhadap makanan tertentu (Arnold, 1999).
Pemburu vs Teori petani adalah hipotesis yang diajukan oleh penulis Thom
Hartmann tentang asal-usul ADHD. Teori ini mengusulkan hiperaktif yang
mungkin merupakan perilaku adaptif pada manusia pra-modern dan bahwa
mereka dengan ADHD mempertahankan beberapa karakteristik yang lebih tua
“pemburu” yang berhubungan dengan masyarakat manusia purba pra-pertanian.
Menurut teori ini, individu dengan ADHD mungkin lebih mahir mencari dan
mencari dan kurang mahir tinggal menempatkan dan mengelola tugas-tugas
kompleks dari waktu ke waktu. Bukti lebih lanjut menunjukkan hiperaktif
mungkin evolusi bermanfaat adalah mengajukan pada tahun 2006 dalam sebuah
studi yang menemukan mungkin membawa manfaat spesifik untuk bentuk
tertentu dari masyarakat kuno. Dalam masyarakat, orang dengan ADHD yang
diduga telah lebih mahir dalam tugas yang melibatkan risiko atau persaingan
Twin studi sampai saat ini telah menyarankan bahwa sekitar 9% sampai
20% dari varians dalam perilaku hiperaktif-impulsif-leha atau gejala ADHD
dapat dikaitkan dengan nonshared lingkungan (nongenetic) faktor. Lingkungan
faktor terlibat termasuk alkohol dan paparan asap tembakau selama kehamilan
dan paparan lingkungan untuk memimpin dalam kehidupan yang sangat awal.
Hubungan merokok dengan ADHD bisa disebabkan oleh nikotin menyebabkan
hipoksia (kekurangan oksigen) untuk janin dalam rahim. Bisa juga bahwa
wanita dengan ADHD lebih mungkin untuk merokok dan oleh karena itu,
karena komponen genetik yang kuat ADHD, lebih cenderung memiliki anak-
anak dengan ADHD. Komplikasi selama kehamilan dan kelahiran-termasuk.
prematur lahir mungkin juga memainkan peran. ADHD pasien telah diamati
memiliki lebih tinggi daripada tingkat rata-rata cedera kepala. Namun, bukti
saat ini tidak menunjukkan bahwa cedera kepala adalah penyebab ADHD pada
pasien yang diamati. Infeksi selama kehamilan, saat lahir, dan pada anak usia
dini terkait dengan peningkatan risiko mengembangkan ADHD. Ini termasuk
berbagai virus (campak, varicella, rubella, Enterovirus) dan infeksi bakteri
streptokokus.

9
Sebuah studi 2007 menghubungkan klorpirifos insektisida organofosfat,
yang digunakan pada beberapa buah-buahan dan sayuran, dengan
keterlambatan dalam belajar tarif, dikurangi koordinasi fisik, dan masalah
perilaku pada anak, terutama ADHD.
Sebuah studi 2010 menemukan bahwa paparan pestisida sangat terkait
dengan peningkatan risiko ADHD pada anak-anak. Peneliti menganalisis
tingkat residu organofosfat di urin lebih dari 1.100 anak usia 8 sampai 15 tahun,
dan menemukan bahwa mereka dengan tingkat tertinggi dialkyl fosfat, yang
merupakan hasil pecahan dari pestisida organofosfat, juga memiliki insiden
tertinggi ADHD . Secara keseluruhan, mereka menemukan kenaikan 35% pada
kemungkinan mengembangkan ADHD dengan setiap kenaikan 10-kali lipat
konsentrasi urin residu pestisida. Efeknya terlihat bahkan pada akhir rendah
paparan: anak-anak yang punya tingkat, terdeteksi di atas rata-rata dari
metabolit pestisida dalam air seni mereka dua kali lebih mungkin seperti yang
dilakukan dengan tingkat tidak terdeteksi untuk merekam gejala ADHD.
Zat timah dalam tingkat rendah yang ditemukan pada debu, minyak, dan
cat di daerah-daerah yang terdapat gasoline dan cat bertimah yang sekali pakai
langsung dibuang dapat dikaitkan dengan simtom-simtom ADHD diruang kelas
(Fergusson, Horwood, dan Lynskey, 1993). Namun sebagian besar anak ADHD
adalah lemah (Kahn, Kelly, dan Walker, 1995). Kesimpulannya meskipun diet,
elergi, dan zat timah telah mendapat perhatian sebagai penyebab ADHD, tetapi
jika disebutkan sebagai penyebab utama ADHD belumlah terbukti.

