Anda di halaman 1dari 26

GAMBARAN KARAKTERISTIK PESERTA

PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS


(PROLANIS) KELOMPOK DM
DI UPTD PUSKESMAS MARGADANA
 

dr. Restu Marlia Rizky


Latar belakang
Penyakit degeneratif adalah penyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya, salah satu contohnya adalah Diabetes Mellitus (DM). DM merupakan
suatu ancaman utama kesehatan manusia di abad 21.
PROLANIS adalah Progam Pengelolaan Penyakit Kronis. Pelayanan
PROLANIS mempunyai tujuan dimana pasien dapat dengan mudah berkonsultasi
dengan dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama agar manajemen penyakit
berjalan dengan baik dan sekaligus upaya pencegahan komplikasi diabetes.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil dari progam pemerintah
melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu PROLANIS.
Identifikasi masalah
01 02
Mengetahui gambaran peserta Mengetahui gambaran peserta
PROLANIS DM tipe 2 menurut jenis PROLANIS DM tipe 2 menurut
kelamin. umur

03 04
Mengetahui gambaran peserta Mengetahui gambaran peserta
PROLANIS DM tipe 2 menurut PROLANIS DM tipe 2
profil glukosa yang diperiksa GDP menurut profil HbA1c
Tinjauan pustaka
BAB II
PROLANIS
PROLANIS adalah Sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif
yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas
Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi
peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai
kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien
Anatomi pancreas

Pankreas adalah kelenjar eksokrin dan


endokrin berbentuk memanjang yang terletak
retroperitoneal.
Pancreas manusia mempunyai 1 sampai 2 juta
pulau Langerhans. Pulau langerhans mempunyai 3
jenis utama sel utama, yakni sel alfa, beta, dan
delta. Sel beta kira-kira 60% dari semua sel,
terletak di tengah pulau dan mensekresikan insulin
insulin

Insulin memiliki efek penting pada


metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Hormon ini menurunkan kadar glukosa,
asam lemak, dan asam amino darah.
Diabetes melitus
DM adalah penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula dalam darah.
Pada dasarnya, hal ini terjadi karena tubuh “kekurangan” hormone insulin-zat
yang diproduksi oleh kelenjar pancreas. “kekurangan” disini bisa berupa jumlah
insulin yang memang kurang, atau jumlahnya cukup tetapi kerjanya kurang
baik.
Manifestasi klinis
polidypsi
poliuria polifagi

WEIGHT loss
patofisiologi
Dua patofisiologi utama yang mendasari terjadinya kasus Diabetes Melitus secara
genetik adalah resistensi insulin dan defek fungsi sel beta pankreas. Resistensi insulin
merupakan kondisi umum bagi orang-orang dengan berat badan overweight atau obesitas.
Insulin tidak dapat bekerja secara optimal di sel otot, lemak, dan hati sehingga memaksa
pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak. Ketika produksi insulin oleh sel beta
pankreas tidak kuat untuk mengkompensasi peningkatan resistensi insulin, maka kadar
gula dalam darah meningkat, dan terjadi hiperglikemia.
Sel beta pankreas merupakan sel yang sangat penting dibandingkan dengan sel alfa,
sel delta, dan sel jaringan ikat pada pankreas. Disfungsi sel beta pankreas terjadi akibat
faktor genetik dan faktor lingkungan. Ada beberapa teori yang menerangkan bagaimana
terjadinya kerusakan sel beta, diantaranya adalah teori glukotoksisitas, lipotoksisitas, dan
penumpukan amiloid. Efek hiperglikemia terhadap sel beta pankreas yaitu desensitasi sel
beta pankreas, yaitu gangguan sementara sel beta yang dirangsang oleh hiperglikemia
yang berulang
Pemeriksaan
penunjang
• GDS

• GDP

• GD2PP

• HbA1c
Kriteria diagnosis
Kadar Glukosa Bukan Belum pasti Pasti
(mg/dL) DM DM DM
Sewaktu <100 100-199 ≥200

Puasa <100 100-125 ≥126

2 jam PP <140 140-199 ≥200

Pemeriksaan HbA1c ≥7% dengan menggunakan metode High-Performance


Liquid Chromatography (HPLC) yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP)
hBa1c
Hemoglobin adalah salah satu substansi sel darah merah yang berfungsi
untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika gula darah tidak terkontrol
(yang berarti kadar gula darah tinggi) maka gula darah akan berikatan dengan
hemoglobin (terglikasi). Oleh karena itu, rata-rata kadar gula darah dapat
ditentukan dengan cara mengukur kadar HbA1C. Bila kadar gula darah tinggi
dalam beberapa minggu, maka kadar HbA1C akan tinggi pula. Ikatan HbA1C
yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai
dengan usia sel darah merah). Kadar HbA1C akan mencerminkan rata-rata
kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan.
tatalaksana
BAHAN
PENELITIAN
BAB III
TREATMENT

BAHAN Tempat dan Metode dan


PENELITIAN waktu desain
Metode yang dipakai dalam
Data rekam medik pasien Tempat penelitian: Bagian penelitian ini adalah metode
progam PROLANIS DM type 2 di deskriptif yang menggunakan
Rekam Medik Progam
rekam medis pasien sebagai
UPTD Puskesmas Margadana PROLANIS UPT Puskesmas rancangan cross
sectional,kemudian data
Margadana
tersebut diolah, dan
ditampilkan melalui tabel.
Waktu Penelitian: Juni 2022
Hasil penelitian dan pembahasan
BAB IV
Gambaran Umum UPT Puskesmas
Margadana

UPT Puskesmas Margadana termasuk salah satu


UPT Puskesmas dari Dinas Kesehatan Kota
Tegal. Wilayah kerja UPT Puskesmas
Margadana adalah 4 Kelurahan yaitu Kelurahan
Sumurpanggang, Margadana, Kalinyamat Kulon
dan Pesurungan Lor.
Gambaran peserta PROLANIS menurut jenis kelamin di
bulan Juni

Jenis kelamin Jumlah Persentase


Laki-laki 5 11%
Perempuan 42 89%
Total 47 100%

Berdasarkan tabel diatas jumlah peserta perempuan lebih banyak daripada laki-laki.
Hal ini sesuai dengan yang diteliti oleh Sunaryo (2012) jika perempuan lebih banyak
memiliki penyakit DM dibandingkan pria
Distribusi Umur menurut kelompok umur
Umur Jumlah Persentase
20-30 0 0%
31-40 2 4%
41-50 9 19%
51-60 22 47%
>60 14 30%
Total 47 100%
Berdasarkan tabel diatas memberikan gambaran rentang usia pasien PROLANIS DM pada rentang
umur diatas 50 tahun, hal ini sesuai dengan apa yang diteliti oleh Indra Kurniawan (2010),
penyakit DM paling sering dijumpai pada usia lanjut, hampir 50% penderita DM berusia 50 tahun
keatas. DM pada lansia sering bersifat asimptomatik dan seringkali berupa gejala tidak khas,
seperti kelemahan, letargi, menurunnya status kognitif, atau penurunan kemampuan fungsional
lainnya.
Distribusi Profil Glukosa Darah Puasa

GDP Jumlah Persentase


Normal (80-126) 30 64%
Lebih > 126 17 36%
Total 47 100%

Meningkatnya kadar gula darah puasa juga bisa disebabkan oleh faktor usia
selain itu terdapat kebiasan makan tinggi karbohidrat, dan aktivitas yang
kurang menjadi salah satu penyebab tingginya kadar gula darah puasa.
Distribusi profil HbA1c
HbA1c Jumlah Persentase

Terkontrol baik < 7 28 59%

Kurang baik >7 19 41%

Total 47 100%
HbA1c yang terbentuk akan tersimpan dan tetap bertahan didalam sel darah
merah selama kurang lebih 3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk
tergantung kadar glukosa dalam darah sehingga hasil pemeriksaan HbA1c
dapat menggambarkan ratarata kadar glukosa darah selama kurang lebih 3
bulan. Kenormalan HbA1c menggambarkan ketaatan pasien pada diet,
olahraga dan obat sehingga terjadi pengendalian kadar glukosa darah pada 3
bulan terakhir
KESIMPULAN DAN
SARAN
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan
didapatkan, peneliti memperoleh beberapa kesimpulan dan
saran yang bisa berguna untuk instansi maupun penelitian
selanjutnya

1) Jumlah Peserta PROLANIS lebih banyak pada


perempuan dibanding laki-laki.

2) Jumlah peserta PROLANIS terbanyak berusia 51-60


tahun.

3) Rata rata jumlah GDP peserta prolanis normal

4) Rata rata peserta PROLANIS mempunyai HbA1c


terkontrol baik.
SARAN
Disarankan bagi penderita DM dan
keluarga lebih meningkatkan pengetahuan
tentang penatalaksanaan dan pengendalian
DM dengan meningkatkan upaya preventif
agar tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.
Upaya tersebut meliputi peningkatan
pengetahuan tentang DM, pengaturan makan,
melakukan aktivitas fisik, dan kepatuhan
terhadap pengobatan. Bagi tenaga kesehatan
dapat membantu dengan pemberian edukasi,
bisa melalui leaflet atau brosur tentang
penyakit DM, diet atau nutrisi pada penderita
DM, dan senam atau latihan fisik yang dapat
dilakukan oleh penderita DM
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai