Anda di halaman 1dari 26

Osteosarcoma

By:
Hayu Ulfaningrum, 131611133143
Definisi
Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik) adalah tumor
tulang ganas yang biasanya berhubungan dengan
periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering di
temukan pada anak-anak, rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian
pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama,
tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih
banyak ditemukan pada anak laki-laki ( Wijaya,2013 )
Etiologi
Meskipun tidak ada penyebab keganasan tulang yang pasti, ada beberapa faktor yang
berhubungan yang kemungkinan menjadi faktor penyebab terjadinya keganasan
tulang. Faktor tersebut menurut Muttaqin (2008) adalah :

01 Genetik

02 Radiasi

03 Bahan Kimia

04 Trauma

05 Limfedema Kronis
Epidemiologi
Osteosarkoma merupakan 20% dari seluruh kanker tulang ganas yang dapat terjadi di
mana-mana, biasanya di luar batas yang paling dekat metaphyseal pertumbuhan tulang
piring. Yang paling sering terjadi adalah pada tulang paha (42%, 75% dari yang terpencil
di tulang paha), tulang kering (19%, 80% dari yang di proximal tulang kering), dan
humerus (10%, 90% dari yang di yang proximal humerus). Lokasi lain yang signifikan
adalah tengkorak dan rahang (8%) dan panggul (8%). Dan lebih dari 50% kasus terjadi
pada daerah lutut.
Klasifikasi Osteosarcoma
Menurut kemampuan infiltrasi:

Local
Osteosarcoma
1 Metastatic
Osteosarcoma
2 Berulang
3 5
Kanker sel belum Kanker sel telah Osteosarkoma paling
tersebar di luar menyebar dari sering terjadi dalam paru-paru.
Ketika osteosarkoma
tulang atau dekat tulang yang kanker
ditemukan, biasanya dalam
jaringan di mana berasal, ke bagian waktu 3 sampai 5 tahun
kanker berasal tubuh yang lain. setelah perawatan
Kanker yang paling kemungkinan dapat
sering menyebar ke menyebabkan kekambuhan,
paru-paru namun masih langka
Klasifikasi Osteosarcoma
Menurut Sifatnya:

Osteokondroma
1 Kondroma 2 Kondroblastoma
3 5
Jinak

tumor tulang jinak yang Kondroma jinak biasanya Kondroblastoma merupakan


paling sering ditemukan terjadi pada usia 10 - 30 tumor yang jarang terjadi, yang
biasanya menyerang tahun, timbul di bagian tumbuh pada ujung tulang dan
usia 10 – 20 tahun. tengah tulang. Beberapa biasanya timbul pada usia 10
Tumor ini tumbuh pada jenis kondroma -20 tahun. Tumor ini dapat
permukaan tulang menyebabkan nyeri menimbulkan nyeri
sebagai benjolan yang
keras. penderita dapat
memiliki satu atau
beberapa benjolan.
Klasifikasi Osteosarcoma
Menurut Sifatnya:

Fibroma
4 Osteoid 5 Tumor sel
6 5
Osteoma
Kondromiksoid raksasa

Tumor yang sangat Tumor yang sangat kecil, Tumor sel raksasa biasanya
jarang, yang terjadi yang biasanya tumbuh di terjadi pada usia 20 dan 30
pada usia kurang dari lengan atau tungkai, tetapi Tahun. Tumor ini umumnya
30 tahun. Nyeri dapat terjadi pada semua tumbuh di ujung tulang dan
merupakan gejala yang tulang. Kadang otot disekitar dapat meluas ke jaringan
biasa dikeluhkan. tumor akan mengecil atrofi disekitarnya.
dan keadaan ini akan
membaik setelah tumor
diangkat
Patofisiologi
Menurut Nadianus, (2012) Sarkoma osteogenik (osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang
primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang
tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang terutama lutut. Osteosarkoma paling sering terjadi pada
rongga medular daerah metafisis tulang panjang. Ujung bawah femur, bagian atas tibia, dan bagian atas
humerus
adalah tempat yang paling sering terkena. Secara makrokopis, osteosarkoma tampak sebagai massa lunak
dengan daerah nekrosis dan pendarahan. Dapat ditemukan pembentukan tulang dan kartilago. Tulang yang
terkena membesar akibat adanya tumor, yang dapat menginfitrasi rongga medulla dan jaringan lunak di luar
30% dari jaringan sel tulang
tulang. Keganasan sel pada mulanya berawal pada sumsum tulang (myeloma)
(sarcoma) sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul limfe, hati dan ginjal sehingga dapat mengakibatkan
adanya pengaruh aktifitas hematopeotik sum-sum tulang yang
15% cepat pada tulang sehingga sel-sel plasma
yang belum matang/tidak matang akan terus membelah terjadi penambahan jumlah sel yang tidak
terkontrol.
Manifestasi Klinis

1. Nyeri dan pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada
malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit)
2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas
3. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran vena
4. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan menurun dan
malaise.
Penatalaksanaan

Kemoterapi Terapi Radiasi


Bedah

Perawatan bedah untuk Kemoterapi disebut perawatan Menggunakan terapi radiasi x-


osteosarkoma terdiri dari sistemik karena obat memasuki ray untuk membunuh sel kanker.
amputasi atau operasi aliran darah, perjalanan melalui Radiasi untuk osteosarcoma
penyelamatan anggota tubuh, dan dapat membunuh umumnyaberasal dari mesin di
badan. sel kanker di seluruh tubuh. luar tubuh (eksternal terapi
radiasi).
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan
Radiologis
Skening tulang
Melihat adanya
untuk melihat penyebaran
segituga kodman
tumor.
dan destruksi
tulang

CT Scan Dada
Untuk melihat MRI
adanya untuk menentukan
penyebaran ke distribusi tumor pada tulang
paru-paru dan
pernyebaran pada jaringan
Biopsi terbuka lunak sekitarnya.
menentukan jenis malignasi
Pemeriksaan Darah
tumor tulang menunjukan adanya peningkatan
alkalin fostafase
Komplikasi
( Menurut Nadianus, 2012)

Akibat Pengobatan
Mengakibatkan gangguan saraf tepi,
penurunan kadar sel darah, kebotakan
pada kemoterapi

Akibat Tidak Langsung


mengakibatkan penurunan berat badan,
anemia, penurunan kekebalan tubuh.

Akibat Langsung
Mengakibatkan patah tulang
Asuhan
Keperawatan
pada
Osteosarcoma
Kasus
Ny. K, usia 25 th datang ke RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 18 Agustus 2018 pukul 09:30 WIB dengan keluhan
benjolan pada lutut kiri. Benjolan dirasakan sejak 7 bulan yang lalu. Awalnya benjolan hanya sebesar telur puyu
h.
Lama kelamaan benjolan dirasa semakin membesar. Klien mengatakan benjolan lutut kiri terasa nyeri, nyeri
dirasakan terus menerus, ketika nyeri pasien biasanya hanya menggosok2 lutut dengan tangan. Sejak 2 bulan in
i pasien mengeluh sudah tidak bisa berjalan dan hanya menghabiskan waktu di tempat tidur. Sebelumnya sejak
muncul benjolan pasien dibawa oleh suaminya Tn. M berobat ke dukun dan diberi ramuan yang dioleskan pada
benjolan. Namun keluhan dirasa tetap, selama 2 bulan tersebut klien hanya tidur 4 jam/hari.
Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, Nadi 95x/menit, BB 60 kg, TB 160 kg,
RR 20x/menit, Suhu 37̊ C, akral hangat, klien tampak meringis kesakitan, mata klien tampak kurang bercahaya.
Pada saat perawat meminta klien menunjukkan skala nyeri, klien memilih angka 9 pada skala nyeri tersebut.
Klien didiagnosis oleh dokter yaitu Obs Primary Bone Tumor ec Susp Osteosarcoma proximal tibia fibula sinistra
dan segera dilakukan pembedahan.
Pengkajian
1. Identitas Diri:
Nama: Ny. K Tanggal MRS: 18 Agustus 2018
Usia: 25 tahun Pukul MRS: 09:30 WIB
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Pendidikan: SMA
Alamat: Jl. Kerinci 56, Ngawi
Suku / Bangsa: Jawa / Indonesia
Pengkajian
2. Riwayat Kesehatan:
a. Keluhan Utama: Benjolan pada lutut sebelah kiri
b. Riwayat Kesehatan Sekarang: Klien datang ke RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 18
Agustus 2018 pukul 09:30 WIB dengan keluhan benjolan pada lutut kiri. Benjolan dirasakan sejak 7 bulan
yang lalu. Awalnya benjolan hanya sebesar telur puyuh. Lama kelamaan benjolan dirasa semakin
membesarBenjolan lutut kiri terasa nyeri, nyeri dirasakan terus menerus, ketika nyeri pasien biasanya
hanya
menggosok2 lutut dengan tangan. Sejak 2 bulan ini pasien mengeluh sudah tidak bisa berjalan dan hanya
menghabiskan waktu di tempat tidur.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu: Klien tidak memiliki penyakit seperti saat ini
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga klien tidak memiliki penyakit seperti yang dialaminya saat
ini
e. Riwayat Pengobatan: Sebelumnya sejak muncul benjolan pasien dibawa oleh suaminya
Tn. M berobat ke dukun dan diberi ramuan yang dioleskan pada benjolan. Namun keluhan dirasa tetap.
Pengkajian
3. Keadaan Umum
a. Penampilan: klien tampak pucat, akral hangat.
b. Tanda- tanda vital:
• TD: 130/80 mmHg
• Nadi 95x/menit,
• TB 160 kg,
• BB 60 kg,
• RR 20x/menit,
• Suhu 37̊ C.
c. Pemeriksaaan fisik:
• Kepala : A/I/C/D +/-/-/-, pembesaran KGB colli (-)
• Thorax : simetris +/+, retraksi -/-, vesikuler, rh -/-, wh -/-, S1S2 tunggal, murmur (-), Gallop (-), pembesa
ran KGB axilla (-)
• Abdomen : supel, BU (+)
• Ekstremitas : akral hangat +/+ , odem -/-
• Genitalia : dalam batas normal, pembesaran KGB inguinal (-).
• Status Lokalis:
Pada Regio Cruris Sinistra terdapat massa berukuran 30x20x20cm teraba padat keras, fixed, vena
Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS: Klien mengatakan benjolan lutut kiri Osteosarkoma Nyeri Kronis
terasa nyeri, nyeri dirasakan terus menerus,
Klien tidak bisa berjalan dan hanya
Pembengkakan lokal
menghabiskan waktu di tempat tidur.
DO: - Skala nyeri 9
- Mata klien kurang bercahaya Menekan ujung saraf
- Klien tampak meringis kesakitan
- Suami klien mengatakan, selama 2
bulan klien hanya tidur 4 jam/hari. Nyeri Kronis

2. DS: Sejak 2 bulan ini pasien mengeluh Penimbunan periosteum Hambatan Mobilitas
sudah tidak bisa berjalan dan hanya di sekitar lesi Fisik
menghabiskan waktu di tempat tidur.
Pertumbuhan tulang yg
DO: - Abnormal

Hambatan Mobilitas Fisik


Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan

3. DS: - Pertumbuhan tulang yg Gangguan Citra Tubuh


DO: Klien didiagnosis oleh dokter yaitu Abnormal
Obs Primary Bone Tumor ec Susp
Pembedahan
Osteosarcoma proximal tibia fibula sinistra
dan segera dilakukan pembedahan. Pengangkatan organ

Gangguan citra tubuh


Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agens pencedera
(Domain 12, Kelas 1, 00133)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
(Domain 4, Kelas 2, 00085)
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(Domain 6, Kelas 3, 00118)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Nyeri kronis berhubungan dengan agens pencedera
(Domain 12, Kelas 1, 00133).
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, nyeri dapat
berkurang

NOC NIC
Kontrol Nyeri: Manajemen Nyeri:
• Klien dapat mengenali kapan terjadinya  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
nyeri secara konsisten yang meliputi lokasi, karakteristik,
• Klien mengatakan nyeri berkurang onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
• Nyeri dapat berkurang dengan atau beraatnya nyeri dan faktor pencetus.
menggunakan analgesik yg  Ajarkan kepada klien mengenai prinsip-
direkomendasikan prinsip manajemen nyeri.
• Klien dapat melaporkan gejala yg tidak  Dorong klien untuk memonitor nyeri dan
terkontrol pada professional kesehatan menangani nyerinya dengan tepat.
 Berikan klien obat penurun nyeri yang
optimal dengan peresepan analgesik
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
(Domain 4, Kelas 2, 00085).
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, klien dapat melakukan
gerakan pada tubuh.
NOC NIC
Pergerakan: Peningkatan Mekanika Tubuh:
• Klien dapat bergerak dengan mudah  Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam
• Gerakan otot tidak terganggu mengembangkan peningkatan mekanika tubuh, sesuai
• Gerakan sendi tidak terganggu. indikasi.
 Kaji kesadaran klien tentang abnormalitas
muskuloskeletalnya dan efek yang mungkin timbul pada
jaringan otot dan postur.
Peningkatan Latihan:
 Informasikan kepada individu mengenai manfaat
kesehatan dan efek fisiologis latihan
 Monitor kepatuhan individu terhadap program latihan.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(Domain 6, Kelas 3, 00118).
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, gangguan citra tubuh teratasi .

NOC NIC
Citra Tubuh: Peningkatan Citra Tubuh:
• Klien dapat melakukan penyesuaian diri  Bantu klien untuk mendiskusikan perubahan -
terhadap perubahan fungsi tubuh. perubahan (bagian tubuh) disebabkan adanya
• Klien merasa puas terhadap fungsi tubuhnya. penyakit atau pembedahan dengan cara yang
• Klien dapat melakukan penyesuaian diri tepat.
terhadap perubahan status kesehatan.  Tentukan apakah perubahan citra tubuh
berkontribusi pada peningkatan isolasi sosial.
 Bantu klien untuk mengidentifikasi bagian dari
tubuhnya yang memiliki persepsi positif terkait
dengan tubuhnya.
Implementasi dan Evaluasi
No Waktu Dx Implementasi Evaluasi
1. 19 Agustus 1 10:00 Memberikan analgesik untuk meredakan nyeri S: Klien mengatakan nyeri
2018 Hasil: Ketika diberikan analgesik, klien masih merasakan sedikit berkurang
nyeri O: Skala nyeri 8, mata klien kurang
bercahaya
12:00 Mengkaji skala nyeri klien A: Masalah belum teratasi
Hasil: Setelah klien diberikan analgesik pereda nyeri 2 P: Intervensi dilanjutkan, hingga
jam yg lalu, nyeri sedikit berkurang nyeri teratasi

2. 19 Agustus 2 10:45 Memotivasi klien untuk latihan menggerakkan S: Klien mengatakan bisa memiringkan
2018 tubuh. tubuhnya di tempat tidur meskipun sedikit sakit.
Hasil: Klien termotivasi untuk latihan menggerakkan O: Klien dapat menggerakkan sedikit demi
tubuhnya sedikit
11:00 Berkolaborasi dengan fisioterapis untuk melakukan A: Masalah belum teratasi
ROM pasif P: Intervensi dilanjutkan
Hasil: Klien dapat menggerakkan tubuhnya miring
kanan-kiri di tempat tidur
3. 19 Agustus 3 11:30 Memotivasi klien untuk menerima kondisi S: Klien mengatakan sedikit demi
2018 perubahan tubuhnya sedikit akan menerima kondisi
Hasil: Klien sedikit menerima perubahan terhadap tubuhnya
tubuhnya O: Klien tampak belum bisa menerima dengan
11:45 Memberikan informasi terkait apabila tindakan ikhlas terkait dengan perubahan tubuhnya dan
pembedahan tidak dilakukan masih nampak cemas .
Hasil: Klien memahami apabila tindakan pembedahan A: Masalah belum teratasi
tidak dilakukan akan beresiko terhadap kesehatan P: Intervensi dilanjutkan.
tubuhnya
Thank you
Any Question?
Referensi:
Bulechek, G. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). 6 th Edition. Missouri:Elseiver Mosby
 
Moorhead, S. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes.5 th
Edition.
Missouri: Elsevier Saunde

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T Heather Herdman,
Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Nurrohmah, Siti. (2016). Asuhan Keperawatan pada Tn. I dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal:
Osteosarcoma di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis 17Juni-21 Juni 2016. Karya
Tulis Ilmiah: STIKES Muhammadiyah Ciamis.

Seger, Rudyanto Wiharjo. (2014). Studi kasus Osteosarkoma Metastase. Jurnal Widya Medika Surabaya.
Vol.2 No.2.

Sihombing ,Tumpal dkk. (2009). Osteosarkoma pada Anak di RS. Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Sari Pediatri. Vol. 11, No. 3.

Anda mungkin juga menyukai