Anda di halaman 1dari 8

1

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan pada Pasien


Hemodialisis di Rumah Sakit Medika BSD

Syifa Nurbaiti1, Erry Yudhya Mulyani1*, Mertien Sa’pang1, Yulia Wahyuni1, Anugrah
Novianti1
1
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul
Jl. Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
*email : erry.yudhya@esaunggul.ac.id

ABSTRACT
Chronic Kidney Disease (CKD) is a condition where the kidney(s) are damaged which
is marked by the glomerular filtration rate<15mL/min/1.73m². Reports from Indonesian
Renal Registry revealed that new patients undergoing hemodialysis in the Indonesian are
increasing every year. This study aims to see the health status of hemodialysis patients at
Medika Hospital BSD. The design used was descriptive observational in November 2019 -
February 2020, with cross sectional research design. The sampling method uses Non
Probability Sampling, total samples taken was 46 respondent with age ratio >18 years to <60
years old. The results showed 56.5% ureum levels >150 mg/dL, 76.1% hemoglobin levels ≤10
g/dL, 71.7% malnutrition nutritional status (DMS score = >7), and 84.8% of the respondent
has bad health status.
Keywords: Ureum levels, Hemoglobin levels, Dialysis Malnutrition Score (DMS), Health
Status
Submitted : 2020-10-17 Accepted : 2021-12-01 Published : 2022-04-04

PENDAHULUAN semipermeabel sehingga diharapkan dapat


Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah memperpanjang kelangsungan hidup
keadaan dimana ginjal mengalami pasien GGK (Kamaludin & Rahayu, 2009).
kerusakan seiring waktu dan tidak dapat Hasil laporan dari Indonesian Renal
membersihkan darah seperti ginjal orang Registry mengungkapkan, pasien baru
sehat, ditandai oleh Glomerular Filtration yang menjalani hemodialisis pada
Rate (GFR) menjadi <15mL/min/1,73m² penduduk Indonesia mengalami
(Khazaei, 2018). Jika kerusakan ginjal peningkatan setiap tahunnya yaitu pada
cukup parah dan fungsi ginjalnya sangat tahun 2014 terdapat 17193 pasien, tahun
rendah, dialisis atau transplantasi ginjal 2015 terdapat 21050 pasien, tahun 2016
diperlukan untuk bertahan hidup, hal ini terdapat 25446 pasien, dan tahun 2017
yang dinamakan dengan Gagal Ginjal mencapai 30831 pasien (Registry, 2018).
Kronik (GGK). Pada umumnya pasien Pasien dengan GGK umumnya
akan memilih untuk melakukan asupan makannya rendah, serta timbul rasa
Hemodialisis (HD), dimana fungsinya mual yang diikuti dengan muntah akibat
untuk mengeluarkan racun atau sisa hemodialisis. Jika tidak diperhatikan maka
metabolisme dari peredaran darah, seperti akan memperburuk kondisi pasien yang
kelebihan ureum, kreatinin, asam urat, dan mengakibatkan malnutrisi. Sehingga untuk
zat-zat lain melalui membran menanggulangi terjadinya malnutrisi perlu

Jurnal Gizi 11 (1) 2022


2

memperhatikan status kesehatan pasien penelitian ini, terdiri atas kadar ureum dan
yang dapat dilihat dari berbagai faktor hemoglobin sebagai kimia serum, serta
parameter, seperti: aspan makan, screening khusus untuk pasien
antropometrik (Indeks Masa Tubuh, hemodialisis yaitu Dialisis Malnutritiont
Lingkar Lengan Atas, Berat Badan), Score (DMS). DMS terdiri dari 7 variabel
biokimiawi (kadar ataupun serum kimia), yaitu perubahan berat badan, asupan
dan klinis (Inter-Dialytic Weight Gain, makan, gejala gastrointestinal, kapasitas
Dialysis Malnutrition Score, Subjective fungsional, komorbiditas, lemak subkutan
Global Assessment). dan tanda-tanda pengecilan otot. Score
Nilai Kadar ureum dilihat dari Blood malnutrisi adalah 7 (normal) dan 35 (gizi
Urea Nitrogen (BUN) dengan kadar buruk) yang terdiri atas 2 bagian dengan
normal <50 mg/dl untuk orang normal. tujuh elemen. Hasil scoring DMS
Sedangkan pada orang yang memiliki diperoleh dengan melakukan wawancara
penyakit ginjal dengan rerata nilai ureum recall, melihat kondisi fisik, dan juga
>100 mg/dl adalah normal, namun jika pengukuran dengan alat bantu
kadar ureum lebih besar dari 150 mg/dl Bioelectrical Impedance Analysis (BIA)
hingga 200 mg/dl pasien uremik atau setelah melakukan hemodialisa.
pasien dengan hemodialisa akan beresiko Pengukuran bertujuan untuk melihat
pada komorbiditas yang lebih parah. perubahan persen otot dan lemak, serta
Kidney Disease Outcomes Quality berat badan responden (untuk
Initiative (KDOQI) menyebutkan bahwa mendapatkan hasil berat badan kering
nilai rerata Hb dewasa yang berusia >15 dilihat dari selisih penimbangan sebelum
tahun berdasarkan nilai GFR yaitu dari 60 dan setelah HD). Penentuan status
atau lebih (PGK stadium 1 dan 2) nilai Hb kesehatan akan dinilai baik jika score DMS
>12,8g/dl, 30 sampai 59 (PGK stadium 3) 7, kadar ureum <150mg/dl, dan kadar
nilai Hb >12,4g/dl, 15 sampai 29 (PGK hemoglobin >10g/dl. Sedangkan status
stadium 4) nilai Hb >12g/dl, dan lebih kesehatan dinilai tidak baik jika salah satu
rendah dari 15 mL/min/1,73 m2 (PGK diantara faktor-faktor parameter tersebut
stadium akhir) nilai Hb >10,9g/dl ada yang tidak sesuai dengan cut off point
(KDOQI, 2006). Berdasarkan sumber dari pada masing-masing parameter.
Pernefri 2011, dikatakan pasien dengan
penyakit ginjal mengalami anemia jika Hb METODE
≤10gr/dl dan Ht ≤30% (Lubis & Siregar, Rancangan penelitian yang
2013). digunakan adalah cross-sectional,
International Society of Renal menganalisis berdasarkan distribusi
Nutrition and Metabolism (ISRNM) frekuensi. Penelitian dilakukan di Unit
menyatakan bahwa parameter untuk Hemodialisa RS Medika BSD, Tangerang
melihat status kesehatan pasien dengan Selatan, Banten pada Bulan November
dialisis setidaknya membutuhkan tiga dari 2019 hingga Februari 2020. Pada
empat kategori utama yang terdiri dari penelitian ini, teknik sampling dilakukan
asupan makan, antropometri, kimia serum, dengan Non Probability Sampling yaitu
dan masa otot (Wi & Kim, 2017). pengambilan sampel dengan tidak
Penelitian tersebut merupkan dasar dalam memberi peluang yang sama kepada
penilaian kriteria status kesehatan pada anggota populasi untuk dijadikan sampel

Jurnal Gizi 11 (1) 2022


3

yaitu purposive sampling. Populasi data karakteristiknya diperoleh sebagai


penelitian ini yaitu semua pasien Gagal berikut pada tabel 1:
Ginjal Kronik (GGK) dengan Hemodialisis
rawat jalan di RS Medika BSD dengan Tabel 1
sampel yang diambil berjumlah 46 orang. Distribusi Frekuensi Umur dan Jenis Kelamin
Kriteria sampel berdasarkanVakriteria inklusi Variabel n % Mean ± SD
yaitu telah menjalani HD rutin minimal 6 Usia,tahun
bulan, usia >18 tahun dan <60 tahun, dapat 29-39 10 21,7
berdiri untuk ditimbang berat badannya, 46±8,15
40-49 19 41,3
tidak sedang menggunakan cairan 50-59 17 37,0
intravena, bisa membaca dan menulis, Jenis kelamin
mampu berkomunikasi dengan peneliti Laki-laki 31 67,4
secara kooperatif, serta bersedia menjadi Perempuan 15 32,6
subjek penelitian.
Variabel dependen pada penelitian Pada penelitian ini usia responden
ini yaitu status kesehatan. Sedangkan berkisar antara 29-59 tahun, dan
variabel independen berupa score DMS, hampirsetengah daritotal sampel berada
kadar ureum dan kadar hemoglobin. pada usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 19
Sumber data pada penelitian ini, yaitu data orang (41,3%). Tabel 1 menjelaskan bahwa
primer dan sekunder. Data primer sebagian besar pasien gagal ginjal dengan
diperoleh dengan melakukan wawancara hemodialisarawat jalan di RS Medika BSD
oleh peneliti, termasuk di dalamnya umur, berjenis kelamin laki-laki (67,4%).
jenis kelamin, lama HD,jadwal HD, serta Tabel 1
wawancara sesuai form Dialisis Distribusi Lama HD dan Frekuensi Dialisis
Malnutrition Score (DMS). DataVa sekunder Variabel n %
diambil dari buku rekamedik responden Lama HD, tahun
(kadar hemoglobin dan ureum). Adapun <1 6 13,0
pengukuran status kesehatan dinilai normal 1-2 9 19,6
(baik) bila score DMS 7, kadar uremu 2-4 11 23,9
<150mg/dl, dan kadar hemoglobin >4 20 43,5
>10g/dl. Bila tidak sesuai dengan cut-off Jadwal HD
tersebut, maka dinilai tidak normal (tidak tiga kali 2 4,3
baik) dua kali 44 95,7
Penelitian ini sudah lolos kaji etik
dari Universitas Esa Unggul Nomor : Berdasarkan hasil penelitian sebesar
0505-19.495/DPKE-KEP/FINAL- 43,5% sampel telah melaukan HD lebih
EA/UEU/XI/2019. dari 4 tahun, dan hampir seluruhnya dari
total sampel (95,7%) melakukan HD setiap
HASIL minggunya sebanyak 2 kali.
Pada penelitian ini didapat 46 Berdasarkan faktor-faktor penilaian
responden yang sesuai dengan kriteria status kesehatan pasien hemodialisis di RS
penelitian, mereka rutin melakukan Medika BSD pada bulan November 2019
hemodialisis di RS Medika BSD. Data- hingga Februari 2020, didapat hasil
sebagai berikut pada tabel 3:

Jurnal Gizi 11 (1) 2022


4

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Faktor-Faktorpenilaian Status Kesehatan
Variabel n % Mean ± SD Min-Max
Kadar ureum
>150 mg/dL 26 56,5 158,5±39,5 80-240
<150 mg/dL 20 43,5
Kadar hemoglobin
≤ 10 g/dL (anemia) 35 76,1 9,15±1,5 6,3-13,6
> 10 g/dL (normal) 11 23,9
DMS
malnutrisi (score = >7) 33 71,7 14±4,56 7-22
normal (score = 7) 13 28,3
jumlah 15,2% diperoleh ketika pada setiap
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat individu memiliki kadar ureum,
bahwa kadar ureum pasien dari 46 orang hemoglobin, dan DMS diatas cutoff
didapatkan rerata (SD) sebesar 158,5 berdasarkan standar pasien GGK dengan
(39,5) mg/dl. Sebaran nilai kadar ureum HD.
dari yang terendah yaitu 80 mg/dl dan
tertingginya mencapai 240 mg/dl. PEMBAHASAN
Pasien GGK di RS Medika BSD Berdasarkan hasil penelitian pada
memiliki rerata nilai kadar hemoglobin tabel 1, saat pengambilan data responden
berjumlah 9,15(1,5) gr/dl. Nilai kadar awal diperoleh jumlah sampel 51 subjek,
hemoglobin terendahnya adalah 6,3 gr/dl namun karena ada yang tidak sesuai
dan sebaran nilai tertinggi 13,6 gr/dl. dengan kriteria dan dipertengahan
Berdasarkan tabel 3 dari 46 penelitian ada yang meninggal sehingga
responden didapatkan rerata score DMS sampai akhir penelitian hanya didapat 46
berjumlah 14 dengan standar deviasi 4,56. subjek dengan rerata berumur 46 tahun
Score 14 dalam DMS menunjukan rerata dimana 67,4% diantaranya adalah laki-laki.
status gizi pasien adalah malnutrisi. Nilai Penambahan usia menyebabkan
sebaran DMS terendah (gizi baik) yaitu 7 menurunnya fungsi ginjal untuk
dan sebaran nilai tertinggi (malnutrisi) 22. melakukan penyaringan dalam tubuh.
Sehingga bertambahnya usia menunjukkan
Tabel 4 penurunan secara progresif Glomerular
Distribusi frekuensi status kesehatan Filtrasion Rate (GFR) dan Renal Blood
Variabel n % Flow (RBF). Berdasarkan jenis kelamin,
Status kesehatan laki-laki memang lebih beresiko terkena
Tidak baik 39 84,8 GGK. Alasanya karena perempuan
Baik 7 15,2 memproduksi hormon estrogen yang lebih
banyak, kerja hormon estrogen dapat
Status kesehatan pasien di RS
menghambat pengeluaran kalsium didalam
Medika BSD hampir seluhnya dari total
tulang. Jika kalsiumnya cukup maka proses
sampel (84,8%) berstatus tidak baik.
pembentukan sitokin dalam tulang tidak
Penilaian status kesehatan baik dengan
terjadi, sehingga selosteoklas tidak perlu

Jurnal Gizi 11 (1) 2022


5

mengambil kalsium ditulang. Kecukupan Lebih dari setengah total sampel


kalsium memiliki efek protektif dalam (56,5%) kadar ureum pasien GGK di RS
mencegah penyerapan oksalat dalam Medika BSD yaitu >150 mg/dL, yang
membentuk batu ginjal, yang merupakan mana pada range tersebut sangat beresiko
salah satu penyebab awal mula terkena malnutrisi. Angka kadar ureum yang tinggi
GGK (Anita & Novitasari, 2017). akan berdampak pada fungsi sistem organ,
Setiap orang memiliki kemampuan seperti penyerapan cairan dan elektrolit,
lama HD yang berbeda-beda dengan neuromuskular,metabolik-endokrin,
jadwal HD yang berbeda pula. Pada tabel 2 kardiovaskular dan paru, kulit, imunologi,
didapatkan lama waktu yang menjalani hematologi, dan gastrointestinal (Aisara et
hemodialisis terbanyak pada rentang waktu al., 2018). Menurut Sumiasih,2012
diatas empat tahun berjumlah 43,5%. Hasil terdapat hubungan antara asupan protein
ini tidak sejalan dengan penelitian yang hewani dengan kadar ureum pada penderita
dilakukan Bayhakki (2017) di Riau bahwa gagal ginjal kronik, karena kadar ureum
58,8% respondennya paling banyak akan meningkat dari makanan yang
melakukan HD pada rentang satu sampai memiliki nilai biologis rendahseperti biji-
dua tahun (Hasneli, 2017). Hasil penelitian bijian, kacang-kacangan, umbi, dalam
yang dilakukan di RS Medika menunjukan bentuk olahan yaitu tempe dan tahu,
bahwa semakin lama pasien menjalani HD, ataupun bersumber dari daging setelah
memberikan peluang bagi pasien untuk konsumsi 6-8jam(Ma et al., 2014). Akibat
lebih adaptatif dengan program terapi, dari tingginya kadar ureum menyebabkan
namun semakin berpotensi terkena rasa mual sehingga bisa berakibat muntah,
malnutrisi. anoreksia, latergi, nokturia, kekurangan
Jadwal HD di RS Medika BSD volume cairan, kejang-kejang, pruritus,
umumnya dilakukan seminggu dua kali perikarditis, hingga koma (Sari, 2016).
dengan persentase 95,7% sesuai tabel 2. Selan itu tingginya kadar ureum juga dapat
Namun bisa dilakukan seminggu tiga kali menginaktifkan eritoprotein sehingga
jika ada yang mengalami sesak nafas mengakibatkan penurunan produksi sel
kemudian sebelum selesai HD sudah darah merah hal inilah yang menyebabkan
diberhentikan proses hemodialisisnya, pasien GGK yang tidak taat diet dapat
sehingga pada minggu berikutnya pasien terkena anemia.
dianjurkan untuk melakukan seminggu tiga Kadar hemoglobin berhubungan
kali untuk HD agar penarikan cairan yang dengan masalah anemia yang penting
minggu lalu belum selesai bisa diganti dipantau pada pasien dengan dialisis,
pada minggu yang ini. Selain itu pasien ambangbatas hemoglobin untuk
yang melakukan pembayarannya mendapatkan terapi pendukung yaitu
menggunakan asuransi juga bisa request 10gr/dL bagi pasien GGK, hal ini sesuai
untuk melakukan HD berapa kali dalam dengan penatalaksanaan anemia di
seminggu, sehingga waktu proses Indonesia (Pernefri, 2014). Data dari
pencucian darah bisa disesuaikan, misalnya Indonesian Renal Registry 2017, terdapat
jika dalam seminggu dua kali waktunya 40 ribuan pasien yang melakukan
persesi 5 jam, maka jika ia memilih untuk hemodialisa di Indonesia 77% diantaranya
seminggu tiga kali bisa melakukan memiliki kadar Hb kurang dari 10gr/dL
hemodialisa cukup 3 jam saja. (Registry, 2018). Penelitian tersebut

Jurnal Gizi 11 (1) 2022


6

mendukung penelitian di RS Medika BSD Metode screening dengan Dialysis


pada hasil tabel 3 yaitu rerata hemoglobin Malnutrition Scores (DMS) diketahui
pasien adalah 9,15gr/dL danse bagian memiliki nilai sensitivitas (94%) dan
besar sampel (76,1%) memiliki status spesifisitas (88%) cukup tinggi untuk
anemia. Hasil penelitian di RS Medika melakukan penilaian status gizi (Maulida
BSD serupa dengan penelitian yang et al., 2019). Pada tabel 3 menunjukan
dilakukan Risya,dkk, dimana nilai Hb hasil bahwa hasil score DMS rerata adalah 14,
penelitiannya rerata berkisar antara 7- artinya rerata pasien mengalami malnutrisi
9,9gr/dL yang tergolong anemia sedang. dengan persentase 71,7%.
Menurutnya pasien pada penderita GGK Penilaiantersebutdidasaridari pertanyaan,
pasti akan mengalami penurunan kadar Hb. pertama terkait perubahan berat badan
Sehingga makanan dengan nilai biologis pasien selama 6 bulan terakhir. Rerata
tinggi sangat dianjurkan untuk pasien mengalami penurunan berat badan
meringankan fungsi ginjal, karena penarikan cairan saat hemodialisa
mempertahankan atau menaikan kadar Hb biasanya akan disesuaikan dengan post HD
(Ocfianella et al., 2007). pada minggu sebelumnya sehingga berat
Beberapa faktor penyebab anemia badan pasien tidak banyak berkurang.
yaitu produksi eritropoietin yang tidak Kedua, asupan makan umumnya
adekuat, defisiensi asam folat, penekanan mengkonsumsi makanan biasa, walau ada
sumsum tulang oleh substansi beberapa yang sampai tidak nafsu makan
uremik,memendeknya usia sel darah tetapi tidak mewakili total sampel. Ketiga
merah, dan kecenderungan untuk terkait gejala gastrointestinal, saat
mengalami perdarahan terutama dibagian melakukan wawancara beberapa pasien
gastrointestinal. Penyebab pembentukan ada yang merasakan sakit di ulu hati
eritrosit yang berkurang karena defisiensi hingga akhirnya muntah, sebagian yang
sintesis hormon eritropoietin, dimana lain masih ada yang merasa mual akibat
hormon tersebut merangsang dimulainya proses hemodialisa.
proliferasi dan pematangan eritrosit (selain Kapasitas fungsional pasien hampir
hormon glikoprotein) di sumsum tulang semuanya masih bisa berakhtivitas normal.
belakang. Kemudian sumber-sumber zat Kelima, tingkat keparahan atau
gizi seperti vitamin dan mineral (vitamin komobiditas pasien secara teoritis
B12, protein, asamfolat, zat besi, enzim, seharusnya semakin lama melakukan HD
Ca, F, Na, K, Mg, Zn) yang melanjutkan maka keadaannya semakin memburuk,
pematangan eritrosit. Hormon tersebut namun pada pasien di RS Medika BSD hal
dihasilkan oleh fibroblas peritubular yang itu tidak sejalan sehingga penilaian
terdapat di korteks ginjal. Sekitar 90% dilaukan secara observasional saja. Pada
hormon ini dihasilkan oleh ginjal, pertanyaan keenam dan ketujuh merupakan
sedangkan sisanya oleh hepatosit. Pada data penilaian fisik, yang dalam penelitian
umumnya produksi eritropoietin meningkat ini dibantu dengan alat BIA, yang hasilnya
sekitar 1000 kali lipat, jika terjadi rerata pasien selama 3 bulan banyak yang
kehilangan darah akibat perdarahan dan terjadi kehilangan lemak dan pengecilan
hipoksia jaringanhormon eritropoietin otot.
mulaidisintesis (F.H, 2016). Pada tabel 4 didapat status kesehatan
pasien di RS Medika BSD

Jurnal Gizi 11 (1) 2022


7

sebagianbesarsampel (84,8%) berstatus Penderita Penyakit Ginjal Kronik


tidak baik. Hasil ini sesuai dengan rerata yang. Jurnal Kesehatan Andalas,
nilai kadar ureum pasien yang tergolong 7(1), 42–50.
tinggi dan hasil scoring DMS yang cukup
tinggi >7 sehingga banyak yang Angkasa, D., Sitoayu, L., Melani, V.,
dikatakanmalnutrisi. Harna, H., & Citra Palupi, K. (2020).
Program Kerja U GO GREAT (Vol.
KESIMPULAN 1). Perpustakaan Universitas Esa
Penelitian yang dilakukan di Rumah Unggul.
Sakit Medika BSD 84,8% memiliki status
Anita, D. C., & Novitasari, D. (2017).
kesehatan yang tidak baik karena hanya
Kepatuhan Pembatasan Asupan
ada tujuh orang yang memiliki kadar
Cairan Terhadap Lama Menjalani
ureum <150mg/dL, 76,1% respon den
Hemodialisa. Jurnal Kesehatan
memiliki hemoglobin ≤10g/dL, serta score
Masyarakat, 1(1), 104–112.
DMS rerata responden adalah >7.
F.H, I. P. (2016). Hubungan Asupan
UCAPAN TERIMAKASIH Protein Dan Zat Besi Dengan Kadar
Terimakasih kepada Dr. Erry Hemoglobin Pada Pasien Gagal
Yudhya Mulyani, S.Gz, M.Sc, Mertien Ginjal Kronik Post Hemodialisis Di
Sa’pang, S.Gz, M.Si, RD,Yulia Wahyuni, Unit Hemodialisi Rsud Kabupaten
S.Kep., M.Gizi, dan Anugrah Novianti,
Sukoharjo. 31–48.
S.Gz., M.Gizi yang membantu dalam
proses mengerjakan jurnal ini;dokter dan Hasneli, Y. (2017). Hubungan Lama
perawat di unit Hemodialisa RS Medika Menjalani Hemodialisis dengan Inter-
BSD yang senantiasa membantu untuk Dialytic Weight Gain ( IDWG ) pada
memperoleh data yang dibutuhkan; serta Pasien Hemodialisis Long-Term
pasien-pasien Hemodialisa selaku subjek Relationship In Hemodialysis With
pada penelitian ini. Inter-Dialytic Weight Gain ( IDWG )
Manuskrip ini telah diikutkan pada On Hemodialysis Patients. Jurnal
Scientific Article Writing Training Kesehatan Perawat, 5(3), 242–248.
(SAWT) Batch III, Program Kerja
GREAT 4.1.e, Program Studi S1 Gizi, Janardhan, V., Soundararajan, P., & et al.
FIKES, Universitas Esa Unggul dengan (2011). Prediction of Malnutrition
dukungan fasilitator: Dudung Angkasa, Using Modified Subjective Global
SGz., M.Gizi, RD; Khairizka Citra Assessment-Dialysis Malnutrition
Palupi, SGz., MS; Laras Sitoayu, SGz., Score in Patients on Hemodialysis.
MKM, RD, beserta tim dosen prodi Ilmu Indian Journal of Pharmaceutical
Gizi lainnya. SAWT Batch III juga Sciences, 73(1), 38–45.
mendapat dukungan dana dari Universitas Kamaludin, R., & Rahayu, E. (2009).
Esa Unggul(Angkasa et al., 2020). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Asupan
DAFTAR PUSTAKA Cairan pada Pasien Gagal Ginjal
Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2018). Kronik dengan Hemodialisis Di Rsud
Artikel Penelitian Gambaran Klinis Prof. Dr. Margono Soekarjo

Jurnal Gizi 11 (1) 2022


8

Purwokerto Ridlwan. Jurnal menggunakan Dialysis Malnutrition


Keperawatan Sudirman, 4(1). Scores. ARGIPA, 4(1), 28–36.

KDOQI. (2006). KDOQI Clinical Practice Ocfianella, R., Bintanah, S., & Handarsari,
Guidelines and Clinical Practice E. (2007). Gambaran Asupan Protein
Recommendations for Anemia in dengan Kadar Hb pada Penderita
Chronic Kidney Disease. American Gagal Ginjal Kronik yang Mendapat
Journal of Kidney Diseases, 47(5). Perawatan Hemodialisa di Unit
Hemodialisa. Jurnal Gizi UNIMUS,
Khazaei, S. (2018). Survival Rate and 6(1), 35–40.
Predictors of Mortality among
Hemodialysis Patients in West of Iran Pernefri. (2014). Penatalaksanaan Nutrisi
, 1996 – 2015. International Journal Pada Penderita Penyakit Ginjal
of Preventive Medicine, 9(113), 1–5. Kronik Dengan Dialisis.

Lubis, A. ., & Siregar, J. . (2013). Anemia Registry, I. R. (2018). 10 th Report Of


pada Penyakit Ginjal Kronik. Indonesian Renal Registry 2017 10 th
Pediatrica Indoneisa, 43, 34–36. Report Of Indonesian Renal Registry
2017. Report Indonesian Renal
Ma, N., Bintanah, S., & Handarsari, E. Registry, 10, 1–40.
(2014). Hubungan Asupan Protein
Dengan Kadar Ureum , Kreatinin , Sari, L. R. (2016). Upaya mencegah
dan Kadar Hemoglobin Darah pada kelebihan volume cairan Pada pasien
Penderita Gagal Ginjal Kronik chronic kidney disease Dirsud dr .
Hemodialisa Rawat Jalan Di RS soehadi prijonegoro. Fakultas Ilmu
Tugurejo Semarang. GIZI Kesehatan Universitas
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Muhammadiyah Surakarta, c, 1–18.
SEMARANG, 3(1), 22–32.
Wi, J. W., & Kim, N.-H. (2017).
Maulida, N. R., Rahayu, L. S., Assessment of Malnutrition of
Andengganan, Y., & Bina, S. Al. Dialysis Patients and Comparison of
(2019). Kecukupan Asupan Gizi Nutritional Parameters of CAPD and
Dalam Peningkatan Status Gizi Pasien Hemodialysis Patients. Biomedical
Hemodialisis Berdasarkan Science Letters, 23(3), 185–193.

Jurnal Gizi 11 (1) 2022

Anda mungkin juga menyukai