Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATERI KULASI : SISTEM INTEGUMEN

DOSEN : FIRMAN, S.Kep, Ns, M.Kes

ULKUS MOLE

OLEH :

RAJIF SASTRO SUSANTO A

NIM : P20171164

KELAS : J4

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MANDALA WALUYA (MW)

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah, saya

mengambil judul “Ulkus Mole (Cuncroid)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih

banyak kekurangan, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita khususnya bagi

penulis, Aamiin.

Raha, Okotober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II TINJAUAN KASUS

A. Pengertian Ulkus Mole

B. Penyebab Ulkus Mole

C. Gejala Ulkus Mole

D. Patofisiologi Ulkus Mole

E. Komplikasi Ulkus Mole

F. Pencegahan Ulkus Mole

G. Penanganan Ulkus Mole

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

 Ulkus mole termasuk golongan penyakit yang di tularkan melalui hubungan

seksual, ditetapkan sesuai dengan postulat KOCH setelah kuman ditemukan oleh

DUCREY pada tahun1889. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah-daerah

dengan tingkat social ekonomi rendah. Karena kurangnya fasilitas diagnostik, sering

terjadi salah diagnosis secara klinis sebagai sifilis stadium pertama. CHAPEL ddk.

(1997) hanya dapat menemukan H.ducreyi pada sepertiga jumlah khusus yang

secara klinis dibuat diagnosis sebagai ulkus mole.

Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar didaerah tropik dan subtropik,

terutama dikota dan pelabuhan. Perbaikan tingkat ekonomi mempengaruhi

berkurangnya frekuensi penyakit ini di negara-negara yang lebih maju. Selain

penularan melalui hubungan seksual,secara kebetulan juga dapat mengenai jari

dokter atau perawat.

Frekuensi pada wanita dilaporkan lebih rendah, mungkin karena kesukaran

membuat diagnosis. Penyakit ini lebih banyak mengenai golongan kulit berwarna.

Beberapa faktor rmenunjukan bahwa terdapat pembawa kuman (carrier) basil

ducrey, tanpa gejala klinis ,biasanya wanita tuna susila. Ulkus Mole lebih banyak

didiagnosis pada laki-laki dengan perbandingan rasio antara laki-laki dan

perempuan adalah antara 3:1 sampai 25:1 atau lebih tinggi. Laki-laki

yang tidak disirkumsisi memiliki resiko 2 kali lebih tinggi dari pada laki-

laki yang disirkumsisi.


Di Amerika Serikat, insidennya mengalami penurunan antara tahun

1950-1978. Namun pada tahun 1985 dilaporkan insidennya bertambah

mengalami 2000 kasus dan menjadi 3418 kasus pada tahun 1986. Pada

tahun 1987 dan 1990 berturut-turut dilaporkan 5035 dan 4200 kasus.

Jumlah kasus kemudian menuru sejak saat itu dan menjadi stabil,

dimana dipaorkan ada sekitar 733 kasus pada tahun 1994.

B. TUJUAN

1) Untuk mengetahui pengertian Ulkus Mole

2) Untuk mengetahui penyebab Ulkus Mole

3) Untuk mengetahui gejala Ulkus Mole

4) Untuk mengetahui patofisiologi Ulkus Mole

5) Untuk mengetahui komplikasi dari Ulkus Mole

6) Untuk mengetahui cara mencegah Ulkus Mole

7) Untuk mengetahui penanganan Ulkus Mole


BAB II

TINJAUAN KASUS

A. PENGERTIAN ULKUS MOLE

Ulkus mole adalah penyakit menular seksual (PMS) yang akut,

ulseratif, dan biasanya terlokalisasi di genitalia atau anus dan sering

disertai pembesaran kelenjar di daerah inguinal (bubo) disebabkan oleh

Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducrey). Ulkus mole diketahui

menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.

Sinonim ulkus mole adalah chancroid, soft chancre, atau soft sore.

B. PENYEBAB ULKUS MOLE

Ulkus mole merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan

oleh basil gram negatif Haemophilus ducreyi. Bassereau memisahkan

ulkus mole dan sifilis tahun 1852. ‘Mix chancre’ dimana ulkus mole dan

sifilis terjadi bersamaan dijelaskan pertama kali oleh Rollet tahun 1859.

Ducreyi mengidentifikasi bakteri H. ducreyi tahun 1889. H. ducreyi

merupakan bakteri gram negatif, fakultatif, berbentuk batang pendek

dengan ujung bulat, tidak bergerak, memerlukan hemin untuk

pertumbuhannya, tidak memiliki motil, dan tidak membentuk spora.

