Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KADAR

GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM)


TIPE II DI DESA MULUR KABUPATEN SUKOHARJO

ARTIKEL PENELITIAN

oleh:

NAVI’AH MUKHOIRI
NIM. ST. 181037

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
1

Pengaruh Jus Jambu Biji Merah terhadap Kadar Gula Darah pada
Penderita Diabetes Melitus (DM)Tipe II di Desa Mulur
Kabupaten Sukoharjo

Navi’ah Mukhoiri1), Setiyawan2)Nur Rakhmawati3)


1) Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Email: navimoe.nm@gmail.com
2,3) Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Email:etya1025@gmail.com

Abstrak

Diabetes mellitus (DM) Type II merupakan penyakit yang disebabkan karena


menurunnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Salah satu upaya
pengobatan nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah
penderita DM Tipe IIadalah dengan pemberian jus jambu biji merah. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh jus jambu biji merah terhadap kadar gula darah pada
penderita Diabetes Melitus (DM) Tipe II.
Jenis Penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan non-equivalent
controlgroup prepost design.Sampel sebanyak 44 orang dengan metode purposive
samplingdibagi menjadi 22 responden dan 22 kelompok kontrol. Instrumen penelitian
menggunakan alat cek gula darah dan lembar observasi.Analisis data menggunakan
Paired sample test dan Independent sample test.
Hasilpenelitian menunjukkan rata-rata kadar gula darah dengan uji paired sample
test kelompok intervensi diperoleh nilai p-value = 0,093, kelompok kontrol denganp-
value = 0,671. Hasil uji Independent sample test diperoleh p-value= 0,721.
Pemberian jus jambu biji merah tidak berpengaruh terhadap kadar gula darah pada
penderitadiabetes melitus (DM)tipe II di Desa Mulur Kabupaten Sukoharjo.

Kata kunci : Jus jambu biji merah, kadar gula darah, Diabetes Melitus (DM) Tipe II
Daftar pustaka: 27 (2012-2019)

Abstract
Type-II diabetes mellitus (DM) is a disease caused by decreased insulin hormone
produced by pancreatic glands. One of the non-pharmacological medication ef forts,
which can be performed to decrease blood sugar level of the Type-II diabetes mellitus
bearers is red guava juice. The objective of this research is to investigate effect of red
guava juice administration on blood sugar level of Type-II diabetes mellitus bearers.
This research used the quasi experimental research method with the non-
equivalent control group pre-post design. Purposive sampling was used to determine
its samples. They consisted of 44 respondents: 22 in the intervention group and the rest
in the control group. The data of the research were collected through measurement of
blood sugar with blood sugar testing device and observation. They were then analyzed
with paired sample test and independent sample test.
The result of the paired sample test on the average blood sugar level of the
intervention group was 0.093 while that of the control group was 0.671. The result of
the independent sample test shows that the p-value was 0.721. Thus, the administration of
red guava juice did not have any effect on the blood sugar level of Type-II diabetes
mellitus bearers in Mulur Village of Sukoharjo Regency.
2

Keywords: Red guava juice, blood sugar level, Type-II diabetes melitus (DM)
References : 27 (2012-2019)

