Anda di halaman 1dari 24

CONTOH ASKEP ANAK HIPERAKTIF

 
LAPORAN PENDAHULUAN
1.      KONSEP TEORI PENYAKIT
A.    DEFINISI
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attentiondeficitandhyperactivitydisorder (ADHD). Kondisi ini juga
disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal
braindysfunctionsyndrome. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada
masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan
perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut
hingga dewasa. Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“
mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu
pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau
diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD adalah
sebuah kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda. 
B.     KLASIFIKASI
Ada tiga tipe anak hiperaktif yaitu :
1.      Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian (in-atensi)
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif.
Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan.
Anak dalam tipe ini memiliki cirri-ciri : tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak
mampu mempertahankan konsentrasi, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering
melamun dan dapat digambarkan sedang berada “diawang-awang”, tidak bisa diajak bicara atau
menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.

2.      Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive.


Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa memusatkan
perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil. Anak dalam tipe ini memiliki
ciri-ciri berikut: terlalu energik, lari ke sana kemari, melompat seenaknya, memanjat-manjat,
banyak bicara, berisik.
Ia juga impulsif: melakukan sesuatu secara tak terkendali, begitu saja bertindak tanpa
pertimbangan, tak bisa menunda respons, tidak sabaran. Tetapi yang mengherankan, sering pada
saat belajar, ia menampakkan tidak perhatian, tetapi ternyata ia bisa mengikuti pelajaran
3.      Tipe gabungan (kombinasi)
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak-
anak termasuk tipe seperti ini. Anak dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri berikut: kurang mampu
memperhatikan aktivitas dan mengikuti permainan atau menjalankan tugas, perhatiannya mudah
terpecah, mudah berubah pendirian, selalu aktif secara berlebihan dan impulsif.
Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang
menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif
(bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan
asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan
perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa
henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.
C.    ETIOLOGI
Berikut ini adalah factor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
1.      Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-
masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distresfetal, persalinan dengan cara ekstraksi
forcep, toksimiagravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan
normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang
terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif.
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang
sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak
yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses
konsentrasi
Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak
hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak,
khususnya sisi sebelah kanan
2.      Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki potensi untuk
membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah
anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat
hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
3.      Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak
hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya
hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
4.      Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan
anaknya.
D.    PATOFISIOLOGI
Kurang konsentrasi atau gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan konsentrasi,
sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang meyakinkan tentang sesuatu
mekanisme patofisiologi ataupun gangguan biokimiawi. Anak pria yang hiperaktif, yang berusia
antara 6 – 9 tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan tanggapan
yang baik terhadap pengobatan–pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat perangsangan
yang rendah (a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat mereka, sebelum pengobatan
tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan mempergunakan
elektroensefalografi, potensial–potensial yang diakibatkan secara auditorik serta sifat
penghantaran kulit. Anak pria ini mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian
mereka dialihkan, lingkup perhatian mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3 minggu
pengobatan serta perawatan, maka angka–angka laboratorik menjadi lebih mendekati normal
serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka memperlihatkan tingkah laku yang lebih
baik.
E.     MANIFESTASI KLINIS
Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan ini
memperlihatkan aktifitas fisik yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan anak–anak kontrol
yang normal, tetapi gerakan–gerakan yang mereka lakukan kelihatan lebih kurang bertujuan serta
mereka selalu gelisah dan resah. Mereka mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah
dialihkan serta bersifat impulsif dan mereka cenderung untuk bertindak tanpa
mempertimbangkan atau merenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka mempunyai toleransi
yang rendah terhadap perasaan frustasi dan secara emosional mereka adalah orang–orang yang
labil serta mudah terangsang. Suasana perasaan hati mereka cenderung untuk bersifat netral atau
pertenangan, mereka kerap kali berkelompok, tetapi secara sosial mereka bersikap kaku.
Beberapa orang di antara mereka bersikap bermusuhan dan negatif, tetapi ciri ini sering terjadi
secara sekunder terhadap permasalahan–permasalahan psikososial yang mereka alami. Beberapa
orang lainnya sangat bergantung secara berlebih–lebihan, namun yang lain lagi bersikap begitu
bebas dan merdeka, sehingga kelihatan sembrono.
Kesulitan-kesulitan emosional dan tingkah laku lazim ditemukan dan biasanya sekunder
terhadap pengaruh sosial yang negatif dari tingkah laku mereka. Anak-anak ini akan menerima
celaan dan hukuman dari orang tua serta guru dan pengasingan sosial oleh orang-orang yang
sebaya dengan mereka. Secara kronik mereka mengalami kegagalan di dalam tugas-tugas
akademik mereka dan banyak diantara mereka tidak cukup terkoordinasi serta cukup mampu
mengendalikan diri sendiri untuk dapat berhasil di dalam bidang olah raga. Mereka mempunyai
gambaran mengenai diri mereka sendiri yang buruk serta mempunyai rasa harga diri yang rendah
dan kerap kali mengalami depresi. Terdapat angka kejadian tinggi mengenai ketidakmampuan
belajar membaca matematika dan mengeja serta tulis tangan. Prestasi akademik mereka dapat
tertinggal 1 – 2 tahun dan lebih sedikit daripada yang sesunguhnya diharapkan dari kecerdasan
mereka yang diukur.
F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis gangguan
kekurangan perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan jumlah
gelombang-gelombang lambat yang bertambah banyak pada elektorensefalogram mereka, tanpa
disertai dengan adanya bukti tentang penyakit neurologik atau epilepsi yang progresif, tetapi
penemuan ini mempunyai makna yang tidak pasti. Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer
akan dapat membantu di dalam melakukan penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada anak
itu.
G.    KOMPLIKASI
1.      Diagnosis sekunder : gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas.
2.      Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan mengerjakan aritmatika
(sering kali akibat abnormalitas konsentrasi).
3.      Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku agresif dan kata-kata yang
diungkapkan).
H.    PENATALAKSANAAN
1.      Keperawatan
1)      Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak yang mengalami gangguan
hiperaktif ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan rumah dan ruangan kelas penderita serta
kepada kebutuhan-kebutuhan akademik dan psikososial anak yang bersangkutan, suatu
penjelasan yang terang mengenai keadaan anak tersebut haruslah diberikan kepada kedua orang
tuanya dan kepada anak itu sendiri.
2)      Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur menurut jadwal yang
sudah ditetapkan dan mengikuti kegiatan rutinnya itu, dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata
pujian.
3)      Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah dihindarakan, anak
tersebut akan mempunyai saat-saat santai setelah bermain  terutama sekali setelah ia melakukan
kegiatan fisik yang kuat dan keras
4)      Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan cara menghindarkan
acara-acara televisi yang merangsang, permainan-permainan yang keras dan jungkir balik.
5)      Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa, barang-barang yang
membahayakan dan mudah pecah dihindarkan.
6)      Tehnik-tehnik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu, dengan memberikan
hadiah kepada anak tersebut berupa bintang atau tanda sehingga mereka dapat mencapai
kemajuan dalam tingkah laku mereka.
2.      Medis
1)      Terapi farmakologi :
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami gangguan
hiperaktif. Farmakologi yang sering digunakan adalah dekstroamfetamin, metilfenidat,
magnesium pemolin serta fenotiazin. obat tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan
yang lebih sedikit. Cara bekerja obat tersebut mungkin sekali adalah dengan mengadakan
modifikasi di dalam gangguan-gangguan fundamental pada rentang perhatian, konsentrasi serta
impulsivitas. Oleh karena respon yang akan mereka berikan terhadap pengobatan tidak dapat
diramalkan sebelumnya, maka biasanya diperlukan suatu masa percobaan klinik, mungkin akan
dibutuhkan waktu 2-3 minggu dengan pemberian pengobatan setiap hari untuk menentukan
apakah akan terdapat pengaruh obat itu atau tidak.
2)      Dosis:
Obat tersebut diberikan setelah makan pagi dan makan siang, agar hanya memberikan
pengaruh yang minimal kepada nafsu makan dan tidur penderita.
         Metilfenidat : dosis yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan usia masing-masing anak akan
tetapi berat badan tidak berpengaruh terhadap dosis.pada awalnya mereka diberikan 5 mg pada
saat makan pagi serta pada waktu makan siang. Jika tidak ada respon yang diberikan maka dosis
di naikan dengan 2,5 mg dengan selang waktu 3-5 hari. Bagi anak-anak yang berusia 8-9 tahun
dosis yang efektif adalah 15-20 mg/24 jam. Sementara itu anak yang berusia lebuh lanjut akan
memerlukan dosis sampai 40 mg/jam. Pengaruh obat ini akan berlangsung selama 2-4 hari.
Biasanya anak akan bersifat rewel dan menangis. Jika pemakaian obat ini sudah berlangsung
lama dan dosis yang diberikan lebih dari 20 mg/jam rata-rata mereka akan mengalami
pengurangan 5 cm dari tinggi yang diharapkan.
         Dekstroamfetamin : dapat diberikan dalam bentuk yang dilepaskan (showreleased) secara sedikit
demi sedikit. Dosis awalnya adalah 10 mg dengan masa kerja selama 8-18 jam sehingga
penderita hanya membutuhkan satu dosis saja setiap hari, pada waktu sarapan pagi. Dosisnya
dalah kira sebesar setengah dosis metilfenidat, berkisar antara 10-20 mg/jam
         Magnesium pemolin : dianjurkan untuk memberikan dosis awal sebesar 18,75 mg, untuk
selanjutnya dinaikan dengan setengah tablet/minggu. Akan dibutuhkan waktu selama 3-4 minggu
untuk menetapkan keefektifan obat tersebut. Efek samping dari obat tersebut adalah berpengaruh
terhadap fungsi hati, kegugupan serta kejutan otot yang meningkat.
         Fenotiazin : dapat menurunkan tingkah laku motorik anak yang bersangkutan, efek samping :
perasaan mengantuk, iritabilitas serta distonia.
Secara umum efek samping dari pemakaian obat-obatan tersebut diatas adalah anoreksia
dan penurunan berat badan,  nyeri perut bagian atas serta sukar tidur, anak akan mudah menangis
serta peka terhadap celaan ataupun hukuman, detak jantung yang meningkat serta penekanan
pertumbuhan. Jika terjadi hal demikian maka pengurangan dosis atau penghentian pengguanaan
obat-obatan perlu dihentikan.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS ANAK DENGAN HIPERAKTIF


A.    PENGKAJIAN
Menurut Hidayat (2005) pengkajian perkembangan anak berdasarkan umur atau usia anak antara
lain :
a.       Neonatus (0-28 hari)
a)      Apakah ketika lahir neonatus menangis?
b)      Bagaimana kemampuan memutar-mutar kepala?
c)      Bagaimana kemampuan menghisap?
d)     Kapan mulai mengangkat kepala?
e)      Bagaimana kemampuan motorik halus anak (misalnya kemampuan untuk mengikuti garis tengah
bila kita memberikan respons terhadap jari atau tangan)?
f)       Bagaimana kemampuan berbahasa anak (menangis, bereaksi terhadap suara atau bel)?
g)      Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi (misalnya tersenyum dan mulai menatap muka
untuk mengenali seseorang?

2.      Masa bayi / Infant (28 hari - 1 tahun)


Bayi usia 1-4 bulan.
a)      Bagaimana kemampuan motorik kasar anak (misalnya mengangkat kepala saat tengkurap,
mencoba duduk sebentar dengan ditopang, dapat duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk
dipangkuan ketika didukung pada posisi berdiri, komtrol kepala sempurna, mengangkat kepala
sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi lengan dan tungkai
kurang fleksi danm berusaha untuk merangkan)?
b)      Bagaimanan kemampuan motorik halus anak (misalnya memegang suatu objek, mengikuti objek
dari satu sisi ke sisi lain, mencoba memegang benda dan memaksukkan dalam mulut, memegang
benda tetapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan,
menagan benda di tangan meskipun hanya sebentar)?
c)      Bagimana kemampuan berbahasan anak (kemampuan berbicara dan tersenyum, dapat berbunyi
huruf hidup, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata ooh / ahh, tertawa dan berteriak,
mengoceh spontan atau berekasi dengan mengoceh)?
d)     Bagaimana perkembangan adaptasi sosial anak (misalnya: mengamati tangannya, tersenyum
spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum, mengenal ibunya dengan penglihatan,
penciuman, pendengaran dan kontak, tersenyum pada wajah manusia, meskipun tidur
dalamsehari lebih sedikit dari waktu terhaga, membentuk siklus tidur bangun , menangis menjadi
sesuatu yang berbeda, membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal, senang
menatap wajah-wajah yang dikenalnya, diam saja ketika ada orang asing)?

Bayi Umur 4-8 bulan


a)      Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya dapat telungkup di alas dan sudah
mulau mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya dan pada bulan
keempat sudah mulai mampu memalingkan ke kanan dan ke kiri, sudah mulai bisa duduk dengan
kepala tegak, sudah mampu membalik badan, bangkit dengan kepala tegak, berkonsentrasi beban
pada kaki dan dada terangkat dan bertumpu pada lengan, berayun ke depan dan kebelakang,
berguling dari terlentang ke tengkurap dan dapat dudu dengan bantuan selama waktu singkat)?
b)      Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya: sudah mulai mengamati benda, mulai
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yangsedang
dipegang, mengambil objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua
tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, mentransfer
obajek dari satu tangan ke tangan yang lain)?
c)      Bagaimana kemampuan berbahasan anak (misalnya: menirukan suara atau kata-kata, menolek ke
arah suara dan menoleh ke arah sumber suara, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi
semakin banyak, menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata dan dapat membuat dua
bunyi vokal yang bersamaan seperti ba-ba)?
d)     Bagaimana kemampuan beradaptasi sosial anak (misalnya merasa terpaksa jika ada orang asing,
mulai bermain dengan mainan, takut akan kehadiran orang asing, mudah frustasi dan memukul-
mukul dengan lengan dan kaki jika sedang kesal)?

Bayi Umur 8-12 bulan


a)      Bagaimana kemampuan motorik kasar anak (misalnya duduk tanpa pegangan, berdiri dengan
pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri 2 detik dan berdiri sendiri)?
b)      Bagaimana kemampuan motorik halus anak (misalnya mencari dan meraih benda kecil, bila
diberi kubus mampu memindahkannya, mampu mengambilnya dan mampu memegang dengan
jari dan ibu jari, membenturkannya dan mampy menaruh benda atau kubus ketempatnya)?
c)      Bagaimana perkembangan berbahasa anak (misalnya: mulai mengatakan papa mama yang
belum spesifik, mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik, dapat mengucapkan 1-2 kata)?
d)     Bagaimana perkembangan kemampuan adaptasi sosial anak (misalnya kemampuan bertepuk
tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang
lain, main-main bola atau lainnya dengan orang)?

Masa Toddler
a)      Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: mampu melanhkah dan berjalan tegak,
mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang, mampu berlari-lari kecil, menendang
bolan dan mulai melompat)?
b)      Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya: mencoba menyusun atau membuat
menara pada kubus)?
c)      Bagaimana kemampuan berbahasa anak (misalnya: memiliki sepuluh perbendaharaan kata,
mampu menirukan dan mengenal serta responsif terhadap orang lain sangat tinggi, mampu
menunjukkan dua gambar, mampu mengkombinasikan kata-kata, mulai mampu menunjukkan
lambaian anggota badan)?
d)     Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi sosial (misalnya: membantu kegiatan di rumah,
menyuapi boneka, mulai menggosok gigi dan mencoba memakai baju)?

Masa Prasekolah (Preschool)


a)      Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: kemampuan untuk berdiri dengan satu
kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan tumit ke jari kaki,
menjelajah, membuat posisi merangkan dan berjalan dengan bantuan)?
b)      Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya: kemampuan menggoyangkan jari-jari
kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang dan menggambar
orang, melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda, melambaikan tangan,
menggunakan tangannya untuk bermain, menempatkan objek ke dalam wadah, makan sendiri,
minum dari cangkir dengan bantuan menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan jari,
membuat coretan diatas kertas)?
c)      Bagaimana perkembangan berbahasa anak (misalnya: mampu menyebutkan empat gambar,
menyebutkan satu sampai dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung atau
mengartikan dua kata, mengerti empat kata depan, mengertio beberapa kata sifat dan sebagainya,
menggunakan suara yntum mengidentifikasi objek, orang dan aktivitas, menirukan bebagai bunyi
kata, memahami arti larangan, berespons terhadap panggilan dan orang-orang anggota keluarga
dekat)?
d)     Bagaimana perkembangan adaptasi sosial anak (misalnya: bermain dengan permainan sederhana,
menagis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukkan
peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, mengenali anggota keluarga)?

Waktu schoolage
a)      Bagaimana kemampuan kemandirian anak dilingkungan luar rumah?
b)      Bagaimana kemampuan anak mengatasi masalah yang dialami disekolah?
c)      Bagaimana kemampuan beradaptasi sosial anak (menyesuaikan dengan lingkungan sekolah)?
d)     Bagaimana kepercayaan diri anak saat berada di sekolah?
e)      Bagaimana rasa tanggung jawab anak dalam mengerjakan tugas di sekolah?
f)       Bagaimana kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dengan teman sekolah?
g)      Bagaimana ketrampilan membaca dan menulis anak?
h)      Bagaimana kemampua anak dalam belajar di sekolah?

Masa adolensence
a)      Bagaimana kemampuan remaja dalam mengatasi masalah yang dialami secara mandiri?
b)      Bagaimanan kemampuan remaja dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan bentuk dan
fungsi tubuh yang dialami?
c)      Bagaimana kematangan identitas seksual?
d)     Bagaimana remaja dapat menjalankan tugas perkembangannya sebagai remaja?
e)      Bagaiman kemampuan remaja dalam membantu pekerjaan orang tua di rumah (misalnya
membersihkan rumah, memasak)?
Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang
mengalami AttentionDeficytHiperactivityDisorder (ADHD) antara lain:
1.      Pengkajian riwayat penyakit
a)      Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami masalah saat bayi atau
perilaku hiperaktif hilang tanpa disadari sampai anak berusia todler atau masuk sekolah atau
daycare.
b)      Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan yang utama, seperti sekolah
atau bermain dan menunjukkan perilaku overaktif atau bahkan perilaku yang membahayakan di
rumah.
c)      Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu menghadapi perilaku anak.
d)     Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk mendisplinkan anak atau
mengubah perilaku anak dansemua itu sebagian besar tidak berhasil.

2.      Penampilan umum dan perilaku motorik


a)      Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat dan bergoyang-goyang saat mencoba
melakukannya.
b)      Anak mungkin lari mengelilingi ruang dari satu benda ke benda lain dengan sedikit tujuan atau
tanpa tujuan yang jelas.
c)      Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat melakukan suatu percakapan,
ia menyela, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan berakhir dan gagal memberikan perhatian
pada apa yang telah dikatakan.
d)     Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke topik yang lain. Anak dapat
tampak imatur atau terlambat tingkat perkembangannya

3.      Mood dan afek


a)      Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau tempertantrum.
b)      Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
c)      Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan tampak memiliki sedikit kontrol
terhadap perilaku tersebut.
d)     Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan perlawanan dan kemarahan.
4.      Proses dan isi pikir
Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk mempelajari anak
berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tingkat perkembangan.

5.      Sensorium dan proses intelektual


a)      Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori atau persepsi seperti halusinasi.
b)      Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi tergangguan secara nyata.
c)      Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang berat 2 atau 3 menit pada bentuk
gangguan yang lebih ringan.
d)     Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia sering kali menjawab, saya tidak tahu, karena ia
tidak dapat memberi perhatian pada pertanyaan atau tidak dapat berhenti memikirkan sesuati.
e)      Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan jarang yang mampu menyelesaikan
tugas.

6.      Penilaian dan daya tilik diri


a)      Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian yang buruk dan sering kali tidak
berpikir sebelum bertindak
b)      Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan impulsif, seperti berlari ke
jalan atau melompat dari tempat yang tinggi.
c)      Meskipun sulit untuk mempelajari penilaian dan daya tilik pada anak kecil.
d)     Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu menilai jika dibandingkan dengan
anak seusianya.
e)      Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari sama sekali bahwa perilaku
mereka berbeda dari perilaku orang lain.
f)       Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, "tidak ada yang menyukaiku di sekolah", tetapi
mereka tidak dapat menghubungkan kurang teman dengan perilaku mereka sendiri.

7.      Konsep diri
a)      Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapisecara umum harga diri anak yang
mengalami ADHD adalah rendah.
b)      Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat memiliki banyak teman, dan mengalami
masalah dalam mengerjakan tugas di rumah, mereka biasanya merasa terkucil sana merasa diri
mereka buruk.
c)      Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka sendiri sebagai orang yang buruk
dan bodoh

8.      Peran dan hubungan


a)      Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademis maupun sosial.
b)      Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang menyebabkan perselisihan dengan
saudara kandung dan orang tua.
c)      Orang tua sering meyakini bahwa anaknya sengaja dan keras kepala dan berperilaku buruk
dengan maksud tertentu sampai anak yang didiagnosis dan diterapi.
d)     Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki keberhasilan yang terbatas pada
beberapa kasus, anak menjadi tidak terkontrol secara fisik, bahkan memukul orang tua atau
merusak barang-barang miliki keluarga.
e)      Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun secara fisik.
f)       Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan pengasuh atau babysister
mungkin menolak untuk mengasuh anak yang mengalami ADHD yang meningkatkan penolakan
anak.

9.      Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri


Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak meluangkan waktu untuk makan
secara tepat atau mereka tidak dapat duduk selama makan. Masalah penenangan untuk tidur dan
kesulitan tidur juga merupakan masalah yang terjadi. Jika anak melakukan perilaku ceroboh atau
berisiko, mungkin juga ada riwayat cedera fisik.

B.     DIAGNOSA
Beberapa diagnosa yang mungkin muncul pada kasus anak dengan hiperaktivitas antara lain :
1.      Harga diri rendah situasional berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
2.      Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsif.
3.      Ketidakefektifankoping  individu berhubungan dengankelainan fungsi darisystem keluarga dan
perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan penelantaran anak.
4.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif.
5.      Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa takut terhadap
kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang tidak
memuaskan.
6.      Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau umpan balik
negatif yang berulang yang mengakibatkan penurunan makna diri.
7.      Penurunan koping keluarga berhubungan dengan perasaan bersalah yang berlebihan, marah atau
saling menyalahkan diantara anggota keluarga tentang perilaku anak, kepenatan orang tua karena
menghadapi anak dengan gangguan dalam jangka waktu yang lama.
8.      Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhan terapi
berhubungan dengan kurang sumber informasi, interpretasi yang salah tentang informasi.

C.    PERENCANAAN

Diagnosa Rencana Tujuan


No Rencana Tindakan Rasio
keperawatan Dan Kriteria Hasil
1 Harga diri rendah situasional Tujuan : Mandiri : Mandiri
berhubungan dengan koping Anak memperlihatkan 1.    Hal ini pen
individu tidak efektif perasaan-perasaan 1.      Pastikan bahwa sasaran- pasien untuk
nilai diri yang sasaran yang akan sesuatu, mak
meningkat saat untuk aktivitas
dicapai adalah realistis.
pulang, dengan mana kemung
criteria hasil : sukse adalah m
1.    Ekspresi verbal dari kesuksesan
aspek-aspek positif meningkatkan
tentang diri, anak.
pencapaian masalalu
dan prospek-prospek 2.  Komunikasi
masa depan penerimaan An
2.    Mampu anak sebaga
mengungkapkan 2.      Sampaikan perhatian hidup yang be
persepsi yang positif tanpa persyaratan untuk meningkatkan
tentang diri pasien.
3.  Hal ini
3.    Anak berpartisipasi
menyampaikan
dalam aktivitas-
bahwa Anda m
aktivitas baru tanpa
dia berharga u
memperlihatkan rasa
takut yang ektrim 3.      Sediakan waktu bersama Anda.
terhadap kegagalan. anak, keduanya pada
satu ke satu basis dan
pada aktivitas-aktivitas4.  Aspek positif y
kelompok. anak
mengembangka
rencana untu
4.      Menemani anak dalam karakteristik
mengidentifikasi aspek- dilihatnya seba
aspek positif dari diri negatif.
anak.
5.  Memberikan b
positif untuk
amsalah
pengembangan
5.      Bantu anak mengurangi perilaku-perilak
penggunaan yang
penyangkalan sebagai adaptif. Pengua
suatu mekanisme membantu m
bersikap membela. harga di
meningkatkan
perilaku-perilak
dapat diterima

6.  Pengakuan da
positif mening
diri.

6.      Memberikan dorongan
dan dukungan kepada
pasien dalam mengalami
rasa takut terhadap
kegagalan dengan
mengikuti aktivitas-
aktivitas terapi dan
melaksanakan tugas-
tugas baru dan berikan7.  Pendekatan
pengakuan tentang kerja disebut shap
keras yang berhasil prosedur peri
dengan penguatan positif pendekatan ya
untuk usaha-usaha yang turut akan pe
dilakukan. diinginkan,
secara posit
7.      Beri umpan balik positif memungkinkan
kepada klien jika memberikan
melakukan perilaku yang kepada klien
mendekati pencapaian menunjukkan h
tugas. sebenarnya sec

2. Risiko cedera berhubungan Tujuan : Mandiri : Mandiri :


dengan hiperaktivitas dan Anak tidak akan 1.  Anak – anak
perilaku impulsif. melukai diri sendiri 1.    Observasi perilaku anak tinggi untuk
atau orang lain dengan secara sering. Lakukan pelanggaran
kriteria hasil : hal ini melalui aktivitas pengamatan ya
1.      Darurat dipertahankan sehari – hari dan untuk mecegah
pada tingkat di mana interaksi untuk membahayakan
pasien merasa tidak menghindari timbulnya sendiri atau ora
perlu melakukan rasa waspada dan
regresi. 2.  Pernyataan–pe
kecugiaan.
2.      Anak mencari staf verbal seperti
untuk mendiskusikan 2.     Observasi perilaku– bunuh diri,” ata
perasaan – perasaan perilaku yang mengarah ibu saya tidak
yang sebenarnya. pada tindakan bunuh menyusahkan
3.      Anak mengetahui, diri. saya” atau
mengungkapkan dan perilaku non v
menerima membagi – bag
kemungkinan – barang yan
konsekuensi dari alam
perilaku maladaptif berubah.Keban
diri sendiri. yang mencoba
diri telah m
maksudnya b
verbal atau non

3.   Pertanyaan-pe
yang langsung
dan mendek
cocok untuk ha
Anak yang
3.    Tentukan maksud dan rencana ya
alat – alat yang digunakan ada
memungkinkan untuk lebih tinggi da
bunuh diri. Tanyakan tidak.
“apakah anda memiliki
rencana untuk bunuh4.  Diskusi tentan
diri?” dan “bagaimana perasaan untuk
rencana anda untuk dengan seseo
melakukannya?” dipercaya
suatu derajat p
pada anak. Sua
membuat p
4.    Dapatkan kontrak verbal menjadi ter
atau tertulis dari anak menempatkan
yang menyatakan tanggung jaw
persetujuannya untuk keamanan de
tidak mencelakakan diri Suatu sikap me
sendiri dan menyetujui sebagai seseo
untuk menemukan staf patut diperha
pada kondisi dimana disampaikan.
pemikiran kearah
tersebut muncul.
5.  Informasi tent
tambahan dar
respon peri
persepsia ana
situasi ini ha
Diskusikan a
dengan anak a
respon – resp
5.    Bantu anak mengenali alternatif
kapan kemarahan terjadi diidentifikasi
dan untuk menerima maladaptif.
perasaan-perasaan
tersebut sebagai6.  Hal ini vital
miliknya sendiri. Apakah mengekspresik
anak telah menyimpan – perasaan m
suatu: buku catatan bunuh diri d
kemarahan “dimana merusak diri se
catatan yang dialami seringkali terl
dalam 24 jam disimpan. suatu akib
kemarahan dia
diri sendiri.

7.  Keamana fisik
6.    Bertindak sebagai model
prioritas dari ke
peran untuk ekspresi
yang sesuai dari
percobaan.
8.  Ansietas dan
dapat diredak
aman dan den
manfaat untuk
cara ini.

7.    Singkirkan semua9.  Hadirnya sese


benda-benda yang dapat
berbahaya dari memberikan ra
lingkungan anak.

8.    Coba untuk
mengarahkan perilaku
kekerasan fisik untuk
ansietas anak (mis.
Kantung pasien untuk
latihan tinju, jogging,
bola voli).

9.    Usahakan untuk bisa


tetap bersama anak jika
tingkat kegelisahan dan
tegangan mulai
meningkat.

3 Ketidakefektifankoping  individu Tujuan: 1.      Pastikan bahwa sasaran-1.    Penting untuk


berhubungan dengankelainan Anak sasarannya adalah nmencapai se
fungsi dari sistem keluarga dan mengembangkan dan realistis. rencana untu
perkembangan ego yang menggunakan aktivitas d
terlambat, serta penganiayaan keterampilan koping kemungkinan u
dan penelantaran anak. yang sesuai dengan adalah mun
umur dan dapat meningkatkan
diterima sosial dengan
kriteria hasil: 2.    Komunikasi
1.      Anak mampu penerimaan
penundaan pemuasan terhadapnya
2.      Sampaikan perhatian
terhadap makhluk hi
tanpa syarat pada anak.
keinginannya, tanpa berguna
terpaksa untuk meningkatkan
menipulasi orang lain.
2.      Anak mampu 3.    Hal ini
mengekspresikan 3.      Sediakan waktu bersama menyampaikan
kemarahan dengan anak, keduanya pada bahwa Anda m
cara yang dapat saty ke satu basis dan dia berharga u
diterima secara sosial pada aktivitas-aktivitas Anda.
3.      Anak mampu kelompok.
4.    Identifikasi
mengungkapkan
positif ana
kemampuan- 4.      Menemani anak dalam membantu
kemampuan koping mengidentifikasi aspek- mengembangka
alternatif yang dapat aspek positif dari dan
diterima secara sosial dalam mengembangkan positif sehingg
koping indiv
sesuai dengan gaya rencana-rencana untuk efektif.
hidup dari yang ia merubah karakteristik
rencanakan untuk yang melihatnya sebagai
menggunakannya negatif.
sebagai respons
5.    Penguatan
terhadap rasa frustasi
5.      Bantu anak mengurangi membantu m
penggunaan harga di
penyangkalan sebagai meningkatkan
suatu mekanisme perilaku-perilak
bersikap dapat diterima
membela. Memberikan
bantuan yang positif
untuk identifikasi
masalah dan
pengembangan dari
perilaku-perilaku koping
yang lebih adaptif. 6.    Pengakuan da
positif mening
6.      Memberi dorongan dan diri.
dukungan kepada anak
dalam menghadapi rasa
takut terhadap kegagalan
dengan mengikuti
aktivitas-aktivitas terapi
dan melaksanakan tugas-
tugas baru. Beri
pangakuan tentang kerja
keras yang berhasil dan
penguatan positif untuk
usaha-usaha yang
dilakukan

4. Gangguan pola tidur Tujuan: 1.      Observasi pola tidur1.    Masalah


berhubungan dengan ansietas Anak mampu untuk anak, catat kondisi- diidentifikasi
dan hiperaktif. mencapai tidur tidak kondisi yang menganggu bantuan dapat d
terganggu selama 6 tidur.
sampai 7 jam setiap 2.    Ansietas yan
malam dengan kriteria gangguan- oleh anak
2.      Kaji
hasil: mengganggu
gangguan pola tidur
1.      Anak berlangsung anak sehing
yang
mengungkapkan tidak berhubungan dengan diidentifikasi p
adanya gangguan- rasa takut dan ansietas-
gangguan pada waktu ansietas tertentu.
tidur. 3.    Kehadiran ses
2.      Tidak ada gangguan- dipercaya mem
gangguan 3.      Duduk dengan anak aman.
yang
dialamti oleh perawat. sampai dia tertidur.
3.      Anak mampu untuk 4.    Kafein adala
mulai tidur dalam 30 SSP yang
menit dan tidur selama
4.      Pastikan bahwa mengganggu ti
6 sampai 7 jam tanpa makanan dan minuman
terbangun. yang mengandung kafein
dihilangkan dari diet5.    Sarana-sarana
anak. meningkatkan
membuat bisa t

5.      Berikan sarana
perawatan yang
membantu tidur
(misalnya: gosok6.    Tubuh membe
punggung, latihan gerak menyesuaikan
relaksasi dengan musik siklus rutin d
lembut, susu hangat dan dan aktivitas.
mandi air hangat).

6.      Buat jam-jam tidur yang7.    Kehadiran ses


rutin, hindari terjadinya dipercaya mem
deviasi dari jadwal ini. aman.

