Anda di halaman 1dari 8

Level Fatigue Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis

Yang Menjalani Terapi Hemodialisa


Di Mojokerto

Kharima Murega Ayu Adhana


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Email : annisa73w@gmail.com

ABSTRAK
Hemodialisis merupakan salah satu intervensi bagi klien dengan gagal ginjal akut atau gagal
ginjal yang sudah terminal yang mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Hemodialisis
biasanya menjadi pengobatan utama ketika zat toksik perlu dihilangkan dari tubuh secara cepat. Pasien
yang menjalani hemodialisis dalam waktu lama, akan mengalami symptom fatique.Fatique diartikan
sebagai perasaan lelah berlebihan, kekurangan energy, atau keletihan disertai keinginan kuat untuk
istirahat tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi level fatigue pada pasien gagal ginjal kronis
yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian ini adalah Deskriptif dengan pendekatan Survey.
Populasi dalam penelitian ini pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisisdengan pengambilan sample
menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah responden 120. Teknik analisa data dengan
statistic deskriptif. Menggunakan instrument Skala Kelelahan-FACIT (Functional Assessment of Chronic
Ilness Therapy). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita gagal ginjal kronik yang menjalani
terapi hemodialisis sebagian besar memiliki level fatigue sedang sebanyak 72 responden (60%). Level
fatigue berat diderita hampir setengah dari seluruh responden sebanyak 37 responden (30,8%). Sedangkan
sebagian kecil sisanya 11 responden memiliki level fatigue ringan (9,2%). Hal ini disebabkan karena
pengaruh faktor jenis kelamin, usia, anemia, tensi darah, frekuensi hemodialisis, lama hemodialisis yang
dialami pasien. Beberapa hal inilah yang memperburuk kondisi fatigue pasien yang tidak dapat hilang
hanya dengan istirahat. Diharapkan agar perawat dan pasien dapat meminimalkan kondisi anemia yang
dapat memperburuk kondisi fatigue, dengan berbagai cara misalnya dengan pasien mengonsumsi
makanan mengandung zat besi, folat, vitamin B12untuk persiapan terapi suntik eritropoietin (EPO).

Keywords: Gagal Ginjal Kronis, Hemodialisis, Level Fatigue.

1
Pendahuluan Pada tahun 2014 sebanyak 17.193 pasien
Hemodialisis merupakan salah satu baru dan 11.689 pasien aktif. Pada tahun
intervensi bagi klien dengan gagal ginjal 2015 pasien baru mencapai 21.050 serta
akut atau gagal ginjal yang sudah terminal jumlah pasien aktif sebanyak 30.554
yang mengalami ketidakseimbangan cairan orang. Kematian pada pasien yang
dan elektrolit. Hemodialisis biasanya menjalani hemodialisis selama tahun 2015
menjadi pilihan pengobatan ketika zat tercatat sebanyak 1.243 orang dengan
toksik perlu dihilangkan dari tubuh secara lama hidup dengan hemodialisa 1-317
cepat (Black & Hawks, 2014). Dalam bulan. Proporsi terbanyak pada pasien
bukunya juga menyatakan hemodialisis ini dengan lama hidup dengan hemodialisis 6-
bisa berlangsung 3-4 jam tergantung pada 12 bulan(InfoDATIN KemenKes, 2017).
keadaan pasien. Hemodialisis juga harus Terdapat beberapa kondisi yang
rutin dilakukan. Bisa seminggu 3 kali dapat mempengaruhi kondisi fatigue pada
tergantung dari berat-ringannya kerusakan pasien hemodialisis menurut Jhamb
ginjal atau faktor-faktor lain dan harus (2008) dan Brunner & Suddarth (2001)
dilakukan seumur hidup. Kecuali pasien yaitu uremia, anemia, malnutrisi, depresi,
bisa menerima transplantasi ginjal dari dan kurangnya aktivitas fisik. Dalam
orang lain (Black & Hawks, 2014). jurnal penelitian yang dilakukan oleh
Menurut jurnal penelitian Kring & Crane Septiwi (2012) di RSPAD Gatot Soebroto
(2009) pasien yang menjalani hemodialisis Jakarta, terdapat 10 responden dalam
dalam waktu lama, akan mengalami penelitian dengan hasil 1 responden (10%)
symptom fatique. Fatique diartikan sebagai yang mempunyai level fatigue 4,
perasaan lelah yang berlebihan, sedangkan 3 responden (30%) berada pada
kekurangan energi, atau keletihan yang level 5, 4 responden (40%) berada pada
disertai keinginan yang kuat untuk level 6, dan 2 responden (20%) berada
istirahat atau tidur. pada level fatigue 7. Keluhan fatigue pada
Data WHO tercatat penyakit ginjal pasien hemodialisis prevalensinya
telah menyebabkan kematian pada 850 mencapai 60-97%.
ribu orang setiap tahun. Angka tersebut
Berdasarkan hasil studi
menunjukkan bahwa penyakit ginjal
pendahuluan yang dilakukan di ruang
menduduki peringkat ke-12 tertinggi
Hemodialisa RSUD Prof. Dr. Soekandar
sebagai penyebab angka kematian dunia.
Mojokerto dengan mewawancarai 10
Sedangkan Indonesia menempati urutan
orang pasien yang sedang menjalani terapi
ke-4 sebagai negara dengan penderita
hemodialisis, 2 dari 10 orang pasien baru
gagal ginjal terbanyak di dunia. Di
menjalani terapi hemodialisis merasakan
Indonesia prevalensi gagal ginjal kronis
dari segi fisik, kemampuan untuk
0,2% dari penduduk Indonesia. Hanya
beraktivitas menurun karena kelelahan,
60% dari pasien gagal ginjal kronis
sebelum sakit bisa beraktivitas berat
tersebut yang menjalani terapi dialisis.
maupun ringan setiap hari namun setelah
Sedangkan prevalensi GGK di Jawa Timur
menjalani hemodialisis kemampuan
sebanyak 0,3 % (RisKesDas, 2013).
beraktivitas menurun bahkan pasien tidak
Menurut data IRR jumlah pasien
lagi dapat bekerja. Sedangkan 8 pasien
baru dan aktif dari tahun 2013-2015
yang sudah lama menjalani hemodialisa
mengalami peningkatan yaitu, pada tahun
berkisar antara 1-8 tahun kemampuan
2013 pasien baru berjumlah 15.128
aktivitasnya masih lebih baik jika
sedangkan pasien aktif sejumlah 9.396.

2
dibandingkan dengan pasien baru, pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan
ini masih bisa beraktivitas biasa. ekslusi. Instrumen yang digunakan dalam
Pasien yang sudah lama menjalani penelitian ini adalah kuesioner yang telah
hemodialisa akan memiliki kadar ureum dilakukan uji validitas dan reliabilitas,
dan kreatinin yang tinggi. Ureum yang FACIT Fatigue Scale dengan analisa data
tinggi akan mengganggu produksi hormon uji statistic deskriptif (modus) dengan
eritropoietin. Akibatnya jumlah sel darah bantuan SPSS Versi 16.0.
merah berkurang yang mengakibatkan
fatigue ditandai dengan lelah, letih, lesu Keterbatasan
(Thomas, 2003; Sullivan 2009). 1) Peneliti tidak memberikan waktu bagi
Penurunan kadar Hb pada pasien responden yang menjawab pernyataan
hemodialysis menyebabkan penurunan melebihi batas waktu yang ditentukan
jumlah oksigen dan nutrisi yang oleh peneliti.
disalurkan dalam tubuh, yang 2) Tidak dilakukannya pengecekan
mengakibatkan terjadinya fatigue dan hemoglobin sebelum dan setelah terapi
kelemahan dalam melakukan aktivitas. dalam penelitian ini. Hanya
Dalam jurnal penelitian Jhamb et menggunakan hasil pengecekan
al (2008) juga mengemukakan bahwa terakhir laboratorium hemoglobin tiap
pasien hemodialisis mengalami responden.
peningkatan level fatigue yang
menyebabkan konsentrasi menurun, HASIL PENELITIAN
malaise, gangguan tidur, ganguan 1. Data Umum
emosional dan menurunkan kemampuan Tabel 4.1 Karakteristik Responden di
pasien dalam melakukan aktivitas sehari- Rumah Sakit Mojokerto yang menjalani
harinya. Sehingga dampak jika fatigue Hemodialisis
tidak teratasi, pada akhirnya dapat Karekteristik F %
menurunkan kualitas hidup pasien Responden i
hemodialisa. Oleh sebab itu pengukuran Jenis Kelamin
fatigue diperlukan untuk menentukan level Perempuan 52 43.3
dan meminimalkan progresifitas dan Laki-laki 68 56.7
komplikasi yang terjadi akibat fatigue Usia
pada pasien hemodialysis. Remaja Akhir 17-25
5 4.2
tahun
Metode Penelitian
Dewasa Awal 26-35
Penelitian ini menggunakan desain 9 7.5
tahun
penelitian deskriptif. Populasi pada
Dewasa Akhir 36-45
penelitian ini adalah pasien yang menjalani 31 25.8
tahun
hemodialisis di Rumah Sakit Mojokerto.
Lansia Awal 46-55
Teknik yang dipilih dalam penelitian ini 37 30.8
tahun
adalah consecutive sampling. Sampel
Lansia Akhir 56-65
dalam penelitian ini adalah sebagian pasien 35 29.2
tahun
yang menjalani hemodialisis di Rumah
Manula >65 tahun 3 2.5
Sakit Mojokerto yaitu 41 pasien di RSUD
Prof. Dr. Soekandar Mojosari, 40 pasien di Kadar Hemoglobin
Tidak dicek 5 4.2
RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo dan 39
Anemia 111 92.5
pasien di RSI Sakinah. Jumlah sampel
Normal Hb pasien 4 3.3
dalam penelitian ini sebanyak 120 pasien

3
HD responden yang menjalani hemodialisis
Tekanan Darah lebih banyak menderita Hipertensi yaitu,88
Normal 32 26.7 responden dengan persentase 73,3 (%).
Hipertensi 88 73.3 Hasil penelitian sebagian besar ditemukan
Lama HD 72 responden penderita GGK yang
<12 Bulan 72 60.0 menjalani terapi hemodialisis kurang dari
13-37 Bulan 38 31.7 12 bulan (satu tahun) persentasenya
38-62 Bulan 6 5.0 sebanyak 60 (%).
Frekuensi HD Tabel 4.1 menunjukkan hasil
1x seminggu 10 8.3 bahwa hampir seluruh responden
2x seminggu 109 90.8 menjalani terapi hemodialisis dengan
2 minggu sekali 1 .8 frekuensi 2 kali dalam seminggu,
Kerutinan HD sebanyak 109 responden dengan
Ya 119 99.2 persentase 90,8 (%). Jika ditinjau melalui
Tidak 1 .8 sisi kehadiran rutin responden dalam
Komplikasi Anemia terapi, hampir keseluruhan menjalani
Ada 111 92.5 hemodialisis secara rutin 119 responden
Tidak 9 7.5 dengan persentase 99,2 (%). Penelitian
Komplikasi Hipertensi menunjukkan bahwa responden hampir
Ada 90 75.0 seluruhnya mengalami komplikasi
Tidak 30 25.0 Anemia sebanyak 111 responden dengan
Komplikasi Dehidrasi persentase 92.5 (%). Sedangkan, sebagian
Ada 30 25.0 besar responden mengalami komplikasi
Tidak 90 75.0 Hipertensi sebanyak 90 responden dengan
Komplikasi G Gastrointestinal persentase 75 (%). Jika ditinjau dari sisi
Ada 28 23.3 komplikasi dehidrasi, 90 responden 75
Tidak 92 76.7 (%) tidak mengalami tanda dehidrasi.
Komplikasi G Neurologi Peneliti juga mendapatkan data bahwa
Ada 1 .8 hampir seluruh responden tidak
Tidak 119 99.2 mengalami gangguan gastrointestinal
Jumlah Responden 120 100 sebanyak 92 responden dengan persentase
sebanyak 76,7 (%). Gangguan neurologis
Tabel 4.1 diatas menunjukkan hasil hampir seluruh responden tidak
dari penelitian bahwa sebagian besar mengeluhkan gangguan tersebut,
responden penderita GGK yang menjalani sebanyak 119 responden dengan
terapi hemodialisis adalah laki-laki persentase 99,2(%).
sebanyak 68 responden (56,7 %). Jika
ditinjau dari usia responden yang menjalani 2. Data Khusus
terapi hemodialisis kebanyakan berusia 46- Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
55 tahun kategori usia lansia awal yaitu Responden Berdasarkan Level Fatigue di
sebanyak 37 responden (30,8%). Hampir Rumah Sakit Mojokerto yang menjalani
Hemodialisis
keseluruhan responden, sebanyak 111
responden yang menjalani hemodialisis No Level Fatigue F (%)
lebih banyak menderita anemia dengan
persentase 92,5 (%). Tabel diatas juga 1. Berat <17 37 30.8
menunjukkan bahwa sebagian besar

4
sedang diderita usia lansia awal (46-55
2. Sedang 18-30 72 60.0
tahun) 36 pasien 97,3(%). Seseorang
3. Ringan 31-40 11 9.2 dengan usia sesudah 40 tahun akan terjadi
penurunan laju filtrasi glomerulus secara
Total 120 100 progresif hingga usia 70 tahun sebanyak
kurang lebih 50% dari normalnya
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian (Smeltzer & Bare, 2002). Pada usia >40
besar responden penderita GGK yang tahun mengalami fatigue sedang dan berat
menjalani terapi hemodialisis memiliki hampir keseluruhan, hal ini disebabkan
level fatigue sedang (dengan skor 18-30) karena berbagai kemunduran fungsi dari
sebanyak 72 responden (60%). sel-sel dari organ tubuh ditambah dengan
kondisi patologis ginjal.
Pembahasan Sedangkan hasil tabulasi silang
Hasil pada tabel 4.2 bahwa level antara kadar hemoglobin dengan level
fatigue penderita gagal ginjal kronik yang fatigue responden ditemukan bahwa
menjalani terapi hemodialisis di Rumah hampir keseluruhan responden mengalami
Sakit Mojokerto dari keseluruhan sampel level fatigue sedang dan berat 101 pasien
responden mengalami level fatigue sedang (91%) mengalami anemia. Pasien yang
sebanyak 72 responden 60(%). Level menjalani hemodialisis akan memiliki
fatigue berat diderita hampir setengah dari kadar ureum dan kreatinin yang tinggi
seluruh responden sebanyak 37 responden yang menganggu produksi hormon
dengan persentase 30,8 (%). Jika dijumlah eritropoietin dalam proses eritropoesis
prevalensi keduanya dalam penelitian ini (Thomas, 2003; Sullivan, 2009). Karena
sebanyak 90,8 (%). Hasil tabulasi silang defisiensi produksi dan sekresi hormone
antara jenis kelamin dengan level fatigue eritropoietin yang kemudian berimbas
sedang-berat dialami 66 pasien (97%) pada produksi sel darah merah sebagai
berjenis kelamin laki-laki. Namun laki- transport oksigen keseluruh sel-sel tubuh
laki lebih banyak yang mengalami level untuk pembentukan energi. Akibatnya
fatigue sedang sebanyak 43 orang (63,2 tubuh kekurangan energi berlebih.
%). Laki-laki jauh lebih beresiko terkena Setelah dilakukan tabulasi silang
penyakit gagal ginjal kronik daripada antara hipertensi dengan level fatigue
perempuan dikarenakan laki-laki tidak didapatkan hampir seluruhnya yang level
memiliki banyak hormon estrogen yang fatigue sedang dan berat yang mengalami
dapat menyebabkan produksi kalsium hipertensi sebanyak 81 (92%). Salah satu
tidak seimbang. Kalsium berfungsi fungsi ginjal ialah memproduksi enzim
mencegah penyerapan oksalat berlebih angiotensin yang akan diubah menjadi
yang menyebabkan pembentukan batu angiotensin II, yang akan berdampak pada
ginjal. Serta gaya hidup responden laki- pengerasan dan pengerutan pembuluh
laki lebih sering mengonsumsi minuman darah. Kondisi ini menyebabkan hipertensi
bersuplemen (softdrink) dan kurang yang dapat berakibat pada kegagalan
minum air putih. ginjal. Jika hal ini berlangsung terus-
Hasil crosstabs bahwa lebih menerus maka akan berujung pada ESRD
banyak didapatkan level fatigue berat dan (Dharma et al., 2015). Jika hal ini dsertai
sedang dialami oleh kategori usia dewasa retensi cairan beban jantung meningkat
akhir, lansia awal serta lansia akhir. terjadi hipertrofi ventrikel kiri yang
Namun hampir keseluruhan level fatigue menyebabkan COP menurun akibatnya

5
suplay oksigen ke jaringan menurun merangsang hipotalamus di pusat mual
terjadilah metabolisme anaerob yang lebih muntah yang menyebabkan malnutrisi.
banyak memproduksi asam laktat yang Malnutrisi dapat mengakibatkan rasa
menyebabkan fatigue berkelanjutan. mudah lelah karena kurang energy protein
Hasil tabulasi silang antara lama dengan manifestasi pucat, edema, kulit
hemodialisa dengan level fatigue kering pecah-pecah dll.
didapatkan hampir seluruhnya mengalami Hasil penelitian ini pun juga terdapat
level fatigue sedang dan berat 69 responden yang mengalami level fatigue
responden (95,9%) adalah pasien yang ringan dalam tabel 4.2 sebanyak 11
terapi <12 bulan. Hal ini disebabkan responden (7,2 %). Hal ini dikarenakan
karena saat awal-awal terapi responden sejumlah pasien tersebut berjenis kelamin
mengalami uremia yang tidak terkontrol perempuan sebanyak 9 responden (13,2%).
sedangkan pasien juga belum dapat Pada wanita hormon estrogen berdampak
beradaptasi dengan penyakitnya. pada kadar kalsium agar seimbang agar
Hasil tabulasi silang antara frekuensi tidak mengalami sindrom uremia yang
hemodialisa dengan level fatigue meningkat drastis dan sekresi eritropoietin.
didapatkan hampir seluruhnya yang Kalsium memiliki efek protektik dengan
menjalani terapi 2 kali seminggu mencegah penyerapan oksalat yang bisa
mengalami fatigue sedang dan berat 101 membentuk batu ginjal sebagai salah satu
responden 92,7(%). Penelitian Jhamb et al penyebab terjadinya gagal ginjal kronik.
(2008) dijelaskan bahwa pengobatan Gagal ginjal kronis sendiri dapat
uremia dengan hemodialisis juga dapat memunculkan fatigue akibat sindrom
mempengaruhi kelelahan, karena frekuensi uremia, penurunan sekresi eritropoietin dan
hemodialisis berhubungan dengan retensi natrium. Pada tabulasi silang level
kelelahan. Semakin sering responden fatigue dengan frekuensi hemodialisis
menjalani hemodialisis semakin berkurang didapatkan frekuensi hemodialisis 2
level fatigue yang dirasakan. Karena minggu sekali didapatkan level fatigue
sindrom uremia berkurang akibat di ringan 1 responden 100(%). Hal ini
dialisis. disebabkan karena kerusakan ginjal belum
Hasil tabulasi silang antara mancapai stadium berat. Pada tabulasi
gangguan gastrointestinal yang merasakan silang antar level fatigue ringan dengan
fatigue sedang dan berat hanya sebanyak lama hemodialisis didapatkan 5 responden
27 pasien yaitu (22,5%) dari keseluruhan 10,4(%) melakukan hemodialisis selama
responden. Hal ini terjadi karena kondisi 13-37 bulan. Dalam jangka waktu yang
responden banyak yang sudah melewati cukup lama pasien akan beradaptasi dengan
masa dimana tubuh mereka sudah adaptasi keadaan sakitnya.
terhadap hemodialisis yang dilakukan.
Sekitar 3 bulan awal hemodialisis mereka Kesimpulan dan Saran
akan mengalami kondisi dimana sering Melalui hasil penelitian yang
mual muntah akibat kondisi uremia yang berjudul level fatigue pada pasien gagal
mengganggu konsentrasi asam basa dalam ginjal kronik yang menjalani terapi
tubuh sehingga memicu asam lambung hemodialisis di Rumah Sakit Mojokerto,
meningkat. Hal ini juga dapat terjadi pada didapatkan hasil bahwa sebagian besar
pasien yang mengalami hipoglikemi pada pasien memiliki level fatigue sedang,
pasien hemodialisis yang mengakibatkan hampir setengah responden dengan level
asupan nutrisi dalam darah menurun fatigue berat, sedangkan sebagian kecil

6
sisanya memiliki level fatigue ringan. hemodialisis tersebut dan bagaimana
Level fatigue sedang dipengaruhi oleh cara perawatan rumah yang baik,
faktor jenis kelamin, usia, kadar sehingga dapat menurunkan level
hemoglobin, tensi darah, frekuensi fatigue. Salah satunya dengan cara
hemodialisis, lama hemodialisis, kerutinan penyuluhan dalam komunitas tersebut.
dalam hemodialisis serta gangguan 4. Bagi pendidikan/ ilmu keperawatan
gastrointestinal yang dialami pasien. Diharapkan agar para ahli lebih
Beberapa hal ini lah yang memperburuk mengembangkan intervensi
kondisi fatigue pasien yang tidak dapat keperawatan untuk pasien gagal ginjal
hilang hanya dengan istirahat yang kronik yang memiliki semangat dan
nantinya akan berpengaruh pada kualitas motivasi rendah untuk bisa menerima
hidup pasien. kondisinya.
Saran
1. Bagi penderita gagal ginjal kronik
Diharapkan agar para penderita DAFTAR PUSTAKA
Gagal Ginjal Kronis yang menjalani
hemodialisis mengetahui lebih jelas apa Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014).
saja sebab akibat, pencegahan, dan Keperawatan Medikal Bedah.
perbaikan kondisi apa yang harus Singapura: Elsevier.
dikonsumsi atau apa yang harus dibatasi Septiwi, C. (2013). Pengaruh Breathing
karena penyakitnya dengan mencari Exercise Terhadap Level Fatigue
lebih banyak informasi atau referensi, Pasien Hemodialisis. Jurnal
misalnyadari media internet. Sehingga Keperawatan Soedirman (The
dapat membantu menjaga kestabilan Soedirman Journal of Nursing),
fisik. Volume 8, No.1. Maret 2013.
2. Bagi peneliti selanjutnya Black, J.M., Hawks, J.H. (2005). Medical
Diharapkan bagi peneliti Surgical Nursing Clinical
selanjutnya untuk lebih mengkaji Management for Possitive Outcome
kembali masalah-masalah yang terkait (7thed). Philadelphia : W.B
dengan etiologi fisiologis fatigue dari Saunders Company.
anemia misalnya intervensi anemia, Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan
seberapa berpengaruh anemia terhadap Medikal Bedah (Vols 2,
level fatigue, dsb. Peneliti selanjutnya th
8 ed).Jakarta : Penerbit Buku
juga dapat mengkaji bagaimana Kedokteran EGC.
perbedaan dari level fatigue sebelum, Dharma, P. S. (2015). Penyakit Ginjal;
saat dan sesudah pasien menjalani terapi Deteksi Dini dan Pencegahan.
hemodialisis. Yogyakarta: CV Solusi Distribusi.
3. Bagi rumah sakit Jhamb, M. et al. (2008). Fatigue in patients
Diharapkan dapat meningkatkan receiving maintenance dialysis: a
pelayanan keperawatan yang lebih baik review of definitions, measures,
lagi termasuk dalam health and contributing factors.
educationdengan membentuk suatu American Journal Kidney
komunitas pasien GGK yang menjalani Disease.
hemodialisis yang berguna untuk tempat Jhamb, M. et al. (2011). Impact of fatigue
berbagi informasi bagaimana on outcomes in the hemodialysis
mempertahankan kondisidari efek (HEMO) study. American Journal

7
of Nephrology.
Kementrian Kesehatan RI. (2017).
InfoDATIN Situasi Penyakit Ginjal
Kronis.ISSN 2442-7569.
Kring, D.L., & Crane, P.B. (2009). Factors
affecting Quality of life in persons
on hemodyalisis. Nephrology
Nursing Journal.
RISKESDAS. (2013). Riset Kesehaatan
Dasar. Kesehatan. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI.
Thomas, 2003 Thomas, N. (2003). Renal
Nursing. 2th ed. Philadelphia :
Elsevier Science.
Sullivan, D & Mc Carthy, G. (2009).
Exploring the symptom of fatigue in
patients with end stage renal
disease. Neprhology Nursing
Journal.

Anda mungkin juga menyukai