PENDAHULUAN Fitokimia tersebut adalah asam


Diabetes Melitus (DM) dikalangan oksalat asam malat, saponin, gabungan
masyarakat lebih dikenal dengan sebutan dengan oleanolic, flavanoid, guajavarin,
“penyakit kencing manis” merupakan quercetin, minyak atserin, fenol, dan β-
penyakit kronis yang ditandai dengan caryophyllene (Priya, 2015). Flavanoid
kadar gula darah melebihi normal akibat cenderung mudah larut dalam air.
tubuh kekurangan insulin (American Flavanoid diyakini memiliki aktifitas
Diabetes Association, 2016). World antidiabetes yang mampu meregenerasi
Health Organization (WHO) memberikan sel, bersifat hipoglikemik dengan cara
meningkatkan glikogenesis sehingga tidak
data angka kejadian penderita DM pada
terjadi kenaikan gula di dalam darah
tahun 2018 di seluruh dunia mencapai 422
(Astawan, 2014).
juta jiwa, empat kali lebih banyak dari Desa Mulur Kabupaten Sukoharjo
pada 30 tahun yang lalu. merupakan salah satu desa dengan jumlah
Federasi Diabetes Internasional penderita DM yang paling banyak yaitu
(FDI) Atlas 2017 edisi ke 8 melaporkan 50 orang dari 183 (Data rekam medis
jumlah penderita DM di Indonesia sudah Puskesmas Bendosari bulan Januari -
mencapai 10,3 juta orang, angka tersebut Maret 2019). Desa Mulur seperti desa-
diprediksi terus meningkat hingga 16,7 desa yang lain, masih sangat mudah
juta pada 2045 dan lebih dari separuh ditemukan tanaman jambu biji. Tanaman
yang hidup dengan DM tidak ini tumbuh di pekarangan penduduk
terdiagnosis. Riset Kesehatan Dasar/ setempat.
Riskesdas (2018) menunjukkan Tanaman jambu biji sering berbuah
peningkatan kejadian diabetes dari 6,9% dan tidak mengenal musim buah,
pada 2013 menjadi 8,5% pada 2018, sehingga potensi persediaan jambu biji
sementara prevalensi DM di Jawa Tengah akan ada selalu setiap saat. Selama ini
tahun 2018 sebesar 2,1%. penderita DM di desa Mulur masih
menggunakan pengobatan farmakologi
Pengobatan pada pasien DM dapat
yang diperoleh dari puskesmas setempat,
dilakukan dengan cara diet, olah raga,
atau membeli di apotek. Penderita DM di
pengobatan farmakologi maupun non
desa tersebut belum pernah melakukan
farmakologi. Salah satu cara untuk pengobatan secara alternatif dengan
mengontrol kadar gula darah pada pasien memanfaatkan tanaman buah jambu biji
DM secara nonfarmakologi adalah dengan sebagai obat dalam membantu
konsumsi buah, salah satunya jus buah mengendalikan kadar gula darah.
jambu biji. Jambu biji (Psidium guajava Penelitian disini terdapat perbedaan
Linn) dapat dikonsumsi dengan cara dijus dengan penelitian sebelumnya yang
dengan tujuan enzim yang terkandung dilakukan oleh Fitriyani (2012) yaitu
dalam buah jambu lebih mudah dicerna dosis jambu biji yang diberikan sebesar
dan dapat dikonsumsi oleh semua 300 gram dan sample yang digunakan
kalangan usia. Buah jambu biji sebanyak 20 orang. Pada penelitian
merupakan salah satu tanaman yang tersebut didapatkan hasil tidak ada
dapat dijdikan sebagai sumber pengaruh pemberian jus jambu biji merah
antioksidan. Jambu biji juga mengandung terhadap kadar glukosa darah pada pasien
berbagai macam senyawa kimia diabetes mellitus tipe2. Hasil uji beda
(fitokimia) yang sangat bermanfaat bagi selisih antara kelompok intervensi dengan
tubuh (Indariani, 2016). kelompok kontrol sebesar P value 0,082
(P> 0,05).
3

Dosis jambu pada penelitian ini Usia responden


mengacu pada penelitian Jasmani (2016) Tabel 1Distribusi Karakteristik responden
pada tikus galur wistar jantan yaitu berdasarkan usia
konsumsi jus jambu biji merah setiap hari Umur Kel. Kel.
dengan dosis 10,8 gr/ekor/hari mampu (tahun) intervensi Kontrol
menurunkan kadar glukosa darah puasa Rata-rata 54,18 56,13
dan menurunkan indeks HOMA-IR yang SD 6,8 5,84
merupakan indikator resistensi insulin Min 40 46
pada tikus galur wistar prediabetes selama Maks
14 hari dengan p value <α (0,05). Dosis 67 67
tersebut dikonversikan untuk dikonsumsi
manusia dengan berat badan rata-rata Berdasarkan hasil penelitian
orang Indonesia yaitu 50Kg, maka diketahui rata-rata usia respoden adalah
konsumsi jus jambu biji merah yang 55,15 tahun. Menurut Pangemanan
dianjurkan adalah sebesar 428gr/hari. (2014) seseorang yang berusia diatas 45
WAKTU DAN TEMPAT tahun memiliki peningkatan resiko
PENELITIAN terhadap terjadinya DM dan intoleransi
Penelitian ini dilaksanakan pada glukosa yang di sebabkan oleh faktor
bulan 02-30 September 2019.Tempat degeneratif yaitu menurunya fungsi
penelitian dilakukan di Desa Mulur tubuh, khususnya kemampuan dari sel β
Kabupaten Sukoharjo. dalam memproduksi insulin, untuk
memetabolisme glukosa. Masriadi (2014),
METODE PENELITIAN menjelaskan bertambahnya umur
Jenis penelitian ini menggunakan mempengaruhi penurunan fungsi hormon
quasi eksperimen. Desain penelitian yang estrogen dan testosterone dalam
digunakan adalah pre test post test with mendistribusikan lemak.
kontrol group. Populasi penelitian adalah Penurunan ini memungkinkan
seluruh warga penderita DM tipe II di terjadinya penimbunan lemak dalam
Desa Mulur Kabupaten Sukoharjo tubuh sehingga terjadi penimbunan lemak
sebanyak 50 orang. besar sampel menempel pada dinding pembuluh darah
sebanyak 44 responden dibagi menjadi 2 dan pada akhirnya akan mempersempit
menjadi 22 sebagai kelompok perlakuan / aliran darah dan tersumbat di pembuluh
intervensi dan 22 sebagai kelompok darah. Kondisi ini dapat meningkatkan
kontrol. tekanan darah yang dapat mengganggu
Teknik sampling menggunakan proses metabolisme tubuh. Penelitian
purposive sampling,Instrumen penelitian Fahra (2018), diketahui rata-rata usia
menggunakan lembar observasi yaitu pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di poli
pencatatan kadar gula darah sebelum dan penyakit dalam rumah sakit BinaSehat
sesudah pemberian jus jambu biji merah. Jember adalah 50 tahun.
Alat ukur yang digunakan untuk Berdasarkan hasil penelitian ini,
mengukur kadar gula darahadalahGCU menurut peneliti bahwa rata-rata usia
(Glucose Cholesterol Uric Acid). responden adalah 54,18 dan 56,13 tahun
Pemberian jus jambu biji per hari selama dari kedua kelompok penelitian adalah
14 hari dengan takaran 400 gram jambu warga penderita DM tipe II di Desa Mulur
biji ditambahkan air masak 150 ml. yang tercatat dari data rekam medis medis
Puskesmas Bendosari tahun 2018.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4

terhadap sensitifitas terhadap insulin.


Jenis kelamin Estrogen berfungsi untuk menjaga
Tabel 2. Distribusi Karakteristik keseimbangan insulin dan meningkatkan
responden berdasarkan jenis kelamin penyimpanan lemak, serta progesterone
Jenis Kel membantu menjaga keseimbangan insulin
kelamin intervensi Kelompok kontrol dan membantu menggunakan lemak
Jumlah % Jumlah % sebagai energy. Hormon estrogen dan
Laki-laki 6 27,3 9 40,9 progesterone mempengaruhi bagaimana
Perempuan 16 72,7 13 59,1 sel-sel tubuh merespon insulin.
Total 22 100,0 22 100,0 Responden yang memasuki masa
Hasil penelitian karakteristik menopause mengalami perubahan tingkat
jenis kelamin diketahui 65,9% adalah hormone tubuh dapat memicu fluktuasi
responden perempuan yang mengalami dalam kadar gula darah.
diabetes mellitus. Penyebab banyaknya
angka kejadian DM tipe II terjadi pada Tingkat pendidikan
perempuan dikarenakan teradi penurunan Tabel 3Distribusi Karakteristik responden
hormon estrogen akibat menopause. berdasarkan tingkat pendidikan
Hormon estrogen dan progesteron Tingkat Kelompok Kelompok
merupakan hormon yang dapat pendidikan intervensi kontrol
mempengaruhi sel-sel untuk merespon Jumlah % Jumlah %
insulin. Setelah perempuan mengalami Lulus SD 0 0 1 4,5
menopause maka akan terjadi perubahan Lulus SMP 11 50,0 9 40,9
kadar hormon tersebut sehingga dapat Lulus SMA 11 50,0 12 54,5
memicu naik turunnya kadar gula dalam Total 22 100,0 22 100,0
darah (Dewi, 2014).
Penelitian Sriwahyuni (2019) Tabel 3 menunjukkan
menyebutkan 81,3% adalah responden pendidikan responden sebagaian besar
perempuan dalam penelitian tentang berpendidikan lulus SMA (52,27%).
perbandingan senam tai chi dan senam Tingkat pendidikan memiliki pengaruh
diabetes mellitus terhadap penurunan terhadap kejadian penyakit DM tipe 2.
kadar gula darah pada pasien diabetes Pendidikan dapat mempengaruhi
mellitus tipe II. Penelitian yang dilakukan kemampuan pasien dalam memberikan
ChiveseI (2019) di Afrika Utara penilaian, termasuk mengartikan
menjelaskan perempuan dengan riwayat mengenai pentingnya teratur dalam
hiperglikemia yang pertama kali melakukan self care management (kontrol
terdeteksi dalam kehamilan memiliki kadar gula darah). Semakin tinggi
risiko hingga 7 kali lipat menjadi diabetes pendidikan pasien maka akan dapat
mellitus tipe 2. Penelitian Jürgen dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam
Alexandra (2019) menjelaskan bahwa melakukan kontrol kadar gula darah
masalah obesitas dan kejadian DM tipe II secara teratur (Lingga, 2012).
mempunyai hubungan yang signifikan, Penelitian Afroz (2019)
tetapi perempuan mempunyai risiko menjelaskan komplikasi DM tipe II
obesitas lebih tinggi dari pada laki-laki terjadi karena tidak teraturnya kontrol
dan meningkatkan kejadian DM tipe II. glikemik yang optimal yaitu terkendalinya
Peneliti berpendapat jumlah konsentrasi glukosa dalam darah, HbA1c
responden perempuan lebih banyak (hemoglobin terglikosilasi), hal ini
disebabkan karena responden perempuan disebabkan rendahnya pendidikan pasien
dengan rata-rata usia 54,18 tahun dan II dalam masalah pencegahan terjadinya
56,13 tahun sudah masuk dalam masa kompikasi DM tipe II. sebagian besar
menopause yang menyebabkan penurunan responden masih berpendidikan rendah
5

dalam penelitian di negara Bangladesh. darah, dan distribusi lemak tubuh/ berat
Penelitian lain oleh Sharkia (2019), badan, yaitu pada aspek ganda sindroma
menyebutkan dari 1.894 sampel peneltian, metabolik kronik, sehingga juga
diketahui 1.504 (80,3%) penderita DM mencegah penyakit kardiovaskuler.
tipe II masih berpendidikan rendah atau Penelitian Kurniawaty (2016)
setingkat sekolah dasar. menjelaskan faktor kurangnya aktivitas
fisik berhubungan dengan Kejadian
Status pekerjaan Diabetes Melitus Tipe II. Penelitian studi
Tabel 4Distribusi Karakteristik responden kualitatif yang dilakukan Betteng (2014)
berdasarkan status pekerjaan tentang analisis faktor resiko penyebab
Status Kelompok terjadinya diabetes melitus tipe 2 pada
pekerjaan intervensi Kelompok kontrol
wanita usia produktif dipuskesmas
Jumlah % Jumlah %
Wawonasa diketahui dari 10 partisipan, 7
Guru 0 0 1 4,5
partisipan adalah Ibu Rumah Tangga,2
IRT 13 59,1 7 31,8
pertisipan sebagai PNS, dan 1 pertisipan
Swasta 1 4,5 2 9,1 bekerja sebagai Penjaga Warung.
Petani 4 18,2 7 31,8 Menurut peneliti pekerjaan sebagai
Wiraswasta 4 18,2 5 22,7 ibu rumah tangga termasuk dalam
Total 22 100,0 22 100,0 akitiftas ringan. Ibu rumah tangga yang
memiliki aktifitas fisik ringan akan lebih
Berdasarkan hasil penelitian mudah mengalami diabetes melitus tipe II
diketahui sebagian responden adalah ibu jika dibanding responden lain dengan
rumah tangga sebesar 45,45%. Jenis status pekerjaan seperti wiraswata,
pekerjaan juga erat kaitannya dengan swasta yang mempunyai aktivitas lebih
kejadian DM. Pekerjaan seseorang banyak sehingga aliran darah akan lebih
mempengaruhi tingkat aktivitas fisiknya. lancar, lemak tubuh akan lebih banyak
Aktivitas fisik dapat mengontrol gula terbakar karena kebutuhan energi dalam
darah. Glukosa akan diubah menjadi beraktivitas.
energi pada saat beraktivitas fisik.
Aktivitas fisik mengakibatkan insulin Kadar gula darah responden kelompok
semakin meningkat sehingga kadar gula intervensi dan kelompok kontrol
dalam darah akan berkurang. Pada orang sebelum pemberian terapi jus jambu
yang jarang berolahraga, zat makanan biji merah
yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar
tetapi ditimbun dalam tubuh sebagai Tabel 5. Kadar gula darah responden
lemak dan gula. Jika insulin tidak kelompok intervensi dan kelompok
mencukupi untuk mengubah glukosa kontrol sebelum pemberian terapi jus
menjadi energi maka akan timbul DM jambu biji merah
(Kemenkes,2016).
Nabyl (2012), aktivitas fisik
juga merupakan faktor risiko mayor
dalam memicu terjadinya DM. Latihan
fisik yang teratur dapat meningkatkan
kualitas pembuluh darah dan
memperbaiki semua aspek metabolik,
termasuk meningkatkan kepekaan insulin
serta memperbaiki toleransi glukosa.
Aktivitas fisik mempunyai efek
menguntungkan pada lemak tubuh, aliran
Kadar gula darah Kel, Kel.
(mg/dL) intervensi kontrol
Mean 231,77 227,95
SD 20,94 17,46
Median 230 230,5
6
205 230,5
Modus
205 200
Min
Maks 279 268
7

Tabel 5 menunjukkan rata-rata rata-


Maks 277 264
rata kadar gula darah darah
kelompokintervensi sebelum pemberian
jus jambu biji merah sebesar 231,77 Tabel 6menunjukkanrata-rata kadar
±20,94 mg/dL, sementara gula darah darah kelompok intervensi
kelompokkontrol sebesar 227,95 sesudah pemberian jus jambu biji merah
±17,41mg/dL.National Instititues of selama 14 hari sebesar 229,86
Health(2014) menjabarkanDM sebagai ±23,60mg/dL dengan nilai tengah sebesar
sindrom dengan terganggunya 229,35 mg/dL. Rata-rata kadar gula darah
metabolisme karbohidrat, lemak, dan darah pada saat post test kelompok
protein yang disebabkan oleh kontrol sebesar227,86 ±15,89
berkurangnya sekresi insulin atau mg/dL.Median sebesar 227,50 mg/dL.
penurunan sensitivitas jaringan terhadap Modus sebesar 208.50 mg/dL.
insulin, sedangkan Kadar gula darah PERKENI (2011) menyebutkan
merupakan parameter utama dalam pembatasan asupan karbohidrat terutama
menilai metabolisme karbohidrat. Kadar karbohidrat sederhana agar terkontrolnya
glukosa darah bervariasi dengan daya gula darah pasien Diabetes Mellitus
penyerapan, gula dalam darah menjadi adalah tujuan dari penatalaksanaan diet
lebih tinggi setelah mengkonsumsi DM. Pemberian asupan karbohidrat
makanan dan akan terjadi penurunan jika sebesar 45-65% dari energi total. Susanto
tidak ada makanan yang masuk ke tubuh (2013) mengemukakan selain dari segi
dalam beberapa jam. Penelitian Febiola jumlah karbohidrat yang dikonsumsi,
(2018) menjelaskan rata-rata kadar gula pemilihan jenis karbohidrat juga menjadi
darah sebelum pada pasien DM tipe II rekomendari lain dari PERKENI untuk
sebelum diberikan jus tomat sebesar pasien Diabetes Mellitus karena dapat
238,64 mg/dL. Penelitian Jumari (2019) menjadi penyebab perubahan kadar gula
menjelaskan rata-rata kadar glukosa darah. Suiraoka (2012) berpendapat
darah pasien diabetes melitus tipe 2 glukosa merupakan bahan utama jaringan
sebelum diberikan terapi akupresur pada tubuh untuk menghasilkan ATP/Energi.
kelompok perlakuan sebesar Penyakit diabetes mellitus memiliki
258,88±90,49 mg/dL, dan kelompok hubungan erat dengan kadar gula dalam
kontrol 249,94 ±108,24 mg/dL. darah.
American DiabetesAssociation
Kadar gula darah responden (2016) menganjurkan pasien diabetes
kelompok intervensi dan kelompok mellitus agar mengkonsumsi jenis
kontrol sesudah pemberian terapi jus karbohidrat kompleks dan tinggi serat, hal
jambu biji merah tersebut dianjurkan karena bahan
makanan dari karboidrat kompleks dan
Tabel 6Kadar gula darah responden tinggi serat akan lambat diuraikan oleh
kelompok intervensi dan kelompok pencernaan maka dapat membantu
kontrol sesudah pemberian terapi jus menjaga kadar gula darah agar tetap
jambu biji merah normal. Selain hal tersebut, jenis
karbohidrat kompleks juga dapat
Kadar gula darah Kel, Kel. memberikan kalori yang lebih banyak dan
(mg/dL) intervensi Kontrol
rasa kenyang lebih lama.
Mean 229,86 227,86 Jambu biji merah yang
SD 23,64 15,89 mengandung serat tinggi ini dapat
Median 229,5 227,5 membantu mengurangi kadar kolesterol
Modus 243 208,5 dalam darah dan juga mencegah
187 204 terjadinya penebalan kolesterol dalam
Min
darah sehingga dapat tetap menjaga
8

kecairan darah dan menurunkan tekanan pengaruh jus jambu biji merah terhadap
darah. Kandungan kalori dalam buah kadar gula darah pada penderita diabetes
jambu biji per 100 gram sebesar 68kkal, melitus tipe II. pada kelompok kontrol
karbohidrat14,32g, gula8,92g dan hasil analisis uji statistik paired sample
serat5,4g. MenurutAmeliadan test diperoleh nilai p= 0,677 3 (p> 0,05)
Prayitno(2012),jambu biji merah yang artinya tidak ada perbedaan rata-
mengandung antioksidan berupa rata kadar gula darah pada penderita
flavonoid. Senyawa alkaloid dan diabetes melitus tipe II pada kelompok
flavonoid memiliki aktivitas menurunkan kontrol antara pre test dan post test.
kadar glukosa darah dengan Hasil ini kurang sesuai dengan
meningkatkan sekresi insulin dan pendapat Rukmana (2015), yang
meningkatkan sensitivitas sel terhadap menyatakan kandungan buah jambu biji
insulin. Penelitian Rosyida (2015) merah seperti senyawa flavonoid
menjelaskan pasien jantung korener memiliki aktivitas menurunkan kadar
diberikan jus jambu sebanyak 200 glukosa darah dengan meningkatkan
gram/100 ml selama 14 hari dapat sekresi insulin dan meningkatkan
menurunkan kadar kolesterol total dari sensitivitas sel terhadap insulin.
296 mg/dL menjadi 239,57mg/dL. Flavonoid juga merupakan antioksidan
PenelitianKurdanti, (2018) rata-rata kadar yang membantu menurunkan kadar
glukosa darah (HbA1c) penderita diabetes glukosa dalam darah. Senyawa ini dapat
mellitus Tipe II setelah melakukan terapi menyelimuti molekul karbohidrat
senam diabetes tiga kali dalam seminggu sehingga akan menghambat absorbsi dari
dengan durasi senam 30 menit dari karbohidrat tersebut dan dilepaskan secara
8,17±1,14% menurun menjadi perlahan-lahan. Selain terdapat senyawa
7,92±1,56%. flavonoid, buah jambu biji juga
mengandung senyawa 1-
Pengaruh Jus Jambu Biji Merah deoxynojirimycin (DNJ) yang dapat
terhadap Kadar Gula Darah pada menurunkan kadar glukosa darah dengan
Penderita Diabetes Melitus Tipe II cara menghambat absorpsi karbohidrat
dan menurunkan kadar glukosa darah
Tabel 7.Pengaruh pengaruh jus jambu biji postprandial (setelah makan). Hasil
merah terhadap kadar gula darah pada penelitian ini berbeda dengan Penelitian
penderita diabetes melitus tipe II Kumari (2016) menyebutkan pemberian
terapi jus jambu terhadap 45 pasien
Rata-rata
Kadar gula darah
diabetes melitus II selama 6 minggu
Kelompok (mg/dL) p-value terjadi penurunan kadar FPG, total
Pre test Post test cholesterol, triglycerides.
Intervensi 231,77 229,86 0,093 Beda Pengaruh Jus Jambu Biji Merah
Kontrol 227,95 227,68 0,701 terhadap Kadar Gula Darah pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe II
Berdasarkan tabel 7sebelum
pemberian terapi jus jambu biji merah Tabel 8. Uji Beda Pengaruh Jus Jambu
rata-rata kadar gula darah 231,77 mg/dL Biji Merah terhadap Kadar Gula Darah
dan setelah mengkonsumsi jus jambu pada Penderita Diabetes Melitus tipe II
rata-rata kadar gula darah menjadi 229,86
mg/dL atau masih diatas kadar gula garah
normal sebsar 200 mg/dL. Hasil analisis
uji statistik paired sample test pada
kelompok perlakuan diperoleh nilai p=
0,93 (p> 0,05) yang artinya tidak ada
Kadar gula Post test Mean p-value
darah(mg/d different
L)
Kel. 229,86 2,18 0,721
Intervensi
Kel. Kontrol 227,68
9

Berdasarkan tabel 8 data kadar mengaktifasi sekresi mediator kimia yaitu


gula darah responden saat post test pada leptin. Leptin ini bersifat merusak fungsi
kelompok kontrol rata-rata sebesar 229,86 reseptor insulin dan menurunkan jumlah
mg/dL, sementara pada kelompok kontrol reseptor insulin, selain itu leptin juga akan
rata-rata sebesar 227,68 mg/dL. terdapat mengurangi daya ikat reseptor insulin
selisih kadar kadar gula darah sebesar dengan hormon insulin itu sendiri.
2,18 mg/dL. Besarnya selisih kadar gula
darah antara kelompok intervensi dan KESIMPULAN
kelompok kontrol pada post test 1. Tidak ada pengaruh pengaruh jus
menujukkan bahwa pemberian jus jambu jambu biji merah terhadap kadar gula
biji merah terhadap kadar gula darah pada darah pada penderita diabetes melitus
penderita DM tipe II pada kelompok tipe II di Desa Mulur Kabupaten
intervesi tidak cukup kuat mempengaruhi Sukoharjo 2019 pada kelompok
penurunan kadar gula darah secara intervensi dengan p-value = 0,093.
signifikan dan ini dibuktikan dari hasil uji Tidak perbedaan rata-rata kadar gula
independent sample test diperoleh nilai p- darah pada penderita diabetes melitus
value = 0,721 (p>0,05). tipe II pada kelompok kontrol antara
Tidak adanya beda pengaruh pre test dan post test dengan p-value
pemberian jus jambu tanpa biji terhadap = 0,677.
penuruan kadar gula darah pada 2. Tidak ada beda pengaruh pengaruh
responden kelompok intervensi, dapat jus jambu biji merah terhadap kadar
disebabkan oleh beberapa faktor, gula darah pada penderita diabetes
diantaranya yaitu dikarenakan pada melitus tipe II pada kelompok
penelitian ini peneliti tidak dapat intervensi dengan kelompok kontrol
mengontrol pola makan pada responden di Desa Mulur Kabupaten Sukoharjo
selama 24 jam setelah minum jus jambu. 2019 dengan p-value = 0,677.
Selain faktor pola konsumsi makan,
ditinjau dari segi umur, responden sudah SARAN
termasuk dalam kategori usia menopause.
Menurut Lorber (2014) usia menopause Bagi peneliti lain diharapkan
mulai terjadi penurunan fisiologis dimana dapat mengembangkan penelitian ini
fungsi endokrin pankreas berguna dalam dengan waktu yang lebih lama lagi,
memproduksi insulin sehingga diharapkan didapatkan hasil
Faktor lain yang juga yang signifikan dan bagi peneliti
menyebabkan kurang berpengaruhnya selanjutnya diharapkan dapat
intervensi tersebut yaitu dikarenakan mengendalikan seluruh variabel
responden sebagai ibu rumah tangga pengganggu sehingga diharapkan
kurang dalam melakukan akvitas fisik didapatkan hasil yang signifikan.
yang cukup, meskipun melakukan
aktivitas di rumah, tetapi aktivitas tersebut DAFTAR PUSTAKA
masih belum mempunyai pengaruh
terhadap kadar gula darah. ADA (American Diabetes Association).
Fan (2017) mengemukakan 2016. Standards of Medical Care in
kekurangan gerak tubuh akan berdampak Diabetes 2016. Diabetes Care.
pada penurunan gerakan otot skelet. Otot Diakes 5 Februari 2019.
skelet yang tidak bergerak akan membuat
lemak tidak dapat diubah menjadi energi Afroz, A. (2019). Glycaemic Control for
sehingga timbunan lemak semakin tinggi People with Type 2 Diabetes
di dinding pembuluh darah dan otot Mellitus in Bangladesh - An Urgent
skelet. Penimbunan lemak dapat Need for Optimization of
10

Management Plan. Scientific Dalam Rumah Sakit Bina Sehat


Reports (2019) 9:10248. Diakses JEMBER. NurseLine Journal Vol.
tanggal 10 November 2019. 2 No. 1 Mei. p-ISSN 2540-7937 e-
ISSN 2541
Amelia, N dan Prayitno,S.B. (2012).
Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji Febiola D., (2018) Pengaruh Pemberian
(Psidium guajava) untuk Jus Tomat Terhadap Kadar Gula
Menginaktifkan Viral Nervous Darah Pada Klien Dengan Diabetes
Necrosis (VNN) Pada Ikan Kerapu Melitus Tipe 2 Di Puskesmas
Bebek (Epinephelus fuscoguttatus). Cempaka Banjarmasin. Dinamika
Journal Of Aquaculture Kesehatan, Vol. 9 No. 2 Desember.
Management and Technology Diakes 5 November 2019.
Volume 1, Nomor 1. Diakes 5
Februari 2019.
Fitriyani. (2012). Pengaruh Pemberian
Jus Jambu Biji Merah
Astawan, M. (2014). Jambu Biji, Buah
Menyehatkan. Teknologi Pangan Terhadap Kadar Glukosa
dan Gizi. Fakultas Teknologi Darah Pada Penderita Diabetes
Pertanian-IPB, Bogor. Melitus Tipe 2 Di Wilayah
Pengasih Kulon Progo
Betteng R (2014). Analisis Faktor Resiko Yogyakarta.
Penyebab Terjadinya Diabetes
Melitus Tipe 2 pada Wanita Usia Indariani, S. (2016). Uji Aktivitas
Produktif di Puskesmas Wawonasa. Antioksidan Ekstrak Daun Jambu
Jurnal e-Biomedik (EBM), volume Biji (Psidium guajava L).
2, nomor 2, Juli. Diakses tanggal 11 Indonesian Journal of Algricultural
November 2019. Sciences.ISSN: 0853-4217 Diakes
12 November 2019
Chivese, T (2019) Prevalence of type 2
diabetes mellitus in women of Jasmani. (2016). Pengaruh Pemberian
childbearing age in Africa during Jus Jambu Biji Merah
2000–2016: a systematic review Terhadap Kadar Glukosa
and meta-analysis. British Medical
Darah Dan Resistensi Insulin
journal. 024345. doi:10.1 Diakes 7
Pada Tikus Wistar Jantan
November 2019
Prediabetes. tesis. Universitas
Dewi, R., K. (2014).Diabetes bukan untuk Airlangga Surakarta.
ditakuti. Jakarta: F Media.
Jürgen, H. and Alexandra, K-Wr. (2019).
Sex and Gender Differences in
Fan, W. (2017). Epidemiology In
Prevention of Type 2 Diabetes.
Diabetes Mellitus And
Article Frontiers in Endocrinology,
Cardiovascular Disease. Journal
May Volume 9. Diakes 17
Cardiovascular endocrinology &
November 2019
Metatabolism.Vol 6 No 1. Diakes
17 November 2019
Kurdanti, W. (2018) Pengaruh Durasi
Senam Diabetes Pada Glukosa
Fahra, R. U(2017) Hubungan Peran
Darah Penderita Diabetes Mellitus
Perawat Sebagai Edukator dengan
Tipe II. Jurnal Gizi Klinik
Perawatan Diri Pasien Diabetes
Indonesia. Vol 15 No 2 - Oktober
Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit
11

(37-44) ISSN 1693-900X. Diakes Health. 85(1): 67, 1–7. Diakes 10


Diakes 15 November 2019 November 2019.
Kurniawaty, E. (2016) Faktor-Faktor yang Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif.
Berhubungan dengan Kejadian Yogyakarta: Nuhamedika.
Diabetes Melitus Tipe II. Majority |
Volume 5 | Nomor2 | April Diakes Susanto, T. (2013). Diabetes, Deteksi,
15 November 2019 Pencegahan, Pengobatan. Jakarta:
Buku Pintar ISBN.
Lingga L. (2012).Bebas diabetes tipe-2
tanpa obat. Jakarta: Argo Media
Pustaka

Lorber D. (2014). Importance of


Cardiovascular Disease Risk
Management in Patients with Type
2 Diabetes Mellitus. Dove Press.

Nabyl. (2012) Cara mudah mengatasi dan


mengobati diabetes melitus.
Yogyakarta: Aula Publisher.

National Instititues of Health Publication.


2014. www.diabetes.niddk.nih.gov.

Pangemanan D,(2014) Analisis Faktor


Resiko Penyebab Terjadinya
Diabetes Melitus Tipe 2 Pada
Wanita Usia Produktif
Dipuskesmas Wawonasa. Jurnal e-
Biomedik.Volume 2, Nomor 2, Juli
Diakes 15 November 2019

PERKENI. (2011). Konsensus


Pengendalian dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia.

Rosmilawanti. (2016).Metode Fitokimia.


Penuntun Cara Modern
Menganalisi Tumbuhan.
Terjemahan Kosasih Padmawinata
dan Iwang Soediro. Penerbit ITB.
Bandung.

Rukmana, R. (2015). Klasifikasi Jambu


Biji Merah. Kanisius : Yogyakarta.

Sharkia, R. (2019). Exploration of Risk


Factors for Type 2 Diabetes among
Arabs in Israel. Annals of Global

Anda mungkin juga menyukai