PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker ovarium merupakan suatu kanker yang belum diketahui
penyebabnya.Kanker Ovarium sering ditemukan wanita yang berumur 40 -
74 tahun. Penyebaran suatu kanker ovarium bisa menyebar kebagian yang
lain,seperti daerah panggul dan perut melalui getah bening dan melalui
peredaran darah untuk menuju kehati dan paru-paru.
Karsinoma ovarium adalah jenis epitel adalah penyebab utama
kematian akibat kanker ginekologi diamerika serikat. Pada tahun 2003
diperkirakan terdapat 25.400 kasus kanker dengan 14.300 kematian yang
mencakup kira- kira 5% dari semua kematian wanita karena kanker.
Meskipun mayoritas kanker ovarium adalah jenis epitelial,kanker
ovarium dapat juga berasal dari sel yang terdapat diovarium. Tumor
ovarium yang berasal dari sel germinal yang kelasifisikan sebagai
disgerminoma dan teratoma sedangkan tumor ovarium yang berasal dari sel
folikel di kelasifisaikan sebagai sex cord stromal terutama tumor sel
granulosa dan tumor yang berasal dari stroma ovarium adalah sarkoma.
Akan tetapi angka kejadian tumor ovarium non epitelial kecil sekali sehingga
dianggap angka kejadian seluruh kanker ovarium.
Kanker ovarium jarang ditemukan pada umur dibawah 40 tahun .
Angaka kejadian meningkat dengan makin tuanya usia 15 – 16 per 100.000
pada usia 40 -44 tahun menjadi paling tinggi dengan angka kematain 57 per
100.000 pada usia 70 – 74 tahun.Usia median saat diagnosis adalah 63
tahun dan 48 % penderita berusia diatas 65 tahun.
Pada tahun 2005, Masyarakat kanker Amerika memperkirakan bahwa
22.220 kasus baru kanker ovarian akan bisa di diagnosa, dan itu kan
membunuh 16.200 wanita. Hanya 77% kasus yang mempunyai tingkat nilai
survival 1 tahun, 44% kasus yang mempunyai tingkat nilai suvival 5 tahun.
Dan hanya 19% kasus saja kasus yang di diagnosa sebelum metastasis
terjadi. Hal tersebut disebabkan Oleh karena ketiadaan adanya deteksi dini
peyakit dan kemajuan penyakit yang cepat. Sehingga menyebabkan angka
kematian yang sebabkan oleh kanker Ovari meningkat.
Karena belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium
70% kasus ditemukan kasus pada keadaan yang sudah usia lanjut yakni
tumor yang menyebar jauh dari ovarium.
Kebanyakan dari khasus keganasan pada ovarium terdeteksi saat
sudah memasuki stadium lanjut sehingga saat diketahui sudah parah.
Biasanya orang yang menderit Ca Ovarium tampak kurus dan perut asites.
Karena proses perjalanan penyakit yang ditmbulkan dari kanker tersebut,
sehingga penderita mengalami anorexia atau tidak nafsu makan karena
mual dan muntah. Sedangkan asites itu sendiri ditimbulkan akibat dari
cairan tumor dan tumor itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Ca Ovarium?
2. Apa saja Etiologi Ca Ovarium?
3. Apa saja Manifestasi Klinis Ca Ovarium?
4. Bagaimana Patofisiologi Ca Ovarium?
5. Bagaimana Anatomi fisiologi sistim reproduksi reproduksi?
6. Apa saja Klasifikasi, stadium dan derajat Ca Ovarium?
7. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang dan Penatalaksanaan Ca Ovarium?
8. Bagaimana Cara pencegahan Ca Ovarium?
9. Bagaimana Asuhan keperawatan Ca Ovarium?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan definisi Ca Ovarium
2. Mampu memahami etiologi Ca Ovarium
3. Mampu menjelaskan manifestasi klinis Ca Ovarium
4. Mampu Memahami patofisiologi Ca Ovarium
5. Mampu menjelaskan Klasifikasi, stadium danderajat Ca Ovarium
6. Mampu menjelaskan cara pencegahan Ca Ovarium
7. Mampu memahami penatalaksanaan Ca Ovarium
8. Mampu membuat asuhan keperawatan Ca Ovarium
D. Manfaat Penulisan
Setelah membuat makalah ini kelompok dapat memahami tentang
Kanker Ovarium dan asuhan keperawatan terhadap klien dengan Kanker
Ovarium.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan
tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium,
diantaranya:
3. Manifestasi Klinis
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
a. Stadium Awal
Gangguan haid, Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan
rectum), Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria), Nyeri spontan
panggul (pembesaran ovarium), Nyeri saat bersenggama (penekanan /
peradangan daerah panggul).
b. Stadium Lanjut
Penyebaran ke omentum (lemak perut), Perut membuncit, Kembung
dan mual, Gangguan nafsu makan, Gangguan BAB dan BAK, Dyspepsia.
4. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Alat kelamin luar :
1) Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang
lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simpisis
pubis.Mons banyak mangandung banyak kelenjar sebasea (minyak) dan
ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas,
yakni sekitar satu sampai dua bulan sebelum wanita haid.
2) Labia mayora
Labia mayora sangat sensitis terhadap sentuhan, nyeri dan suhu
tinggi.Hal ini di akibatkan adanya saraf – saraf yang menyebar luas, yang
juga berfungsi selama rangsangan seksual.
3) Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan
kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang memanjang kearah
bawah dari bawah kritoris ddan menyatu dengan fourchette. Sementara
bagiian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
media labia minora sama dengan mukosa vagina : merah muda kemerahan
dan memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional
atau stimulus spesifik. Kelenjar – kelenjar labia minora juga melumasi
vulva.Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif,
sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.Ruangan di antara labia minora
disebut vestibulum.
4) Kritoris
Kelenjar sebasea kritoris menyekresi sigma, suatu substansi lemak
seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon
(senyawa organic yang memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan anggota
lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan respon tertentu, yang
dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria). Fungsi utama kritoris adalah
menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
5) Prepusium kritoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri memisah
menjadi bagian media dan lateral.Bagian lateral menyatu dibagian atas
kritoris dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait.
Bagian media menyatu dibagian bawah kritoris untuk membentuk frenulum.
Kadang – kadang prepusium menutupi kritoris. Akibatnya, daerah ini
terlihat seperti suatu muara yang dapat disalah artikan sebagai meatus
uretra, bila perawat tidak mengidentifikasi struktur – struktur dalam vulva
dengan seksama.Usaha memasukan kateter ke daerah yang sensitif ini
dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
6) Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan tranversal yang pipih dan tipis,
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis
tengah di bawah orifisium vagina.
7) Perineum
Perineum adalah daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus.
b. Fisiologi
Wanita pada umumnya mempunyai dua indung telur, masing - masing
di kanan dan kiri rahim.Ovarium terletak pada lapisan belakang Ligamentum
Latum. Ovarium besarnya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira - kira 4 cm, lebar dan tebal kurang lebih 1,5 cm.
Sebagian besar ovarium berada diintraperitoneal dan tidak dilapisi
peritoneal. Sebagian kecil ovarium berada didalam Ligamentum Latum, dan
di sini masuk pembuluh darah darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang
menghubungkan lapisan belakang Ligamentum Latum dengan ovarium
dinamakan mesovarium.
Adapun fungsi ovarium yaitu menghasilkan sel telur ( ovum ) yang
matang, menghasilkan dan mensekresi estrogen, progesterone, dan ikut
serta mengatur siklus haid.
WOC Ca.Ovarium
Obat
kesuburan
Faktor Resiko :
Obesitas
Paparan zat kimia
- Pernah menderita kanker payudara
STADIUM 1
Pembesaran massa kanker Bermetastase mengikuti
Bermetastase ke uterus
Peredaran cairan peritonium
6. Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi :
a. Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium,
pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun
jika terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang
merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar
dari jenis kanker ovarium.Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis tidak
jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor borderline
atau tumor yang berpotensi ganas.
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1) Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2) Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar, histologinya
bervariasi)
3) Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)
4) Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5) Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
7. Stadium Ca Ovarium
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation
International of Ginecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :
a. Stadium I : Pertumbuhan terbatas pada ovarium
- Stadium Ia
Pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel
ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
- Stadium Ib
Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas,
tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
- Stadium Ic : Tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
b. Stadium II : Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan
ke panggul
- Stadium IIa : Perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
- Stadium IIb : Perluasan jaringan pelvis lainnya
- Stadium IIc : Tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang
mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
c. Stadium III : Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di
peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas
dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau
omentum.
- Stadium IIIa : Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah
bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis
terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum
abdominal.
- Stadium
IIIb : Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan
implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter
melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.
- Stadium
IIIc : Implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau
kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
8. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis
yang dilakukan dengan :
a. Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
b. Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan
kristik.
c. Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di
mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau
kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
d. Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium
sering ditemukan peningkatan kadar CA 12
e. X-ray
f. Pencitraan lain
- Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah
memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan
menggunakan metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara
alamiah dihasilkan oleh tubuh.
- Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan
cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang
berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih
cepat/banyak daripada sel-sel normal.
- CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk
mencitrakan bagian dalam tubuh.
g. Scanning radioaktif.
h. Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan
sonogram ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan
abnormalitas pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola
suara yang dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
i. Endoskopi
9. Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi.Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b
dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan
kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan
interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek
samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati,
fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan
sistem kardiovaskuler.
Metode terapi utama yaitu :
a. Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal
Melalui insisi perkutan dimasukkan dua tabung silicon intraperitoneal,
satu diletakkan di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di resesus
posterior kavum pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen. Obat yang
diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam 3000-4000cc larutan garam
faal. Sebelumnya larutan itu dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan
temperatur itu dipertahankan. Lalu melalui satu tabung silicon dialirkan ke
rongga abdomen, setelah 8-12 jam larutan dikeluarkan lewat tabung yang
lainnya. Kecepatan pemberian adalah 500cc per jam. Setiap minggu
dilakukan 1-2 kali. Efek buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat
serentak diberikan lidokain intraperitoneal.
b. Imunoterapi intraperitoneal
Masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen, suntikkan obat
kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan imunomodulator,
umumnya digunakan vaksen kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali.
Pasca injeksi dapat timbul demam yang mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian
reda spontan. Demam pertanda respons imun bekerja, tidak akan
berdampak buruk.
c. Krioablasi argon-helium
Terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau metastasis
rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argon-
helium. Metode ini setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien
jauh lebih keci dibandingkan operasi.
d. Terapi intra-arteri
Melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai arteri
ovarial, suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol.
Jepang melaporkan terapi dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium
menyusut rata-rata 49%. Kami sering mengombinasikan cara ini dengan
krioablasi argon-helium. Seorang pasien dari kota Shenyang di RRC, usia 56
tahun, kavum pelvis penuh dengan tumor disertai asites, setelah terapi
intra-arteri dan krioablasi argon-helium, lesi lenyap total, hingga kini 18
bulan tidak tampak kekambuhan.
Penatalaksanaan yang lain yaitu melalui operasi pengangkatan :
a. Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan
pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya
(saluran indung telur).
b. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan
pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan
struktur di sekitarnya.
c. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan
pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan
struktur di sekitarnya.
10. Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur,
termasuk:
a. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah
menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50
persen, sesuai dengan ACS.
b. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak
menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak
juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
c. Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Andadiikat atau memiliki
histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
11. Komplikasi
a. Penyebaran kanker ke organ lain
b. Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya
berbagai organ
c. Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
d. Intestinal Obstructions Usus Penghalang
e. Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim,
kandung kemih, usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke
paru-paru.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Amnanesa
- Identitas
- Data biologis/fisiologis : keluhan utama, riwayat keluhan utama
- Riwayat kesehatan masa lalu : apakah pernaah mederita kanker payudara,
rahim dan lainnya
- Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
- Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid
- Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas, hamil
- Data psikologis/sosiologis : Reaksi emosional setelah penyakit diketahui
b. Pemeriksaan fisik
a. Aktifitas istirahat
Biasanya klien mengalami kelemahan / keletihan, perubahan pada
pola tidur karna adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti
nyeri, ansietas, keringat malam dan factor pekerjaan / profesi dengan
pemajanan karsinogen lingkungan , tingkat stress tinggi, pemajanan pada
zat kimia, toksik dan radiasi.
b. Seksualitas
Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak
pasangan seksual, aktifitas seksual dini. Pada kanker Ovarium terdapat
tanda haid tidak teratur, menopouse dini dan menorrhagia.
c. Nyeri / ketidaknyamanan
Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat
(dihubungkan dengan proses penyakit ), Nyeri tekan pada payudara,
demam, ulserasi.
d. Makanan/Cairan
Kaji kebiasaan diet buruk (mis. rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet), Anoreksia, mual/muntah, intoleransi terhadap makanan,
perubahan pada berat badan. Dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen,
lingkar abdomen yang terus meningkat.
e. Integritas ego
Faktor stress, merokok, alcohol, menunda mencari pengobatan,
masalah tentang lesi / cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis, putus
asa.
f. Eliminasi
Pada kanker ovarium Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri
pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri saat berkemih,
sering berkemih, Perubahan pada bising usus, distensi Abdomen.
g. Neurosensori
Pusing, sinkope
h. Interaksi social
Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung, riwayat
perkawinan,dukungan dan bantuan, masalah tentang fungsi dan tanggung
jawab peran
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis,
penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
akibat penekanan usus.
c. Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan
difragma
d. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk abdomen
e. Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada
daerah pelvis
f. Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan pengobatannya.
3. Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
.
1. Nyeri berhubungan dengan Tujuan: Manajemen nyeri :
kompresi serabut saraf daerah Menghilangkan nyeri a. Kaji nyeri secara
pelvis, penekanan perut KH: komprehensif
bagian bawah akibat kanker a. Nyeri teratasi b. Ajarkan teknik nafas
metastasis. b. Klien merasa nyaman dalam untuk mengurangi
nyeri
c. Ajarkan teknik
pengendalian nyeri
d. Kolaborasi pemberian
analgetik
e. Monitor TTV
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan Tujuan : Manajemen nutrisi :
tubuh berhubungan dengan Status nutrisi terpenuhi a. Kaji adanya elergi
mual, muntah akibat KH : makanan
penekanan usus. a. Peningkatan BB b. Monitor jumlah nutrisi
b. Nafsu makan klien dan kandungan kalori
meningkat c. Kaji kemampuan
mendapatkan nutrisi
d. Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
e. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jenis makanan
3. Gangguan pola nafas tidak Tujuan : Monitor ventilasi
efektif berhubungan dengan Kepatenan jalan nafas a. Monitor pola nafas
penekanan difragma KH: b. Monitor status O2
Menunjukkan pola nafasc. Batasi aktivitas dan
yang efektif mobilisasi klien
d. Mengistirahatkan klien
dengan posisi
semifowler
e. Kolaborasi pemberian
terapi oksigen
C. Contoh Kasus
Ny. B ( 54 tahun ) didiagnosa menderita Ca Ovari stadium IIA.
Riwayat kehamilan GP3A1. Masing – masing An. A ( laki – laki 26 tahun ),
An. D ( perempuan 22 tahun ), An. H ( perempuan 18 tahun ). Suami Ny.B
( Tn.G 57 tahun ) bekerja sebagai seorang admin di sebuah perusahaan.
Berdasarkan pengakuan Ny. B saudara sepupu jauhnya ada yang menderita
penyakit kanker, tetapi kanker payudara. Rencanya Ny. B akan dilakukan
operasi untuk mengangkat kankernya 5 hari ke depan. Ny. B mengatakan
terasa sakit di perut bagian bawah kanan dengan skala nyeri 7 dan perutnya
terlihat semakin membesar tampak seperti orang hamil. Klien tampak
meringis menahan sakit dan tampak memegang perutnya, tampak wajah
pucat dan keluar keringat. Belakangan menstruasinya tidak teratur dan
sangat sedikit saat menstruasi. Klien juga mengatakan BB nya turun dari 52
kg menjadi 46 kg 2 bulan terakhir karena tidak nafsu makan.Tinggi badan
klien 165 cm dan klien terlihat kurus dan kuliatnya terlihat kering. Ny. B
juga mengatakan cemas dan takut pada operasi yang akan dijalaninya dan
tentang penyakitnya. Setiap ada perawat yang datang di kamar, klien selalu
bertanya apakah dia bisa sembuh. Klien juga tampak gelisah dan murung.
Saat dilakukan pemeriksaan IMT dan TTV didapatkan hasil sebagai berikut :
IMT = BB/TB2
=46/(1,65)2=16,89
TD : 100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit, RR : 26x/menit, Suhu : 37,7 0C.
1. Pengkajian
Nama Mahasiswa : Nadia Filtasari
Tanggal Pengkajian : 20 April 2014
a. Identitas
Nama : Ny. B
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Bukittinggi
Diagnosa Medis : Ca Ovarium
Penanggung Jawab
Nama : Tn. Eko
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Ekonomi
Pekerjaan : Admin di sebuah perusahaan swasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Bukittinggi
Hubungan dengan klien : Suami
b. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah dan perutnya
terlihat semakin membesar tampak seperti orang hamil.
c. Riwayat Kesehatan
i. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut bagian
kanan bawah, klien juga mengatakan menstruasinya tidak teratur dan
sangat sedikit saat menstruasi. Berat badan klien juga turun karena klien
tidak nafsu makan. Dokter mendiagnosa Ny. B menderita Ca Ovarium
stadium II A.
j. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun. Hanya
klien sering mengeluh masuk angin dan badannya sering pegal-pegal dan
capek. Biasanya klien hanya membeli obat di warung atau di apotek dengan
jenis
k. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan sepupunya pernah menderita kanker payudara.
d. Riwayat Obstetri
l. Riwayat Menstruasi
Menarche : umur 13 tahun Siklus teratur
Banyaknya/Lamanya : 5 hari
HPHT : Keluhan :nyeri saat hari 1-3 menstruasi
m. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB sejak 4 tahun yang lalu dengan menggunanakan
jenis kontrasepsi IUD
e. Genogram
Keterangan :
= Laki – laki
= Prempuan
= Klien
= Meninggal
= Tinggal serumah
s. Eliminasi fekal/bowel
Klien BAB normal dalam sehari 1X, klien mengatakan jarang sekali
menderita diare. Tetapi klien mengatakan akhir-akhir ini klien sering
konstipasi.
t. Eliminasi urin
Klien tidak mengalami masalah pada saat BAK , hanya saja akhir-akhir
ini saat BAK klien merasa agak nyeri.
g. Pemeriksaan Fisik
u. Keadaan umum : Pasien tampak lemah
v. Pemeriksaan TTV : TD : 100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit,
RR : 26x/menit, Suhu : 37,70 C.
- TB/BB : 165 Cm / 52 Kg
- Kepala
Bentuk kepala klien simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada hematom,
rambut klien bersih tidak rontok.
- Muka
Bentuk muka klien simetris, muka klien nampak pucat dan
berkeringat, tidak ada lesi pada muka klien.
- Mata
Sklera klien berwarna putih bersih, terdapat sekret pada mata,
konjungtiva anemis.
- Hidung
Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, tidak ada lesi juga
tidak ada epistaksis, tidak ada polip.
- Mulut
Pada pemeriksaan bibir klien didapatkan bibir klien kering, tidak ada
stomatitis.
- Telinga
Pada telinga klien bentuknya simetris, telinga klien sedikit kotor.
- Leher
Pemeriksaan leher ,tidak terdapat pembesaran pada kelenjar thyroid,
tidak ada kaku kuduk, reflek menelan baik, dan saat dilakukan pengukuran
JVP didapatkan nilai 2 yang berarti tidak ada pelebaran JVP
- Torax
Paru-Paru
Insfeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus nya sama antara kanan dan kiri
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bronkovesikuler
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Katup teraba kuat, katup pulmonal teraba kuat,
katup trikuspidalis teraba kuat, iktus kordis teraba
kuat.
Auskultasi : Bunyi jantung S1 S2 normal.
- Abdomen
Inspeksi : Abdomen klien asites
Auskultasi : Peristaltik usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+) dan Keras
Perkusi : Tympani
- Genetalia
Genitaliaklien warnanya sama dengan warna kulit, tidak terdapat lesi
pada vulva, ada cairan abnormal pada genitalia klien. Pada palpasi tidak
terdapat nyeri.
- Ekstremitas
Tonus klien lemah, klien tidak bertenaga.
- Sensori, persepsi dan kognitif
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori. Kllien juga tidak
menggunakan alat bantu peenglihatan dan alat bantu untuk berjalan.
Pendengaran klien masih normal dan tidak mengalami gangguan. Penciuman
klien masih normal.
h. Riwayat Psikososioal Budaya Dan Spiritual
Psikologis : Klien mengatakan cemas, klien juga takut terhadap
penyakitnya bisa sembuh atau tidak.
Sosial : Kehidupan sosial sehari-hari dengan tetangganya baik.
Klien juga mengikuti arisan di lingkungan tempat
tinggalnya.
Budaya : Klien menganut Bali yang sangat kuat, walaupun dirinya
sekarang tinggal di Jawa.
Spiritual : Klien mengatakan bahwa dirinya seorang pemeluk islam
yang taat. Klien rajin melaksanakan perintah untuk
beribadah.
i. Pemeriksaan Penunjang
- USG : perut dan panggul menunjukkan massa ovarium dan ascites.
- Rontgen thorax : didapatkan efusi pleura
- Pemeriksaan laboratorium
Hb :11g/dl, Ht : 45% , Albumin : 2,5g/dl
- Pemeriksaan serum CA 125 : 50 U/L ( normal : 35 U/L)
j. Program pengobatan
Cairan IV : Terpasang infuse RL
Obat peroral : Asam mefenamat 500mg per oral.
Analisa Data
No Masalah
Data Etiologi
. Keperawatan
1. DO :
- Klien tampak Proses Nyeri
meringis menahan Pertumbuhan/Perkembangan
sakit dan tampak sel Kanker
memegang perutnya
- Klien terlihat pucat
dan mengeluarkan
keringat
- Perut klien terlihat
semakin membesar
tampak seperti orang
hami
TD : 100/70 mmHg,
nadi : 110x/menit,
RR : 26x/menit,
suhu : 37,70 C.
DS :
- Klien mengatakan
terasa sakit di perut
bagian bawah kanan
- Skala nyeri klien 7
2. DO :
- Klien terlihat kurus Anorexia, Ketidak Nutrisi kurang dari
dan kulitnya terlihat mampuan untuk mencerna kebutuhan tubuh
kering makanan
- IMT = 16,89
DS :
- Klien mengatakan
BB nya turun dari 52
kg menjadi 46 kg 2
bulan terakhir
karena tidak nafsu
makan Ketidak
mampuan untuk
mencerna makanan
3. DO :
- Klien tampak Status kesehatan Ansietas
gelisah dan murung.
- TD : 100/70 mmHg,
Nadi : 110x/menit,
RR : 26x/menit,
suhu : 37,70C.
DS :
- Klien mengatakan
cemas dan takut
pada operasi yang
akan dijalaninya
- Setiap ada perawat
yang datang di
kamar, klien selalu
bertanya apakah dia
bisa sembuh. Status
kesehatan Cemas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan/perkembangan sel kanker
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia,
ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
3. Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
.
1. Nyeri berhubungan dengan Tujuan: Manajemen nyeri:
proses Menghilangkan nyeria. Lakukan manajemen
pertumbuhan/perkembangan KH: nyeri secara
sel kanker Nyeri teratasi komprehensif
Klien merasa b. Kaji ketidaknyamanan
nyaman secara tidak verbal
c. Ajari untuk
menggunakan teknik
nonfarmakologi
d. Anjurkan untuk
istirahat/tidur yang
adekuat
e. Monitor manajemen
nyeri yang dilakuakn
Pemberian analgetik :
a. Kaji riwayat alergi
b. Periksa order obat
dosis analgetik yang
diberikan
c. Monitor TTV sebelum
dan sesudah pemberian
analgetik
d. Tentukan jenis
analgetik yang
diberikan
e. Monitor pemberian
analgetik selama 24
jam
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan Tujuan : Manajemen nutrisi :
tubuh berhubungan dengan Status nutrisi a. Kaji riwayat alergi
anorexia, ketidakmampuan terpenuhi terhadap makanan
mencerna makanan KH : b. Anjurkan makan
a. Peningkatan BB sedikit tapi sering
b. Nafsu makan c. Kaji kemampuan klien
meningkat untuk mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
d. Kaji makanan yang
klien sukai
e. Berikan informasi
tentang nutrisi
3. Ansietas berhubungan dengan Tujuan : a. Dengarkan dengan
status kesehatan Klien tidak terlihat seksama apa keluh
cemas dan gelisah kesah klien
KH : b. Berikan solusi yang
Berkurangnya rasa relevan
takut, klien tahu dan c. Berikan informasi
mengerti tentang tentang kesehatan
keadaan dirinya, klien
klien dapat d. Temani klien dalam
melakukan memutuskan sesuatu
manajemen stress e. Berikan humor ringan
terhadap kondisinya kepada klien
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah
kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur.dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi
banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya
Hipotesis incessant ovulation, Hipotesis androgen, Faktor Risiko.
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik, Stadium Awal dan
Stadium lanjut. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang
tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker
ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi
mengalami kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur
mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, pembaca bisa memahami masalah
tentang Ca. Ovarium agar dapat dicegah sedini mungkin dan agar berhati
hati dalam pemakaian alat kontrasepsi KB dan menjaga pola makan dan
mengurangi pengonsumsian makanan jenis karsinogenik yang menjadi
pemicu kanker.