Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK

Disusun Untuk Salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pengajar : Ns. Zustantria A.M, M.Kep

Disusun oleh :

Rasya Padantya Ratnaduhita 10520007

Fatma Salwa Firdausa 10520017

Anggia Dwi Meigina 10520019

Hadi Nurfadilah 10520023

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

BANDUNG
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun
konten, penulis memohon maaf.

Bandung, 31 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Neoplasma dari sistem moskuloskeletal terdapat berapa jenis . Neoplasma


tersebut mencakup tumor-tumor osteogenik, kondrogenik, fibrogenik, otot dan sumsum
tulang juga saraf, vaskular, dan tumor sel lemak. Neoplasma tersebut dapat juga
merupakan tumor primer atau tumor metatastik merupakan kondiisi yang umum dari
pada tumur tulang primer.
Terdapat dua tipe tumor tulang (neoplasma) yaitu primer dan metastasis. Tumor
yang berasal dari tulang (primer) mencakup tumor yang tidak berbahaya seperti osteoma,
kondroma, tumor sel raksasa, kista dan osteid osteoma. Tumor primer tumbuh dengan
lambat, pada area terbatas, dan jarang sekali meluas. Tumor primer yang ganas sangat
jarang menyerang orang dewasa dan jika menyerang, tumor ini mencangkup
osteosarkoma dan multiple myeloma (Reeves, 2001).
Doenges (2000), memakai istilah kanker untuk menggambarkan gangguan
pertumbuhan seluler, kanker merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit
tunggal. Sarkoma merupakan kanker yang berasal dari tulang, otot, atau jaringan
penyambung.
Tumor ganas sering bermetastis sampai paru-paru selama tahap awalnya.
Osteosarkoma merupakan keganasan tulang yang utama, sering ditemukan pada anak-anak
dan remaja. Tumor tulang metastatik awalnya terdapat di paru-paru, payudara, prostat,
ginjal, ovary, atau tiroid. Insiden osteosarkoma lebih banyak terjadi daripada tumor tulang
primer dan memiliki prognosis yang buruk. Karsinoma akan lebih sering bermetastatis ke
tulang daripada sarkoma.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Tumor adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara cepat dan
pertumbuhannya tidak terkendali. Tumor dapat berasal dari dalam tulang, jaringan, atau
sel kartilago yang berhubungan dengan epifisis atau dari unsur pembentuk darah yang
terdapat pada sumsum tulang (Suratun, 2008).
Tumor tulang / incoplasma adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus
secara cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Tumor / incoplasma dapat berasal
dari dalam tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang berhubungan
dengan epiphipisis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum
tulang.

B. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat meningkatkan
kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi, keturunan, beberapa kondisi
tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi), (Smeltzer,
2001).
Meskipun tidak ada penyebab tumor tulang yang pasti, ada beberapa factor yang
berhubungan dan memungkinkan menjadi faktor penyebab terjadinya tumor tulang yang
meliputi:
1. Genetik
Beberapa kelainan genetik dikaitkan dengan terjadinya keganasan tulang,
misalnya sarcoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS). Dari data
penelitian diduga mutasi genetic pada sel induk mesinkin dapat menimbulkan
sarcoma. Ada beberapa gen yang sudah diketahui ,mempunyai peranan dalam
kejadian sarcoma, antara lain gen RB-1 dan p53. Mutasi p53 mempunyai peranan
yang jelas dalam terjadinya STS. Gen lain yang juga diketahui mempunyai
peranan adalah gen MDM-2 (Murine Double Minute 2). Gen ini dapat
menghasilkan suatu protein yang dapat mengikat pada gen p53 yang telah mutasi
dan menginaktivitas gen tersebut.
2. Radiasi.
Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar
radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang mendapat
radioterapi. Halperin dkk. Memperkirakan resiko terjadinya sarcoma pada klien
penyakit Hodgkin yang diradiasi adalah 0,9 %. Terjadinya keganasan jaringan
lunak dan bone sarcoma akibat pemaparan radiasi sudah diketahui sejak 1922.
Walaupun jarang ditemukan, prognosisnya buruk dan umumnya high grade.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant fibrous
histiocytoma (MFH) dan angiosarkoma atau limfangiosarkoma. Jarak waktu
antara radiasi dan terjadinya sarcoma diperkirakan sekitar 11 tahun.
3. Bahan Kimia.
Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat
menimbulkan sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan. Pemaparan terhadap
torium dioksida (Thorotrast), suatu bahan kontras, dapat menimbulkan
angiosarkoma, pada hepar, selain itu, abses juga diduga dapat menimbulkan
mosotelioma, sedangkan polivilin klorida dapat menyebabkan angiosarkoma
hepatik.
4. Trauma
Sekitar 30 % kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat
trauma. Walaupun sarkoma kadang-kadang timbul pada jaringan sikatriks lama,
luka bakar, dan riwayat trauma, semua ini tidak pernah dapat dibuktikan.
5. Limfedema kronis.
Limfedema akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan
limfangiosarkoma dan kasus limfangiosarkoma pada ekstremitas superior
ditemukan pada klien karsinoma mammae yang mendapat radioterapi pasca-
mastektomi.
6. Infeksi.
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh
infeksi parasit, yaitu filariasis. Pada klien limfedema kronis akibat obstruksi,
filariasis dapat menimbulkan limfangiosrakoma.

C. Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.
Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau
penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi
destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif.
Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan fisik
berulang, hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat
menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign
(jinak) atau bersifat malignant (ganas).
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada
umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara
serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan
tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak
mudah dikeluarkan dengan cara operasi.
Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada
umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat
sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya
mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak
sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui
pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain.
Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat
tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu.
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini
menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol
pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, Ahmad. 1991).
Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk RNA,
berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel, duplikasi
DNA dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak
melakukan pembelahan).

D. Tanda dan Gejala


1. Rasa sakit dan nyeri
Nyeri pada ekstrimitas yang terkena biasanya menjadi semakin parah pada
malam hari dan meningkatkan sesuai dengan progresivitas penyakit.
2. Pembengkakan
Pembengkakan di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas.
3. Keterbatasan gerak
4. Menurunnya berat badan
5. Gejala gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan kadar alkali fosfatase
serum meningkat (pada sarkom).
b. Tes darah rutin
Tes darah rutin disarankan. Jika ada penderitaan dari sumsum tulang
karena penyebaran kanker mungkin ada anemia, rendah sel darah putih
atau hitungan trombosit.
c. Tes darah biokimia
Darah biokimia tes mungkin menunjukkan peningkatan enzim yang
disebut basa phosphatise pada pasien dengan osteosarkoma
2. Radiologi
a. Sinar x tulang
Pemeriksaan Ini adalah yang paling umum dan paling efektif biaya
penyelidikan diberitahukan bila kondisi tulang yang dicurigai. Pasien yang
menyajikan ke dokter dengan fraktur mungkin memiliki kanker tulang
yang mendasari yang dapat diduga pada x ray. Jika sinar x sugestif dari
kanker tulang pasien disebut spesialis untuk lebih lanjut evaluasi dan
manajemen.
b. MRI scan
MRI scan adalah studi pencitraan lain yang menggunakan medan
magnet yang kuat dan gelombang radio untuk melihat tulang dan organ
tubuh. Ini mungkin disarankan untuk mendeteksi ukuran dan penyebaran
setiap kanker tumor dalam tulang.
c. CT scan
CT scan juga melibatkan mengambil serangkaian sinar-X yang
melihat ukuran dan tingkat penyebaran kanker. CT scan dada dapat
mengungkapkan penyebaran kanker tulang ke paru-paru.
3. Biopsi
Ini adalah metode yang paling pasti untuk mendeteksi kanker tulang.
Biopsi melibatkan mengambil sampel kecil dari daerah yang terkena dampak dari
tulang dan menodai dengan pewarna cocok pada slide dan memeriksa sel sampel
di bawah mikroskop di laboratorium.
Biopsi digunakan untuk mendeteksi jenis kanker, tahap atau kelas kanker
dan bagaimana agresif kanker adalah. Hal ini membantu dalam perencanaan
manajemen kanker dan juga membantu dalam meramalkan hasil dari kanker.
Biopsi dari tulang dapat diambil oleh salah satu dari dua metode - inti
biopsi jarum atau biopsi terbuka. Biopsi jarum inti dilakukan setelah menerapkan
lokal atau umum anestesi. Tipis jarum dimasukkan ke dalam tulang dan sampel
jaringan akan dihapus.
Biopsi terbuka biasanya dilakukan di bawah anestesi umum. Dokter bedah
membuat sayatan atas tulang yang terpengaruh kanker dan menghapus bagian
yang lebih besar dari tulang untuk analisis.

Anda mungkin juga menyukai