C. GEJALA ULKUS MOLE

Masa inkubasi 1 – 5 hari. Lesi pertama berupa makula atau papula

yang segera berubah menjadi pustula yang pecah dan menimbulkan

ulkus yang bersifat :

- multipel
- lunak

- sangat nyeri tekan

- dasarnya kotor dan mudah berdarah

- kulit sekitar ulkus berwarna merah.

Pembesaran kelenjar limfa inguinal tidak multipel, terjadi pada 30%

kasus yang disertai radang akut. Kelanjar kemudian melunak dan pecah

dengan membentuk sinus yang nyeri disertai badan panas.

Setelah masa inkubasi satu hingga dua minggu, chancroid atau

ulkus mole menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi

borok/lesi dalam satu hari dan benjolan berwarna abu-abu kekuningan

serta jika dilukai atau dikikis misal dengan kuku maka akan keluar darah,

terasa nyeri yang sangat hebat.

D. PATOFISIOLOGI

Penyakit ditularkan secara langsung melalui hungungan seksual.

Predileksi pada genital, jari, mulut dan dada. Pada tempat masuknya

mikroorganisme terbentuk ulkus yang khas.

E. KOMPLIKASI

1) Mixed chancre

Ulkus molle dan sifilis stadium I.

Awalnya lesinya khas ulkus molle, setelah 15 – 20 hari

bermanifestasi sebagai lesi campuran.

2) Abses kelenjar inguinal

Ini juga disebut inflammatory bubo, merupakan komplikasi terbanyak.


Kelenjar getah bening membesar, warna kulit di atasnya kemerahan

dan berfluktuasi. Bila abses kelenjar inguinal tidak diobati secara

adekuat, abses akan pecah dan menimbulkan sinus yang meluas

menjadi ulkus dan disebut ulserasi chancroid. Ulkus ini kemudian

akan membesar yang disebut giant chancroid.

3) Balanitis, fimosis dan parafimosis

Merupakan komplikasi yang serius. Terutama terjadi pada individu

yang tidak disirkumsisi. Komplikasi ini  terjadi akibat ulkus molle yang

mengenai prepusium. Prepusium menjadi bengkak, merah,

edematous, dan sangat nyeri.

4) Fistula uretra

Kelainan ini terjadi akibat ulkus molle yang berlokasi pada glans

penis dan bersifat destruktif. Kelainan ini menimbulkan rasa nyeri

pada buang air kecil dan pada keadaan lanjut dapat terjadi striktura

uretra.

5) Fuso spirokhetosis

Kelainan ini terjadi akibat infeksi mikroorganisme lain, sehingga

mengakibatkan ulkus cepat menjadi parah & bersifat destruktif. Ini

disebut phagedena. Di samping itu, lesi terjadi bersama dengan

limfogranuloma venereum maupun granuloma inguinale.


F. PENCEGAHAN

Gunakan kondom dengan cara yang benar dan jika ada kulit yang

menutupi kepala penis maka sebaiknya dihilangkan (disunat/khitan)

untuk mengurangi resiko terjangkit. Lebih baik lagi untuk pencegahan

jangan berganti-ganti pasangan seks karena penyakit ini banyak terjadi

pada praktek-praktek prostitusi.

G. PENANGANAN

1) Terapi Sitemik

Pasien dengan ulkus genitalia sebaiknya diterapi dengan

pengobatan sifilis dan ulkus mole. Terapi pada granuloma inguinale

diberikan pada area endemik dan terapi limfogranuloma venerum

sebaiknya diberikan jika ada pembesaran kelenjar getah bening

inguinal (bubo) . Berikut adalah tabel pemberian obat pada ulkus

mole:(14)

a) Azitromycin 1 gr, oral, single dose.

b) Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi IM.

c) Siprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari.

d) Eritromisin 4x500 mg selama 7 hari.

e) Amoksisilin + asam klavunat 3x125 mg selama 7 hari.

f) Streptomisin 1 gr sehari selama 10 hari.

g) Kotrimoksasol 2x2 tablet selama 7 hari.


2) Terapi Topikal

Terapi lokal dilakukan dengan membersihkan dan mengkompres

bubo untuk mengurangi edema. Pemberian antiseptik seperti

povidon yodium. Limfadenitis tidak boleh diinsisi. Bila perlu diaspirasi

untuk mencegah rupture spontan. Pasien dengan bubo yang tidak

berfluktuasi dan berespon baik terhadap antibiotik tidak perlu

dilakukan drainase pada lesinya.


BAB III

PEMBAHASAN

Ulkus mole adalah penyakit menular seksual (PMS) yang akut, ulseratif,

dan biasanya terlokalisasi di genitalia atau anus dan sering disertai

pembesaran kelenjar di daerah inguinal (bubo). Ulkus mole diketahui

menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Sinonim

ulkus mole adalah chancroid, soft chancre, atau soft sore.)

Ulkus mole lebih sering menyerang pria terutama yang sering

melakukan prostitusi dibanding wanita. Perbandingan antara laki-laki dan

perempuan yang berpotensi adalah 10 : 1, dan lebih banyak pada laki-laki

heterosexual, di dapat dari penderita yang asimtomatik, biasanya pada

wanita pekerja seks.

Penyebaran infeksi ulkus mole dari kontak seksual dengan wanita

pekerja seks yang memiliki ulkus genital. Kemungkinan penyebaran ulkus

mole setelah seseorang berhubungan seksual adalah 0,35%, dan wanita

yang terinfeksi tanpa pengobatan tetap menularkan penyakit ini sampai 45

hari dimana gejala klinis berupa lesi mulai terlihat.

Penyakit ini banyak ditemukan di negara berkembang, khususnya di

negara tropis dan subtropis. Ulkus mole paling banyak terjadi di bagian dunia

yang memiliki sarana kesehatan yang kurang misalnya di Afrika, Asia, dan

Karibia. Di Afrika bagian selatan dan timur, dimana yang melakukan

sirkumsisi agak rendah dan prevalensi HIV yang tinggi, menyebabkan

daerah ini endemik terhadap ulkus mole. Daerah dimana kejadian ini masih
kurang, yaitu di Afrika Barat,. Di Kenya,ulkus mole menular melalui penderita

HIV mulai muncul sejak tahun 1980-an, diduga dari pekerja seks komersial

dan pasien yang terkena penyakit infeksi menular seksual. Dilaporkan, sejak

terjadi peningkatan penggunaan kondom oleh pekerja seks komersial maka

kejadian dari ulkus genitalia mulai menurun.

Ulkus mole menyebabkan nyeri ulkus pada genitalia, 50% kasus

disertai dengan limfadenitis inguinal unilateral. Bila tidak ditangani akan

membentuk abses yang dapat ruptur secara spontan, menghasilkan ulkus

yang tidak bisa terobati. Ulkus mole juga diketahui menjadi kofaktor utama

transmisi infeksi HIV-1. Hubungan ini terutama pada penyebaran HIV

heteroseksual di Afrika.
BAB IV

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Ulkus mole adalah penyakit menular seksual (PMS) yang akut,

ulseratif, dan biasanya terlokalisasi di genitalia atau anus dan sering

disertai pembesaran kelenjar di daerah inguinal (bubo) disebabkan oleh

Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducrey). Ulkus mole diketahui

menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.

Sinonim ulkus mole adalah chancroid, soft chancre, atau soft sore.

Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah-daerah dengan tingkat social

ekonomi rendah.

Salah satu cara untuk mencegahnya adalah gunakan kondom dengan

cara yang benar dan jika ada kulit yang menutupi kepala penis maka

sebaiknya dihilangkan (disunat/khitan) untuk mengurangi resiko

terjangkit.

B. SARAN

Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini

kita semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan PMS

( Penyakit Menular Seksual ) terutama tentang ulkus mole, dan dapat

melakukan berbagai tindak pencegahan, karena ini merupakan

kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada penyakit

menular tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Taufik. 2009. Ulkus Mole (Chancroid). http://cakul-kulitdankelamin-

fkunram.blogspot.com/2009/02/ulkus-mole-chancroid.html

Akatsuki, Zenzen. 2010. Ulkus Mole (Chancroid). http://akatsuki-

ners.blogspot.com/2010/12/penyakit-ulkus-mole.html.

Muhrini Sofyan, Aisyah. 2013. Ulkus Mole.

http://www.scribd.com/doc/132433102/REFEAT-MINI-ulkus-mole-docx.

Anonim. 2011. Ulkus

Mole.http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/penyakit-ulkus-mole-

chaneroid.html.

Anomin.2010. Ulkus Mole. http://www.scribd.com/doc/131156758/ulkus-

mole.

Hasriana. 2010. Infeksi Menular Seksual.

file:///C:/Users/ultimate/Documents/makalah-infeksi-menular-seksual-

ims.html.

Anonim. 2011. Ulkus Mole. http://www.dokterirga.com/ulkus-mole/.

Anda mungkin juga menyukai