E. PENANGGULANGAN ADHD
1. Penanganan Melalui Terapi
Metode Terapi ini berguna untuk menangani gangguan-gangguan lain yang
mungkin menyertai ADHD, misalnya depresi. Jenis-jenis terapi yang bisa
menjadi pilihan meliputi:
Terapi Untuk Penderita Hiperaktif atau ADHD

o Terapi perilaku kognitif atau CBT (cognitive behavioural therapy)

10
Terapi ini akan membantu penderita Hiperaktif atau ADHD untuk
mengubah pola pikir dan perilaku saat menghadapi masalah atau situasi
tertentu.

o Terapi Psikologi

Penderita Hiperaktif atau ADHD akan diajak untuk berbagi cerita dalam
terapi ini. Misalnya saat kesulitan mereka dalam mengatasi gejala-gejala
ADHD. Atau mencari cara untuk mengatasi gejalanya.

o Pelatihan interaksi sosial

Jenis terapi ini dapat membantu penderita ADHD untuk memahami


perilaku sosial yang layak dalam situasi tertentu. Orang-orang yang
dekat dengan penderita ADHD seperti orang tua, saudara, serta guru
juga membutuhkan pengetahuan. Pengetahuan yang dapat membimbing
para penderita.

Terapi Untuk Keluarga dan Orang di sekitar Penderita Hiperaktif atau


ADHD

Berikut ini beberapa jenis terapi dan pelatihan yang mungkin dapat berguna:

o Terapi perilaku

Dalam terapi ini, orang tua serta perawat penderita ADHD akan dilatih
untuk menyusun strategi. Terapi ini berguna untuk membantu si
penderita dalam berperilaku sehari-hari dan mengatasi situasi yang sulit.
Misalnya dengan menerapkan sistem pujian untuk menyemangati
pasien.

o Program pelatihan dan pengajaran untuk orang tua

Selain membantu orang tua untuk lebih memahami perilaku penderita


Hiperaktif atau ADHD. Langkah ini dapat memberikan gambaran
tentang bimbingan spesifik yang dibutuhkan penderita.

11
ADHD memang tidak bisa disembuhkan. Tapi diagnosis dan penanganan yang
tepat sedini dapat membantu penderita untuk beradaptasi dengan kondisinya
sekaligus kehidupan sehari-hari.

2. Penanganan dengan Obat-obatan


Meski tidak bisa menyembuhkan, obat-obatan dapat mengurangi gejala-gejala
ADHD. Terdapat 5 jenis obat yang umumnya digunakan, yaitu methylphenidate,
dexamfetamine, lisdexamfetamine atomoxetine, dan guanfacine. Dengan
mengonsumsinya, obat-obat ini akan membuat penderita menjadi lebih tenang dan
menurunkan sikap impulsif sehingga penderita bisa lebih fokus.
Bagi remaja dan anak-anak yang tidak bisa menggunakan obat-obatan di atas,
guanfacine akan menjadi alternatif. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi
sekaligus menurunkan tekanan darah.

Semua obat pasti memiliki efek samping, termasuk obat-obatan untuk Hiperaktif
atau ADHD. Sejumlah efek samping yang umum terjadi saat menggunakannya adalah:

o sakit kepala,
o tidak nafsu makan,
o dan gangguan pencernaan.

Tetapi pengguna atomoxetine harus lebih waspada karena obat ini juga diduga dapat
menimbulkan efek samping yang lebih serius. Yaitu memicu keinginan bunuh diri serta
kerusakan hati.

