oleh:
Wirawan Ardi Riansyah
NIM 202311101136
E. Etiologi
Etiologi Osteosarcoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai macam faktor
predisposisi sebagai penyebab osteosarcoma. Adapun faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan osteosarcoma antara lain :
a. Trauma
Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya injuri.
Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama karena
tulang yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan
osteosarcoma.
b. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis juga
diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarcoma ini. Salah satu contoh adalah
radium. Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal,
fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan osteosarcoma.
c. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberculosis mengakibatkan 14
dari 53 pasien berkembang menjadi osteosarcoma.
d. Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarcoma baru dilakukan pada
hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan oncogenik virus pada
osteosarcoma manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan menyatakan
adanya partikel seperti virus pada sel osteosarcoma dalam kultur jaringan. Bahan
kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat dan besarnya ukuran
tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarcoma selama masa pubertas. Hal
ini menunjukkan bahwa hormon sex penting walaupun belum jelas bagaimana
hormon dapat mempengaruhi perkembanagan osteosarcoma.
F. Klasifikasi
G. Penatalaksanaan
Umumnya gejala klinik terjadi beberapa minggu sampai bulan setelah timbulnya
penyakit ini. Gejala awal relatif tidak spesifik seperti nyeri dengan atau tanpa teraba massa.
Pemeriksaan fisik mungkin terbatas pada massa nyeri, keras, pergerakan terganggu, fungsi
normal menurun, edema, panas setempat, teleangiektasi, kulit diatas tumor hipertermi, hangat,
edema, dan pelebaran vena. Pembesaran tumor secara tiba-tiba umumnya akibat sekunder dari
perdarahan dalam lesi (Loho, 2014). Penanganan Osteosarkoma dilakukan melalui
pendekatan dari banyak segi, termasuk kemoterapi dengan asumsi bahwa semua kasus
mempunyai metastasis pada waktu didiagnosis dan kemudian dikuti dengan operasi.
H. Manifestasi Klinis
Umumnya gejala klinik terjadi beberapa minggu sampai bulan setelah timbulnya penyakit
ini. Gejala awal relatif tidak spesifik seperti nyeri dengan atau tanpa teraba massa. Nyeri
biasanya dilukiskan sebagai nyeri yang dalam dan hebat, yang dapat dikelirukan sebagai
peradangan. Tumor ini dapat tumbuh pada tulang manapun, tetapi umumnya pada tulang
panjang terutama distal femur, diikuti proksimal tibia dan proksimal humerus dimana growth
plate paling proliferatif. (Loho,2014)
Osteosarkoma bertumbuh cepat dengan ekspansi lokal, doubling time sekitar 34 hari.
Penyebaran hematogen paling sering terjadi pada awal penyakit dan biasanya ke paru-paru
dan tulang sedangkan metastasis ke kelenjar limfe jarang. Penyebaran transartikuler juga
jarang dan dapat terjadi pada sendi dengan mobilitas rendah. Pada stadium lanjut, berat badan
umumnya menurun dan menjadi kaheksia ( Loho,2014).
I. Pemeriksaan Penunjang
Menurut KEMENKES pemeriksaan penunjang tumor tulang yaitu:
1. Bone Scan, Spot Foto, Roentgen Thorax
2. CT Scan/MRI
J. PATHWAY
Radiasi radium genetic mutasi gen
Metapisis tulang
Perluasan infeksi
K. Konsep asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan alamat
2. Anamnesa
Pengkajian berdasarkan karakterisitik nyeri:
P : palliative : tidak teridentifikasi
Q : quality/quanty : pada kasus nyeri yang dirasakan klien terus menerus.
R ::region ; nyeri terletal pada tungkai bawah kanan.
S : scale ; klien menyatakan bahwa nyerinya ada pada skala 9 (0-10)
T : nyeri terjadi sejak 3bulan yang lalu dan akan bertambah nyeri apabila area bengkaknya disentuh
atau bergesekan dengan kain.
3. Riwayat kesehatan
a). Inspeksi
5. Hasil Laboratorium/Radiologi
a) Ada gambaran kerusakan tulang dan pembentukan tulang baru
b) Ada gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek tulang baru.
c) Terdapat peningkatan kadar alkali posfate
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis atau inflamasi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan kerusakan
muskuloskeletal
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis dan kerusakan jaringan
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
D. Kriteria Hasil
1. Nyeri akut
a) Tidak ada gangguan tidur
b) Tidak ada gangguan konsentrasi
c) Tidak ada ketegangan otot
d) Tidak ada ekspresi menahan nyeri
2. Gangguan mobilitas fisik
a) Adanya peningkatan dalam aktivitas fisik
b) Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
c) Mengungkapkan perasaan dalam peningkatan kekuatan dan kemampuan berpindah
d) Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi
3. Resiko infeksi
a) Jumlah leukosit dalam batas normal
b) Bebas dari tanda dan gejala infeksi
c) Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
d) Menunjukan perilaku hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA