Anda di halaman 1dari 18

Covid-19

Keperawatan Gawat
Darurat
Di susun oleh kelompok 10 :

Miftahul Jannah (A1C219120)


Murniaty (A1C219112 )
Sartika (A1C219058)
 
 
Definisi

 Menurut Annisa, (2020) virus corona ini merupakan


sekelompok jenis virus yang mengganggu saluran
pernapasan dan salah satunya pernah menyebabkan
munculnya wabah Severe Acute Respiratory Infection
(SARS) di dunia. NVirus corona bisa menular melalui
droplet (percikan) dari orang lain melalui percikan ludah
saat batuk atau bersin.  
Tanda dan gejala
covit-19
Gejala ringan :
-Demam > 38oC
-Batuk
-Nyeri Tenggorokan
-HidungTersumbat
-Malaise (tanpa pneumonia, tanpa komorbid)
Gejala sedang :
-Demam > 38o C
- Sesak napas, batuk menetap dan sakit tenggorokan.
- Pada anak: batuk dan takipneu Anak dengan pneumonia ringan mengalami
-batuk atau kesulitan bernapas + napas cepat
- frekuensinapas: < 2 bulan, 60x/menit; 2–11 bulan, 50x/menit; 1–5
-tahun, 40x/menit dan tidak ada tanda pneumonia berat.
Gejala berat :
Demam > 38o C
ISPA berat / pneumonia berat: Klien remaja atau dewasa
dengan demam atau dalam pengawasan infeksi saluran
napas, ditambah satu dari: frekuensi napas >30x/menit,
distress pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2)
<90% pada udara kamar.
Manifestasi / gejala
klinis
 Gejala orang dengan COVID-19 mulai dari gejala ringan
dan berat yang muncul 2-14 hari setelah orang tersebut
terinfeksi COVID-19. Gejala yang ditemukan berupa
demam, batuk kering dan sesak nafas.
ETIOLOGI
Sebagaimana orang dewasa, penyebaran virus SARS-Cov-2 pada anak
juga terjadi dengan cara yang sama.
Virus ini bisa menyebar dari orang ke orang melalui percikan air liur
(droplet) yang keluar dari mulut saat batuk atau bersin melalui
kontak dekat.
Artinya, anak juga bisa terkena virus ini bila menghirup udara yang
sudah mengandung virus SARS-Cov-2 dari orang yang terinfeksi.
lanjut.

Selain itu, anak juga bisa terinfeksi jika menyentuh permukaan benda yang
sudah terkena virus SARS-Cov-2.
Virus ini kemudian masuk ke tubuh jika anak secara tidak sengaja
menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Berbeda dengan anak yang lebih besar, bayi yang baru lahir bisa terpapar
virus saat proses melahirkan atau setelahnya. Ia mungkin terkena dari ibu
atau pengasuh yang terpapar COVID-19.
------------
GEJALA COVID PADA
ANAK DAN BAYI

Adapun gejalanya mirip dengan penyakit flu pada anak yang


terjadi pada 2-4 hari setelah virus menginfeksi.
Meski demikian, gejala COVID-19 pada anak dan bayi
umumnya hanya ringan, atau bahkan dalam beberapa kasus
tak bergejala.
lanjut.

Diantaranya :
• Anak demam atau menggigil.
• Bersin dan batuk pada anak.
• Hidung meler.
• Anak mengalami nyeri otot atau tubuh.
• Sakit tenggorokan.
• Sesak napas pada anak.
• Hilang penciuman atau pengecapan.
• Sakit kepala pada anak.
• Kelelahan yang ekstrem.
• Mual atau muntah pada anak.
• Anak diare atau sakit perut.
• Perubahan pada kulit, seperti area kulit kaki atau tangan yang berubah warna.
RESIKO COVID PADA ANAK

Adapun risiko COVID-19 yang serius lebih mungkin terjadi pada


anak yang memiliki kondisi medis tertentu sebelumnya. Ini termasuk
anak yang obesitas, asma, atau diabetes pada anak.
Selain itu, anak dengan penyakit jantung bawaan, kondisi genetik,
atau gangguan saraf pada anak lebih berisiko terhadap COVID-19
yang serius.
Pada bayi dan balita, COVID-19 yang serius umumnya lebih
mengintai bayi yang lahir secara prematur atau yang berusia di bawah
2 tahun.
PATOFISIOLOGI

Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus


dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan
terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi virus
SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome virus corona 2)
pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi,
akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak
di kemudian hari.
Peran Reseptor ACE2

SARS-CoV-2 menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2


(ACE2) yang ditemukan pada traktus respiratorius bawah manusia dan
enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S)
virus melekat pada reseptor ACE2 pada permukaan sel manusia.
Subunit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding domain
(RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi membran
antara sel virus dan sel inang.
Replikasi Virus di
dalam Sel

Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel
inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan
membentuk replication/transcription complex (RTC).
Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang
mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.
Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein
nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus.
Virion kemudian akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel
yang terinfeksi melalui eksositosis.
Penyebaran Viru ke
seluruh organ:

Virus-virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal,


hati, intestinal, dan limfosit T, dan traktus respiratorius bawah, yang
kemudian menyebabkan gejala pada pasien. Gejala dan tanda
COVID-19 terutama berupa infeksi saluran napas, tetapi dapat juga
menyebabkan di saluran pencernaan seperti diare, mual, dan muntah,
jantung seperti miokarditis, saraf seperti anosmia bahkan stroke, serta
mata dan kulit.
PENATALAKSANAA
N KEPERAWATAN

- Jika hasilnya positif Anjurkan untuk mengisolasi diri di rumah.


- Biarkan anak beristirahat dan penuhi kebutuhan cairannya selama
mengisolasi diri. Namun, jika gejala cukup mengganggu, sebaiknya
anak dibawa ke dokter
- Berikan anak makanan bergizi
- ajak anak untuk rutin berolahraga
PENATALAKSANAA
N MEDIS

- Berikan obat obatan tertentu yg digunakan


untuk menurunkan atau meringankan gejala yg
dialami anak, seperti demam
- berisakn asupan ASI yg cukup pada bayi
- Berikan vitamin C dan D
-
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai