ABSTRAK
Gagal Ginjal memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap seperti hemodialisis. Pasien
hemodialisis beresiko mengalami kelainan kardiovaskular lebih tinggi daripada populasi
umum. Salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan resiko ini adalah stres oksidatif.
Stres oksidatif terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan kadar radikal bebas dan antioksidan.
Glutation tereduksi (GSH) adalah salah satu antioksidan penting dalam tubuh yang menurun.
Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh hemodialisis terhadap kadar GSH pasien gagal
ginjal kronik di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Metode penelitian yang digunakan
adalah One-group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling dengan cara pemilihan sampel jenis Consecutive sampling. Kadar GSH pada
sampel darah diuji menggunakan Elisa Reader. Hasil penelitian jumlah sampel yang
didapatkan sebanyak 31 orang. Rerata kadar GSH pada pre-hemodialisis lebih tinggi dari
pada rerata kadar GSH pada post-hemodialisis. Pada pre-hemodialisis rerata kadar GSH yaitu
1,80 nmol/ml lebih tinggi daripada post-hemodialisis yaitu 1, 72 nmol/ml. Berdasarkan uji
Wilcoxon didapatkan nilai p= 0,422 (>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan kadar GSH pasien gagal ginjal sebelum dan sesudah hemodialysis. Kesimpulan
penelitian ini tidak terdapat pengaruh hemodialisis terhadap kadar GSH pada pasien gagal
ginjal kronik
The United States Renal Data System bersekolah (0,4% dari jumlah penduduk di
(USRDS) mencatat bahwa jumlah pasien Indonesia), pekerjaan wiraswasta,
yang dirawat karena end stage renal petani/nelayan/buruh (0,3% dari jumlah
disease (ESRD) atau gagal ginjal kronis penduduk di Indonesia), dan kuintil indeks
didunia diperkirakan 3.010.000 penduduk kepemilikan terbawah dan menengah
pada tahun 2012 dengan tingkat bawah masing-masing 0,3% dari jumlah
pertumbuhan 7%. Tingginya prevalensi penduduk di Indonesia. Prevalensi penyakit
gagal ginjal kronis juga terjadi di gagal ginjal kronik di Nusa Tenggara
Indonesia. Jumlah penderita gagal ginjal Timur (NTT) sebesar 0,3% dari jumlah
kronis di Indonesia pada tahun 2011 penduduk di NTT atau masih diatas angka
tercatat 22.304 dengan 68,8% kasus baru nasional (0,2% dari jumlah penduduk di
dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Indonesia)(2).
28.782 dengan 68,1% kasus baru(1). Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Penatalaksanaan penyakit ginjal
juga menunjukkan prevalensi meningkat kronik meliputi terapi spesifik terhadap
seiring dengan bertambahnya umur, dengan penyakit dasarnya, pencegahan dan terapi
peningkatan tajam pada kelompok umur terhadap kondisi komorbid, memperlambat
35-44 tahun dibandingkan kelompok umur pemburukan fungsi ginjal, pencegahan dan
25-34 tahun. Prevalensi tertinggi terjadi terapi terhadap penyakit kardiovaskular,
pada laki-laki (0,3% dari jumlah penduduk pencegahan dan terapi terhadap komplikasi,
di Indonesia), masyarakat perdesaan (0,3% dan terapi pengganti ginjal berupa dialisis
dari jumlah penduduk di Indonesia), tidak atau transplantasi ginjal(3). Terapi pengganti
Universitas
308 Nusa Cendana 308
Universitas Nusa Cendana
Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kadar Cendana Medical Journal, Volume 17, Nomor 2, Agustus 2019
ginjal dilakukan pada PGK stadium 5, yaitu semuanya itu akan menstimulasi sitokin pro
pada laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang inflamasi sistemik seperti Tumor Necrosis
dari 15 ml/mnt. Terapi pengganti tersebut Factor- Alpha (TNF-α) dan Interleukin-1
dapat berupa hemodialisis, peritoneal (IL-1) merangsang pembentukan C-
dialisis atau transplantasi ginjal(3). Reactive Protein ( CRP) dan fibrinogen
Tindakan hemodialisis tersebut dapat serta respon vaskuler (MCP-1, IL-1ß,
menurunkan resiko kerusakan organ-organ ICAM-1 dan VCAM-1), yang nantinya
vital lainnya akibat akumulasi zat toksis akan menyebabkan stimulasi disfungsi
dalam sirkulasi(4). endotel, memudahkan terjadinya
pembentukan plak dan proses terjadinya
Hemodialisis (HD) adalah suatu penyakit kardiovaskuler(8). Stres oksidatif
metode terapi dialisis yang digunakan terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan
untuk mengeluarkan cairan dan produk kadar radikal bebas dan antioksidan(9).
limbah dari dalam tubuh ketika secara akut Salah satu antioksidan penting di tubuh
ataupun secara progresif ginjal tak mampu yang menurun kadarnya adalah glutation
melaksanakan proses tersebut. Jumlah tereduksi (GSH)(10). Glutation dalam tubuh
pasien baru yang menjalani HD di terdapat dua bentuk yaitu dalam bentuk
Indonesia mengalami peningkatan setiap kekurangan thiol, merupakan bentuk
tahun. Tahun 2013 terdapat 15.128 pasien glutation.
untuk pasien baru dan mengalami
peningkatan pada pasien aktif menjadi Penelitian mengenai kadar GSH pada
9.396. Tahun 2014 meningkat menjadi pasien HD sudah banyak dilakukan,
17.193 untuk pasien baru dan 11.689 untuk namun hasil yang didapatkan masih
pasien aktif(5). Jumlah pasien yang berbeda-beda. RSUD W.Z Johanes sendiri,
menjalani HD di Provinsi Nusa Tenggara belum pernah dilakukan penelitian tentang
Timur berdasarkan data dari 2 rumah sakit kadar GSH pada pasien hemodialisis,
yaitu RSUD Prof. W.Z. Johannes Kupang sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
dan RSUD dr. T.C. Hillers Maumere dapat tentang “Pengaruh Hemodialisis Terhadap
terbilang banyak. Data yang di dapat dari Kadar Glutation Tereduksi (GSH) Pasien
RSUD dr. T.C. Hillers Maumere tercatat Gagal Ginjal Kronik di RSUD Prof. Dr.
bahwa jumlah pasien yang menjalani HD W.Z. Johannes”.
sampai pada bulan Maret 2018 sebanyak 30
pasien(6). Pasien aktif yang menjalani METODE PENELITIAN
hemodialisi di RSUD Prof. W.Z Johannes
sampai bulan Maret 2018 tercatat sebanyak Penelitian ini merupakan penelitian
135 pasien, dengan pelayanan mencapai 42 pre eksperimental dengan rancangan One-
pasien dalam seharinya(7). group pretest and posttest design untuk
mengetahui pengaruh hemodialisis
Pasien HD beresiko mengalami terhadap kadar GSH pasien gagal ginjal
kelainan kardiovaskular 5-25 kali lebih kronik. Pemeriksaan dilakukan sebelum
tinggi dibandingkan populasi umum dan dan sesudah dilakukan terapi hemodialisis.
mortalitas akibat kelainan kardiovaskular Penelitian ini dilakukan di RSUD Prof. Dr.
pada pasien hemodialisis lebih tinggi W.Z. Johannes Kupang dan untuk hasil
dibandingkan pada pasien yang menerima analisisnya dilakukan di Poltekes Analis
peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal. Kota Kupang. Penelitian ini dilaksanakan
Salah satu faktor yang berperan dalam pada 24 Agustus – 16 Oktober 2018.
meningkatkan resiko ini adalah stres
oksidatif. Penyakit ginjal kronik (PGK)
menstimulasi akumulasi ureum, produksi
Reactive Oxygen Spesies (ROS) serta Sampel
gangguan metabolisme mineral, akibat dari
Teknik pengambilan sampel dalam Timur yang terletak di Jl. Moh. Hatta No.
penelitian ini adalah total sampling, dan 19, Kelurahan Oetete, Kecamatan
cara pemilihan sampel adalah dengan non- Oeebobo, Kupang Nusa Tenggara Timur.
probability sampling jenis Consecutive
sampling. Sampel yang digunakan dalam Pembacaan hasil penelitian dilakukan
penelitian ini adalah sampel serum darah di Laboratorium Program Studi Analis
pasien gagal ginjal kronik yang aktif Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kupang.
menjalani hemodialisis dan memenuhi Jumlah sampel yang didapat dengan
kriteria inklusi penelitian, yaitu pasien menggunakan teknik total sampling adalah
Gagal Ginjal yang menjalani HD di Unit sebanyak 31 orang.
Hemodialisis RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kupang, bersedia menjadi Berdasarkan hasil wawancara
responden penelitian dan mendatatangani tersebut diperoleh karakteristik responden
lembar ketersediaan menjadi responden, sebagai berikut:
dapat berkomunikasi dengan baik,pasien
sudah menjalani hemodialisis selama Karakteristik Responden Berdasarkan
minimal tiga bulan, HB > 7g/dL, Jenis Kelamin
penggunaan membran dialisis ke-1(R0) dan
ke-2 (R1), usia tidak lebih dari 70 tahun, Tabel 4.1. Karakteristik Responden
tidak menerima terapi antioksidan secara berdasarkan Jenis Kelamin.
rutin, tidak menerima terapi besi intravena
dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, tidak No Jenis Kelamin Jumlah (%)
mengidap HIV/AIDS, tidak mengidap TBC 1. Laki-laki 21 67,7
dan tidak mengidap HBsAg +. 2. Perempuan 10 32,3
Total 31 100
Prosedur
Berdasarkan tabel diatas, diketahui
Sampel darah yang sudah diambil bahwa sebagian besar responden dalam
sebelum dan sesudah hemodialisis penelitian ini berjenis kelamin laki-laki
dimasukan kedalam tabung vacutainer yaitu sebanyak 21 orang (67,7 %) dan
merah kemudian disentrifus untuk perempuan sebanyak 10 orang (32,3 %).
mengambilkan serumnya. Serum tersebut
dikumpulkan hingga sampel terpenuhi, Karakteristik Responden Berdasarkan
setelah itu dilakukan pemeriksaan GSH Umur
dengan menggunakan Elisa reader di
Poltekkes Analisis Kesehatan Kupang. Tabel 4.2. Karakteristik Responden
Hasil kadar GSH pasien gagal ginjal berdasarkan Umur.
kronik sebelum dan sesudah hemodialisis
akan di olah menggunakam SPSS 20 dan No Kategori Jumlah (%)
diuji dengan menggunakan uji Wilcoxon 1. 26-35 tahun 1 3,2
untuk mengetahui ada atau tidaknya 2. 36-45 tahun 5 16,1
pengaruh hemodialisis terhadap kadar GSH 3. 46-55 tahun 13 41,9
pada pasien gagal ginjal. 4. 56-65 tahun 10 32,3
5. >65 tahun 2 6,5
HASIL Total 31 100
Penelitian ini dilakukan di Unit
Hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah
Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang. Rumah
sakit ini merupakan rumah sakit pendidikan Berdasarkan karakteristik umur
tipe B dan rujukan di Nusa Tenggara responden pada tabel 4.2, terlihat bahwa
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa GSH eritrosit secara
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan lebih rendah pada pasien pre
hemodialisis terhadap kadar GSH pada hemodialisis dibandingkan dengan pasien
pasien gagal ginjal kronik post hemodialisis dan pasien CAPD
(p<0,0001)(13), penelitian PS Ogunro, dkk
PEMBAHASAN tahun 2014 menyatakan bahwa konsentrasi
GSH pasca dialisis menurun pada
Stres oksidatif didefinisikan sebagai pengguna selulosa dan polisulfon dialyzer
ketidakseimbangan antara mekanisme ( P <0,05)(14).
pertahanan antioksidan dan produk oksidan
(radikal bebas)(11). Stres oksidatif terlibat Pada penelitian ini kenaikan dan
dalam jalur patologis berbagai kondisi, penurunan kadar GSH setelah dilakukan
seperti Diabetes Melitus, aterosklerosis, hemodialisis dipengaruhi oleh berbagai
peradangan dan perkembangan penyakit faktor yaitu jenis kateter yang digunakan,
ginjal kronis menjadi gagal ginjal(8). Stres etiologi PGK, lama hemodialisis, indeks
oksidatif meningkat seiring dengan massa tubuh, kadar HB dan penggunaan
gangguan ginjal dan semakin diperburuk membran, namun terdapat juga pengaruh
oleh proses hemodialisis(11). Saat lain yang dapat menyebabkan berubahnya
hemodialisis terjadi interaksi antara kadar GSH responden setelah dilakukan
membran dialisis dan netrofil darah yang hemodialisis yang tidak di teliti oleh
memicu pelepasan radikal bebas(9). peneliti. Untuk jenis kateter yang
Glutation (GSH) memiliki peran fisiologis digunakan responden yang menggunakan
penting dalam pemeliharaan tingkat jenis kateter cimino sebanyak 26 orang, 16
jaringan, penting untuk menjaga kesehatan orang diantaranya mengalami penurunan
dan mencegah pengembangan berbagai kadar GSH sesudah hemodialisis, 9 orang
penyakit penyakit(12). mengalami kenaikan dan 1 orang memiliki
GSH tetap, sedangkan untuk jenis kateter
Dari hasil penelitian ini, terjadi femoral dari 5 orang responden didapatkan
penurunan kadar Glutation tereduksi (GSH) 3 orang mengalami kenaikan kadar GSH
setelah proses hemodialisis sebanyak dan 2 orang mengalami penurunan GSH.
58,06% dari total sampel atau 18
responden, 12 responden atau 38,74% dari Responden berdasarkan etiologi
total sampel yang mengalami kenaikan PGK dalam penelitian ini terbanyak
kadar Glutation tereduksi setelah proses disebabkan oleh Glomerulonefritis yaitu
hemodialisis dan 1 responden (3,2%) dari sebanyak 17 orang, 10 pasien diantaranya
total sampel yang tidak mengalami mengalami penurunan kadar GSH sesudah
perubahan kadar GSH sebelum maupun hemodialisis dan 7 orang mengalami
sesudah dilakukan Hemodialisis. Rerata penurunan. Etiologi PGK yang lain seperti
kadar GSH pada penelitian ini menunjukan DM tipe II pada penelitian ini sebanyak 10
terjadinya penurunan yakni kadar GSH orang dengan 1 orang mengalami kenaikan,
sebelum proses hemodialisis sebesar 1,80 8 orang mengalami penurunan dan 1 orang
nmol/ml menurun menjadi 1,72 nmol/ml tetap. Dikutip dari Setiawan B, dkk (2005)
setelah hemodialisis, akan tetapi penurunan pada diabetes melitus, pertahanan
tersebut tidak bermakna secara statistik. antioksidan dan sistem perbaikan seluler
akan terangsang sebagai respons tantangan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
oksidatif. Sumber stres oksidatif yang
penelitian hannan, dkk tahun 2011 yang
terjadi berasal dari peningkatan produksi
menyatakan bahwa tidak terdapat
radikal bebas akibat autooksidasi glukosa,
perbedaan secara signifikan kadar GSH
penurunan konsentrasi antioksidan berat
sebelum dan sesudah hemodialisis p>0,05
molekul rendah di jaringan, dan gangguan
(P=0,379)(9). Hasil penelitian ini berbeda
aktivitas pertahanan antioksidan enzimatik.
dengan Ozden M, dkk tahun 2002 yang
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Universitas
314 Nusa Cendana 314
Universitas Nusa Cendana
Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kadar Cendana Medical Journal, Volume 17, Nomor 2, Agustus 2019
Universitas
316 Nusa Cendana 316
Universitas Nusa Cendana