Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Anak ADD/ADHD

A. Pengertian Anak ADD/ADHD

ADHD merupakan kependekan dari attention deficit hyperactivity Disorder atau yang dalam bahasa
Indonesia berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya ada istilah lain yaitu
ADD (attention deficit Disorder) atau ada yang menulis dengan ADD/H. Maksud dari setiap penulisan
istilah tersebut sebenarnya sama. Dalam bahasa Indonesia ditulis menjadi GPP/H (gangguan pemusatan
perhatian dengan atau tanpa hiperaktif). ADHD merupakan suatu gangguan kronis (menahun) yang
dapat dimulai dari masa bayi hingga dewasa.

B. Gejala-gejala Anak ADD/ADHD

Mereka yang menderita kondisi medis ADHD sering mengalami banyak tantangan ketika datang untuk
bersosialisasi dan berhubungan, kinerja mereka di sekolah, dan kemampuan untuk fokus pada apapun
dalam waktu yang lama. Gejala yang terkait dengan anak ADHD akan ditemukan bahwa mereka
biasanya cocok dalam tiga kategori yang pertama adalah 3 ifikasi sebagai hiperaktif kedua adalah
kurangnya perhatian dan yang ketiga adalah impulsif.

Anak yang mengalami ADHDkerapkali tumpang tindih dengan kondisi-kondisi lainnya seperti disleksia
(dyslexia), gangguan menentang dan melawan (Oppositional defiant disorder/ODD).

1. Ciri-ciri utama ADHD adalah :

a. Rentang perhatian yang kurang,

b. Impulsivitas yang berlebihan,

c. Adanya hiperaktivitas.

2. Gejala-gejala rentang perhatian yang kurang meliputi :

a. gerakan yang kacau,

b. Cepat lupa,

c. Mudah bingung,

d. Kesulitan dalam mencurahkan perhatian terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain.

3. Gejala-gejala impulsivitas dan perilaku hiperaktif meliputi:

a. Emosi gelisah,

b. Mengalami kesulitan belajar dengan tenang,

c. Mengganggu anak lain,


d. Selalu bergerak.

C. Klasifikasi Anak ADD/ADHD

Saat ini banyak individu dengan gejala kurang perhatian dan hiperaktivitas impulsivitas dimana pada
salah satunya terdapat gejala yang dominan sub kategori yang sesuai untuk diagnosis saat ini harus
ditunjukkan berdasarkan gejala dominan yang sudah terjadi untuk 6 bulan terakhir.

1. Attention deficit atau hyperactivity, predominantly inattentive type.

Jika 6 atau lebih gejala kurang perhatian (tetapi kurang dari 6 gejala hiperaktif-impulsif) yang telah
berlangsung selama minimal 6 bulan,

2. Attention deficit atau hyperactivity, predominantly hyperactivity impulsivity type.

Jika 6 atau lebih gejala hiperaktif,-impulsif (tetapi kurang dari 6 gejala kurang perhatian) yang telah
berlangsung minimal selama 6 bulan,

3. Attention deficit atau hyperactivity, combined type.

Jika 6 (atau lebih) gejala kurangnya perhatian dan 6 (atau lebih) gejala hiperaktif-impulsif telah dialami
selama minimal 6 bulan oleh individu.

D. Penyebab Anak ADD/ADHD

Terdapat tiga faktor yang dianggap mempengaruhi kondisi ADHD, adalah sebagai berikut.

1. Faktor genetik atau keturunan

Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya

2. Ketidakseimbangan kimia

Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak merupakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan gejala ADHD

3. kinerja otak

Pada anak yang menderita ADHD didapat dibawa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak
terlihat aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.

Anak ADHD selalu ingin melakukan segala sesuatunya dengan baik tetapi mereka selalu terhambat oleh
kontrol diri yang lemah, asilnya mereka merasa sakit, bingung, dan sedih karena tidak dapat
berkonsentrasi. Mereka menjadi sering mengompol, membuang barang-barang, atau bahkan memukul
karena gagal menyelesaikan pekerjaan dan aktivitas di sekolah dan di rumah. ( Baihaqi dan sugiarmin,
2006: 3).
Penyebab anak ADHD bukan karena kesulitan pada saat kehamilan atau melahirkan. Pada dasarnya,
otak penderita ADHD tidak mempunyai kegiatan kimiawi yang cukup untuk mengatur dan
mengendalikan apa yang si penderita lakukan atau pikirkan. Pengobatan akan menaikkan aktivitas otak
dan memberikan tambahan energi pada otak untuk mengendalikan pikiran dan tingkah lakunya. Selain
terapi medis untuk mengontrol kondisi ADHD, ada juga pendekatan terapi non medis yang dinamakan
terapi perilaku tujuannya untuk mengubah pola pola perilaku negatif menjadi perilaku positif.

Prinsip dasar dalam menangani anak ADD/ADHD dalam proses belajar mengajar menurut Pfiffner dan
Brakley (1998) adalah sebagai berikut.

1. Aturan dan intruksi hendaknya disampaikan secara jelas, tegas, dan disajikan dalam berbagai
bentuk,
2. Konsekuensi perilaku langsung diberikan (tidak ditunda-tunda)
3. konsekuensi harus dikenakan lebih sering, dibandingkan dengan anak lainnya
4. Bentuk konsekuensi sebaiknya lebih tegas atau lebih luas penerapannya dibanding dengan anak
lain
5. Insentif yang sesuai dan beragam harus disiapkan
6. Bentuk penguatan atau penghargaan harus diubah dan diberikan secara bergiliran
7. Kunci utamanya adalah antisipasi

Ada tiga elemen penting yang menentukan keberhasilan manajemen perilaku.

1. Biarkan anak memahami apa yang diharapkan dari dirinya


2. Pastikan bahwa setiap penguatan atau penghargaan memiliki arti
3. Buatlah kesepakatan dengan pasangan anda.

Anda mungkin juga menyukai