Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yangsangat ganas.

Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling seringterserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. ( Price, 1962:1213 ). Menurut badan kesehatan dunia ( W orld Health Oganization ) setiap tahun jumlahpenderita kanker 6.25 juta orang. D i Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kankerdiantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapatsekitar 11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya denganjumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker pertahun.Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah OrthopedyUniversit as Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumortul ang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tul angjinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas ya ng seringdidapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluru h tumor tulang ganas.Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dal am stadium lanjut. Angkaharapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup samp ai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang k erap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih suli t. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebarke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadangmemerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelom pok usia 15 25 tahun( pada usia pertumbuhan ). ( Smeltzer. 2001: 2347 ). Rata-ra ta penyakit ini terdiagnosis padaumur 15 tahun. Angka kejadian pada anak lakilak i sama dengan anak perempuan. Tetapipada akhir masa remaja penyakit ini lebih ba nyak di temukan pada anak laki-laki. Sampaisekarang penyebab pasti belum diketah ui.Melihat jumlah kejadian diatas serta kondisi penyakit yang memerlukan pendete ksiandan penanganan sejak dini. 1

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dal am makalah ini adalah Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal (Osteosarcoma). 1.3 Tujuan Masalah 1.3 1 Tujuan Umum Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuha n keperawatan pada kasus Osteosarcoma sesuai dengan standart keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. 1.3.2 Tujuan Khusus Pada tujuan khusus diharapka n penulis mampu melaksanakan standart keperawatan melalui pendekatan proses kepe rawatan meliputi: 1.3.2.1 Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan Osteosa rcoma. 1.3.2.2 Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan Osteosarcoma. 1 .3.2.3 Menyusun rencana keperawatan dengan tujuan sesuai dengan diagnosa keperaw atan klien Osteosarcoma. 1.3.2.4 Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan re ncana keperawatan yang telah ditentukan. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Osteosarkoma adalah tumor tulang ganas yang berasal dari sel primitif pada regio metafisis tulang panjang orang berusia muda. (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor tulang ganas,yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja. Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pa da anak-anak. Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.Angka kejad ian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhirmasa re maja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.Penyebab yang pasti tidak diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa osteosarkomamerupakan penyakit yan g diturunkan. Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujungatas) dan tulang kering (ujung atas).Ujung tulang-tulang ters ebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan kecepatanpertumbuhan yang ter besar. Meskipun demikian, osteosarkoma juga bisa tumbuh di tulanglainnya.3. Sark oma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung (Danielle. 1999: 244 ). K anker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.( Wong . 2003: 95 ). Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) adalah tumor yang muncul dari mesenkimpembentuk tulang. ( Wong. 2003: 616 ). Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma ) merupakan neoplasma tulang primer yang sangatganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian uj ung tulang panjang, terutama lutut. ( Price. 1998: 1213 ) Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) merupakan tulang primer maligna yang paling seringdan paling fatal . Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor inimenyebabkan mortal itas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketikapasien pertama ka li berobat.( Smeltzer. 2001: 2347 ) 3

2.2 Etiologi Etiologi osteosarcoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai macam fa ktor predisposisi sebagai penyebab osteosarcoma. Adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarcoma antara lain : 1. Trauma Osteosarcoma dapat terja di beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya injuri. Walaupun demiki an trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama karena tulang yang fra ktur akibat trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan osteosarcoma. 2. Ekstr insik karsinogenik Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan m elebihi dosis juga diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarcoma ini. Salah satu contoh adalah radium. Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal, fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatk an osteosarcoma. 3. Karsinogenik kimia Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberculosis mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang menjadi osteo sarcoma. 4. Virus Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan oncogenik viru s pada osteosarcoma osteosarcoma baru dilakukan pada hewan, sedangkan sejumlah u saha untuk menemukan manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan menyataka n adanya partikel seperti virus pada sel osteosarcoma dalam kultur jaringan. Bah an kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat dan besarnya ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarcoma selama masa puberta s. Hal ini menunjukkan bahwa hormon sex penting walaupun belum jelas bagaimana h ormon dapat mempengaruhi perkembanagan osteosarcoma. 5. Keturunan ( genetik ) 4

2.3 Patofisiologi Keganasan sel pada mulanya berawal pada sumsum tulang (myeloma) dari jaringan se l tulang (sarcoma) sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul limfe, hati dan g injal sehingga dapat mengakibatkan adanya pengaruh aktifitas hematopeotik sumsum tulang yang cepat pada tulang sehingga sel-sel plasma yang belum matang/tidak m atang akan terus membelah terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol la gi. 2.4 Web Of Caution dari Osteosarcoma GENETIKA VIRUS ONKOGENIK TUMOR TERPAPAR RADIASI KELAINAN GENETIK PADA LENGAN PANJANG KROMOSOM 13 MASUK KEDALAM TUBUH TUMBUH KEDALAM JARINGAN METAFIN TERJADI DELESI PADA TULANG MENGEROSI KORTEKS PERTUMBUHAN TULANG ABNORMAL OSTEOLITIK JARINGAN LUNAK TERSERANG 5

OSTEOBLASTIK OSTEOSARKOMA TULANG HUMERUS PARU NYERI TULANG RAWAN TULANG RUSAK TIMBUL LESI DESTRUKTIF IREGULAR METASTASIS PARU MK:GANGGUAN RASA NYAMAN TIMBUL BENJOLAN MK: INFEKSI TERAPI MK:KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT MK:KOMPLIKASI PENYAKIT RADIASI X-RAY BEDAH KEMOTERAPI MK:KELETIHAN ALOPESIA MK: KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT BIOPSI AMPUTASI MUAL/ MUNTAH MK: GANGGUAN RASA NYAMAN MK:GANGGUAN CITRA TUBUH BERAT BADAN TURUN MK: PERUBAHAN NUTRISI MK:KERUSAKAN MOBILITAS FISIK 2.5 Klasifikas 6

Osteosarkoma dibagi : Local osteosarcoma Kanker sel belum tersebar di luar tulan g atau dekat jaringan di mana kanker berasal. Metastatic osteosarcoma Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal ke bagian tubuh yang lain. Kanke r yang paling sering menyebar ke paru-paru. Mungkin juga menyebar ke tulang lain . Tentang satu di lima pasien dengan osteosarkoma dengan kanker yang telah metas tasized pada saat itu dapat terdiagnosa. Dalam multifocal osteosarkoma, tumor mu ncul dalam 2 atau lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-paru. Metastatic p enyakit di diagnosa Penyakit Metastatic adalah kanker yang telah menyebar dari t empat di mana ia mulai bagian tubuh yang lain. Bila kanker telah menyebar ke par u-paru, masa adalah lebih baik jika kanker adalah satu-satunya di paruparu dan d i tempat-tempat lebih sedikit di paru-paru. Untuk kanker yang telah menyebar ke tulang, ramalannya adalah lebih baik jika tumor adalah semua tulang yang sama. B erulang Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah itu telah dirawat. Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan dimana pertama k ali atau mungkin datang kembali di bagian lain dari tubuh. Osteosarkoma paling s ering terjadi dalam paru-paru. Ketika osteosarkoma ditemukan, biasanya dalam wak tu 2 sampai 3 tahun setelah perawatan selesai. Nanti kambuh lagi adalah mungkin terjadi, tetapi langka. 7

2.6 Manifestasi Klinik Nyeri bengkak, dan terbatasnya pergerakan, menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung bawah merupakan gejala yang khas. Hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi aki bat adanya penempatan sel-sel neoplasma pada sumsum tulang, hal ini mengakibatka n terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia selama adanya kerus akan tulang. Sel-sel plasma ganas akan membentuk sejumlah immunoglobulin/bence j one protein abnormal. Hal ini dapat dideteksi melalui serum urin dengan teknik i mmunoelektrophoresis. Gejala gagal ginjal dapat terjadi selama presitipasi imuno globulin dalam tubulus (pada pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam ur at, infiltrasi ginjal oleh plasma sel (myeoloma ginjal) dan trombosis pada vena ginjal. Pembengkakan Keterbatasan gerak Menurunnya berat badan Teraba massa; lun ak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta distensi pembuluh darah. 2.7 Pemeriksaan Diagnostik 1.Pemeriksaan Radiologi Biasanya gambaran radi ogram dapat membantu untuk menentukan keganasan relatif daritumor tulang. Sebaga i contoh, suatu lesi bertepi bulat dan berbatas tegas cenderung bersifatjinak. L esi seperti itu sering kali memiliki tepi yang sklerotik, menunjukkan bahwa tula ngyang terserang memiliki cukup waktu dan kemampuan untuk memberikan respon terh adapmassa yang tumbuh. Gambaran tepi lesi yang tidak tegas menandakan bahwa pros es invasitumor ke jaringan tulang yang berada di sekitarnya.Lesi ini tumbuh deng an cepat dan tulang tidak mempunyai cukup waktu guna mengadakanrespon pembelahan untuk bereaksi melawan massa tersebut. Perluasan lesi melalui kortekstulang mer upakan cirri khas suatu keganasan. Kalau tumor menembus korteks, periosteumnyamu ngkin akan terkelupas. Mungkin periosteumnya akan mengadakan respon denganmenimb un suatu lapisan tipis tulang yang reaktif, lalu tulang akan terangkat, dan reak siperiosteal tersebut berulang kembali. Pemeriksaan radiologi yang dilakukan unt uk membantumenegakkan diagnosis meliputi foto sinar-x lokal pada lokasi lesi ata u foto 8

survei seluruh tulang ( bone survey ) apabila ada gambaran klinis yang mendukung adanya tumor ganas/ metastasis. Foto polos tulang dapat memberikan gambaran ten tang: Lokasi lesi yang lebih akurat, apakah pada daerah epifisis, metafisis, dia fisis, ataupada organorgan tertentu. Apakah tumor bersifat soliter atau multiple . Jenis tulang yang terkena. Dapat memberikan gambaran sifat tumor, yaitu: Batas , apakah berbatas tegas atau tidak, mengandung kalsifikasi atau tidak. Sifat tum or, apakah bersifat uniform atau bervariasi, apakah memberikanreaksi pada perios teum, apakah jaringan lunak di sekitarnya terinfiltrasi. Sifat lesi, apakah berb entuk kistik atau seperti gelembung sabun. Pemeriksaan radiologi lain yang dapat dilakukan, yaitu: Pemindaian radionuklida. Pemeriksaan ini biasanya dipergunaka n pada lesi yang kecil seperti osteoma. CT-scan. Pemeriksaan CT-scan dapat membe rikan informasi tentang keberadaantumor, apakah intraoseus atau ekstraoseus. MRI . MRI dapat memberika informasi tentang apakah tumor berada dalam tulang,apakah tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke jaringan lunak. 2. Pemeriksaan Laborat orium Pemeriksan laboratorium merupakan pemeriksaan tambahan/ penunjang dalam me mbantumenegakkan diagnosis tumor. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan melipu ti: Darah. Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap darah, haemoglobin, fosfatase alkali serum, elektroforesis protein serum, fosfatase asam serum yangm emberikan nilai diagnostik pada tumor ganas tulang. Urine . Pemeriksaan urine ya ng penting adalah pemeriksaan protein Bence-Jones. 3 Biopsi Tujuan pengambilan b iopsi adalah memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaanhistologist, untuk membantu menetapkan diagnosis serta grading tumor. Waktu pelaksanaanbiopsi sanga t penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologi yangdipergunakan pada grading. Apabila pemeriksaan CT-scan dilakukan setelah biopsi, akan 9

tampak perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan gambaran suatu kegan asanpada jaringan lunak. Ada dua metode pemeriksaan biopsi, yaitu : Biopsi tertu tup dengan menggunakan jarum halus ( fine needle aspiration, FNA) dengan menggun akan sitodiagnosis, merupakan salah satu biopsi untuk melakukandiagnosis pada tu mor. Biopsi terbuka. Biopsi terbuka adalah metode biopsi melalui tindakan operat if. Keunggulan biopsi terbuka dibandingkan dengan biopsi tertutup, yaitu dapatme ngambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologis dan pemeriksaanul tramikroskopik, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan, dan mengurangikecende rungan perbedaan diagnostik tumor jinak dan tunor ganas (seperti antaraenkondrom a dan kondrosakroma, osteoblastoma dan osteosarkoma). Biopsi terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan pada prosedur operasi berikutnya, mi salnya pada reseksi end-block . 2.8 Penatalaksanaan 1. Kemoterapi Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada osteosarkom a, Kemoterapi juga mengurangi metastase ke paru-paru dan sekalipun ada, mempermu dah melakukan eksisi pada metastase tersebut. Keoterapi diberikan pre operatif d an post operatif Obat-obat kemoterapi yang mempunyai hasil cukup efektif untuk o steosarkoma adalah:doxorubicin (Adriamycin), cisplatin (Platinol), ifosfamide (Ife x), mesna (Mesnex), danmethotrexate dosis tinggi (Rheumatrex). Protokol standar yan g digunakan adalahdoxorubicin dan cisplatin dengan atau tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapiinduksi (neoadjuvant) atau terapi adjuvant. Kadangka dang dapat ditambah dengan fosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini, dengan dosis yang intensif,terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate sampai 60 80%. 2. Operasi Saat ini prosedur Limb Salvage merupakan tujuan y ang diharapkan dalam operasi suatuosteosarkoma. Maka dari itu melakukan reseksi tumor dan melakukan rekonstrusinya kembali dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari ektermitas merupakan salah satu keberhasilan dalam melakukan operasi. Deng an memberikan kemoterapi preoperative 10

(induction = neoadjuvant chemotherpy) melakukan operasi mempertahankan ekstremit as (limbsparing resection) dan sekaligus melakukan rekonstruksi akan lebih aman danmudah, sehingga amputasi tidak perlu dilakukan pada 90 sampai 95% dari pender itaosteosarkoma.7 Dalam penelitian terbukti tidak terdapat perbedaan survival ra te antaraoperasi amputasi dengan limbsparingresection.17 Amputasi terpaksa diker jakan apabila prosedur limb-salvage tidak dapat atautidak memungkinkan lagi dike rjakan. Setelah melakukan reseksi tumor, terjadi kehilangancukup banyak dari tul ang dan jaringan lunaknya, sehingga memerlukan kecakapan untuk merekonstruksi ke mbali dari ekstremitas tersebut.Biasanya untuk rekonstruksi digunakanendo-proste sis dari methal.18-20 Prostesis ini memberikan stabilitas fiksasi yang baik sehi ngga penderita dapat menginjak (weight-bearing) dan mobilisasi secara cepat, mem berikan stabilitas sendi yang baik, dan fungsi dari ekstremitas yang baik danmem uaskan. Begitu juga endoprostesis methal meminimalisasi komplikasi postoperasiny adibanding dengan menggunakan bone graft 3.Follow-Up Post-Operasi Post operasi d ilanjutkan pemberian kemoterapi obat multiagent seperti pada sebelumoperasi. Set elah pemberian kemoterapinya selesai maka dilakukan pengawasan terhadap kekambuh an tumor secara local maupun adanya metastase, dan komplikasi terhadapproses rek onstruksinya. Biasanya komplikasi yang terjadi terhadap rekonstruksinyaadalah: l onggarnya prostesis, infeksi, kegagalan mekanik. Pemeriksaan fisik secara rutinp ada tempat operasinya maupun secara sistemik terhadap terjadinya kekambuhan maup unadanya metastase. Pembuatan plain-foto dan CT scan dari lokal ekstremitasnya m aupunpada paru-paru merupakan hal yang harus dikerjakan. Pemeriksaan ini dilakuk an setiap 3bulan dalam 2 tahun pertama post opersinya, dan setiap 6 bulan pada 5 tahun berikutnya. 11

BAB 3 PROSES KEPERAWATAN DENGAN OSTEOSACROMA 3.1 PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Nama, umur, jenis kelamin, pendidkan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan lain-lain. 2. Anamnesa Pengkajian berdasarkan karakterisitik nyeri: P : palliati ve : tidak teridentifikasi Q : quality/quanty : pada kasus nyeri yang dirasakan klien terus menerus. R ::region ; nyeri terletal pada tungkai bawah kanan. S : s cale ; klien menyatakan bahwa nyerinya ada pada skala 9 (0-10) T : nyeri terjadi sejak 3bulan yang lalu dan akan bertambah nyeri apabila area bengkaknyadisentuh atau bergesekan dengan kain. 3. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang Pa sien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena. Klien mengatakan susah untu k beraktifitas/keterbatasan gerak Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya R iwayat kesehatan dahulu tertentu yang memungkinkan berpengaruh pada Perlu dikaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang berat/penyakit kesehatan seka rang, kaji adanya trauma prosedur operatif dan penggunaan obat-obatan. Riwayat k esehatan keluarga Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami ganggu an seperti yang dialami klien/gangguan tertentu yang berhubungan secara langsung dengan gangguan hormonal seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 12

3. Pengkajian fisik Inspeksi : a. Postur: terlihat massa sebesar bola tenis di t ungkai kanan,kemerahan,dan mengkilap b. Gaya berjalan: nyeri dirasakan klien pad a skala9 sehingga dapat dipastikan klien tidak bisa berjalan dengan baik. c. ROM : klien tidak dapat bergerak bebasd. Perubahan warna kulit : terlihat perubahan kulit berupa rubor dan mengkilat pada areapembengkakan,ditemukan adanya pus ber warna hijau. Palpasi: a. Nyeri tekan bertambah apabila disentuh dan bergesekan d engan kain,sehingga perawat tidak bolehmenekannya. b. Edema (tempat,ukuran,tempe rature)Edema pada tungkai bawah kanan klien sebesar bola tennis dan timbul rubor dan mengkilat. 4. Hasil laboratorium/radiologi Terdapat tulang baru. Adanya gam baran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek tulang. Terjadi pen ingkatan kadar alkali posfatase. 3.2 Diagnosa Keperawatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. K erusakan integritas kulit yang b/d penipisan lapisan kulit sekunder terhadap Gan gguan rasa nyaman (nyeri) b/d respon inflamasi Gangguan imobilisasi yang b/d nye ri akut Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan yang b/d Ansietas b/d perubahan status kesehatan Gangguan citra diri yang b/d adanya tumor Ganggu an pola tidur yang b/d nyeri yang berkelanjutan penekanan tumor gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan hipermetabolik 13

RENCANA KEPERAWATAN Nama Klien : No. Register : No. 1 Diagnosa Keperawatan Kerus akan integritas kulit b/d penipisan lapisan kulit sekunder terhadap penekanan tu mor Tujuan Dalam waktu 1 x 24 jam luka mengering Dalam waktu 5x24 jam luka sembu h dan pasien dapat pulang Kriteria Hasil Luka kering dan tidak mengeluarkan nana h/darah Diagnosa Media Ruangan Intervensi Kaji luka, awasi adanya odema, pada in sisi Jangan melakukan observasi TTV pada isis yang sakit Lakukan perawatan luka dengan tehnik steril Kaji TTV Kaji nyeri, Rasional : : Evaluasi 2 Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d respon inflamasi Dalam waktu 2 jam diharapkan nyeri berkurang Nyeri berkurang / hilang Pasien mau D S : pasien eteksi dini mengatakan tanda infeksi lukanya pada pasien sedikit ke ring A O : tidak ada gar pasien odema pada tidak kesakitan luka TD : 140/120 S : 36oC N : 63 M RR : 28 engurangi A : masalah resiko infeksi teratasi pada luka s ebagian P : lanjutkan intervensi 2,3 M S : pasien engetahui mengatakan keadaan p asien nyeri sudah secara dini berkurang M O : pasien mulai engetahui duduk dan 14

Dalam waktu 2 x 24 jam nyeri hilang dan pasien dapat melakukan aktivitas ringan melakukan aktivitas ringan lokasi, skala Bantu dalam menentukan posisi yang nyaman perkembangan menggerakka pasien n tangan M A : sebagian engurangi masalah tekana n pada teratasi sisi yang sakit P : lanjutkan intervensi 2,3 15

BAB 4 PENUTUP 4.1 Simpulan Sarkoma osteogenik atau osteosarkoma merupakan neopla sma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang . Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panja ng, terutama lutut. Kasus sarkoma osteogenik paling banyak menyerang anak remaja dan mereka yang baru menginjak masa dewasa, tetapi dapat juga menyerang penderi ta penyakit Paget yang berusia lebih dari 50 tahun. Penyebab utama masih misteri , tetapi faktor genetik, virus onkologi, dan terpapar radiasi disinyalir sebagai asal muasal timbul sarkoma osteogenik ini. Nyeri yang menyertai destruksi tulan g dan erosi adalah gejala umum dari penyakit ini. Beberapa jenis tumor primer se perti sarkoma osteogenik dapat dirawat paling baik dengan jalan amputasi atau me lakukan pembedahan ablative secara menyeluruh. Meskipun kemoterapi dan imunotera pi agaknya juga mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan, tetapi sering kali perlu dilakukan pembedahan untuk membuang tumor dan semua jaringan di sekitarnya. Sel ain itu, juga dikembangkan terapi x-ray sinar tingkat tinggi. 4.2 Saran Setelah penulis menjabarkan mengenai kasus osteosarkoma, diharapkan memberi suatu pencer ahan dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kasus ini. Namun, dalam uraiannya, p enulis sadar bahwa masih banyak hal yang dirasa kurang dan oleh karenanya penuli s mengharapkan suatu masukan dan saran untuk kebaikan mendatang dalam segala bid ang, terutama kasus osteosarkoma ini. Penelusuran lebih jauh dan dalam lagi meng enai perkembangan kasus osteosarkoma ini merupakan jalan terbaik untuk mendapat informasi yang lebih relevan disamping makalah ini. 16

Daftar Pustaka 1. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/dr %20siki_9.pdfhttp://repo sitory.usu.ac.id/bitstream/123456789/19573/4/Ch apter%20II.pdf. Di akses pada ta nggal 22 pukul 16.00 2. http://wikimedya.blogspot.com/2010/11/definisi-konsep-pe nyakitosteosarcoma.html. Di akses pada tanggal 22 pukul 16.10 3. http://www.goog le.co.id/url? sa=t&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CB8QFjAB&url=http%3A%2F %2Fiwansai ng.files.wordpress.com%2F2009%2F06%2F15-askep-kankertulang-167-. Di akses pada t anggal 22 pukul 16.15 4. 174.doc&rct=j&q=askep%20pada%20klien %20osteosarcoma&ei =CvR6TuieDI6nrAfarPDBCA&usg=AFQjCNHFxS YVnL4ix_L7xchh_DUkstxOOQ&cad=rja. Di akse s pada tanggal 22 pukul 16.30 5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /19573/4/Chapter %20II.pdf. Di akses pada tanggal 22 pukul 16.35 6. http://ifari a.files.wordpress.com/2010/01/patofis-osteosarcoma.doc. akses pada tanggal 22 pu kul 17.00 7. http://www.scribd.com/doc/49448400/PATOFISIOLOGIOSTEOSARCOMA. Di ak ses pada tanggal 22 pukul 17.10 Di 17

Anda mungkin juga menyukai