R dengan Prioritas
Masalah Dekubitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Mirza Sani
132500135
Juni 2016
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan kasus ini yang
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program studi DIII
Keperawatan di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Adapun judul laporan
kasus ini adalah Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Prioritas masalah
Dekubitus di Rumah Sakit Pirngadi Medan. Dalam penulisan laporan kasus ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun
material, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
Mirza Sani
ii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................ i
Kata Pengantar...................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ................................................................................................... 3
Bab II Pengelolaan Kasus
2.1 Konsep Dekubitus ......................................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dekubitus
2.2.1 Pengkajian ............................................................................................ 8
2.2.2 Analisa Data ....................................................................................... 11
2.2.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 122
2.2.3 Perencanaan...................................................................................... 133
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus
2.3.1 Pengkajian .......................................................................................... 15
2.3.2 Analisa Data ....................................................................................... 24
2.3.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 25
2.3.4 Perencanaan Keperawatan ................................................................. 26
2.3.5 Implementasi Keperawatan ................................................................ 29
Bab III Kesimpulan Dan Saran
A.. Kesimpulan ............................................................................................ 31
B. Saran ....................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 33
LAMPIRAN
Catatan Perkembangan
iii
Universitas Sumatera Utara
Bab 1
Pendahuluan
1
Universitas Sumatera Utara
Ada tiga area intervensi keperawatan utama mencegah terjadinya
dekubitus yaitu: perawatan kulit yang meliputi higienis dan perawatan kulit
topikal, pencegahan mekanik dan pendukung untuk permukaan yang meliputi
pemberian posisi dan penggunaan tempat tidur serta kasur terapeutik, dan
pendidikan yang mempegaruhi pengetahuan perawat dalam pencegahan terjadinya
dekubitus (Potter & Perry, 2005).
Dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti di ruangan Kenanga 1 RSU
Pirngadi Medan, peneliti merasa hal ini penting untuk diteliti karena dari data
yang diperoleh oleh peneliti di lapangan masih banyak perawat yang mengabaikan
hal ini, karena biasanya dekubitus merupakan komplikasi dari penyakit utama
yang diderita pasien khususnya pasien-pasien imobilisasi. Perawat akhirnya lebih
fokus memberikan tindakan keperawatan pada diagnosa utama, akibatnya
perawatan dekubitus tersebut menjadi terabaikan. Berdasarkan latar belakang
diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti upaya perawat untuk mencegah
terjadinya luka dekubitus dalam persepsi pasien yang mengalami Close Fraktur
Tibia-Febula di ruangan Kenanga 1 RSU Pirngadi Medan.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada klien Ny. R dengan prioritas masalah Dekubitus
diruangan Kenanga 1 lantai IV RSU Pirngadi Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien Ny. R dengan prioritas
masalah Dekubitus, maka penulis mampu;
1. Melakukan pengkajian pada Ny. R dengan Dekubitus;
Dekubitus;
2
Universitas Sumatera Utara
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan;
6. Mendokumentasikan hasil pengkajian dan tindakan keperawatan yang
diberikan.
1.3. Manfaat
A. Pendidikan Keperawatan
Sebagai bukti bahwa asuhan keperawatan dengan masalah dekubitus
menjadi penting untuk menyelesaikan Program Studi D-III Keperawatan
B. Klien
Dapat memberikan pengetahuan kepada klien mengenai asuhan
keperawatan dengan masalah dekubitus.
C. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman kepada peneliti untuk melakukan asuhan
keperawatan Kerusakan Integritas Kulit khususnya dekubitus kepada
pasien Bedrest.
3
Universitas Sumatera Utara
Bab 2
Pengelolaan Kasus
Ulkus Tekan, nyeri tekan, ulkus dekubitus, dan luka baring adalah istilah
yang digunkan untuk menjelaskan gangguan integritas kulit yang berhubungan
dengan tekanan yang lama dan tidak diatasi. Dekubitus adalah kerusakan atau
kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai
mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus-menerus
sehingga mengakibtakan ganguan sirkulasi darah setempat (Hidayat, 2009).
Dekubitus berasal dari bahasa latin decumbree yang berarti merebahkan diri yang
didefenisikan sebagai suatu luka akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam
jangka waktu lebih dari 6 jam (Sabandar, 2008). Pasien yang mengalami
dekubitus sering ditemukan pada pasien dengan gangguan mobilisasi fisik dan
pasien yang tidak mampu merasakan nyeri.
Dekubitus bisa terjadi pada hari pertama pasien dirawat sampai dengan hari
kedua belas atau lebih pasien dirawat, hal ini tergantung dari kondisi penyakit
dan inter vensi pencegahan dekubitus yang diberikan (Morison, 2003). Ketika
pasien berbaring atau duduk maka berat badan berpindah pada penonjolan
tulang.Semakin lama tekanan diberikan, semakin besar resiko kerusakan
kulit.Tekanan menyebabkan penurunan suplai darah pada jaringan
sehingga terjadi iskemi. Apabila tekanan dilepaskan akan terdapat hiperemia
reaktif,atau peningkatan aliran darah yang tiba-tiba ke daerah tersebut.
Hiperemia reaktif merupakan suatu respons kompensasi dan hanya efektif
jika tekanan dikulit di hilangkan sebelum terjadi nekrosis atau kerusakan
(Potter & Perry, 2005).
4
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Penyebab Dekubitus
Penyebab dari luka dekubitus dapat dibedakan menjadi 2 faktor yaitu
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
A. Faktor Ekstrinsik
1. Tekanan
Faktor tekanan, terutama sekali bila tekanan tersebut terjadi dalam jangka
waktu lama yang menyebabkan jaringan mengalami iskemik
2. Pergesekan dan Pergeseran
Gaya gesekan adalah sebagai faktor yang menimbulkan luka Iskemik
Hal ini biasanya akan terjadi apabila pasien diatas tempat tidur kemudia
nsering merosot, dan kulit sering kali mengalami regangan tekanan
yang mengakibatkan terjadinya iskemik pada jaringan.
3. Kelembaban
Kondisi kulit pada pasien yang sering mengalami lembab dengan adanya
gesekan dan pergeseran, memudahkan kulit mengalami kerusakan.
Kelembaban ini dapat akibat dari incontinensia, drain luka, banyak keringat
dan lainnya
B. Faktor Intrinsik
1. Usia
Usia juga dapat mempengaruhi terjadinya luka dekubitus. Hal ini karena
pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas kulit diamana adanya penurunan
elastisitas, dan kurangnya sirkulasi pada dermis.
2. Temperatur
Kondisi tubuh yang mengalami peningkatan temperatur akan berpengaruh
pada temperatut jaringan. Setiap terjadi peningkatan metabolisme akan
menaikkan 1oC dalam temperatur jaringan. Dengan adanya peningkatan
temperatur ini akan beresiko terhadap iskemik jaringan. Hasil penelitian
didapatkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara peningkatan
temperatur tubuh dengan risiko terjadinya luka dekubitus.
5
Universitas Sumatera Utara
3. Nutrisi
Sebagian besar dari hasil penelitian mengatakan adanya hubungan yang
bermakna pada klien yang mengalami luka dekubitus dengan malnutrisi.
Individu dengan tingkat serum albumin yang rendah terkait dengan
perkembangan terjadinya luka dekubitus.(Morison, 2003)
6
Universitas Sumatera Utara
5. Gaya Gesek
Tekanan pada dua permukaan bergerak melintasi satu dan yang lainnya
seperti tekanan mekanik yang digunakan saat kulit ditarik melintasi
permukaan kasar seperti linen tempat tidur, disebut dengan friksi
(WOCN, 2003 dalam Potter & Perry , 2010).
6. Kelembapan.
Adanya kelembapan dan durasi kelembapan pada kulit meningkatkan
resiko pembentukan ulkus. Kelembapan mengurangi tahanan kulit pada
faktor fisik seperti tekanan dan gaya geser.
Derajat 1
Hiperemia yang memucat. Tekanan yang ringan dan singkat denga jari
pada tempat terjadinya eritema yang diakibatkan tekanan di atas kulit
dalam periode lama, dapat menyebabkan kulit menjadi pucat.
Derajat 2
Hiperemia yang tidak memucat. Eritema yang tidak hilang pada saat
dilakukan tekanan ringan dengan jari, mengindikasikan adanya beberapa
gangguan mikrosirkulasi.
Derajat 3
Ulserasi perkembangan melewati dermis. Ulserasi perkembangan
kebidang pemisah dengan jaringan subkutan.
Derajat 4
Ulkus meluas ke dalam lemak. Otot yang berada dibawahnya mengalami
pembengkakan dan inflamasi. Ulkus cenderung untuk menyebar kearah
lateral, sementara perkembangan ke bawah dihalangi oleh fasia profunda.
Derajat 5
nekrosis infektif menembus ke bawah menuju fasia profunda pada saat ini
destruksi muskulus terjadi dengan cepat. (Vaughans, 2013)
7
Universitas Sumatera Utara
2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian resiko luka dekubitus, diperlukan kejelian
dari pada perawat terhadap kondisi pasien dan mempertimbangkan
kemungkinan resiko yang dapat mengkontribusi terjadi dekubitus. Berikut
ini beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pengkajian terjadinya luka dekubitus.
8
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Skala Norton untuk penentuan resiko dekubitus
PENILAIAN 4 3 2 1
SKOR
TOTAL SKOR
Sumber (Morison, 2003)
9
Universitas Sumatera Utara
Pada pengkajian luka dekubitus hal-hal yang perlu dikaji adalah
tingkatan luka dekubitus, ukuran luka, eksudat, peradangan atau infeksi, nekrosis
jaringan dan granulasi. Hal ini penting dalam penentuan perawatan luka
dekubitus. Perawatan pasien menjadi sangat penting dimiliki oleh semua
perawatan yang ada dalam bangsal, dan rencana tindakan untuk pencegahan dan
penatalaksanaan dekubitus tersaji dalam 10 poin yaitu
10
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Analisa Data
11
Universitas Sumatera Utara
2 Data Subjektif : - Post Op. Gangguan
Klien mengatakan ”saya tidak ↓ Integritas Kulit
bisa bergerak dari tempat tidur
Bedrest Total
karena merasa nyeri dan pusing
bila duduk atau bergerak” ↓
Penekanan yang
Data Objektif : - lama pada kulit
Wajah klien terlihat lesu dan
meringis. Kulit dibagian ↓
sakrum dan tumit pasien Kurangnya Suplai
terlihat memerah. O2 dan nutrisi pada
daerah tertekan
↓
Gangguan
Integritas Kulit
12
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Perencanaan Keperawatan
13
Universitas Sumatera Utara
No No. Perencanaan keperawatan
Diagnosa
2 Gangguan Tujuan dan Kriteria hasil Gangguan Integritas kulit berhubungan
Integritas dengan keterbatasan mobilisasi
kulit Kriteria hasil :
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
2. Melaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri pada daerah
kulit yang mengalami gangguan
3. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya sedera berulang
4. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami
5. Status nutrisi adekuat
6. Sensasi dan warna kulit normal
14
Universitas Sumatera Utara
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
2.3.1 Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITIAS PASIEN
Nama : Ny.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 72 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Denai Gg. Terusan
Tanggal Masuk RS : 23 Mei 2016
No. Register : 66 30 99
Ruangan/kamar : Kenanga I
Golongan Darah : O
Tanggal Pengkajian : 1 Juni 2016
Tanggal Operasi : 25 Mei 2016
Diagnosa Medis : Close Fraktur Tibia - Fibula
15
Universitas Sumatera Utara
2. Hal-hal yang memperbaiki
Pasien mengatakan jika punggung terasa sakit dia akan memiringkan
tubuhnya.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien mengatakan sakit dan panas di sakrium saat banguntidur.
2. Bagaimana dilihat
Ketika sakit muncul wajah pasien terlihat meringis.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Pasien mengatakan sakit dan panas terasa disekitar sakrium dan
scium
2. Apakah menyebar
Hanya menyebar dibagian pinggang.
D. Severity
Pasien mengatakan sakit menggangu, dan tidak bisa tertidur.
E. Time
Panas dan kebas terasa saat bangun tidur. Khususnya dipagi hari.
16
Universitas Sumatera Utara
E. Alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.
F. Imunisasi
Tidak lengkap.
17
Universitas Sumatera Utara
B. Konsep Diri
1. Gambaran diri
pasien mengatakan tidak merasa malu akan penyakitnya.
2. Ideal diri
mengatakan ingin cepat sembuh.
3. Harga diri
pasien mengatakan yakin akan kesembuhannya.
4. Peran diri
pasien mengatakan ia adalah istri yang harus selalu berada disisi
suaminya juga anak-anaknya
5. Identitas
pasien mengatakan ia adalah seorang ibu.
C. Keadaan emosi
Stabil, ketika berbicara kooperatif.
D. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Keluarga dan orang tua.
2. Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan keluarga terjalin dengan harmonis.
3. Hubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan hubungan dengan tetangga atau orang yang
ada disekitarnya terjalin baik.
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada
E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan dia seorang muslim dan percaya dengan adanya
Allah SWT.
2. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan dia ikut pengajian yang ada didaerah tempat
tinggalnya dan sholat 5 waktu.
18
Universitas Sumatera Utara
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Pasien terlihat lemah, meringis ketika menahan panas dibagian scium.
B. Tanda-tanda vital
1. Suhu tubuh : 36,8ºC.
2. Tekanan darah : 120/80 mmhg.
3. Nadi : 86 x/mnt.
4. Pernafasan : 20 x/mnt.
Rambut
Wajah
Mata
19
Universitas Sumatera Utara
Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Bentuk simetris tidak ada
sekret yang keluar dari hidung dan posisi septum nasi berada
ditengah ( tidak ada kelainan).
2. Lubang hidung : Lengkap dan ada dua lobang hidung.
3. Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung/normal.
Telinga
Leher
Pemeriksaan integument
20
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan payudara dan ketiak
Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada benjolan.
2. Auskultasi
Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Palpasi
Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Perkusi
Tidak dilakukan pemeriksaan
21
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya
1. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra)
Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Anus (lubang anus, kelainan pada anus)
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan
otot, edema) :
Ekstremitas bawah khususnnya bagian fibula sinistra tampak
bengkak, dan tidak bisa digerakkan.
Pemeriksaan neurologi:
Tidak dilakukanpemeriksaan
Fungsi motorik :
Tidak dapat berjalan.
Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas
dingin, getaran) :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks (bisep, trisep, brachioradialis, patelar, tenson achiles,
plantar) :
Tidak dilakukan pemeriksaan
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI HARI
I. Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
b. Nafsu/selera makan : normal
c. Nyeri ulu hati : tidak ada
d. Alergi : Tidak ada alergi
e. Mual dan muntah : tidak ada
f. Waktu pemberian makan : pagi, siang, sore
g. Jumlah dan jenis makan : 1 porsi nasi biasa
h. Waktu pemberian cairan/minum :
Pasien minum sendiri ketika haus
22
Universitas Sumatera Utara
II. Perawatan diri/personal hygiene
a. Kebersihan tubuh : Klien mandi 2 kali/hari.
b. Kebersihan gigi dan mulut : Klien mempunyai gigi
berlubang dibagian depan.
c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Keluarga membantu
membersihkan kuku klien
III. Pola kegiatan/Aktivitas
a. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan dengan bantuan perawat dan keluarga. Pasien
melakukannya dengan bantuan orang lain, misalnya mandi,
makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan dengan bantuan
perawat dan keluarga
b. Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit
Selama dirawat pasien tetap melakukan shalat, walaupun shalat
berbaring ditempat tidur karena tidak bisa berdiri
IV. POLA ELEMINASI
1. BAB
A. Pola BAB : 1 kali/hari
B. Karakter feses : Kuning kecoklatan
C. Riwayat Pendarahan : Tidak Ada
2. BAK
A. Pola BAK : Klien tepasang selang kateter.
B. Karakter urine : Kuning kemerahan.
C. Kesulitan BAK : Tidak ada rasa nyeri.
V. MEKANISME KOPING
1. Adaptif
a. Bicara dengan orang lain
b. Mampu menyelesaikan masalah
c. Teknik relaksasi
d. Aktivitas konstruksi
e. Olah raga
2. Maladaptif : Tidak ada
23
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Analisa Data
24
Universitas Sumatera Utara
2 Data Subjektif : - Post Op. Gangguan Integritas
Klien mengatakan ”saya ↓ Kulit
tidak bisa bergerak dari
Bedrest Total
tempat tidur karena merasa
nyeri dan pusing bila duduk ↓
atau bergerak” Penekanan yang
lama pada kulit
Data Objektif : -
Wajah klien terlihat lesu ↓
dan meringis. Kulit dibagian Kurangnya Suplai
sakrum (12 cm) dan tumit O2 dan nutrisi pada
(9,20 cm) pasien terlihat daerah tertekan
memerah
↓
Gangguan
Integritas Kulit
25
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Perencanaan Keperawatan
Hari/Tangg No. Perencanaan keperawatan
al Diagnosa
26
Universitas Sumatera Utara
Instruksi pasien Meningkatkan aliran
untuk/bantu dalam rentang darah ke otot dan tulang
gerak pasien/aktif pada untuk meningkatkan tonus
ekstremitas yang sakit dan otot, mempertahankan
yang tak sakit. gerak sendi, mencegah
kontraktur/atrofi.
27
Universitas Sumatera Utara
Kamis 2 Tujuan dan Kriteria hasil Gangguan Integritas Kulit
02/07/2016 berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
Kriteria hasil :
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
2. Melaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri
pada daerah kulit yang mengalami gangguan
3. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan
kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
4. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit dan perawatan alami
5. Sensasi dan warna kulit normal
Intervensi Rasional
28
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Implementasi Keperawatan
Hari/Tanggal No. IMPLEMENTASI EVALUASI
Diagnosa
29
Universitas Sumatera Utara
P:
Tindakan keperawatan
dilanjutkan
Jumat 2 1. Memberikan anjuran S: Klien tampak
03/07/2016 kepada pasien untuk kooperatif saat diterapkan
menggunakan sarung beberapa tindakan
ataupun kain perawatan
2. Merapikan tempat tidur O :
pasien 1. Pasien sering
3. Membasuh kulit pasien memiringkan
dengan kain, untuk punggungnya, dibantu
menjaga kulit pasien agar oleh keluarga.
tetap kering 2. Tampak kulit didaerah
4. Memiringkan tubuh Sakrum masih
pasien setiap 2 jam sekali berwarna merah
5. Memberikan lotion pada 3. TD : 130/80
daerah yang terjadi 4. HR : 75x/i
dekubitus termasuk 5. RR : 28x/i
dibagian sakrum 6. T : 35 C
A : Masalah Belum
Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
30
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
3.1 Kesimpulan
Dekubitus adalah terjadinya kerusakan atau kematian kulit sampai
jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat
adanya penekanan pada suatu area secara terus-menerus sehingga mengakibatkan
gangguan sirkulasi darah setempat. Setalah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan pada pasien Ny. R dengan diagnosa medis Close Fraktur Tibia-
Fibula maka penulis mendapatkan pengalaman nyata tentang pemberian asuhan
keperawatan pada pasien tersebut. Data yang didapat saat pengkajian Rabu 1 Juni
2016 jam 10:00 WIB, pasien mulai masuk rumah sakit tanggal 28 mei 2014.
Pasien mengatakan merasakan panas di daerah punggung disertai gatal dan kulit
nampak memerah. TD 120/80 mmHg, RR : 22x/i, HR : 80 x/i. Pada kasus Ny. R
dengan diagnosa medis Close Fraktur Tibia-Fibula.
Maka muncul masalah keperawatan Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal ditandai dengan Klien
mengatakan sulit untuk bergerak khususnya pada daerah betis sebelah kiri, klien
tampak tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, semua
aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat, dan juga masalah keperawatan
luka dekubitus berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi ditandai dengan
warna kulit sakrum dan scium memerah, pasien gelisah, keadaan umum
lemah. Yang menjadi prioritas masalah dalam kasus ini adalah luka dekubitus.
Pada rencana tindakan keperawatan meliputi kriteria, tujuan, tindakan, rasional,
yang dalam penyusunan disesuaikan dengan teori dan memodifikasi tindakan
keperawatan melihat kondisi pasien dengan mengikut sertakan keluarga pasien.
31
Universitas Sumatera Utara
Rencana keperawatan dx. 2 yang telah dilaksanakan memantau seluruh keadaan
dengan baik, agar keefektifan pennyembuhan dapat berjalan lancar. Perawatn
menyarankan agar klien selalu merubah posisi setiap 2 jam. Klien dan keluarga
pasien juga diajarkan untuk membasuh kulit pasien khususnya didaerah sakrum
dan tumit agar tetap kering untuk mencegah terjadinya dekubitus. Tanda – tanda
vital klien dipantau selalu dalam melaksanakan tindakan keperawatan klien.
Dalam pelaksanaan keperawataan ini didapati bahwa skor yang dihasilkan dalam
pengukuran tingkat dekubitus adalah 10 yang berarti terjadi dekubits grade 1.
Karena semua perencaan dilaksanakan dengan baik dan klien merespon positif
juga kooperatif dengan tindakan keperawatan yang dilakukan seperti pasien yang
awalnya tidak mau bergerak atau merubah posisi, kini selalu merubah posisi
tidurnya setiap 2 jam sekali.
3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :
1. Bagi rumah sakit
- Diharapkan lebih mengutamakan perhatian pada masalah integritas
kulit
2. Bagi Perawat
- Diagnosa keperawatan yang ditegakkan hendaknya diberitahukan
kepada klien untuk mempermudah melaksanakan intervensi
keperawatan.
- Dalam merencanakan pemecahan masalah hendaknya klien dan
keluarga di ikutsertakan, sehingga terjalin kerja sama yang baik untuk
mempermudah pemecahan masalah
- Menilai tingkat kebersihan terhadap pemecahan masalah, diharapkan
kepada perawat untuk melakukan implementasi yang jelas direncakan
sesuai dengan prioritas masalah kesehatan klien, untuk mencapai hasil
yang maksimal sehingga masalah teratasi
3. Bagi klien dan keluarga
- Perlu memperhatikan mobilisasi klien agar klien dapat selalu bergerak
sehingga terhindar dari dekubitus
32
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Morison, M.J. (2003). Manajemen Luka. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC.
33
No Implementasi dan
. evaluasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx Keperawatan
Hari Pukul
/tangga
l
1 Rabu / 09.00 – 6. Meminta pasien S:
01/07/ 13.00 menggerakkan atau Klien mengatakan
2016 wib mengangkat kaki bagian sulit beraktivitas.
kiri dan melihat ekspresi O:
wajah pasien. 1. Tanda-tanda vital:
7. Memberikan pasien 2. TD : 130/80
waktu luang untuk 3. HR : 75x/i
menonton TV, membaca 4. RR : 28x/i
Koran dan mengobrol 5. T : 35 C
dengan keluarga dan 6. Tampak klien
teman beraktivitas
8. Mengajarkan pasien dengan bantuan
untuk melatih otot atau perawat
sendi pada jari-jari kaki 7. Tingkat
dan pergelangan kaki mobilisasi: 3
9. Membantu pasien saat 8. Kekuatan
ingin mandi dan bercukur ekstremitas atas
10. Melakukan program kanan 4, kiri 5
latihan dan Bekerjasama Kekuatan
dengan ahli terapi fisik ekstremitas bawah
agar mobilitas meningkat kanan 4, kiri 2.
9. Klien tampak
antusias
mempertahankan