Pasien yang sudah menjalani langkah penanganan sebaiknya memeriksakan diri


secara rutin ke Psikolog dan dokter spesialis. Hal ini dilakukan sampai gejala-gejala
ADHD berkurang secara signifikan. Setelah kondisinya membaik pun, pasien tetap
dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan secara berkala.

Pengobatan Hiperaktif atau ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorder Di


Rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi ADHD? Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang
dapat membantu Anda mengatasi ADHD:

12
1. Terapi perilaku

Terapi ini membantu guru-guru dan orang tua mengerti strategi perubahan perilaku.
Seperti sistem penghargaan dan batas waktu, untuk mengatasi situasi yang sulit.

2. Psikoterapi

Psikoterapi akan membantu anak-anak dengan ADHD yang lebih dewasa untuk
membicarakan masalah yang mengganggu mereka. Juga untuk mengeksplor pola
perilaku negatif, dan mengerti cara mengatasi gejala mereka.

3. Pelatihan ketrampilan orangtua

Pelatihan ini sangat penting karena akan membantu orangtua mengerti dan
menuntun perilaku anak penderita Hiperaktif atau ADHD.

4. Terapi keluarga

Sama halnya dengan pelatihan ketrampilan. Terapi ini membantu keluarga dan
saudara kandung mengatasi stress dari tinggal dengan seseorang yang memiliki
Hiperaktif atau ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

5. Pelatihan ketrampilan social

Pelatihan ini sangat membantu anak-anak penderita Hiperaktif atau ADHD


Attention Deficit Hyperactivity Disorder mengerti perilaku sosial yang benar.

6. Perlakuan pokok
o Terapi medis: Mengendalikan simtom-simtom ADHD
o Pelatihan manajemen orang tua: mengendalikan perilaku anak yang merusak di
rumah, mengurangi konflik antara anak dan orang tua, serta meningkatkan pro-
sosial dan perilaku regulasi diri

13
o Intervensi pendidikan: mengendalikan perilaku yang merusak di kelas,
meningkatkan kemampuan akademis, serta mengajarkan perilaku pro-sosial dan
regulasi diri.

7. Perlakuan intensif

Program – program bulanan: melakukan penyesuaian di rumah dan keberhasilan ke


depan di sekolah dengan mengombinasikan perlakuan tambahan dan pokok dalam
program yang intensif

8. Perlakuan tambahan

o Konseling keluarga: coping terhadap stress keluarga dan individu yang


berkaitan dengan ADHD, termasuk kekacauan hati dan permasalahan suami
istri.
o Kelompok pendukung: menghubungkan orang tua dengan orang tua anak
ADHD lainnya, berbagi informasi dan pengalaman mengenai permasalahan
umum dan memberi dukungan moral.
o Konseling individu: memberi dukungan di mana anak dapat membahas
permasalahan dan curahan hati pribadinya

9. Dari orang tua

Jika orang tua mencurigai adanya gangguan ADHD pada anak-anaknya, hal yang
harus dilakukan orang tua adalah sebagai berikut.

o Berkonsultasi dengan ahli jiwa (psikiater), psikolog, ahli syaraf anak, atau
dokter spesialis anak-anak guna meminta saran terbaik.
o Bersabar ketika anak mengalami ADHD, dan diperlukan waktu yang cukup
lama untuk memperoleh kemajuan bagi anak.
o Bersikap jeli, kreatif, dan tanggap.
o Yakinlah bahwa anak masih memiliki kelebihan.

14
o Berikan dukungan pada kekuatan anak, kemampuannya, serta bangkitkan
perasaan dalam diri anak bahwa dia berharga bagi keluarga dan lingkungan
sekitar.
o Ingatlah, bahwa dalam beberapa kasus, rasa gagal, frustrasi, rendah hati, dan
tekanan kejiwaan yang biasa dialami anak dapat menimbulkan masalah yang
lebih besar dibandingkan kelainan atau gangguan itu sendiri.
o Dapatkan informasi lebih akurat yang berkaitan dengan gangguan ini dari
perpustakaan, internet, atau sumber-sumber lainnya.
o Bicara atau tukar pikiran dengan keluarga lain yang memiliki anak ADHD.
o Berjumpa dan bergabung dengan organisasi atau perkumpulan yang anggotanya
terdiri dari keluarga yang mempunyai masalah yang sama.

10. Dari sekolah

o Tempatkan siswa di dekat guru, masukkan mereka sabagai bagian dari kelas
biasa.
o Tempatkan siswa di depan dengan membelakangi kelas agar siswa-siswa
lainnya tidak tampak.
o Kelilingi siswa ADHD dengan model peran yang baik.
o Hindari rangsangan yang mengalihkan perhatian.
o Anak ADHD tidak menghadapi perubahan dengan baik. Jadi, hindari peralihan,
perubahan jadwal, relokasi fisik (meja atau kursi yang dipindah sembarangan),
atau gangguan teman.
o Kreatif dan tenang
o Memberikan petunjuk yang jelas
o Sederhanakan petunjuk-petunjuk yang kompleks.
o Pastikan bahwa siswa ADHD memahami apa yang mereka lakukan sebelum
mereka memulai tugas.
o Membantu anak ADHD agar merasa nyaman dengan meminta bantuan.
o Anak ADHD membutuhkan lebih banyak bantuan untuk waktu yang lebih lama
dibandingkan anak rata-rata. Setelah itu, secara bertahap kurangi bantuan.
o Buatkan buku catatan tugas sehari-hari.
o Memberikan tugas satu per satu

15
F. CONTOH KASUS ANAK YANG MENGALAMI ADHD

Analisis

Program layanan bimbingan siswa ini dilakukan untuk membantu penulis dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam pembahasan masalah ini, penulis akan
menguraikan langkah-langkah dalam mengatasi anak tidak bisa diam (Hiperaktif) yang
diimplementasikan pada pengalaman mengajar di TK Mutiara kecamatan Bangkinang,
mulai dari mengidentifikasi sampai penanganan masalah.

Identitas Anak
Nama Lengkap : Galang Hidayat Al-Bastian
Nama Panggilan : Galang
Tempat/Tanggal Lahir : Bangkinang, 16 Januari 2010
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara
Agama : Islam
Sekolah : TK Mutiara
Alamat : Kampung Godang
Keadaan Kesehatan
Penglihatan : Normal
Pendengaran : Normal
Pembicaraan : Kurang
Fasilitas Belajar dan Pendukung
1) Kelengkapan belajar
a. Buku paket : Lengkap
b. Buku catatan : Lengkap
c. Ruang belajar : Tidak punya

2) Bimbingan
a. Dari ayah : Pernah
b. Dari ibu : Selalu
c. Dari saudara : Selalu
Waktu belajar

16
1. Waktu belajar siswa kurang teratur.
2. Siswa belajar jika disuruh orang tua.
Kelakuan dan prestasi Klien
1. Sikap pada teman : Cukup baik, tidak membeda-bedakan teman.
2. Sikap pada guru : Baik, tapi masih merasa segan untuk bertanya.
3. Prestasi : Kurang baik/lambat, prestasi rendah.
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Basri
Tempat/Tanggal Lahir : Bangkinang, 5 Agustus 1982
Agama : Islam
Pendidikan : SMA (Sederajat)
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kampung Godang
Nama Ibu : Titien Septria
Tempat/Tanggal Lahir : Bangkinang, 3 September 1980
Agama : Islam
Pendidikan : S1 PG-SD
Pekerjaan : Guru SD
Alamat : Kampung Godang

Sintesis
Sintesis adalah kesimpulan sementara berdasarkan dari hasil analisis.

Kesimpulan sementara berdasarkan analisis yang saya perhatikan dari anak tersebut
yaitu, anak ini termasuk golongan anak yang Hiperaktif yang suka bergerak disekitarnya,
dan gerakan itu tanpa tujuan dan tidak pernah duduk diam sewaktu dikelas sekalipun
duduk tangan dan kaki nya tidak pernah diam bahkan disaat sekalipun duduk dia
melompat-lompat, bejingkak-jingkak dan tiduran sehingga membuat teman-temannya
terganggu dan bahkan ikut bermain pula bersama Galang.
Kesehariannya di sekolah, dari awal masuk sampai pembelajaran selesai pun ia tidak
pernah bisa diam, bahkan tersenyum sendiri seakan ada yang menggelitikkannya,
aktifitasnya sangat berlebihan, selalu bergerak seakan-akan tubuhnya itu digerakkan oleh
mesin bahkan Ia pun tidak merasa kelelahan dan membuat guru di sekolahpun kewalahan
menghadapi perilaku Galang.

17
Galang merupakan siswa yang sulit dalam pemusatan perhatiannya, dia tidak pernah
capek, selalu bergerak, dan sangat sulit untuk diminta untuk melakukan aktivitas yang
menuntut ketenangan. Galang terlihat selalu semangat dan berpindah-pindah dari satu
aktivitas ke aktivitas yang lain, sehingga tampaknya seperti mudah bosan terhadap suatu
kegiatan dan memerlukan stimulasi lebih kuat lagi. Anak ini dalam usia 5 tahun
kemampuan berbicara nya tidak berkembang, dan ucapan bicaranya sebagian belum jelas,
dan sampai usia sekarang pun anak ini agak susah bicara, contohnya saat disuruh membaca
bismillah dia belum terlalu tepat, guru disana mencoba membantu Galang supaya bisa
membaca Bismillah, saat Galang membaca Bismillah dia menahan suaranya dan tidak mau
membuka mulutnya besar-besar dan mengapit giginya sehingga saat disuruh baca
bismillah dia susah. Walaupun Galang sulit dalam pemusatan perhatiannya dia sangat
mudah bergaul dengan teman-temannya, sehingga Galang mudah sekali dalam mencari
teman.

Diagnosis
Diagnosis adalah dugaan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh klien. Diagnosis ini
merupakan tahap penemuan konsistensi dan pola-pola yang menuju pada pembuatan
ringkasan masalah-masalah dan penyebab-penyebabnya secara tepat, serta ciri-ciri yang
paling penting.
Setelah masalah tersebut diidentifikasi, maka tahap selanjutnya adalah tahap
mendiagnosis masalah untuk mencari penyebab mengapa anak tersebut bertingkah laku
demikian, sebagaimana langkah-langkahnya adalah :
1. Menganalisis data dari proses identifikasi
a. Anak mengalami hiperaktif
2. Melokalisasi letak masalah
a. Tidak bisa diam
b. Sulit duduk dengan tenang
c. Tidak tuntas dalam menyelesaikan pekerjaan
d. Mudah terganggu perhatiannya
3. Menentukan jenis faktor yang menyebabkan hiperaktif
a. Pada waktu hamil, ibunya sering bepergian jauh dan keluar malam,
padahal orang tua dari ibu Galang dan ayahnya Galang melarang keluar
malam-malam karena lagi hamil dan tempat yang dituju ibu Galang
melewati kuburan.

18
b. Adanya faktor lingkungan

Prognosis
Prognosis adalah langkah yang ditempuh setelah diagnosis. Prognosis merupakan
suatu usaha memprediksi atau meramal kemungkinan yang akan terjadi pada siswa apabila
masalah yang dihadapi tidak segera mendapat bantuan dan mengetahui latar belakang
masalah yang dihadapi anak TK :
1. Kenakalannya akan semakin menjadi bertambah
2. Rusaknya mental dan rasa empati anak kepada orang lain.
3. Berdampak buruk untuk kehidupannya dimasa depan
4. Anak akan susah mempunyai teman

Treatment
Upaya penanganan anak hiperaktif memang harus dilakukan dengan hati-hati dan
terencana. Anak hiperaktif memiliki perasaan yang lebih peka dan meledak-meledak,
maka memberikan pengertian dengan lebih halus haruslah di utamakan.
Anak yang susah diatur (bandel) dan tidak bisa diam (hiperaktif) kebanyakan sangat
lemah dalam berkonsentrasi. Namun, dalam hal demikian kita tahu bahwa setiap manusia
mempunyai atau memiliki daya konsentrasi yang berbeda. Betapa pun kerasnya anak
dalam berkonsentrasi dan diam, beberapa informasi tetap akan terlewati dan diselesaikan.
Oleh karena itu, diperlukan cara penanganan sebagai berikut :
1. Dengan pelatihan-pelatihan
a. Mengiring / menarik perhatian anak secara terarah, kita dapat mengajak
anak untuk selalu melakukan kegiatan bermain bersama yang disesuaikan
dengan keinginan anak.
b. Melatih respon, terarah atau memberi tanggapan.
Anak perlu dilatih, bagaimana dirinya harus memberi respon atau
tanggapan terhadap rangsangan yang diberikan kepadanya.
c. Anak dilatih untuk belajar mengamati sesuatu.
Ciptakan kondisi yang merangsang anak untuk mau belajar mengamati
dengan cara ikut aktif terlibat dalam kegiatan atau permainan anak.
d. Melatih kecerdasan kinestik jasmani anak.
Kecerdasan kinestik jasmani anak adalah gabungan kemampuan berfikir
dan ketangkasan dalam melakukan suatu gerakan seluruh anggota tubuh.

19
Untuk mengembangkannya, kita dapat memotivasi anak sesuai dengan
minatnya. Seperti bermain seni peran, dan permainan lain yang melibatkan
kegiatan fisik.
2. Dengan permainan
Karena anak yang hiperaktif tidak bisa diam, maka sebaiknya menangani
masalahnya dengan permainan. Contoh dengan permainan “kucing tikus”.
Permainan seperti ini sangat bermanfaat bagi anak untuk lebih mampu
mengendalikan emosinya, mengarahkan, dan memfokuskan perhatian serta
meningkatkan daya konsentrasi dalam melakukan berbagai kegiatan.
3. Saran dan Nasihat
a. Jika anak berpendapat bahwa kegiatannya sangat membosankan dan tidak
menarik, maka kita harus mencari kegiatan yang menarik minat dan
perhatiannya, namun tidak keluar dari tema yang sedang dipelajarinya.
b. Sebaiknya anak yang hiperaktif ditempatkan didekat guru, supaya mudah
terkontrol dan tidak mengganggu teman-temannya yang lain.
c. Bila anak melakukan kesalahan, maka tegurlah dia. Seandainya jika dia
melakukan hal yang baik atau benar, maka berilah dia pujian.
4. Pengkondisian
Dalam hal ini seorang guru dituntut keterampilannya untuk mengarahkan dan
membimbing anak pada permainan anak secara berkelompok. Selain itu
pengelolaan kelas harus disesuaikan dan ditata dengan baik. Hindarkan hal-hal
yang dapat mengganggu konsentrasi belajar anak.
5. Konseling
Bila masalah anak yang hiperaktif ini masih ringan guru masih bisa
mengatasinya. Akan tetapi jika masalahnya kompleks, penyelesaiannya
memerlukan pendekatan khusus. Konseling merupakan salah satu caranya. Karena
dalam konseling ini dilakukan oleh seorang yang telah mengikuti pendidikan
khusus dan tertatih secara baik di bidang konseling.
Berikut ini adalah beberapa tips yang perlu diketahui bagi semua orang tua atau guru yaitu :
1. Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif
Disiplin akan membuat anak bisa mengatur dirinya dengan baik.melatih anak
untuk disiplin bukanlah disiplin yang terlalu keras dan terlalu mengatur tapi disini anak
dilatih untuk mengatur lingkungan anak yaitu dengan memberikan kebiasaan-
kebiasaan rutin melalui latihan di tanamkan orang tua secara rutin dirumah.

20
2. Jangan menghukum anak hiperaktif berlebihan
Perilaku menghukum anak bukanlah kebiasaan baik untuk orang tua dalam
mendidik anak, karena dengan sikap yang cenderung untuk menghukum anak secara
berlebihan, baik itu secara verbal maupun non-verbal akan mempengaruhi factor
psikologi anak.
3. Jangan menganggap anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas, atau bodoh
Pemberian label kepada anak sebagai anak nakal, malas atau bodoh juga bukanlah
sikap yang baik dalam mendidik anak. Bila hal tersebut berlarut-larut dilakukan maka
permasalahan yang dihadapi oleh anak akan sangat kompleks. Karena akhirnya anak
akan bersikap seperti yang dilabelkan kepadanya.
4. Memberikan kasih sayang yang cukup
Hal yang paling penting diperhatikan oleh orang tua yang mengalami
permasalahan anak hiperaktif yaitu orang tua harus lebih memperhatikan dan
memberikan kasih sayang tapi bukan berarti memanjakannya. Orang tua harus
memahami dan mengetahui semua kebutuhan anak.

BAB III

PENUTUP

21
A. Kesimpulan

ADHD adalah suatu kondisi seseorang (biasa terjadi pada anak – anak) yang
mengalami gangguan pemusatan perhatian yang disebabkan kerusakan kecil pada
system saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat
pendek dan sulit dikendalikan.

ADHD tidak dapat diidentifikasi secara fisik dengan laboratorium. ADHD hanya
dapat dilihat dari perilaku yang sangat kentara pada diri anak ADHD. Karena ADHD
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan beberapa pola perilaku yang sulit
dibedakan di antara anak-anak yang kelak suatu hari ditemukan perbedaan beserta
penyebabnya.

B. Saran

Setiap anak anak memiliki hal masing-masing yang membuat mereka berbeda.
Begitu juga anak kesulitan belajar. Mereka memang memiliki perbedaan dengan anak
lainnya tetapi mereka tetap anak-anak yang membutuhkan kasih sayang, perhatian serta
perilaku yang sama. Dalam hal memperlakukan anak kesulitan janganlah menganggap
perbedaan mereka menjadi hal yang negatif sehingga mereka terkucilkan. Anak
kesulitan belajar memiliki potensi serta kelebihan bakat-bakat di samping kekurangan
mereka. Memperhatikan serta membantu mengembangkan bakat anak kesulitan belajar
adalah hal yang perlu dilakukan untuk membangkitkan kepercayaan diri dan
mengaktualisasi diri mereka.

DAFTAR PUSTAKA

 Uin-malang.ac.id. HT Yasri. (2014). 10 BAB II KAJIAN TEORI A. ADHD. Diakses


pada tanggal 11 Desember 2019,

22
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://etheses.uin-
malang.ac.id/797/6/10410001%2520Bab%25202.pdf&ved=2ahUKEwi_k7TexarmAh
UCWCsKHcabDgsQFjAEegQIAxAB&usg=AOvVaw29-1tJ8Ni72okRewx8ddrj.
 Case Study. Diakses pada tanggal 11 Desember 2019.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://fmf.cfpc.ca/wp-
content/uploads/2016/11/S133451_Best-Practices-for-ADHD-Across-the-
Lifespan.pdf&ved=2ahUKEwjn-
p68qqrmAhWTheYKHUsUDtAQFjAAegQIBRAB&usg=AOvVaw0un06SbvIShKD
PSIe6i5Tb.
 Unila.ac.id. E Aprilia. Hyperactivity Disorder (ADHD). Diakses pada tanggal 11
Desember 2019. http://repository.lppm.unila.ac.id/7390/1/Eva%20-%20Dwita.pdf
 Mitos tentang ADDIADHD. Diakses padaa tanggal 11 Desember 2019. http: //
www.edd.org. Erford, B. T. (1999). Efektivitas komparatif dari prosedur batas waktu
yang dimodifikasi untuk anak-anak yang menentang dan menantang.
 Attention-Deficit Hyperactivity Disorder: Buku pegangan untuk diagnosis dan
perawatan.

23

Anda mungkin juga menyukai