7.      Beri jaminan
ketersediaan pada anak
jika dia terbangun pada
malam hari dan dalam
kondisi ketakutan

5. Ansietas (sedang sampai berat) Tujuan: 1.    Bentuk hubungan 1.      Kejujuran,


berhubungan dengan ancaman Anak mampu kepercayaan dengan dan
konsep diri, rasa takut terhadap mempertahankan anak. Bersikap jujur, meningkatkan
kegagalan, disfungsi system ansietas di bawah konsisten di dalam pada hubun
keluarga dan hubungan antara tingkat sedang, berespons dan dengan staf ata
orang tua dan anak yang tidak sebagaimana yang siap. Tunjukkan rasa
memuaskan. ditandai oleh tidak hormat yang positif dan 2.      Tegangan da
adanya perilaku- tulus. dilepaskan de
perilaku yang tidak dan dengan m
perilaku yang tidak2.    Sediakan aktivitas- anak melalui
mampu dalam aktivitas yang diarahkan aktivitas fisik.
menanggapi terhadap pada penurunan
stres. tegangan dan
pengurangan
ansietas(misalnya
berjalan atau joging, bola
3.      Anak-anak ce
voli, latihan dengan
musik, pekerjaan rumah menolak hubu
masalah-masal
tangga, permainan-
dengan
permainan kelompok.
mereka.Gunaka
mekanisme-me
3.    Anjurkan anak untuk pertahanan p
mengidentifikasi pemibdahan y
perasaan-perasaan yang lebihkan.
sebenarnya dan untuk
mengenali sendiri
4.      Ansietas den
perasaan-perasaan dapat menular
tersebut padanya. lain.

5.      Keamanan a
4.    Perawat harus prioritas kepera
mempertahankan
suasana nyaman pada
pasien.

6.      Sebagaimana
dapat
5.    Tawarkan bantuan pada mengembangka
waktu-waktu terjadi kecurigaan pa
peningkatan individu yang
ansietas. Pastikan menafsirkan
kembali akan sebagai suatu a
keselamatan fisik dan
fisiologis. 7.      Rencana
memberikan an
6.    Penggunaan sentuhan aman untuk
menyenangkan untuk yang lebih
beberapa terhadap kondi
anak. Bagaimanapun jika terjadi lagi
juga anak harus berhati-
hati terhadap
penggunaan. 8.      Obat-obatan
ansietas
diazepam,
7.    Dengan klordiasepoksid
berkurangntaansietas, ) memberika
temani anak untuk lega terhadap
mengetahui peristiwa- yang tidak b
peristiwa tertentu yang ansietas dan m
mendahului kerjasama an
serangannya. Berhasil terapi.
pada respons-respons
alternatif pada kejadian
selanjutnya.

8.    Lakukan kolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian obat
penenang sesuai dengan
yang diperintahkan. Kaji
untuk keefektifitasannya,
dan beri petunjukkepada
anak mengenai
kemungkinan efek-efek
samping yang memberi
penharuh berlawanan.
6. Koping defensif berhubungan Tujuan: 1. Kenali dan dukung 1.      Memfokuskan
dengan harga diri rendah, kurang Anak akan kekuatan-kekuatan ego aspek pos
umpan balik atau umpan balik mendemonstrasikan dasar. kepribadian
negatif yang berulang yang kemampuan untuk membantu
mengakibatkan penurunan berinteraksi dengan memperbaiki k
makna diri. orang lain tanpa
menjadi defensif, 2.      Identifikasi ma
perilaku 2.        Beri semangat kepada langkah per
merasionalisasi atau anak untuk menteahui proses perubah
mengekspresikan dan mengungkapkan dan resolusi.
pikiran waham bagaimana perasaan ini
kebesaran dengan menimbulkan perilaku
kriteria hasil: defensif, seperti
1.    Anak menyalahkan oprang lain
mengungkapkan dan karena prilakunya
menerima tanggung sendiri.
jawab terhadap 3.      Anak mungk
perilakunya sendiri. 3.      Beri cepat sebenarnya pengetahuan
2.    Anak umpan balik yang tidaj bagaiamna d
mengungkapkan mengancam untuk oleh orang
korelasi antara perilaku-perilaku yang informasi ini
perasaan-perasaan tidak dapat diterima yang tidak
ketidakseimbangan dapat memb
dan kebutuhan untuk mengeliminasi
mempertahankan ego yang tidak diin
melalui rasionalisasi
dan kemuliaan. 4.      Bermain
3.    Anak tidak memberikan p
menertawakan atau untuk mengha
mengkritik orang lain.4.      Bantu anak untuk situasi yang su
4.    Anak berinteraksi mengidentifikasi situasi- hal tersebut
dengan orang lain situasi yang terjadi.
dengan situasi-situasi menimbulkan sifat
kelompok tanpa defensif dan praktik
bersikap defensif. bermain peran dengan 5.      Umpan bal
respons-respons yang meningkatkan
lebih sesuai. dan member
untuk mengula
perilaku yang d
5.      Beri dengan segera
umpan balik positif 6.      Keberhasilan
untuk perilaku-perilaku meningkatkan
yang dapat diterima.

7.      Karena
6.      Membantu anak untuk kemampuan
menetapkan sasaran- memecahkan
sasaran yang realistis, bantuan
konkret dan diperlukan unt
membutuhkan tindakan- kembali
tindakan yang cocok mengembangka
untuk mencapai sasaran- baru, pada kon
sasaran ini. metode-metode
baru tertentu t
7.      Evaluasi dengan anak efektif.
keefektifan perilaku-
perilaku yang baru dan
diskusikan adanya
perubahan untuk
perbaikan.

7. Penurunan koping keluarga Tujuan: 1.    Berikan informasi dan1.      Pengetahuan


berhubungan dengan perasaan Orang tua material yang ketrampilan
bersalah yang berlebihan, marah mendemonstrasikan berhubungan dengan dapat m
atau saling menyalahkan metode intervensi gangguan anak dan keefektifan p
diantara anggota keluarga yang lebih konsisten teknik menjadi orang tua tua.
tentang perilaku anak, kepenatan dan efektif dalam yang efektif.
orang tua karena menghadapi berespons perilaku
anak dengan gangguan dalam anak dengan kriteria2.    Dorong individu untuk 2.      Konseling su
jangka waktu yang lama. hasil: membantu kel
mengungkapkan
1.    Mengungkatkan dan perasaan secara verbal mengembangka
mengatasi perilaku dan menggali alternatif koping.
negatif pada anak. cara berhubungan
2.    Mengidentifikasi dan dengan anak
menggunakan sistem 3.      Penguatan po
pendukung yang3.    Beri umpan balik positif meningkatkan
dibutuhkan. dan mendorong
dan dorong metode upaya.
menjadi orang tua yang
efektif. 4.      Masalah
mempengaruhi
anggota kel
4.    Libatkan saudara tindakan lebih
kandung dalam diskusi setiap orang te
keluarga dan terapi tersebut.
perencanaan interaksi
keluarga yang lebih 5.      Terapi kelua
efektif. membantu
masalah glo
mempengaruhi
struktur
keluarga. Gang
5.    Libatkan dalam salah satu angg
konseling keluarga. akan m
seluruh anggot

6.      Mengembangk
pendukung
meningkatkan
diri dan keefe
tua.Pemberian
atau harapan
depan.

6.    Rujuk pada sumber


komunitas esuai indikasi,
termasuk kelompok
pendukung orang tua,
kelas menjadi orang tua.

8. Defisit pengetahuan tentang Tujuan: 1.      Berikan lingkungan1. Peredaan dala


kondisi, prognosis, perawatan Mengungkapkan yang tenang, ruang kelas lingkungan
diri dan kebutuhan terapi secara verbal berisi dirinya sendiri, menurunkan
berhubungan dengan kurang pemahaman tentang aktivitas kelompok distraktibilitas.
sumber informasi, interpretasi penyebab masalah kecil. Hindari tempat kecil dapat m
yang salah tentang informasi. perilaku, perlunya yang terlalu banyak kemampuan
terapi dalam stimulasi, seperti bus pada tugas da
kemampuan sekolah, kafetaria yang klien mempela
perkembangan dengan ramai, aula yang banyak. yang tepat de
kriteria hasil: lain, menghi
1.    Berpartisipasi dalam terisolasi.
pembelajaran dan m, 2.Keterampilan
ulai bertanya dan terurut
mencari 2.      Beri materi petunjuk meningkat. Me
informasi
secara mandiri. format tertulis dan lisan anak
2.    Mencapai tujuan dengan penjelasan pemecahan
kognitive yang langkah demi langkah. mempraktekka
konsisten sesuai situasional. Ke
tingkat temperamen. efektif dapat m
tingkat kinerja.
3.    Penggunaan p
mungkin
mengakibatkan
kenaikan ke
3.      Ajarkan anak dan perubahan
keluarga tentang ketrampilan stu
penggunaan 4.    Keefektifan ko
psikostimulan dan mungkin meni
antisipasi respons terapi tidak ter
perilaku. juga tidak ter
intervensi signi
kurangnya
interdisiplin.
4.      Koordinasi seluruh
rencana terapi dengan
sekolah personel
sederajat, anak, dan
keluarga

D. IMPLEMETASI
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri
dari tindakan mandiri, saling ketergantungan / kolaborasi, dan tindakan rujukan /
ketergantungan.Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan.

E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan hiperaktif
antara lain:
1.      Anak mampu memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang meningkat saat pulang.
2.      Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain.
3.      Anak mampu mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping yang sesuai dengan
umur dan dapat diterima sosial.
4.      Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7 jam setiap malam.
5.      Anak mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedang, sebagaimana yang ditandai
oleh tidak adanya perilaku-perilaku yang tidak perilaku yang tidak mampu dalam menanggapi
terhadap stres.
6.      Anak mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa
menjadi defensif, perilaku merasionalisasi atau mengekspresikan pikiran waham kebesaran.
7.      Orang tua dapamendemonstrasikan metode intervensi yang lebih konsisten dan efektif dalam
berespons perilaku anak.
8.      Dapat mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang penyebab masalah perilaku, perlunya
terapi dalam kemampuan perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Aniez. 2010. Definisi Anak Hiperaktif. From :http://aniezandmyprince.blogspot.com/2010/03/ definisi-


anak-hiperaktif.html. [diakses 7 april 2012]
Baniah Sri Handayani. 2011. Penyebab Anak Hiperaktif. From :http://www.ibudanbalita.
com/diskusi/pertanyaan/59679/penyebab-anak-hiperaktif. [diakses 7 april 2012]
Erfansyah, H.R. 2011. Keperawatan Anak Hiperaktif. From : http://erfansyah.blogspot.com
/2011/01/kep-anak-hiperaktif.html [diakses: 8 April 2012 ]
Heri. 2012. Asuhan keperawatan anak dengan HIPERAKTIF.
From:http://mydocumentku.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-anak-dengan_8226.html 
[diakses: 8 April 2012]
Surana, Taufan. 2003. Mengarahkan Anak Hiperaktif.
From:http://www.balitacerdas.com/perilaku/hiperaktif.html[diakses: 8 April 2012]
Sacharin, Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedahBrunner&Suddarth. Jakarta: EGC

Diposting 26th May 2012 oleh Kadek Santya


  

Anda mungkin juga menyukai