Anda di halaman 1dari 17

MODUL

KANKER OVARIUM

Disusun Oleh :

RIMBA APRIANTI, S.KEP.,NERS

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2018-2019

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Kanker ovarium merupakan suatu kanker yang belum diketahui penyebabnya.Kanker
Ovarium sering ditemukan wanita yang berumur 40-74 tahun. Penyebaran suatu kanker
ovarium bisa menyebar kebagian yang lain,seperti daerah panggul dan perut melalui getah
bening dan melalui peredaran darah untuk menuju kehati dan paru-paru.
Karsinoma ovarium adalah jenis epitel adalah penyebab utama kematian akibat kanker
ginekologi diamerika serikat. Pada tahun 2003 diperkirakan terdapat 25.400 kasus kanker
dengan 14.300 kematian yang mencakup kira- kira 5% dari semua kematian wanita karena
kanker.
Meskipun mayoritas kanker ovarium adalah jenis epitelial,kanker ovarium dapat juga
berasal dari sel yang terdapat diovarium. Tumor ovarium yang berasal dari sel germinal yang
diklasifisikan sebagai disgerminoma dan teratoma sedangkan tumor ovarium yang berasal
dari sel folikel diklasifisaikan sebagai sex cord stromal terutama tumor sel granulosa dan
tumor yang berasal dari stroma ovarium adalah sarkoma. Akan tetapi angka kejadian tumor
ovarium non epitelial kecil sekali sehingga dianggap angka kejadian seluruh kanker ovarium.
Kanker ovarium jarang ditemukan pada umur dibawah 40 tahun . Angaka kejadian meningkat
dengan makin tuanya usia 15–16 per 100.000 pada usia 40-44 tahun menjadi paling tinggi
dengan angka kematain 57 per 100.000 pada usia 70-74 tahun.Usia median saat diagnosis
adalah 63 tahun dan 48 %penderita berusia diatas 65 tahun.
Pada tahun 2005, Masyarakat kanker Amerika memperkirakan bahwa 22.220 kasus baru
kanker ovarian akan bisa di diagnosa, dan itu kan membunuh 16.200 wanita. Hanya 77%
kasus yang mempunyai tingkat nilai survival 1 tahun, 44% kasus yang mempunyai tingkat
nilai suvival 5 tahun. Dan hanya 19% kasus saja kasus yang di diagnosa sebelum metastasis
terjadi. Hal tersebut disebabkan Oleh karena ketiadaan adanya deteksi dini peyakit dan
kemajuan penyakit yang cepat. Sehingga menyebabkan angka kematian yang sebabkan oleh
kanker Ovari meningkat.
Karena belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium 70% kasus
ditemukan kasus pada keadaan yang sudah usia lanjut yakni tumor yang menyebar jauh dari
ovarium.

2
2.Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan, dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnosa CA OVARIUM.
b. Tujuan khusus
- Mengetahui anatomi fisiologi Ovarium
- Mengetahui pengertian dari Ca Ovarium
- Mengetahui tanda dan gejala Ca Ovarium
- Mengetahui cara mencegah Ca Ovarium
- Mengetahui patofisiologi Ca Ovarium
- Mengetahui jenis stadium dari kanker Ovarium
- Pemeriksaan penunjang Ca Ovarium
- Penatalaksanaan Medi
- Asuhan keperawatan pada pasien Ca Ovarium

3.Metode penulisan makalah


Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini diantaranya melalui media
literature, perpustakaan dan elektonik.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A.Anatomi fisiologi ovarium
1.Ovarium
Ovarium adalah gonad wanita, dua struktur kecil yang terletak pada kedua sisi uterus.
Kelenjar yanng berada di bawah pengaruh sikliis hormon hipofise ini menghasilkan oosit dan
hormon ovarium (Brooker, 2012).
Ovarium adalah salah satu di antara beberapa organ reproduksi wanita yang berfungsi
untuk menghasilkan sel telur. Setiap wanita memiliki dua ovarium, terletak pada rongga
panggul sebelah kiri dan kanan. (Ilmu Dokter, 2014).
Ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua
ovarium. Mereka oval, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua sisi rahim
(uterus) terhadap dinding panggul di daerah yang dikenal sebagai fossa ovarium. Mereka
diadakan di tempat oleh ligamen melekat pada rahim, tetapi tidak secara langsung melekat
pada sisa saluran reproduksi wanita, misalnya saluran telur.(Kliksama, 2015).
2.Fungsi ovarium
a.Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui tuba fallopi
tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus, jika terjadi proses
pembuahan (fertilisasi) ovum akan melekat (implantasi) dalam uterus dan berkembang
menjadi janin (fetus), ovum yang tidak mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan
terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah ovulasi.
b.Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini berperan terhadap
pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita dan mengatur siklus menstruasi.
c.Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron.
Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen
dan progesteron berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah
dibuahi. Selain itu juga berperan dalam memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari
dalam mengatur sikuls menstruasi.
3. Letak Ovarium
Ovarium adalah dua organ kecil, seukuran ibu jari Anda, yang terletak di panggul
perempuan. Mereka melekat pada rahim, satu di setiap sisi, dekat pembukaan tuba fallopi.
Ovarium berisi sel gamet wanita, disebut oosit. Dalam istilah non medis, oosit disebut
“telur”. Ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki

4
dua indung telur. Mereka oval, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua sisi
rahim (uterus) dinding panggul di wilayah yang dikenal sebagai fossa ovarium. Mereka
ditahan oleh ligamen melekat pada rahim tetapi tidak secara langsung melekat pada sisa
saluran reproduksi wanita.(Hikmat, 2014)
4. Bagian-bagian ovarium
Struktur ovarium terdiri atas :
a. Korteks: disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di
dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial.
b.Medula: di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh
darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira
100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang
dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan badian
terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam
dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan
sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli,
mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.

B.Pengertian kanker ovarium


Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru –
paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit).Kanker indung telur atau kita
sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung
telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ovarium merupakan sebuah penyakitdi mana ovarium yang dimiliki wanita
memiliki perkembangan sel-sel abnormal. Secara umum, kanker ovarium merupakan suatu
bentuk kanker yang menyerang ovarium. Kanker ini bisa berkembang sangat cepat, bahkan,
dari stadium awal hingga stadium lanjut bisa terjadi hanya dalam satu tahun saja. Kanker
ovarium merupakan suatu proses lebih lanjut dari suatu tumor malignandi ovarium. Tumor
malignan sendiri merupakan suatu bentuk perkembangan sel-sel yang tidak terkontrol
sehingga berpotensi menjadi kanker. WikipediaKanker adalah pertumbuhan sel abnormal

5
yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang
letaknya jauh (Corwin, 2009, Hal; 66).
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga demoblast (ektodermal, endodermal, mesoderal) dengan sifat-sifat
histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30% dan 10%
terdapat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak
dan tidak jelas pasti ganas (borderline malignancy atau carsinoma of low-maligna potensial)
dan jelas ganas (true malignant)(Priyanto, 2007).

Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut silent killer, karena ovarium terletak dibagian dalam sehingga tidak mudah
terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar
(metastasis) kemana-mana (Wiknjoasastro, 1999).

C. Manifestasi klinis ca ovarium


Manifestasi klinis terutama berupa rasa tidak enak perut bawah atau tenesmus, pada
stadium awal dapat timbul asites dengan cepat kanker tumbuh melampaui kavum pelvis
hingga ke abdomen hingga teraba massa haid tidak teratur, dapat timbul perdarahan per
vaginam. Tanda & Gejala pada pasien Kanker Ovarium, Gejala umum bervariasi dan tidak
spesifik.
Pada stadium awal berupa :
a. Haid tidak teratur
b. Ketegangan menstrual yang terus meningkat
c. Menoragia
d. Nyeri tekan pada payudara
e. Menopause dini
f. Rasa tidak nyaman pada abdomen
g. Dyspepsia
h. Tekanan pada pelvis
i. Sering berkemih
j. Flatulenes
k. Rasa begah setelah makan makanan kecil
l. Lingkar abdomen yang terus meningkat

6
D.Cara mencegah kanker ovarium
i.Menghentikan ovulasi.
ovulasi dapat memicu terjadinya kanker apabila sel-sel yang pada mulanya berfungsi
untuk memperbaiki sel-sel yang rusak setelah proses ovulasi mengalami kelainan. Oleh
karena itu, hal-hal yang dapat menghentikan ovulasi seperti melahirkan dan menyusui,
penggunaan KB, dan operasi sterilisasi atau hysterectomy (pengangkatan rahim), dapat
mencegah munculnya kanker ovarium.
ii.Pola hidup.
Pola hidup adalah cara yang tidak hanya digunakan untuk mencegah kanker rahim,
namun juga penyakit lainnya. Untuk kanker rahim, obesitas merupakan salah satu faktor
pemicunya. Sehingga, pola hidup sehat dengan olahraga secara teratur, mengkonsumsi
makanan bergizi, serta melakukan diet sehat akan dapat mengurangi resiko anda terkena
kanker ovarium.
iii. regular check-up.
Gen penyebab kanker ovarium dapat menurun, beberapa tes seperti tes darah dan
USG transvagina untuk mendiagnosa kanker ovarium secara lebih akurat.
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.

E. Patofisiologi
Penyebab kanker ovarium masih belum diketahui secara pasti, (Ari, 2008). Namun
teori yang banyak dianut adalah teori Fathalla yang menyatakan bahwa diperkirakan pada
saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium. Untuk penyembuhan luka
yang sempurna diperlukan waktu. Jika sebelum penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi
atau trauma baru, proses penyembuhan akan terganggu sehingga dapat menimbulkan proses
transformasi menjadi sel-sel tumor (Busmar, 2006:469).

F.Mengetahui jenis stadium dari kanker ovarium


Stadium kanker ovarium menurut International Federation of Obstetricsand
Gynecology (FIGO).
a.Stadium I
Pertumbuhan terbatas pada ovarium
- Ia: pertumbuhan terbatas pada 1 ovarium, tidak ada ascites, kapsul utuh, tidak ada
pertumbuhan pada permukaan luar.

7
- Ib: pertumbuhan pada 2 ovarium, tidak ada ascites, kapsul utuh, tidak ada pertumbuhan
pada permukaan luar.
- Ic: pertumbuhan terbatas pada 1 atau 2 ovarium dengan tumor pada permukaan, kapsul
ruptur, dan ascites atau bilasan peritoneum yang mengandung sel ganas.
b. Stadium II
Perluasan ke panggul
-  IIa: penyebaran ke uterus atau tuba.
-  IIb: penyebaran ke jaringan panggul lainnya.
-  IIc: stadium IIa dan IIb dengan tumor pada permukaan, kapsul ruptur, dan ascites atau
bilasan peritoneum yang mengandung sel ganas.
c.Stadium III
Implantasi peritoneum di luar panggul dan/atau adanya nodus retroperitoneal atau
inguinal.
-IIIa: tumor terbatas pada panggul sejati, tanpa nodus, penyebaran mikroskopis pada
peritoneum abdomen.
-IIIb: implantasi pada peritoneum abdominal ≤ 2 cm, tanpa nodus.
-IIIc: terdapat implantasi abdominal > 2 cm dengan adanya nodus retroperitoneal dan
inguinal.
d.Stadium IV
Metastase jauh

G.Pemeriksaan penunjang ca ovarium


Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan
dengan :
a)Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan mengenai sakit
yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang akan dicatat dalam rekam medik.
b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kristik.
c) Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana
kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang telah
bermetastasis ke arah hati atau tulang
d)Penanda tumor (tumor marker)Cancer antigen 125 (CA 125)
Pada pasien penderita kankerovarium sering ditemukan peningkatan kadar CA 12

8
e) X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan gelombang
lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa tulang akan memberikan
warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna
hitam Pencitraan lain
f) Magnetic
Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah memvisualisasikan tubuh,
termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan metode pengukuran sinyal
elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh tubuh.Position Emission Tomography
(PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh.
Sel-sel kanker (yang berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa
lebih cepat/banyak daripada sel-sel normal.
g) CT SCAN
Merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan bagian
dalam tubuh.
h) Scanning radioaktif.
i) Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram ginekologik)
Ultrasound merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas pada
bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan oleh jaringan
yang ditembakkan gelombang suara.
j) Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh menggunakan
alat fiberoptik.Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya abnormalitas seperti bengkak,
sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.

H.Penatalaksanaan medis
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi.Hanya
kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang
baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak
6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek
samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem
saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. Metode terapi
utama yaitu :

9
1) Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal: melalui insisi perkutan dimasukkan dua tabung
silicon intraperitoneal, satu diletakkan di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di resesus
posterior kavum pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen. Obat yang diinfuskan
biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam 3000-4000cc larutan garam faal. Sebelumnya larutan
itu dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan temperatur itu dipertahankan. Lalu melalui satu
tabung silicon dialirkan ke rongga abdomen, setelah 8-12 jam larutan dikeluarkan lewat
tabung yang lainnya. Kecepatan pemberian adalah 500cc per jam. Setiap minggu dilakukan
1-2 kali. Efek buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat serentak diberikan lidokain
intraperitoneal.
2)Imunoterapi intraperitoneal: masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen, suntikkan obat
kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan imunomodulator, umumnya digunakan
vaksen kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca injeksi dapat timbul demam
yang mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda spontan. Demam pertanda respons imun
bekerja, tidak akan berdampak buruk.
3) Krioablasi argon-helium: terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau metastasis
rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argon-helium. Metode ini
setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien jauh lebih keci dibandingkan operasi.
4) Terapi intra-arteri: melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai arteri ovarial,
suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol. Jepang melaporkan terapi
dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium menyusut rata-rata 49%.

10
I.Asuhan Keperawatan
1). Pengkajian
Amnanesa
a.Data diri klien
b. Data biologis/fisiologis : keluhan utama, riwayat keluhan utama
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid
f. Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas, hamil
g. Data psikologis/sosiologis : Reaksi emosional setelah penyakit diketahui
h. Pemeriksaan fisik

I. Aktifitas istirahat
Gejala :
a)Kelemahan / keletihan
b) Perubahan pada pola tidur
c) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,ansietas,keringat malam
d) Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan ,tingkat stress tinggi
II. Integritas ego
Gejala :
a) Faktor stress,merokok,alcohol
b) Menunda mencari pengobatan
c) Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan
d) Menyangkal diagnosis, putus asa
III. Eliminasi
Gejala:Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur,sering
berkemih,menopouse dini dan menorrhagia.Dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen,
lingkar abdomen yang terus meningkat.
IV. Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
V. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala :
a) Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat (dihubungkan dengan
proses penyakit )

11
b) Nyeri tekan pada payudara
VI. Keamanan
Gejala: Pemajanan pada zat kimia, toksik dan karsinogen
Tanda: Demam,ulserasi
VII. Seksualitas
Gejala: Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak pasangan seksual,
aktifitas seksual dini.
VIII. Interaksi social
Gejala :
a) Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung
b) Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan
c) Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab perawat

2).Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites
pada diafragma.
c. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
gangguan GI akibat adanya kanker metastasis.
d. Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.

3). Rencana Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
Tujuan: Dalam 3x 24 jam rasa nyeri berkurang
Kriteria hasil: Setelah diberi tindakan keperawatan skala nyeri berkurang
Intervensi:
a. Kolaborasi tindakan pembedahan untuk pengangkatan kanker.
Rasional: Pembedahan bertujuan untuk menghilangkan faktor utama penyebab nyeri.
b. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
Rasional:Menghilangkan rasa nyeri
c. Atur posisi senyaman mungkin.
Rasional: Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri
d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.

12
Rasional: Merelaksasi otot – otot tubuh
e. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
Rasional:Mengidentifikasi skala dan perkembangan nyeri
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites
pada diafragma.
Tujuan: Mengembalikan pola nafas klien menjadi normal kembali
Kriteria Hasil:
a. Klien tidak mengeluh sesak
b. RR normal kembali antara 20 x/mnt
c. Klien tidak terlihat cemas dan gelisah
Intervensi:
a. Batasi aktivitas dan mobilisasi klien
Rasional:Istirahat dapat mengurangi konsumsi O2 klien
b. Mengistirahatkan klien dengan posisi semifowler
Rasional:Posisi semi fowler menambah ruang ekspansi dada
c. Longgarkan baju klien
Rasional:Baju klien yang longgar mempermudah klien dalam bernafa
d. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
Rasional:Terapi oksigen dibutuhkan jika klien membutuhkan O2 lebih
e. Tenangkan klien
Rasional:Jika klien tenang maka konsumsi O2 semakin efisien
3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
gangguan GI akibat adanya kanker metastasis.
Tujuan: Dalam 2x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil: mual (-), nafsu makan pasien meningkat, berat badan stabil, penambahan berat
badan progresif
Intervensi:
a. Pantau masukan makanan setiap hari.
Rasional:Mengidentisifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
b. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya protein kaya nutrient, dengan masukan
cairan adekuat.
Rasional: Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan (untuk
menghilangkan produk sisa).

13
c. Dorong penggunaan suplement dan makan sering atau lebih sedikit yang dibagi-bagi selama
sehari
Rasional: Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan kalori dan
protein adekuat.
d. Kontrol factor lingkungan. Hindari terlalu terlalu manis, berlemak, atau makanan pedas.
Rasional:Dapat mentriger respons mual muntah.
e. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajenasi, latihan sedang sebelum
makan.
Rasional: Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunananoreksia, dan
memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
f. Identifikasi pasien yang mengalami mual atau muntah yang diantisipasi.
Rasional:Mual atau muntah psikogenik terjadi karena perubahan lingkungan pengobatan atau
rutinitas pasien pada hari pengobatan mungkin efektif.

4. Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit


dan penatalaksanaannya.
Tujuan:Dalam 2x 24 jam klien tidak terlihat cemas dan gelisah
Kriteria hasil: Berkurangnya rasa takut, klien tahu dan mengerti tentang keadaan
dirinya, klien dapat melakukan manajemen stress terhadap kondisinya
Intervensi :
a. Dengarkan dengan seksama apa keluh kesah klien
Rasional: Dengan mendengarkan keluh kesah klien maka akan mengurangi stress klien
b. Berikan solusi yang relevan
Rasional:Solusi relevan sangat dibutuhkan klien
c. Berikan informasi tentang kesehatan klien
Rasional:Informasi tentang keadaan klien sangat dibutuhkan
d. Temani klien dalam memutuskan sesuatu
Rasional:klien membutuhkan teman untuk berbagi
e. Berikan humor ringan kepada klien
Rasional:Humor sangat diperlukan klien untk mengurangi stress yang dirasakanya

14
5. Evaluasi
1) Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
2) Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
3) Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual
4) Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
5) Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapaalternatif cara
mengekspresikan keinginan seksual

15
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Tidak didapatkan gejala dini pada kanker ini, seandainya ada biasanya samar-samar.
Gejala tersebut termasuk diantaranya nyeri pada panggul, kembung, mudah lelah, penurunan
berat badan, konstipasi (sembelit), perdarahan menstruasi yang tidak teratur. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya suatu massa atau benjolan pada panggul merupakan
tanda yang perlu dicurigai.
Gejala yang menekan kandung kemih atau rektum, misalnya frekuensi urin dan
konstipasi, dapat menyebabkan pasien pergi ke dokter. Kadang-kadang pasien mengeluh
suatu “rasa penuh” pada perut bagian bawah atau pelvis atau dispareunia. Jarang sekali pasien
mengalami gejala akut, misalnya nyeri akibat torsi, ruktura, atau perdarahan intrakistik. Pada
stadium penyakit yang parah, pasien merasakan nyeri atau pembengkakan perut. Yang
belakanagan ini dapat diakibatakan oleh tumor itu sendiri atau akibat asites yang
menyertainya.
Pemeriksaan pelvis bersifat kritis bagi diagnosis kanker ovarium. Penyakit itu sering
salah didiagnosis selama beberapa bulan karena pasien dengan gejala perut yang nonspesifik
tidak mendapat pemeriksaan vagina dan rektum. Suatu massa pelvis yang padat, tidak teratur
dan menetap sangat mendukung adanya kanker ovarium, dan jika dikombinasi dengan massa
perut bagian atas, asites atau keduanya, diagnosis hampir dapat dipastikan. Pada seorang
wanita setelah dua tahun atau lebih pasca menopause, setiap masa ovarium yang teraba perlu
dicurigai, karena ovarium akan mengalami atrofi dan secara klinik tidak teraba. Keadaan ini
disebut sebagai sindroma ovarium yang teraba pasca menopause.

b. Saran

1. Sebaiknya sebagai seorang perawat, apabila akan melakukan pelayanan kesehatan,


perawat harus mempelajari dahulu apa-apa yang menjadi prioritas dalam memberikan
pelayanan kesehatan sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan pasien.
2. Perawat harus mempelajari sistem dan perubahan yang ada dalam diri seorang pasien
tanpa membandingkan status ekonomi dari pasien tersebut sehingga tidak menimbulkan
perbedaan pendapat.

3. Hadapi setiap perubahan dengan tenang dan penuh humor (yakinlah bahwa perubahan
adalah hal yg sulit, dan menjadi agen pembaharuan akan lebih sulit).
16
DAFTAR PUSTAKA

(2014, Mei 29). Retrieved juni 22, 2015, from Ilmu Dokter:
http://www.ilmudokter.com/2014/05/pengertian-ovarium.html
(2014, September 09). Retrieved Juni 22, 2015, from Hikmat: http://hikmat.web.id/biologi-
kelas-xii/fungsi-ovarium-yang-normal/
(2015, Maret 23). Retrieved Juni 22, 2015, from Kliksama:
http://kliksma.com/2015/03/pengertian-dan-fungsi-ovarium.html
(2015, JUNI 08). Retrieved JUNI 22, 2015, from fungsi.web.id:
http://fungsi.web.id/2015/06/fungsi-ovarium-dalam-tubuh-manusia.html
Brooker. (2012). Kamus Saku Keperawatan edisi 31. Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai