Anda di halaman 1dari 5

Peran dukungan

Penderita Diabetes Mellitus (DM) sering mengalami masalah psikologis yang berhubungan
langsung dengan beban dan kekhawatiran karena tuntutan penyakit. Diabetes
distress merupakan kekhawatiran pasien tentang manajemen diri, dukungan keluarga, beban
emosional dan akses keperawatan. Dukungan keluarga diperlukan dalam mengatasi
kekhawatiran dan beban emosional pasien diabetes mellitus. Tujuan: Menganalisis peran
dukungan keluarga terhadap penurunan tingkat diabetes distress pada pasien diabetes mellitus
tipe 2 di Puskesmas Kota Padang tahun 2019. 

https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1129

Hubungan self care


Indonesia merupakan daerah terbanyak nomor dua penderita diabets melitus di kawasan
Asia Tenggara dengan angka kejadian sebesar 9,116.03 kasus. Puskesmas Tigo Baleh
angka kunjungan penderita diabetes melitus pada tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu
sebesar 408 kunjungan. Pasien diabetes melitus rentan mengalami komplikasi yang
disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah. Peningkatan kadar gula darah dapat
dicegah dengan melakukan self care terdiri dari pengaturan diet, olah raga, terapi obat,
perawatan kaki, dan pemantauan gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya hubungan self care dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan terhadap 89 orang responden
dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner The Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) dan kuesioner The
Diabetes Quality of Life Brief Clinical Inventory. Hasil penelitian ini menggunakan uji product
moment (pearson correlation), diperoleh nilai r = 0.432. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah terdapat hubungan antara self care dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus di
wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh yang berbanding lurus dan memiliki tingkat korelasi
yang sedang. Terdapat faktor yang mempengaruhi korelasi dengan kualitas hidup.
Diharapkan agar pasien diabetes melitus dapat meningkatkan aktivitas self care sehingga
dapat menjalankan kehidupan secara normal
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=jurnal+diabetes&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p
%3D3rrIiPIyCQ0J

kontrol glikemik

ABSTRAK

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang memerlukan tindakan pengontrolan
glikemik yang berkesinambungan untuk menurunkan progresivitas berbagai komplikasi. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kontrol glikemik  pada penderita DM di wilayah kerja
Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. Penelitian menggunakan desain potong lintang, dan
penyajian data secara deskriptif. Sampel berjumlah 85 orang penderita DM   tipe 2 di Puskesmas
Jayabaru. Data karakteristik responden berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan serta lama
menderita DM didapatkan melalui wawancara, dan nilai HbA1c, gula darah puasa (GDP) dan gula
darah 2 jam PP (GD 2 Jam PP) didapatkan dengan pemeriksaan darah di laboratorium yang
terstandarisasi di Kota Banda Aceh. Pada hasil penelitian terlihat bahwa dari 85 penderita DM,
sebagian besar memiliki nilai glikemik yang tidak terkontrol. Penderita dengan nilai glikemik tidak
terkontrol sebagian besar perempuan, usia lanjut, pendidikan rendah , tidak bekerja dan lama
menderita DM selama 1-5 tahun. Untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, diperlukan  kontrol glikemik
secara rutin oleh penderitaABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease that requires
control measures glycemic continuous to decrease the progression of various complications. The
purpose of the study is find out how glycemic control in patients with DM in Puskesmas Jayabaru
Banda Aceh.. This is a cross sectional study with descriptive analysis. The samples are 85 patients
with type 2 diabetes mellitus from Puskesmas Jayabaru. Data on the characteristics of respondents
include age, sex, education, occupation, and long-suffering DM obtained through interviews, and
HbA1c values obtained by standardized laboratory tests in Banda Aceh. The results of the study it
appears that from 85 patients with DM, most have uncontrolled glycemic value. Patients with
uncontrolled glycemic values mostly women, elderly, low education, no work and long suffering from
diabetes for 1-5 years. Good glycemic control by routine to prevent further complications in diabetic
patients.

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/sel/article/view/6376

faktor faktor

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


Pengendalian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jongaya Kota Makassar
Muhammad Qasim, Yusran Haskas
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 12 (1), 69-74, 2018
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan metabolik yang diakibatkan adanya
kenaikan glukosa darah dalam tubuh/hiperglikema dimana tubuh tidak dapat menghasilkan
insulin yang berperan sebagai hormon pengatur gula darah sehingga tubuh tidak mampu
memproses glukosa yang beredar dalam darah dengan cara normal yang menyebabkan
kenaikan kadar gula darah. Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus setiap tahunnya
maka perlu dilakukan upaya pengendalian penyakit sedini mungkin untuk menghindari
terjadinya …

Lihat di ejournal.stikesnh.ac.id
 Dirujuk 4 kali
 Artikel terkait
 2 versi
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang terus meningkat prevalensinya di
seluruh dunia dan sebagian besar tergolong DM tipe 2. Peningkatan kasus DM tersebut
sebagai akibat perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Pada penelitian ini
diteliti hubungan antara obesitas, aktivitas fisik, merokok dan umur dengan kejadian DM tipe
2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain case control. Penelitian
ini adalah kasus-kontrol berpasangan berdasarkan jenis kelamin dan riwayat keluarga
dengan DM dimana kasus adalah pasien DM tipe 2 dan kontrol adalah pasien bukan DM.
Kasus dan kontrol dipilih dari pasien rawat jalan sebanyak 136 orang dengan perbandingan
1: 1. Data dikumpulkan dengan wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium. Analisis data menggunakan uji McNemar dan regresi logistik. Dari analisis
didapatkan obesitas dengan p= 0,001, umur dengan p= 0,001, merokok dengan p= 0,008
dan aktivitas olahraga dengan kejadian DM tipe 2, maka aktivitas olahraga dibagi menjadi
dua yaitu “cukup” jika responden melakukan olahraga≥ 3 kali seminggu selama 30 menit
dan “kurang”. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien dengan obesitas
umur dapat meningkatkan risiko DM Tipe 2. Oleh karena itu kejadian obesitas di masyarakat
perlu diturunkan dengan memperbaiki gaya hidup dan pola makan masyarakat.
https://scholar.google.co.id/scholar?
start=10&q=jurnal+diabetes+tipe+II&hl=id&as_sdt=0,5&as_vis=1#d=gs_qabs&u=%23p
%3Db6zhhx6cCngJ

Hubungan self
ABSTRAK Upaya yang sangat penting dilakukan oleh penderita diabetes mellitus adalah dengan
mengatur pola makan (diet), olahraga/aktifitas fisik, dan pengontrolan kadar gula darah secara rutin
hal ini dinamakan dengan self management.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self
management pasien diabetes mellitus tipe II dengan kadar gula darah di Poliklinik Endokrin Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Penelitian ini bersifat deksriptif analitik dengan
desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Kuota Sampling. Instrumen
penelitian adalah kuesioner, data dikumpulkan dengan cara wawancara dan observasidi Poliklinik
Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan Agustus 2015. Data
dianalisa secara univariat dan bivariat, dengan uji statistik chi-square test dengan tingkat
kepercayaan 0,05 (95%).Didapatkan bahwa self management pasien diabetes mellitus tipe II berada
pada kategori kurang baik , yaitu 13 responden (52%), sedangkan tingkat kadar gula darah (KGD)
sebagian besar berada pada kategori tidak normal, yaitu 13 responden (52%).Dari hasil uji statistik
diperoleh nilai 0,001 (<0,05), sehingga dapat  disimpulkan bahwa adahubungan self management
pasien diabetes mellitus tipe II dengan kadar gula darah di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. ABSTRACT The disease affected the woman more than the man. The
most important efforts to do by patient with diabetic were diet, exercise/physical activity, and control
the sugar blood level routinely. Those efforts were commonly called self- management.The aim of the
research was  to find out the correlation between self-management of patient with diabetic types II
with blood sugar level at Endokrin Polyclinic of dr. ZainoelAbidin General Hospital Banda Aceh.The
research was descriptive analytic with cross sectional design. The research samples were 32 patients
with diabetes mellitus type II chosen by quota sampling.

http://litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/83948
PERAN PERAWAT DALAM TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN

Konsultan

Perawat sebagai konsultan bagi klien yang mengalami luka ulkus diabetikus atau luka gangrene yang
di alami oleh penderita diabetes melitus, sehingga perawat dapat membantu memilih dan
menyarankan pengobatan dan penanganan yang terbaik terkait masalah yang dihadapi oleh klien

Edukator

Peran perawat sebagai edukator yaitu untuk memberikan edukasi yang terbaik dan mampu
meningkatkan pengetahuan bagi klien penderita luka ulkus diabetikus maupun keluarga klien.
Perawat juga bisa mengedukasikan tentang pencegahan, pengobatan, penyampaian tanda gejala
serta cara penanganan luka gangrene bagi klien penderita diabetes mellitus dengan tepat dan
efisien.

Kolaborator

Perawat bekerja sama dengan tim medis untuk mengobati penderita diabetes melitus, serta dengan
tim gizi guna membantu klien mengatur diit yang tepat agar kondisi tidak memburuk akibat dit yang
salah dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Sehingga perawat tidak bisa
menjalankan peranan ini bila tidak bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang terkait.

Care Giver

Seperti jasa yang mulai menjamur pada sekarang ini, Perawat mulai menyediakan jasa perawatan
luka yang banyak sekali dibutuhkan oleh klien, khususnya dengan ulkus diabetikus atau luka
gangren. Perawat dapat mengikuti seminar maupun pelatihan yang khusus memberikan pelatihan
perawatan luka yang tentunya sesuai dengan tren yang dipakai di era modern ini yang sangat
berguna untuk menangani dan merawat klien, yang pada akhirnya dapat mempercepat
penyembuhan klien. Hal ini juga dapat menghemat biaya, mempercepat waktu pemulihan klien dan
meningkatkan status kesehatan klien yang mengalami luka ulkus diabetikus atau luka gangren,
sehingga tidak terjadi infeksi atau kondisi yang lebih buruk pada luka ulkus diabetikus atau luka
gangrene. Penanganan ini dapat diberikan untuk semua klien, baik yang memiliki luka ringan,
sedang, maupun berat sekalipun dan ditangani oleh tenaga profesional.

CARA APLIKASI TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN

Seperti jasa yang mulai menjamur pada sekarang ini, Perawat mulai menyediakan jasa perawatan
luka yang banyak sekali dibutuhkan oleh klien, khususnya dengan ulkus diabetikus atau luka
gangren. Perawat dapat mengikuti seminar maupun pelatihan yang khusus memberikan pelatihan
perawatan luka yang tentunya sesuai dengan tren yang dipakai di era modern ini yang sangat
berguna untuk menangani dan merawat klien, yang pada akhirnya dapat mempercepat
penyembuhan klien. Hal ini juga dapat menghemat biaya, mempercepat waktu pemulihan klien dan
meningkatkan status kesehatan klien yang mengalami luka ulkus diabetikus atau luka gangren,
sehingga tidak terjadi infeksi atau kondisi yang lebih buruk pada luka ulkus diabetikus atau luka
gangrene. Penanganan ini dapat diberikan untuk semua klien, baik yang memiliki luka ringan,
sedang, maupun berat sekalipun dan ditangani oleh tenaga profesional.

Anda mungkin juga menyukai