Anda di halaman 1dari 36

Tumor

Tulang
1
2

Definisi
Tumor tulang Benigna, jauh lebih umum dari pada tumor
tulang maligna, cenderung tumbuh lambat dan sering
tidak merusak jaringan yang ada disekitarnya tumor
maligna primer terjadi kurang dari 0,2% pada orang
dewasa (Porth&Marfin,2009 dalam LeMone,2016)

Tumor tulang primer berasal dari jaringan tulang itu


sendiri, yaitu kartilago,tulang,kolagen, dan sumsum
tulang.
3

 Tumor tulang Benigna : sering asimptomatik dapat


ditemukan dengan x ray dan sebagai penyebab fraktur
pathologic (ignatavicius&workman ,2006) biasanya
tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanaya sedikit
dan tidak menyebabkan kematian (smeltzer&Bare,
2013)

 Tumor tulang Manigna: relatif jarang dan tumbuh dari


sel jaringan ikat dan penyokong (sarkoma) atau di
elemen susmsum tulang (mieloma) (smeltzer&Bare,
2013).
4
5

Benigna
1. Osteoma :Merupakan lesi jinak yang tumbuh lambat,
yang tumbuh pada permukaan tulang, tidak
mengandung tulang rawan. Didapatkan pada tulang
pipih ditengkorak, tulang wajah dan sinus paranasal

2. Osteoid osteoma : memiliki karakterstik berukuran


kecil, memiliki potensi pertumbuhan yang rendah, dan
terasa nyeri. Sering pada femur, tibia, humerus, fibula

3. Osteoblastoma: gambaranya sama dengan osteoid


osteoma tetapi lebih besar sekitar 2 cm. lokasi
tersering adalah vertebra bagian dorsal, metafise dan
diafise atau korteks tulang ekstermitas dan tulang
kraniofasial
Norahmawati, 2014
6
4. Osteokondroma: Neoplasma jinak kartilago, bagian
atasnya ditutupi lapisan kartilago yang tumbuh ke arah
luar. Sering didapatkan pada patella, dan proksimal
humerus

5. Kondroma Merupakan neoplasma jinak yang berasal


dari dalam rongga sumsum tulang dianggap sebagai suatu
hamartoma. tidak ada keluhan nyeri.Lokasi: paling sering
didapat pada tulang kecil di tangan dan kaki.

6. Kondroblastoma :Tumor jarang didapat, biasanya akan


mengenai golongan usia dibawah 20 tahun. Lokasi: paling
sering mengenai tulang humerus, femur, dan tibia.

Norahmawati, 2014
7
7. Kondromiksoid fibroma : Memiliki karakterisktik
adalanya lobulus-lobulus sel spindel atau stellate dengan
banyak matriks miksoid. Lokasi: proksimal tibia dan distal
femur, bisa juga pada ilium, metatarsal, kosta, veterbra

8.Giant sel Tumor (GCT) Tumor ini bersifat jinak tetapi


secara lokal dapat bersifat agresif dan destruktif.
Mengenai golongan usia dewasa muda antara 20-35
tahun. Lokasi: didapat pada epifisis tulang panjang yang
dapat meluas ke metafisis. Tempat yang sering terkena
adalah tibia proksimal, femur distal, dan radius.

Norahmawati, 2014
8
Maligna

1. Osteosarcoma : Tumor ini biasanya dapat meluas dan


mendestruksi korteks serta mengenai jaringan lunak
sekitarnya. Kebanyakan lesi terletak di metafisis, dan pada
umumnya dapat meluas ke epifisis. Lokasi : mengenai
metafise tulang panjang yang tersering adalah distal
femur, proksimal, tibia dan proksimal humerus.

Norahmawati, 2014
9
2. Kondrosarkoma

Merupakan tumor ganas yang sel-selnya membentuk


tulang rawan. Tipe yang sekunder merupakan degenerasi
maligna lesi jinak seperti osteokondroma dan enkondroma.
Didapat pada golongan usia 30-60 tahun:
•Lokasi: terutama mengenai tulang – tulang pipih seperti
pelvis dan skapula, tetapi dapat juga mengenai tulang
panjang seperti femur dan humerus.

Norahmawati, 2014
10
3. Sarkoma Ewing; merupakan tulang ganas primer,
Lokasi: didapat pada tulang-tulang panjang, paling sering
pada tulang femur, tibia, ulna, dan fibula, dapat juga
mengenai tulang pipih.

4. Fibromasarkoma : merupakan tumor ganas yang


berasal dari sel – sel jaringan ikat di dalam rongga
sumsum tulang, jarang didapat. Lokasi: mengenai tulang
panjang didaerah epifispaling banyak pada tulang femur,
tibia, dan humerus.

Norahmawati, 2014
11

Etiologi
Etiologi tumor tulang tidak diketahui, ada kaitanya dengan
dengan peningkatan aktivitas tulang dan terjadinya tumor
primer, sering terjadi ketika pertumbuhan tulang primer sedang
dalam puncaknya pada remaja terstimulasi penyakit berlebihan
seperti penyakit piget (LeMone, 2016)

Beberapa kemungkinan lainnya adalah


- terjadinya mutasi kromosom p53 dan Rb
- Adanya trauma dan infeksi yang berulang
- Faktor lingkungan dan gaya hidup
- Keturunan
- Riwayat kanker
(Chun,2017)
12

Manifestasi Klinis
Tiga manifestasi utama tumor tulang adalah nyeri, massa
dan gangguan fungsi.
1. Nyeri tulang biasanya berlangsung lambat dan
berlangsung selama beebrapa minggu, konstan, atau
intermiten
2. Massa adalah adanya pembengkakan atau gumpalan
pada tulang yang tegas, sedikit lunak dan mungkin
dirasakan melalui kulit.
3. Massa dapat mengganggu gerakan normal atau
menyebabkan tulang patah

(LeMone,2016)
13

(Smeltzer&Bare ,2013
14

Patofisiologi
 Tumor primer menyebabkan kerusakan
tulang, disebut osteolisis, yang melemahkan
tulang, menyebabkan fraktur
 Tulang normal yang berdekatan dengan
tumor merespon terhadap tekanan tumor.
 Permukaan tulang menjadi terganggu dan
terjadi pembesaran kontur pada area
ppertumbuhan tulang

LeMone,2016
15

Pemeriksaan penunjang
1. Sinar x : menunjukan lokasi tumor dan derajat
keterlibatan tulang.
2. CT-Scan/MRI : mengevaluasi derajat invasi tumor ke
tulang, jaringan lunak, dan struktur neurovaskular
3. Biopsi jarum perkutaneus atau biopsi jarum pada
saat pembedahan digunakan untuk menentukan
jenis pasti tumor tulang
4. Pemeriksaan laboratorium mencakup kadar
fosfatase alkali (meningkat dengan tumor maligna)
dan kadar kalsium (peningkatan kerusakan tulang
masif)
(Smith,2016)
16
Grading Tumor
17

Penatalaksaan
1. Tumor jinak
 Jika tumor jinak mungkin tidak memerlukan
tindakan. Kadang hanya perlu pengawasan rutin untuk
melihat apakah merubah seiring berjalan waktu
 Tumor dapat tumbuh, tetap sama atau akhirnya
menghilang, Anak memiliki kemungkinan tumor hilang
pada saat dewasa
 Tumor jinak juga dapat diangkat dengan pembedahan
(Chun,2017)
18

2. Tumor ganas
1. Operatif
- Intralesional atau Intrakapsuler: Tehnik ini
dilakukan dengan eksisi/kuretase tumor.
- Eksisi Marginal: Pengeluaran tumor diluar dari
kapsulnya.
- Eksisi Luas (Eksisi en-bloc): Tumor dikeluarkan
secara utuh disertai jaringan di sekitar tumor.
- Operasi Radikal: Dilakukan seperti pada eksisi luas
dan ditambah dengan pengeluaran seluruh tulang serta
sendi dan jaringan (Nanda,2015
2. Kemoterapi
3. Terapi Radiasi
4. Crysurgery : pembunuhan sel kanker dengan
membekukannya di nirogen cair
(Smith,2017)
19

Hasil penelitian
JURNAL “ OSTEOSARCOMA TIDAK MENJADI PERHATIAN PADA
PROFIL MASYARAKAT PENDERITA OSTEOSARCOMA DI DR.
RSPO RUMAH SAKIT UMUM SURABAYA “STUDI
RETROSPEKTIF” (2018)
Pasien osteosarkoma terbanyak didapatkan pada tahun 2015,
sedangkan paling sedikit pada tahun 2008, dengan tren jumlah
pasien yang terus meningkat. Mayoritas pasien datang dalam
kondisi lanjut. Terapi yang paling sering dilakukan pada pasien
adalah amputasi baik disertai kemoterapi ataupun tidak. Survival
rate pada pasien baik pada 1 tahun, 2 tahun, maupun 5 tahun lebih
rendah dibandingkan angka dari sumber lain. Penyebab terbanyak
mortalitas adalah akibat metastasis tumor.

.
20

Kesadaran masyarakat tentang tanda-tanda dan


bahaya kanker masih rendah, kemauan untuk
mengutamakan pengobatan medis masih kurang.
Hal ini mengakibatkan rendahnya angka deteksi dini
osteosarkoma dan tingginya kasus metastasis
akibat penanganan awal yang tidak tepat.
Sosialisasi lebih lanjut dan peningkatan
kewaspadaan dari petugas kesehatan akan
kecurigaan osteosarkoma diperlukan untuk
memperbaiki keberhasilan penanganan serta angka
survival pada pasien
21

Kasus
Perempuan umur 20 th, dirawat di ruang bedah
mengeluh mudah lelah, terdapat benjolan di paha
kanan, terasa nyeri sejak 3 bulan lalu. Hasil
pemeriksaan didapatkan skala nyeri 8, TD: 120/70,
suhu: 37 C, Nadi: 100 x/menit dan RR 25 x/menit,
didapatkan hasil biopsy T3N3M1. Klien tampak
sesekali meringis dan mengatakan jika pahanya
disentuh nyeri bertambah
22

pengkajian
1. Identitas Diri
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Mudah lelah, Nyeri, dan Adanya
benjolan dipaha
3. Pemeriksaan Fisik
- skala nyeri 8, TD: 120/70, suhu: 37 C, Nadi: 100
x/menit dan RR 25 x/menit
- Wajah klien tampak meringis
23

Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : Pasien invasi tumor Nyeri kronis
mengatakan merasa secara langsung
nyeri sejak 3 bulan pada jaringan
lalu dan nyeri lunak
bertambha jika
disentuh

Do :
-Skala nyeri 8
-hasil biopsy
T3N3M1
-Pasien tampak
meringis
24

Data Etiologi Masalah


Ds : Pasien Ukuran dan Hambatan Mobilitas
mengatakan merasa penyebaran tumor Fisik
nyeri sejak 3 bulan / nyeri
lalu dan nyeri
bertambah jika
disentuh

Do :
-Skala nyeri 8
-hasil biopsy
T3N3M1
-Pasien tampak
meringis
-Terdapat benjolan
pada paha kanan
25

Diagnosa
1. Nyeri kronsi b.d invasi tumor secara
langsung pada jaringan lunak
2. Hambatan mobilitas fisik b.d ukuran dan
penyebaran tumor / nyeri
26
Intervensi
Diagnosa Intervensi Rasional

Nyeri kronis 1. Evaluasi perilaku nyeri, 1. Keluhan tentang nyeri dapat


b.d invasi dengan mencatat dibesar-besarkan karena
tumor secara pengalaman nyeri saat ini persepsi klien bahwa tentang
langsung dan dimasa lalu, laporan nyeri tidak dipercaya
pada jaringan menggunakan skala atau klien percaya bahwa
lunak penilaian nyeri atau catatat pemberi asuhan mengabaikan
nyeri laporan nyeri
Kriteria Hasil : 2. Dorong partisipasi dlm 2. Tim yang komprehensif dapat
Level Nyeri : rencana manajemen nyeri menangani emosional dan
-Menyatakan multidisiplin perilaku untuk menangani isu
nyeri mereda kompleks dari nyeri yang tidak
-menunjukan teratasi
sikap relaks, 3. Diskusikan tujuan 3. Mungkin bahwa ketika nyeri
mampu manajemen nyeri dan tidak dapat diatasi sepenuhnya
berpartisipasi tinjau harapan klien vs nyeri dapat berkurang secara
dalam realita signifikan atau diatasi sampau
aktivitas tingkat ketika klien dapat
berpartisipasi dalam aktivitas.
27

Diagnosa Intervensi Rasional


Kontrol nyeri: 4. Diskusikan dinamika 4. Hal ini mempengaruhi nyeri
Menunjukan fisiologi ketegangan dan
pengunaan ansietas
ketrampilan 5. Beri atau dorong klien 5. Untuk menangani nyeri
relaksasi dan untuk mengunakan persisten sehingga klien dapat
aktivitas analgesik, sesuai merasakan nyeri berkurang dan
pengalih, sesuai indikasi meningkatkan tingkat fungsi
indikasi untuk 6. Beri obat yang 6.Obat perlu diberikan secara
situasi individu konsisten dan cukup teratur, dosis dititrasi naik atau
untuk mengurangi nyeri turun, dan dosisi dimaksimalkan
untuk mengoptimalkan peredaan
nyeri
7. Rekomendasikan atau 7. Untuk mendapatkan
lakuakan intervensi kenyamanan, memeperbaiki
nonfarmakologis, penyembuhan dan mengurangi
metode pengendalian ketergantungan analgesik
nyeri (panas&Dingin,
relaksasi , napas dalam,
posisi)
Dongues,2015
28

Diagnosa Intervensi Rasional


8. Bahas penyalahgunaan 8. Beberapa obat nyeri dapat
obat dengan pasien dan menyebabkan kecanduan
keluarga dan rujuk untuk
konseling intervensi yang
tepat
9. Bantu keluarga dalam 9. Penguatan positif, yang
mengembangkan program membantu klien untuk
strategi koping menggunakan kendali sendiri
dapat memfokuskan energi pada
aktivitas yang lbh produktif
10.Dorong untuk mengurangi 10. Mengurangi fokus pada nyeri
perhatian pada prilaku nyeri
11. Dorong klien untuk 11. Pikiran positif dapat
afirmasi positif membantu dalam manajemen
nyeri
12. Dorong stimulasi otak 12. Tindakan ini dapat
kanan (cinta, tertawa dan melepaskan endorfin yang
musik) meningkatkan perasaan
sejahtera.
29

Diagnosa Intervensi Rasional


13. Dorong penggunaan 13. Mengurangi ansietas yang
rekaman yang tidak disadari dapat menyebabkan nyeri
untuk memintas bagian logis
otak dengan menguatkan
“saya menjadi orang yang
lebih santai”
14. Gunakan narkotik dan 14. Obat tersebut dapat
analgesik dengan hemat. menyebabkan adiksi secara fisik
dan psikologis serta
mengganggu tidur
15. Waspada terhadap 15. dapat mengindikasikan
perubahan nyeri masalah fisik baru atau
mengalami komplikasi
30
Diagnosa Intervensi Rasional
Hambatan 1. Tentukan tingkat 1. Mengidentifikasi kekuatan dan
Mobilitas fisik b.d imobilitas dengan defisit
ukuran dan skala 0-4, dgn
penyebaran mencatat kekuatan
tumor dan tonus otot,
mobilitas
Kriteria hasil: sendi,keseimbanga
-Klien n dan daya tahan
menyatakan 2. Tentukan tingkat 2. Gangguan tersebut dapat
pemahaman gangguan persepsi memerlukan intervensi
tentang situasi atau kognitif dan tambahan atau perubahan
dan program kemampuan rencana keperawatan
terapi individu mengikuti arahan
dan tindakan 3. Catat respon emosi 3. Dapat secara negatif
keamanan atau perilaku memengaruhi konsep diri dan
- terhadap masalah harga diri
Mendemonstrasi mobilitas
kan teknik 4. Bantu dengan 4. Memaksimalkan kemungkinan
perilaku yang terapi kondisi yang mobilitas yang optimal
memungkinkan mendasari
kelanjutan
aktivitas
31
Diagnosa intervensi Rasional
5. Diskusikan ketidak- 5. Diperlukan ketika klien tidak
sesuaian dalam gerakan menyadari kemampuan sendiri
pada saat klien menyadari karena ansietas
atau tidak

6. Bantu dengan dorong 6.Meningkatkan sirkulasi ke


klien untuk mengubah jarijngan, mengurangi risiko iskemia
posisi sendiri pada jadwal jaringan
yang teratur
7.Tinjau dan dorong 7. Mencegah cedera pada klien dan
mekanika tubuh yang pemberi asuhan
tepat
8. Demonstrasikan dan 8. Untuk membantu pasien
bantu penggunaan sisi perubahan dan pemindahan posisi
pengaman, bantalan dengan aman
gulung, lift atau kursi roda.
9. Sokong bagian tubuh 9. Mempertahankan posisi fungsi
dan sendi yang dan mengurang risiko dekubitus
mengalami cedera dengan
menggunakan bantal atau
gulungan
32

Diagnosa intervensi Rasional


10. Beri / rekomendasikan 10.Mengurang tekanan jaringan
kasur pengurang tekanan dan membantu dalam
seperti egg-crate memaksimalkan perfusi
11. Lakukan kolborasi 11. Membatasi atau mengurang
dengan dokter spesialis efek dan komplksai mobilitas
physical medicine dan ahli
terapi okupasiatau fisik
12. Dorong partisipasi klien 12. Mengurangi deprivasi sensori,
dalam aktivitas perawatan meningkatkan konsep diri dan
diri, terapi fisik dan okupasi. kemandirian
13. Beri klien waktu yang 13. Untuk mengurangi keletihan
cukup untuk melakukan
tugas yang berkaitan dengan
mobilitas
14. Identifikasi dan dorong 14. Membatasi keletihan, dengan
teknik penghematan energi memaksimalkan partisipasi
untuk ADL
15. Beri obat sebelum 15.Untuk memungkinkan usaha
aktivitas sesuai kebutuhan maksimal dan keterlibatan dalam
untuk pereda nyeri aktivitas
33

Evaluasi
DX
1
S - Nyeri sudah mulai berkurang, namun masih dirasakan ketika
pasien bergerak atau menyentuh benjolan
O - Skala nyeri 7
- Pasien sesekali tampak meringis

A Nyeri kronis
P - Kaji aktivitas yang menurut klien mengurangi nyeri
- Kolaborasi untuk Turunkan dosis analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologi posisi dan napas dalam
- Lakukan pemantauan skala nyeri secara teratur
- Ajarkan keluarga agar dapat membantu membimbing klien
teknik napas dalam ketika nyeri terjadi
34

I - Kaji aktivitas yang menurut klien mengurangi nyeri


- Kolaborasi untuk Turunkan dosis analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologi posisi dan napas dalam
- Lakukan pemantauan skala nyeri secara teratur

E 1. Pasien mengatakan nyeri membaik ketika ia mengangkan kaki yang


mengalami nyeri
2. Obat analgesik diubah menjadi golongan low-opioid
3. Pasien menemukan posisi yang nyaman dan dan teknik napas
dalam membuat pasien lebih tenang
4. Skala nyeri 6
R Pantau perkembangan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologi lainya
35

DX
2
S - Nyeri sudah mulai berkurang, namun masih dirasakan ketika
pasien bergerak atau menyentuh benjolan
O - Skala nyeri 7
- Pasien sesekali tampak meringis
- Pasien mampu untuk bangun dari tempat tidur secara mandiri
A Hambatan mobilitas fisik
P - Tentukan tingkat imobilitas klien dengan skala
- Dorong klien untuk sering mengubah posisi secara mandiri
- Demonstrasikan dan bantu penggunaan sisi pengaman,
bantalan gulung, lift atau kursi roda.
- Sokong bagian tubuh dan sendi yang mengalami cedera
dengan menggunakan bantal atau gulungan
36

I - Tentukan tingkat imobilitas klien dengan skala


- Dorong klien untuk sering mengubah posisi secara mandiri
- Sokong bagian tubuh dan sendi yang mengalami cedera dengan
menggunakan bantal atau gulungan

E 1. Klien berada pada tingkat 3, karena masih memerluakan bantuan


dan pengawasan dan peralatan untuk duduk, berdiri
2. Klien dapat duduk ditempat tidur dengan bantuan orang lain atau
pegangan tempat tidur, dan dapat miring ke kiri
3. Songkongan pada bawah paha mampu mengurangi nyeri

R -Lakukan kolborasi dengan dokter spesialis physical medicine dan ahli


terapi okupasiatau fisik
-Dorong partisipasi klien dalam aktivitas perawatan diri, terapi fisik dan
okupasi.

Anda mungkin juga menyukai