Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Defenisi
Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru yang abnormal(neoplasma),
progresif dimana sel-sel nya tidak pernah menjadi dewasa. Neoplasma
merupakan masa abnormal dari jaringan, yang pertumbuhannya pesat dan tidak
terkoordinasi dari pada jaringan normal dan berlangsung lama serta berlebihan
setelah perhentian stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut.
Tumor tulang ada yang primer dan sekunder. Tumor primer yaitu tumor
yang hanya berada/menggerogoti satu bagian tubuh saja, misalnya tumor pada
payudara. Sedangkan tumor sekunder merupakan tumor yang sudah menyebar
kebagian tubuh yang lain, semisal tumor payudara yang gejalanya menjalar
sampe ke paru-paru atau organ vital lainnya.

2. Klasifikasi
a. Primer
1) Tumor yang membentuk tulang (Osteogenik)
a) Jinak : Osteoid Osteoma
b) Ganas: Osteosarkoma
c) Osteoblastoma
d) Parosteal Osteosarkoma, Osteoma
2) Tumor yang membentuk tulang rawan (Kondrogenik)
a) Jinak : - Kondroblastoma
b) Ganas : - Kondrosarkoma
c) Kondromiksoid Fibroma
d) Enkondroma
e) Osteokondroma
3) Tumor jaringan ikat (Fibrogenik)
a) Jinak : Non Ossifying Fibroma
b) Ganas : Fibrosarkoma
4) Tumor sumsum tulang (Myelogenik)
a) Ganas : - Multiple Myeloma
b) Sarkoma Ewing
c) Sarkoma Sel Retikulum
5) Tumor lain-lain
a) Jinak : Giant cell tumor
b) Ganas : Adamantinoma
c) Kordoma
b. Sekunder/Metastatik
c. Neoplasma Simulating Lesions
1) Simple bone cyst
2) Fibrous dysplasia
3) Eosinophilic granuloma
4) Brown tumor/hyperparathyroidism
d. Klasifikasi menurut TNM.
1) T. Tumor induk :
a) TX tumor tidak dapat dicapai
b) T0 tidak ditemukan tumor primer
c) T1 tumor terbatas dalam periost
d) T2 tumor menembus periost
e) T3 tumor masuk dalam organ atau struktur sekitar tulang
2) N Kelenjar limf regional
a) N0 tidak ditemukan tumor di kelenjar limfe
b) N1 tumor di kelenjar limfe regional
3) M. Metastasis jauh
a) M1 tidak ditemukan metastasis jauh
b) M2 ditemukan metastasis jauh
3. Etiologi
Smeltzare dan Bare (2011) Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak
diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat
dalam tubuh yaitu C-Fos dapat meningkatkan kejadian tumor tulang.
a. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
b. Keturunan
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat
pajanan radiasi)
Namun ada beberapa faktor yang berhubungan dan memungkinkan
menjadi penyebab tumor tulang meliputi :
a. Genetik
Beberapa kelainan genetik dikaitkan dengan terjadinya keganasan tulang,
misalnya sarcoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS). Dari data
penelitian diduga mutasi genetic pada sel induk mesinkin dapat
menimbulkan sarcoma. Ada beberapa gen yang sudah diketahui
,mempunyai peranan dalam kejadian sarcoma, antara lain gen RB-1 dan
p53. Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas dalam terjadinya STS. Gen
lain yang juga diketahui mempunyai peranan adalah gen MDM-2 (Murine
Double Minute 2). Gen ini dapat menghasilkan suatu protein yang dapat
mengikat pada gen p53 yang telah mutasi dan menginaktivitas gen tersebut.
b. Radiasi.
Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar
radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang
mendapat radioterapi. Halperin dkk. Memperkirakan resiko terjadinya
sarcoma pada klien penyakit Hodgkin yang diradiasi adalah 0,9 %.
Terjadinya keganasan jaringan lunak dan bone sarcoma akibat pemaparan
radiasi sudah diketahui sejak 1922. Walaupun jarang ditemukan,
prognosisnya buruk dan umumnya high grade.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant fibrous
histiocytoma (MFH) dan angiosarkoma atau limfangiosarkoma. Jarak waktu
antara radiasi dan terjadinya sarcoma diperkirakan sekitar 11 tahun.
c. Bahan Kimia.
Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat
menimbulkan sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan. Pemaparan terhadap
torium dioksida (Thorotrast), suatu bahan kontras, dapat menimbulkan
angiosarkoma, pada hepar, selain itu, abses juga diduga dapat menimbulkan
mosotelioma, sedangkan polivilin klorida dapat menyebabkan angiosarkoma
hepatik.
d. Trauma
\ Sekitar 30 % kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat
trauma. Walaupun sarkoma kadang-kadang timbul pada jaringan sikatriks
lama, luka bakar, dan riwayat trauma, semua ini tidak pernah dapat
dibuktikan.
e. Limfedema kronis.
Limfedema akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan limfang-
iosarkoma dan kasus limfangiosarkoma pada ekstremitas superior ditemukan
pada klien karsinoma mammae yang mendapat radioterapi pasca-
mastektomi.
f. Infeksi.
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh
infeksi parasit, yaitu filariasis. Pada klien limfedema kronis akibat obstruksi,
filariasis dapat menimbulkan limfangiosrakoma.

4. Anatomi dan Fisiologi


5. Patofisiologgi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses
pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik,
karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru
dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan
fisik berulang, hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus,
radiasi) dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor
dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat malignant (ganas).
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak
pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat
sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus
yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai
maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi.
Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor
ganas pada umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup
ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting
dengan kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel
kanker dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang
jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening
dan tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat
pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat
tersebut menjadi terganggu.
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel
yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan
yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di
gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya.
Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk
RNA, berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom
sel, duplikasi DNA dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada
saat ini sel tidak melakukan pembelahan).

6. Phatway
7. Manifestasi Klinis
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Penatalaksanaan Medis
10. Komplikasi

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
2. Diagnosan Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai