Abstrak: Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien saat menjalani
hemodialisis adalah hipotensi intradialisis. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipotensi intradialisis pada pasien gagal
ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian adalah analitik cross
sectional dengan jumlah sampel 81 pasien hemodialisis. Analisa data menggunakan
koefisien kontingensi, spearman dan regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan
adanya hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit jantung, pertambahan berat
badan antara waktu hemodialisis dan kadar albumin dengan kejadian hipotensi
intradialisis (p < 0,05). Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap kejadian
hipotensi intradialisis adalah riwayat penyakit jantung dengan OR = 3,525. Penelitian ini
merekomendasi perawat untuk meningkatkan skrining terhadap faktor-faktor yang dapat
mengakibatkan hipotensi intradialsis pada pre, intra dan post hemodialisis, memberikan
edukasi tentang retriksi cairan dan diet serta melengkapi catatan medis pasien.
End Stage Renal Disease (ESRD) atau tahun 2011. Meningkatnya jumlah
gagal ginjal terminal adalah gagal ginjal penderita gagal ginjal terminal, akan
stadium akhir sebagai akibat dari gangguan diikuti peningkatan jumlah pasien yang
ginjal kronik yang progresif atau gagal menjalani hemodialisis karena hemodialisa
ginjal akut yang gagal pulih dan merupakan terapi pilihan utama dan paling
memerlukan terapi pengganti ginjal berupa umum dijalani oleh pasien gagal ginjal
dialisis atau transplantasi ginjal terminal adalah hemodialisis (Alwan &
(O’Callaghan, 2006). Di Indonesia, Ba-saleem, 2013).
penderita gagal ginjal pada tahun 2012 Meskipun menjadi terapi pilihan
tercatat 220.000 orang penderita gagal dan efektif untuk penatalaksanaan pasien
ginjal yang meningkat sekitar 6 % dari gagal ginjal terminal, bukan berarti terapi
062
Sahran, Faktor-faktor Yang Mempengaruh Terjadinya Hipotensi… 063
kekuatan hubungan, dan arah hubungan variabel bebas terlihat pada tabel 3 dan 4.
Tabel 3
Hubungan, kekuatan hubungan, dan arah hubungan antara variabel bebas dan terikat
Variabel Hipotensi F % P r OR
Intradialisis 95% CI
Tidak HID % HID %
Usia
< 65 54 87,1 14 13,9 68 100 0,163 0,153 2,4110
0,682-8520
≥ 65 8 73,7 5 26,3 13 100
Riwayat penyakit
jantung
Tidak ada riwayat 45 84,9 8 15,1 53 100 0,015* 0,262 3,640
1,251-10.590
Ada riwayat 17 60,7 11 39,3 28 100
Riwayat penyakit
DM
Tidak 34 79,1 9 20,9 43 100 0,568 0,063 1,349
0.482-3.780
Ada 28 73,3 10 26,3 38 100
Pertambahan BB
Ringan 24 100 0 0 24 100 Perbanding
--
Sedang 28 80 7 20 35 100 0,001* 0,440 4,039 <0,001
Berat 10 45,5 12 54,5 22 100 1,939 < 0,001
Tabel 4 Hubungan, kekuatan hubungan, dan arah dengan OR 2,073, Pertambahan BB berat
hubungan antara kadar hemoglobin dan albumin OR 1,472, dan kadar albumin dengan OR
terhadap kejadian hipotensi intradialisis 0,050. Secara matematis, model akhir dari
Hipotensi Intradialisis analisis multivariate yang terbentuk dapat
Hemoglobin r -0,132 dirumuskan sebagai berikut:
p 0,241 Z = -12,252 + 0,729 (umur) + 1,260 (rwyt
jantung) + 19,465 (BB sedang) + 21,110
n 81
(BB berat) – 2,992 (albumin). Gambaran
Albumin r -0,409 pemodelan akhir analisis multivariat dapat
p 0,001* dilihat dalam tabel 5 sebagai berikut:
n 81 Tabel 5 Pemodelan akhir analisis multivariat
Analisis Multivariat variabel B Wald P OR
Analisis dimulai dengan value
95%CI
memasukkan variabel yang memiliki p
value < 0,25 dari analisis bivariat untuk Usia 0,729 0,719 0,397 2,073
dijadikan kandidat pemodelan awal 0,384-
multivariat diantaranya adalah usia, 11,188
riwayat penyakit jantung, riwayat penyakit
Riwayat 1,260 2.987 0,084 3,525
DM, pertambahan BB antara waktu penyakit
hemodialisis kadar albumin. Setelah jantung 0,844-
dilakukan analisis regresi sebanyak 6 14,723
tahapan, pada pemodelan didapatkan Pertambahan 5.312 0,070
model akhir. Berdasarkan nilai OR bahwa BB ringan
variabel independen yang paling
Pertambahan 19.465 0,001 0,998 2,843
berpengaruh terhadap kejadian hipotensi BB Sedang
intradialisis adalah riwayat penyakit 0,001
jantung dengan OR 3,525, disusul
pertambahan BB ringan OR 2, 843, umur
066 Jurnal Media Kesehatan, Volume 11 Nomor 1, Juni 2018, hlm. 062-101
Pertambahan 21.110 0,001 0,990 1,472 (2014) di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
BB Berat
0,001 yang mendapatkan proporsi responden
laki-laki mayoritas dari pada responden
Kadar -2,992 7,836 0,005 0,050 perempuan yaitu 76,1%.
Albumin
0,006- Banyaknya jumlah laki-laki yang
0,408
menderita gagal ginjal disebabkan oleh
Constanta - 0,000 0,999 0,000 tingginya aktivitas fisik laki-laki,
12,252 kebiasaan mengkonsumsi suplemen,
alkohol dan rokok yang lama dapat
pada pemodelan awal, variabel
menyebabkan terjadinya hipertensi dan
independen dengan p value > 0,05 secara
diabetes mellitus. Penyebab lain yang
berurutan dikeluarkan dimulai dari
diduga adalah secara anatomis saluran
variabel independen yang memiliki p value
kemih laki-laki lebih panjang, hal ini dapat
terbesar. Setelah variabel tersebut
menyebabkan menumpuknya endapaan-
dikeluarkan, dilakukan penilaian terhadap
endapan zat-zat yang terkandung dalam
perubahan OR semua variabel setelah dan
urin, terjadi pengkristalan dan menjadi
sebelum variabel dikeluarkan. Jika salah
batu (kalkulus) yang dapat mengakibatkan
satu atau lebih variabel perubahan nilai OR
obstruksi dan infeksi saluran kemih yang
nya lebih dari 10%, maka variabel yang
pada akhirnya mengakibatkan kerusakan
dikeluarkan tadi dimasukkan kembali
pada kandung kemih, ureter, bahkan ginjal.
kedalam pemodelan. Langka ini
dilanjutkan sampai pemodelan akhir dan Mayoritas responden pada
didapatkan nilai OR. Berdasarkan nilai OR penelitian ini menggunakan AV
bahwa variabel independen yang paling fistule/cimino untuk akses vaskulernya.
berpengaruh terhadap kejadian hipotensi Hal ini ini sesuai dengan data dari Pernefri
intradialisis adalah riwayat penyakit (2012) bahwa di Indonesia akses vasculer
jantung dengan OR 3,525 (95% CI OR = 0, terbanyak pada pasien hemodialisis adalah
844 – 14,723), disusul pertambahan BB dengan AV fistule/cimino yaitu sebanyak
sedang OR 2, 843, umur dengan OR 2,073 71 %. AV fistule/cimino merupakan akses
(95% CI OR = 0,384 – 11,188), vaskuler yang baik yang dapat
Pertambahan BB berat OR 1,472, dan meningkatkan aliran darah, memudahkan
kadar albumin dengan OR 0,050 (95% CI akses berulang kali, mampu bertahan lama
OR =0,006 – 0, 408). Secara matematis, dan memiliki komplikasi yang minimal.
model akhir dari analisis Menurut Pernefri (2003), bahwa akses
multivariate yang terbentuk dapat vaskular yang adekuat adalah akses yag
dirumuskan sebagai berikut: dapat mengalirkan darah dengan kecepatan
Z = -12,252 + 0,729 (umur) + 1,260 (rwyt 200-300 ml/menit. Sedangkan menurut
jantung) + 19,465 (BBsedang) + 21,110 NKF KDOQI (2006) bahwa akses vaskuler
(BB berat) – 2,992 (albumin) pada hemodialisis dapat mengalirkan darah
dengan kecepatan 300-500 ml/menit. Pada
PEMBAHASAN responden penelitian ini, rata-rata
Responden penelitian mayoritas kecepatan pengaliran darah adalah > 200
berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian ml/menit.
ini sesuai dengan data dari Pernefri (2012) Mayoritas responden pada
bahwa proporsi pasien laki-laki yang penelitian ini menjalani durasi
menjalani hemodialisis lebih banyak hemodialisis selama 4,5 jam. Data pernefri
dibandingkan dengan pasien perempuan (2012) juga menyebutkan bahwa mayoritas
yaitu sebanyak 61,15%. Hasil penelitian pasien hemodialisis di Indonesia menjalani
juga serupa dengan penelitian Susanti, HD selama 4 jam. NKF KDOKI (2006)
Sahran, Faktor-faktor Yang Mempengaruh Terjadinya Hipotensi… 067