OSTEOSARCOMA
Dosen Pengampu :
Gama Bagus Kuntoadi, SKG. MARS
Disusun oleh:
Haliza Aasina La Rauf 221030690153
Assalamu’aikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang. Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas patofisiologi III.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan sangat terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’aikum Wr.Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR SIGKATAN
v
BAB I
DEFINISI PENYAKIT
1
pada dekade ke dua dengan 60% pada usia <25 tahun, sedangkan puncak ke dua
13-30% pada usia >40 tahun. Kondisi predisposisi harus dipertimbangkan pada
kasus dengan usia lebih tua. Secara keseluruhan laki-laki lebih banyak dari
perempuan
Predileksi terseringterjadi osteosarkoma pada daerah lutut yaitu distal
femur, proksimal tibia, proksimal humerus, osteosarkoma muncul terutama pada
daerah metafisis tulang panjang dengan rasio pertumbuhan yang cepat meskipun
tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada semua tulang.
2
BAB II
PENYEBAB
3
protoonkogen c-Fos yang dapat menyebabkan kurang responsif terhadap
kemoterapi.
3. Radiasi, yang dihubungkan dengan sarkoma sekunder pada orang yang
pernah mendapatkan radiasi untuk terapi kanker.
4
BAB III
GEJALA
5
BAB IV
PERJALANAN PENYAKIT
6
BAB V
TINDAKAN
Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi utama osteosarkoma melalui prinsip reseksi
secara en bloc dengan mempertahankan fungsi semaksimal mungkin. Protokol
penatalaksanaan osteosarkoma meliputi pemberian kemoterapi 3 siklus neoadjuvan
terlebih dahulu. Jika setelah neoadjuvan ukuran tumor mengecil tanpa disertai
keterlibatan struktur neuro-vaskular utama (sesuai indikasi LSS), yang ditunjang
oleh pemeriksaan radiologi (restaging), dilanjutkan dengan pembedahan LSS.
Sebaliknya, bila terjadi pertumbuhan tumor yang progresif disertai keterlibatan
struktur neuro-vaskuler utama atau ekstensi jaringan yang sangat luas, amputasi
menjadi pilihan utama pembedahan.
Pasca pembedahan, pasien dipersiapkan untuk peberian kemoterapi
adjuvant 3 siklus dengan regimen yang sama (bila hasil Huvos minimal 3); Bila
hasil Huvos kurang dari 2, regimen kemoterapinya harus diganti dengan obat anti
kanker lainnya (second line).
7
Kontraindikasi untuk tindakan LSS adalah bila :
a. Ada keterlibatan pembuluh darah ataupun struktur saraf,
b. Pathologial Fracture (kontra indikasi relatif)
c. Contaminated biopsy
d. Infeksi
e. Immature skeletal age. Leg-length discrepancy should not
b. more than 8 cm.
a. Ekstensi tumor yang sangat luas ke jaringan lunak.
Kemoterapi
Osteosarkoma salah satu dari solid tumor dimana adjuvant kemoterapi
terbukti bermanfaat. Ketentuan umum;
1. Karena kemoterapi adalah sistemik terapi, akan mempengaruhi dan dipengaruhi
organ-organ lain. Oleh karena itu dilakukan oleh dokter penyakit dalam dan
spesialis onklologi medis. Atau paling sedikit oleh internis plus latihan singkat
onkologi medis, bersertifikat. (internis plus).
2. Pemeriksaan pendahuluan (work up) adalah, patologi anatomi: osteosarkoma,
grade, stadium.
3. Performance status 0,1 (WHO) , fungsi organ-organ (jantung, paru, liver, ginjal)
baik. Komorbid infeksi, TB,hepatitis B dan C., bila ada diobati.
4. Pasca kemoterapi; follow up: respon terapi yang terukur, diameter,
vaskularisasi, konsistensi, berkala, klinis dan radiologi (RECIST) darah perifer
lengkap, ureum–kreatinin dan fungsi organ lain yang terkait oleh internis.
8
5. Kemoterapi neoadjuvant diberikan 2-3 siklus, setelahnya dilakukan evaluasi
pre-operasi (penilaian respon histopatologi berdasarkan kriteria HUVOS). Bila
menurut HUVOS kurang respon, maka diberikan kemoterapi second line.
6. Bila adjuvant 6 siklus .
7. Pada kemoterapi palliative, tergantung respons penyakit.
9
DAFTAR PUSTAKA
vi