Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN

FATIGUE PADA PASIEN DENGAN TERAPI


HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT
JEMBER KLINIK

PROPOSAL SKRIPSI

oleh

Nabilatuz Zulfa Salimah


NIM 162310101143

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Chronic Kidney Dissease (CKD) atau Gagal Ginjal Kronik (GGK)


merupakan penyakit yang berkembang secara terus menerus dan terjadi secara
menahun, dimana kemampuan tubuh dalam mempertahankan metabolisme
mengalai kerusakan. Menurut Pusat Data Informasi Kesehatan RI 2017, penyakit
gagal ginjal kronik di definisikan sebagai kerusakan pada ginjal dan penurunan
GFR (Gromerulus Filtration Rate) kurang dari 60 ml/min/1,73 m2 selama
minimal 3 bulan lamanya. Penyakit gagal ginjal kronik awalnya tidak
menunjukkan gejala yang spesifik. Pada derajat awal, pasien masih tidak
menyadari akan tanda dan gejala yang disebabkan oleh penyakit gagal ginjal
kronik akan tetapi lambat laun penyakit ini akan berkembang sehingga mengalami
kegagalan ginjal, apabila hal tersebut tidak segera ditangani maka akan
menimbulkan hal yang fatal seperti kematian. Pasien dengan gagal ginjal kronik
ini mengalami kerusakan pada fungsi ginjal dikarenakan ginjal sudah tidak
mampu mempertahankan metabolisme dan cairan yang ada di dalam tubuh.
(Hutagaol, 2017)

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI pada tahun


2017, penyakit gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan masyarakat
global dengan tingkat kejadian dan insiden yang terus menerus akan terjadi
peningkatan serta prognosis yang semakin memburuk. Angka kejadian gagal
ginjal kronik terjadi peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk,
biasanya dikaitkan dengan meningkatnya penduduk lanjut usia dan kejadian
penyakit seperti hipertensi. Menurut hasil tinjauan sistematis yang dilakukan oleh
Hill et al, 2016 angka kejadian penyakit gagal ginjal kronik secara global sebesar
13,4% sedangkan menurut Global Burden Of Dissease pada tahun 2010, penyakit
gagal ginjal kronik menduduki peringkat ke-27 sebagai penyebab kematian
tertinggi dan meningkat menjadi peringkat ke-18 pada tahun 2010. Kemudian di
Indonesia sendiri, penyakit gagal ginjal kronik menduduki peringkat kedua setelah
penyakit kardiovaskuler.
Pada stadium awal gagal ginjal kronik, penyakit ini masih belum
menunjukkan tanda dan gejala yang jelas, pasien masih asimtomatik dan tidak
menyadari akan tanda gejala yang muncul disertai dengan laju filtrasi gromerulus
masih normal akan tetapi telah terjadi peningkatan pada kadar urea dan kreatinin
serum. Kelainan secara klinis akan terlihat pada stadium 3 dan 4, saat laju filtrasi
gromerulus mengalami penurunan hingga 30 % sehingga pasien merasakan tanda
dan gejala yang mulai nampak seperti badan lemah, mual, penurunan nafsu makan
dan berkurangnya berat badan. Penyakit gagal ginjal kronik juga disebabkan oleh
menurunnya gromerulus filtrasi rate (GFR) karena ginjal sudah tidak mampu
untuk mengkompensasi. Penangananan pada penyakit gagal ginjal kronik ini
bervariasi seperti terapi hemodialisa bahkan transplantasi ginjal. Penanganan ini
bertujuan untuk memperlambat penurunan fungsi ginjal pada stadium tertentu.
Menurut Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada tahun 2017 pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dari 249 renal unit yang melapor
baik di dalam maupun di luar rumah sakit, tercatat 30.554 pasien aktif menjalani
dialisis pada tahun 2015.

Salah satu pengobatan atau penanganan yang dilakukan untuk pasien


dengan gagal ginjal kronik adalah terapi hemodialisa. Hemodialisa merupakan
proses filtrasi atau penyaringan sampah yang dihasilkan oleh tubuh dan
membuang zat-zat toxic yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Terapi
hemodialisa ini menggunakan mesin berteknologi canggih yang disebut dengan
mesin hemodialisis, mesin ini berfungsi sebagai pengganti ginjal yang
mengeluarkan zat sisa metabolisme dari dalam peredaran darah manusia seperti
air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat dan zat-zat lain melalui
membran semipermeabel sebagai jembatan pembatas antara darah dan cairan yang
sudah di dialisis yang pada akhirnya akan terjadi osmosis, difusi dan ultrafiltrasi.
Pasien yang menjalani hemodialisa dalam satu minggu akan menghabiskan waktu
selama 12-15 jam dan paling sedikit akan menghabiskan waktu selama 3-4jam,
dan proses ini akan berlangsung berkepanjangan selama hidupnya (Novika, 2014)
Terapi hemodialisa ini tidak bisa menyembuhkan atau memulihkan
penyakit gagal ginjal kronik dengan seutuhnya dan tidak mampu mengganti
hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang sebelumnya dilakukan oleh
ginjal, oleh karena itu pasien yang mengalami gagal ginjal kronik akan tetap
terkena berbagai komplikasi sebagai efek dari pelaksanaan terapi hemodialisa.
Ada berbagai macam komplikasi atau dampak dari penanganan terapi hemodialisa
tersebut, seperti kram atau kekakuan otot, mual muntah dan fatigue atau
kelelahan.

Fatigue atau kelelahan adalah salah satu keluhan yang paling sering di
rasakan oleh pasien dengan hemodialisis dan biasanya dikaitkan dengan gangguan
kualitas hidep terkait dengan kesehatan. Prevalensi Fatigue berkisar dari 60%
hingga 97% pada pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal dan sedang
menjalani hemodialisa. Pasien yang sedang menjalani hemodialisa lebih sering
mengalami Fatigue dikarenakan terbatasnya aktivitas yang mereka jalani, semakin
sedikit aktivitas yang mereka kerjakan akan semakin meningkat pula kadar fatigue
yang dirasakan. Fatigue pasca hemodialisis adalah gejala umum yang sering
terjadi dan membutuhkan perawatan yang lebih sering. Penelitian sebelumnya
melihat ada korelasi positif antara banyaknya waktu untuk pulih dari hemodialisa
dan pasien yang memiliki waktu pemulihan yang lama cenderung memiliki
tingkat kelelahan yang lebih besar. (Han dan Kim, 2015)

Fatigue merupakan perasaan tidak nyaman yang dialami oleh seseorang


secara subyektif termasuk kelelahan, kelemahan, dan penurunan energi yang
menyebabkan seseorang tidak bisa beraktivitas secara maksimal seperti biasanya.
Dampak fatigue yang bisa dialami oleh pasien hemodialisa berhubungan dengan
banyak faktor yang berdasarkan beberapa teori salah satunya penelitian yang
dilakukan oleh Rumentalia, dkk (2012) faktor-faktor penyebab fatigue yakni
seperti faktor demografi yang terdiri atas jenis kelamin, pendidikan, umur dan
pekerjaan. Penyebab fatigue adalah peningkatan aktivitas endokrin, dengan
adanya peningkatan endokrin dapat menyebabkan peningkatan aktivitas kortisol.
Kortisol adalah hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Kelenjar
adrenal akan di menerima sinyal saraf yang diberikan oleh saraf simpatis yang
selanjutnya akan melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Pasien
dapat dikatakan mengaami kekurangan darah apabila fungsi ginjal mengalami
penurunan 70-50 mL/Menit dan penyebabnya multifaktoral termasuk defisiensi
eritroprotein, defisiensi asam folat dan kehilngan darah dari hemodialisa atau uji
defisiensi produksi eriteoprotein.

Salah satu tanda dan gejala dari fatigue adalah sakit kepala, badan merasa
tidak nyaman seiring dengan adanya aktivitas yang dialami oleh pasien dan juga
anemia. Anemia merupakan penurunan jumlah normah seritrosit, konsntrasi hb
atau hematokrit. Kondisi ini juga umum terjadi dan merupakan komplikasi dari
beberapa penyakit lainnya. Fungsi dari struktur hemoglobin itu sendiri mampu
menarik CO2 dari jaringan, serta menjaga darah PH agar seimbang (Cahyani,
2018) Seiring dengan turunnya hemoglobin pada pasien dengan terapi
hemodialisa, otomatis juga menurunnya tekanan darah yang ada pada pasien.

Dengan adanya korelasi efek penananganan dari terapi hemodialisa ini


perlu adanya peran dari tenaga kesehatan untuk meminimaslisir efek negatif yang
terjadi. Perawat perlu memperhatikan segala aspek dari pasien baik itu dari segi
fisik, psiko sosial yang dimilik oleh pasien. Berdasarkan data dari permalasahan
yang adadan dari penelitian sebelumnya diyakini bahwa hemodialisa
menyebabkan dampak yang cukup besar bagi kondisi kesehatan pasien, sehingga
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang hubungan tekanan darah
dengan fatigue pada pasien dengan terapi hemodialisa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas apakah ada
hubungan antara Tekanan Darah dengan Fatigue pada pasien terapi hemodialisa?
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara Tekanan Darah dengan Fatigue pada pasien terapi hemodialisa
1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik pasien dengan gagal ginjal kronik pada pasien


yang menjalani terapi hemodialisa
b. Mengidentifikasi tekanan darah yang dimiliki oleh pasien gagal ginjal kronik
pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa
c. Mengidentifikasi fatigue yang dialami oleh pasien dengan gagal ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisa
d. Mengidentifikasi hubungan Tekanan Darah dengan Fatigue pada pasien dengan
pasien yang menjalani terapi hemodialisa

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti


Penelitian yang dilakukan diharapkan bisa menjadi referensi untuk
penelitian selanjutnya, melatih kemampuan dalam melakukan penelitian lebih
lanjut tentang Tekanan darah dan Fatigue pada pasien yang menjalani terapi
hemodialisa.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi dan


menjadi sumber referensi mengenai hubungan antara Tekanan Darah dengan
Fatigue pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa.

1.4.3 Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan

Manfaat bagi pelayanan kesehatan adalah data yang terlampir diharapkan


bisa menjadi rujukan untuk mengembangkan program kesehatan terbaru mengenai
terapi pada pasien guna menambah kualitas hidup pasien.

1.4.4 Manfaat Bagi Profesi Keperawatan

Manfaat bagi profesi keperawatan adalah diharapkan bisa menjadi sumber


rujukan dan informasi dalam pemberian asuhan keperawatan yang baik dan benar
yang berhubungan dengan Fatigue, tekanan darah dan pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
melalui sikap dan tindakan yang baik dan benar.

1.4.5 Manfaat Bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat yaitu bisa dijadikan sebagai tambahan wawasan


dan pengetahuan bagi masyarakat khususnya pasien dengan gagal ginjal kronik
dan keluarga untuk lebih memperhatikan tanda dan gejala yang di alami oleh
pasien gagal ginjal kronik dengan terapi hemodialisa.

1.5 Keaslian Penelitian


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berjudul “Hubungan Tekanan
Darah dengan Fatigue pada Pasien dengan Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit
Jember Klinik” sebelumnya belum pernah diteliti, akan tetapi terdapat beberapa
penelitian dan referensi yang mirip dan kemudian dijadikan sebagai pendukung
dalam penelitian ini. Penelitian sebelumnya berjudul “Hubungan Kadar
Hemoglobin (Hb) dengan Fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso” yang di teliti oleh
(Cahyani, 2018) yang menerangkan bahwa adanya peningkatan kadar hemoglobin
yang terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa. Jenis penelitian ini
menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross-
Sectional dengan penelitian yang bertempat di RSU. Dr. Koesnadi Bondowoso.
Perbedaan penelitian sekarang yang akan diteliti oleh Nabilatuz Zulfa
Salimah yang berjudul “Hubungan Tekanan Darah dengan Fatigue pada pasien
dengan terapi hemodialisa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara tekanan darah dengan fatigue yang dialami oleh pasin dengan
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Desain penelitian yang akan
digunakan adalah korelasi dengan pendekatan Cross-Sectional dengan
pengambilan teknik sampel yang digunakan adalah consequtive sampling. Sampel
yang akan digunakan adalah pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis yang
menjalani hemodialisa.
1.1 Perbandingan Penelitian
Variabel Penelitian Sebelumnya Penelitian Sekarang
Judul Hubungan Kadar Hubungan antara
Hemoglobin (Hb) dengan Tekanan dan Fatigue
Fatigue pada pasien gagal pada pasien dengan terapi
ginjal kronik yang hemodialisa
menjalani hemodialisis di
RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso
Tempat Penelitian RSU dr. H. Koesnadi RS. Jember Klinik
Bondowoso
Tahun 2018 2019
Sampel Peneltian Pasien Hemodialisis di Pasien Hemodialisa di
RSU dr. Koesnadi RS. Jember Klinik,
Bondowoso Jember
Variabel Independen Fatigue Fatigue
Variabel Dependen Kadar Hemoglobin Tekanan Darah
Peneliti Novika Dwi Putri Nabilatuz Zulfa Salimah
Cahyani
Desain Peneltian Observasional analitik Observasional analitik
dengan pendekatan dengan pendekatan
Cross-Sectional Cross-Sectional
Teknik Sampling Non Probalbility Non probability sampling
Sampling dengan metode dengan metode
quota sampling consequtive sampling
DAFTAR PUSTKA

Astrini, W. G. A., P. Hasibuan, dan A. Irsan. 2013. Hubungan kadar hemoglobin,


indeks masa tubuh dan tekanan darah dengan kualitas hidup pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di rsud dokter soedarso pontianak
april 2013. (April):1–9.

Cahyani, novika putri dwi. 2018. Hubungan kadar hemoglobin dengan fatigue
pada pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di rsu
dr. h. koesnadi. 117.

Darmawati. 2015. Hubungan antara tingkat spiritualitas dengan tekanan darah


pada pasien hemodialisis di unit hemodialisis rsud taman husada bontang
2015. Journal of Chemical Information and Modeling. 53(9):87.

Han, S.-J. dan H.-W. Kim. 2015. Influencing factors on post-dialysis fatigue in
hemodialysis patients. International Journal of U- and E-Service, Science
and Technology. 8(10):151–158.

Haryanti, I. P. A. dan K. Nisa. 2015. Terapi konservatif dan terapi pengganti


ginjal sebagai penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik. Majority. 4(7):49–
54.

Inker, L. A., B. C. Astor, C. H. Fox, T. Isakova, J. P. Lash, C. A. Peralta, M.


Kurella Tamura, dan H. I. Feldman. 2014. Kdoqi us commentary on the 2012
kdigo clinical practice guideline for the evaluation and management of ckd.
American Journal of Kidney Diseases. 63(5):713–735.

Nursalam. 2015. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 4. Jagakarsa, Jakarta


Selatan: Salemba Medika.

Pitoyo, S. 2018. Hubungan kadar hemoglobin dengan tingkat kelelahan pasien


chronic kidney dissease yang menjalani hemodialisis di rs pku
muhammadiyah gamping. 12.

Rahayu, A. 2016. Evaluasi penggunaan obat pada pasien gagal ginjal kronik
dengan hemodialisis di instalasi rawat jalan rumah sakit akademik
universitas gadjah mada yogyakarta amalia rahayu. 1–20.

Rompas, A. B., J. Tangka, J. Rotti, P. Studi, I. Keperawatan, F. Kedokteran, dan


U. Sam. 2013. Hubungan kadar hemoglobin dengan kualitas tidur pasien
penyakit ginjal kronik di poli ginjal dan hipertensi blu rsup dr. r. d. kandau
manado. 1:6.

Setiadi. 2007. No Title. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sihombing, J. P., L. Hakim, T. M. Andayani, dan F. Irijanto. 2017. Validation of


indonesian version of facit fatigue scale questionnaire in chronic kidney
disease (ckd) patients with routine hemodialysis. Indonesian Journal of
Clinical Pharmacy. 5(4):231–237.

Suarsedewi, D. W. 2012. Hubungan dosis hemodialisis dalam perspektif


keperawatan terhadap adekuasi pada pasien penyakit ginjal kronik di rsup
fatmawati jakarta. Tesis. Depok:FIK Universitas Indonesia.

Sulistini, R., K. Yetti, dan tutik sri Hariyati. 2012. Faktor – faktor yang
mempengaruhi fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis. Seminar
Nasional Good Corporate Governance Di Univ. of Indonesia (24 – 25
November 2006). 15 No. 2(November):1–29.

Suparti dkk, S. 2018. Hubungan depresi dengan fatigue pada pasien hemodialisis.
Journal of Health Studies. 2(1):62–74.

Sutanti, H. 2014. Hubungan antara pola tidur dengan tekanan darah pada pasien
terapi hemodialisis di ruang hemodialisa rumah sakit di bontang 2014

Anda mungkin juga menyukai