Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya
selaku penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah Patofisiologi Keperawatan
dengan tema “Osteosarcoma” sebagai tugas individu dalam semester gasal ini.
Tidak lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya makalah ini. Khususnya kepada Bapak Joni Haryanto,
S.Kp., MS selaku dosen yang membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.
Makalah ini disusun dari berbagai sumber reverensi yang relevan, baik
buku-buku diktat kedokteran dan keperawatan, jurnal diatas tahun 2000, artikel-artikel
nasional dan internasional dari internet dan lain sebagainya. Semoga saja makalah ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada
umumnya.
Tentu saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan. Dan
penulis menyadari makalah yang dibuat ini jauh dari sempurna. Karena itu penulis
merasa perlu untuk meminta maaf jika ada sesuatu yang dirasa kurang.
Penulis mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritikan demi
perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan - kesalahan dapat
diperbaiki di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bojonegoro, 29 November 2013

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yangsangat ganas.


Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling seringterserang tumor ini adalah
bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. ( Price, 1962:1213 ).
Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlahpenderita
kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kankerdiantara 100.000
penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapatsekitar 11.000 anak yang menderita
kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya denganjumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat
650 anak yang menderita kanker pertahun.Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam
Ilmu Bedah OrthopedyUniversitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455
kasus tumortulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulangjinak
(28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang seringdidapati yakni
22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas.Dari jumlah seluruh kasus
tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut. Angkaharapan hidup penderita kanker tulang
mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai
5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga
penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebarke organ lain,
sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadangmemerlukan pembedahan radikal
diikuti kemotherapy.Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15 – 25
tahun( pada usia pertumbuhan ). ( Smeltzer. 2001: 2347 ).
Rata-rata penyakit ini terdiagnosis padaumur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki
sama dengan anak perempuan. Tetapipada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak di temukan pada
anak laki-laki. Sampaisekarang penyebab pasti belum diketahui.Melihat jumlah kejadian diatas serta
kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksiandan penanganan sejak dini.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dalam makalah


ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Muskuloskeletal (Osteosarcoma)”.

2
3. Tujuan Masalah
Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah
dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus Osteosarcoma sesuai dengan standart
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.
Tujuan Khusus
Pada tujuan khusus diharapkan penulis mampu melaksanakan standart
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan meliputi:
a) Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan Osteosarcoma.
b) Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan Osteosarcoma.
c) Menyusun rencana keperawatan dengan tujuan sesuai dengan diagnosa
keperawatan klien Osteosarcoma.
d) Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
ditentukan.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Osteosarkoma adalah tumor tulang ganas yang berasal dari sel primitif pada regio metafisis
tulang panjang orang berusia muda. (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor tulang ganas,yang biasanya
berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak
perempuan adalah sama, tetapi pada akhirmasa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada
anak laki-laki.Penyebab yang pasti tidak diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa
osteosarkomamerupakan penyakit yang diturunkan.
Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas
(ujungatas) dan tulang kering (ujung atas).Ujung tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana
terjadi perubahan dan kecepatanpertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian, osteosarkoma juga
bisa tumbuh di tulanglainnya.3.
Sarkoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung (Danielle. 1999: 244 ).
Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi
jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.( Wong. 2003: 95 ).
Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) adalah tumor yang muncul dari
mesenkimpembentuk tulang. ( Wong. 2003: 616 ).
Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma ) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangatganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor
ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. ( Price. 1998: 1213 )
Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) merupakan tulang primer maligna yang paling
seringdan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor inimenyebabkan
mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketikapasien pertama kali berobat.
( Smeltzer. 2001: 2347 )

B. ETIOLOGI
Etiologi osteosarcoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai
macam faktor predisposisi sebagai penyebab osteosarcoma. Adapun faktor
predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarcoma antara lain :
1. Trauma

4
Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya
injuri. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab
utama karena tulang yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang
menyebabkan osteosarcoma.
2. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis juga
diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarcoma ini. Salah satu contoh adalah
radium. Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang
aneurismal, fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan
osteosarcoma.
3. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberculosis
mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang menjadi osteosarcoma.
4. Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarcoma baru dilakukan
pada hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan oncogenik virus pada
osteosarcoma manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan menyatakan
adanya partikel seperti virus pada sel osteosarcoma dalam kultur jaringan. Bahan
kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat dan besarnya
ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarcoma selama masa
pubertas. Hal ini menunjukkan bahwa hormon sex penting walaupun belum jelas
bagaimana hormon dapat mempengaruhi perkembanagan osteosarcoma.
5. Keturunan ( genetik )

C. PATOFISIOLOGI

Keganasan sel pada mulanya berawal pada sumsum tulang (myeloma) dari
jaringan sel tulang (sarcoma) sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul limfe, hati
dan ginjal sehingga dapat mengakibatkan adanya pengaruh aktifitas hematopeotik
sumsum tulang yang cepat pada tulang sehingga sel-sel plasma yang belum
matang/tidak matang akan terus membelah terjadi penambahan jumlah sel yang tidak
terkontrol lagi.

