Kata Kunci
Kepustakaan
: 33 (1988-2012)
PENDAHULUAN
Kadar gula darah adalah
jumlah glukosa yang terdapat
didalam darah. Kadar glukosa ini
juga disebut sebagai kadar gula
plasma. Kadar gula darah ini diukur
dengan satuan milimol per liter
(mmo/L). kadar gula darah normal
berkisar antara 4-8 mmol/L (0150mg/dl) (Fox & Kilvert, 2010).
Diabetes Melitus adalah
suatu penyakit dimana kadar glukosa
(gula sederhana) didalam darah
tinggi (Pudiastuti, 2011).
Data WHO menyebutkan
bahwa pada tahun 2011 jumlah
penderita diabetes mellitus di seluruh
dunia sebanyak 346 juta orang dan di
proyeksikan akan meningkat menjadi
366 juta pada tahun 2030 (WHO,
2011).
Indonesia menempati urutan
ke-4 tertinggi di dunia. Diantara
berbagai propinsi yang ada di
indonesia, jawa tengah memiliki
prevalensi diabetes mellitus yang
cukup tinggi. Berdasarkan laporan
program yang berasal dari rumah
sakit dan puskesmas di jawa tengah
tahun 2005, kasus DM secara
keseluruhan sebanyak 209.319. Pada
tahun 2010 terjadi peningkatan
penderita diabetes mellitus di
Kabupaten Semarang yaitu sebanyak
11.725 jiwa dari 8.107 penderita
pada tahun 2008 dan 10.796 pada
tahun 2009 (DKK Semarang, 2010).
Perlu diketahui bahwa untuk
menurunkan kadar glukosa darah
dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara farmakologi dan non
farmakologi.
Cara
farmakologi
dengan pemberian obat penurun
kadar
glukosa
darah
yaitu
Sulfonilurea
dan
Methformin.
Adapun cara kerja sulfonilurea ini
utamanya adalah meningkatkan
sekresi insulin oleh sel beta pancreas,
meningkatkan performance dan
jumlah reseptor insulin pada otot dan
sel lemak, meningkatkan efisiensi
sekresi insulin dan potensiasi
stimulasi insulin transpor karbohidrat
ke sel otot dan jaringan lemak, serta
penurunan produksi glukosa oleh
hati. Cara kerja obat ini pada
umumnya melalui suatu alur kalsium
yang
sensitif
terhadap
ATP.
Methformin menurunkan glukosa
darah dengan memperbaiki transport
glukosa ke dalam sel otot.
Methformin menurunkan produksi
glukosa
hati
dengan
jalan
mengurangi
glikogenolisis
dan
glukoneogenesis dan juga dapat
menurunkan kadar trigliserida, LDL
kolesterol dan kolesterol total
(Soegondo, 2009).
Penurunan kadar glukosa
darah dengan cara non farmakologis
yaitu : Perencanaan makanan,
Latihan
jasmani,
Penyuluhan
(edukasi), dan terapi komplementer.
Beberapa terapi komplementer yang
umum adalah terapi fisik (yoga,
pijat, akupuntur), teknik relaksasi
(meditasi, visualisasi), obat herbal
(Gunawan, 2001). Adapun jenis
obat-obatan herbal yang mampu
untuk menangani diabetes mellitus
antara lain : Buah Pare ( Momordica
charantia), Bawang Merah
dan
Bawang Putih (Allium cepa dan
Allium sativum), juwet ( Syzygium
cuminii), dan daun sirih merah (Piper
Crocatum).
Peneliti melakukan studi
pendahuluan di Desa Candirejo pada
tanggal 16 Oktober 2012 dimana
peneliti
melakukan
wawancara
01
02
eksperimen
Kelompok
kontrol
Gambar 4.1: Bagan rancangan
penelitian quasy experiment jenis
non equivalent control group design.
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek
dan subyek yang menjadi kuantitas
dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2006).
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh lansia penderita Diabetes
Mellitus di Desa Candirejo yang
berjumlah 63 orang data didapat dari
bidan desa setempat dan puskesmas.
Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah teknik
pengambilan sampel jenis non
random sampling yaitu pengambilan
sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan
yang
dapat
diperhitungkan, tetapi semata-mata
hanya
berdasarkan
segi-segi
kepraktisan belaka.
HASIL PENELITIAN
Gambaran kadar glukosa
darah sebelum dan sesudah diberikan
terapi rebusan daun sirih merah pada
kelompok intervensi.
Perlakuan
Std
Mean
Deviasi
(mg/dl) (mg/dl)
Sebelum
Sesudah
15
15
330,60
274,73
39,455
45,012
Perlakuan N
SD
pvalue
Difference
Kadar
kolesterol
total
Sebelum
15
Sesudah
15
55,87
39,455
9,286 0,000
45,012
Kelompok
SD
Difference
Kadar
Intervensi
Kolesterol
Kontrol
Total
15 274,73
15 322,80
pvalue
45,012 0,002
3,437
30,122
PEMBAHASAN
Gambaran kadar glukosa
darah sewaktu pada lansia penderita
diabetes
sebelum
diberikan
perlakuan pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol di Desa
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian
terhadap lansia penderita diabetes
mellitus sebelum diberikan rebusan
daun sirih merah pada kelompok
intervensi dengan responden yang
berjumlah 15 orang didapatkan rata-
Bagi peneliti
Mengingat
masih
adanya
keterbatasan dari penelitian yang
telah dilakukan, maka diharapkan
penelitian
lebih
lanjut
dapat
melakukan pengawasan yang lebih
intensif terhadap faktor yang dapat
menentukan hasil penelitian dan
membantu
pengendalian
kadar
glukosa darah pada penderita
diabetes mellitus misalnya dengan
mengontrol pola makan maupun
olahraga dan faktor pendukung
lainnya.
2.
Bagi
lansia
diabetes mellitus
penderita
4.
Perkeni,
2006,
Konsensus
Pengelolaan
Dan
Pencegahan
Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Indonesia,
Jakarta : Perkeni
publications/diagnosis_diabet
es2011/en/index.html