Anda di halaman 1dari 7

PEMICU

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun di konsultasikan orangtuanya ke bagian tumbuh kembang
anak ( PEDSOS) karena dianggap hiperaktif disekolah. Anak bersekolah di TK sering mendapat
laporan dari guru bahwa si anak sangat aktif dikelas, tidak bisa duduk diam seperti teman
lainnya,usil terhadap teman, berlari didalam kelas dan tidak bisa konsentrasi dalam belajar, orang
tua mencemaskan apakah anaknya ADHD atau hiperaktif

I.KLARIFIKASI ISTILAH

1. ADHD : Attention Defesit Hyperaktif Disorder, gangguan perkembangan psikiatri


2. Hyperaktif : gangguan tingkah laku yang tidak normal disebabkan oleh disfungsi
neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.

II.DEFINISI MASALAH

1. Anak hyperaktif dan tidak mampu berkonsentrasi dalam belajar


2. Orang tua mencemaskan anaknya menderita ADHD atau hyperaktif

III.ANALISA MASALAH

1. Anak hyperaktif dan tidak mampu berkonsentrasi dalam belajar


 Gangguan pada pusat perhatian diotak
 Kurang motivasi
 Mencari perhatian
 Faktor genetik
2. Orang tua mencemaskan anaknya menderita ADHD atau hyperaktif
Menurut laporan guru anak sangat aktif, tidak bisa duduk diam, usil, berlari dan tidak
mampu berkonsentrasi.

1
IV.KERANGKA KONSEP

Laki-laki usia 5 tahun

Dilaporkan guru:

 Anak aktif
 Tidak bisa
duduk diam
 Usil
 Berlari di kelas
 Tidak
konsentrasi

Orang tua cemas anak menderita


ADHD atau hyperaktif

Konsultasi ke PEDSOS

V.LEARNING ISSUE

1. Perbedaan ADHD, hyperaktif, autisme


2. DD & DX pasien
3. Perkembangan psikologi paisen
4. Tatalaksana pasien
5. Kuesioner ADHD, hyperaktif, autisme

2
VI.HASIL DISKUSI

1. Perbedaan ADHD, hyperaktif, autisme


A. ADHD
 Defenisi
Attention defisit hyperaktif disorder ( ADHD), berarti gangguan
pemusatan perhatian disertai hyperaktif.

 Etiologi
 Faktor genetik
Jika orang tua mengalami ADHD, maka resiko anak terkena
ADHD 60%, pada anak kembar 70-80%
 Faktor neurobiologis
Persamaan ciri-ciri muncul pada ADHD dengan yang muncul pada
kerusakan fungsi lobul prefrontal.
 Patofisiologi
Bagian korteks frontal merupakan area utama yang secara teori tanggung
jawab terhadap patofisiologi ADHD. Mekanisme inhibitor
dikorteks,sistem limbik, serta sistem aktivitas retikular. Diketahui lobus
frontal berfungsi mengatur agar pusat perhatian pada perintah, konsentrasi,
membuat keputusan yang baik, mekanisme inhibisi dikorteks berfungsi
untuk mencegah agar tidak hyperaktif.
B. Autisme
 Defenisi
Gangguan perkembangan yang sangat kompleks, kualitas yang kurang
dalam kemampuan
 Interaksi sosial & emosional
 Komunikasi timbal balik
Minat terbatas, perilaku tidak wajar disertai gerakan-gerakan berulang
tanpa tujuan
 Etiologi
Penyebab belum pasti
 Patofisiologi
Gangguan genetik kompleks & disebabkan kombinasi dari efek
kerentanan gen-gen yang multipel dengan faktor lingkungan & faktor lain
bukan genetik seperti infeksi, jamur, hiperpermeabilitas mukosa usus,
alergi.
C. Hyperaktif dan ADHD sama.

3
2. DD & DX pasien
A. Diagnosa banding
 Retardasi mental
 Kecemasan terhadap anak
 Depresi
 Autisme
B. Diagnosa sementara
ADHD/GPPH karena ditemui gejala klinis yang sama pada anak laki-laki
tersebut, yaitu sangat aktif dikelas, tidak bisa duduk diam seperti temannya, usil
terhadap teman, berlari didalam kelas dan tidak bisa konsentrasi dalam belajar.
Gejala umum :GPPH
 Tidak mampu memusatkan perhatian
 hiperaktivitas
3. Perkembangan psikologi paisen
 Trust vs Mistrust (usia 0-1 tahun)

Perkembangan psikologi anak yang berlangsung di tahap ini adalah tentang


pengembangan rasa percaya diri. Pada awal kehidupannya, bayi sangat tergantung
pada pengasuh utamanya (orang tua, nenek, babysitter, dsb). Ia akan belajar
memercayai lingkungannya melalui pengalaman yang berkaitan dengan
pemenuhan berbagai kebutuhan dasarnya. 
Rasa percaya (trust) tersebut akan timbul saat bayi merasa kebutuhan dasarnya
telah dipenuhi oleh pengasuh utamanya, baik dalam hal biologis maupun kasih
sayang. Bayi yang sering diperhatikan, disentuh, dan dipeluk akan merasa aman
dan selalu terlindungi.
Sebaliknya, bayi yang jarang disentuh atau dipeluk akan merasa dirinya tidak
diperhatikan dan kebutuhan dasarnya tidak dipenuhi oleh pengasuh utamanya. Ia
akan membentuk rasa tidak percaya (mistrust) terhadap orang-orang terdekatnya
dan merasa dunia adalah tempat yang kejam untuk bertumbuh dan berkembang.

 Autonomy vs Shame and Doubt (usia 2-3 tahun)

Memasuki usia 1 tahun, anak sudah mengembangkan rasa trust ataupun mistrust
terhadap pengasuh utamanya. Perasaan ini turut memengaruhi perkembangan
psikologi anak, serta proses perkembangan motorik dan kognitif yang berlangsung
pada fase batita. 
Di tahapan usia ini, si kecil memang memiliki hasrat belajar atau eksplorasi yang
tinggi. Anak yang memercayai pengasuhnya akan merasa lebih percaya diri dalam
mengeksplorasi lingkungan maupun kemampuannya. 
Sebagai pengasuh utama, orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak
agar melalui proses tersebut sesuai dengan cara dan keinginannya. Bila orang tua
4
berhasil mendorong anak bereksplorasi sambil disertai dengan pengawasan yang
cukup dan bijaksana, anak akan mampu mengembangkan sifat mandiri
(autonomy). 
Sebaliknya, anak yang terlalu banyak dilarang akan merasa tidak percaya diri dan
selalu ragu-ragu akan kemampuannya sendiri (shame and doubt). Ia juga
cenderung kesulitan untuk bertahan hidup dan tidak percaya dengan
lingkungannya. 

 Initiative vs Guilt (4-5 tahun)

Perkembangan psikologi anak yang terjadi di tahap ini melibatkan kegiatan


sosialisasi yang lebih intens. Pada tahap usia ini, si kecil biasanya sudah
memasuki playgroup atau TK dan mulai mengenal dunia yang lebih luas di luar
rumah dan keluarga. Tidak heran jika ia kemudian menjadi senang bertanya
mengenai segala hal sehingga terkesan cerewet. 
Sikap banyak bertanya ini merupakan hal yang positif dan menandakan anak
tertarik bereksplorasi. Anak akan merasa dirinya mampu melakukan sejumlah
aktivitas tanpa terikat orang tuanya.
Dalam menghadapi fase ini, Mam sebaiknya bersikap bijaksana, antara lain
dengan memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak atau mendukung si
kecil bereksperimen. Dengan begitu, si kecil akan mengembangkan kemampuan
mengambil inisiatif, baik dalam memilih suatu tindakan maupun menghadapi
masalah di sekitarnya (initiative). Anak yang sering dilarang bermain atau
dimarahi karena banyak bertanya akan merasa bersalah (guilt) dan mudah gelisah.

4. Tatalaksana pasien
Penatalaksanaan bersifat multidisiplin yang melibatkan dokter spesialis anak, psikiater
anak, psikolog, terapis, okupasi, fisoterapi, terapi bicara & pekerja sosial,
penatalaksanaan dibagi 2 yaitu
 Terapi medikamentosa
1. Methiphenidate (5-16 tahun)
 Dosis awal(mg) 5-10
 Dosis terapi(mg) 10-20
 Dosis harian(mg) 2-3
Efek samping : nafsu makan menurun, gastritis, sakit kepala
Kontra indikasi : gangguan cemas, glaucoma, kejang
 Terapi non-medikamentosa
 Terapi perilaku
Dapat berupa pemberian pujian / hadiah ketika anak tersebut berhasil
menyelesaikan tugasnya
 Terapi olahraga

5
 Konseling terhadap keluarga, guru, pengasuh
 Terapi edukasi
5. Kuesioner ADHD, hyperaktif, autisme
 ADHD
Instrumen pemeriksaan
Gangguan pemusatan perhatian dan hyperaktif
( Abbreviated conner rating scale)

NO Kegiatan yang diamati 0 1 2 3


1 Tidak kenal lelah, atau aktivitas berlebihan
2 Mudah menjadi gembira, impulsive
3 Menganggu anak-anak lain
4 Gagal menyelesaikan kegiatan yang terlihat
pendek dimulai rentang perhatian
5 Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala
secara terus-menerus
6 Kurang perhatian, mudah teralihkan
7 Permintaannya harus segera terpenuhi
8 Sering dan mudah menangis
9 Suasana halnya mudah berubah
10 Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif
Jumlah
Nilai total

 Autisme
Instrumen pemeriksaan modifised checklist
For autisme in toodler (M-CHAT)

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anak anda senang diayun, melambung dilutut
anda dan sebagainya?
2 Apakah anak anda senang/tertarik dengan anak-anak lain?
3 Apakah anak anda senang memanjat seperti tangga?
4 Apakah anak anda senang bermain ciluk ba/petak umpet?
5 Apakah anak anda sering bermain pura-pura seperti
berbicara ditelpon/bermain dengan boneka/ bermain pura-
pura lain?
6 Apakah anak anda sering menunjuk dengan jarinya untuk
bermain sesuatu?
7 Apakah anak anda sering menunjuk sesuatu dengan
jarinya untuk mengindikasi ia tertarik sesuatu?
8 Dapatkah anak anda bermain pantas dengan mainan kecil(

6
seperti mobil atau benda kecil) tanpa memasukkan
kedalam mulut, mengunyah/menjatuhkannya?
9 Apakah anak anda sering membawa benda didepan orang
tua untuk menunjukkan kepada anda sesuatu?
10 Apakah anak anda melihat mata lebih dari ½ detik?
11 Apakah anak anda terlihat sensitif yang berlebihan
terhadap suara berisik?
12 Apakah anak anda tersenyum sebagai respon terhadap
wajah/senyum anda?
13 Apakah anak anda meniru perilaku anda?
14 Apakah anda berespon ketika namanya dipanggil?
15 Jika anda menunjuk mainan yang ada diruangan, apakah
anak anda melihatnya?
16 Apakah anak anda berjalan?
17 Apakah anak anda melihat benda yang ada lihat?
18 Apakah anak anda membuat gerakkan jari yang tidak
biasa dekat wajahnya?
19 Apakah anak anda berusaha menarik perhatian anda
terhadap aktivitasnya?
20 Apakah anda sering khawatir apabila anak anda tuli?
21 Apakah anak anda mengerti apa yang dikatakan orang
lain?
22 Apakah anak anda kadang-kadang memandang untuk hal
yang tidak jelas/mondar-mandir tanpa tujuan
23 Apakah anak anda melihat wajah anda untuk melihat
reaksi anda ketika bertemu sesuatu yang tidak dikenal?

VII. KESIMPULAN
Dari pemicu dapat disimpulkan laki-laki usia 5 tahun dikonsultasikan ke PEDSOS
karena dianggap hyperaktif disekolah dan juga dapat laporan dari guru bahwa si anak sangat
aktif dikelas, tidak bisa duduk diam, usil, berlari didalam kelas dan tidak bisa konsentrasi dalam
belajar sehingga anak tersebut terindikasi ADHD adapun penatalaksanaan secara farmako dan
non-farmako.

Anda mungkin juga menyukai