5
D. KLASIFIKASI
Osteosarcoma dibagi menjadi :
 Local osteosarcoma
Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di mana kanker
berasal.
 Metastatic osteosarcoma
Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal ke bagian tubuh yang
lain. Kanker yang paling sering menyebar ke paru-paru. Mungkin juga menyebar
ke tulang lain. Tentang satu di lima pasien dengan osteosarkoma dengan kanker
yang telah metastasized pada saat itu dapat terdiagnosa. Dalam multifocal
osteosarkoma, tumor muncul dalam 2 atau lebih tulang, tetapi belum menyebar ke
paru-paru.
 Metastatic penyakit di diagnosa
Penyakit Metastatic adalah kanker yang telah menyebar dari tempat di mana ia
mulai bagian tubuh yang lain. Bila kanker telah menyebar ke paru-paru, masa
adalah lebih baik jika kanker adalah satu-satunya di paru-paru dan di tempat-
tempat lebih sedikit di paru-paru. Untuk kanker yang telah menyebar ke tulang,
ramalannya adalah lebih baik jika tumor adalah semua tulang yang sama.
 Berulang
Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah itu telah
dirawat. Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan dimana pertama kali atau
mungkin datang kembali di bagian lain dari tubuh. Osteosarkoma paling sering
terjadi dalam paru-paru. Ketika osteosarkoma ditemukan, biasanya dalam waktu
2 sampai 3 tahun setelah perawatan selesai. Nanti kambuh lagi adalah mungkin
terjadi, tetapi langka.
E. MANIFESTASI KLINIK
 Nyeri bengkak, dan terbatasnya pergerakan, menurunnya berat badan. Gejala
nyeri pada punggung bawah merupakan gejala yang khas. Hal ini disebabkan
karena adanya penekanan pada vertebra oleh fraktur tulang patologik.
 Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel neoplasma pada sum-sum
tulang, hal ini mengakibatkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan
hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas akan
membentuk sejumlah immunoglobulin/bence jone protein abnormal. Hal ini dapat
dideteksi melalui serum urin dengan teknik immunoelektrophoresis.

6
 Gejala gagal ginjal dapat terjadi selama presitipasi imunoglobulin dalam tubulus
(pada pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh
plasma sel (myeoloma ginjal) dan trombosis pada vena ginjal.
 Pembengkakan
 Keterbatasan gerak
 Menurunnya berat badan
 Teraba massa; lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta
distensi pembuluh darah.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Radiologi
Biasanya gambaran radiogram dapat membantu untuk menentukan keganasan relatif daritumor
tulang. Sebagai contoh, suatu lesi bertepi bulat dan berbatas tegas cenderung bersifatjinak. Lesi
seperti itu sering kali memiliki tepi yang sklerotik, menunjukkan bahwa tulangyang terserang
memiliki cukup waktu dan kemampuan untuk memberikan respon terhadapmassa yang
tumbuh. Gambaran tepi lesi yang tidak tegas menandakan bahwa proses invasitumor ke jaringan
tulang yang berada di sekitarnya.Lesi ini tumbuh dengan cepat dan tulang tidak mempunyai
cukup waktu guna mengadakanrespon pembelahan untuk bereaksi melawan massa tersebut.
Perluasan lesi melalui kortekstulang merupakan cirri khas suatu keganasan. Kalau tumor
menembus korteks, periosteumnyamungkin akan terkelupas. Mungkin periosteumnya akan
mengadakan respon denganmenimbun suatu lapisan tipis tulang yang reaktif, lalu tulang akan
terangkat, dan reaksiperiosteal tersebut berulang kembali. Pemeriksaan radiologi yang dilakukan
untuk membantumenegakkan diagnosis meliputi foto sinar-x lokal pada lokasi lesi atau foto
survei seluruh tulang ( bone survey ) apabila ada gambaran klinis yang mendukung adanya
tumor ganas/ metastasis. Foto polos tulang dapat memberikan gambaran tentang:
- Lokasi lesi yang lebih akurat, apakah pada daerah epifisis, metafisis, diafisis, ataupada
organ-organ tertentu.
- Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
- Jenis tulang yang terkena.
- Dapat memberikan gambaran sifat tumor, yaitu:
- Batas, apakah berbatas tegas atau tidak, mengandung kalsifikasi atau tidak.
- Sifat tumor, apakah bersifat uniform atau bervariasi, apakah memberikanreaksi pada
periosteum, apakah jaringan lunak di sekitarnya terinfiltrasi.
- Sifat lesi, apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung sabun.
Pemeriksaan radiologi lain yang dapat dilakukan, yaitu:

7
 Pemindaian radionuklida. Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan pada lesi yang kecil
seperti osteoma.
 CT-scan. Pemeriksaan CT-scan dapat memberikan informasi tentang keberadaantumor,
apakah intraoseus atau ekstraoseus.
 MRI . MRI dapat memberika informasi tentang apakah tumor berada dalam tulang,apakah
tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke jaringan lunak.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksan laboratorium merupakan pemeriksaan tambahan/ penunjang dalam
membantumenegakkan diagnosis tumor.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi:
 Darah. Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap darah, haemoglobin,fosfatase
alkali serum, elektroforesis protein serum, fosfatase asam serum yangmemberikan nilai
diagnostik pada tumor ganas tulang.
 Urine . Pemeriksaan urine yang penting adalah pemeriksaan protein Bence-Jones.
3. Biopsi
Tujuan pengambilan biopsi adalah memperoleh material yang cukup untuk
pemeriksaanhistologist, untuk membantu menetapkan diagnosis serta grading tumor. Waktu
pelaksanaanbiopsi sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologi
yangdipergunakan pada grading. Apabila pemeriksaan CT-scan dilakukan setelah biopsi, akan
tampak perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan gambaran suatu
keganasanpada jaringan lunak.
Ada dua metode pemeriksaan biopsi, yaitu :
 Biopsi tertutup
dengan menggunakan jarum halus ( fine needle aspiration, FNA) dengan
menggunakan sitodiagnosis, merupakan salah satu biopsi untuk melakukandiagnosis pada
tumor.
 Biopsi terbuka.
Biopsi terbuka adalah metode biopsi melalui tindakan operatif. Keunggulan biopsi terbuka
dibandingkan dengan biopsi tertutup, yaitu dapatmengambil jaringan yang lebih besar
untuk pemeriksaan histologis dan pemeriksaanultramikroskopik, mengurangi kesalahan
pengambilan jaringan, dan mengurangikecenderungan perbedaan diagnostik tumor jinak
dan tunor ganas (seperti antaraenkondroma dan kondrosakroma, osteoblastoma dan
osteosarkoma). Biopsi terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan
pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada reseksi end-block .

8
G. PENATALAKSANAAN
1. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada osteosarkoma, Kemoterapi juga
mengurangi metastase ke paru-paru dan sekalipun ada, mempermudah melakukan eksisi pada
metastase tersebut. Keoterapi diberikan pre operatif dan post operatif Obat-obat kemoterapi yang
mempunyai hasil cukup efektif untuk osteosarkoma adalah:doxorubicin (Adriamycin¨), cisplatin
(Platinol¨), ifosfamide (Ifex¨), mesna (Mesnex¨), danmethotrexate dosis tinggi (Rheumatrex¨).
Protokol standar yang digunakan adalahdoxorubicin dan cisplatin dengan atau tanpa
methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapiinduksi (neoadjuvant) atau terapi adjuvant. Kadang-
kadang dapat ditambah dengan fosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini,
dengan dosis yang intensif,terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate sampai 60 Ð
80%.
2. Operasi
 Saat ini prosedur Limb Salvage merupakan tujuan yang diharapkan dalam operasi
suatuosteosarkoma. Maka dari itu melakukan reseksi tumor dan melakukan rekonstrusinya
kembali dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari ektermitas merupakan salah satu
keberhasilan dalam melakukan operasi. Dengan memberikan kemoterapi preoperative
(induction = neoadjuvant chemotherpy) melakukan operasi mempertahankan ekstremitas (limb-
sparing resection) dan sekaligus melakukan rekonstruksi akan lebih aman danmudah, sehingga
amputasi tidak perlu dilakukan pada 90 sampai 95% dari penderitaosteosarkoma.7 Dalam
penelitian terbukti tidak terdapat perbedaan survival rate antaraoperasi amputasi dengan limb-
sparingresection.17 Amputasi terpaksa dikerjakan apabila prosedur limb-salvage tidak dapat
atautidak memungkinkan lagi dikerjakan. Setelah melakukan reseksi tumor, terjadi
kehilangancukup banyak dari tulang dan jaringan lunaknya, sehingga memerlukan kecakapan
untuk merekonstruksi kembali dari ekstremitas tersebut.Biasanya untuk rekonstruksi
digunakanendo-prostesis dari methal.18-20 Prostesis ini memberikan stabilitas fiksasi yang
baik sehingga penderita dapat menginjak (weight-bearing) dan mobilisasi secara cepat,
memberikan stabilitas sendi yang baik, dan fungsi dari ekstremitas yang baik danmemuaskan.
Begitu juga endoprostesis methal meminimalisasi komplikasi postoperasinyadibanding dengan
menggunakan bone graft
3. Follow-Up Post-Operasi
Post operasi dilanjutkan pemberian kemoterapi obat multiagent seperti pada sebelumoperasi.
Setelah pemberian kemoterapinya selesai maka dilakukan pengawasan terhadap kekambuhan
tumor secara local maupun adanya metastase, dan komplikasi terhadapproses rekonstruksinya.

9
Biasanya komplikasi yang terjadi terhadap rekonstruksinyaadalah: longgarnya prostesis, infeksi,
kegagalan mekanik. Pemeriksaan fisik secara rutinpada tempat operasinya maupun secara
sistemik terhadap terjadinya kekambuhan maupunadanya metastase. Pembuatan plain-foto dan
CT scan dari lokal ekstremitasnya maupunpada paru-paru merupakan hal yang harus dikerjakan.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap 3bulan dalam 2 tahun pertama post opersinya, dan setiap 6
bulan pada 5 tahun berikutnya.

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidkan, pekerjaan, status perkawinan, alamat,
dan lain-lain.
2. Anamnesa
Pengkajian berdasarkan karakterisitik nyeri:
P : palliative : tidak teridentifikasi
Q : quality/quanty : pada kasus nyeri yang dirasakan klien terus menerus.
R : region ; nyeri terletal pada tungkai bawah kanan.
S : scale ; klien menyatakan bahwa nyerinya ada pada skala 9 (0-10)
T : nyeri terjadi sejak 3bulan yang lalu dan akan bertambah nyeri apabila area
bengkaknyadisentuh atau bergesekan dengan kain. 
a. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
 Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena.
 Klien mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak
 Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya
 Riwayat kesehatan dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang berat/penyakit
tertentu yang memungkinkan berpengaruh pada kesehatan sekarang, kaji adanya
trauma prosedur operatif dan penggunaan obat-obatan.
 Riwayat kesehatan keluarga
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti
yang dialami klien/gangguan tertentu yang berhubungan secara langsung dengan
gangguan hormonal seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

10
3. Pengkajian fisik
Inspeksi :
a. Postur: terlihat massa sebesar bola tenis di tungkai kanan,kemerahan,dan mengkilap
b. Gaya berjalan: nyeri dirasakan klien pada skala9 sehingga  dapat dipastikan klien
tidak bisa berjalan dengan baik.
c. ROM : klien tidak dapat bergerak bebasd.
  Perubahan warna kulit : terlihat perubahan kulit berupa rubor dan mengkilat pada
areapembengkakan,ditemukan adanya pus berwarna hijau.
Palpasi:
a. Nyeri tekan bertambah apabila disentuh dan bergesekan dengan kain,sehingga perawat
tidak bolehmenekannya.
b. Edema (tempat,ukuran,temperature)Edema pada tungkai bawah kanan klien sebesar bola
tennis dan timbul rubor dan mengkilat.
4. Hasil laboratorium/radiologi
 Terdapat gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan tulang
baru.
 Adanya gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek
tulang.
 Terjadi peningkatan kadar alkali posfatase.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Kerusakan  integritas kulit yang b/d penipisan lapisan kulit sekunder terhadap penekanan tumor
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d respon inflamasi
3. Gangguan  imobilisasi  yang b/d  nyeri akut
4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan yang b/d hipermetabolik 
5. Ansietas b/d perubahan status kesehatan
6. Gangguan citra diri yang b/d adanya tumor
7. Gangguan pola tidur yang b/d nyeri yang berkelanjutan

11
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Diagnosa Media :
No. Register : Ruangan :

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Evaluasi


1 Kerusakan integritas kulit - Dalam waktu - Luka kering - Kaji luka, - Deteksi dini S : pasien
1 x 24 jam dan tidak awasi adanya tanda infeksi mengatakan
b/d penipisan lapisan kulit
luka mengeluarkan odema, pada pada pasien lukanya
sekunder terhadap penekanan mengering nanah/darah insisi - Agar pasien sedikit kering
- Dalam waktu - - Jangan tidak kesakitan O : tidak ada
tumor
5x24 jam luka melakukan odema pada
sembuh dan observasi TTV luka
pasien dapat pada isis yang TD : 140/120
pulang sakit - Mengurangi S : 36oC
- Lakukan resiko infeksi N : 63
perawatan luka pada luka RR : 28
dengan tehnik A : masalah
steril teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi 2,3
2 Gangguan rasa nyaman - Dalam waktu - Nyeri - Kaji TTV - Mengetahui S : pasien
(nyeri) b/d respon inflamasi 2 jam berkurang / keadaan pasien mengatakan
diharapkan hilang secara dini nyeri sudah
nyeri - Pasien mau - Kaji nyeri, - Mengetahui berkurang
berkurang melakukan lokasi, skala perkembangan O : pasien mulai
aktivitas ringan pasien duduk dan
- Dalam waktu - Bantu dalam - Mengurangi menggerakkan
2 x 24 jam menentukan tekanan pada tangan
nyeri hilang posisi yang sisi yang sakit A : sebagian
dan pasien nyaman masalah
dapat teratasi
melakukan P : lanjutkan

12
aktivitas intervensi 2,3
ringan

13
BAB 4
PENUTUP
A. SIMPULAN
Sarkoma osteogenik atau osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer
yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling
sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Kasus
sarkoma osteogenik paling banyak menyerang anak remaja dan mereka yang baru
menginjak masa dewasa, tetapi dapat juga menyerang penderita penyakit Paget yang
berusia lebih dari 50 tahun.
Penyebab utama masih misteri, tetapi faktor genetik, virus onkologi, dan
terpapar radiasi disinyalir sebagai asal muasal timbul sarkoma osteogenik ini. Nyeri
yang menyertai destruksi tulang dan erosi adalah gejala umum dari penyakit ini.
Beberapa jenis tumor primer seperti sarkoma osteogenik dapat dirawat
paling baik dengan jalan amputasi atau melakukan pembedahan ablative secara
menyeluruh. Meskipun kemoterapi dan imunoterapi agaknya juga mempunyai
kemampuan untuk menyembuhkan, tetapi sering kali perlu dilakukan pembedahan
untuk membuang tumor dan semua jaringan di sekitarnya. Selain itu, juga
dikembangkan terapi x-ray sinar tingkat tinggi.

B. Saran
Setelah penulis menjabarkan mengenai kasus osteosarkoma, diharapkan
memberi suatu pencerahan dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kasus ini.
Namun, dalam uraiannya, penulis sadar bahwa masih banyak hal yang dirasa kurang
dan oleh karenanya penulis mengharapkan suatu masukan dan saran untuk kebaikan
mendatang dalam segala bidang, terutama kasus osteosarkoma ini. Penelusuran lebih
jauh dan dalam lagi mengenai perkembangan kasus osteosarkoma ini merupakan jalan
terbaik untuk mendapat informasi yang lebih relevan disamping makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/dr%20siki_9.pdfhttp://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/19573/4/Chapter%20II.pdf. Di akses pada tanggal 22 pukul
16.00
2. http://wikimedya.blogspot.com/2010/11/definisi-konsep-penyakit-
osteosarcoma.html. Di akses pada tanggal 22 pukul 16.10
3. http://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CB8QFjAB&url=http%3A%2F
%2Fiwansaing.files.wordpress.com%2F2009%2F06%2F15-askep-kanker-tulang-
167-. Di akses pada tanggal 22 pukul 16.15
4. 174.doc&rct=j&q=askep%20pada%20klien
%20osteosarcoma&ei=CvR6TuieDI6nrAfarPDBCA&usg=AFQjCNHFxSYVnL4
ix_L7xchh_DUkstxOOQ&cad=rja. Di akses pada tanggal 22 pukul 16.30
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19573/4/Chapter%20II.pdf. Di
akses pada tanggal 22 pukul 16.35
6. http://ifaria.files.wordpress.com/2010/01/patofis-osteosarcoma.doc. Di akses pada
tanggal 22 pukul 17.00
7. http://www.scribd.com/doc/49448400/PATOFISIOLOGI-OSTEOSARCOMA. Di
akses pada tanggal 22 pukul 17.10

15

Anda mungkin juga menyukai