Anda di halaman 1dari 16

JOURNAL READING

Identification of Newly Diagnosed


Diabetes and Prediabetes Using Fasting
Plasma Glucose and Urinary Glucose in
a Chinese Population: A Multicenter
Metodelogi Penelitian

Cross‑Sectional Study
Latar Belakang
Pembahasan
Kesimpulan

Tujuan
Hasil

Oleh :
Meisari Rezki R

Dokter Pembimbing :
dr. H. Wasis Santoso, Sp.PD
LATAR BELAKANG

DIABETES menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar di cina,


mempengaruhi sekitar 113,9 juta orang dari 439,4 juta orang dengan
prediabetes.

KOMPLIKASI DIABETES seperti gagal ginjal, kebutaan, penyakit jantung


dan stroke dapat terjadi karena diabetes yang sering tidak terdeteksi.

BEBAN EKONOMI yang besar terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan


di dunia oleh karena Diabetes.

DETEKSI DAN DIAGNOSIS DINI penting untuk mencegah komplikasi dan


menurunkan beban ekonomi dalam pelayanan kesehatan.
LATAR BELAKANG

PEMERIKSAAN RUTIN DIABETES


Glukosa plasma Tes Toleransi Glukosa Oral
puasa (TTGO) HbA1c

- Tidak cukup sensitif dalam mendeteksi diabetes


- Tingkat keberhasilan masih dipertanyakan

- Tidak cocok digunakan dalam deteksi secara massal


- Rumit dan tidak praktis dilakukan semua orang
- Kecuali, bila glukosa plasma puasa <7 mmol/L dan memiliki tanda
diabetes

- Mudah, namun tidak praktis digunakan secara massal


- Biaya cukup mahal, terutama di negara berkembang
TUJUAN DAN HIPOTESIS

Penelitian eksplorasi ini bertujuan untuk menguji apakah


penggunaan UG akan membantu meningkatkan tingkat
keberhasilan penggunaan glukosa plasma puasa dalam
skrining diabetes.
METODELOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian
Uji korelasi parsial

Tempat dan Waktu Penelitian


6 kota di Provinsi Jiangsu, Cina
12 Desember 2015 – 28 Juni 2016. Kriteria Inklusi
Individu berusia 18-65 tahun dari 6
kota di Provinsi Jiangsu tanpa riwayat
Kriteria Eksklusi diabetes.
Responden dengan diabetes,
hamil, gangguan jiwa berat atau
kondisi kesehatan yang tidak Populasi dan Sampel Penelitian
stabil. Terdapat 7485 sampel yang sudah
termasuk hasil akhir dari partisipan
Teknik Pengambilan Data yang di keluarkan karena hilang data
Data primer HbA1c atau UG (Urine Glukose)

Penyajian Data
Tabel dan teks
METODELOGI PENELITIAN

PROSEDUR PENELITIAN
1. Memberikan questionnaire untuk mendapatkan informasi seperti
umur, jenis kelamin, lifestyle, riwayat keluarga penyakit kronis, dan
status kesehatan. BB, TB, dan tekanan darah juga di cek dan dihitung
BMI.
2. Responden diminta untuk BAK dan mengosongkan kadung kemih
sebelum TTGO dan diminta tidak minum air selama dilakukan tes.
3. FPG, HbA1c, dan 2-h plasma glucose diukur.
4. Semua sampel urin dikumpulkan selama 2 jam setelah pemuatan
glukosa oral (TTGO) untuk pengukuran kuantitatif UG.

• FPG and 2h‑PG diukur oleh metode glucose oxsidase menggunakan


automated chemistry analyzer.
• HbA1c diukur menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC, D-
10, Bio-Rad).
• Konsentrasi glukosa urin ditentukan dengan meteran urin kuantitatif.
METODELOGI PENELITIAN

• Diagnosis diabetes sesuai ADA 2012 FPG >= 7 mmol/L dan atau
2h-PG >= 11.1 mmol/L dan/HbA1c >= 6,5%.
• Prediabetes didefinisikan sebagai FPG 5,6 mmol/L – 6,5 mmol/L,
2h-PG 7,8 mmol/L – 11,0 mmol/L, HbA1c 5,7% - 6,4%
HASIL

597 (8.0%) baru didiagnosis diabetes, 3645 (48.7%) prediabetes, and 3243 (43.3%)
toleransi glukosa normal. 3298 (44.1%) laki-laki dan 4187 (55.9%) perempuan. BP, FPG,
cholesterol, triglycerides, HDL‑C, LDL‑C, BMI, dan UG secara signifikan lebih tinggi pada
laki-laki dibanding perempuan. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada umur, 2h‑PG,
dan HbA1c yang di amati diantara 2 kelompok.
HASIL

UG secara signifikan berhubungan dengan FPG (r = 0.576, P < 0.001), 2h‑PG (r = 0.580,
P < 0.001), dan HbA1c (r = 0.536, P < 0.001) pada laki-laki setelah penyesuaian umur.
Dan terdapat hubungan yang sama juga pada perempuan. Selain itu, hubungan antara
2h‑PG dan UG sedikit lebih kuat dibanding hubungan antara FPG dan UG.
HASIL

Kurva ROC digunakan untuk mengevaluasi validitas UG dalam memprediksi 2h-PG.


area dibawah kurva (AUC) untuk UG 0.75 dengan prediksi 2h‑PG ≥7.8 mmol/L dan
0.90 dengan prediksi 2h‑PG ≥11.1 mmol/L. Selanjutnya tampak sensitivitas UG
sebesar 52.3% dan spesifitasnya 87.8%
HASIL

Kurva ROC digunakan untuk mengevaluasi validitas UG dalam prediksi


2h-PG. AUC untuk UG adalah 0,75 untuk prediksi 2h-PG ≥7,8 mmol / L
dan 0,90 untuk prediksi 2h-PG ≥11,1 mmol / L. Lebih lanjut, UG
menunjukkan sensitivitas 52,3% dan spesifisitas 87,8% untuk deteksi
2h-PG ≥7,8 mmol / L pada titik pemutusan optimal yang sesuai
sebesar 130 mg dan sensitivitas 83,5% dan spesifisitas 87,5% pada
titik potong optimal 178,5 mg untuk prediksi 2h-PG ≥11,1 mmol / L.
HASIL

• Penggunaan FPG ≥7 mmol/L untuk identifikasi diabetes


mempunyai spesifitas yang baik yaitu 100%, namun sensitivitasnya
rendah yaitu sebesar 56.1%, sedangkan kombinasi FPG dan UG
sensitifitasnya tinggi 80.9% vs. 56.1%, χ2 = 85.0, P < 0.001) untuk
mendeteksi diabetes.
• Analisis lebih lanjut, sensitivitas menggunakan FPG saja (≥5.6
mmol / L) untuk mengidentifikasi abnormalitas glukosa adalah
55,8%, sementara sensitivitas kombinasi FPG dan UG adalah
62,3%, menunjukkan keunggulan sensitivitas 11,6% lebih besar
dibandingkan FPG saja.
PEMBAHASAN

• Diabetes merupakan faktor risiko utama untuk morbiditas dan mortalitas,


terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di
mana prevalensi diabetes tumbuh semakin tinggi.
• Diagnosis dan perawatan atau intervensi yang tepat waktu telah dilakukan
terbukti mengurangi komplikasi diabetes dan mencegah atau menunda
onset diabetes. 
• Oleh karena itu, dilakukan skrining diabetes, karena awal diabetes tipe 2
seringkali tanpa gejala dan FPG saja tidak cukup sensitive untuk orang
dengan sedikit peningkatan gula darah postprandial, sebagian besar
pasien dengan pradiabetes atau diabetes sering menunda diagnosis
sampai komplikasi parah terjadi. 
• Sebuah penelitian oleh Wang et al menunjukkan bahwa FPG
dikombinasikan dengan HbA1c secara signifikan dapat meningkatkan
sensitivitas hingga 88%. Dalam penelitian ini, kami juga menyelidiki
sensitivitas FPG dalam kombinasi dengan HbA1c, dan sensitivitas 84,6%
namun data tidak ditampilkan.
• Namun, HbA1c mungkin tidak cocok untuk skrining massal populasi besar
karena relative mahal.
PEMBAHASAN

• Studi menunjukkan bahwa tes urin postprandial adalah pendekatan yang


efektif untuk self-monitoring diabetes dan self-management diabetes. 
• Pemantauan kuantitatif glukosa urin memiliki khasiat yang sebanding
pada glikemik kontrol. 
• Dengan perkembangan dari urine glucose meter, pengukuran kuantitatif
dari UG menunjukkan rentang pengukuran yang lebih luas dari 0-2 g / l
dan menunjukkan respon cepat dalam 6 detik. Lebih jauh lagi, itu stabil
dan tidak mungkin dipengaruhi oleh berbagai interferensi seperti asam
askorbat dan acetaminophen. Data menunjukkan bahwa UG lebih
spesifik untuk skrining diabetes. 
• Karena tidak invasif dan ketersediaannya untuk wanita hamil, UG juga
dikonfirmasi sebagai prediktor terkuat diabetes gestasional. Selain itu,
penelitian kami sebelumnya telah menunjukkan UG adalah alat yang
valid untuk mendeteksi diabetes yang tidak terdiagnosis dan pradiabetes
pada populasi berisiko tinggi. 
KESIMPULAN

• UG secara substansial meningkatkan kemanjuran menggunakan


FPG sendiri dalam skrining diabetes pada populasi umum
karena non-invasif dan efektifitasnya.
• Pengukuran gabungan FPG dan UG mungkin merupakan
pendekatan baru untuk skrining massal pada populasi umum,
dan studi lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi apakah 2
jam postprandial UG merupakan indikator terbaik diabetes dan
apakah tes urin “spot” setelah makan padat cukup efektif untuk
skrining diabetes.

Anda mungkin juga menyukai