Tulang
1
2
Definisi
Tumor tulang Benigna, jauh lebih umum dari pada tumor
tulang maligna, cenderung tumbuh lambat dan sering
tidak merusak jaringan yang ada disekitarnya tumor
maligna primer terjadi kurang dari 0,2% pada orang
dewasa (Porth&Marfin,2009 dalam LeMone,2016)
Benigna
1. Osteoma :Merupakan lesi jinak yang tumbuh lambat,
yang tumbuh pada permukaan tulang, tidak
mengandung tulang rawan. Didapatkan pada tulang
pipih ditengkorak, tulang wajah dan sinus paranasal
Norahmawati, 2014
7
7. Kondromiksoid fibroma : Memiliki karakterisktik
adalanya lobulus-lobulus sel spindel atau stellate dengan
banyak matriks miksoid. Lokasi: proksimal tibia dan distal
femur, bisa juga pada ilium, metatarsal, kosta, veterbra
Norahmawati, 2014
8
Maligna
Norahmawati, 2014
9
2. Kondrosarkoma
Norahmawati, 2014
10
3. Sarkoma Ewing; merupakan tulang ganas primer,
Lokasi: didapat pada tulang-tulang panjang, paling sering
pada tulang femur, tibia, ulna, dan fibula, dapat juga
mengenai tulang pipih.
Norahmawati, 2014
11
Etiologi
Etiologi tumor tulang tidak diketahui, ada kaitanya dengan
dengan peningkatan aktivitas tulang dan terjadinya tumor
primer, sering terjadi ketika pertumbuhan tulang primer sedang
dalam puncaknya pada remaja terstimulasi penyakit berlebihan
seperti penyakit piget (LeMone, 2016)
Manifestasi Klinis
Tiga manifestasi utama tumor tulang adalah nyeri, massa
dan gangguan fungsi.
1. Nyeri tulang biasanya berlangsung lambat dan
berlangsung selama beebrapa minggu, konstan, atau
intermiten
2. Massa adalah adanya pembengkakan atau gumpalan
pada tulang yang tegas, sedikit lunak dan mungkin
dirasakan melalui kulit.
3. Massa dapat mengganggu gerakan normal atau
menyebabkan tulang patah
(LeMone,2016)
13
(Smeltzer&Bare ,2013
14
Patofisiologi
Tumor primer menyebabkan kerusakan
tulang, disebut osteolisis, yang melemahkan
tulang, menyebabkan fraktur
Tulang normal yang berdekatan dengan
tumor merespon terhadap tekanan tumor.
Permukaan tulang menjadi terganggu dan
terjadi pembesaran kontur pada area
ppertumbuhan tulang
LeMone,2016
15
Pemeriksaan penunjang
1. Sinar x : menunjukan lokasi tumor dan derajat
keterlibatan tulang.
2. CT-Scan/MRI : mengevaluasi derajat invasi tumor ke
tulang, jaringan lunak, dan struktur neurovaskular
3. Biopsi jarum perkutaneus atau biopsi jarum pada
saat pembedahan digunakan untuk menentukan
jenis pasti tumor tulang
4. Pemeriksaan laboratorium mencakup kadar
fosfatase alkali (meningkat dengan tumor maligna)
dan kadar kalsium (peningkatan kerusakan tulang
masif)
(Smith,2016)
16
Grading Tumor
17
Penatalaksaan
1. Tumor jinak
Jika tumor jinak mungkin tidak memerlukan
tindakan. Kadang hanya perlu pengawasan rutin untuk
melihat apakah merubah seiring berjalan waktu
Tumor dapat tumbuh, tetap sama atau akhirnya
menghilang, Anak memiliki kemungkinan tumor hilang
pada saat dewasa
Tumor jinak juga dapat diangkat dengan pembedahan
(Chun,2017)
18
2. Tumor ganas
1. Operatif
- Intralesional atau Intrakapsuler: Tehnik ini
dilakukan dengan eksisi/kuretase tumor.
- Eksisi Marginal: Pengeluaran tumor diluar dari
kapsulnya.
- Eksisi Luas (Eksisi en-bloc): Tumor dikeluarkan
secara utuh disertai jaringan di sekitar tumor.
- Operasi Radikal: Dilakukan seperti pada eksisi luas
dan ditambah dengan pengeluaran seluruh tulang serta
sendi dan jaringan (Nanda,2015
2. Kemoterapi
3. Terapi Radiasi
4. Crysurgery : pembunuhan sel kanker dengan
membekukannya di nirogen cair
(Smith,2017)
19
Hasil penelitian
JURNAL “ OSTEOSARCOMA TIDAK MENJADI PERHATIAN PADA
PROFIL MASYARAKAT PENDERITA OSTEOSARCOMA DI DR.
RSPO RUMAH SAKIT UMUM SURABAYA “STUDI
RETROSPEKTIF” (2018)
Pasien osteosarkoma terbanyak didapatkan pada tahun 2015,
sedangkan paling sedikit pada tahun 2008, dengan tren jumlah
pasien yang terus meningkat. Mayoritas pasien datang dalam
kondisi lanjut. Terapi yang paling sering dilakukan pada pasien
adalah amputasi baik disertai kemoterapi ataupun tidak. Survival
rate pada pasien baik pada 1 tahun, 2 tahun, maupun 5 tahun lebih
rendah dibandingkan angka dari sumber lain. Penyebab terbanyak
mortalitas adalah akibat metastasis tumor.
.
20
Kasus
Perempuan umur 20 th, dirawat di ruang bedah
mengeluh mudah lelah, terdapat benjolan di paha
kanan, terasa nyeri sejak 3 bulan lalu. Hasil
pemeriksaan didapatkan skala nyeri 8, TD: 120/70,
suhu: 37 C, Nadi: 100 x/menit dan RR 25 x/menit,
didapatkan hasil biopsy T3N3M1. Klien tampak
sesekali meringis dan mengatakan jika pahanya
disentuh nyeri bertambah
22
pengkajian
1. Identitas Diri
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Mudah lelah, Nyeri, dan Adanya
benjolan dipaha
3. Pemeriksaan Fisik
- skala nyeri 8, TD: 120/70, suhu: 37 C, Nadi: 100
x/menit dan RR 25 x/menit
- Wajah klien tampak meringis
23
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : Pasien invasi tumor Nyeri kronis
mengatakan merasa secara langsung
nyeri sejak 3 bulan pada jaringan
lalu dan nyeri lunak
bertambha jika
disentuh
Do :
-Skala nyeri 8
-hasil biopsy
T3N3M1
-Pasien tampak
meringis
24
Do :
-Skala nyeri 8
-hasil biopsy
T3N3M1
-Pasien tampak
meringis
-Terdapat benjolan
pada paha kanan
25
Diagnosa
1. Nyeri kronsi b.d invasi tumor secara
langsung pada jaringan lunak
2. Hambatan mobilitas fisik b.d ukuran dan
penyebaran tumor / nyeri
26
Intervensi
Diagnosa Intervensi Rasional
Evaluasi
DX
1
S - Nyeri sudah mulai berkurang, namun masih dirasakan ketika
pasien bergerak atau menyentuh benjolan
O - Skala nyeri 7
- Pasien sesekali tampak meringis
A Nyeri kronis
P - Kaji aktivitas yang menurut klien mengurangi nyeri
- Kolaborasi untuk Turunkan dosis analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologi posisi dan napas dalam
- Lakukan pemantauan skala nyeri secara teratur
- Ajarkan keluarga agar dapat membantu membimbing klien
teknik napas dalam ketika nyeri terjadi
34
DX
2
S - Nyeri sudah mulai berkurang, namun masih dirasakan ketika
pasien bergerak atau menyentuh benjolan
O - Skala nyeri 7
- Pasien sesekali tampak meringis
- Pasien mampu untuk bangun dari tempat tidur secara mandiri
A Hambatan mobilitas fisik
P - Tentukan tingkat imobilitas klien dengan skala
- Dorong klien untuk sering mengubah posisi secara mandiri
- Demonstrasikan dan bantu penggunaan sisi pengaman,
bantalan gulung, lift atau kursi roda.
- Sokong bagian tubuh dan sendi yang mengalami cedera
dengan menggunakan bantal atau gulungan
36