OLEH
KELOMPOK 3
MURNIYATI A1C219112
UNIVERSITAS MEGAREZKY
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas keperawatan
anak II yang berbentuk makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak
dengan Attention DEFICIT Hyperaktivity Disorder (ADHD) ”. Adapun maksud
penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan
anak II.
Dalam penyusunan karya tulis ini kami mengalami banyak hambatan, namun
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Akhir kata dengan menyadari segala kekurangan dan keterbatasan yang ada
pada makalah ini, kami memohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Dan
semoga makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
TTD
KELOMPOK 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa anak-anak adalah masa mereka mengamati semua yang ada disekelilingnya
untuk belajar, mengalami, dan tumbuh. Anak merupakan sumber daya manusia yang harus
sejak dini disiapkan untuk dapat berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang
dimilikinya, namun tidak setiap anak terlahir dalam kondisi normal. Akan tetapi yang
menjadi permasalahan adalah ketika anak memiliki karakter atau kepribadian yang berbeda
dari anak-anak pada umumnya, anak tersebut dapat dikatakan telah memiliki gangguan jika
telah memenuhi kriteria dari gangguan itu sendiri. Gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktif yang sering disebut sebagai Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) yaitu
suatu sindrom neuropsikiatrik yang akhir-akhir ini banyak ditemukan pada anak-anak,
biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang implusif.
Menurut DSM-IV-TR ADHD ini ditandai dengan adanya ketidak mampuan anak
dalam memberikan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi secara utuh, disamping itu
anak ADHD mudah sekali beralih perhatiannya dari suatu aktivitas ke aktivitas yang lain.
Sehingga rentang perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak-anak lain
seusianya. Gejala kurang konsentrasi yang terjadi pada anak ADHD dapat mengganggu
masa perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi.
Beberapa perilaku yang nampak seperti; cenderung bertindak ceroboh, mudah
tersinggung, lupa pelajaran sekolah dan tugas rumah, kesulitan mengerjakan tugas
disekolah maupun dirumah, kesulitan dalam menyimak, kesulitan dalam menjalankan
beberapa perintah, melamun, sering keceplosan dalam berbicara, tidak memiliki kesabaran
yang tinggi, sering membuat gaduh, berbelit-belit dalam berbicara, dan suka memotong
serta ikut campur pembicaraan orang lain adalah bentuk perilaku umum lainnya yang
menjadi ciri khas ADHD. Selain itu mereka juga cenderung bergerak terus secara konstan
dan tidak bisa tenang. Akibatnya, mereka sering kesulitan untuk belajar disekolah,
mendengar dan mengikuti instruksi orangtua dan bersosialisasi dengan teman sebayanya
(Flanagen, 2005; Fanu, 2006). Kekurangan utama yang dialami anak ADHD merupakan
hambatan yang mencolok antara diri mereka sendiri dan akibat yang menyertai dalam
kehidupannya. Hal ini menyoroti permasalahan anak ADHD yang selalu dianggap tidak
kooperatif dan sangat nakal. Anak ADHD tidak memberi respon ketika diberi pengarahan
dengan cara yang sama seperti anak lain, dikarenakan kurangnya kemampuan mereka
dalam berkonsentrasi dan dalam menyikapi tugas ataupun beraktifitas (Baihaqi &
Sugiarmin, 2006).
Menurut Judarwanto (2006) anak ADHD umumnya memiliki kemampuan
konsentrasi yang rendah yaitu ketidakmampuan untuk mempertahankan perhatian
terhadap suatu kegiatan. Kurang konsentrasi sendiri memiliki pengertian tidak mampu
mempertahankan perhatian sehingga rentang perhatiannya sangat singkat. Dalam DSM-IV-
TR (2005) dijelaskan bahwa anak yang mengalami gangguan ADHD mempunyai ciri-ciri
sering gagal dalam memberi perhatian secara erat terhadap suatu kegiatan dan mengalami
kesulitan dalam menjaga perhatian atau konsentrasi dalam menerima tugas dan kegiatan
bermain.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi dan fisiologi
a. Lobus Frontal
c. Sistem limbik
Sistem ini berfungsi untuk menerima dan menyaring data yang masuk
dari semua pancaindera dan bagian otak lainnya. Gangguan yang ada pada
bagian-bagian otak tersebut akhirnya turut mengganggu fungsi, kualitas, dan
kemampuan bagian otak itu sendiri.
BAB III
PEMBAHASN
B. Etiologi/Penyebab
C. Psikopatologi
Sebagian besar profesional sekarang percaya bahwa ADHD terdiri dari tiga
masalah pokok: kesulitan dalam perhatian berkelanjutan, pengendalian atau
penghambatan impuls, kegiatan berlebihan. Beberapa periset, seperti Barkley,
menambahkan masalah-masalah lain seperti kesulitan metauhi peraturan dan
instruksi, adanya vairiabilitas berlebih dalam berespons situasi, khusunya pekerjaan
sekolah. Singkatnya ADHD merupakan suatu gangguan perkembangan yang
mengakibatkan ketidakmampuan mengatus perilaku, khususnya untuk mengantisipasi
tindakan dan keputusan masa depan. Anak yang mengidap ADHD relative tidak
mampu menahan diri untuk merespons situasi pada saat tertentu. Mereka benar-benar
tidak bisa menunggu. Penyebabnya diperkirakian karena mereka memiliki sumber
biologis yang kuat yang ditemukan pada anak-anak dengan predisposisi keturunan
(Martin, 1998).
Menurut Isaac (2005) anak dengan ADHD atau attention Deficit Hyperactivity
Disorder mempunyai ciri-ciri anrtara lain:
Rasio anak laki-laki berbanding perempuan adalah antara 4:1 dalam jenis dan
tipe hiperaktif impulsif dan untuk kurang perhatian rasio anak laki-laki dan
perempuan adalah 1:1. Gejala-gejala ini kurang jelas daripada tipe hiperaktiv impulsif
yang lebih demonstratif. Gejala seperti ini diabaikan dan didiagnosis dengan keliru
pada banyak anak. Menurut penelitian Breton yang dilakukan pada 1999, ADHD
lebih banyak dialami oleh anak laki-laki dari pada perempuan, dengan estimasi 204%
untuk anak perempuan dan 6-9% untuk anak laki-laki usia 6-12 tahun. Anak llaki-lak
ADHD lebih banyak terjadi karena mereka lebih menunjukkan perilaku menantang
dan agresif dibandingkan dengan anak perempuan (Baihaqi dan Sugiarmin, 2006).
Bisa jadi anak perempuan dengan ADHD tidak teridentifikasi atau tidak
tertangkap gejalanya karena guru-guru gagal dalam mengenali dan mencatat perilaku
kurang perhatian anak perempuan ADHD, kecuali dengan cara membandingkan
dengan simptom-simptom yang digunakan untuk mendiagnosis ADHD dapat pula
memberi sumbangan terhadap perbedaan jenis kelamin pada umumnya (Baihaqi dan
Sugiarmin, 2006). Anak ADHD perempuan cenderung lebih memperlihatkan
karakteristik simptom-simptom kurang perhatian/tidak teratur dengan respons kognitif
yang lambat, misalnya pelupa, lesu darah, mengantuk, cenderung daycream, semas,
depresi dan cenderung berperilaku hiperverbal dibandingkan hiperaktif (Baihaqi dan
Sugiarmin, 2006).
D. TIPE ADHD
Secara umum gangguan ADHD ini dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
Ciri-ciri:
• Berlarian
• Memanjat-manjat
selesai
E. Manifestasi Klinik
Menurut Townsend (1998) ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat
ditemukan pada anak dengan ADHD antara lain :
Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya mengeliat-geliat.
Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan.
Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing.
Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau permainan atau
keadaan di dalam suatu kelompok.
Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkanterhadap
pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan.
Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain.
Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitas bermain.
Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan
lainnya.
Sering berbicara secara berlebihan.
Sering menyela atau mengganggu orang lain
Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang dikatakan
kepadanya.
Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau
kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya berlari-lari di jalan raya
tanpa melihat-lihat).
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Perawatan
Rendah karbohidrat dan tinggi protein. Untuk makan pagi 60% - 70% protein
dan 30% - 40% karbohidrat, makan siang dan makan malam 50% protein dan
50% karbohidrat. Karbohidrat yang dikonsumsi juga yang merupakan
karbohidrat kompleks sehingga tidak mudah diubah menjadi gula, seperti
whole wheat, kacang-kacangan, dll.
Menghindari bahan-bahan yang membuat alergi pada anak ADHD karena
anak ADHD sangat sensitif sehingga mudah terjadi alergi yang bermanifestasi
dalam bentuk batuk, influenza karena alergi, dll. Bahan- bahan yang harus
dihindari seperti MSG, pewarna, pengawet, juga susu, tepung, kedelai, jagung,
telur, kacang, dll.
Rendah gula. Hindari makanan-makanan yang banyak mengandung gula
seperti donat, permen, soft drinks, es krim, dan cokelat. Setiap sendok gula
yang berkurang sangat berguna. Gula menyebabkan usus halus menjadi
permeabel terhadap alergen. Tingginya kadar gula dalam tubuh juga akan
mengakibatkan kadar insulin tinggi. Kadar insulin yang tinggi akan
mengakibatkan emosi yang labil sehingga dapat memperparah keadaan anak
ADHD.
Minum banyak air. 80% otak terdiri dari air sehingga dengan meningkatkan
konsumsi air menjadi 7-8 gelas perhari akan baik untuk otak. Teh, susu, juice
tidak termasuk air, jadi hanya air yang dianggap air.
Menghindari makanan yang mengandung salisilat seperti : kacang almond,
plum, prune, apel dan cuka apel, raspberrie, apricot, anggur dan cuka dari
anggur, strawberry, blackberry, teh, ceri, nectarine, tomat, jeruk, timun dan
acar, peach, wine dan cuka dari wine. Salisilat dapat menghambat kerja enzim
dalam otak yang berfungsi untuk mengurangi kesensitifan otak terhadap reaksi
alergi.
Mengkonsumsi suplemen seperti vitamin B, zinc, chromium, tembaga, besi,
magnesium, kalsium, amino acid chelates dan flavenoids. Pada anak ADHD
sering terdapat defisiensi zat-zat tersebut karena pengeluaran zat tersebut dari
urine secara berlebihan.
Menghindari paparan logam berat seperti tambalan gigi dari amalgam, kawat
gigi dari nikel, dll.
Kafein dapat digunakan sebagai stimulant susunan saraf pusat yang
mempunyai efek vasodilator yang dibutuhkan oleh otak karena pada anak
ADHD terjadi kekurangan aliran darah ke bagian-bagian otak.
Pengobatan terhadap anak dengan ADHD umumnya dilakukan dengan
berbagai pendekatan termasuk program pendidikan khusus, modifikasi perilaku,
pengobatan melalui obat-obatan dan konseling. Disamping pendekatan yang
kontroversial antara lain melakukan diet khusus dan penggunaan obat-obatan serta
vitamin-vitamin tertentu (Delphie, 2006).
Menurut Videbeck (2008) obat stimulan yang sering digunakan untuk mengobati
ADHD antara lain :
• Metilfenidat (Ritalin)
Dosis 10-60 dalam 2 – 4 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan pantau
supresi nafsu makan yang turun, atau kelambatan pertumbuhan, berikan
setelah makan, efek obat lengkap dalam 2 hari.
Dosis 3-40 dalam 2 atau 3 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan, pantau
adanya insomnia, berikan setelah makan untuk mengurangi efek supresi nafsu
makan, efek obat lengkap dalam 2 hari.
Dosis 37,5-112,5 dalam satu dosis harian. Intervensi keperawatan pantay
peningkatan tes fungsi hati dan supresi nafsu makan, dapat berlangsung 2
minggu untuk mencapai efek obat yang lengkap
Sebagian orang tua merasa kawatir bahwa obat yang diminum akan
memgakibatkan si anak menjadi lebih agresif atau nantinya akan membuat dia
ketagihan obat atau minuman beralkohol. Kekawatiran ini tidak dapat
dibenarkan. Pada kenyataannya, anak dengan ADHD yang tidak mendapatkan
penanganan yang baik cenderung lebih agresif atau menjadi ketagihan obat-
obatan dan minuman beralkohol (Permadi, 2007).
Ada banyak cara menangani ADHD tanpa obat dan tidak ada salahnya
mencoba penanganan tanpa obat lebih dahulu, atau memutuskan tidak
menggunakan obat sama sekali. Tetapi sebelum mengambil keputusan
mengenai cara penanganan, pastikan anda sudah mengetahui baik buruknya
secara nyata, bukan hanya dari ëmendengarí saja. Pada umumnya obat yang
digunakan dalam penanganan ADHD sangat aman dan bermanfaat. Minta
pendapat seorang dokter atau ahli farmasi mengenai obat itu. Namun harus
diingat pula bahwa semua obat ada efek sampingnya, tetapi kalau digunakan
dengan benar, efek samping itu tidak berbahaya (Permadi, 2007).
b. TCA (Tri-Cyclic Antidepressants) merupakan jenis anti depresi. TCA sangat efektif
untuk mengatasi suasana hati yang berubah-ubah dan diminum hanya satu kali
dalam sehari. Namun TCA bekerja lebih lambat dan lebih berisiko dalam
penggunaannya. Jika pengobatan dengan stimulan tidak menolong TCA boleh
dicoba.
A. Pengkajian
Menurut Hidayat (2005) pengkajian perkembangan anak berdasarkan umur atau usia
anak antara lain
Masa Toddler
(misalnya : bermain dengan permainan sederhana, menagis jika dimarahi, membuat permintaan
sederhana dengan gaya tubuh, menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan,
mengenali anggota keluarga) ?
Masa adolensence
Bagaimana kemampuan remaja dalam mengatasi masalah yang dialami secara mandiri ?
Bagaimanan kemampuan remaja dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan bentuk dan
fungsi tubuh yang dialami ?
Bagaimana kematangan identitas seksual ?
Bagaimana remaja dapat menjalankan tugas perkembangannya sebagai remaja ?
Bagaiman kemampuan remaja dalam membantu pekerjaan orang tua di rumah (misalnya
membersihkan rumah,memasak) ?
Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang mengalami Attention Deficyt Hiperactivity
Disorder (ADHD) antara lain :
Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami masalah
saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa disadari sampai anak berusia
todler atau masuk sekolah atau day care.
o Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan yang utama, seperti
sekolah atau bermain dan menunjukkan perilaku overaktif atau bahkan perilaku yang
membahayakan di rumah.
o Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu menghadapi perilaku anak.
o Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk mendisplinkan anak atau
mengubah perilaku anak dans emua itu sebagian besar tidak berhasil.
Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat serta bergoyang- goyang saat mencoba
melakukannya.
Anak mungkin lari mengelilingi ruangan dari satu benda ke benda lain dengan sedikit tujuan
atau tanpa tujuan yang jelas.
Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat melakukan suatu percakapan,
ia menyela, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan berakhir dan gagal memberikan
perhatian pada apa yang telah dikatakan.
Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke topik yang lain. Anak
dapat tampak imatur atau terlambat tahap perkembangannya
Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau temper tantrum.
Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan tampak memiliki sedikit kontrol
terhadap perilaku tersebut.
Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan perlawanan dan kemarahan
Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk mengkaji anak
berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tahap perkembangan
Konsep diri
Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapis
ecara umum harga diri anak yang mengalami ADHD adalah
B. Diagnosa Keperawatan
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengankelainan fungsi dari system keluarga dan
perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan pengabaian anak
4.Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancamankonsep diri, rasa takut terhadap
kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang tidak
memuaskan
C. Intervensi Keperawatan
Isolasi sosial berhubungan
dengan harga diri rendah
sekunder terhadap prestasi
yang buruk.
yg bercirikan hubungan meningkatkan
dan tujuan anggota
keterampilan social
keluarga.
interpersonal.
Penyesuaian yang tepat
terhadap tekanan emosi
sebagai respon terhadap
keadaan tertentu.
Partisipasi waktu
luang:
menggunakan aktivitas
yg menarik,
menyenangkan, dan
menenangkan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan.
Meningkatkan hubungan
yang efektif dalam
perilaku pribadi.
Interaksi social dengan
kelompok atau
organisasi.
Partisipasi dalam
bermain, penggunaan
aktivitas oleh anak usia
1-11 tahun untuk
meningkatkan
kesenangan hiburan
dan
Gangguan harga diri rendah
berhubungan dengan koping
individu tidak efektif
keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan klien
mampu
mengembalikan harga dirinya
dengan kriteria hasil :
Penyesuaian psikososial:
perubahan hidup: respon
psikososial adaptif
individu terhadap
perubahan bermakna
dalam hidup.
Menunjukkan penilaian
pribadi tentang harga
diri.
Mengungkapk
an penerimaan
diri.
Komnikasi terbuka.
Mengatakan
strategi
koping efektif.
Risiko cedera berhubungan
dengan hiperaktivitas dan
perilaku impulsif
pasien, sesuai kondisi fisik
Klien terbebas dari cidera
dan fungsi kognitif pasien
Klien mampu
dan riwayat penyakit
menjelaskan cara/metode
terdahulu.
perilaku
- Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung
menggunakannya
sebagai respons terhadap
rasa frustasi
Ansietas (sedang sampai
berat) berhubungan dengan
ancaman konsep diri, rasa
takut terhadap kegagalan,
disfungsi system keluarga
dan hubungan antara orang
tua dan anak yang tidak
memuaskan.
Pahami prespektif pasien
Klien
terhadap situasi stress
mampu mengidentifikasi Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
dan
mengurangi takut
mengungkapkan gejala
Bantu klien mengenal
cemas.
situasi yang
Vital sign dalam batas
normal. menimbulkan kecemasan
Klien Identifikasi
dan
menunjukkan teknik
untuk
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
Kolaborasi pemberian obat
untuk
mengurangi kecemasan.
Koping defensif
berhubungan dengan harga
diri rendah, kurang umpan
balik atau umpan balik
negatif yang berulang yang
mengakibatkan penurunan
makna diri
- Anak berinteraksi dengan respons-respons yang lebih
orang lain dengan sesuai
situasi- situasi kelompok Membantu anak untu
tanpa bersikap defensive menetapkan sasaran-
sasaran yang realistis,
konkret dan memerlukan
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan
ADHD antara lain :
Asietas dipertahankan pada tingkat di mana anak merasa tidak perlu
melakukan agresi
Anak mencari staf untuk mendiskusikan perasaan- perasaan yang
sebenarnya
Anak mampu untuk memulai tidur dalam 30 menit dan tidur selama 6 sampai
7 jam tanpa terbangun
BAB IV
KESIMPULAN DANSARAN
A. Kesimpulan
Gangguan yang berupa kurangnya perhatian dan kiperaktivitas atau yang lebih
dikenal dengan Attention Deficits Hiperactivity Disorder (ADHD) dapat kita temui
dalam banyak bentuk dan perilaku yang tampak. Sampai saat ini ADHD masih
merupakan persoalan yang kontroversial dan banyak dipersoalkan di dunia
pendidikan. Beberapa bentuk perilaku yang mungkin pernah kita lihat seperti: seorang
anak yang tidak pernah bisa duduk di dalam kelas, dia selalu bergerak; atau anak yang
melamun saja di kelas, tidak dapat memusatkan perhatian kepada proses belajar dan
cenderung tidak bertahan lama untuk menyelesaikan tugas; atau seorang anak yang
selalu bosan dengan tugas yang dihadapi dan selalu bergerak ke hal lain.
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan ADHD, namun
telah tersedia beberapa pilihan tritmen yang telah terbukti efektif untuk menangani
anak-anak dengan gejala ADHD. Strategi penanganan tersebut melibatkan aspek
farmasi, perilaku, dan metode multimodal. Metode perubahan perilaku bertujuan
untuk memodifikasi lingkungan fisik dan sosial anak untuk mendukung perubahan
perilaku (AAP, 2001). Pihak yang dilibatkan biasanya adalah orang tua, guru,
psikolog, terapis kesehatan mental, dan dokter. Tipe pendekatan perilakuan meliputi
training perilaku untuk guru dan orang tua, program yang sistematik untuk anak
(penguatan positif dan token economy), terapi perilaku klinis (training pemecahan
masalah dan ketrampilan sosial), dan tritmen kognitif-perilakuan/CBT (monitoring
diri, self-reinforcement, instruksi verbal untuk diri sendiri, dan lain-lain) (AAP,
2001). Metode farmasi meliputi penggunaan psikostimulan, antidepresan, obat untuk
cemas, antipsikotik, dan stabilisator suasana hati (NIMH, 2000). Harus diperhatikan
bahwa penggunaan obat-obatan ini harus dibawah pengawasan ketat dokter dan ahli
farmasi yang terus-menerus melakukan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan dan
dampaknya terhadap subjek tertentu.
B. Saran
Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
ADHD dapat melibatkan anak dalam brain Gym untik memfokuskan perhatian
anak. Anak ADHD mengalami kesulitan untuk fokus dan berlaku berlebihan
(hiperaktif) yang dapat mengganggu teman-temannya. Melihat dari
permasalahan tersebut, maka pada proyek tugas akhir ini, penulis ingin
memberikan solusi dalam penyembuhan anak ADHD melalui metode Brain
Gym yang dipercaya dapat memberikan efek baik kepada anak ADHD.
Metode yang digunakan dari Brain Gym adalah metode untuk latihan
koordinasi otak. Latihan koordinasi otak ini ditujukan untuk melatih fokus
anak ADHD.
Sekolah
Sekolah dapat bekerja sama dengan keluarga dan para dokter untuk
membantu anak ADHD di sekolah. Komunikasi terbuka antara orangtua dan
staf sekolah dapat merupakan kunci keberhasilan anak. Para guru seringkali
merupakan pihak yang pertama dalam mengenali perilaku seperti ADHD serta
dapat memberikan informasi yang berguna kepada orangtua, penanggung-
jawab, dan dokter yang dapat membantu diagnosa dan pengobatan.
Para guru dan orangtua juga dapat bekerja-sama untuk pemecahan masalah
dan merencanakan cara-cara untuk membantu pelajaran anak baik di rumah
maupun di sekolah.
Keluarga/Orang tua
Keluarga atau orang tua dalam membantu anak yang menderita ADHD
harus memberikan perawatan anak dengan metode yang berbeda dengan anak
yang normal. Oleh karena itu hendaknya orang tua atau keluarga menyusun
kegiatan sehingga anak mempunyai rutinitas yang sama tiap hari, mengatur
kegiatan harian, menggunakan jadwal untuk pekerjaan rumah, dan
memperpertahankan aturan secara konsisten dan berimbang.
DAFTAR PUSTAKA